BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir
semua
suku-bangsa
yang
berada
dalam
lingkup
bahasa Austric tidak memiliki aksara, termasuk juga bahasa daerah Tolaki.
Ketiadaan aksara, menghilangkan juga banyak memori dimasa lalu seperti
silsilah, sistem adat dari waktu ke waktu, sistem religi, kesenian, cerita-cerita
rakyat, perayaan-perayaan, dan terutama sekali sejarah bangsa.
Kehilangan banyak hal tersebut menghasilkan krisis identitas pada
generasi-generasi yang lebih baru. Kebiasaan penggunaan bahasa
Indonesia oleh orang-orang tua kepada anak-anaknya menyebabkan
hilangnya salah satu bentuk identitas yang mudah dikenali selain kerugian
dari
segi
kelangsungan
salah
satu
bahasa
dan
kemungkinan
pengembangannya. Sistem religi yang dianut oleh masyarakat yang dalam
prosesnya menghilangkan jejak kepercayaan masa lalu serta semua
ritualnya ke dalam samudera takhayul tanpa pernah dibuatkan catatan
tertulis sebagai inventaris kebudayaan dan sejarah bangsa ikut
memperparah proses tersebut.[1] Pada akhirnya bahasa daerah semakin
terkikis dan terjadilah krisis identitas.
Generasi tua suku Tolaki melakukan beberapa langkah antisipatif agar
adat suku Tolaki tetap terjaga kelestariannya. Salah satunya dengan
mendirikan komunitas Saya Cinta Bahasa Tolaki yang diproyeksikan untuk
menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian putra dan putri daerah terhadap
suku Tolaki. Namun, usaha tersebut harus berbenturan dengan proses
modernisasi yang selama beberapa tahun belakangan ini masuk ke dalam
kehidupan masyarakat kota Kendari. Modernisasi perlahan mengikis
kepedulian dan kecintaan generasi muda suku Tolaki untuk menjaga
eksistensi suku tersebut. Hal itu disebabkan karena kesukuan (dengan
seperangkat adat istiadatnya) diidentikkan dengan kata kuno dan
ketinggalan zaman yang sangat bertolakbelakang dengan modernitas.
Kurangnya minat putra daerah untuk melestarikan adat suku tolaki menjadi
ancaman bagi keberlangsungan eksistensi suku ini. Bila hal tersebut terus
terjadi dalam kurun beberapa tahun ke depan.
Teknologi website berpeluang besar menjadi media untuk
menumbuhkan kepedulian putra dan putri daerah terhadap eksistensi suku
Tolaki, serta menyebarluaskan informasi selengkap-lengkapnya tentang suku
Tolaki. Selama ini pemanfaatan jaringan internet untuk mengenalkan suku
Tolaki kepada masyarakat umum masih belum optimal. Padahal dengan
memanfaatkan website sebagai media informasi, dapat memberikan ruang
bagi masyarakat umum untuk mengakses informasi yang tersedia di dalam
website.
Oleh karena itu kami mencoba membuat website Tamalaki.com.
Tamalaki dalam bahasa daerah Tolaki berarti pahlawan atau kesatria,
sebagaimana fungsi dari website ini yaitu untuk menyelamatkan dan
melestarikan eksistensi warisan leluhur suku Tolaki dengan memadukannya
dengan kemajuan teknologi website. Karena selama ini belum ada suatu
Bagaimana cara merancang sebuah media informasi tentang adat istiadat, kuliner khas, pakaian
adat, cerita rakyat dan segala hal terkait dengan suku Tolaki?
2.
3.
Bagaimana cara membuat sebuah kamus on-line dengan kosakata yang dapat ditambahkan oleh
pengunjung website tersebut?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari projek ini adalah:
1.
Merancang sebuah media informasi tentang adat istiadat, kuliner khas, pakaian adat, cerita
rakyat dan segala hal terkait dengan suku Tolaki.
2.
3.
Membuat sebuah kamus on-line dengan kosakata yang dapat ditambahkan oleh pengunjung
website tersebut.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat adanya teknologi ini adalah:
1.
Melestarikan bahasa daerah Tolaki sebagai perwujudan rasa cinta terhadap budaya bangsa.
2.
3.
Mengenalkan khalayak umum kepada salah satu kekayaan budaya nusantara, yaitu suku Tolaki.
1.5 Luaran
Luaran yang diharapkan dari PKM-T ini adalah:
1.
Sebuah website dinamis berisi informasi lengkap tentang suku Tolaki dengan domain :
tamalaki.com.
2.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Warisan Leluhur Masyarakat Suku Tolaki, Sulawesi Tenggara
Tolaki adalah salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara.
mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari dan Konawe.
Sekitar abad ke-10 terdapat dua kerajaan, Konawe dan Mekongga, dan Suku
Tolaki berasal dari kerajaan Konawe.[2]
Dalam perjalanan sejarah Kerajaan Konawe yang berkedudukan di
Unaaha pernah menerapkanperangkat pemerintahan yang dikenal
dengan SIWOLE MBATOHU sekitar tahun 1602/1666 yaitu : Tambo I Losoano
Oleo, Tambo I Tepuliano Oleo, Bharata IHana, dan Bharata I Moeri.[3]
Masyarakat suku Tolaki berinteraksi dalam lingkungan kekeluargaan
dengan semangat gotongroyong dan saling menghormati. Budaya ini
dilambangkan dengan simbol Kalo Sara. Kalo atau Kalosara adalah sebuah
benda yang berbentuk lingkaran yang terbuat dari tiga utas rotan yang
kemudian dililit ke arah kiri berlawanan dengan arah jarum jam. Kalo sara
nyaris tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat suku Tolaki. Simbol
hukum adat ini selalu hadir dalam berbagai peristiwa penting dalam
kehidupan
orang
Tolaki.
Misalnya
dalam
penyelesaian
berbagai
konflik/sengketa baik dalam skala besar (misalnya sengketa yang melibatkan
kampung dengan kampung) maupun dalam skala kecil (misalnya sengketa
yang melibatkan individu dengan individu), dalam pengurusan perkawinan,
dalam menyambut tamu, dalam menyampaikan undangan lisan,
menyampaikan berita duka, dan berbagai peristiwa-peristiwa lainnya[4].
Dalam kesenian suku Tolaki juga tidak kalah dengan suku lainnya,
terdapat beberapa tarian daerah seperti tari Lulo yang melambangkan
persatuan, tarian ini biasanya dilakukan oleh kawula muda sebagai ajang
perkenalan, dan tari Monotambe yang biasanya dilakukan untuk menyambut
tamu-tamu besar. Selain tari-tarian terdapat pula lagu daerah seperti o
wulele sanggula, Lamarambi, Leundo Malulo yang sering dinyanyikan untuk
mengiringi tari Lulo.
2.2 Contoh Pemanfaatan Website sebagai Media Informasi
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Tim pelaksana akan dibagi menjadi dua grup kerja dengan tugas grup
pertama (terdiri dari dua orang) mengumpulkan informasi ke target lokasi
dan grup kedua bertugas menyelesaikan tahap awal pembuatan website.
Pengumpulan informasi dilaksanakan langsung di Kendari, Sulawesi Tenggara
di mana Suku Tolaki lahir dan berkembang. Untuk menjaga autentisitas data
yang kami peroleh, kami memilih narasumber terpercaya yang merupakan
tokoh adat dan tokoh masyarakat dari lembaga pemerintahan maupun
nonpemerintahan. Lembaga tersebut adalah: Lembaga Adat Tolaki yang
diketuai oleh Dr. H. Mashyur Masie Abunawas, dan Komunitas Saya Cinta
Bahasa Tolaki yang diketuai oleh Muh. Sabri Matasala. Adapun untuk
lembaga pemerintahan, kami akan melakukan observasi di Depdikbud
daerah setempat.
Langkah awal yang akan kami tempuh untuk mengumpulkan data dan
informasi adalah sebagai berikut:
1. Menghubungi (secara langsung / tidak langsung) pihak pemerintah daerah
(Depdikbud) untuk memudahkan perolehan informasi.
2. Melakukan wawancara langsung dengan narasumber. Hasil wawancara akan
ditranskrip dan diolah menjadi informasi yang akan ditampilkan dalam
website
3. Selain wawancara, akan dilakukan studi literatur buku-buku kaidah bahasa
daerah Tolaki sebagai bahan informasi pembuatan kamus on-line.
Sedangkan pembuatan website secara garis besar, dilakukan dalam
beberapa tahapan, yaitu:
1. Anilisis kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan sistem akan dilaksanakan
selama kurang lebih satu minggu oleh seluruh anggota tim. Dalam tahap ini
kami merangkum hal apa saja yang akan dimuat dalam website.
2. Perancangan sistem. Perancangan sistem terdiri dari desain layout website
dan tata letak. Desain layout menggunakan aplikasi Adobe Photoshop.
3. Implementasi / coding. Rancangan website yang telah kami buat
diimplementasikan dalam sebuah sistem dengan terlebih dahulu
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman. Pembuatan website ini
menggunakan frameworks zend agar menghasilkan hasil yang memuaskan
dan dapat membantu kerja developer dalam membangun aplikasi sehingga
aplikasi bisa selesai dalam waktu yang singkat.
4. Pengujian sistem. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak bug atau
error dalam sistem yang telah kami buat. Jika tidak ditemukan bug dalam
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Rancangan Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya pembuatan website tamalaki.com:
No
Jenis Pengeluaran
Biaya
1
Peralatan penunjang
Rp 3.465.000
2
Bahan habis pakai
Rp 252.000
3
Perjalanan
Rp 7.000.000
4
Lain-lain
Rp 1.450.000
Jumlah
Rp 12.167.000
B. Jadwal Kegiatan Program
No
Jenis Kegiatan
Persiapan
Pengumpulan
informasi
Desain Web
3
4
5
6
7
Implementasi/
Coding
Pengujian Sistem
Up load website
Penyusunan
laporan
1
Minggu
1 2 3 4
2
Minggu
1 2 3 4
Bulan Ke3
4
Minggu
Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4
5
Minggu
1 2 3 4
[1]Tomaguni,W.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerangka_kerja