Anda di halaman 1dari 3

Secara psikologis, menangis mampu membuat perasaan menjadi lebih baik, nyaman, d

an tenang karena tangisan dapat membantu menyingkirkan kimiawi stres dalam tubuh
. Berkaitan dengan ini, ada 4 manfaat menangis.
1. Meningkatkan mood
Menangis bisa menurunkan tingkat depresi seseorang. Dengan menangis, mood akan
terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena luapan per
asaan atau emosi mengandung 24% protein albumin yang bermanfaat dalam mengatur k
embali sistem metabolisme tubuh. Air mata tipe ini jelas lebih baik dibanding ai
r mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
2. Mengurangi stress
Penelitian menyatakan bahwa air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yan
g terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.
3. Melegakan perasaan
Sepertinya, setiap orang merasakan hal ini setelah menangis. Setelah menangis, b
erbagai masalah dan cobaan yang mendera, kekesalan dan amarah yang menyesak, se
rta goresan sakit hati biasanya berkurang dan muncullah perasaan lega.
Perasaan lega yang dialami seseorang setelah menangis muncul karena sistem limbi
k, otak dan jantung menjadi lancar. Karena itu, keluarkanlah masalah di pikiran
dengan menangis, jangan dipendam karena bisa menjadi tangisan yang meledak-ledak
. Malu menagis sesak di dada, tertahan menjadi ganjalan perasaan yang sewaktu-wa
ktu bisa memporakporandakan pertahanan jiwa, rasa bahkan raga.
4. Menjadi penghalang agresivitas
Orang yang sedang memuncak tingkat emosinya, meletup amarahnya biasanya akan ber
laku dan bersikap lebih agresif bahkan bisa berdampak destruktif. Emosi yang dil
uapkan dengan menangis mampu menjadi penghalang agresivitas. Seperti yang diungk
apkan Oren Hasson, seorang ilmuwan dari Univesitas Tel Aviv, Israel, bahwa denga
n air mata, seseorang sebenarnya tengah menurunkan mekanisme pertahanan dirinya
dan memberikan simbol dirinya tengah menyerah.
Pernyataan Orren Hasson mengenai turunnya agresivitas seseorang dengan menagis b
isa memberikan sebuah kausalitas terhadap keberadaan dan hubungan seseorang seca
ra sosial. Menangis bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya
seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya kepada teman-temannya atau s
eseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan juga bersosialisasi. Dengan demikian, hubungan sosial bisa men
jadi lebih dekat, sehingga mampu memupuk persahabatan yang lebih langgeng. Dalam
hubungan kelompok seperti persahabatan atau pertemanan, menangis bisa dianggap
sebagai bentuk keterpaduan antara satu dengan lainnya. Bahkan ada beberapa kasus
yang mengidentifikasikan bahwa menangis bisa menimbulkan empati seorang musuh u
ntuk tidak menyerang lawannya. Air mata bisa menjadi senjata yang meluruhkan ama
rah dan kebencian bahkan mungkin peperangan (tentunya bukan air mata buaya!). Ka
rena alasan inilah maka banyak jiwa yang luluh karena tangisan, tersentuh, tergu
gah bahkan terbelenggu tangisan seseorang..
Meski demikian, menangis tidak akan selalu manjur dalam beberapa kondisi. Oleh s
ebab itu dalam beberapa kesempatan menangis justru tak dapat memberikan dampak s
eperti yang diperkirakan. Bahkan sebaiknya dihindari. Dalam bekerja misalnya, ak
tifitas menangis bahkan sebaiknya tak perlu ditampakkan. Mungkin dalam bekerja m
enangis justru akan ditanggapi sebagai bentuk kelemahan dan sifat menyerah yang
sangat dijauhi dalam dunia kerja. Tapi mungkin tak berlaku untuk profesi yang me
nuntut empati
Dari segi medis, kegiatan mengundang dan mencurahkan air mata ini memiliki beber
apa manfaat untuk kesehatan, khususnya mata. Manfaat tersebut sebagaimana dikuti
f dari Beliefnet di antaranya :
1. Membantu penglihatan. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidras
i pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2. Membunuh bakteri. Air mata berfungsi sebagai antibakteri alami. Tanpa obat
tetes mata, sebenarnya mata sudah mempunyai proteksi sendiri. Di dalam air mata
terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95
% bakteri yang tertinggal hanya dalam 5 menit. Misalnya, bakteri yang terserap
dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin, serta tempat-tempat yang mengan
dung bakteri.
3. Mengeluarkan racun. William Frey, seorang ahli biokimia yang telah melakuk
an beberapa studi tentang air mata menyatakan bahwa air mata yang keluar saat me
nangis karena faktor emosional ternyata mengandung racun. Jadi, keluarnya air ma
ta yang beracun itu menandakan bahwa racun dari dalam tubuh terbawa dan dikeluar
kan melalui mata.
4. Membantu melawan penyakit. Selain menurunkan level stres, air mata juga me
mbantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan dara
h tinggi. Bagaimanapun, perasaan tertekan dan tersakiti bisa membuat seseorang s
tres. Endapan stres yang terpendam dengan menahan tangisan inilah yang sering me
nimbulkan gejala tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya yang dipicu oleh stre
s.
Menangis tak selalu identik dengan sosok perempuan. Setiap raga yang memiliki ji
wa pasti pernah menangis, setidaknya menangis dalam hati, menangis ketika masih
bayi, dan menangis di hadapan Tuhan. Tangisan tidak selalu berarti kerapuhan, ke
cengengan atau kelemahan seseorang. Jika tangisan bisa melemahkan seseorang, tan
gisan pun bisa menguatkan ketegaran seseorang untuk berjuang. Dalam kepasrahan y
ang dalam, tangisan mampu mengembalikan kesadaran seseorang kan fitrahnya sebaga
i manusia dan hamba Yang Maha Sempurna, sehingga tangisan mampu melarutkan sebua
h jiwa dalam doa yang khusyuk, taubat yang sesungguhnya hingga totalitas penyera
han diri kepada Tuhan.. Ini yang disebut tangisan spiritual.Tangisan ini yang se
nantiasa dicurahkan oleh para Utusan Tuhan serta kaum yang beriman. Menjadi peng
antar kesadaran akan ketidakberdayaan, kelemahan dan kelalaian dalam menghamba.
Menjadi penutur sujud, penyerahan dan kepasrahan dalam taubat demi mengharap maa
f Yang Maha Pemaaf..Ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi secara terpisah mere
ka menangis. Tangis taubat sepasang insan ini merupakan refleksi kesadaran dan r
ealisasi sesal atas dosa yang telah mereka lakukan. Robbana Ya Robbana dzolamna
anfusana waillam tagfir lana watarhamna lana kunanna minal khosirin. Mereka pun
kembali menangis saat dipertemukan dan dipersatukan kembali oleh Yang Maha Peng
ampun untuk melahirkan generasi manusia. Tangis bahagia mereka menjadi ungkapan
rasa syukur atas kebesaran-Nya.
Kita sering menangis ketika hati terluka, curhat__mengadukan sejuta masalah, mem
inta selaksa kemudahan, memohon segudang rezeki dalam hidup kita atau sekedar me
nyatakan ketidakmampuan menghadapi cobaan hidup kepada Yang Maha Hiidup. Setelah
mengadukan semua kepada-Nya, ada setitik tenang dalam hati, setetes spirit untu
k kembali memberdayakan ikhtiar hidup di atas keyakinan akan pertolongan-Nya. Do
a, dzikir dan air mata mampu menutrisi hati untuk kembali menafaskan-Nya. Di san
alah fitrah itu berkarya, menumbuhkan rasa sakit, menyisipkan luka dan kecewa, m
emekarkan kebahagiaan, dalam sebuah tangisan yang bermakna agar kita menyadari e
ksistensi dan kekuasaan Yang Maha Kuasa. Karena itu, menangis yang utama ialah m
enangis karena dosa, dan tangis yang sempurna adalah tangisan demi Yang Maha Cin
ta.
Tuhan tidak pernah menghakimi makhluk-Nya. Segala derita dan kemelut masalah buk
an karena kehendak dan takdir semata, melainkan karena perbuatan kita sendiri. M
aka, jangan menghakimi sebuah tangisan dan bijaklah menghadapi tangisan karena k
ita tak pernah benar-benar tahu dalamnya rasa hati seseorang. Biarkan menangis.
Jika tak mampu meredakan, diamlah. Bila tak ingin menyaksikan, tinggalkan sejena
k hingga ia menemukan ruang yang tenang. Mungkin ia butuh waktu untuk meluapkan
perasaan. Mungkin juga butuh jeda untuk berdamai dengan perasaan dan kenyataan h
ingga ia mampu untuk mengungkapkan alasan (karena manusia senantiasa mempertanya
kan alasan). Itulah bentuk apresiasi atas tangisan, tak perlu selalu dengan kata
-kata karena di suatu keadaan sikap dan perlakuan lebih menunjukkan pengertian d
an penghargaan. Hidup dan para pemeran cerita kehidupan butuh apresiasi karena d
engan mengapresiasi kehidupan kita akan menemukan makna hidup. Memberi apresiasi
yang pantas untuk sebuah tangisan pun merupakan wujud memahami dan mengerti hat
i orang-orang yang kita cintai.
Menangislah, tapi jangan menangisi untuk mempertanyakan keadilan Tuhan dalam eks
presi ratapan, serta reaksi ketidakyakinan atas kebesaran Yang Maha Besar. Denga
n atau tanpa air mata, tangis tetaplah tangis yang mengekspresikan perasaan atas
kenyataan, atas keadaan

Anda mungkin juga menyukai