Anda di halaman 1dari 39

Zakirah. B. F.

A
1102012316

1.

SK 1 - KEPUTIHAN

ANATOMI ORGAN REPRODUKSI WANITA

1.1. MAKROSKOPIK
ORGAN GENITALIA EKSTERNA

SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANATOMY, VOL 2

Zakirah. B. F. A
1102012316

a.

SK 1 - KEPUTIHAN

Mons veneris / mons pubis (daerah tumbuhnya rambut)

Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak


dan sedikit jaringan ikat, terdapat pula pembuluh darah dan saraf-saraf
yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons
veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk
melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b.

Labia Mayora / labium majus pudendi

Merupakan lipatan kulit kelanjutan dari mons veneris berbentuk


lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan dorsocaudal
membentuk comissura posterior labiorum majorum sedang yang berjalan
ke ventrocranial membentuk comissura anterior labiorum majorum. Kedua
bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus
dengan vulva). Celah yang dibatasi kedua labia majora ini disebut rima
pudenda. Permukaan ini terdiri dari :
1)
Bagian luar/facies lateralis
: tertutup rambut, yang merupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
2)
Bagian dalam/facies medialis : tanpa rambut, merupakan selaput
yang mengandung kelenjar sebasea (lemak)
Terdapat jaringan pengikat, lemak, dan jaringan menyerupai tunika dartos
scroti. Labium majus berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di
dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima
rangsangan.
c.

Labia Minora atau Nimfae

Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut.


Dibagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis
dan di bagian bawahnya bertemu membentuk frenulum labiorum
minorum. Lipatan kulit yang berjalan ventralcranial melekat pada dataran
dorsocaudal gland klitoridis kanan kiri dari linea mediana, disebut
frenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium vagina.
d.

Clitoris

Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan gland


penis laki-laki. Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan
pembuluh-pembuluh darah sehingga sangat peka. Letaknya anterior
dalam vestibula. Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di
dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh
darah dan syaraf.
e.

Vestibulum

Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua


bibir kecil, bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua
bibir kecil. Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran
kelenjar Bartholini, dua lubang saluran Skene. Berfungsi untuk

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

mengeluarkan cairan yang berguna untuk melumasi vagina pada saat


bersenggama.

f.

Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)

Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena


dapat mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan
seks, dan salurannya keluar antara himen dan labia minora.
g.

Hymen (selaput dara)

Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh


dan mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari
lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen
tertutup seluruhnya disebut hymen imperforata dan menimbulkan gejala
klinik setelah mendapat menstruasi.
h.

Ostium uretra externa

Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris.


Fungsinya sebagai saluran untuk keluarnya air kencing.
i.

Perineum (jarak vulva dan anus)

Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih


4cm.Terdapat otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan
interna serta dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

SOBOTTA ATLAS OF HUMAN ANATOMY, VOL 2

ORGAN GENITALIA INTERNA

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Genetalia interna terdiri atas vagina (liang senggama), uterus (rahim),


tuba falopi (saluran telur) dan ovarium (indung telur).

a. Vagina
Vagina adalah saluran yang berbentuk tabung yang menghubungkan
vulva dengan rahim. Ukuran vagina sekitar 6- 7,5 cm meliputi dinding
anterior dan 9-11 cm meliputi dinding posterior.
Fungsi vagina adalah sebagai berikut:

Saluran untuk keluarnya menstruasi dari rahim


Tempat senggama
Jalan lahir

PH vagina normal berkisar 4-5, sehingga menyebabkan cairan menjadi


sedikit asam. Hal ini, memberikan proteksi terhadap penyebaran kuman.
Dinding vagina yang berlipat-lipat yang berjalan sirkulair disebut rugae.
Dinding vagina terdiri atas tiga lapisan yaitu: lapisan mukosa yang
merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Bagian dari leher
rahim yang menonjol ke dalam vagina disebut porsio. Sedangkan daerah
di sekitar servik disebut forniks. Forniks dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu:
forniks anterior, forniks posterior, forniks lateral kanan dan kiri.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

b. Uterus (rahim)
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk seperti pir yang
terletak di antara kandung kencing dan rektum.
Fungsi dari uterus adalah:

Setiap bulan, berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan


ditandai adanya perubahan dan pelepasan dari endometirum.
Selama kehamilan sebagai tempat implantasi, retensi dan nutrisi
konseptus.
Saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.

Ukuran uterus berbeda-beda tergantung pada usia, pernah melahirkan


atau belum. Ukuran uterus pada anak-anak 2-3 cm, nuli para 6-8 cm dan
multi para 8-9 cm.
Uterus terdiri atas dua bagian utama yaitu serviks dan korpus uteri.

b.1

Serviks uteri

Serviks uteri merupakan bagian terbawah uterus, yang terdiri dari pars
vaginalis dan pars supravaginalis. Komponen utama dalam serviks uteri
adalah otot polos, jalianan jaringan ikat kolagen dan glikosamin) dan
elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
dengan lubang ostium uteri externum, yang dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum.

b.2

Korpus uteri

Korpus uteri terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang


melekat pada ligamentum latum uteri di intra abdomen, tengah lapisan
muskular / miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam
arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intra abdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di
atas vesica urinaria.
Hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis ke dalam vagina
disebut ostium uteri eksternum. Isthmus adalah bagian uterus antar
korpus dan serviks uteri, yang diliputi oleh peritoneum viserale. Isthmus,
akan melebar selama kehamilan dan disebut segmen bawah rahim.
Organ yang berbatasan dengan uterus adalah sebagai berikut:

Sebelah atas: rongga rahim berhubungan dengan tuba falopi

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Sebelah bawah: berbatasan dengan saluran leher rahim (kanalis


servikalis)

Ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus adalah sebagai berikut:

Ligamentum latum: terletak di sebelah kanan dan kiri uterus,


meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga
uterus seolah-olah menggantung pada tuba.
Ligamentum rotundum: atau teres uteri terletak di bagian atas
lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba. Ligamen ini menahan
uterus antefleksi.
Ligamentum infundibulo pelvikum / lig.suspensorium ovarii:
ada dua yaitu di bagian kiri kanan dari infundibulum dan ovarium.
Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul.
Ligamentum kardinale: terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi
ostium internum ke dinding panggul.
Ligamentum sakro uterinum: terdapat di kiri dan kanan dari
serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
Ligamentum vesiko uterinum: terletak pada daerah uterus ke
kandung kencing.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Letak uterus adalah sebagai berikut:

Antefleksi (menekan ke depan), merupakan letak fisiologis


Retrofleksi (menghadap ke belakang)
Anteversio, uterus terdorong ke depan
Retroversio, uterus terdorong ke belakang
Torsio, uterus yang memutar

Pembuluh darah yang mengaliri uterus adalah arteri uterina dan arteri
ovarika.

c. Tuba falopi (saluran telur)


Tuba falopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah
lateral, kornu uteri kanan dan kiri. Panjang tuba falopi adalah 12 cm,
dengan diameter 3-8 mm.
Fungsi dari tuba falopi adalah:

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Menangkap dan membawa ovum dari ovarium ke uterus


Tempat terjadinya konsepsi
Tuba falopi terdiri atas 4 bagian yaitu:

Pars interstisialis: Pars interstisialis merupakan bagian tuba yang berjalan


dari dinding uterus mulai dari ostium tuba.
Pars ismika: Pars ismika merupakan bagian tuba setelah ke luar dinding
uterus. Pars ismika merupakan bagian yang lurus dan sempit.
Pars ampularis: Pars ampularis merupakan bagian tuba antara pars ismika
dengan infundibulum. Pars ampularis merupakan bagian tuba yang paling
lebar dan berbentuk S. Pars ampularis merupakan tempat terjadinya
konsepsi.
Infundibulum: Infundibulum merupakan bagian ujung dari tuba dengan
umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi dari fimbrae untuk menangkap
ovum yang matang. Lubang pada fimbrae disebut ostium abdominale
tuba.
d. Ovarium (indung telur)
Ovarium homolog dengan testis pada pria. Ovarium berbentuk oval dan
terletak pada dinding panggul bagian lateral yang disebut fossa ovarium.
Ovarium ada dua yaitu terletak di kiri dan kanan uterus. Ovarium
dihubungkan oleh ligamentum ovarii propium dan dihubungkan dengan
dinding panggul dengan perantara ligamentum infundibulo pelvikum.
Fungsi ovarium adalah sebagai berikut:

Mengeluarkan hormon progesteron dan esterogen


Mengeluarkan telur setiap bulan

Ukuran ovarium sekitar 2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0,9-1,5 cm. Berat ovarium


kurang lebih 4-8 gram.
(Daftar Pustaka : Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Widya Medika. Jakarta)

1.2

MIKROSKOPIK

ORGAN GENITALIA EKSTERNA


Jenis kelenjar mukosa. Klitoris adalah penis rudimenter, epitel berlapis
gepeng. Labia minora, lipatan kulit dengan jaringan penyambung
spongiosa. Labia mayora, lipatan kulit dengan jaringan adiposa dengan
bagian luar terdapat kulit dan rambut kasar. Keduanya punya kelenjar
sebasea dan kel keringat. Banyak terdapat ujung saraf sensoris seperti
badan meisner, pacini untuk membangun rangsang seksual.

SK 1 - KEPUTIHAN

Zakirah. B. F. A
1102012316

ORGAN GENITALIA INTERNA


Ovarium

Merupakan Kelenjar ganda.

Produk eksokrinnya adalah ovum

Produk endokrinnya adalah hormon yang diperlukan utk: :

Perkembangan sifat kelamin (Estradiol/Estrogen)

Perubahan Siklik Endometrium (Progesteron)

Ovarium dibungkus Epitel Germinatif berupa Selapis Kuboid yg


menyatu dengan mesotel.

Di bawah epitel tersebut terdapat jaringan ikat padat yaitu Tunika


albuginea.

Struktur ovarium terdiri dari :


a)

Korteks
terdiri dari :

di

bagian

luar,

Stroma
padat
,
mengandung folikel ovarium.
Stroma berbentuk jala retikulin
dengan sel bentuk gelendong.

Sebelum
pubertas
hanya terdapat folikel primitive.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Kematangan seks adanya folikel yg berkembang dan


hasil akhirnya berupa korpus luteum, folikel atretis.

Saat menopause folikel menghilang dan korteks jadi


tipis dan terdiri dari jaringan ikat fibrosa.

b)

Medula dibagian dalam, terdiri dari :

Jaringan ikat fibroelastis berisi pembuluh darah besar,


limf dan saraf.

Pertumbuhan dan Perkembangan


1.

Folikel Primordial
Folikel utama saat neonatus (400rb-2juta)
Folikel terdiri dari oosit primer yang dikelilingi sel folikel gepeng.
Oosit berdiameter 40 mm dengan inti besar, eksentrik, sitoplasma
berbutir halus.
Tahap awal perkembangan folikel.

2.

Folikel Tahap Perkembangan


Folikel berkembang dengan ukuran folikel berbeda.
Pertumbuhan distimulasi FSH sehingga oosit membesar.
Epitel folikel berubah menjadi kuboid dan berproliferasi
menjadi epitel berlapis (MULTI LAMINAR) dan Zona Pelusida
terbentuk.
Ruang-ruang kecil (berisi cairan muncul diantara kerumunan
sel epitel dan dapat membentuk ruang besar (ANTRUM) dan
berisi cairan folikel (liquor foliculi).
a) Folikel Primer (Unilaminar dan Multilaminar)
Sel folikular berubah dari gepeng menjadi kuboid.
Tidak ada ruang berisi liqour foliculi.
Zona pelusida mulai terbentuk akhir fase folikel primer/msk fs folikel
sekunder.
b) Folikel Sekunder
Terbentuk membrana basalis.
Sel folicular > 1 lapis.
Zona Pelusida (bingkai).
Ruang folicular kecil-kecil.
Stroma mbtk Teka Folikel :
TEKA INTERNA : Sel kuboid, banyak vaskularisasi.
TEKA EKSTERNA : Terdiri dari jaringan penyambung kolagen.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Folikel Tersier

Ruang-ruang
kecil
bersatu
membentuk
Antrum.
Lapisan sel folikular =
sel
granulosa
membatasi antrum.
Sel telur ke tepi dan sel
folicular
membentuk
gundukan yg menjorok
ke
antrum
=
KUMULUS OOFORUS.
Sel
granulosa
yang
tersusun radier terhadap ovum disebut KORONA RADIATA.
Membrana vitrea

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

c) Folikel Graaf
Siap Ovulasi.
Lapisan
Granulosa
menjadi lebih
tipis.
Antrum
bertambah
luas.
Korona radiata
tetap ada saat
spermatozoa
membuahi
oosit
d) Folikel Atretis
Hanya 450 matur.
Folikel yang gagal berkembang akan layu, sehingga disebut
folikel atretis.
Atresia dapat terjadi dalam setiap perkembangan folikel.

Korpus luteum
Dibentuk oleh sel granulosa & sel theca setelah terjadi ovulasi.
Setelah ovulasi, ruptur dinding folikel.
Proses luteinisasi sel granulosa sehingga terbentuk korpus luteum.
Sel granulosa menjadi hipertropi, berbentuk polihedral, inti besar.
Terdapat pigmen kuning dalam sel granulosa.
Sel theca invasi korpus dengan pembuluh darah, juga mengalami
luteinisasi.
Sel theca lebih kecil dan gelap, letak di lipatan jaringan.
Menghasilkan Estrogen dan Progesteron.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Bila tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan bertahan selama 10-14
hari dan akan berdegenerasi menjadi korpus luteum menstruasi. Bila
terjadi pembuahan, plasenta akan menghasilkan HCG dan menstimulasi
korpus luteum untuk bertahan 6 bulan tapi tidak hilang dan masih
mensekresi progesteron sampai akhir kehamilan atau yang disebut korpus
luteum pregnansi.

Korpus Albikans
Korpus luteum menstruasi yang
mengalami degenerasi menghilang
dangan autolisis dan sisa sel difagosit
oleh makrofag. Tempatnya diduduki
jaringan parut dan membentuk
Korpus Albikans, yg bersifat aselular
dan penuh serat hialin.
Korpus albikans tetap ada selama
periode tertentu, dan lambat laun
direabsorbsi stroma. Proses tersebut
berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

TUBA UTERINA
1.

Bagian Intramural (Pars Interstitial) : terletak di bagian dalam


dinding uterus.

2.

Istmus : dibentuk bagian


merupakan segmen sempit.

3.

Ampula : Lebih lebar daripada istmus , mengandung lipatan mukosa


bercabang, tempat tersering terjadi pembuahan.

4.

Infundibulum : Segmen paling ujung (distal), bentuk corong


membuka, dekat ovarium. Jari-jari/jumbai melebar ke arah ovarium
disebut FIMBRIAE.

tuba,

berdekatan

dengan

uterus

Secara histologi, dinding tuba uterina terdiri dari 3 lapis :

T. Mukosa
Epitel selapis torak, terdiri dari 2 jenis sel yaitu bersilia dan tdk
bersilia
a) Bersilia :
Membantu pergerakan cairan. Bersama kontraksi otot luar
mengangkut oosit/embrio ke uterus. Mempermudah pergerakan
spermatozoa ke arah ovum.
b) Tidak bersilia :
Sel rendah mensekresi mukus, tersebar diantara sel bersilia.
Membantu transport ovum. Menghalangi bakteri bergerak ke
arah rongga peritoneum.

T. Muskularis
Merupakan Otot Polos Yg Tersusun Sirkular Dan Longitudinal.
Kontraksinya
Menghasilkan
Gelombang
Peristaltik
sehingga
membantu ovum ke uterus.

T. Serosa

Uterus
Dinding uterus terdiri dari :
1.

PERIMETRIUM :
membungkus uterus.

tdd selapis sel mesotel dg jar ikat tipis yg

2.

MIOMETRIUM : Berupa dinding otot polos padat dg tebal 12-15 cm.


Merupakan bagian uterus paling tebal (3 lapis) :
a) Lapis otot dalam, terbentuk dari serat memanjang yaitu stratum
subvaskular.
b) Lapis otot tengah, serat melingkar dg pembuluh darah yaitu
stratum vaskular.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

c) Lapis otot luar memanjang, tipis dibawah peritoneum yaitu


stratum supravaskular.
3.

ENDOMETRIUM : Mukosa terdiri dari epitel selapis torak, mempunyai


Kelenjar tubuler simplek yg menjulur dari permukaan ke lamina propria.
Lapisannya dibagi 2 bagian :
a)

Stratum fungsional

Lapisan yang mengalami penebalan dan kemudian


dilepaskan (buang) pada saat menstruasi dan diganti lagi
selama siklus mens
Menurut beberapa ahli
Zona Kompakta (Superfisialis)
Zona Spongiosa (Profunda)

a)

Stratum basale

Bagian
yang
tersisa
selama
menstruasi,
mengandung bagian basal kelenjar endometrium yang
menyediakan epitel dan lamina propria baru untuk regenerasi
endometrium.

Jadi sebagai sumber stem cell untuk membentuk


lapisan baru.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Serviks uterina

Permukaan luar / leher uterus yang


menjorok ke dalam lumen vagina.
Dinding terdiri dari jaringan ikat padat dan
otot polos.
Mukosa terdiri dari kelenjar mukosa serviks
yg bercabang-cabang dan tidak mengalami
deskuamasi waktu haid.
Permukaan luar serviks yang menonjol ke
vagina ditutupi epitel berlapis gepeng.
Kelenjar
serviks
pada
waktu
hamil
berproliferasi, sekret kental.
Sekret penting saat fertilisasi oosit karena sperma dapat menembus
dalam korpus.

Vagina
1. Tunika Mukosa
Epitel berlapis gepeng.
Karena estrogen, epitel mensintesis glikogen.
Deskuamasi dikeluarkan
Lamina propria terdiri dari jaringan penyambung jarang dengan
elastin & pembuluh darah. (Eroschenko, 2010)
2. Tunika Muskularis
Serat otot polos

1.3

VASKULARISASI DAN INERVASI

3.

Tunika Adventisia
Kaya serat elastin

SK 1 - KEPUTIHAN

Zakirah. B. F. A
1102012316

a. dorsalis clitoridis

n. dorsalis clitoridis

n. pudendus

a. pudenda interna

VASKULARISASI

Genitalia eksterna / perinei : oleh a. perinei cabang a. pudenda


interna
Vagina : oleh a. vaginalis, a.clitoridis cabang a. pudenda interna
(cbg a. iliaca interna)
Clitoris : oleh a. vaginalis, a.clitoridis cabang a. pudenda interna
(cbg a. iliaca interna)
Ovarium : oleh a. ovarica cabang aorta abdominalis
Uterus : oleh a. uterina cabang a.iliaca interna/a.hypogastrica (cbg
a.iliaca comunis)

INERVASI
N. pudendus, meninggalkan pelvik melalui foramen infrapiriformis
masuk ke foramen ischiadicum minus sebagai n.clitoridis. cabang
lainnya :

N. hemorrhoidalis : untuk m. spincter ani externus dan kulit


region analis
N. perinealis : berakhir sebagai N. labialis : untuk labium majus

Zakirah. B. F. A
1102012316

2.

SK 1 - KEPUTIHAN

KEPUTIHAN

2.1. DEFINISI
Keputihan (leukorea, fluor albus) merupakan gejala keluarnya cairan dari
vagina selain darah haid. Keputihan (fluor albus) ada yang fisiologik
(normal) dan ada yang patologik (tidak normal). Keputihan tidak
merupakan penyakit melainkan salah satu tanda dan gejala dari suatu
penyakit organ reproduksi wanita (Mansjoer, 2001).

2.2. EPIDEMIOLOGI
2.3. KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI
a. Keputihan fisiologik
Penyebab keputihan fisiologik adalah faktor hormonal, seperti bayi baru
lahir sampai umur kira-kira 10 hari disebabkan pengaruh estrogen dari
plasenta terhadap uterus dan vagina janin. Kemudian dijumpai pada
waktu menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Rangsangan
birahi disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dingding vagina.
Kelelahan fisik dan kejiwaan juga merupakan penyebab keputihan.
(Sarwono, 1999).
b. Keputihan Patologik
Keputihan patologik disebabkan oleh karena kelainan pada organ
reproduksi wanita dapat berupa Infeksi, Adanya benda asing, dan
penyakit lain pada organ reproduksi.
1) Infeksi
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh. Salah satu
gejalanya adalah keputihan. Infeksi yang sering terjadi pada organ
kewanitaan yaitu vaginitis, candidiasis, trichomoniasis.
a) Vaginitis
Penyebabnya adalah pertumbuhan bakteri normal yang berlebihan pada
vagina. Dengan gejala cairan vagina encer, berwana kuning kehijauan,
berbusa dan bebau busuk, vulva agak bengkak dan kemerahan, gatal,
terasa tidak nyaman serta nyeri saat berhubungan seksual dan saat
kencing. Vaginosis bakterialis merupakan sindrom klinik akibat pergantian
Bacillus Duoderlin yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri
anaerob dalam konsentrasi tinggi seperti Bacteroides Spp, Mobiluncus Sp,
Peptostreptococcus Sp dan

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Gardnerella vaginalis bakterialis dapat dijumpai duh tubuh vagina yang


banyak, Homogen dengan bau yang khas seperti bau ikan, terutama
waktu berhubungan seksual. Bau tersebut disebabkan adanya amino yang
menguap bila cairan vagina menjadi basa.
Cairan seminal yang basa menimbulkan terlepasnya amino dari
perlekatannya pada protein dan vitamin yang menguap menimbulkan bau
yang khas.
b) Candidiasis
Penyebab berasal dari jamur kandida albican. Gejalanya adalah keputihan
berwarna putih susu, begumpal seperti susu basi, disertai rasa gatal dan
kemerahan pada kelamin dan disekitarnya. Infeksi jamur pada vagina
paling sering disebabkan oleh Candida,spp, terutama Candida albicans
(Brown and Chin, 2002). Gejala yang muncul adalah kemerahan pada
vulva, bengkak, iritasi, dan rasa panas. Tanda klinis yang tampak adalah
eritema, fissuring, sekret menggumpal seperti keju, lesi satelit dan edema
(Brown and Chin, 2002) dikutip dari (Widiawaty, 2006). Usaha pencegahan
terhadap timbulnya kandidiasis vagina meliputi penanggulangan faktor
predisposisi dan penanggulangan sumber infeksi yang ada.
Penanggulangan faktor predisposisi misalnya tidak menggunakan
antibiotika atau steroid yang berlebihan, tidak menggunakan pakaian
ketat, mengganti kontrasepsi dengan kontrasepsi lain yang sesuai,
memperhatikan hygiene. Penanggulangan sumber infeksi yaitu dengan
mencari dan mengatasi sumber infeksi yang ada, baik dalam tubuhnya
sendiri atau diluarnya (Endang, 2003).
c) Trichomoniasis
Berasal dari parasit yang disebut Trichomonas vaginalis. Gejalanya
keputihan berwarna kuning atau kehijauan, berbau dan
berbusa,kecoklatan seperti susu ovaltin, biasanya disertai dengan gejala
gatal dibagian labia mayora, nyeri saat kencing dan terkadang sakit
pinggang.
Trichomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual
dan sering
menyerang traktus urogenitalis bagian bawah. Pada wanita sering tidak
menunjukan keluhan, bila ada biasanya berupa duh tubuh vagina yang
banyak, berwarna kehijauan dan berbusa yang patognomonic (bersifat
khas) untuk penyakit ini. Pada pemeriksaan dengan kolposkopi tampak
gambaran Strawberry cervix yang dianggap khas untuk trichomoniasis.
Salah satu fungsi vagina adalah untuk melakukan hubungan seksual.
Terkadang mengalami pelecetan pada saat melakukan senggama. Vagina
juga menampung air mani, dengan adanya pelecetan dan kontak
mukosa(selapu lendir) vagina dengan air mani merupakan pintu masuk
(Port dentre) mikro organisme penyebab infeksi PHS.
2). Adanya benda asing dan penyebab lain.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Infeksi ini timbul jika penyebab infeksi (bakteri atau organisme lain )
Masuk melalui prosedur medis, saperti; haid, abortus yang disengaja,
insersi IUD, saat melahirkan, infeksi pada saluran reproduksi bagian
bawah yang terdorong sampai ke serviks atau sampai pada saluran
reproduksi bagian atas.

2.4. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI


Pada keadaan normal, cairan/sekret yang keluar dari vagina
wanita dewasa sebelum menopause terdiri dari sel epitel vagina
(terutama yang paling luar/superfisial yang terkelupas dan dilepaskan
ke dalam rongga vagina), beberapa sel darah putih (leukosit), cairan
transudasi dari dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus,
sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta
mengandung berbagai organisme terutama Lactobasilus Doderlein
(batang gram positif, flora vagina terbanyak); beberapa jenis bakteri
lain kokus seperti Streptokokus dan Stapilokokus, dan Eschericia coli.
Peranan basil doderlein dianggap menekan pertumbuhan
mikroorganisme patologis karena basil Doderlein mempunyai
kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas
menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam
dengan pH 3,0-4,5 pada wanita dalam masa reproduksi. Suasana asam
inilah yang mencegah tumbuhnya mirkoorganisme patologis.

Gambar
Estrogen dan Biologi
Vagina
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang
disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil
Doderlein dengan berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi
basil Doderlein berkurang maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme
patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina.
Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis akan memberikan

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan


bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi
pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah fluor albus.
Infeksi bakteri
- Gonorea
- Sifilis
- Clamidia trachomatis
- Gardnerella vaginalis
Infeksi virus
- Virus Herpes Simpleks (HSV)
- Virus Papiloma Manusia (HPV)
Infeksi Jamur
- Candida albicans
Infeksi parasit
- Trikomoniasis Vaginalis
Benda asing
Menimbulkan rangsangan pengeluaran cairan vagina yang jika
berlebihan menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi
penyerta dari flora normal dalam vagina.
Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat
pembusukansel abnormal, seringkali disertai darah yang tidak segar.
Menopause
Estrogen turun vagina menjadi kering dan lapisan sel tipis, kadar
glikogen berkurang, dan basil doderlein berkurang memudahkan
infeksi karena lapisan sel epitel tipis, mudah menimbulkan luka flour
albus
Erosi
Daerah merah sekitar ostium uteri internum yakni epitel kolumner
endoserviks terkelupas, mudah terjadi infeksi penyerta dari flora
normal di vagina sehingga timbul fluor albus.
Stress
Stressor dapat merangsang sekresi adenokorteks yang berakibat
meningkatkan glukokortikoid dan aktivitas saraf simpatis, diikuti
pelepasan katekolamin.
Hipotalamus bereaksi mengontrol sekresi Adrenocorticopin (ACTH)
yang berhubungan dengan sekresi hormon peptida termasuk
vasopresin, oksitosin, dan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Hormon
peptida ini berperan mengatur fungsi imun. Dalam keadaan stres,
sekresi Growth Hormone (GH) juga meningkat, stress yang lama dapat
menekan fungsi gonad. Reseptor spesifik yang terdapat pada
neuroendokrin dapat mempengaruhi aktifitas sel. Sel makrofag yang
telah aktif akan melepaskan suatu mediator yaitu interleukin 1 (IL-1).
Mediator ini sangat bermanfaat bagi limfosit lain sehingga dapat
membunuh sel-sel asing.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Hubungan stresor, sistem saraf, dan sistem imun


Penelitian dari Dasgupta (2003) melaporkan bahwa ada impuls
langsung dari stressor yang mengenai hipokampus yang diteruskan ke
resptor estrogen di vagina melalu Nerve Pathway khusus sehingga
terjadi supresi estrogen yang berakibat pergeseran pH vagina.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

2.5. MANIFESTASI KLINIS

A. Keputihan Fisiologis
- cairan vagina jernih
- tidak berwarna
- tidak gatal
- sekret bisa sedikit atau cukup banyak
B. Patologis
1. Bakteri
Gejala klinis antara lain: duh tubuh vagina putih homogen, melekat
pada dinding vagina dan vestibulum; pH cairan vagina > 4,5;
terciumnya bau amis seperti ikan pada duh tubuh vagina yang diolesi
dengan larutan KOH 10 %.
1.1 Chlamydia trachomatis
- sekret serviks mukopulen dan ektopi
- edema
- rapuhnya serviks
1.2 Gardnerella vaginalis
- banyak sekali discharge berwarna abu-abu
- berbau amis
- rasa gatal atau terbakar biasanya minimal
1.3 Neisseria gonorheae
- infeksi daerah serviks (pada dewasa)

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

- vaginitis (pada masa pubertas)


2. Jamur
Candida Albicans
- seperti keju lembut, tidak berbau
- pengumpulan eksudat seperti dadih berwarna keputihan dan
sebagian agak melekat pada serviks dan mukosa vagina
-eritema dan edema vulva dan vagina
Gejala klinisnya antara lain: gatal pada vulva dan vagina; vulva lecet;
duh tubuh vagina dan dapat sampai dispareuni. Sedangkan gejala lain
yang mungkin timbul antara lain: eritema; dapat timbul fisura; edema;
duh tubuh vagina putih seperti susu mungkin bergumpal, tidak berbau
dan terdapat lesi satelit
3. Protozoa
Trichomonas vaginalis
- lendir tipis
- warna hijau kuning
- kadang berbusa dan berbau busuk
Gejala klinis antara lain: 10-50 % asimtomatik; duh tubuh vagina
berbau, dapat disertai gatal pada vagina; kadang-kadang terdapat rasa
tidak enak di perut bagian bawah. Sedangkan gejala lain antara lain:
duh tubuh vagina dengan konsistensi bermacam-macam dari sedikit
banyak dan ecer bentuk kuning kehijauan berbusa dapat terjadi pada
1030 % wanita; vuivitis dan vaginitis; gambaran serviks strobery
dapat ditemukan pada 2 % pasien; pada 515 % tidak ditemukan
kelainan pada pemeriksaan
4. Virus
4.1 HPV (human papiloma virus)
- lesi papilomatosa yang meninggi
- mudah dilihat pada vulva
- lesi jauh lebih merah pada: diabetes, hamil, kontrasepsi oral,
imunosupresi
4.2 herpes simplex virus
- leukore disertai dengan demam, malaise, anorexia
- nyeri pada genitalia
- disuria
- perdarahan pervaginaan
2.6. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

a. Anamnesis
Sejak kapan mengalami keputihan
Bagaimana konsistensi, warna, bau, jumlah dari keputihannya
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid
Riwayat penggunaan bahan-bahan kimia dalam membersihkan alat
genialia

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Higienis alat genitalia


b.

Pemeriksaan Fisis
Inspeksi : kekentalan, bau dan warna leukore
Warna kuning kehijauan berbusa : parasit ( trichomonas)
Warna kuning, kental : GO
Warna putih : jamur
Warna merah muda : bakteri non spesifik
Palpasi : pada kelenjar bartolini

c. Pemeriksaan Ginekologi
Inspekulo
Pemeriksaan bimanual
d. Laboratorium
Pemeriksaan PH vagina
pH normal vagina : 3,8 4,5
1. Pulasan dengan pewarnaan gram
2. Pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10%
3. Kultur

Test PAP smear

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV


(human papiloma virus) dan prakanker serviks. Ketepatan sitologinya
kurang lebih 90% pada dysplasia keras (karsinoma in situ) dan 76%
pada dysplasia ringan/sedang.
Pap Smear merupakan tes skrining untuk mendeteksi dini
perubahan atau abnormalitas dalam serviks sebelum sel-sel tersebut
menjadi kanker.
Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang sering terjadi
pada wanita, juga merupakan penyebab kematian nomor satu dari
jenis kanker yang menyerang wanita. Penyebabnya yaitu adanya
perubahan gen mikroba seperti; virus HPV (human papilloma virus),
radiasi atau pencemaran bahan kimia. Kanker leher rahim stadium dini
yang cepat ditangani dapat sembuh 100%.
Alat yang dibutuhkan:
Formulir konsultasi sitologi

Spatula Ayre yang dimodifikasi atau cytobrush

Kaca benda atau gelas objek yang pada satu sisinya telah
diberikan label

Speculum cocor bebek kering

Tabung berisi larutan fiksasi sediaan di kaca benda yaitu


alkohol 95%

Cara pengambilan sediaan


Tuliskanlah data klinis pasien yang jelas pada lembar pemintaan
konsultasi

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Pasang speculum cocor bebek agar dapat melihat kedalam


vagina sehingga tampak terlihat serviks
Spatula dengan ujung pendek diusap 360 derajat pada
permukaan serviks
Geserkan spatula pada kaca benda yang telah diberikan label
dengan pinsil gelas pada sisi kirinya sepanjang setengah panjang
gelas dan geserkan sekali saja agar tidak terjadi kerusakan sel.
Spatula Ayre yang telah dimodifikasi dengan ujung yang panjang
agar bisa mencapai sambungan skuamokolumner atau kapas lidi
diusap 360 derajat pada permukaan endoserviks, kemudian
digeserkan pada setengah bagian sisanya.
Masukan dalam larutan fiksasi alhokol 95%, lalu dikeringkan.

Interpretasi dan Rekomendasi dari Jawaban Sitologi


Negatif. Tidak ditemukan sel ganas. Ulangi pemeriksaan sitologi
dalam 1 tahun lagi
Inkonklusif. Sediaan tidak memuaskan. Bisa disebabkan fiksasi
tidak baik, tidak ditemukan sel endoserviks, gambaran sel
radang yang menutupi. Ulang pemeriksaan setelah diberikn
pengobatan radang
Dysplasia. Terdapat sel-sel diskariotik pada pemeriksaan
mikroskopik. Derajat ringan, sedang sampai karsinoma in situ.
Diperlukan konfirmasi denagn kolposkopi dan biopsy. Lakukan
penanganan lebih lanjut dan harus diamati minimal 6 bulan
berikutnya.
Positif. Terdapat sel-sel ganas pada pengamatan mikroskopik.
Harus dilakukan biopsy untuk memastika diagnosis. Penanganan
harus dilakukan di rumah sakit rujukan dengan orang ahli
onkologi.
HPV. Pada infeksi virus ini dapat ditemukan sediaan negatif atau
dysplasia. Dilakukan pemantauan ketat dengan konfirmasi
kolposkopi dan ulangi pap smear.
Alasan Harus melakukan Pap smear :
Menikah pada usia muda (dibawah 20 tahun)
Pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun
Pernah melahirkan lebih dari 3 kali
Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun, terutama IUD atau
kontrsepsi hormonal
Mengalami perdarahan setiap hubungan seksual
Mengalami keputihan atau gatal pada vagina
Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina
Berganti-ganti pasangan dalam senggama
Persiapan PAP'smear :
1. Menghindari persetubuhan, penggunaan tampon, pil vagina,
ataupun mandi berendam dalam bath tub, selama 24 jam sebelum

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

pemeriksaan, untuk menghindari kontaminasi ke dalam vagina


yang dapat mengacaukan hasil pemeriksaan.
Tidak sedang menstruasi , karena darah dan sel dari dalam rahim
dapat mengganggu keakuratan hasil pap smear.

Diagnosis

Banding
Ca Cervix
infeksi Chlamydia
atropik vaginitis
gonorrhea

2.7. PENATALAKSANAAN (indikasi, ki, es, cara pggnaan)


(lampiiran)
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi
seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obatobatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses
infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang
digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari
golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan
golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan
parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul),
topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan
langsung ke dalam liang vagina. Untuk keputihan yang ditularkan
melalui hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada
pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan
seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan
untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu


dengan :
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin,
istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres
berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan
kondom untuk mencegah penularan penyakit menular
seksual.
3. Selalu
menjaga
kebersihan
daerah
pribadi
dengan
menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya
dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap
keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan
untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk
mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang
air yaitu dari arah depan ke belakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak
berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika
perlu,
lakukan
konsultasi
medis
dahulu
sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan
pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan
iritasi.
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan
penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb.
Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum
atau
biasakan
mengelap
dudukan
kloset
sebelum
menggunakannya.
Tujuan pengobatan:
-

Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang
Pasangan diikutkan dalam pengobatan

Fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi


penerangan untuk menghilangkan kecemasannya.
Patologi : Tergantung penyebabnya
Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :
1. Candida albicans
Topikal
-

Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu


Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari

Sistemik
-

Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari


Nimorazol 2 gram dosis tunggal
Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal

Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan


2. Chlamidia trachomatis
- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook
gynecology)
- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari
selama 14 hari
- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2
tablet/hari selama 10 hari
3. Gardnerella vaginalis
- Metronidazole 2 x 500 mg
- Metronidazole 2 gram dosis tunggal
- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4. Neisseria gonorhoeae
- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
- Amoksisiklin 3 gr im
- Ampisiillin 3,5 gram im atau
Ditambah :

- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau


- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
Tiamfenikol 3,5 gram oral
Kanamisin 2 gram im
Ofloksasin 400 mg/oral

Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase


-

Seftriaxon 250 mg im atau


Spektinomisin 2 mg im atau
Ciprofloksasin 500 mg oral

Ditambah
-

Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau


Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

5. Virus herpeks simpleks


Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara
tuntas
-

Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari


Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya


infeksi sekunder.
6. Penyebab lain
-

Vulvovaginitis psikosomatik dengan pendekatan psikologi.


Desquamative inflammatory vaginitis diberikan antibiotik,
kortikosteroid dan estrogen.

2.8. KOMPLIKASI (inflamasi serviks)


Pelvic inflammatory disease (PID) is an infection of the female reproductive organs. It
usually occurs when sexually transmitted bacteria spread from your vagina to your
uterus, fallopian tubes or ovaries.
Many women who develop pelvic inflammatory disease either experience no signs or
symptoms or don't seek treatment. Pelvic inflammatory disease may be detected
only later when you have trouble getting pregnant or if you develop chronic pelvic
pain.

Signs and symptoms of pelvic inflammatory disease may include:

Pain in your lower abdomen and pelvis

Heavy vaginal discharge with an unpleasant odor

Irregular menstrual bleeding

Pain during intercourse

Fever

Painful or difficult urination

PID may cause only minor signs and symptoms or none at all. PID with mild or no
symptoms is especially common when the infection is due to chlamydia.
Go to the emergency room if you experience the following severe signs and
symptoms of PID:

Severe pain low in your abdomen

Vomiting

Signs of shock, such as fainting

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Fever, with a temperature higher than 101 F (38.3 C)

If your signs and symptoms aren't severe, but they're persistent, see your doctor as
soon as possible. Vaginal discharge with an odor, painful urination or bleeding
between menstrual cycles can be associated with a sexually transmitted infection
(STI). If these signs and symptoms appear, stop having sex and see your doctor
soon. Prompt treatment of an STI can help prevent PID.
Pelvic inflammatory disease can be caused by a number of bacteria but are most
often caused by gonorrhea or chlamydia infections. These bacteria are usually
acquired during unprotected sex.
Less commonly, bacteria may enter your reproductive tract anytime the normal
barrier created by the cervix is disturbed. This can happen after intrauterine device
(IUD) insertion, childbirth, miscarriage or abortion.
A number of factors may increase your risk of pelvic inflammatory disease, including:

Being a sexually active woman younger than 25 years old

Having multiple sexual partners

Being in a sexual relationship with a person who has more than one sex
partner

Having sex without a condom

Having had an IUD inserted recently

Douching regularly, which upsets the balance of good versus harmful bacteria
in the vagina and may mask symptoms that might otherwise cause you to seek
early treatment

Having a history of pelvic inflammatory disease or a sexually transmitted


infection

Untreated pelvic inflammatory disease may cause scar tissue and collections of
infected fluid (abscesses) to develop in your fallopian tubes and damage your
reproductive organs. Complications may include:

Ectopic pregnancy. PID is a major cause of tubal (ectopic) pregnancy. In an


ectopic pregnancy, the fertilized egg can't make its way through the fallopian tube

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

to implant in the uterus. Ectopic pregnancies can cause massive, life-threatening


bleeding and require emergency surgery.

Infertility. PID may damage your reproductive organs and cause infertility
the inability to become pregnant. The more times you've had PID, the greater
your risk of infertility. Delaying treatment for PID also dramatically increases your
risk of infertility.

Chronic pelvic pain. Pelvic inflammatory disease can cause pelvic pain that
may last for months or years. Scarring in your fallopian tubes and other pelvic
organs can cause pain during intercourse and ovulation.

Doctors diagnose pelvic inflammatory disease based on signs and symptoms, a


pelvic exam, an analysis of vaginal discharge and cervical cultures, or urine tests.
During the pelvic exam, your doctor uses a cotton swab to take samples from your
vagina and cervix. The samples are sent to a lab for analysis to determine the
organism that's causing the infection.
To confirm the diagnosis or to determine how widespread the infection is, your doctor
may recommend other tests, such as:

Ultrasound. This test uses sound waves to create images of your


reproductive organs.

Endometrial biopsy. During this procedure, your doctor removes a small


piece of your uterine lining (endometrium) for testing.

Laparoscopy. During this procedure, your doctor inserts a thin, lighted


instrument through a small incision in your abdomen to view your pelvic organs.

Treatment for pelvic inflammatory disease may include:

Antibiotics. Your doctor may prescribe a combination of antibiotics to start


taking right away. After receiving your lab test results, your doctor may adjust the
medications you're taking to better match what's causing the infection.
Usually, your doctor will request a follow-up visit in three days to make sure the
treatment is working. Be sure to take all of your medication, even if you start to
feel better after a few days. Antibiotic treatment can help prevent serious
complications but can't reverse any damage that's already been done.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Treatment for your partner. To prevent reinfection with an STI, advise your
sexual partner or partners to be examined and treated. Partners can be infected
and not have any noticeable symptoms.

Temporary abstinence. Avoid sexual intercourse until treatment is completed


and tests indicate that the infection has cleared in all partners.

More-serious cases
Outpatient treatment is adequate for treating most women with pelvic inflammatory
disease. However, if you're seriously ill, pregnant or haven't responded to oral
medications, you may need hospitalization. At the hospital, you may receive
intravenous (IV) antibiotics, followed by antibiotics you take by mouth.
Surgery is rarely necessary. However, if an abscess ruptures or threatens to rupture,
your doctor may drain it.
In addition, surgery may be performed on women who don't respond to antibiotic
treatment or who have a questionable diagnosis, such as when one or more of the
signs or symptoms of PID are absent.
To reduce your risk of pelvic inflammatory disease:

Practice safe sex. Use condoms every time you have sex, limit your number
of partners and ask about a potential partner's sexual history.

Talk to your doctor about contraception. Some forms of contraception may


affect your risk of developing pelvic inflammatory disease. A contraceptive
intrauterine device (IUD) may increase your risk of PID temporarily for the first few
weeks after insertion, but a barrier method, such as a condom, reduces your risk.
Use of a birth control pill alone offers no protection against acquiring STIs. But
the pill may offer some protection against the development of PID by causing your
body to create thicker cervical mucus, making it more difficult for bacteria to reach
your uterus, fallopian tubes or ovaries. It's still important to use a condom every
time you have sex, however.

Get tested. If you're at risk of an STI, such as chlamydia, make an


appointment with your doctor for testing. Set up a regular screening schedule with
your doctor, if you need to. Early treatment of an STI gives you the best chance of
avoiding pelvic inflammatory disease.

Request that your partner be tested. If you have pelvic inflammatory


disease or an STI, advise your partner to be tested and, if necessary, treated.
This can prevent the spread of STIs and possible recurrence of PID.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Don't douche. Douching upsets the balance of bacteria in your vagina.

Pay attention to hygiene habits. Wipe from front to back after urinating or
having a bowel movement to avoid introducing bacteria from your colon into the
vagina.

2.9

PENCEGAHAN
Bersihkan selalu organ intim anda. Bersihakan dengan menggunakan
pembersih yang tidak menyebabkan gangguan kestabilan pH pada
daerah alat kelamin anda. Gunakan produk pembersih terbuat dari
bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar susu dapat
menjaga pH seimbang juga meningkatkan flora dan bakteri yang tidak
bersahabat dapat ditekan. Penggunaan sabun antiseptik kurang baik

bagi alat kelamin dalam jangka panjang, karena bersifat agat keras.
Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat alat
kelamin harum atau kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini
mudah terselip dan tidak dapat terbersihkan, sehingga mengundang

datangnya jamur pada alat kelamin.


Keringkanlah selalu alat kelamin anda setelah mandi, cebok atau

mencui alat kelamin sebelum anda berpakaian


Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk
membawa cadangan guna berjaga-jaga jika celana dalam anda perlu

diganti
Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu
seirng

menggunakan

celana

luar

yang

ketat,

hal

ini

dapat

menyebabkan sirkluasi di daerah kewanitaan terganggu.


Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu

menyerap keringat.
Saat periode menstruasi, seringlah anda mengganti pembalut
Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, janga digunakan terlalu

lama.
Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran

anda sejenak. Karena stress juga dapat memacu keputihan


Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan
dan banyak mengeluarkan keringat, atau jika sudah melakukan

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

aktivitas tersebut, segera mandi dan bersihkan tubuh anda khususnya


daerah kemaluan.

3.

THAHARAH UNTUK KEPUTIHAN

keputihan, maka cairan jenis ini adalah cairan normal yang umumnya
menjadi ciri berakhirnya haid atau datangnya waktu haid. Secara fisik
warnanya bening atau sedikit kuning/keruh. Cairan keputihan dalam
bahasa Arab diistilahkan dengan nama ( At-Tariyyah). Az-Zabidi dalam
kitabnya Tajul Arus Min Jawahiri Al-Qomus menyatakan;
(246 /37)


:


At-Tariyyah, (dibaca dengan wazan) seperti Ghoniyyah; Pada sisa haid
wanita (cirinya fisiknya) lebih terang dan cerah daripada warna
kuning/keruh. Wanita melihatnya pada saat suci sehingga (dengan
keluarnya cairan itu) dia tahu bahwa dia telah suci dari haidnya (Tajul
Arus Min Jawahiri Al-Qomus, Vol;38, hlm;246)
Keputihan adalah cairan normal yang ada pada setiap wanita dan tidak
membuat wajib mandi besar. Adapula keputihan yang dianggap abnormal
secara medis (keputihan patologis) karena berbau tidak sedap dan
menimbulkan keluhan, namun keputihan jenis ini tetap dihukumi
keputihan dan tidak membuat wajib mandi besar. Wallahualam. (suaraislam)
Seorang yang mengalami keputihan, insyaallah mengambil hukum
sebagaimana orang yang mengeluarkan darah istihadhah, dengan
ketentuan: tetap wajib melaksanakan semua ibadah sebagaimana
seorang yang suci/tidak berhalangan haidh atau nifas.
Satu hal yang membedakan seorang yang mengeluarkan darah istihadhah
(termasuk keputihan) dengan seorang yang suci, yaitu dalam cara
bersuci. Wanita yang istihadhah/keputihan wajib bersuci/berwudhu setiap
kali mau mengerjakan shalat wajib. Tetapi wudhunya hanya untuk satu
waktu shalat, dikerjakan ketika sudah masuk waktunya atau ketika mau
shalat fardhu, setelah sebelumnya membersihkan darah/cairan dan
menahannya dengan pembalut, dan ia dianggap batal wudhunya dengan
habisnya waktu shalat. Oleh karenanya ketika datang waktu shalat
berikutnya ia kembali wajib wudhu.
Wallahu a'lam bishshawab.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Wassalamu 'alaikum wr wb.


(Agung Cahyadi, MA)
Yang nampak setelah saya melakukan pembahasan bahwa cairan yang
keluar dari kemaluan wanita, jika keluarnya bukan dari kandung kemih
tetapi dari rahim maka hukumnya suci, akan tetapi membatalkan wudhu
meskipun ia suci. Karena tidak dipersyaratkan pembatal wudhu itu harus
sesuatu yang najis. Contohnya kentut yang keluar dari dubur manusia,
tidak ada bentuknya akan tetapi membatalkan wudhu.
Oleh karena itu, jika keluar cairan tersebut dari kemaluan seorang wanita
sedangkan dia dalam keadaan suci (dengan wudhu), maka wudhunya
batal dan dia wajib memperbaharui wudhunya. Jika terus-menerus keluar,
maka dihukumi tidak membatalkan wudhu, akan tetapi jika dia hendak
maka tidak boleh berwudhu kecuali setelah masuk waktu shalat yang
akan dia laksanakan, baik untuk shalat wajibnya maupun sunnahnya
ataupun jika hendak membaca Al-Quran, serta dibolehkan baginya
melakukan perkara-perkara yang mubah.
Para ulama berpendapat demikian juga bagi mereka yang terkena
penyakit salasul baul (kencing yang terus menerus keluar).
Inilah hukum cairan (dari kemaluan wanita) tersebut ditinjau dari sisi
sucinya, maka cairan tersebut tidak menajisi pakaian tidak pula badan.
Adapun hukumnya dari sisi wudhu, maka membatalkannya, kecuali jika
terus-menerus keluar. Akan tetapi jika dia hendak shalat maka jangan
berwudhu sebelum masuk waktu, dan hendaknya dia menjaga cairan
tersebut (agar jangan tercecer kemana-kemana, pen).
Adapun jika keluarnya terputus-putus, misalnya biasa terhenti pada
waktu-waktu shalat, maka dia mengakhirkan shalatnya pada waktu cairan
tersebut terhenti, selama dia tidak khawatir keluar waktu. Jika khawatir
keluar waktu, maka dia sumbat saluran cairan tersebut, kemudian
(wudhu) dan shalat. Tidak ada bedanya keluarnya sedikit atau banyak,
karena semuanya keluar dari lubang kemaluan, maka sedikit ataupun
banyak tetap membatalkan wudhu.
Adapun keyakinan sebagian wanita bahwa keluarnya cairan tersebut tidak
membatalkan wudhu, maka aku tidak mengetahui sandaran pendapat ini
kecuali ucapan Ibnu Hazm rahimahullaah, di mana beliau berkata:
Sesungguhnya dia tidak membatalkan wudhu.

Zakirah. B. F. A
1102012316

SK 1 - KEPUTIHAN

Akan tetapi beliau tidak menyebutkan dalil akan pendapatnya tersebut.


Kalau seandainya ada dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah ataupun pendapat
para shahabat niscaya ucapan beliau bisa dijadikan hujjah.
Dengan itu, wajib bagi seorang wanita untuk bertakwa kepada Allah dan
bersemangat untuk menjaga thaharahnya, karena shalat tidak akan
diterima tanpa thaharah, walaupun shalat seratus kali.
Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang shalat tanpa
thaharah hukumnya kafir karena dia termasuk telah mengolok-olok ayatayat Allah.
(Dinukil dari ( Problema Darah Wanita), karya AsySyaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 129-131, penerjemah:
Abu Hamzah Kaswa, penerbit: Ash-Shaf Media Tegal, cet. ke-1 November
2007M, untuk http://almuslimah.co.nr)

Anda mungkin juga menyukai