Anda di halaman 1dari 3

Harviana Cahyani Widya

160110110136

Ketoconazole
Ketoconazole jarang digunakan karena sifat toksisitasnya dan kemampuan golongan
azoles yang lain. Ketoconazole merupakan oral antifungal agent pertama yang digunakan
sebagai perawatan untuk mikosis sistemik. (yagiella, 2011). Ketoconazole merupakan
kelompok imidazol yang digunakan secara sistemik. (singh, 2007). Spektrumnya mirip dengan
miconazole dan lebih aktif terhadap Coccidioides. Ketoconazole memiliki struktur
kimia seperti pada gambar berikut.

Gambar : Struktur kimia Ketoconazole.


(yagiella, 2011)

Mekanisme Kerja
Ketokonazol berinteraksi dengan C-14 -demetilase (enzim P-450 sitokrom) untuk
menghambat demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang merupakan sterol penting untuk
membran jamur. Penghambat ini mengganggu fungsi membran dan meningkatkan
permeabilitas.Hal ini perubahan sejumlah fungsi sel yang berhubungan dengan membran.
(yagiella, 2011)
Farmakokinetik
Diabsorpsi baik pada saluran gastrointestinal, ditunjang keadaan asam dalam
lambung.Obat yang meningkatkan pH gastrik, seperti antacids dan antihistamin H2, dapat
menurunkan absorpsi.Obat ini berikatan kuat dengan protein plasma.Obat ini tidak menembus
cairan serebrospinalis. Metabolisme yang ekstensif terjadi di hati.Ketoconazole diekskresikan
bersama empeduke lumen usus dan hanya sebagian kecil saja yang dikeluarkan bersama urin.
(yagiella, 2011)

Farmakodinamik
Menghambat sintesis dari sterols (e.g., ergosterol), merusak sel membrane dan menghasilkan
kehilangan dari bahan essential intraselular. Serta menghambat biosintesis dari triglyserida dan
fosfolipid serta menurunkan aktivitas enzim dari oxidative dan perixodative. Saat digunakan
untuk menghilangkan candida albicans, yaitu dengan menurunkan transformasi dari blastospora
sampai invasive mycelia form. (Delmar, 2000)
Indikasi
Candidiasis, chronic mucocutaneous candidiasis, candiduria, histoplasmosis, chromomycosis,
oral thrush, blastomycosis, coccidioidomycosis, paracoccidioidomycosis. Recalcitrant cutaneous
dermatophyte infections yang tidak bisa direspon oleh terapi yang lain. Ketokonazol bersifat
fungistatika atau fungisida tergantung dosis. Meskipun obat ini aktif terhadap jamur yang sama
dengan Amphotericin B, ketokonazol lebih berguna untuk pengobatan histoplasmosisdi paruparu, tulang, kulit, dan jaringan lunak. Ketokonazole efektif digunakan sebagai terapi oral
candidiasis dan faringeal kandidiasis pada pasien dengan AIDS yang berat. (Delmar, 2000)
Kontraindikasi
Kontraindikasi untuk penggunaan ketoconazole adalah pada penderita penyakit hati
yang akut atau kronik, memiliki hipersensitifitas terhadap ketoconazole serta untuk wanita
hamil.(Delmar, 2000)
Efek samping
Efek samping yang biasa sering terjadi adalah mual, muntah dan gejala umum cerna
lainnya. Efek lainnya seperti sakit kepala, nyeri epigastrik, perdarahan gusi, parestesi. Rash,
dan trombositopenia (Delmar, 2000)
Ketoconazole dapat menghambat sintesis testoteron dan estradiol yang merupakan awal
terjadinya ginekomastia dan ketidakteraturan menstruasi. (yagiella, 2011)
Interaksi Obat
Rifampisin dapat memperpendek masa kerja ketokonazol dan azol lainnya.Obat-obat
yang menurunkan keasaman lambung seperti antihistamin H2 dan antasida juga menurunkan
absorbsi obat ini.Ketoconazole menghambat metabolisme dari cyclosporine, phenytoin,
sulfonylureas, warfarin dan obat lainnya.Isoniazid meningkatkan metabolisme ketoconazole.
(yagiella, 2011)

Dosis dan Sediaan


Tidak boleh digunakan untuk anak dibawah umur 2 tahun. Dewasa Infeksi kulit, pengobatan
profilaksis : 1 tablet (200 mg)sekali sehari pada waktu makan. Kandidosis vagina: 2 tablet (400
mg) sekali sehari pada waktu makan.
Yagiela, John A, Dowd, Frank J and Neidle, Enid A (2004) Pharmacology andTherapeutics for
Dentistry, Mosby
Singh,S; Pharmacology for dentistry; New Age International; New Dehli (P) Ltd; 2007

Anda mungkin juga menyukai