KJGSBLKGBSLGH
KJGSBLKGBSLGH
PENDAHULUAN
Batu saluran kemih (BSK) merupakan masalah yang semakin besar, sesuai
dengan perkembangan zaman. Rifki Muslim (1984) pada penelitian tahun 1983 di
RSDK menemukan 156 penderita batu saluran kemih, yang terbanyak adalah batu
kandung kemih 58,97% diikuti oleh batu ginjal 27,72 % , batu ureter 8,97 % , batu
urethra 8,33 %. Pembentukan batu saluran kemih masih belum jelas dan dapat
ditemukan sebagai penyakit sekunder atau penyakit idiopatik. 1
Vesikolithiasis adalah penyakit dengan pembentukan batu di kandung
kemih yang bermanifestasi penutupan ostium urethra interna sehinga mengganggu
proses miksi2.
Gejala dan tanda batu saluran kemih ditentukan oleh letak, besar, dan
morfologi batu. Dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala yang
berat, umumnya gejala tersebut akibat obstruksi atau infeksi saluaran kemih.
Obstruksi saluran kemih terutama ureter pada orang dewasa dapat berasal
intralumen atau ekstralumen. Obstruksi intralumen paling sering disebabkan oleh
batu ,blood clot, dan karsinoma sel transisional. Penyebab ekstralumen antara
lain : tumor pelvis dan retroperitoneal, fibrosis/ infeksi retroperitoneal, striktur
postoperasi atau radiasi, kehamilan.3
Obstruksi saluran kemih dapat mengakibatkan hidroureter, dan kemudian
berlanjut menjadi hidronefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal. 2
Diagnosis batu saluran kemih dapat ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan
radiologi . Pemeriksaan radiologi meliputi pemeriksaan foto polos abdomen,
Pielografi Intra Vena , Pielografi Retrograd,Ultrasonografi dan CT Scanning.4,5
Berikut sebuah laporan kasus seorang laki-laki dengan vesikolithiasis
disertai hidronefrosis dan hidroureter dupleks yang telah dilakukan berbagai
pemeriksaan terutama pemeriksaan radiologi berupa foto polos abdomen, dan
Retrograde
Pyelography
(RPG).
Laporan
kasus
ini
diharapkan
dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
ANATOMI
Sistem saluran kemih seluruhnya terletak di bagian retro
peritoneal sehingga proses patologi seperti obstruksi, radang, dan
pertumbuhan tumor terjadi di luar rongga abdomen, tetapi gejala dan
tandanya mungkin tampak menembus peritoneum parietal belakang.
Saluran kemih terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra2.
A. Ginjal
Ginjal terletak pada rongga retroperitoneal setinggi vertebra
thorak XII sampai dengan vertebra lumbal III. Ginjal kanan terletak
lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri. Berat ginjal dewasa
kurang lebih 115-170 gram dengan ukuran panjang 10-12 cm, lebar 56 cm, dengan tebal 3 cm.
Permukaan ginjal berupa kapsul fibrosis yang tipis tetapi kuat,
dan disebelah eksternal kapsul ini adalah jaringan lemak yang cukup
banyak yang dikenal sebagai kapsul adiposa. Jaringan lemak ini
memungkinkan ginjal diidentifikasi dengan mudah pada foto polos,
karena ini lebih radioluscent dibandingkan struktur otot sekitarnya.
Seksi longitudinal melalui ginjal memperlihatkan bahwa ginjal
terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
1. korteks
2. medula
3. pelvis renalis
4. kaliks mayor
B. Ureter
Ureter adalah hubungan tubuler antara ginjal dan kandung
kemih. Panjangnya kira-kira 25 cm dan seluruh perjalanannya adalah
sekurang-kurangnya
satu
film
dalam
pelaksanaan
glandula
bulbourethralis
terdapat
dalam
fossa
II.
III.
Faktor-faktor
lain
yang
diduga
ikut
mempengaruhi
jenis kelamin
ras
etnik
genetik
umur
2. Faktor Ekstrinsik:
-
geografi
iklim
air minum
pola makan
pekerjaan
3. Faktor Lain:
-
proses metabolisme
infeksi
obstruksi
Frekuensi (%)
1. Calsium Oxalat
35-70
Etiologi
Hiperkalsiuri,
hiperoksalouri,
hiperuricuria,
hipicittraturia, hipomagnesiuria.
2. Calsium Phosphat
10-45
(hidroksiapatit)
3. Strutit atau carbonat
Hiperparatiroidisme
primer,
renal
tubuler
4. Cystin
Radio Luscent
Cystinuria
1. Asam Urat
5-10
2. 2,8-dihidroksiadeninuria
jarang
2,8-dihidroksiadeninuria
3. Triamteren
jarang
Terapi triamteren
4. Xantin
jarang
Xantinuruia
Batu yang letaknya pada pyelum ginjal ataupun ureter dapat memberikan
komplikasi berupa obstruksi baik sebagian maupun total. Obstruksi yang lama
biasanya disertau dengan infeksi yang berulang-ulang dan piuria yang sulit
ditanggulangi.
Hidronefroosis
Definisi patologi : dilatasi pelvis dan kalik renal (pelvikaliektasis) yang
berhubungan dengan perubahan tekanan balik pada parenkim ginjal. Secara
urologi maupun radiologik didefinisikan sebagai dilatasi/pelebaran system
kolektivus.3
V. Diagnosis
1. Anamnesis
Pada sebagian besar kasus tidak ada batu yang tidak menyebabkan
obstruksi. Pada batu yang menyebabkan obstruksi menimbulakn rasa sakit
hebat di daerah panggul dan kolik yang menjalar sepanjang ureter ke
skrotum atau bagian medial paha. Nyeri di daerah pinggang berupa pegal,
kolik atau menghebat terus-menerus karena adanya pielonefritis. Nyeri
tekan atau ketok pada sudut costovertebra. Gangguan pada kencing :
anuria, hematuria. Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing.
2. Pemeriksaan Fisik2
Nyeri tekan atau ketok pada sudut costovertebra pada sisi ginjal yang
terkena.
3.
Pemeriksaan Penunjang
Tes Laboratorium
a. Urin analisa dan kultur urin
Diemukan : proteinuria, hematuris, pH menurun atau meningkat, pada
sediment didapatkan eritrosit, lekosit, bakteri, kristal, hiperkalsiuria.
b. Analisa kuantitatif (Calsium Oksalat, asam urat, sistin) dari urin 24
jam.
c. Tes faal ginjal (ureum, kreatinin)
d. Kimia darah : Ca, phosphate, asam urat, protein
e. Analisis komposisi kimia batu
Rontgenologis
a. Foto Polos Abdomen
90% batu saluran kemih bersifat radioopaq dengan tingkat
radioopaqsitas yang tergantung dari jenis batunya. 5,11 Bila ada batu
radiopaq pada ureter maka akan nampak pada foto polos abdomen
sementara itu batu radioluscent tidak akan tampak.
10
Densitas nefrogram
11
Pyelogram
nefrogram
atau
gambaran
ball
pyelogram.
Adapun grading dari hidronefrosis sebagai berikut3:
Grade I
Grade II
12
luscent,
sebaiknya
dilakukan
pemeriksaan
USG
untuk
membedakan antara batu dan tumor urolithel. Jika ukuran lesi tersebut
lebih dari 2-3 mm, USG dapat membedakan dua hal tersebut dengan
adanya daerah densitas ekogenik dengan acustic shadow sebagai
gambaran batu.
Derajat hidronefrosis berdasarkan USG dibagi menjadi derajat
ringan, sedang dan berat, dimana gambarannya sesuai dengan
penampakan hidronefrosis derajat II, III, IV pada PIV.3
Suatu minimal hidronefrosis akan terlihat sebagai suatu pemisahan
ringan di bagian sentral dar eko pelvikokaliks (halo sign). Keadaan ini
dapat
dilihat
pada
irisan sector
interkostal,
yang
kemudian
13
kemih atau batu radioluscent yang tidak dapat dideteksi dengan BNO
dan pada pemeriksaan PIV serta USG ditemukan adanya hidronefrosis
dan filling defect.
Diagnosis banding dari hidroureter adalah:3
Divertikel ureter
Biasanya tunggal tetapi dapat juga multiple. Biasanya ada infeksi
dan disertai ureterolithiasis.
Mega Ureter
Mega ureter adalah dilatasi ureter yang terjadi bukan oleh karena
obstruksi atau refluks. Kemungkinan disebabkan karena abnormalitas
fungsi dari juxtavesical ureter yang gagal mengadakan peristaltic
secara normal dan kekurangmampuan dalam peregangan ureter.
Gambaran seperti paruh ayam didapatkan pada segmen distal ureter
dan didapatkan gambaran dilatasi pada ureter proksimal yang dinamik.
Dibagi atas 3 grade :
Grade I
Grade II
Stenosis kongenital
Pada ujung bawah ureter timbul obstruksi organik pada
ureterovesical junction.
Retrocaval Ureter
Kelainan yang terjadi dimana 1/3 tengah ureter kanan melengkung
ke tengah belakang vena cava inferior kemudian ke lateral sampai
permukaan anteriornya berada pada posisi di paravertebra normal.
Kelainan ini mengakibatkan obstruksi dari ureter bagian atas.
14
Ureterocele
Kelainan ini merupakan dilatasi kistik congenital pada ureter
bagian bawah. Pada urogram dengan media kontras, simple ureterocele
menunjukkan gambaran peningkatan densitas daerah elips atau sirkuler
ureter bagian bawah yang berdilatasi dengan dikelilingi oleh bayangan
radioluscent dari dinding ureterocele. Ini menunjukkan gambaran
kepala kobra (cobra head).
15
BAB III
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. Kadisan
Umur
: 60 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Karanganyar Rt 04 Rw I Demak
Pekerjaan
: Buruh tani
Agama
: Islam
: 719859
A. Anamnesis
Autoanamnesis dan alloanamnesa pada tanggal 9 Juli 2003.
Keluhan Utama
16
: tampak lemah
Kesadaran
: composmentis
Tanda Vital
: Tensi : 80/60mmHg
Suhu : 37,2 oC
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 20 x/menit
BB
: 50 kg
TB
: 175 cm
Kesan
: Underweight
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Thorax
Cor
17
Abdomen
18
Genitalia
Ekstremitas
: dbn
superior
inferior
Oedem
-/-
-/-
Pucat
+/+
+/+
Petechiae
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Eritema palmaris
-/-
-/-
C. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 3 Juli 2003
Laboratorium Darah :
Hb
: 10,0 gr/dl
Ht
: 30,2 %
Lekosit
: 14.500/mm3
Eritrosit
: 3.530.000/mm3
Trombosit
: 168.000/l
Ureum
Creatinin
: 6 mg/dl (0,5-1,1)
Na
: 134 mmol/l
: 4,1 mmol/l
Cl
: 107 mmol/l
GDS
: 80mg/dl
Kesan
Laboratorium urine :
pH
: 6,0
Lekosit
: 100/L
Nitrat
:-
19
Protein
: 25 mg/dL
Glukosa
: 50 mg/dL
Eritrosit
: 250 /L
Keton
:-
Urobilinogen
: normal
Bilirubin
:-
Warna
: kuning
Kekeruhan
: jernih
Sedimen urin :
Epitel
: 1-3 /LPK
Lekosit
: 1-2/LPB
Eritrosit
: 3-5/LPB
Kristal
:-
Kesan
: hematuria mikroskopis
20
DIAGNOSIS
Vesikolithiasis dengan hidroureter dupleks dan hidronefrosis dupleks.
V.
TERAPI
Rencananya akan dilakukan USG prostat dan Bipoler Uretro
Cystography serta dikonsultasikan ke Bagian Bedah Urologi.
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada penderita ini ( laki-laki 60
vesikolithiasis
melalui
anamnesis,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan
kanan .Hal ini menunjukkan lokasi organ (nyeri lokal ). Nyeri pinggang yang
terjadi dapat disebabkan karena regangan kapsul ginjal karena banyak hal antara
lain obstruksi saluran kemih yang mengakibatkan hidronefrosis. Pada kasus ini
nyeri pinggang dapat diakibatkan karena adanya hidronefrosis dan hidroureter.
Pemeriksaan penunjang pada penderita ini dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah, didapatkan kesan anemis (Hb < 13 g/dl), adanya peningkatan
kreatinin (6 mg %) dan ureum meningkat (219 mg%), lekositosis (14.500/mm 3).
Dari pemeriksaan urin didapatkan hematuria mikroskopis. Peningkatan ureum dan
kretinin menunjukkan bahwa fungsi ginjal menurun, sehingga pada pasien tidak
dilakukan pemeriksaan IVP karena azotemia merupakan kontraindikasi dilakukan
IVP. Sedangkan keadaan lekositosis dan rasa panas saat berkemih (burning
sensation) menunjukkan adanya sistitis, yang bisa terjadi sebagai komplikasi dari
adanya batu di vesika urinaria.
Pada pemeriksaan BNO tampak bayangan radio opaq pada cavum
pelvis, single, dinding reguler, bentuk oval. Dan pada pemeriksaan dengan RPG
didapatkan gambaran batu pada vasika urinaria, ada gambaran kinking di kedua
ureter proksimal dengan kesan hidronefrosis dan hidroureter dupleks. Batu pada
vesika urinaria dan kinking pada kedua ureter ini dapat menyebabkan sumbatan
pada saluran kemih sehingga terjadi hidronefrosis dupleks dan hidroureter
22
dupleks. Pada penderita ini rencananya akan dilakukan USG prostat dan Bipoler
Uretro Cystography serta dikonsultasikan ke Bagian Bedah Urologi.
23
BAB V
KESIMPULAN
Seorang laki-laki 60 tahun datang ke RSDK dengan keluhan kencing
berwarna merah dan nyeri pinggang kanan. Setelah dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi berupa BNO dan RPG dupleks.
Pasien didiagnosis dengan vesikolithiasis dengan hidronefrosis dupleks
dan
hidroureter dupleks.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26