Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kabupaten Kolaka Prov. Sultra dahulu dikenal bernama Wonua Sorume yang artinya Negeri Angrek. Orang Sulawesi Selatan Menamakannya Tanah Alau atau Tomporengkasso karena orang Sulawesi Selatan melihat bahwa matahari selalu terbit disebelah timur atau Alau. Pada abad ke-14 dua orang keluarga Sawerigading menuju Kolaka Sultra untuk mendirikan kerajaan-kerajaan baru, kedua orang bersaudara itu adalah: Larumbalagi dan Wekoila. Larumbalangi membentuk kerajaan Mekongga yang sekarang ini lebih dikenal dengan nama Kolaka, sedangkan Wekoila terus menuju kea rah timur dan membentuk kerajaan Konawe yang saat ini kita kenal sebagai Ibukota Sultra ( Kendari ). Di zaman pemerintahan Hindia Belanda kerajaan mekoangga dimasukkan kedalam Swapraja Luwu yang terbagi dalam atas tiga Distrik yaitu kolaka, Solewatu, dan Patampanua. Pergeseran kekuasaan belanda ketangan pemerintahan Jepang tidak membawa akibat perubahan stuktural pemerintahan, kecuali istilah residen, Afdesling dan

Onderafdeeling diubah menjadi Menseibu, Ken, Bunken. Setelah proklamasi kemerdekaan RI di mana hampir seluruh wilayah RI masih bergolak, maka daerah Kolaka yang pertama di Sultra menyatukan diri sebagai wilayah Defacto Republik Indonesia dengan Andi Kasim Sulewatang sebagai Petor/Kepala RI di Kolaka. untuk mempertahankan kemerdekaan RI dari tangan penjajah, maka pada tanggal 19 November 1945 terjadi peristiwa heroik dimana pemuda dan rakyat Kolaka membuktikan kepatriotan dan kepahlawanan dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Untuk menjadikan Kolaka sebagai kabupaten daerah Tk. II maka mereka harus mengahadiri suatu pertemuan yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1951 yang membahas tentang Kolaka dan Kendari yang mengehendaki kabupaten tersendiri. Akhirnya pada bulan September 1959 Kolaka resmi menjadi salah satu kabupaten yang ada di Indonesia. Seiring dengan resminya Kolaka menjadi salah satu Kabupaten yang ada di Indonesia, sedikit demi sedikin Kolaka sudah mulai mengalami perubahan baik dalam bidang
1

strukur pemerintahan, Ekonomi, Sosial Politik, dan Budaya. Karena Kolaka juga merupakan salah satu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan maka tidaklah heran apabila di daerah tersebut terdapat beberapa bangunan yang pernah dibuat oleh bangsa Kolonial saat menjajah daerah tersebut. bangunan-bangunan tersebut berupa bangunan-bangunan yang dianggap penting pada masa tersebut dimana bangunan-bangunan tersebut biasa mereka gunakan sebagai tempat untuk memperlancara aktifitas mereka baik itu dalam hal perekonomian maupun keagaamaan dan industeri. Namun setelah Indonesia merdeka dan Kolaka berdiri sendiri menjadi satu kabupaten, bangunan-bangunan tersebut seolah-olah tidak dipedulikan lagi, banyak dari bangunanbangunan tersebut yang telah rusak dan tidak di lestarikan. Padahal dalam hal ini pemerintah dan masyarakat dianggap berperan penting dalam proses pelestariannya. Sejarah adalah identitas dan jati diri bangsa maka wajarlah bila segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah kita jaga dan lestarikan. Situs dan benda-benda peninggalan sejarah pada zaman kemerdekaan juga masuk dalam katergori kebudayaan, khususnya dalam unsur Teknologi. Hal inilah yang perlu kita perhatikan bersama, agar budaya yang telah ada tidak hilang begitu saja hanya karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi atau keadaan daerah kabupaten Kolaka? 2. Bagaiamana konsep dasar tentang kebudayaan? 3. Situs dan Benda-benda apa saja yang masih ada di kabupaten Kolaka khususnya dari Zaman kemerdekaan?

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kondisi atau keadaan daerah kabupaten Kolaka. 2. Konsep dasar tentang kebudayaan. 3. Situs dan Benda-Benda dari zaman kemerdekaan yang masih ada di kabupaten Kolaka.

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagi Pemerintah, khususnya pemerintah kabupaten Kolaka agar lebih memperhatikan serta melestarikan situs dan benda peninggalan sejarah. Dimana kita ketahui bahwa peningalan-peninggalan tersebut merupakan identitas atau jati diri suatu bangsa atau daerah. 2. Bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kolaka diharapkan agar lebih memperhatikan dan tidak merusak situs dan benda peninggalan yang masih ada. 3. Generasi muda, khususya mahasiswa sejarah bahwa melestarikan dan memperhatikan situs dan benda-benda peninggalan sejarah bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan masyarakat melainkan juga tanggung jawab kita semua, karena segala hal yang berkaitan dengan sejarah merupakan jati diri suatu bangsa atau daerah yang harus terus kita jaga dan lestarikan.

BAB II PEMBAHASAN A. Kondisi Daerah Kolaka Kolaka terletak di bagian barat provinsi Sulawesi tenggara dengan posisi 2-5 LS dan 120-122 LB. secara administratif, kabupaten Kolaka berbatasan dengan: 1. Sebelah utara : Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan 2. Sebelah barat : Teluk Bone 3. Sebelah Selatan : Kabupaten Buton 4. Sebelah Timur : Kabupaten Kendari Sebagian besar daerah kabupaten Kolaka merupakan bukit dan gunung ( 81,95% ) dan sangan potensial untuk perkembangan sector pertanian dalam arti yang sangat luas. Daerah ini memiliki suhu rata-rata C, dengan suhu terendah C, dan suhu tertinggi C.

curah hujan lebih dari 2.000 mm/tahun yang meliputi kecamatan Kolaka, Wolo, Samaturu, Latambaga serta bulan basah 9 bulan/tahun. Daerah curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun meliputi kecamatan Wondulako, Pomalaa, Watubangga, Ladongi dan Tirawuta dengan bulan basah 3-4 Bulan/tahun. Kabupaten Kolaka memiliki sungai-sumgai yang besar maupun kecil serta rawa yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, sumber air besih dan pembangkit listrik. Mayoritas masyarakat Kolaka umumnya berdialek bahasa tolaki Mekongga yang sedikit berbeda dari dielek tolaki lainnya. Mereka kebanyakan bermatapencaharian sebagai petani selain itu adapula beberapa yang bekerja dalam industeri pertambangan, sebagian lagi bekerja dalam sector maritime. Agama mayoritas di kabupatan Kolaka pada umumnya adalah islam dan sebagian kecilnya lagi memeluk agama Kristen protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Daerah Kolaka ini juga merupakan salah satu daerah yang pernah menjadi tempat singgahnya para bangasa kolanial khususnya Belanda dan Jepang. Banyak pejuang kemerdekaan yang berasal dari daerah ini diantaranya, Tojabi, Andi Kasim dan para pejuang yang tergabung dalam PRI-PKR Kolaka, Konggoasa, dan Hendrik Batu Lupa. Mereka berjuang demi mempertahankan cita-cita proklamasi kemerdekaan yang telah dicetuskan. Mereka juga prihatin terhadap keadaan sosial ekonomi rakyat Kolaka akibat Imperialisme
4

dan Kolonialisme Belanda yang pada saat itu berniat memasuki daerah Kolaka setelah sebelumnya berada di daerah Pomalaa. Meskipun mereka telah tiada, namun perjungangan maereka masih tetap akan di kenang oleh bangsa dan negara khususnya masyarakat Kolaka, karena dengan perjuangan merekalah Kolaka sampai saat ini bisa dikenal oleh orang banyak. Perjungan yang dahulu pernah mereka lakukan pada saat ini banyak mendapat apresiasi daro masyarakat dan pemerintah setempat. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa situs dan benda-benda peninggalan sejarah pada zaman kemerdekaan masih bisa kita jumpai di daerah tersebut, meskipun usaha untuk melestarikannya serta menjaganya belum semaksimal yang kita harapkan. Tidak semua masyarakat mau peduli dengan sejarah daerahnya. Meskipun demikian, tidak sedikit pula yang masih mau mengenang dan menghargai jasa-jasa para pejuang tersebut, hal ini dibuktikan dengan dibangunnya beberapa tempat yang diberi nama sesuai dengan nama pejuang yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan khususnya di daerah Kolaka. Beberapa tempat tersebut diantaranya: Lapangan Konggoasa dibuat untuk mengenang perjuangan Konggoasa, Tugu-Universitas 19 November dibuat untuk mengenang peristiwa sakral pada tanggal tersebut. tidak sedikit pula jalan-jalan di daerah tersebut yang diberi nama sesuai dengan nama pejung dari zaman kemerdekaan. Selain beberapa hal di atas, adapula tempat-tempat bersejarah lainnya yang dapat kita jumpai misalnya saja Pelabuhan yang dahulunya pernah digunakan bangsa kolonial untuk keperluan Ekonominya. Karena itulah Kolaka dikenal sebagai Kota pelabuhan Dan Kota Tambang. Dari uraian dia atas kita dapat menyimpulakan bahwa di daerah Kolaka situs dan Benda-benda peninggalan sejarah khususnya pada zaman kemerdekaan masih banyak tersimpan, namun tidak sedikit dari situs dan benda-benda tersebut yang sangat memerlukan perhatian khusus dari kita agar mereka tetap terjaga dengan baik demi kepentingan kita bersama di masa berikutnya.

B. Konsep Dasar Tentang Kebudayaan Manusia adalah mahluk yang berakal, dengan akalnya itu ia menghasilkan berbagai alat dan cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Segala cara dan alat yang lahir atas akal manusia disebut kebudayaan. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa bantuan budaya, dan tidak budaya tanpa penciptaan oleh manusia. Budaya adalah ciptaan manusia, tetapi budaya menguasai kehidupan manusia, karena itu kebudayaan disebut superorganik. Manusia disuatu tempat ditambah dengan kebudayaan maka menjadi masyarakat. Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta Buddhayah atau Buddhi yang akal atau budi. Jadi secara sederhana kebudayaan berarti hal-hal yang berkenaan dengan kemampuan budi atau akal. Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, berarti upaya manusia dalam mengolah dan memanfaatkan alam. Kalau kedua kebudayaan ini digabung, berarti kebudayaan adalah segala akal manusia untuk memanfaatkan alam agar ia dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Menurut Koentjaraningrat (1990) kebudayaan adalah keseluruh system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dari pengertian di atas kita simpulkan bahwa ciri-ciri kebudayaan adalah sebagai berikut: 1. Kebudayaaan diciptakan oleh manusia melalui perasaan (rasa), kemauan (karsa), dan karya (hasil). 2. Kebudayaan dibutuhkan oleh manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 3. Kebudayaan diperoleh manusia melalui belajar. 4. Kebudayaan diwariskan dari generasi ke generasi secara non genetis. 5. Kebudayaan dimiliki dan diakui oleh masyarakat. 6. Kebudayaan berubah-ubah (dinamis). 7. Kebudayaan dapat berupa gagasan (ide), tindakkan (perilaku), dan hasil karya yang berbentuk material dalam bentuk (kebendaan).

Julian Huxley (1997-1975) seorang ahli biologi Inggris membagi kebudayaan menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut:
6

1. Mentifact : kebudayaan yang bersifat abstrak atau tidak Nampak yaitu berupa aspek mental yang melandasi perilaku dan hasil kebendaan manusia. Termasuk di dalam ide, gagasan, pemikiran, kepercayaan, ideology, sikap, dan pandangan-pandangan manusia tentang alam semesta. 2. Sosiofact : kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai anggota masyarakat, seperti system nilai, system moral, system norma, dan adat istiadat. 3. Artifact : kebudayaan material atau kebendaan seperti rumah, pakaian, perkakas rumah tangga, peralatan bekerja dan sebagainya. Seperti yang telah kami uraikan sebelumnya bahwa unsure kebudayaan terdiri atas teknologi, system ekonomi, system social, system politik, system kepercayaan, system bahasa, dan system social. Dalam laporan kami ini hanya akan membahas salah satu unsure kebudayaan tersebut yakni masalah teknologi. Teknologi dapat diartikan sebagai semua cara dan alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi di sini meliputi: a. Tata cara dan alat yang dipergunakan untuk memperoleh makanan seperti berburu dan meramu, bertani, industry dan lain sebagainnya. b. Tata cara dan alat yang dipergunakan untuk perlindungan seperti pakaian dan perumahan. c. Tata cara dan alat yang dipergunakan untuk taransportasi atau pergerakan barang dan orang. d. Tata cara dan alat yang dipergunakan pengelolaan baik pengelolaan makanan, pakaian, maupun barang-barang lainnya. Dalam laporan ini kami akan membahas tentang situs dan benda-benda peninggalan sejarah dari zaman kemerdekaan yang ada di Kolaka di mana bendabenda ini masuk dalam kategori salah satu unsur kebudayaan yang perlu kita lestarikan bersama, hal ini berdasarkan uraian yang sebelumnya telah dikemukakan diatas.

C. Situs dan Benda-Benda Zaman Kemerdakaan yang ada di Kolaka Seperti kita ketahui bahwa di daerah Kolaka banyak terdapat benada-benda Arkeologis. Hal ini bisa kita buktikan melalui peninggalan-peninggalan yang masih bisa kita jumpai di daerah tersebut. Dalam sub ini kami akan menguraikan dan menampilkan beberapa Situs dan BendaBenda Bersejarah khususnya bangunan-bangunan dari Zaman Kemerdekaan yang sampai saat ini masih bias kita jumpai di Kabupaten Kolaka yang dapat kami uraikan sebagai berikut:

1. Bekas kantor KPR Belanda yang letaknya sangat dekat dengan pelabuhan Kolaka saat ini, dahulu tempat ini dijadikan sebagai tempat untuk menjalankan pemerintahan belanda. Namun pada saat ini tempat tersebut telah dialih fungsikan oleh masyarakat setempat sebagai suatu perumahan.

2. Gambar dibawah ini adalah salah satu tugu yang pernah dibangun oleh pemerintah colonial Belanda yang berada tepat di depan bekas Kantor pemerintahan Belanda, yang saat ini masih dapat kita jumpai, serta masih berdiri kokoh.

3. Dibawah ini juga merupak tugu yang pernah dibangun oleh pemerintah colonial belanda, yang letaknya masih berdekatan dengan tugu yang telah kami perkenalkan diatas. Kedua tugu ini berada dalam satu komplkeks perumahan, yang sampai saat ini juga masih bias kita temui di daerah Kolaka.

4. Gambar di bawah ini adalah sebuah Toko Cina milik Bang Song Liong, yang terletak di jalan Pancasila Kota Kolaka. Sampai saat ini took tersebut masih mempertahankan bentuk arsitektur aslinya. Took ini di bangun pada masa pemerintahan Kolonial di kolaka.

5. Situs bersejarah berikutnya yang datang dari zaman kemerdekaan adalah sebuah bangunan sekolah yang dahulnya pernah dibangun oleh bangsa Kolonial untuk menunjukkan kewibawaan mereka terhadap hak dan kepentingan penduduk pribumi.

10

6. Dibawah ini merupakan salah satu tempat ibadah yang berupa gereja, yang pernah di bangun di Kolaka pada zaman colonial untuk para pemeluk agama Kristen, yang sampai saat ini tempat tersebut masih digunakan oleh masyarakat setempat untuk melakukan ibadahnya. Tempat ini dapat kita temui di jalan Pancasila kota Kolaka.

7. Gambar berikut juga merupakan salah salah satu situs peninggalan sejarah pada zaman kemerdekaan, dimana gambar di bawah adalah sebuah cerobong asap buatan pemerintah colonial yang yang masih ada di daerah Kolaka, tepatnya di Kecamatan Pomalaa.

11

8. Gambar di bawah merupakan bekas rumah sakit kota Kolaka yang dibuat pada zaman colonial, dimana sampai saat ini arsitektur dari bangunan tersebut masih asli namun oleh pemerintah telah dialihfungsikan menjadi kantor Dinas Kesehatan.

9. Gamabar dibawah ini merupakan gambar pelabuhan Kolaka, yang pada saat pemerintahan Kolonial difungsikan sebagai tempat untuk membuat dan memperbaiki kapal.

12

10. Dibawah ini adalah salah satu benda bersejarah yang datang dari masa pemerintahan Sangianiabndera, yang pada saat itu merupakan raja mekongga pertama yang memeluk agama islam. Beliau mendapatkan bendera tersebut dari pemerintah Luwu. Pada saat peristiwa tersebut bangsa colonial Belanda sudah mulai memasuki kawasan Kolaka yang dimulai dari Luwu. Dimana pada saat itu Kolaka termaksud bagian dari Luwu.

11. Makam bokeo Latambaga, yang terletak di kawasan Sabilambo.

13

12. Rumah sakit kota Kolaka yang terletak di jalan pancasila, juga merupakan salah satu situs peninggalan sejarah pada zaman kemerdekaan, dimana dapat kita lihat bentuk arsitekturnya yang merupakan bentuk khas dari arsitektur Belanda.

Itulah sedikit uraian tentang situs dan benda peninggalan zaman kemerdekaan, yang sempat kami paparkan dalam laporan kami ini. Namun apa yang telah kami paparkan di atas belum mencakup keseluruhan, masih banyak situs dan benda-benda lainnya lagi yang belum sempat kami uraikan dalam laporan kami ini. Mudah-mudahan apa yang telah kami bahas diatas dapat menyadarkan kita tentang pentingnya arti sebuah sejarah.

14

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kami dia atas maka kami dapat menyimpulkan beberapa hal terkait masalah situs dan benda peninggalan bersejarah yang ada di daerah Kolaka khususnya dari zaman kemerdekaan yaitu: 1. Situs dan benda bersejarah dari zaman kemerdekaan perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah serta masyarakat setempat agar tetap terjaga dengan baik, jangan sampai situs dan benda bersejarah tersebut hilang begitu saja akibat ketidakpedulian kita akan keberadaannya. 2. Kita harus menyadari bahwa situs dan benda bersejarah tersebut juga merupakan bagian dari kebudayaan dan identitas bangsa yang sentiasa harus kita kenang dan lestarikan untuk kepentingan kehidupan kita di masa depan. 3. Situs dan benda bersejarah tersebut dapat mengigatkan kita pada persitiwa yang telah terjadi pada saat tersebut sehingga apabila peristiwa serupa akan terjadi lagi maka kita akan lebih mudah mengetahui cara untuk mengatasinya agar apa yang telah terjadi sebelumnya tidak terulang lagi.

B. Saran Berdasarkan Laporan/Pembahasan kami diatas, maka kami juga turut berharap agar apa yang telah kami bahas diatas dapat menjadi bahan pemikiran bagi kita semua bahwa untuk meraih suatu kesuksesan dalam hidup tidaklah sulit apibila kita selalu mau belajar dari Sejarah. Karena dengan belajar Sejarah kita akan akan leih bijak dalam menghadapi setiap masalah dan tantangan yang ada.

15

Anda mungkin juga menyukai