Anda di halaman 1dari 22

AKUNTANSI KEUANGAN DAN

STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN

Disusun oleh :
Rizal Fitrianto

090221100073

Magdalena T. Pakpahan

100221100076

Hizkia Prayoga

100221100085

Susi Yeni Rahmawati

110221100065

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trunojoyo Madura
2014

Bab I
Pendahuluan

Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya untuk menyediakan


informasi kuantitatif, terutama informasi keuangan, tentang entitas-entitas
ekonomi, yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
diantara berbagai alternatif pilihan yang tersedia. Akuntansi merupakan proses
yang berakhir pada penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan
perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan oleh pihak-pihak di dalam
maupun di luar perusahaan. Apakah akuntansi merupakan aktivitas jasa, suatu
disiplin ilmu deskriptif / analitis ataukah suatu sistem informasi ? Jawabannya
adalah ketiga tiganya.
Sebagai aktivitas jasa , akuntansi memberikan kepada pihak pihak yang
berkepentingan, informasi kuantitatif yang membantu mereka untuk mengambil
keputusan mengenai pelepasan dan penggunaan sumber daya di dalam
kesatuan yang berorientasi bisnis maupun yang tidak berorientasi bisnis.
Sebagai suatu disiplin ilmu deskriptif/analitis, akuntansi mengidentifikasikan
sejumlah besar kejadian dan transaksi yang merupakan ciri dari aktivitas
ekonomi.

Melalui

pengukuran,

klasifikasi

dan

pengikhtisaran,

akuntansi

menyusutkan data tersebut menjadi pos-pos yang relative sedikit, penting dan
saling berkaitan yang bila disusun dengan tepat akan menggambarkan kondisi
keuangan, hasil operasi, dan arus kas dari suatu kesatuan ekonomi tertentu.
Sebagai

suatu

sistem

informasi,

akuntansi

mengumpulkan

dan

mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu perusahaan kepada


pihak pihak yang keputusan dan tindakannya berkaitan dengan aktivitas
tersebut.
Bagi beberapa kalangan, akuntansi kelihatan bersifat mekanis dan
prosedural. Hasil yang nampak seolah hanya penyimpanan catatan dan
penyusunan laporan keuangan sehingga seringkali memberi kesan sebagai
suatu pekerjaan yang cukup memerlukan keahlian yang rendah dalam suatu
pekerjaan yang biasa-biasa saja yang tidak ada tantangannya dan tidak
membutuhkan imajinasi. Akan tetapi di dalam akuntansi terdapat banyak teori,
tujuan-tujuan filosofis, teori-teori normatif, konsep-konsep yang saling terkait,

definisi-definisi yang tepat, dan aturan-aturan yang rasional membentuk suatu


Kerangka konseptual yang mungkin tidak dikenal oleh banyak orang didalam
masyarakat bisnis.
Akuntansi

Keuangan

(Financial

Accounting)Berfokus

pada

pengembangan dan komunikasi informasi keuangan kepada pemakai eksternal


(laporan keuangan yang disajikan biasanya lebih ringkas). Dengan mempelajari
makalah ini dengan baik dan benar, diharapkan pembaca dapat :
1.
2.
3.
4.

Memahami bagaimana peran akuntansi keuangan dalam perusahaan.


Mengidentifikasikan karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi.
Mengetahui sejarah perkembangan Standar Akuntansi Keuangan.
Menguraikan masalah dan tantangan yang dihadapi indonesia dalam
konvergensi IFRS / IAS.

Bab II
Pembahasan

2.1

Pengertian Akuntansi Keuangan


Menurut

Horngern

(2000),akuntansi

didefinisikan

sebagai

proses

pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi ekonomi agar


dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.
Menurut Sunyanto (1999),pengertian akuntansi itu adalah suatu tahapan
proses

pengumpulan,

pengidentifikasian,

pencatatan,

penggolongan,

peringkasan dan penyajian/pelaporan dari transaksi-transaksi keuangan serta


penafsiran hasilnya guna pengambilan keputusan.
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant),
akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan
cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang
umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Menurut Kep. Men. Keu RI (NO. 476 KMK. 01 1991,Akuntansi adalah
suatu

proses

pengumpulan,

pencatatan,

penganalisaan,

peringkasan,

pengklasifikasian dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan


ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan
yang berguna untuk pengambilan keputusan
Akuntansi keuanganadalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan
penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham,
kreditor, pemasok, serta pemerintah. Akuntansi keuangan berhubungan dengan
masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan
penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini
yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik
perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai
pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham.
Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang merupakan aturan- aturan yang harus digunakan didalam
pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal.

Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat


berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan
yang sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994,
menggantikan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.
2.2

User informasi akuntansi keuangan


Adapun pihak yang berkepentingan informasi akuntansi keuangan yaitu

pemakai internal dan pemakai eksternal.Pemakai internal, antara lain:


a) Direktur dan Manager Keuangan.
Untuk menentukan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi
utangnya secara tepat waktu kepada kreditur (bankir, supplier), maka
mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas
yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya
pinjaman/utang.
b) Direktur Operasional dan Manager Pemasaran.
Untuk menentukan efektif tidaknya saluran distribusi produk maupun
aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, maka mereka
membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya penjualan (trend
penjualan).
c) Manager dan Supervisor Produksi.
Mereka membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk menentukan
besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya juga sebagai dasar
untuk menetapkan harga jual produk per unit.
d) Dan pemakai internal lainnya.
Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan
keuangan

sangat

berbeda-beda

(bervariasi)

tergantung

pada

jenis

keputusan yang hendak diambil. Pemakai informasi akuntansi dapat


dibedakan menjadi 2, yaitu pemakai internal dan pemakai eksternal.

Pemakai eksternal, antara lain:


a. Investor (penanam modal), menggunakan informasi akuntansi investee
(penerima modal) untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau
melepas saham investasinya. Dalam hal ini, investor perlu secara cermat
dan hati-hati dalam menanggapi setiap perkembangan kondisi kesehatan
keuangan investor. Investor sebagai pihak luar dari investee dapat menilai
prospek terhadap dana yang akan (telah) diinvestasikannya lewat laporan
keuangan investee, apakah menguntungkan (profitable) atau tidak.

b. Kreditur, seperti supplier dan bankir, menggunakan informasi akuntansi


debitur untuk mengevaluasi besarnya tingkat risiko dari pemberian kredit
atau pinjaman uang. Dalam hal ini, kreditur dapat memperkecil risiko dengan
cara mencari tahu seberapa besar tingkat bonafiditas dan likuiditas debitur
lewat laporan keuangan debitur bersangkutan.
c. Pemerintah, berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan (wajib
pajak) dalam hal perhitungan dan penetapan besarnya pajak penghasilan
yang harus disetor ke kas negara.
d. Badan Pengawas Pasar Modal, mewajibkan public corporation (emiten)
untuk melampirkan laporan keuangan secara rutin kepada BAPEPAM.
Dalam hal ini, pihak BAPEPAM sangat berkepentingan terhadap kinerja
keuangan emiten dengan tujuan untuk melindungi para investor.
e. Ekonom, Praktisi, dan Analis menggunakan informasi akuntansi untuk
memprediksi situasi perekonomian, menentukan besarnya tingkat inflasi,
pertumbuhan pendapatan nasional, dan lain sebagainya.
2.3

Peran akuntansi keuangan dalam perusahaan


Akuntansi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

suatu perusahaan, kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses


akuntansi perusahaan tersebut. Jika proses akuntansinya tersusun dengan baik
dan benar sesuai dengan bukti-bukti yang ada, maka kemungkinan besar
perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang baik, begitu pula sebaliknya.
Akuntansi keuangan juga berfungsi sebagai sistem informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan, misalnya untuk mengetahui

maju mundurnya suatu

perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut.


Selain itu akuntansi juga berfungsi sebagai dasar dalam perhitungan
pajak suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
para investor yang ingin menginvestasikan asset mereka. Jadi dengan kata lain
akuntansi keuangan merupakan cerminan dari suatu perusahaan.
2.4

Standar akuntansi keuangan di indonesia

2.4.1 Pengertian SAK


Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam
prosedur pembuatan laporan keuangan

agar terjadi keseragaman dalam

penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan

hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994


menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.

SAK di Indonesia

merupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS,
IFRS, ETAP, GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP.
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, standar akuntansi juga
diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan
auditor

serta

memudahkan

pembaca

laporan

keuangan

untuk

menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang


berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan akan berdasarkan IFRS pada tahun
2012 mendatang.
2.4.2 Sejarah SAK di Indonesia
Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari
awal sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber:
Ikatan Akuntan Indonesia, 2008) :
A. Dirumuskan oleh satu-satunya organisasi profesi akuntansi di Indonesia
yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang berdiri pada tanggal 23 Desember
1957.
B. Terdapat 3 (tiga) tonggak utama sejarah dalam pengembangan standar
akuntansi keuangan di Indonesia, yaitu :
1. Tahun 1973 menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia,
dengan mengkodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia dalam buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
2. Tahun 1984 Komite PAI melakukan revisi secara mendasar atas PAI
1973 dan mengkodifikasikannya dalam buku Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984
3. Tahun 1994 Komite PAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI
1984 dan mengkodifikasikannya dalam buku Standar Akuntansi
Keuangan berlaku per 1 Oktober 1994
C. Sejak 1994, IAI memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan Standar
Akuntansi Internasional (pengaruh globalisasi).
D. Sejak 1994, IAI juga terus melakukan penyempurnaan standar yang ada
serta penambahan standar baru dan interpretasi Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK)
E. Sejak 1994 proses revisi SAK dilakukan sebanyak 5 (lima) kali sbb.:

A.
B.
C.
D.
E.

1 Oktober 1995
1 Juni 1996
1 Juni 1999
1 April 2002, dan
1 Oktober 2004 Buku Standar Akuntansi Keuangan 1 Oktober 2004
yang juga memuat :

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan Bank Syariah


SAK 1 Oktober 2004 berisi:
59 PSAK beserta Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan yang melandasinya.
7 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)

2.4.3 Badan Penyusun Standar Akuntansi :


1973 : Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP dan
GAAS :
1) 1974 1994 : Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (4 periode
kepengurusan IAI)
2) 1994 : Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi
Keuangan (Komite SAK)
3) Pada Kongres ke 8 IAI tgl 23-24 Sept 1998 di Jakarta, Komite SAK
diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang
diberi otonomi khusus utk menyusun dan mengesahkan PSAK
dan ISAK
4) Sebagai pelaksanaan keputusan Kongres ke 8, juga dibentuk
Dewan Konsultatif SAK yang anggotanya berasal dari lingkungan
profesi akuntan dan non akuntan sebagai representasi users.
Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka
badan penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan
kebutuhan. Awalnya, cikal bakal badan penyusun standar akuntansi adalah
Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP dan GAAS yang
dibentuk pada tahun 1973. Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar
akuntansi keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode
kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang
terus diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998
nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite
SAK).

Kemudian, pada Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di


Jakarta, Komite SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi
Keuangan

(DSAK)

dengan

diberikan

otonomi

untuk

menyusun

dan

mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi
Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK).
Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18 Oktober 2005 untuk
menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait dengan
perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK. Sedangkan
DKSAK yang anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan,
yang mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK dalam merumuskan arah
dan pengembangan SAK di Indonesia.
Kebijakan DSAK :
1. Mendukung program harmonisasi dan konvergensi yang diprakarsai oleh
International Accounting Standards Board (IASB) menyelaraskan PSAK
dengan International Financial Reporting Standards (IFRS)
2. Dalam menyusun SAK, mengacu pada IFRS dengan mempertimbangkan
pula faktor lingkungan usaha di Indonesia
3. Pengembangan SAK yang belum diatur dalam IFRS dilakukan dengan
berpedoman pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, kondisi lingkungan usaha di Indonesia., dan standar akuntansi
yang berlaku di negara lain.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar
akuntansi yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang wajib digunakan
sebagai pedoman dalam menyajikan informasi keuangan setiap perusahaan.
PSAK menyediakan sebuah kerangka kerja untuk merumuskan konsep yang
menggarisbawahi persiapan dan penyajian informasi keuangan untuk pihak luar.
PSAK juga berguna sebagai criteria bagi auditor untuk menilai informasi
keuangan sebuah perusahaan yang telah disajikan untuk mendukung pendapat
auditor.
Ada bebarapa alasan mengapa dunia akuntansi memerlukan sebuah
standar akuntansi:
Banyak pihak yang menggunakan informasi keuangan untuk membuat
keputusan-keputusan ekonomi.

Masing-masing pengguna laporan keuangan mempunyai kebutuhan


yang berbeda-beda terhadap informasi keuangan.
Perlakuan yang tidak sama (ukuran dan pengungkapan) dalam
menyediakan/menyajikan informasi keuangan perusahaan.
Ketentuan dalam menyajikan dalam menginterpretasikan bentuk dan
isi laporan keuangan.
Sebagai criteria dalam menilai performa perusahaan.
2.4.4 Sejarah Standar Keuangan Di Dunia Internasional
Dalam konteks akuntansi, maka muncullah akuntansi Internasional yang
mencoba menguraikan teori dan praktik-praktik akuntansi yang berlaku secara
Internasional. Harmonisasi Standar

Akuntansi Keuangan dalam wujud

Internasional

Standar

Financial

Reporting

(IFRS)

berlaku

secara

Internasional.Pada lingkup global, sebenarnya ada dua badan penyusun standar


yang berkaitan dengan praktik akuntansi secara Internasional. Badan-badan itu
adalah The International Federation of Accountant (IFAC), dan The International
Accounting Standards Committee (IASC). IASC lebih berkonsentrasi membuat
International Accounting Standars(ISAs). Sedangkan IFAC lebih memfokuskan
pada upaya pengembangan International Standard Audits (ISAs), kode etik,
kurikulum pendidikan, standard akuntansi sector swasta, dan kaidah-kaidah bagi
akuntan dalam berbisnis atau mereka yang terlibat dalam teknologi.
Sangat diharapkan ada sebuah standar yang dapat diterima oleh semua
Negara di dunia. Dengan adanya standar yang diterima secara Internasional,
diharapkan laporan keuangan memiliki daya keterbandingan yang lebih tinggi
antar Negara. Faktanya dalam dunia akuntansi saat ini standar akuntansi yang
berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh Financial Accounting Standars
Board (FASB) diikuti oleh beberapa Negara, baik secara langsung maupun
modifikasi. Sementara IASs yang dikeluarkan oleh IASC belum diikuti oleh
semua Negara, bahkan oleh Negara-negara anggota yang tergabung dalam
IASC tersebut.
Produk FASB adalah Statement of Financial Accounting Standards atau
di Indonesia dikenal dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK).
2.4.4.1 International Financial Reporting Standard ( IFRS )

International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan


standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara
internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard
Boards (IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti,
diterapkan, dan diterima secara internasional.
Berikut ini perkembangan IAS ke IFRS.

TAHUN
1966

KETERANGAN
Sejarah International Accounting Standards

dimulai pada tahun 1966 dengan penga


proposal

pembentukan

kelompok

yang beranggotakan the Institute of Char


Accountants

of

England

&

(ICAEW), American Institute of Certified P

Accountants (AICPA) dan Canadian Institu


Chartered Accountants (CICA). Proposal ini
tahun

1967

disetujui

dibentuknya Accountants
1973

de

International

Group (AISG).
International Accounting Standard Comm

(IASC) dibentuk secara resmi, dengan ma

dan pesan sponsor yang jelas, bahwa se


standard akuntansi internasional yang

diterbitkan oleh badan ini harus memenuhi s


yaitu be capable of rapid acceptance
implementation

world-wide. Dalam

27 t

umurnya, IASC menerbitkan 41 standar


dikenal dengan IAS.
1997

Pada tahun ini, dibentuk suatu badan interpr

yang disebut dengan Standing Interpret


Committee

(SIC),

yang

memiliki

mempertimbangkan perdebatan atas isu


timbul

menyangkut

suatu

standard

menyusun suatu panduan untuk menyelesa

perdebatan tersebut. Interpretasi yang diterb

oleh badan ini berjumlah 33 SIC sepan

dibentuknya badan ini.


Pada bulan Mei tahun tahun 2000, IO

2000

(International

Organisation

of

Secu

Commissions) menyetujui penggunaan IAS u

penerbitan saham antar Negara (cross bo

listing) dengan press release 17 May 2000.


Pada bulan April ditahun ini, IASC melak

2001

restrukturisasi

dengan

membentuk

(International Accounting Standard Board)

akan menjadi pengganti IASC sebagai stan

setter, sementara IASC menjadi founda


Pada saat ini juga diputuskan bahwa IASB
melanjutkan pengembangan IAS yang

diterbitkan sebelumnya, dan memberi n


standard

baru

yang

diterbitkannya

de

nama IFRS (International Financial Repo

Standards). IAS yang belum digantikan de


IFRS tetap berlaku.
Pertama kalinya mengadopsi

2003

IFRS,

ko

penerbit interpretasi berganti nama dari

menjadi IFRIC (International Financial Repo

Interpretation Committee) pada bulan Juli


sejak itu menerbitkan IFRIC interpretation.
komite ini berganti nama lagi menjadi

2010

Interpretation Committee.
Tujuan

dari

IFRS

adalah

memberikan

kumpulan

standar

penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan


dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat
diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar
modal

dunia

maupun

pihak-pihak

yang

berkepentingan

lainnya

(stakeholder). Saat ini banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika,


Oseania dan Amerika yang menerapkan IFRS.

IFRS

merupakan

kelanjutan

dari

International

Accounting

Standards (IAS) yang sudah ada sejak tahun 1973 dan digunakan secara
luas

oleh

negara-negara

di

Eropa,

Inggris

dan

negara-negara

persemakmuran Inggris. IAS disusun oleh International Accounting


Standards Committee (IASC). IASC bertahan sampai dengan 2001 dan
perannya digantikan IASB.

Standar

Akuntansi

Internasional

(International

Accounting

Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan


Standar Akuntansi Internasional (IASB),Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC).
International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
sangat berkepentingan dengan IFRS karena dapat memperkuat integritas
pasar

modal

international

dengan

cara

mempromosikan

standar

akuntansi berkualitas tinggi, termasuk penerapan standar yang cermat


dan hati-hati dan penegakan hukum.
International Accounting Standard Board (IASB) dan

2.4.4.2

International Accounting Standard Committee (IASC)


International Accounting Standard Board (IASB) merupakan
suatu lembaga
Reporting

independen

pembentuk

International

Financial

Standars (IFRS) yang berlokasi di London, Inggris.

Sedangkan International Accounting Standard Committee (IASC)


merupakan lembaga pembentuk International Accounting Standards
(IAS) dan sebagai pendahulu IASB, didirikan pada tahun 1973 sebagai
hasil kesepakatan oleh beberapa badan akuntansi di Australia, Kanada,
Prancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, dan Amerika
Serikat. Sejak tahun 1983 sampai 2001, anggota IASC termasuk semua
badan akuntansi profesional menjadi anggota International Federation of
Accountants (IFAC). Pendirian

IASB

bertujuan

untuk

mencapai

harmonisasi prosedur dan standar akuntansi ke seluruh dunia, dan IAS


dibentuk oleh IASC untuk mendukung harmonisasi tersebut.
Struktur IASB

Dewan IASB membentuk suatu Kelompok Kerja Strategi (Strategy


Working Party SWP) yang mempertimbangkan bagaimana seharusnya
strategi dan struktur IASC setelah menyelesaikan program kerja standar
ini. Yang mendukung usulan struktur baru yang intinya adalah: (1) IASC
akan didirikan sebagai sebuah organisasi independen; (2) organisasi
tersebut akan terdiri dari dua badan utama, Perwalian dan Dewan, serta
Komite Interpretasi Tetap (sekarang disebut sebagai Komite Interpretasi
Pelaporan Keuangan Internasional) dan Dewan Penasihat Standar; dan
(3) perwalian akan menunjuk anggota dewan, melakukan pengawasan
dan mengumpulkan dana yang diperlukan, sedangkan dewan memiliki
tanggung jawab tunggal untuk penentuan standar akuntansi. IASB yang
direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertama kalinya pada bulan April
2001. IASB, setelah direorganisasi, akan mencakup badan berikut.:
1. Badan Wali. IASB memiliki 19 wali: enam dari Amerika Utara,
enam dari Eropa, empat dari wilayah Asia/Pasifik, dan tiga dari wilayah
lain

(tergantung

dari

penentuan

keseimbangan

geografis

secara

keseluruhan).
2. Dewan IASB. Dewan menetapkan dan memperbaiki standar
akuntansi keuangan dan pelaporan usaha. Tanggung jawabnya meliputi
memenuhi tanggung jawab untuk seluruh permasalahan teknis IASB
termasuk penyusunan dan penerbitan Standar Akuntansi Internasional,
Standar Pelaporan Keuangan Internasional, dan Draf Standar serta
persetujuan akhir atas interpretasi yang dikeluarkan oleh Komite
Interpretasi Pelaporan Keuangan, dan menyetujui proposal proyek serta
metode dan prosedur untuk mengembangkan standar. Tujuannya adalah
untuk membina kemitraan dengan badan-badan nasional ini karena
semuanya bekerja sama untuk mencapai konvergensi standar akuntansi
di seluruh dunia.
3. Dewan Penasihat Standar. Dewan Penasihat Standar, ditunjuk
oleh Perwalian, terdiri dari tiga puluh atau lebih anggota, yang memiliki
latar belakang geografis dan profesional yang berbeda, yang ditunjuk
untuk masa tiga tahun yang dapat diperbaharui.
4. Komite Interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC).
IFRIC terdiri dari 12 anggota yang diangkat oleh perwalian. IFRIC
menginterpretasikan penerapan Standar Akuntansi Internasional dan

Standar Pelaporan Keuangan Internasional dalam konteks Kerangka


Dasar IASB, menerbitkan rancangan interpretasi dan mengevaluasi
komentar

atasnya

dan

memperoleh

persetujuan

dewan

untuk

interpretasi akhir.

Struktur Organisasi IASB


S

umber: International Accounting Standar Board website,


www.iasb.org
2.4.4.3 Generally Accepted Accounting Principles ( GAAP )
GAAP didefinisikan sebagai seperangkat pola akuntansi yang
diperlukan untuk menyiapkan dan melaporkan laporan keuangan
perusahaan publik dan swasta dan organisasi non-profit di Amerika
Serikat. Ini kapur bawah standar dan aturan untuk bantuan akuntan
sehingga mereka dapat merekam dan mempersiapkan sebuah ringkasan
transaksi mereka, untuk laporan keuangan mereka. Masyarakat Dewan
Standar Akuntansi (GaSb) di AS bertanggung jawab atas aturan ini, yang
dipekerjakan oleh pemerintah daerah dan negara. Sebagai istilah ini
dibatasi hanya ke AS, juga dikenal sebagai US GAAP.
2.4.4.4 Generally Accepted Auditing Standards ( GAAS )

Standar Pemeriksaan yang Diterima Secara Umum (Inggris:


Generally Accepted Auditing Standards) adalah Aturan-aturan dan
pedoman umum

yang

digunakan

Akuntan Publik

terdaftar

atau

bersertifikat dalam mempersiapkan dan melaksanakan pemeriksaan


laporan keuangan klien. Pedoman itu meliputi referensi untuk kualifikasi
pemeriksa (standar umum), bidang kerja atau tugas pemeriksaan
(laporan tugas bidang), dan pelaporan hasil pemeriksaan (standar
pelaporan). Standar umum didukung oleh literatur pendukung yang rinci.
Seorang pemeriksa yang tidak mampu menjelaskan pendapatnya tentang
laporan keuangan harus memberikan alasan-alasan.
2.5

Konvergensi IFRS
Pengertian konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk

memahami apakah penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar


akuntansi keuangan. Pendapat yang memahami konvergensi IFRS adalah full
adoption menyatakan Indonesia harus mengadopsi penuh seluruh ketentuan
dalam IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRS sebagaimana yang diatur dalam
IAS 1 (2009): Presentation of Financial Statements paragraf 19-24. IFRS
menekankan pada principle base dibandingkan rule base.
Tujuan akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS
tanpa adanya modifikasi sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan
konvergensi IFRS itu sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa
IFRS yang sudah dilakukan di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption.
Sistem kepengurusan perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan
direksi dan dewan komisaris (dual board system) berpengaruh terhadap
penentuan kapan peristiwa setelah tanggal neraca, sebagai contoh lain dari
perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Indonesia melalui Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK)-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sedang melakukan
proses konvergensi IFRS dengan target penyelesaian tahun 2012. IFRS
menekankan pada principle base dibandingkan rule base.
Proses penerapan standar akuntansi keuangan berbasis IFRS pada
tahun 2012 biasa disebut dengan berbagai istilah seperti konvergensi,
harmonisasi, adaptasi atau adopsi, yang sebenarnya memiliki arti yang tidak
sama. Arti konvergensi yang diambil dari kata convergence adalah keadaan

menuju satu titik pertemuan memusat Sehingga proses konvergensi PSAK ke


IFRS dapat diartikan sebagai PSAK akan dibawa ke satu titik pertemuan dengan
IFRS. Ada 3 cara melakukan proses konvergensi yaitu dengan :
1. Adaptasi: Membuat standar akuntansi sendiri yang disesuaikan dengan
IFRS
2. Adopsi: Mengambil dan memakai langsung standard dari IFRS
3. Harmonisasi: Membuat standar akuntansi sendiri yang

tidak

bertentangan dengan IFRS


Jadi sebenarnya Indonesia mengambil cara ke-2 yaitu adopsi, Indonesia
akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012. Strategi adopsi yang dilakukan
untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy.
Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapantahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara-negara maju. Sedangkan
pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini
digunakan oleh negara negara berkembang seperti Indonesia.
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan
dalam mengadopsi IFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika
IAI mencanangkan konvergensi penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012.
Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat memudahan pemahaman
terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta dapat
meningkatkan arus investasi.
Proses konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)
2. Tahap persiapan (Tahun 2011)
3. Tahap implementasi (2012)

Sumber : http://setiadi24.blogspot.com/2013/12/tugas-2-etika-profesi-akuntansi.html

Sasaran Konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara
material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun
2011/2012, Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap.Manfaat
konvergensi IFRS diantaranya adalah :
1) Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.
2) Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.
3) Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising
melalui pasar modal secara global.
4) Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5) Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan

mengurangi

kesempatan untuk melakukan earning management.


Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :
a. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada
industri-industri spesifik.
b. Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi
dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada.
c. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan
informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.
d. Menghilangkan hambatan arus modal internasional

dengan

mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.


e. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional
f.

dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.


Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practise.

2.5.2 Masalah & Tantangan yang Dihadapi Indonesia dalam Konvergensi


IFRS/IAS.
Diantaranya adalah :

Translasi Standar Internasional

Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional

Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional

Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional


Seperti

contoh

IFRS

menekankan

pada

fair

value

dan

meninggalkan historical value.


A. Translasi Standar Internasional
Terdapat kesulitan dalam penerjemahan IFRS (bahasa Inggris) ke
bahasa masing-masing negara
1. Penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang
2. Ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah
3. Penggunaan istilah yang sama untuk menerapkan konsep
yang berbeda
4. Penggunaan istilah yang tidak terdapat padanan dalam
terjemahannya
5. Keterbatasan pendanaan untuk penterjemahan
2. Ketidaksesuaian

Standar

Internasional

dengan

Hukum

Nasional
Pada beberapa negara, standar akuntansi sebagai bagian
dari hukum nasional dan ditulis dalam bahasa hukum. Disisi lain,
standar akuntansi internasional tidak ditulis dengan bahasa hukum
sehingga harus diubah oleh dewan standar masing-masing negara
Terdapat transaksi-transaksi yang diatur hukum nasional
berbeda dengan yang diatur standar internasional. Misal: transaksi
ekuitas untuk perusahaan di Indonesia berbeda perlakuan untuk
PT, Koperasi atau badan hukum lainnya.
3. Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
Adanya kekhawatiran bahwa standar internasional akan
semakin kompleks dan rules-based approach. Standar mengatur

secara detil setiap transaksi sehingga penyusun LK harus


mengikuti setiap langkah pencatatan.
Penerapan standar sebaiknya menggunakan principlesbased approach. Standar hanya mengatur prinsip pengakuan,
pengukuran, dan pencatatan suatu transaksi
4. Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional
Standar akuntansi internasional perlu dipahami secara
jelas sebelum diterapkan. Tentunya butuh cukup waktu bagi
penyusun laporan keuangan, auditor, dan pengguna laporan
keuangan untuk memahami suatu standar akuntansi.
Bila standar akuntansi sering berubah-ubah maka akan
sangat sulit dipahami apalagi diterapkan.

Bab III
Penutup

Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan seluruh


negara di dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya
transparansi di segala bidang dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan
transparansi tersebut. Standar Akuntansi Keuangan dapat diibaratkan sebagai
sebuah cermin, dimana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi
praktik bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan Standar
Akuntansi Keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan pada
masa sekarang ini.

Daftar Pustaka
http://sgenk.blogspot.com/2009/10/definisi-akuntansi-keuangan-auditing.html
Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawaban Akuntansi Dasar, penulis: Hery, S.E.,
M.Si., halaman: 5-7
http://keuanganlsm.com/kebutuhan-informasi-akuntansi
bagipemakainya/#sthash.IJx2jNW7.dpuf
http://nataganjar.wordpress.com/2010/10/21/manfaat-akuntansi-bagiperusahaan/ )
http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/index.php?id=2
Seto, Budi. 2013. Mekanisme Pengawasan Akuntansi Laporan Keuangan Yang
Paling Efektif Dimasing- Masing Negara Di Eropa.
http://bustedated.blogspot.com/http://bustedated.blogspot.com/

Nantu, Adriansyah. 2012. Analisis Persepsi Akuntan Terhadap Standar Akuntansi


Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP Bab II Tinjauan Pustaka.
http://adriansyahnantu.wordpress.com/2012/01/30/analisis-persepsi-akuntanterhadap-standar-akuntansi-keuangan-entitas-tanpa-akuntabilitas-publik-sak-etapbab-ii-tinjauan-pustaka/
Reza,

Syah.

2012.

IFRS

International

Financial

Accounting

Standard.

http://syahrezamarasutanpohan.wordpress.com/2012/03/23/ifrs-international
financial-accounting-standard/

Anda mungkin juga menyukai