GOVERNOR
Oleh:
NAMA
NIM
KELOMPOK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Fenomena Dasar
tentang Governor
Laporan ini merupakan bukti bahwa penulis telah mengikuti praktikum
Fenomena Dasar, adapun laporan ini berisikan tentang teori-teori dasar, alat dan
bahan, prosedur kerja, pembahasan dan kesimpulan dari praktikum Governor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah
memberikan motivasi sehingga laporan ini terselesaikan sesuai apa yang
diinginkan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin namun penulis juga mempunyai keterbatasan pengetahuan, sehingga
nantinya laporan ini ada kekurangan-kekurangan harap dimaklumi dan penulis
siap menerima saran yang bersifat membangun sehingga laporan ini nantinya bisa
menjadi lebih sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum gonernor ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui karakteristik pengatur kecepatan dengan membuat
grafik yang menyatakan hubungan antara kecepatan poros dengan posisi
sleeve untuk berbagai berat flyball.
b. Untuk dapat menentukan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dengan gaya
tekan pegas pada flyball.
c. Untuk dapat menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame pada
konstrusi governor.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakannya pratikum fenomena
dasar dengan judul governor ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui secara langusng prinsip kerja dari alat governor dan
dapat menggunakannya secara langsung
b. Dapat menerapkan prinsip kerja governor kedalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam bidang pemesinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
Governor adalah merupakan suatu alat pengatur kecepatan putaran pada
mesin penggerak mula. Fungsi dari governor adalah mengatur kecepatan putaran
poros keluaran pada mesin penggerak mula yang di pasang alat pengatur ini.
Sehingga bias diperoleh kecepatan putaran poros keluaran yang stabil, meskipun
beban yang di tanggung oleh mesin tersebut bervariasi dan berubah-ubah.
Governor bekerja berdasarkan perubahan besarnya gaya sentrifugal yang terjadi
karena adanya perubahan kecepatan putaran poros. Tanggapan dari governor ini di
teruskan ke suatu system lain yang mempengaruhi besarnya kecepatan putaran
dari mesin-mesin penggerak mula.
Gambar 2. 1 Governor
Dimana :
Fs = gaya sentrifugal (N)
m = massan flyball (kg)
r = jarak flyball ke sumbu poros utama (m)
= kecepatan putaran poros utama (rad/s)
Penggerak mula sering kali harus beroperasi pada putaran yang relatif
konstan walaupun daya yang harus dihasilkannya berfariasi. Untuk mencapai
kondisi operasi seperti yang diperlukan suatu alat yang disebut pengatur
(governor). Berdasarkan cara kerjanya pengaturan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pengaturan sentrifugal (centrifugal governor)
b. Pengaturan inersia (inersia governor)
Pengaturan sentrifugal bekerja berdasarkan gaya sentrifugal sedangkan
pengatur inersia bekerja berdasarkan momen inersia yang
timbul kerena
terjadinya percepatan sudut. Karena lebih rumit maka jenis pengatur inersia tidak
banyak digunakan walaupun reaksinya lebih cepat.
Jenis-jenis dari governor adalah sebagai berikut :
Governor Jenis Porter
Bentuk geometri dari governor jenis porter adalah seperti gambar
berikut :
0A +
Fc =
Fc =
Jika = K1 dan
Fc =
Fc = m.r.2
Fc = m.h.2
;
+ m.g
= *
n=
m.r.2 =
*
n=
+
+
0C + m.g.OD Fc BD = 0
Fc =
Fc =
Fc =
Jika
Fc =
n=
m.h.tan .2 =
=
n=
4. Compesanting Mechnism
Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian
kecepatan, dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep.
5. Fuel Control
Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukaan katup minyak
yang di supply ke mesin.
2. Diesel Engine
Dengan mesin beroperasi , minyak dari sistem pemberian minyak
mesin disediakan untuk persneling pompa yang terlihat pada gambar
diatas. Kenaikan persneling pompa tekanan minyak untuk nilai ditentukan
oleh klep.
Tekanan minyak diatur pada kedua piston penyangga dan tegangan
di dua bidang penyangga sama. Tekanan minyak yang sama pada sisi klep
pilot terus menyampaikan minyak ke klep lain . Demikian untuk sistim
hidrolis di keseimbangan, dan konstan tetap kecepatan mesin.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan selama pratikum adalah :
a. Seperangkat alat governor
Seperangkat alat governor ini digunakan untuk melakukan pratikum
nantinya.
c. Tachometer
Digunakan untuk mengukur nilai putaran poros (n)
Gambar 3. 3 Tachometer
d. Mistar
Mistar digubakan untuk mengukur pertambahan pangjang (tinggi sleeve )
yang terjadi saat putaran.
Gambar 3. 4 Mistar
e. Jangka
Jangka digunakan untuk mengukur pertambahan pangjang (tinggi sleeve )
yang terjadi saat putaran.
Gambar 3. 5 Jangka
3.3 Asumsi-Asumsi
a. Massa batang pada alat uji diabaikan.
b. Massa pegas pada alat uji diabaikan.
c. Kekakuan padapegas dianggap konstan.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Praktikum
Tabel 4. 1 Data Praktikum
4.2 Perhitungan
Mencari nilai kekakuan pegas
Massa = 0.976 kg
Panjang awal= 175 mm
Panjang akhir = 170 mm
1. Massa 0,089 kg
125v
150v
F= 1,915 x 20
F=1,915 x36
F= 38,3 N
F= 68.94 N
2. Massa 0,271 kg
125v
150v
F= 1,915 x 27
F= 1,915 x 49
F= 51,705 N
F= 93,835 N
3. Massa 0,976 kg
125v
150 v
F= 1,915 x 56
F= 1,915 x 87
F= 107,24 N
F= 166,605 N
1. Massa 0,089 kg
125 v
150v
r = 0,155 x sin 60
r = 0,134 m
r = 0,139 m
2. Massa 0,271 kg
125 v
150v
r = 0,136 m
r = 0,142 m
3. Massa 0,976 kg
125 v
150v
r = 0,143 m
r = 0,149 m
Mencari nilai
(rad/s)
1. Massa 0,089 kg
125 v
150v
2. Massa 0,271 kg
125 v
150v
3. Massa 0,976 kg
125 v
150v
150v
Fs = 0,089kg x 0,139m x(37,49)rad/s
= 17,39 N
2. Massa 0,271 kg
125 v
Fs = 0,271kg x 0,136m x(25,87)rad/s
= 24,67 N
150v
Fs = 0,271kg x 0,142m x (37,39)rad/s
= 53,8N
3. Massa 0,976 kg
125 v
Fs = 0,976kg x 0,143m x(26,91)rad/s
= 101,07 N
150v
Fs = 0,976kg x 0,149mx (37,28)rad/s
= 202,11N
4.3 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan
bahwa semakin besar massa yang digunakan akan menyebabkan semakin tinggi
juga gaya sentrifugal dan semakin besar juga tinggi sleeve terangkat. Hal ini
menunjukan bahwa massa mempunyai pengaruh yang besar tinggi sleeve,
kecepatan putar poros, gaya tekan pegas, gaya sentrifugal dan juga jarak flyball ke
sumbu utama.
Semakin besar massa yang diberikan, maka kecepatan putar poros juga
akan meningkat, hal ini menyebabkan tinggi sleeve juga akan bertambah.
Meningkatnya kecepatan poros juga menyebabkan gaya sentrifugal meningkat.
Hal ini disebabkan karena gaya sentrifugal berbanding lurus dengan kecepatan
putar poros. Kenaikan tinggi sleeve, menyebabkan jarakk antara flyball ke sumbu
poros utama semakin jauh, karena pertambahan tinggi sleeve diiringi oleh
perubahan sudut pada lengan governor. Pertambahan massa juga mempengaruhi
gaya tekan pegas, semakin besar gaya yang diberikan, maka gaya tekannya juga
bertambah besar.
Pada hasil dari pengujian terdapat perbedaan antara hasil percobaan (gaya
pegas) dengan hasil teoritis (gaya sentrifugal), sebagai contoh pada hasil
pengujian pada massa 0,089 kg diperoleh gaya tekan pegas sebesar 38,3 N
sedangkan secara teoritis diperoleh gaya sentrifugal sbesar 8,17 N. Perbedaan
yang sangat jauh ini disebabkan mungkin karena alat pengujian yang kurang
akurat dan presisi. Seperti salah satunya yaitu terdapat kekosongan jarak yang
cukkup besar antara pegas dengan landasannya sebelum pegas tersebut mendapat
beban putar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Perbedaan
hasil ini bisa juga disebabkan kesalahan pengukuran konstanta pegas untuk hasil
praktikum, karena sebelum percobaan dilakukan pengukuran untuk menghitung
besar konstanta pegas dan didapat hasil konstanta pegas yang berbeda untuk satu
benda. Selain itu dalam melakukan praktikum governor ini, kesalahan bisa juga
terjadi dalam proses pengukuran benda-benda praktikum disebabkan kondisi
ruangan yang tidak cukup terang, sehingga terjadi perbedaan antara hasil
praktikum dan hasil teoritis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan, yaitu :
Tinggi sleeve berbanding lurus dengan massa. Semakin besar massa,
maka tinggi sleeve akan bertambah.
Gaya tekan pegas berbanding lurus dengan tinggi sleeve yang
terangkat. Semakin besar tinggi sleeve, gaya tekan pegas akan semakin
besar.
Gaya sentrifugal berbanding lurus dengan massa dan kecepatan
rotasinya. Semakin besar massa dan kecepatan rotasinya, gaya
sentrifugalnya akan semakin tinggi pula.
Putaran poros (n) berbanding lurus dengan tinggi sleeve. Semakin besar
putaran poros, tinggi sleeve akan bertambah.
Semakin besar putaran poros, jarak flyball ke sumbu poros utama akan
bertambah.
5.2 Saran
Setelah pelaksaan praktikum ini ada beberapa hal yang dapat disarankan agar
dalam pelaksanaan praktikum berikutnya dapat berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil pengujian yang baik juga diantarnya yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Badri, muftil & Nazaruddin .2012. Panduan Pratikum Fenomena Dasar Mesin
Bidang Konstruksi Dan Perancangan. Pekanbaru
www.scribd.com/doc/37803025/governor-machine, 4 November 2010