Disusun oleh :
Siti Rahmi
120110110088
120110120006
120110120015
Fathiyah Nuramaliya
120110120018
BANDUNG
2015
DAFTAR ISI
LANDASAN TEORI............................................................................................................. 3
Laporan Arus Kas.............................................................................................................. 4
Relevansi Kas................................................................................................................ 4
Pelaporan Berdasarkan Aktivitas......................................................................................... 4
Menyusun Laporan Arus Kas............................................................................................. 4
Topik Khusus................................................................................................................ 5
Metode Langsung........................................................................................................... 5
Analisis Implikasi Arus Kas.................................................................................................. 6
Keterbatasan Pelaporan Arus Kas........................................................................................ 6
Interpretasi Arus Kas Dan Laba Bersih................................................................................. 6
BAB I
LANDASAN TEORI
Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode.
1.1.
a. Relevansi Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuit serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Analisis arus kas masuk
dan arus kas keluar perusahaan membantu kita dalam menilai likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan. Likuiditas merupakan
kedekatan aktiva dan kewajiban pada kas. Solvabilitas atau solvensi merupakan kemampuan untuk membayar kewajiban saat jatuh
tempo. Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap kesempatan dan kesulitan.
b. Pelaporan Berdasarkan Aktivitas
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaraan kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan.
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Aktivitas investasi merupakan cara untuk
memperoleh dan menghentikan aktivitas non kas. Aktivitas ini meliputi aktiva yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan.
Aktivitas pendanaan merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik dan mendapatkan dana untuk mendukung aktivitas bisnis.
c. Menyusun Laporan Arus Kas
Metode Tidak Langsung, laba bersih disesuaikan dengan pos penghasilan (beban) non kas dan dengan akrual, untuk
menghasilkan arus kas dari operasi. Metode ini sering digunakan dalam menyusun laporan arus kas.
Metode Langsung, metode ini menyesuiakan setiap pos laporan laba rugi untuk akrual terkait.
Laporan arus kas merupakan campuran antara laporan laba rugi dan neraca. Titik awal laporan arus kas adalah laba bersih yang
mula-mula disesuaikan untuk beban penyusutan dan amortisasi non kas. Penambahan beban penyusutan dan amortisasi tersebut tidak
meningkatkan arus kas operasi, melainkan hanya menghapuskan beban yang dikurangkan dalam perhitungan laba bersih.
e. Topik Khusus
Situasi khusus yang umumnya terjadi sehubungan dengan laporan arus kas dan surat hak beli saham (waran).
Dalam akuntansi metode ekuitas, investor mencatat bagian atas laba perusahaan investasi sebagai laba dan mencatat
dividen sebagai pengurang saldo investasi. Porsi laba yang tidak dibagi merupakan laba non-kas yang harus dieliminasi
dari laporan arus kas sehingga yang tersisa hanya porsi laba yang diterima tunai.
Yang dilaporkan pada laporan arus kas hanyalah perubahan pos neraca yang berasal dari transaksi kas. Perubahan nonkas dalam pos neraca dilaporkan dalam catatan atas laporan arus kas sebagai aktivitas investasi dan pendanaan non-kas.
Kas yang dibayarkan ke program pension dicatat sebagai pengurang kas dan kenaikan saldo investasi. Selisih antara
beban imbalan bersih dengan kas yang dibayarkan kepada program yang didanai, atau imbalan kas yang dibayarkan
langsung dari dana perusahaan, harus ditambahkan ke laba bersih untuk mengitung arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Sekuritisasi melibatkan pengalihan piutang kepada SPE yang membeli piutang tersebut dari hasil penjualan obligasi
kepada pasar modal. Banyak perusahaan yang melaporkan pengurangan piutang tersebut sebagai penambah arus kas
operasi karena piutang termasuk dalam asset lancar. Perusahaan lain melaporkan arus kas masuk tersebut sebagai aktivitas
pendanaan.
f.
Metode Langsung
Metode langsung ( atau metode arus kas masuk arus keluar) melaporkan penerimaan kas kotor dan pengeluaran kas kotor terkait
dengan operasi-pada dasarnya menyesuaikan setiap pos laporan laba rugi dari dasar akrula menjadi dasar kas. Metode ini menyajikan
tampilan yang lebih baik bagi analis untuk menilai jumlah kas masuk dan kas keluar yang merupakan pilihan bagi manajemen. Jika
perusahaan menggunakan metode langsung, perusahaan harus mengungkapkan rekonsiliasi anatara laba bersih dengan arus kas dari
operasi (metode tidak langsung) dalam skedul terpisah.
1.2.
Pengunaan metode langsung untuk laporan arus kas merupakan pendekatan yang lebih menyeluruh dan lebih bermanfaat dan
rekonsiliasi antara laba bersih dengan arus kas bersih dari operasi disajikan dalam sekdul terpisah.
Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos luar biasa atau operasi dalam penghentian.
Bunga dan deviden yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokan sebagai arus kas operasi.
Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi.
Pemindahan laba atau rugi penyualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak dari aktivitas operasi mendistorsi analis
aktivitas operasi dan aktivitas investasi.
b. Interpretasi Arus Kas Dan Laba Bersih
Arus kas dari operasi merupakan pandangan yang lebih luas atas aktivitas operasi dibandingkan dengan laba bersih. Arus kas dari
operasi meliputi seluruh aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba arus kas dari operasi bukan merupakan pengukuran
profitabilitas karena tidak mencakup biaya-biaya penting seperti pengunaan ativa tetap dalam aktivitas operasi maupun pendapatan.
1.3.
Karena kondisi perusahaan berbeda satu sama lain, sulit untuk merumuskan analisis arus kas standar. Namun demikian, terdapat
beberapa kesamaan. Analisis harus menetapkan sumber dan pengunaan kas masa lalu. Analisis ukuran sama atas pelaporan arus kas
membantu penilaian ini.
a. Kesimpulan Dari Analisis Arus Kas
Kesimpulan analisis arus kas meliputi dimana menajemen meletakan komitmen sumber dayanya, dimana manajemen mengurangi
investasi, dari mana kas tambahan dihasilkan, dan di mana klaim atas perusahaan dikurangi. Kesimpulan juga terkait dengan
penggunaan laba dan pilihan investasi arus kas.
Kesimpulan dari analisis arus kas meliputi penilaian kualitas laba. Satu faktor dalam kualitas laba adalah dampak perubahan
kondisi bisnis pada arus kas. Analisis laporan arus kas menyediakan pandangan tentang sumber yang mungkin atas kebutuhan kas
tersebut berikut dampak potensialnya termasuk dilusi laba per saham.
b. Pengukuran Arus Kas Alternatif
Pengguna laporan seringkali menggunakan ukuran kasar arus kas, yang didefinsikan sebagai laba bersih plus beban nonkas utama
umumnya penyusutan dan amortisasi, untuk menghapuskan pengaruh beban nonkas tersebut. Ukuran kasar ini tidak tepat untuk
beberapa elemen penting arus kas dan bukan pengganti arus kas yang andal. Namun memberikan manfaat yaitu telah disesuaikan
untuk pajak.
c. Perusahaan dan Kondisi Ekonomi
Sebuah neraca menjelaskan aktiva perusahaan pada satu titik waktu tertentu dan sumber pendanaan aktiva-aktiva tersebut. Laporan
laba rugi menggambarkan hasil operasi untuk satu periode. Laba meningkatkan aktiva termasuk kas dan aktiva nonkas. Beban
merupakan konsumsi atas aktiva. Dengan demikian laba bersih terkait dengan arus kas melalui penyesuaian pos-pos neraca.
Kondisi inflasi menambah kesulitan keuangan dan tantangan bagi perusahaan. Tantangan utama meliputi penggantian aktiva tetap
pada harga yang lebih tinggi dari beban penyusutan, meningkatnya investasi dalam piutang dan persediaan, dan kebijakan dividen
yang didasarkan pada laba yang tidak menyediakan biaya sumber daya yang digunakan dalam operasi
Turunan analitis laporan arus kas yang bermanfaat adalah perhitungan arus kas bebas. Salah satu ukuran arus kas bebas adalah:
Arus kas dari operasi
Pengeluaran modal bersih untuk mempertahankan kapasitas produksi.
Dividen saham preferen dan saham biasa (dengan asumsi kebijakan pembayaran dividen tunai)
Arus kas bebas
Arus kas bebas positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas bisnis setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi
yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas produksi pada tingkat sekarang. Pertumbuhan dan fleksibilitas keuangan
bergantung pada ketersediaan arus kas bebas.
e. Arus Kas Sebagai Validasi
Laporan arus kas digunakan untuk menilai kapasitas ekspansi perusahaan di masa depan, kebutuhan modalnya, dan sumber arus
kas masuknya. Laporan arus kas menyediakan petunjuk penting tentang
Laporan arus kas bermanfaat untuk mengidentifikasi hasil atau perkiraan operasi yang salah atau menyesatkan.
1.4.
Rasio Kecukupan Arus Kas (cash flow adequacy ratio) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari
operasi yang cukup untuk menutup pengeluaran modal, investasi dalam persediaan, dan dividen tunai. Rasio kecukupan arus kas
dihitung sebagai berikut.
Rasio Reinvestasi Kas(cash reinvestment ratio) merupakan ukuran atas presentase investasi dalam aktiva yang mencerminkan kas
operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk menganti aktiva dan menumbuhkan operasi. Rasio ini dapat
dihitung dengan
Aruskas operasiDividen
Aset tetap kotor+Investasi+ Aset lain+ Modalkerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Laporan arus kas, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.
Arus kas 2013 dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan masing masing sejumlah Rp.314 miliar, Rp.521 miliar, Rp268 miliar.
Dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah ini menunjukkan peningkatan aktivitas operasi sebesar Rp.125 miliar, peningkatan aktivitas
investasi sebesar Rp.91, serta peningkatan aktivitas pendanaan sebesar Rp. 39 miliar.
Total Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar Rp.101 miliar atau menurun sebesar 167,066% dibandingkan tahun 2012.
a. Relevansi Kas
Kas adalah asset yang paling lancar dan menunjukkan likuiditas dan fleksibilitas suatu perusahaan. Net cash flow merupakan
hasil akhir dari pengukuran profitabilitas. Kas bukanlah pendapatan, melainkan hasil akhir setelah perusahaan membayar kembali
pinjaman, mengganti equipment, mengembangkan fasilitas, dan pembayaran dividen. Analisis arus kas merupakan hal yang penting
karena dapat membantu penilaian atas liquidity, solvency, dan financial flexibility suatu perusahaan.
2013
2012
Net Income (Loss)
Operating Cash Flow
2011
2010
200,000,000,000
400,000,000,000
Financing Activities dan Investing Activities PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.
2013
2012
Investing
Financing
2011
2010
200,000,000,000
400,000,000,000
600,000,000,000
2.2.
350,000,000,000
300,000,000,000
250,000,000,000
200,000,000,000
Arus Kas Operasi
Laba Bersih
150,000,000,000
100,000,000,000
50,000,000,000
0
2013
2012
2011
2010
Grafik di atas menyajikan laporan arus kas operasi dan laba bersih secara berdampingan. Arus kas dari operasi sering
dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya. Beberapa pengguna laporan menganggap bahwa angka rasio kas dari
operasi dibandingkan dengan laba bersih yang lebih besar akan menunjukan kualitas laba yang lebih baik. Kesimpulan ini
diambil dari pemahaman bahwa kriteria pengakuan pendapatan menghasilkan laba bersih yang tinggi, tetapi arus kas rendah.
Hal tersebut terlihat dari laporan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk pada tahun 2010.
Tetapi pada tahun-tahun selanjutnya dapat dilihat bahwa arus kas operasinya lebih besar dari pada laba bersihnya. Hal ini di
sebabkan kenaikan pada beban operasi yang meningkat termasuk dalam pembayaran kepada pemasok dan kontraktor, karena
pada tahun 2011 dan 2012 perusahaan sedang melakukan ekspansi usaha. Dan untuk tahun 2013, disebabkan karena adanya
peningkatan penerimaan dari pelanggan dan penerimaan dari pendapatan bunga.
Arus kas dari operasi memiliki pandangan aktivitas operasi yang lebih luas dibandingkan dengan pendapatan bersih.
Arus kas dari operasi mencakup semua penerimaan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan. Pada PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk. penerimaan terkait dengan aktivitas perusahaan adalah penerimaan dari pelanggan dan penerimaan dari
pendapatan bunga.
Operating Cash
Flows
Sales
1.505.519.937.691
1.485.453.914.476
Cash collection
from
customers
Gain on sale of
asset
24.552.459.546
1.530.072.397.000
1.485.453.914.476
Total cash
collections
(806.917.558.963)
(468.224.933.707)
Payments to
suppliers
Operating
expenses
(488.675.578.783)
Depreciation and
amortization
(50.547.651.249)
Net Income
183.931.607.700
(448.357.684.534)
Payments for
expenses
568.871.295.800
Tabel di atas menunjukkan kombinasi kegunaan dari laporan arus kas dan laporan laba rugi. Sales pada income statement,
serupa dengan cash collection from customers pada laporan arus kas. Gain on sale of asset tidak terdapat pada laporan arus kas
aktivitas operasi, karena gain merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang merupakan selisih harga jual dengan
nilai buku.
Sales
1st Qtr
2nd Qtr
3rd Qtr
4th Qtr
Sales
1st Qtr
2nd Qtr
3rd Qtr
4th Qtr
Selama tahun 2010 2012, sumber kas utama adalah dari pelanggan, yaitu sebesar 83%, angka yang sangat signifikan apabila
dibandingkan dengan sumber penerimaan kas yang lainnya. Hal ini diakibatkan oleh kegiatan operasi utama PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk. adalah penjualan produk. Sumber penerimaan kas yang lain adalah pinjaman bank jangka panjang sebesar 10%, IPO
setelah dikurangi biaya penerbitan saham sebesar 6%, serta deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya dan pendapatan bunga
yang persentasenya sangat tidak signifikan.
Beban Operasional
Pajak Penghasilan
Royalti
Aset Tetap
Aset Takberwujud
Dividen
Beban Bunga
Selama tahun 2010 2012, pengeluaran kas terbesar adalah untuk pemasok dan kontraktor, yaitu sebesar 34%. Hal ini disebabkan
karena penegeluaran ini untuk membeli persediaan kebutuhan produksi. Selain itu, pada tahun 2010 2012 PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk. melakukan pengembangan sarana yaitu pabrik pabrik baru agar dapat menjangkau seluruh daerah di Indonesia,
sehingga perusahaan membayar kontraktor terkait aktivitas pengembangan sarana.
Pengeluaran terbesar selanjutnya yaitu untuk beban operasional, yaitu beban beban yang mendukung kegiatan operasional PT.
Nippon Indosari Corpindo Tbk. sebesar 25%. Beban ini meliputi beban penjualan dan beban administrasi umum. Pengeluaran untuk
asset tetap sebesar 23%, yaitu untuk membeli alat alat besar untuk proses produksi di PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Pengeluaran kas yang lain adalah untuk gaji dan imbalan kerja sebesar 6%, pembayaran pajak penghasilan sebesar 4%,
pinjaman bank jangka panjang sebesar 3%, royalty, asset tetap, dan pengeluaran pengeluaran lain yang memiliki persentase yang
tidak signifikan.
Total Arus kas masuk PT.Nippon Indosari corpindo tahun 2012 adalah sebesar Rp. 459.029.468.800 berasal dari operasi arus kas ,
utang jangka panjang, dan penjualan asset tetap.
314.587.624.896
(344.722.200.309)
( 37.285.218.800)
( 67.419.794.300)
Kesimpulan : Pada tahun 2013 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk mengalami penurunan pada arus kas. Dimana pengeluaran
modal nya lebih besar dibandingkan dengan penerimaan kas. Hal ini terjadi dikarenakan perusahaan banyak melalukan investasi
dalam bentuk membeli aset tetap (ekspansi).
Arus kas bebas menunjukkaan jumlah yang tersedia bagi aktivitas usaha setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang
diperlukan saat ini untuk mempertahankan kapastitas produksi pada tingkat sekarang. Arus kas bebas yang dihasilkan oleh PT. Nippon
Indosari Corpindo, Tbk sebesar (67.419.794.300), sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum dapat mempertahankan
kapasitas produksinya dari jumlah kas yang tersedia.
Rasiokecukupan aruskas=
651.698.015.300
957.888.864.600+20.217 .834.010+91.212.133.150
= 0,609451546
Hasil dari perhitungan rasio kecukupan arus kas pada PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk pada tahun 2011-2013 (dalam 3 tahun
pelaporan) sebesar 0,61 (dibulatkan). Hal ini menunjukkan bahwa sumber kas internal perusahaan tidak cukup mempertahankan
dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini.
Aruskas operasiDividen
Aset tetap kotor+Investasi+ Aset lain+Modal kerja
651.698.015.30091.212.133.150
2.130.865.372 .000+93.660.129.060+186.818.498.100
560.485.882.200
2.411.343 .999.000
= 0,232437131
= 23,24%
2) Tahun 2013
314.587.624 .89637.285.218.800
1.391.603093.000+265.492.793.340+43.683.614.100
277.302.406.000
1.700.779.501.000
= 0,163044301
= 16,30%
3) Tahun 2012
189,548,542,81328,983,133,261
1.045.530.808 .000+78.588.883.580+24.362.466.400
160.565.409.500
1.148.482.158.000
= 0,13980662
= 13,98%
4) Tahun 2011
147.561.847.76524,943,781,094
657.034.507.700+14.032.976.913+42.021.834 .800
122.618.066.600
713.089.319.400
= 0,171953306
= 17,19%
Rasio reinvestasi kas menyediakan pandangan atas jumlah kas yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk
mengganti dan menambah asset. Rasio reinvestasi kas PT Nippon Indosari Corpindo adalah 23,24% untuk periode tiga tahun terakhir.
Pada tahun 2012 menunjukan rasio yang lebih rendah dari satu tahun sebelum dan satu tahun sesudahnya. Hal ini karena adanya
peningkatan pada asset yang dimiliki perusahaan, hal ini dapat dilihat dari adanya kenaikan pengeluaran pada arus kas dari investasi.
KESIMPULAN
Dengan melakukan analisis arus kas perusahaan, dapat disimpulkan bahwa pada periode tiga
tahun terakhir perusahaan mengalami peningkatan pada arus kas operasinya hal tersebut paling
tinggi adalah peningkatan pada pembayaran kepada pemasok dan kontraktor, hal tersebut karena
pada dua tahun ke belakang perusahaan melakukan ekspansi usahanya sehingga banyak
melakukan pembuatan pabrik dan pembelian asset.
DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam, K.R , John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis tenth edition. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Palepu,K. G., V. Bernad, dan P. Healy.2000.Business Analysis and Valuation : Using Financial
Statement.South-Western.
http://hpcrates.blogspot.com/2012/05/analisis-arus-kas.html