A
1102012316
1.
SK 1 - KEPUTIHAN
1.1. MAKROSKOPIK
ORGAN GENITALIA EKSTERNA
Zakirah. B. F. A
1102012316
a.
SK 1 - KEPUTIHAN
Clitoris
Vestibulum
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
f.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
a. Vagina
Vagina adalah saluran yang berbentuk tabung yang menghubungkan
vulva dengan rahim. Ukuran vagina sekitar 6- 7,5 cm meliputi dinding
anterior dan 9-11 cm meliputi dinding posterior.
Fungsi vagina adalah sebagai berikut:
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
b. Uterus (rahim)
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk seperti pir yang
terletak di antara kandung kencing dan rektum.
Fungsi dari uterus adalah:
b.1
Serviks uteri
Serviks uteri merupakan bagian terbawah uterus, yang terdiri dari pars
vaginalis dan pars supravaginalis. Komponen utama dalam serviks uteri
adalah otot polos, jalianan jaringan ikat kolagen dan glikosamin) dan
elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
dengan lubang ostium uteri externum, yang dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum.
b.2
Korpus uteri
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus adalah sebagai berikut:
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Pembuluh darah yang mengaliri uterus adalah arteri uterina dan arteri
ovarika.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
1.2
MIKROSKOPIK
SK 1 - KEPUTIHAN
Zakirah. B. F. A
1102012316
Korteks
terdiri dari :
di
bagian
luar,
Stroma
padat
,
mengandung folikel ovarium.
Stroma berbentuk jala retikulin
dengan sel bentuk gelendong.
Sebelum
pubertas
hanya terdapat folikel primitive.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
b)
Folikel Primordial
Folikel utama saat neonatus (400rb-2juta)
Folikel terdiri dari oosit primer yang dikelilingi sel folikel gepeng.
Oosit berdiameter 40 mm dengan inti besar, eksentrik, sitoplasma
berbutir halus.
Tahap awal perkembangan folikel.
2.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Folikel Tersier
Ruang-ruang
kecil
bersatu
membentuk
Antrum.
Lapisan sel folikular =
sel
granulosa
membatasi antrum.
Sel telur ke tepi dan sel
folicular
membentuk
gundukan yg menjorok
ke
antrum
=
KUMULUS OOFORUS.
Sel
granulosa
yang
tersusun radier terhadap ovum disebut KORONA RADIATA.
Membrana vitrea
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
c) Folikel Graaf
Siap Ovulasi.
Lapisan
Granulosa
menjadi lebih
tipis.
Antrum
bertambah
luas.
Korona radiata
tetap ada saat
spermatozoa
membuahi
oosit
d) Folikel Atretis
Hanya 450 matur.
Folikel yang gagal berkembang akan layu, sehingga disebut
folikel atretis.
Atresia dapat terjadi dalam setiap perkembangan folikel.
Korpus luteum
Dibentuk oleh sel granulosa & sel theca setelah terjadi ovulasi.
Setelah ovulasi, ruptur dinding folikel.
Proses luteinisasi sel granulosa sehingga terbentuk korpus luteum.
Sel granulosa menjadi hipertropi, berbentuk polihedral, inti besar.
Terdapat pigmen kuning dalam sel granulosa.
Sel theca invasi korpus dengan pembuluh darah, juga mengalami
luteinisasi.
Sel theca lebih kecil dan gelap, letak di lipatan jaringan.
Menghasilkan Estrogen dan Progesteron.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Bila tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan bertahan selama 10-14
hari dan akan berdegenerasi menjadi korpus luteum menstruasi. Bila
terjadi pembuahan, plasenta akan menghasilkan HCG dan menstimulasi
korpus luteum untuk bertahan 6 bulan tapi tidak hilang dan masih
mensekresi progesteron sampai akhir kehamilan atau yang disebut korpus
luteum pregnansi.
Korpus Albikans
Korpus luteum menstruasi yang
mengalami degenerasi menghilang
dangan autolisis dan sisa sel difagosit
oleh makrofag. Tempatnya diduduki
jaringan parut dan membentuk
Korpus Albikans, yg bersifat aselular
dan penuh serat hialin.
Korpus albikans tetap ada selama
periode tertentu, dan lambat laun
direabsorbsi stroma. Proses tersebut
berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
TUBA UTERINA
1.
2.
3.
4.
tuba,
berdekatan
dengan
uterus
T. Mukosa
Epitel selapis torak, terdiri dari 2 jenis sel yaitu bersilia dan tdk
bersilia
a) Bersilia :
Membantu pergerakan cairan. Bersama kontraksi otot luar
mengangkut oosit/embrio ke uterus. Mempermudah pergerakan
spermatozoa ke arah ovum.
b) Tidak bersilia :
Sel rendah mensekresi mukus, tersebar diantara sel bersilia.
Membantu transport ovum. Menghalangi bakteri bergerak ke
arah rongga peritoneum.
T. Muskularis
Merupakan Otot Polos Yg Tersusun Sirkular Dan Longitudinal.
Kontraksinya
Menghasilkan
Gelombang
Peristaltik
sehingga
membantu ovum ke uterus.
T. Serosa
Uterus
Dinding uterus terdiri dari :
1.
PERIMETRIUM :
membungkus uterus.
2.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Stratum fungsional
a)
Stratum basale
Bagian
yang
tersisa
selama
menstruasi,
mengandung bagian basal kelenjar endometrium yang
menyediakan epitel dan lamina propria baru untuk regenerasi
endometrium.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Serviks uterina
Vagina
1. Tunika Mukosa
Epitel berlapis gepeng.
Karena estrogen, epitel mensintesis glikogen.
Deskuamasi dikeluarkan
Lamina propria terdiri dari jaringan penyambung jarang dengan
elastin & pembuluh darah. (Eroschenko, 2010)
2. Tunika Muskularis
Serat otot polos
1.3
3.
Tunika Adventisia
Kaya serat elastin
SK 1 - KEPUTIHAN
Zakirah. B. F. A
1102012316
a. dorsalis clitoridis
n. dorsalis clitoridis
n. pudendus
a. pudenda interna
VASKULARISASI
INERVASI
N. pudendus, meninggalkan pelvik melalui foramen infrapiriformis
masuk ke foramen ischiadicum minus sebagai n.clitoridis. cabang
lainnya :
Zakirah. B. F. A
1102012316
2.
SK 1 - KEPUTIHAN
KEPUTIHAN
2.1. DEFINISI
Keputihan (leukorea, fluor albus) merupakan gejala keluarnya cairan dari
vagina selain darah haid. Keputihan (fluor albus) ada yang fisiologik
(normal) dan ada yang patologik (tidak normal). Keputihan tidak
merupakan penyakit melainkan salah satu tanda dan gejala dari suatu
penyakit organ reproduksi wanita (Mansjoer, 2001).
2.2. EPIDEMIOLOGI
2.3. KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI
a. Keputihan fisiologik
Penyebab keputihan fisiologik adalah faktor hormonal, seperti bayi baru
lahir sampai umur kira-kira 10 hari disebabkan pengaruh estrogen dari
plasenta terhadap uterus dan vagina janin. Kemudian dijumpai pada
waktu menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Rangsangan
birahi disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dingding vagina.
Kelelahan fisik dan kejiwaan juga merupakan penyebab keputihan.
(Sarwono, 1999).
b. Keputihan Patologik
Keputihan patologik disebabkan oleh karena kelainan pada organ
reproduksi wanita dapat berupa Infeksi, Adanya benda asing, dan
penyakit lain pada organ reproduksi.
1) Infeksi
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh. Salah satu
gejalanya adalah keputihan. Infeksi yang sering terjadi pada organ
kewanitaan yaitu vaginitis, candidiasis, trichomoniasis.
a) Vaginitis
Penyebabnya adalah pertumbuhan bakteri normal yang berlebihan pada
vagina. Dengan gejala cairan vagina encer, berwana kuning kehijauan,
berbusa dan bebau busuk, vulva agak bengkak dan kemerahan, gatal,
terasa tidak nyaman serta nyeri saat berhubungan seksual dan saat
kencing. Vaginosis bakterialis merupakan sindrom klinik akibat pergantian
Bacillus Duoderlin yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri
anaerob dalam konsentrasi tinggi seperti Bacteroides Spp, Mobiluncus Sp,
Peptostreptococcus Sp dan
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Infeksi ini timbul jika penyebab infeksi (bakteri atau organisme lain )
Masuk melalui prosedur medis, saperti; haid, abortus yang disengaja,
insersi IUD, saat melahirkan, infeksi pada saluran reproduksi bagian
bawah yang terdorong sampai ke serviks atau sampai pada saluran
reproduksi bagian atas.
Gambar
Estrogen dan Biologi
Vagina
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang
disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil
Doderlein dengan berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi
basil Doderlein berkurang maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme
patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina.
Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis akan memberikan
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
A. Keputihan Fisiologis
- cairan vagina jernih
- tidak berwarna
- tidak gatal
- sekret bisa sedikit atau cukup banyak
B. Patologis
1. Bakteri
Gejala klinis antara lain: duh tubuh vagina putih homogen, melekat
pada dinding vagina dan vestibulum; pH cairan vagina > 4,5;
terciumnya bau amis seperti ikan pada duh tubuh vagina yang diolesi
dengan larutan KOH 10 %.
1.1 Chlamydia trachomatis
- sekret serviks mukopulen dan ektopi
- edema
- rapuhnya serviks
1.2 Gardnerella vaginalis
- banyak sekali discharge berwarna abu-abu
- berbau amis
- rasa gatal atau terbakar biasanya minimal
1.3 Neisseria gonorheae
- infeksi daerah serviks (pada dewasa)
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
a. Anamnesis
Sejak kapan mengalami keputihan
Bagaimana konsistensi, warna, bau, jumlah dari keputihannya
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid
Riwayat penggunaan bahan-bahan kimia dalam membersihkan alat
genialia
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Pemeriksaan Fisis
Inspeksi : kekentalan, bau dan warna leukore
Warna kuning kehijauan berbusa : parasit ( trichomonas)
Warna kuning, kental : GO
Warna putih : jamur
Warna merah muda : bakteri non spesifik
Palpasi : pada kelenjar bartolini
c. Pemeriksaan Ginekologi
Inspekulo
Pemeriksaan bimanual
d. Laboratorium
Pemeriksaan PH vagina
pH normal vagina : 3,8 4,5
1. Pulasan dengan pewarnaan gram
2. Pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10%
3. Kultur
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Kaca benda atau gelas objek yang pada satu sisinya telah
diberikan label
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Diagnosis
Banding
Ca Cervix
infeksi Chlamydia
atropik vaginitis
gonorrhea
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang
Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Sistemik
-
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Ditambah
-
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Fever
PID may cause only minor signs and symptoms or none at all. PID with mild or no
symptoms is especially common when the infection is due to chlamydia.
Go to the emergency room if you experience the following severe signs and
symptoms of PID:
Vomiting
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
If your signs and symptoms aren't severe, but they're persistent, see your doctor as
soon as possible. Vaginal discharge with an odor, painful urination or bleeding
between menstrual cycles can be associated with a sexually transmitted infection
(STI). If these signs and symptoms appear, stop having sex and see your doctor
soon. Prompt treatment of an STI can help prevent PID.
Pelvic inflammatory disease can be caused by a number of bacteria but are most
often caused by gonorrhea or chlamydia infections. These bacteria are usually
acquired during unprotected sex.
Less commonly, bacteria may enter your reproductive tract anytime the normal
barrier created by the cervix is disturbed. This can happen after intrauterine device
(IUD) insertion, childbirth, miscarriage or abortion.
A number of factors may increase your risk of pelvic inflammatory disease, including:
Being in a sexual relationship with a person who has more than one sex
partner
Douching regularly, which upsets the balance of good versus harmful bacteria
in the vagina and may mask symptoms that might otherwise cause you to seek
early treatment
Untreated pelvic inflammatory disease may cause scar tissue and collections of
infected fluid (abscesses) to develop in your fallopian tubes and damage your
reproductive organs. Complications may include:
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Infertility. PID may damage your reproductive organs and cause infertility
the inability to become pregnant. The more times you've had PID, the greater
your risk of infertility. Delaying treatment for PID also dramatically increases your
risk of infertility.
Chronic pelvic pain. Pelvic inflammatory disease can cause pelvic pain that
may last for months or years. Scarring in your fallopian tubes and other pelvic
organs can cause pain during intercourse and ovulation.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Treatment for your partner. To prevent reinfection with an STI, advise your
sexual partner or partners to be examined and treated. Partners can be infected
and not have any noticeable symptoms.
More-serious cases
Outpatient treatment is adequate for treating most women with pelvic inflammatory
disease. However, if you're seriously ill, pregnant or haven't responded to oral
medications, you may need hospitalization. At the hospital, you may receive
intravenous (IV) antibiotics, followed by antibiotics you take by mouth.
Surgery is rarely necessary. However, if an abscess ruptures or threatens to rupture,
your doctor may drain it.
In addition, surgery may be performed on women who don't respond to antibiotic
treatment or who have a questionable diagnosis, such as when one or more of the
signs or symptoms of PID are absent.
To reduce your risk of pelvic inflammatory disease:
Practice safe sex. Use condoms every time you have sex, limit your number
of partners and ask about a potential partner's sexual history.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Pay attention to hygiene habits. Wipe from front to back after urinating or
having a bowel movement to avoid introducing bacteria from your colon into the
vagina.
2.9
PENCEGAHAN
Bersihkan selalu organ intim anda. Bersihakan dengan menggunakan
pembersih yang tidak menyebabkan gangguan kestabilan pH pada
daerah alat kelamin anda. Gunakan produk pembersih terbuat dari
bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar susu dapat
menjaga pH seimbang juga meningkatkan flora dan bakteri yang tidak
bersahabat dapat ditekan. Penggunaan sabun antiseptik kurang baik
bagi alat kelamin dalam jangka panjang, karena bersifat agat keras.
Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat alat
kelamin harum atau kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini
mudah terselip dan tidak dapat terbersihkan, sehingga mengundang
diganti
Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu
seirng
menggunakan
celana
luar
yang
ketat,
hal
ini
dapat
menyerap keringat.
Saat periode menstruasi, seringlah anda mengganti pembalut
Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, janga digunakan terlalu
lama.
Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
3.
keputihan, maka cairan jenis ini adalah cairan normal yang umumnya
menjadi ciri berakhirnya haid atau datangnya waktu haid. Secara fisik
warnanya bening atau sedikit kuning/keruh. Cairan keputihan dalam
bahasa Arab diistilahkan dengan nama ( At-Tariyyah). Az-Zabidi dalam
kitabnya Tajul Arus Min Jawahiri Al-Qomus menyatakan;
(246 /37)
:
At-Tariyyah, (dibaca dengan wazan) seperti Ghoniyyah; Pada sisa haid
wanita (cirinya fisiknya) lebih terang dan cerah daripada warna
kuning/keruh. Wanita melihatnya pada saat suci sehingga (dengan
keluarnya cairan itu) dia tahu bahwa dia telah suci dari haidnya (Tajul
Arus Min Jawahiri Al-Qomus, Vol;38, hlm;246)
Keputihan adalah cairan normal yang ada pada setiap wanita dan tidak
membuat wajib mandi besar. Adapula keputihan yang dianggap abnormal
secara medis (keputihan patologis) karena berbau tidak sedap dan
menimbulkan keluhan, namun keputihan jenis ini tetap dihukumi
keputihan dan tidak membuat wajib mandi besar. Wallahualam. (suaraislam)
Seorang yang mengalami keputihan, insyaallah mengambil hukum
sebagaimana orang yang mengeluarkan darah istihadhah, dengan
ketentuan: tetap wajib melaksanakan semua ibadah sebagaimana
seorang yang suci/tidak berhalangan haidh atau nifas.
Satu hal yang membedakan seorang yang mengeluarkan darah istihadhah
(termasuk keputihan) dengan seorang yang suci, yaitu dalam cara
bersuci. Wanita yang istihadhah/keputihan wajib bersuci/berwudhu setiap
kali mau mengerjakan shalat wajib. Tetapi wudhunya hanya untuk satu
waktu shalat, dikerjakan ketika sudah masuk waktunya atau ketika mau
shalat fardhu, setelah sebelumnya membersihkan darah/cairan dan
menahannya dengan pembalut, dan ia dianggap batal wudhunya dengan
habisnya waktu shalat. Oleh karenanya ketika datang waktu shalat
berikutnya ia kembali wajib wudhu.
Wallahu a'lam bishshawab.
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN
Zakirah. B. F. A
1102012316
SK 1 - KEPUTIHAN