Tumor Intraabdomen
Pembimbing :
Dr. Taslim Poniman SpB (K) BD
Disusun oleh :
Rina Oktaviana
030. 04. 198
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
PERIODE 22 MARET 2010 29 MEI 2010
RSUP FATMAWATI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 2010
1|Tumor Intraabdomen
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan case yang
berjudul Tumor Intraabdomen ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan kepaniteraan klinik Bedah RSUP Fatmawati Jakarta.
Banyak terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing penulis, dr.
Taslim Poniman SpB (K) BD, atas segenap waktu, tenaga, dan pikiran yang telah
diberikan selama proses pembuatan case ini. Juga kepada dr. Eka S Uttama, SpB
atas bimbingan yang telah diberikan selama kepaniteraan klinik ini berlangsung.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh rekan-rekan
kepaniteraan klinik Bedah periode 22 Maret 2010 29 Mei 2010 atas kebersamaan
dan kerja sama yang terjalin selama ini. Tidak lupa penulis ingin berterima kasih
kepada orang tua dan keluarga atas dukungan moril maupun materil serta doa yang
tidak pernah putus.
.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa case ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan demi
penyempurnaannya. Semoga case ini dapat memberikan informasi yang berguna
bagi para pembaca.
Penulis
2|Tumor Intraabdomen
LEMBAR PENGESAHAN
Nama
: Rina Oktaviana
NIM
: 030. 04.198
Judul kasus
: Tumor Intraabdomen
3|Tumor Intraabdomen
STATUS PASIEN
I. A. IDENTITAS PASIEN
No.Rekam Medik
: 980267
Nama
Umur
: 54 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen
Alamat
No.Telp
: (021) 8845336
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Pendidikan
: Tamat SLTP
Status perkawinan
: Menikah
Masuk RS
: 5 April 2010
I.B.ANAMNESA
Diambil dari : Autoanamnesa tanggal 7 April 2010 jam 11.00 WIB
I.B.1.KELUHAN UTAMA
Muntah darah sejak 1 bulan SMRS
I.B.2.KELUHAN TAMBAHAN
Mual, nafsu makan menurun, cepat kenyang, dan BB menurun
I.B.3.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke RSUP Fatmawati pada tanggal 5 April 2010, dengan keluhan
muntah darah sejak 1 bulan SMRS. Muntah yang dikeluarkan berisi makanan yang
bercampur dengan darah berwarna hitam dan jumlahnya sebanyak 2 gelas
belimbing. Pasien juga mengeluh mual dan nyeri ulu hati. Nafsu makan dirasakan
berkurang dan jika makan merasa cepat kenyang, sehingga pasien mengalami
penurunan berat badan sebanyak 16 kg dalam 5 bulan terakhir. BAK dengan
frekuensi 3-4 kali sehari, lancar, berwarna kekuningan, tidak berdarah, dan tidak
nyeri saat berkemih. BAB dengan frekuensi 2 hari sekali, tidak berdarah, konsistensi
4|Tumor Intraabdomen
padat lunak dan tidak perlu mengedan. Lima bulan yang lalu pasien pernah dirawat
di RSUD Pasar Rebo selama 9 hari dengan keluhan yang sama. Pada saat itu
dianjurkan untuk melakukan endoskopi, tapi pasien menolak dengan alasan sudah
merasa baikan dan akhirnya pulang. Pasien kembali dirawat di RSUD Pasar Rebo
pada bulan Maret 2010 dengan keluhan yang sama, muntah darah. Hanya saja
pada saat itu muntah darahnya tidak hebat seperti sekarang, volumenya hanya
setengah gelas belimbing. Pada saat itu pasien juga mengeluhkan BAB nya
berwarna hitam, tapi frekuensi dan konsistensinya normal. Lalu pasien disarankan
untuk melanjutkan pengobatan lebih lanjut ke RSUP Fatmawati dengan alasan
keterbatasan sarana penunjang di RSUD Pasar Rebo untuk diagnosa lebih lanjut.
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Tensi
: 110/70 mmHg
Nadi
RR
Suhu
: 36,2 C
5|Tumor Intraabdomen
I.C.2.Kepala
Bentuk
: normocephali
Rambut
I.C.3.Mata
Palpebra
: edema -/-
Konjungtiva
: anemis +/+
Sclera
: ikterik -/-
Pupil
I.C.4.Telinga
Bentuk
: normotia
Secret
I.C.6.Mulut
Bibir
: sianosis negatif
Lidah
Tonsil
: T1-T1, tenang
Tiroid
KGB
I.C.8.Thoraks
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: redup
Palpasi
Perkusi
NILAI
11.4
33
4.2
110
3.98
82.9
28.6
34.5
15.3
SATUAN
g/dl
%
rb/uL
Rb/uL
Rb/uL
fL
Pg
g/dl
%
NILAI RUJUKAN
13,2-17,3
33-45
5.0-10.0
150-440
4.40-5.90
80-100
26-34
32-36
11.5-14.5
72
21
7
%
%
%
50-70
20-40
2-8
7|Tumor Intraabdomen
Trombosit
Eritrosit
USG Abdomen
Kesan : Curiga tumor gaster dengan metastase ke lien dan pembesaran KGB
paraaorta. Organ intraabdomen lainnya masih dalam batas normal.
CT Scan Abdomen
Kesan : Masa intraabdominal sinistra DD/ mesenterial mass / adrenal mass
I.F.DIAGNOSA KERJA
Suspek Limfoma maligna
I.G.DIAGNOSA BANDING
1. Tumor lien infiltrasi gaster dan cauda pankreas
I.H.TERAPI ANJURAN
Pembedahan
Laparatomi telah dilakukan pada hari kamis, 8 April 2010.
Laporan operasi
Telah dilakukan laparotomi pada 8 April 2010. Dilakukan tindakan asepsis dan
antisepsis pada abdomen tengah. Insisi di mediana. Peritonium dibuka, tidak keluar
cairan atau pus. Dilakukan eksplorasi, terdapat masa di lien melekat ke colon
transversa dan corpus gaster. Perlekatan disebabkan karna tumor sudah
menginfiltrasi korpus gaster anterior dan cauda pankreas. Dilakukan splenektomi.
Corpus gaster di reapir dengan vicryl dan overhecting. Cauda pankreas diligasi
dengan vicryl 2-0. Hepar tampak licin. Perdarahan di kontrol. Rongga abdomen
dibersihkan dengan aquades steril. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Operasi
selesai.
I.I.PROGNOSIS
Ad vitam
: ad malam
Ad fungsionam
: ad malam
Ad sanationam
: ad malam
9|Tumor Intraabdomen
TINJAUAN PUSTAKA
Tumor berasal dari tumere (bahasa Latin), yang berarti bengkak. Tumor
adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh. Tumor ini terbagi
menjadi dua yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak tumbuh dengan batas
tegas, tidak menyusup dan tidak merusak tetapi membesar dan menekan jaringan
sekitarnya atau ekspansif dan umumnya tidak bermetastasis. Sedangkan tumor
ganas atau kanker tumbuh menyusup atau infiltratif ke jaringan sekitarnya sambil
merusak atau destruktif dan dapat menyebar ke bagian lain tubuh.
Faktor penyebab timbulnya tumor ini berbeda di berbagai negara. Yang
berperan penting antara lain, usia, secara umum dapat dikatakan makin tua, makin
besar resikonya. Hal ini dapat dimengerti karna pajanan pada karsinogen, inisiator,
dan promotor lebih lama pada usia lanjut. Selain itu, faktor gaya hidup seperti
khususnya kebiasaan makan makanan dengan kelebihan kalori (terutama yang
berasal dari lemak binatang), kelebihan zat lemak, kekurangan serat, dan peracunan
diri (asap rokok) merupakan salah satu sebab meningkatnya resiko timbulnya tumor
atau kanker(1). Ada juga beberapa bahan kimia yang dikenal sebagai bahan yang
bersifat karsinogenik. Diantara bahan itu ada yang merupakan bahan alami, tetapi
ada juga yang sintetis atau semisintetis. Diantaranya terdapat karsinogen melalui
makanan, industri, dan terdapat juga pada tindak kedokteran dengan penurunan
imunitas yang tetap berpotensi karsinogenik. Hormon juga dapat merupakan
promotor timbulnya tumor; ini telah terbukti secara eksperimental maupun secara
klinis. Infeksi (hepatitis, sistosomiasis) masih memegang peranan penting
dibeberapa negara. Parasit Schistosoma hematobium menyebabkan karsinoma
planoseluler, yang lazim terdapat di buli-buli akibat serbuan parasit ke dinding bulibuli pada usia 25-40 tahun. Penyakit ini banyak terdapat di Mesir karena kejadian
sistosomiasis yang tinggi. (1)
Insidens tumor di setiap negara tidak sama, baik insidens keseluruhan
maupun insidens spesifik. Frekuensi relatif kanker pada beberapa daerah di
Indonesia tidak sama. Yang banyak ditemukan adalah karsinoma serviks uteri,
karsinoma hepatoseluler, karsinoma payudara, karsinoma paru, dan leukimia. Yang
agak sering ditemukan karsinoma kulit, karsinoma ovarium, karsinoma nasopharing,
dan limfoma malignum. Kemungkinan seorang pria mendapat kanker hampir sama
saja dengan pria, akan tetapi karna banyaknya kanker serviks dan payudara pada
wanita kelihatannya insidens kanker lebih tinggi pada wanita. Pada dua dasawarsa
terakhir telah terbukti bahwa 80-90% kasus kanker pada manusia dipromosi oleh
11 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
lingkungan. Dalam hal ini meliputi gaya hidup, bahan kimia, fisika, hormon, dan
parasit. Insidens karsinoma kandung kemih yang tinggi sekali di Mesir, misalnya
berhubungan dengan tingginya kejadian sistosomiasis, atau insidens karsinoma
kolon yang rendah di Afrika mungkin berhubungan dengan makanan yang berserat
banyak. Insidens kanker kulit yang rendah pada orang kulit hitam agaknya
didasarkan perlindungan oleh pigmen terhadap sinar ultraviolet. (1)
Pencegahan dilakukan berdasarkan fakta epidemiologi, terutama faktor
penyebab, yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat maupun
perorangan(1). Pencegahan primer dimaksudkan untuk menghilangkan faktor
penyebab, sedangkan pencegahan sekunder merupakan penapisan pada kelompok
tertentu yang beresiko tinggi terhadap keganasan tertentu. Kebanyakan faktor
penyebab keganasan merupakan faktor lingkungan yang dapat dihilangkan dengan
mengubah gaya hidup setiap pribadi, tindakan kolektif masyarakat, peraturan
pemerintah yang disertai kesepakatan internasional. Selanjutnya harus disadari
bahwa terdapat banyak macam kanker yang berbeda dalam hal penyebab, letak,
perkembangan, kelangsungan dan pengobatannya. Oleh karena itu, pesan dan
informasi dari dokter harus lengkap, jelas, spesifik, dan dapat dimengerti oleh kaum
awam. Pesan ini harus disampaikan berulang-ulang sehingga dapat diterima dan
akhirnya masyarakat dapat bertindak dan mengubah gaya hidupnya. Penyuluhan
untuk mengubah gaya hidup baru berhasil bila terjadi proses motivasi dan
keyakinan, disertai kesediaan untuk melakukannya.(1)
Untuk menggambarkan staging penyakit, dipakai sistem TNM dari UICC
(Union Internationale Contre le Cancer). Penentuan TMN ini didasari atas
pemeriksaan fisik dan dilengkapi dengan pemeriksaan lanjut serta histopatologik. (1)
Tumor
T
Tumor primer
Tx
T0
Tis
Karsinoma in situ
T1, T2, T3
Dari T1- T3 tumor primer makin besar dan makin jauh infiltrasi
dijaringan dan alat berdampingan.
12 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
Nodus
N
Nx
N0
Metastasis
M
Mx
M0
M1
Epitel Adenokarsinoma
4. Tumor pankreas
- Jinak : Kista
- Ganas : Adenokarsinoma pankreas
5. Tumor colon
- Tumor jinak kolon : Polyp
13 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
I.2. ABDOMEN
ANATOMI
Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks. Di
bagian belakang struktur ini melekat pada tulang belakang, di sebelah atas pada iga
dan di bagian bawah pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri dari beberapa
lapis, yaitu dari luar ke dalam, lapis kulit yang terdiri dari kutis dan subkutis, lemak
subkutan dan fasia superfisial (fasia scarpa), kemudian ketiga otot dinding perut,
m.oblikus abdominis eksternus, m.oblikus abdominis internus dan m.tranversus
abdominis, akhirnya lapis preperitoneum dan peritoneum, yaitu fasia tranversalis,
lemak preperitoneal dan peritoneum. Otot di bagian depan tengah terdiri atas
sepasang otot rektus abdominis dengan fasianya yang digaris tengah dipisahkan
oleh linea alba.
14 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
www.comcast.net
perut
horisontal
maupun
vertikal
tanpa
menimbulkan
gangguan
pendarahan.
Persarafan dinding perut dilayani secara segmental oleh n.thorakalis VI-XII
dan n.lumbalis I. (1)
Rongga perut mempunyai dua rongga yang sangat dalam yaitu rongga perut
bagian atas dan rongga panggul kecil dan sebuah rongga yang tidak dalam yaitu
rongga perut bagian tengah.
15 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
www.comcast.net
Regio abdominalis
Ligamentum inguinalis terbentang dari spina iliaka anterior superior sampai ke
tuberkulum pubikum dan merupakan batas bawah dari abdomen. Sedangkan batas
atas dari abdomen adalah diafragma. (2)
Rongga perut kita bagi dalam sembilan regio. Yaitu menarik dua garis
horisontal yang menghubungkan kedua spina iliaca anterior superior dan pinggir
bawah kedua lengkungan tulang iga (arkus kosta iga ke 10). Dan kedua garis
vertikal yang menghubungkan kedua tulang belikat dengan kedua tuberkulum
pubikum.(3)
www.atlasofanatomy.com
16 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
1. Regio epigastrika:
-
Korpus pankreatikum
Aorta
Diafragma kanan
Fundus ventrikuli
Limpa
Kauda pankreas
4. Regio umbilikalis
-
Omentum mayus
Kolon transversum
Bifurkatio aorta
Kolon asenden
Kolon desenden
7. Regio pubika
-
Omentum mayus
Fliksura rektosigmoid
Sekum
Ileum terminale
Apendik
Adnexa kanan
Ureter kanan
Usus halus
Kolon sigmoid
Adnexa kiri
Ureter kiri
18 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
www.dokterfoto.com
Organ di abdomen bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang terletak
intraperitoneum dan retroperitoneum. Organ yang terletak intraperitoneum adalah
hati, kandung empedu, limpa, lambung, yeyunum, ileum, kolon transversum,kolon
asenden,kolon desenden. Sedangkan organ-organ yang terletak retroperitoneum
adalah duodenum, ginjal, ureter, pankreas, kolon sigmoid, rectum.
19 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
BAB II
PEMBAHASAN DAN PENATALAKSANAAN
TUMOR INTRA ABDOMEN
1. EMPEDU
TUMOR GANAS SALURAN EMPEDU
ETIOLOGI
Sebagian besar kanker berasal dari bagian kepala pankreas, yang dilewati
oleh saluran empedu. Yang lebih jarang, kanker berasal dari saluran empedu sendiri,
yaitu :
- pada pertemuan antara saluran empedu dan saluran pankreas
- di dalam kandung empedu
- di hati
Yang lebih jarang lagi, saluran empedu tersumbat oleh kanker yang berasal
dari bagian tubuh lainnya (metastatic cancer) atau tertekan oleh kelenjar getah
bening yang terkena limfoma.(4)
INSIDEN
Insiden tumor ganas primer saluran empedu pada penderita dengan
kolelitiasis dan tanpa kolelitiasis,pada penderita laki atau perempuan, tidak ada
perbedaan. Umur kejadian rata-rata 60 tahun, tetapi tidak jarang didapat pada usia
muda.(1)
GEJALA KLINIS
Gejala dari penyumbatan saluran empedu adalah ikterus (jaundice), rasa tidak enak
di perut, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, gatal-gatal. Biasanya
tanpa disertai demam dan menggigil. Dan gejala-gejala tersebut akan memburuk
secara bertahap. (4)
DIAGNOSIS
Gejala klinis yang menonjol adalah ikterus. Bila tumor mengenai duktus
koledokus, terjadi distensi kandung empedu sehingga mudah diraba,sementara
tumornya sendiri tidak pernah dapat diraba. Kandung empedu yang diraba di bawah
20 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
iga pun tidak nyeri dan penderita tampak ikterus karena obstruksi. Kumpulan gejala
tersebut disebut trias atau hukum Courvuosier.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan tanda ikterus obstruksi. Biasanya
tidak terdapat leukositosis. Pemeriksaan ultrasonografi dapat mendeteksi pelebaran
saluran
empedu
(ERCP),
intrahepatik.
Kolangiopankreatikografi
kolangiopankreatikografi
resonansi
magnetik
endoskopik
(MRCP),
retrograd
kolangiografi
transhepatik perkutan (PTC) dapat menetukan lokasi tumor secara jelas. (1)
PENATALAKSANAAN
Tata laksana yang terbaik adalah pembedahan. Adenokarsinoma yang baik
untuk direseksi adalah yang terdapat pada duktus koledokus bagian distal atau
papila vater. Pembedahan dilakukan dengan cara whipple,yaitu pankreatikoduodenektomi. Sedangkan pembedahan tumor klatskin dengan cara eksisi dan
hepatoyeyunustomi dengan anastomosis roux-en y.
Tindakan bedah paliatif, yaitu pintas alih berupa anastomosis biliodigestif
berbentuk kolesistodudenostomi, kolekoduodenostomi, atau koledokoyeyunustomi
roux-en y. Anastomosis biliodigestif ini baru dilakukan bila pemasangan pipa pintas
di dalam duktus koledokus secara endoskopik tidak dapat dilakukan. (1)
TUMOR GANAS KANDUNG EMPEDU
ETIOLOGI
Kista koledokus
Polikistik liver
Clonorchis sinensis
Opisthorchis viverrini
Parasit:
Kolitis ulseratif
21 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
Zat-zat beracun:
Thorium diokside
radionuclides
karsinogen
Obat-obatan:
kontrasepsi oral
metildopa
isoniazid
INSIDEN
Rata-rata pasien dengan umur 60-65 tahun. Penyakit ini khas pada wanita usia
lanjut dengan frekuensi 0,2-5 %. Terdapat hubungan erat dengan batu empedu.
Manifestasi utama biasanya berupa ikterus obstruktif, nyeri kuadran perut kanan
atas dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik biasanya teraba massa
keras di hipokondrium kanan. (5)
PATOFISIOLOGI
Tumor kandung empedu disebabkan oleh karena sumbatan dari kandung
empedu dengan stasis bilier dan menyebabkan penurunan fungsi hati. Sumbatan
pada bilier menyebabkan disfungsi hepatoseluler, malnutrisi yang progresif,
koagulopathi, pruritus, disfungsi ginjal dan kolangitis.
Inflamasi yang sangat lama dengan perkembangan dari peradangan yang
kronis adalah akhir dari proses pembentukan tumor pada kandung empedu.
Organisme parasit yang memacu perubahan DNA dan mutasi memacu produksi
karsinogen dan radikal bebas dan stimulasi dari proliferasi sel pada epitel kandung
empedu,yang menyebabkan kanker.
Bakteri dapat memacu adanya zat endogen,derivat karsinogen garam
empedu, seperti lithocholate, juga merupakan implkasi dari patogenesis. Hal ini
didukung oleh penelitian epidemiologi pada penderita typoid.
22 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
Sel kolangiokarsinoma terdiri dari reseptor somatostatin RNA, dan garis sel
memiliki
reseptor
yang
spesifik.
Pertumbuhan
sel
dihambat
oleh
analog
somatostatin. (5)
GEJALA KLINIS
Keluhan utama biasanya ditentukan oleh kolesistolitiasis. Sering ditemukan
nyeri menetap di perut kuadran kanan atas,mirip kolik bilier. Apabila terjadi obstruksi
duktus sistikus akan timbul kolesistitis akut. Gejala lain yang dapat terjadi adalah
ikterus obstruksi dan kolangitis akibat invasi tumor ke duktus koledokus.
Satu diantara tiga pasien dengan nyeri epigastrik yang sedang.
Diare, anoreksi dan penurunan berat badan adalah gejala tambahan.
(1)
DIAGNOSIS
Diagnosis jaringan dapat didapat dengan biopsy aspirasi percutan,atau
pemeriksaan sitologi. Walaupun, teknik ini menunjukkan diagnosis yang definitive
hanya 30-50 persen pada pasien. Pada pemeriksaan fisik,dapat diraba massa di
daerah kandung empedu. Massa ini tidak akan disangka tumor apabila disertai
kolesistitis akut. Apabila gejala klinisnya hanya kolangitis, dan kandung empedu
teraba membesar, harus dicurigai kemungkinan keganasan kandung empedu,sebab
keadaan ini tidak biasa ditemukan pada koledokolitiasis. Pemeriksaan ultrasonografi
dan CT-scan dapat menemukan tumor dan batu. Bila tumor masih kecil, yang terlihat
hanya batu empedu saja. Diagnosis prabedah yang tepat hanya 10 persen.
(5)
PENATALAKSANAAN
Terapi medik diindikasikan pada pasien dengan kondisi umum yang tidak baik
untuk prosedur operasi dan pasien dengan tumor yang tidak bisa diangkat.Teknik
endoskopi pada sumbatan meliputi spingterektomi, dilatasi balon pada striktur.
Endoprostetik transhepatik insersi perkutan juga menunjukkan keberhasilan, tetapi
meningkatkan komplikasi.
Kemoterapi telah dicoba pada pasien tetapi tidak menunjukkan keuntungan.
Radio terapi intraoperative menggunakan sten bilier dengan iridium (Ir 192), radium,
atau cobalt (Co 60), radioimunoterapi menggunakan sodium iodide (I 131).
Radioterapi internal bisa dikombinasikan dengan drainase bilier, tetapi kemajuannya
belum terbukti.
23 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
Reseksi adalah perawatan yang terbaik dan paliasi yang terbaik. Keuntungan
dari reseksi meliputi kemungkinan sembuh untuk jangka waktu yang lama, terutama
pada pasien dengan tumor bagian distal. Reseksi adalah paliasi yang paling baik
dari terjadinya komplikasi infeksi. Tipe prosedur pembedahan tergantung pada lokasi
dan perluasan dari penyakit.
Tumor proksimal (Klatskin tumor) dapat dimanage dengan teknik yang
bervariasi, meliputi:
Pasien dengan tumor perihiler, tanpa invasi vascular, dapat dengan eksisi lokal.
Tumor tipe III dengan lobektomi hepar kanan atau kiri.
Reseksi pada kandung empedu, mungkin dapat dikombinasikan dengan
reseksi hepar, rekontruksi dapat dilakukan dengan unilateral atau bilateral
hepatikojejunostomi dengan menggunakan stents transhepatik.
Tumor kandung empedu yang moderat dapat diatasi dengan reseksi kandung
empedu dan rekontruksi Roux-en-Y. Tumor yang tidak dapat direseksi dapat
dilakukan
dengan
kolesistektomi,
Roux-en-Y
hepatikojejunostomi,
atau
24 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
ETIOLOGI
Sirosis hati dan infeksi hepatitis B dan C berperan penting terhadap terjadinya
karsinoma hepatoseluler. Infeksi akut hepatitis B dan C dapat menjadi kronik dan
kemudian berkembang menjadi sirosis. Hepatitis kronik dan sirosis merupakan faktor
onkogenik bagi sel hati sehingga dapat berubah menjadi ganas.
Sirosis yang tidak disebabkan oleh hepatitis B dan C juga dapat
menyebabkan karsinoma hepatoseluler. Kira-kira 4% sirosis berubah menjadi ganas.
Pada 60-90% penderita karsinoma hepatoseluler didapat tanda sirosis hati.
Aflatoksin merupakan bahan karsinogenik yang poten. Makanan seperti
oncom, kacang kedelai, beras, gandum dan jagung mudah ditumbuhi jamur
Aspergillus flavus dan Aspergillus fumigatus yaitu jamur yang mempunyai
kandungan aflatoksin. Kadar aflatoksin yang tinggi juga terdapat pada jamu
tradisional yang disimpan terlalu lama.
(1)
INSIDEN
Karsinoma hepatoseluler adalah penyakit keganasan tersering di seluruh
dunia. Frekuensi ini bergantung kepada faktor sosio-ekonomi. Rasio pria terhadap
wanita adalah 4,9:1. (6)
PATOFISIOLOGI
Tumor ganas di hati ini berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu.
Sekitar 75 % penderita hepatoma mengalami sirosis hati, khususnya jenis alkoholik
dan post nekrotik. Pedoman diagnostik yang penting adalah terjadinya kerusakan
yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya pada penderita sirosis hati dan
disertai pembesaran hati mendadak.(7)
GEJALA KLINIS
Pada orang dewasa,gejala klinis dari karsinoma hepatoseluler bervariasi dan
tidak ada gejala yang khas. Gejalanya antara lain adalah penurunan berat badan
dan lemas yang terdapat pada 85% penderita. Nyeri perut yang biasanya
terlokalisasi pada epigastrium dan pada regio hipokondrium kanan. Nyeri tersebut
dapat menjalar ke punggung ataupun dada. Nyeri perut terasa tumpul dan menetap.
(8)
Kadang terdapat asites atau perdarahan saluran cerna bagian atas karena
25 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
(1)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran hati yang berbenjol,keras,nyeri
tekan. Palpasi menunjukkan adanya gesekan permukaan peritoneum viserale yang
kasar akibat rangsang dan infiltrasi tumor ke permukaan hepar dengan dinding
perut. Dengan auskultasi dapat didengar suara bising aliran darah karena
hipervaskularisasi tumor di atas benjolan.
Tidak ada tes laboratorium yang dapat mendiagnosa pasti karsinoma
hepatoseluler. Tetapi penderita dengan sirosis atau penderita dengan antigen HBs
positif serta SGOT dan SGPT meningkat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
alfa-fetoprotein (AFO) dan ultrasonografi secara rutin untuk mencari tumor hati yang
masih kecil.(1)
PENATALAKSANAAN
Reseksi bedah merupakan terapi primer dengan harapan menyembuhkan
pasien karsinome hepatoseluler. Kemoterapi dan radiasi hanyalah terapi paliatif.
Pembedahan dapat berupa segmentomi, lobektomi atau lobektomi yang diperluas.
Kemoterapi intraarteri, embolisasi melalui arteri, radiasi, penyutikan alkohol intra
tumor dan hipertermi dengan kombinasi kemoterapi merupakan pengobatan non
bedah. (1)
3. GASTER
TUMOR GANAS GASTER
ADENOKARSINOMA
DEFINISI
26 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
27 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
PATOLOGI
Secara patologi, terdapat lima bentuk adenokarsinoma gaster, yaitu :
karsinoma superfisial, karsinoma ulseratif, karsinoma polipoid, dan karsinoma linitis
plastika.
1. Bentuk superfisial
2. Bentuk polipoid dan eksofitik, yang biasanya terlihat dalam gaster distal,
tetapi juga kadang-kadang dalam daerah sambungan gastroesofagus.
3. Bentuk ulseratif, kadang-kadang sulit dibedakan dari ulkus lambung jinak.
4. Bentuk serosa atau menginfiltrasi, jenis yang paling virulen.
5. Bentuk linitis plastika, menyebar ke seluruh dinding lambung. Bentuk linitis
plastika prognosisnya paling jelek.
Adenokarsinoma melibatkan keseluruhan gaster, yang memberikannya penampilan
botol kulit karena sifat tidak tentu. Keadaan ini dikenal sebagai linitis plastika dan
sebenarnya tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan.
GEJALA KLINIS
Gejala dini adenokarsinoma gaster samar-samar dan tidak spesifik, ia mencakup
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, anoreksia, cepat kenyang dan
rasa ketidaknyaman yang ringan pada epigastrium. Disfagia bisa juga suatu gejala
dini jika keganasan melibatkan daerah sambungan gastroesofagus. Karena penyakit
gaster ini berlanjut, maka nyeri menjadi gejala yang lebih menonjol, muntah,
terutama jika cancer mengenai saluran keluar gaster dan pasien bisa mengalami
melena. Jarang gejala yang ditampilkan bisa berhubungan dengan penyakit
metastasis daripada dengan karsinoma lambung primer: distensi abdomen sebagai
akibat asites maligna, hepatomegali, ikterus, obstruksi usus halus mekanik akibat
implantasi peritoneum dan kesulitan dalam defekasi karena penyakit metastasis di
dalam kavum douglas, yang disebut Blumers shelf.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis sementara adenokarsinoma gaster dapat dibuat pada lebih dari 90%
kasus dengan pemeriksaan rontgenografi gastrointestinalis atas. Kemudian akan
dikonfirmasi dengan endoskopi, yang menggunakan evaluasi biopsi dan sitologi. CT
scan bisa bermanfaat dalam menentukan stadium penyakit prabedah.
28 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
GEJALA KLINIS
Adenokarsinoma pankreas secara khusus tidak menyebabkan gejala sampai
tumornya tumbuh besar. Jadi, ketika terdiagnosis, tumor sudah menyebar keluar
pankreas menuju ke kelenjar getah bening di dekatnya, ke hati atau paru-paru.
Gejala pertama yang khas adalah nyeri dan penurunan berat badan.
Penderita mengalami nyeri perut (biasanya nyeri yang hebat di perut bagian atas
yang menjalar ke punggung) dan penurunan berat badan minimal 10% dari berat
badan sebelumnya.
Sekitar 80% kanker terjadi di kepala pankreas (bagian pankreas yang dekat
dengan usus dua belas jari dan saluran empedu utama), sehingga gejala awalnya
yang khas adalah ikterus (jaundice) yang disebabkan adanya penyumbatan pada
saluran empedu utama.
Pada penderita dengan sakit kuning, kuning tidak hanya terjadi di kulit,tetapi
juga di bagian putih mata (sklera) dan jaringan lainnya. ikterus disertai dengan rasa
gatal yang menyeluruh.
Tumor di badan dan ekor pankreas (bagian tengah dan bagian yang paling
jauh dari usus dua belas jari), bisa menyumbat pembuluh balik yang berasal dari
limpa dan menyebabkan pembesaran limpa dan varises (pembesaran dan
pembengkakan pembuluh balik yang berkelok-kelok) di sekeliling lambung dan
kerongkongan. Bila varises tersebut pecah, maka bisa terjadi perdarahan hebat,
terutama dari kerongkongan. (9)
DIAGNOSA
Selain gejala klinis, pemeriksaan laboratorium juga harus dilakukan. Oleh
karena terdapatnya kelainan laboratorium berupa ikterus obstruksi yang harus
dibedakan dari hepatitis. Kadar bilirubin serum hampir tidak pernah lebih dari 30-35
mg/l, sedangkan pada kegagalan hepatoseluler angka ini sangat tinggi. Kadar
fosfatase
alkali
selalu
meningkat
walaupun
belum
terjadi
ikterus.
Kadar
(1)
PENATALAKSANAAN
31 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
berbanding di
stadium awal. Gejala yang biasa didapatkan ialah nyeri abdomen, perdarahan saat
buang air besar, frekwensi buang air besar yang berubah dan penurunan berat
badan. Kanker kolon dapat bermanifestasi sama ada konstipasi atau diare. Gejala
32 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
yang lain ialah anemia, mual muntah, lemas, anoreksia dan distensi abdomen.
( McPhee, 2008)
Gejala tergantung apada lokasi kanker, size kanker dan metastase. Kanker
kolon kiri akan menyebabkan parsial atau obtruksi usus total berbanding kanker
kolon kanan karena lumennya lebih sempit dan feses di kolon kiri lebih keras karena
air telah diserap di kolon proksimal. Obstruksi usus parsial menyebabkan konstipasi,
diare, mual, distensi abdomen dan nyeri perut. ( McPhee, 2008)
Kanker kolon distal kadang-kadang menyebabkan perdarahan rectal tetapi
kanker proksimal. Pasien kanker kolon proksimal mengalami anemia defisiensi besi
yang menyebabkan cepat letih, sesak napas, lemah dan palpitasi. Pada kanker
stadium lanjut dengan metastasis, pasien mengalami penurunan berat badan,
anoreksia, kelemahan otot dan lemah. ( Cappel, 2005)
PEMERIKSAAN FISIK
Seperti halnya dengan gejala, kanker usus besar cenderung tidak
menghasilkan tanda-tanda sampai lanjutan. Anemia dari perdarahan gastrointestinal
dapat menghasilkan pucat. Anemia kekurangan zat besi dapat menyebabkan
koilonychias, glossitis dan cheilitis. Hipoalbuminemia mungkin klinis bermanifestasi
sebagai edema perifer, asites atau edema anasarca. Bising usus yang berkurang
menunjukkan obstruksi usus. . Pada palpasi teraba sebuah massa di bagian perut
bawah ( Cappal, 2005)
PENATALAKSANAAN
Stadium 0 kanker usus besar dapat diobati dengan medikamentosa. Untuk
tahap I, II, dan III kanker, pembedahan yang lebih luas diperlukan untuk menghapus
bagian dari usus besar / Laparoscopic Proctosigmoidectomy
Kemoterapi juga digunakan untuk mengobati pasien dengan kanker usus
besar stadium IV untuk memperbaiki gejala dan memperpanjang kelangsungan
hidup. Irinotecan, oxaliplatin, capecitabine, dan 5-fluorourasil adalah tiga obat yang
paling sering digunakan. monoklonal antibodi, termasuk cetuximab (Erbitux),
33 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
34 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
(1)
PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya setiap tumor ovarium yang diameternya lebih dari 5
sentimeter merupakan indikasi untuk tindakan laparatomi, karena kecenderungan
untuk mengalami komplikasi.
Tindak bedah yang dilakukan dapat bervariasi,mulai dari ooforektomi
unilateral saja sampai pada tindakan histerektomi totalis, salpingo-ooforektomi
bilateral dan omentektomi. Beberapa pertimbangan untuk melakukan pembedahan
konservatif pada tumor ganas ovarium adalah:
1) Usia muda dan fungsi reproduksi masih diperlukan.
2) Stadium IA: tidak ada asites, tidak ada perlekatan, tidak pecah, unilateral, tak
ada pertumbuhan papiler pada permukaan tumor. (10)
35 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
7.Ginjal
ADENOKARSINOMA GINJAL
ETIOLOGI
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari
tubulus proksimalis ginjal. Dikenal juga dengan nama lain yaitu tumor grawitz,
hipernefroma, karsinoma sel ginjal.
Banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya adenokarsinoma
ginjal, tetapi sampai saat ini belum ditemukan agen yang spesifik sebagai
penyebabnya. Merokok merupakan faktor risiko yang paling dekat dengan timbulnya
kanker ginjal. Konsumsi kopi, obat-obatan jenis analgetika, dan pemberian estrogen
juga berhubungan dengan terjadinya adenokarsinoma ginjal ini.
(10)
INSIDEN
Tumor ini merupakan 3% dari tumor ganas pada orang dewasa dan biasanya
ditemukan pada umur 40-70 tahun. Insiden pada lelaki lebih banyak daripada
perempuan. (1)
GEJALA KLINIS
Trias klasik yaitu berupa nyeri pinggang, hematuria dan massa pada
pinggang merupakan tanda bahwa tumor sudah dalam stadium lanjut. Nyeri terjadi
akibat invasi tumor ke dalam organ lain, sumbatan aliran urine, atau massa tumor
yang menyebabkan peregangan kapsula fibrosa ginjal.
Febris yang disebabkan karena nekrosis tumor atau terbebasnya pirogen
endogen oleh tumor ginjal. Hipertensi yang mungkin disebabkan oleh oklusi akibat
penekanan oleh tumor, terjadinya A-V shunting pada massa tumor atau hasil
produksi substansi pressor oleh tumor.
Anemi karena terjadinya perdarahan intra tumoral. Varikokel akut yang tidak
mengecil dengan posisi tidur, terjadi karena obstruksi vena spermatika interna
karena terdesak oleh tumor ginjal atau tersumbat oleh trombus sel-sel tumor.
Kadang terdapat sindrom paraneoplastik yang terdiri dari sindroma staufer
yaitu penurunan fungsi hati yang tidak ada hubungannya dengan metastasis pada
36 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
hepar dengan disertai nekrosis pada berbagai area hati, hiperkalsemia, polisitemia
dan hipertensi. (11)
DIAGNOSA
Diagnosa berdasarkan pada pemeriksaan fisik. Tidak ada pemeriksaan
laboratorium khusus atau khas. Pencitraan dapat dilakukan dengan ultrasonografi,
pielogram intravena, arteriografi dan CT-scan jika diperlukan.
(1)
PENATALAKSANAAN
Terapi dapat dengan nefrektomi, hormonal, imunoterapi, radiasi eksterna,
sitostatika. Tumor yang masih dalam stadium dini dilakukan nefrektomi radikal yaitu
mengangkat ginjal beserta kapsula gerota. Penggunaan terapi hormonal belum
banyak diketahui hasilnya. Preparat yang dipakai adalah hormon progestagen.
Pemakaian imunoterapi dengan memakai interferon atau dikombinasikan dengan
interleukin sedang dicoba saat ini di negara-negara maju. Tetapi hasil terapi ini
belum diketahui jelas manfaatnya. Radiasi eksterna tidak banyak memberikan
manfaat pada tumor ginjal karena tumor ini adalah tumor yang radio resisten.
(11)
NEFROBLASTOMA
ETIOLOGI
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilms atau karsinoma sel
embrional. Penyebab dari nefroblastoma belum jelas. Tetapi 1% dari tumor ini
ditemukan familial dan diturunkan secara dominan autosom. Onkogen tumor Wilms
telah ditemukan pada garis p13 kromosom 11. Tumor wilms sering diikuti dengan
kelainan bawaan berupa anridia, hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia.
(11)
INSIDEN
Tumor ginjal ini banyak menyerang anak usia dibawah 10 tahun dan paling
sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini merupakan tumor urogenitalia yang
paling banyak menyerang anak-anak. Sekitar 10% tumor ini menyerang kedua ginjal
secara bersamaan. (1)
GEJALA KLINIS
37 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
8. URETER
KARSINOMA SEL TRANSISIONAL
ETIOLOGI
Merokok dan zat warna merupakan faktor risiko. Analgetik jangka panjang
juga mempertinggi risiko mendapatkan tumor ini. Penderita dengan nefropati yaitu
radang jaringan interstitial ginjal akibat penyalahgunaan fenasetin mempunyai risiko
tinggi untuk mendapat tumor ini.
(1)
INSIDEN
Angka kejadian tumor ureter ini sangat jarang, yaitu kurang dari 1 % dari
seluruh tumor urogenitalia.
38 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
GEJALA KLINIS
Gejala yang dikeluhkan adalah nyeri pinggang, hematuria kambuhan atau
gejala akibat obstruksi oleh tumor.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan pielografi intravena didapatkan tanda khas yaitu obstruksi,defek
isian dan dilatasi ureter di sebelah proksimal obstruksi. Sitologi urin, diambil urin
langsung dari ureter dengan memakai kateter ureter dan kadang dilakukan biopsi
dengan alat (brush biopsy). Pemakaian ureteroskopi lebih dianjurkan untuk melihat
langsung tumor ureter dan sekaligus melakukan biopsi.
PENATALAKSANAAN
Terapi yang dipilih adalah nefroureteroktomi atau apabila tumor terdapat pada
bagian distal ureter terapinya adalah reseksi parsial ureter dan muaranya di kandung
kemih serta nefroureterovesikostomi.
(11)
DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa tumor retroperitoneal,kadang
dengan balotemen positif di rongga abdomen. Bentuk dan konsistensi tergantung
dari jenis tumor. Pemeriksaan rontgen pada saluran cerna, pielogram intravena atau
pielogram retrograf dan aortografi dapat digunakan untuk melihat tanda-tanda
pendorongan dan penekanan saluran cerna, saluran kemih dan aorta beserta
cabang-cabangnya. Pemeriksaan penunjang lainnya ialah ultrasonografi. Diagnosis
ditegakkan atas dasar pemeriksaan histologik.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan terdiri dari operasi, radiasi dan khusus untuk limfoma,
kemoterapi disertai radioterapi. Pengobatan operatif paling efektif dan memberikan
kemungkinan besar untuk penyembuhan. Terutama tumor jinak, operasi eksisi dapat
memberikan kesembuhan sempurna. Jaringan biopsi umumnya harus diperoleh dari
laparotomi. Indikasi radioterapi adalah tumor yang tidak mungkin dioperasi, sisa
tumor setelah operasi, tumor yang radiosensitif seperti limfoma malignum dan
sebagai terapi adjuvan tertentu.
(1)
10. LIMPA
TUMOR LIMPA
INSIDEN
Tumor limpa baik jinak maupun ganas jarang terjadi.
GEJALA KLINIS
Tumor ganas limpa akan tumbuh dan berkembang sebelum penderita sadar
akan adanya massa di sebelah kiri abdomen. Gejala klinis seperti kakheksia dan
asites juga baru akan timbul setelah tumor berkembang.
PENATALAKSANAAN
Penyembuhan jarang terjadi, tetapi terapi paliatif dilakukan dengan cara
splenektomi. (12)
40 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
DAFTAR PUSTAKA
1. Syamsuhidayat, R dan De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004. p. 131-142, 520, 539-540, 568-570,
589-590, 602-603, 729-730, 776-779
2. Bowen, R. 2006, Surface of anatomy abdomen, www.comcast.net
3. Widjaja, Anthony. R. Pemeriksaan Dasar Ilmu Bedah. 1995. p. 13-14
4. Djayadi, 2007, Penyakit hati dan empedu, www.medicastore.com
41 | T u m o r I n t r a a b d o m e n
42 | T u m o r I n t r a a b d o m e n