Referat
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
oleh:
AULIYAA RAHMAH
1310019007
Pembimbing:
dr. Yetty Hutahaean, Sp. S
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................2
1.1.
Latar Belakang................................................................................2
1.2
Tujuan Penulisan..............................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................6
2.1
Definisi.........................................................................................6
2.2
Epidemiologi..................................................................................6
2.3
2.4
1.1.1
2.4.1 Etiologi............................................................................8
2.5
Patogenesis.....................................................................................8
2.6
2.7
Manifestasi Klinik..........................................................................11
2.8
Diagnosis.....................................................................................11
2.9
Pemeriksaan Penunjang...................................................................14
Penatalaksanaan.............................................................................15
2.12
Komplikasi...................................................................................16
2.13
Prognosis.....................................................................................16
2.14
Pencegahan..................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hernia Nucleus Pulposus Cervicalis (HNP Cervicalis) atau Cervical Disc
Herniation adalah rupturnya atau penonjolan (bulge) annulus fibrosus pada diskus
intervertebralis servikalis sehingga isi diskus atau nukleus pulposus keluar (herniasi) dan
menekan radix saraf pada foramina intervertebralis atau medula spinalis pada kanalis
vertebralis sehingga menyebabkan nyeri radikuler sepanjang daerah yang dipersarafi
oleh saraf yang terjepit tersebut (Jacob & Hoh, 2012).
2.2 Epidemiologi
Kejadian HNP servikalis merupakan kejadian HNP terbanyak kedua setelah HNP
lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi penderita HNP di Indonesia. Secara umum
kejadian HNP bertambah seiring dengan pertambahan usia, namun pada HNP servikalis
sekitar 60% penderita berada pada kelompok usia 30-40 tahun. Lebih sering terjadi
pada laki-laki dari pada perempuan yaitu sekitar 2:1.
2.3 Anatomi Vertebra Servikalis
Tulang belakang manusia (vertebra) merupakan salah satu struktur penopang
tubuh yang tersusun dari 33 ruas vertebra, yaitu: 7 ruas vertebra servikalis, 12 ruas
vertebra thorakalis, 5 ruas vertebra lumbalis, 5 ruas vertebra sakralis, dan 4 ruas
coccigeus yang saling menyatu
Tulang vertebra ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan tulang
rawan.
Bagian
anterior
columna
vertebralis
terdiri
dari
corpus
vertebra yang
dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus invertebralis dan
diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum longitudinalis posterior.
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis. Diskus ini
paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan
columna vertebralis, dan berfungsi sebagai bantalan sendi dan shock absorber agar columna
vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.
Diskus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage Plate),
nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nukleus pulposus,
memungkinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat mengjungkit ke depan dan ke
belakang di atas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis. Diskus
intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah bangunan yang
tidak peka nyeri. Stabilitas vertebra tergantung pada integritas korpus vertebra dan
diskus intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan
otot (aktif).
Gambar 2.4 Diskus Intervertebralis (terdiri dari Anulus Fibrosus dan Nucleus
Pulposus
2.4 Etiologi dan Faktor Predisposisi
1.1.1
2.4.1 Etiologi
a. Trauma
Biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Trauma pada vertebra
servikal dapat terjadi akibat adanya gerakan tiba-tiba pada daerah leher,
misalnya whiplash injury .(Nav, 2008).
b. Proses Degeneratif
Terjadi pada kelompok usia yang lebih tua. Proses degeneratif menyebabkan
perubahan komponen penyusun diskus intervertebralis menjadi lebih tidak elastis atau
kaku sehingga apabila mendapatkan beban yang berlebihan atau tiba-tiba
menyebabkan isi diskus keluar atau secara langsung menyebabkan trauma pada
vertebra servikalis ( Nav, 2008).
2.4.2 Faktor Resiko (Jacob & Hoh, 2012)
Faktor risiko yang dapat menyebabkan HNP servikalis diantaranya adalah
1) Genetik, individu dengan riwayat genetik kelainan vertebra (skoliosis,
spondilolistesis, dan ankylosing spondilitis) lebih mudah terjadi HNP.
2) Kebiasaan beraktivitas dengan posisi tubuh yang tidak tepat, misalnya
mengangkat beban berat dengan menopangkan pada kepala, dan lain-lain.
3) Pola hidup tidak sehat, misalnya merokok, alkohol, kurang gizi, kurang
olahraga, yang akan berakibat penurunan kualitas tubuh sehingga lebih
mudah terjadi kerusakan pada vertebra.
4) Vibrational Stress
5) Aging, kejadian HNP servikalis meningkat seiring dengan peningkatan usia.
2.5 Patogenesis
HNP servikalis terjadi akibat keluarnya komponen nukleus pulposus dari diskus
intervertebralis servikalis yang menekan radix saraf atau medula spinalis sehingga
menimbulkan iritasi pada saraf yang tertekan tersebut.(Dennis, 2012).
Herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi akibat perubahan penyusun komponenkomponen diskus intervertebralis, atau trauma. Diskus intervertebralis terdiri dari nukleus
pulposus yang tersusun dari komonel gel dan anulus fibrosus dengan kolagen sebagai
penyusunnya. Pada proses degeneratif komponen gel nukleus pulposus dan kolagen dari
anulus fibrosus lambat laun akan berkurang sehingga diskus intervertebralis yang
seharusnya elastis dan befungsi sebagai bantalan atau shock absorber menjadi kaku (Dennis,
2012).
Pada keadaan normal, apabila tubuh menerima beban, oleh gel nukleus pulposus
diskus intervertebralis beban tersebut akan disebarkan ke segala arah sehingga vertebra dan
tubuh tetap pada posisi seimbang dan tidak terjadi prolaps atau keluarnya nukleus pulposus
dari diskus. Namun pada keadaan degeneratif, kondisi nukleus pulposus yang tidak lagi
berupa gel tidak dapat menyebarkan beban ke segala arah, namun hanya arah tertentu saja,
sehingga nukleus pulposus akan menonjol ke arah tertentu saja, dan pada kondisi yang berat
dapat sampai menembus anulus fibrosus dan menimbulkan penekanan pada radix maupun
medula spinalis (Jacob & Hoh, 2012).
Pada kasus trauma, beban atau gerakan yang tiba-tiba akan menimbulkan efek kejut
bagi diskus intervertebralis, sehingga beban tidak dapat diterima secara imbang dan tidak
dapat disebarkan ke segala arah, atau trauma tersebut secara langsung merusak anulus
fibrosus sehingga dapat menyebabkan keluarnya nukleus pulposus (Jacob & Hoh, 2012).
atau
Sequestered
Disc,
telah
terjadi
ruptur
ligamen
2.7 Manifestasi
HNP servikalis
terjadi pada segmen
Klinik
paling
vertebra
sering
C5-
C6, C6-C7, dan C4-C5. Hal ini terjadi karena pada vertebra tersebut (C5-C6 dan C6C7) merupakan daerah yang paling banyak menerima beban diantara vertebra servikal yang
lain dan yang paling banyak mengalami pergerakan. Apabila terjadi herniasi pada C5-C6
maka radix yang tertekan adalah radix C6, sedangkan apabila terjadi herniasi pada C6-C7,
10
efek yang terjadi adalah gangguan pada radix C7, dan seterusnya (Rubinstein, et al.,
2007)
Pada umumnya herniasi terjadi pada salah satu sisi (unilateral). Gejala-gejala yang
dapat timbul pada HNP servikalis diantaranya adalah nyeri yang dapat bersifat tajam
maupun tumpul pada leher atau daerah bahu, yang dapat memberat dengan suatu gerakan
atau
perpindahan
posisi
leher.
Terjadi
menjalar dari lengan hingga jari-jari tangan. Jika penekanan sudah menimbulkan
pembengkakan radiks posterior bahkan kerusakan structural yang lebih hebat, maka gejala
yang timbul adalah hipestesia atau anesthesia radikular. Nyeri radikular yang bangkit akibat
dari lesi iritatif di radiks posterior tingkat cervical dinamakan brakhialgia karena nyeri
dirasakan sepanjang tangan (Rubinstein, et al., 2007).
Rasa tebal, kesemutan, hingga kelemahan dari bahu hingga jari-jari tangan.
Namun dapat juga herniasi terjadi dan menekan medula spinalis sehingga terjadi
gangguan bilateral, gangguan dapat berupa nyeri dan kelemahan pada kedua tangan dan kaki
(tetraplegi) (Rich & Vincent, 2012).
Beberapa gejala yang dapat muncul pada HNP servikalis adalah sesuai dengan
radix yang terkena, yaitu: (Rubinstein, et al., 2007)
a) C4-C5
(gangguan
pada
radix
C5),
terjadi
kelemahan
pada
muskulus
11
secara
obyektif
dan
untuk
menentukan
letak
herniasi
yang
terjadi.
12
d. Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan seksama dan membandingkan kedua sisi
untuk
menemukan
abnormalitas
motoris
yang
seringan
mungkin
dengan
pound.sebagai gaya traksi aksial. Tes ini positif jika saat kepala diangkat atau di
distraksikan, nyeri berkurang, dan hal ini menandakan tekanan pada radiks saraf
telah berkurang.
b. Manuver Valsava
Tes valsava umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya hernia diskus
intervertebralis. Tes valsava akan meningkatkan tekanan intrathecal. Untuk
melakukan
tes
ini,
pasien
diminta
untuk
menahan
napasnya,
dan
mnegeluarkannya dengan mengejan seperti saat buang air. Jika terdapat spaceoccupying lesion (SOL) pada kanalis servikalis, seperti herniasi diskus
intervertebralis atau tumor, pasien akan merasakan nyeri yang menjalar sesuai
dermatomnya.
c. Upper Limb Tension Test (ULTT)
Pasien berbaring, dan pemeriksa menggerakan ekstremitas atas: 1) Scapular
Depression; 2) Abduksi bahu; 3) supinasi lengan bawah; 4) Rotasi eksternal bahu;
5) Ekstensi sendi siku; 6) Fleksi lateral servikal kontralateral; dan 7) Ekstensi
lateral servikal ipsilateral.
d. Sperlings Manuver
Tes tekanan foramina spurling bisa mendiagnosa adanya radikulopati
servikal. Te ini dilakukan dengan melenturkan kepala ke depan dan pada satu
sisi, sedangkan tekanan diarahkan ke bawah dri arah puncak kepala. Jika
ditemukankeadaan mati rasa atau nyeri yang meningkat, maka ada
kemungkinan mengalami radikulopati servikal.
13
2.9
posisi
AP (anteroposterior),
Lateral,
dan
Obliq.
Pemeriksaan
penunjang awal yang dapat dilakukan untuk melihat adanya penyempitan diskus
intervertebralis dan foramina intervertebralis pada HNP.
2. Computed Tomography Scan (CT Scan), dapat menunjukkan struktur tulang
dan soft tissue vertebra, namun masih belum dapat menunjukkan dengan jelas
proses herniasi.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI), merupakan gold standart pemeriksaan
untuk HNP. Karena dapat menunjukkan lebih jelas keadaan soft tissue
daripada CT Scan, sehingga gambaran herniasi diskus dapat terlihat jelas.
4. Myelography, merupakan suatu pemeriksaan X-ray dengan kontras yang
dapat menunjukkan adanya stuktur yang menekan radix dan medula spinalis
seperti HNP, tumor, ataupun spur.
5. Electromyografi dan tes konduksi saraf, dapat digunakan untuk mendeteksi radiks
saraf yang terlibat dengan lebih jelas.
2.10 Diagnosis Banding
Diagnosis banding HNP servikalis diantaranya adalah: (Back Pain & Spine Physician,
2012)
a)
Spondilosis Servikalis, yaitu penyakit yang menyerang usia pertengahan dan usia
lanjut, dimana diskus dan tulang belakang di leher mengalami kemunduran
b)
(degenerasi)
Spondilolistesis, merupakan salah satu bentuk kelainan tulang belakang
(vertebra) dimana salah satu atau beberapa segmen vertebra berada lebig
c)
d)
e)
f)
2.11
Penatalaksanaan
Prinsip terapi pada kasus HNP adalah meredakan nyeri, mengembalikan fungsi
14
atau kombinasi keduanya. Pemilihan terapi dilakukan berdasarkan gejala dan stadium
HNP yang terjadi (Rich & Vincent, 2012).
1. Non-Surgical Treatment (Konservatif)
Tatalaksana non bedah terbagi menjadi 2, yakni:
a. Non-Farmakologis, antara lain:
- Cervical collar/bracing
- Rehabilitasi fisik (traksi dan exercise)
- Bed Rest
- Ice and Heat Therapy
b. Farmakologis, antara lain:
- Antiinflamasi (NSID, steroid injeksi)
- Analgesik
- Muscle Relaxan
2. Surgical Treatment (Dennis, 2012)
a. Discectomy (Anterior Cervical Discectomy and Fusion)/ACDF
Yaitu membuka dan membuang diskus intervertebralis yang terjadi herniasi
dari arah anterior servikal, kemudian tempat yang kosong tersebut dapat
dilakukan
bone
grafting
dan
selanjutnya
dilakukan
platting
untuk
15
Komplikasi
Komplikasi pada kasus HNP servikalis dapat terjadi apabila tidak diterapi dengan
baik dan tuntas. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah gangguang saraf
permanen, nyeri kronik, paralisis, dan gangguan postur tubuh yang permanen (Rich &
Vincent, 2012).
2.13
Prognosis
Prognosis dari HNP servikalis bergantung pada keadaan masing-masing penderita,
stadium yang terjadi, terapi yang dilakukan, serta faktor penyebab. Semakin ringan stadium,
dan dini serta tepat terapinya, prognosis semakin bagus dan angka kekambuhan menurun.
Begitu juga sebaliknya (Rubisnstein, et al. 2007)
2.14
Pencegahan
Terjadinya HNP servikalis dapat dicegah dengan cara merubah faktor risiko yang
dapat dirubah, seperti pola hidup yang sehat, kebiasaan yang baik untuk kesehatan tulang
belakang, seperti tidak membebani kepala dengan beban berat, dan menghindari trauma
leher (Rubisnstein, et al. 2007).
16
DAFTAR PUSTAKA
Back Pain & Spine Physicians. 2012. Explaining Spinal Disorders: Cervical Disc
Herniation. Colorado Comprehensive Spine Institute. Colorado. www.spineinstitute.com
Gill Nav B.Sc, DC. 2008. The Causes of Severe Neck Pain Resulting from Cervical
Radiculopathy. www.neckpainsupport.com
Jacob, patrick & Hoh, Daniel. 2012. Cervical Herniated Disc. Departemen of neurosugery
university
of
florida.
http://neurosurgery.ufl.edu/patient-care/diseases-
conditions/cervical-herniated-disc/
Ogiela Dennis. 2012. A service of the US National Library of Medicine From the national
Institutes of Health. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000442.htm
Rubisnstein, et al. 2007. a systematic review of the diagnostic accuracy of proocative tests of
the neck for diagnosing cervical radiculopathy. European Spine Journal.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2200707/
Sasso Rich C, MD; Traynelis Vincent, MD. 2012. Cervical Herniated Disc or Rupture
Disc: From Diagnosis to Treatments. www.spine-universe.com
17