TESIS
OLEH
ALJUFRI
037015020/ TM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
MEDAN
2008
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
ABSTRAK
Ketangguhan suatu bahan sangat dipengaruhi oleh sifat mekanik dan sifat fisik bahan
tersebut pada proses penyambungan dengan menggunakan pengelasan sifat-sifat
tersebut akan berubah akibat pengaruh pemanasan. Untuk mengkaji hal tersebut
disusunlah sebuah konsep penelitian yang terdiri dari empat tahapan. Pertama
mengukur kekuatan tarik hasil pengelasan akibat variasi besaran sudut kampuh V
700, 800, 900, kedua mendapatkan kuat arus yang sesuai untuk pengelasan material
Al- Mg 5083, ketiga pemeriksaan cacat las yang terjadi setelah proses pengelasan dan
tahapan keempat melihat struktur makro logam setelah pengujian tarik. Dari keempat
tahapan terebut akan dapat diketahui sejauh mana pengaruh sudut kampuh dan kuat
arus hasil pengelasan TIG. Hasil pengujian menunjukan pengelasan dengan kuat arus
100 A, 125 A dan 150 A berdasarkan variasi sudut kampuh dengan kuat arus 100 A
sudut kampuh 900 mempunyai tegangan tarik rata-rata lebih baik dibandingkan sudut
kampuh 800 dan 700, tegangan yang dihasilkan untuk sudut kampuh 700 = 78.85 MPa,
800 = 96.82 MPa dan 900 =135.04 MPa. Pengujian pada pengelasan TIG untuk
paduan Al-Mg 5083, faktor kuat arus sangat mempengaruhi hasil lasan (kekuatan
tarik). Disini terlihat kuat arus 100 A dapat menghasilkan kekuatan las yang lebih
baik dibandingkan 125 A dan 150 A. Secara umum penampakan struktur makro
pada setiap variasi arus pengelasan dan sudut kampuh memiliki bentuk butir yang
sama, pengamatan dilakukan pada bagian tengah dan tepi pada patahan Al-Mg 5083
hasil pengujian tarik dengan pembesaran 50 x.
Kata Kunci: Kekuatan Tarik, Pengelasan TIG, Sudut Kampuh, Kuat Arus, Struktur
Macro
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
10
ABSTRACT
The strength of material is afected by the mechanical and physical characteristics of
material. The joining process of material in the welding application will change
characteristics of material because of heating processes. The study consists of four
parts. Firstly, the tensile strenght of specimen were measured for welding groove of
700, 800, and 900. Secondly, the suitable arc current for material made of Al-Mg
5083 is arraaged. Thirdly, the welding defects resulted during welding process were
observed. Finally the macro structure of metal after tensile test is investigated. From
the four stages of experiment, the effect of groove (the angle) and the arc current on
the strength of welding under TIG is studied. The results of experiment with the arc
current of 100A, 125A and 150A show that the arc current of 100 A with groove
angle of 900 produces a good result with average tensile strength of 135,04 MPa
compared to tensile strength result of groove angles 800 and 700 which is 96,82 MPa
and 78,85 MPa. The welding test using TIG for Al-Mg 5083 alloy, shows that the
effect of arc current was significant on the strength of welding. The results also prove
that the arc current of 100A produces tensile strength higher than 125A and 150A in
general. The existence of macro structure at each arc current and groove angle have
the same granular form, and it is clearly observed at the middle and the edge of AlMg 5083 cracked sample resulted by tensile test with 50 magnitude optical
microscope.
Keyword: Tensile strenght. TIG welding. Groove angle, Arc current, macro
structure.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas nikmat dan
karunia yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis dengan judul Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal dan Kuat Arus Pada
Sambungan Logam Aluminium-Mg 5083 Terhadap Kekuatan Tarik Hasil Pengelasan
TIG.
Penulisan tesis ini terlaksana berkat bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak terutama komisi pembimbing yang telah banyak memberi masukan saran demi
kesempurnaan pelaksanaan penelitian.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalamdalamnya kepada: Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, M. Eng, Ir. Alfian Hamsi, M. Sc
dan Ir.Humisar Sibarani, MS.Met, selaku komisi pembimbing yang telah memberikan
petunjuk dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.
Terimakasih juga kepada Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME dan Dr.-Ing.
Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi
Teknik Mesin SPs USU yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas demi
terlaksananya penelitian.
Terimakasih yang tak terhingga kepada Prof. A. Hadi Arifin selaku rektor
Universitas Malikussaleh yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
melanjutkan studi S2, Ketua Jurusan dan Kepala Laboratorium Jurusan Teknik Mesin
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
12
Sumatera Utara.
Medan,
Januari, 2008
Penulis,
Aljufri
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
13
RIWAYAT HIDUP
Nama
: ALJUFRI
Pekerjaan
RIWAYAT PENDIDIKAN
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
14
4. Workshop On
MSC /
pembentukan
LOKAKARYA
PENYEMPURNAAN
KURIKULUM
seminar
pada
TEKNOLOGI
LOKAKARYA
PRODUKSI
PEMBUKAAN
AQUAKULTUR,
PROGRAM STUDI
ILMU
KELAUTAN,
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
15
TEKNOLOGI
Fak Pertanian
BERBASIS KOMPENTENSI
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
16
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .. i
ABSTRACT. ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR .. xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
DAFTAR NOTASI . xv
DAFTAR ISTILAH xvi
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ...
1.2. Perumusan Masalah ...
1.3. Tujuan Penelitian ...
1.3.1. Tujuan Umum ..
1.3.2. Tujuan Khusus .
1.4. Manfaat Penelitian .
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
.2.1. Pengelasan .
2.2. Desain Sambungan Las .
2.3. Pengelasan TIG ..
2.4..Metalurgi Las .
2.4.1. Siklus Termal Daerah Las ...
2.4.2. Ketangguhan Daerah Lasan .
2.4.3 Ketangguhan Logam Las ..
2.4.4 Retak pada Daerah Las .
2.5. Aluminium .
2.5.1 Aluminium-Magnesium
2.6. Jenis Kampuh ....
2.7. Kekuatan Sambungan Las .
1
1
4
6
6
6
6
8
8
13
14
16
18
19
19
20
21
23
26
27
27
28
2.7.1 Kekuatan Tarik .
29
2.8. Struktur Makro ..
30
2.8.1. Struktur Makro Daerah Pengaruh Panas (HAZ) ..............
31
2.8.2. Ketangguhan dan Ketangguhan Batas Las ......................
2.9. Kerangka konsep ........................................................................
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
17
BAB. 3.
BAB.4.
BAB. 5.
METODE PENELITIAN ..
3.1. Tempat dan Waktu
3.1.1. Tempat .
3.1.2. Waktu ..
3.2. Bahan, Peralatan dan Metode
3.2.1. Bahan ...
3.2.2. Peralatan dan Metode ..
3.3. Rancangan Penelitian
3.4. Pelaksanaan Penelitian ..
3.4.1 Prosedur Pengelasan
3.4.2. Pembentukan sudut kampuh
3.4.3. Pembuatan Spesmen Uji Tarik
3.4.4. Proses Pengelasan
3.4.5. Setup Alat Uji ..
3.5. Prosedur Pengujian
3.5.1. Pemeriksaan Cacat Las
3.5.2. Pengujian Tarik
3.5.3 Pengamatan Struktur Makro ....
3.6. Variabel yang Diamati ..
3.7. Analisa Data ..
33
33
33
33
34
34
34
36
36
36
37
38
39
40
41
41
43
43
45
45
47
HASIL DAN PEMBAHASAN .... 47
4.1. Pendahuluan .. 48
4.2. Spesimen ujitarik Aluminium- Mg 5083 ... 49
4.3. Sifat mekanis Aluminium-Mg 5083 hasil uji tarik 59
4.4 Analisa Statistik dengan metode Anova (varian) .. 62
4.4.1. Analisa keseragaman varian 62
4.4.2. Hipotesa varian interaksi . 63
4.4.3. Hipotesa kesamaan baris. 63
4.4.4. Hipotesa kesamaan kolom. .. 65
4.5. Pemeriksaan cacat las 65
4.6. Analisa struktur makro terhadap perpatahan .
72
KESIMPULAN DAN SARAN
76
DAFTAR PUSTAKA ...
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
18
DAFTAR TABEL
N0
Judul
Halaman
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
Interaksi sudut kampuh 700 dan kuat arus 100 A, 125A dan150 A 59
4.4
Interaksi sudut kampuh 800 dan kuat arus 100 A, 125A dan150 A. 59
4.5
Interaksi sudut kampuh 900 dan kuat arus 100 A, 125A dan150 A 60
4.6
4.7
.
4.8
16
35
61
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
19
DAFTAR GAMBAR
N0
Judul
Halaman
1.1
1.2
2.1
10
2.2
10
2.3
11
2.4
12
2.5
12
2.6
13
2.7
2.8
2.9
18
24
25
29
2.14 Hubungan antara suhu mula dan suhu akhir transformasi dengan lama
pendinginan dari 8000C .
30
31
32
3.1
33
3.2
3.3
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
20
42
3.4
3.5
4.1
4.2
Tipikal grafik tegangan vs regangan tarik sudut kampuh 700 (a) Kuat
arus 100 A (b) Kuat arus 125 A ............................................................
4.3
4.4
50
Tipikal grafik tegangan vs regangan tarik sudut kampuh 800 (a) Kuat
arus 100 A (b) Kuat arus 125 A ...........................................................
51
52
53
4.5
54
4.6
Tipikal grafik tegangan vs regangan tarik sudut kampuh 900 (a) Kuat
arus 100 A (b) Kuat arus 125 A ...........................................................
55
4.7
57
4.8
Grafik uji tarik Spesimen Las sudut 700, 800 dan 900 menggunakan 58
menggunakan arus pengelasan 100 A .................................................
4.9
Grafik uji tarik spesimen las sudut 700, 800 dan 900 menggunakan 58
arus pengelasan 125 A ...
4.10 Grafik uji tarik Spesimen Las sudut 700,800 dan 900 menggunakan 64
arus pengelasan 150 A ...........................................................................
4.11 Grafik hasil pengujian statistik dengan menggunakan metode analisis 66
varian (anova)
4.12 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 700 dengan kuat arus 67
100 A pembesaran 50 x .
4.13 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 700 dengan kuat arus 67
125 A pembesaran 50 x .
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
21
4.14 Struktur makro pada patahan spesimen sudut 700 dengan kuat arus
150 A. pembesaran 50 x 68
4.14 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 800 dengan kuat arus
68
100A pembesaran 50 x
4.15 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 800 dengan kuat arus
125 A pembesaran 50 x . 69
4.16 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 800 dengan kuat arus
150 A pembesaran 50 x . 69
4.17 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 900 dengan kuat arus
100 A. pembesaran 50 x
4.19
70
Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 900 dengan kuat arus
125 A. pembesaran 50 x 70
4.20 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 900 dengan kuat arus
150 A. pembesaran 50 x
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
22
DAFTAR LAMPIRAN
N0
Judul
Halaman
79
81
85
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
23
DAFTAR NOTASI
Tegangan tarik
Satuan
Kgf/mm2. (MPa)
Yield
Kgf/mm2. (MPa)
Beban
Kgf/mm2. (MPa)
Ao
mm2
Regangan
mm
mm
Reduksi penampang
mm2
mm2
Sudut kampuh
Bentuk kampuh
Kuat Arus
Amper
Voltase Pengelasan
Volt
Kecepatan Pengelasan
in/menit
L
L0
RA
A0
Af
V
I
X2
S12
V2
S22
S32
S42
Sij
Ssij
Xii
Ssi
Simbol
Besaran
Tes barlet
Variasi dalam set
Distribusi varian
Varian interaksi
Varian antar baris
Varian antar kolom
Hasil penjumlahan
Pengkuadratan
Rata-rata
Pengkuadratan
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
24
DAFTAR ISTILAH
AWS
ASME
API
Al-Mg
Aluminium - Magnesium
DPP
FCAW
GMAW
GTAW
HAZ
MHE
NDT
PHT
PWHT
SMAW
SAW
TIG
WPS
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Teknologi pengelasan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa
dipisahkan dalam teknologi manufaktur. Secara umum pengelasan dapat diartikan
sebagai suatu ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan pada saat logam dalam keadaan cair. Sekarang ini pengelasan
merupakan pelaksanaan pekerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi
dengan bahan baku logam. Pada sambungan sambungan konstruksi mesin, banyak
penggunaan teknik pengelasan karena dengan menggunakan teknik ini sambungan
menjadi lebih ringan dan lebih sederhana dalam pembuatannya sehingga biaya
produksi dapat lebih murah.
Proses pengelasan dapat dibedakan menjadi beberapa proses, seperti gambar
1.1
Proses pengelasan
Pengelasan Busur
Terendam
(SAW)
Pengelasan Busur
logam terbungkus
Pengelasan busur
Logam gas
(GMAW)
Pengelasan busur
Berinti fluks
(FCAW)
Pengelasan busur
Tungsten Gas
(GTAW)
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
26
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
27
arus yang lebih besar dari yang seharusnya digunakan untuk ukuran dan tipe
elektroda.
Elektroda yang digunakan cacat atau retak, serta penggunaan logam las yang
tidak sesuai dengan logam induk. Melihat dari sebab - sebab keretakan dan kebocoran
akibat penyambungan (pengelasan) pada material pipa tersebut, penelitian akan
dilakukan dengan mevariasikan sudut kampuh V tunggal dan kuat arus dengan
menggunakan pengelasan TIG.
Hasil survey dikilang pengolahan gas tersebut didapat data-data kondisi
operasional dari MHE yaitu, pipa penghubung yang akan diteliti terbuat dari material
Al-Mg 5083 dengan Yield Strength, y = 21,000 psi (145 MPa), Ultimate Strength
u=
42,000 psi (230 MPa), Elongation 22%. Mempunyai diameter 7 inchi dengan
ketebalan antara (6 - 10) mm. Kondisi operasi gas mengalir di dalam pipa bertekanan
42 - 43, 29 kg/cm2, dan kapasitas gas 11500m3 [1].
Dari data Welding Procedure Specification (WPS) pipa penghubung pada
gambar 1.2 menggunakan sudut kampuh V 700 - 800, voltase pengelasan 20 - 25 volt,
kecepatan pengelasan 5-9 in/menit serta kuat arus yang digunakan 120 A190 A.
Jenis arus yang digunakan AC - HF, Filler Metal (logam pengisi) ER - 5356 dengan
diameter 3,2 mm.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
28
1.2
Perumusan Masalah
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
29
sering terjadi kebocoran dan keretakan akibat kurang diperhatikan jenis kampuh dan
besar sudut yang digunakan. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu diteliti jenis
kampuh yang sering digunakan yaitu bentuk V tunggal. Dengan memvariasikan sudut
kampuh dan kuat arus yang digunakan, pada kampuh V tunggal logam pengisi dapat
masuk diantara celah sambungan dan menyatukan seluruh permukaan material yang
akan di las. Dengan menggunakan pengelasan TIG diharapkan dapat menghasilkan
suatu sambungan yang optimal baik dari segi kekuatan maupun ketahanan bocor
terhadap gas.
Agar lingkup penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi oleh
beberapa hal yaitu:
1
Proses las : Jenis pengelasan yang digunakan adalah TIG (Tungsten Inert Gas),
dilakukan secara manual yang dikerjakan oleh tenaga las yang telah memiliki
sertifikasi. Elektroda yang digunakan adalah Tungsten Type thoirated sesuai
dengan
yang
berdiameter 2,4 mm Filler metal (logam pengisi) dengan spesifikasi SEA 5.0
yang digunakan sesuai standar AWS. AS 12 80. ER 5356, diameter 3,2
mm/Root Pass [2].
2
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
30
1.3
Tujuan Penelitian
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini nantinya merupakan suatu upaya nyata pihak perguruan tinggi,
agar dapat memberikan konstribusi dan pengembangan ilmu tentang pengelasan,
terutama dalam pengelasan TIG.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1 Memberikan informasi tentang pengaruh variasi sudut kampuh V tunggal dan
kuat arus pengelasan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada sambungan
dengan pengelasan TIG.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
31
2 Memberi informasi kepada dunia industri khususnya kepada Kilang gas yang ada
di Nanggroe Aceh Darussalam dan perusahaan - perusahaan lain terutama yang
menggunakan pengelasan TIG dengan material Aluminium (Al-Mg 5083),
tentang sudut kampuh V tunggal dan kuat arus pengelasan TIG, dapat
menghasilkan suatu sambungan yang optimal.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
32
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengelasan
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
33
Treatment ) dan arus listrik yang dipakai, untuk semua pekerjaan tersebut perlu
adanya spesifikasi prosedur pengelasan, WPS (Welding Procedure Specification).
Pada pengelasan TIG prosedur telah dirancang menurut ketentuan AWS,
standar diuji kualitas nya dengan berbagai uji test baik NDT (Non Destructif Test)
maupun mechanical test result, yang dibuktikan dengan suatu kualifikasi yang
disebut kualifikasi prosedur. Pelaksanaan kualifikasi diatur oleh ASME sect IX
standar.
Pengelasan yang paling popular di Indonesia yaitu pengelasan dengan busur
nyala listrik (SMAW), dibeberapa Industri yang mempergunakan teknologi canggih,
telah menggunakan jenis las TIG, MIG dan las tahan listrik (ERW). serta las busur
terendam (SAW).
Jenis-jenis pengelasan yang umumnya dilakukan adalah:
1. Proses pengelasan busur logam terbungkus (SMAW)
Salah satu jenis proses las busur listrik elektoda terumpan, yang
menggunakan
busur listrik yang terjadi antara elektroda dan benda kerja setempat, kemudian
membentuk paduan serta membeku menjadi lasan. Elektroda terbungkus yang
berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada waktu proses pengelasan dan gas yang
terjadi akan melindungi proses pengelasan terhadap pengaruh udara luar, cairan
yang terbungkus akan terapung membeku pada permukaan las yang disebut slag.
Proses pengelasan elektroda terbungkus terlihat pada gambar 2.1
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
34
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
35
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
36
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
37
Desain sambungan las dan bentuk sambungan (welding joint), serta bentuk
dan ukuran alur las dalam konstruksi untuk merancang sambungan las adalah:
1. Persyaratan umum atau spesifikasi mutu (kekuatan) yang di inginkan.
2. Bentuk dan ukuran konstruksi las
3. Tegangan timbul akibat pengelasan (residual stress), maupun tegangan yang
diperhitungkan akan timbul akibat pemakaian (pembebanan)
4. Jenis proses las yang boleh dipakai
Beberapa Standar telah mengatur jenis jenis sambungan, ada sembilan
jenis alur sambungan (kampuh) las yang utama seperti pada gambar 2.6
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
38
2.3
Pengelasan TIG
TIG (Tungsten Innert Gas) adalah suatu proses pengelasan busur listrik
elektroda tidak terumpan, dengan menggunakan gas mulia sebagai pelindung terhadap
pengaruh udara luar, Pada proses pengelasan TIG peleburan logam terjadi karena
panas yang dihasilkan oleh busur listrik antara elektroda dengan logam induk.
Pada jenis ini logam pengisi dimasukan kedalam daerah arus busur
sehingga mencair dan terbawa ke logam induk. Las TIG dapat dilaksanakan secara
manual atau secara otomatis dengan mengotomatisasikan cara pengumpanan logam
pengisi.
Penggunaan las TIG mempunyai dua keuntungan, pertama kecepatan
pengumpanan logam pengisi dapat diatur terlepas dari besarnya arus listrik sehingga
penetrasi kedalam logam induk dapat diatur semaunya. Cara pengaturan ini
memungkinkan las TIG dapat digunakan dengan memuaskan baik untuk pelat baja
tipis maupun pelat yang tebal. Sedangkan untuk Aluminium karena permukaannya
selalu dilapisi dengan oksida yang mempunyai titik cair yang tinggi, maka sebaiknya
memakai arus bolak balik frekuensi tinggi.
Sumber listrik yang digunakan untuk pengelasan TIG dapat berupa listrik
DC atau listrik AC. Pada umumnya dalam proses pengelasan TIG sumber listrik yang
digunakan mempunyai karakteristik yang lamban, sehingga dalam menggunakan
listrik DC untuk memulai menimbulkan busur perlu ditambah dengan listrik AC
frekuensi tinggi. Elektroda yang digunakan terbuat dari Wolfram murni atau paduan
antara wolfram torium, yang berbentuk batang dengan garis tengah antara 1,0 mm
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
39
sampai 4,8 mm. Gas yang dipakai untuk pelindung adalah gas Argon murni, karena
pencampuran dengan O2 atau CO2 yang bersifat oksidator akan mempercepat keausan
ujung elektroda. Skema las TIG seperti diperlihatkan pada gambar, 2.7.
8
9
5
7
10
11
Keterangan Gambar.
1. Gas Argon
2. Box Pengatur Suhu pengelasan
3. Saluran Elektroda
4. Saluran Gas
5. Penyuplai Air dingin
6. Saluran Work
7. Saluran Air keluar
8. Torch
9. Logam Pengisi
10. Logam induk
11. Tombol kaki
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
40
Listrik AC Frekuensi
tinggi.
Terbatas
Tebatas
Terbatas
Sesuai
Sesuai
Terbatas
Sesuai
Listrik Dc polaritas
lurus
Listrik DC
polaritas balik
Sesuai
Sesuai
Sesuai
-
utk
Sesuai
Terbatas
dapat
pelat
tipis
dapat untuk pelat
tipis
-
Metalurgi Las
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
41
mikro bergantung pada temperatur tertinggi yang dicapai pada pengelasan, kecepatan
pengelasan dan laju pendinginan daerah lasan. Daerah logam yang mengalami
perubahan struktur mikro akibat mengalami pemanasan karena pengelasan disebut
daerah pengaruh panas (DPP), atau Heat Affected Zone.
Harsono W [4], menjelaskan daerah lasan terdiri dari tiga bagian:
1. Logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair
kemudian membeku.
2. Fusion Line, garis penggabungan atau garis batas cair antara logam las dan
logam Induk
3. Daerah pengaruh panas disebut HAZ (Heat Affected Zone), adalah logam
dasar yang bersebelahan dengan logam las selama pengelasan mengalami
pemanasan dan pendinginan yang cepat Pembagian daerah lasan dapat dilihat
pada gambar 2.8.
2
3
1
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
42
2.4.1
sebagai contoh dapat dilihat pada gambar. 2.9 dan gambar 2.10, menunjukan siklus
termal daerah lasan. Pada gambar 2.9 dapat dilihat siklus termal dari beberapa tempat
dalam daerah HAZ dengan kondisi pengelasan tetap, sedangkan pada gambar 2.10
menunjukan siklus termal disekitar lasan dengan kondisi pengelasan yang berbeda.
Lamanya pendinginan dalam suatu daerah temperatur tertentu dari suatu siklus termal
las sangat mempengaruhi kualitas sambungan, karena itu banyak sekali usaha-usaha
pendekatan untuk menentukan lamanya waktu pendinginan tersebut.
Struktur makro dan sifat mekanik dari daerah HAZ sebagian besar tergantung
pada lamanya pendinginan dari temperatur 8000C sampai 5000C, sedangkan retak
dingin dimana hidrogen memegang peranan penting terjadinya sangat tergantung oleh
lamanya pendinginan dari temperatur 8000C sampai 3000C atau 1000C.
Gambar 2.9 Siklus termal dari beberapa tempat dalam daerah HAZ
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
43
Gambar 2.10 Siklus termal disekitar lasan dengan kondisi pengelasan yang
berbeda
2.4.2
perpatahan tersebut dapat merambat dengan kecepatan sampai 200 m/detik, yang
dapat menyebabkan kerusakan dalam waktu yang sangat singkat sekali.
Dalam hal sambungan las patah getas ini menjadi lebih penting karena
adanya faktor faktor yang membantu seperti: konsentrasi tegangan, struktur tidak
sesuai dan adanya cacat dalam lasan. Pengaruh struktur logam las terhadap
ketangguhan pada dasarnya sama seperti pada batas las, tetapi pada logam las dalam
proses pengelasan ini mencair dan kemudian membeku maka kemungkinan besar
terjadi pemisahan komponen yang menyebabkan terjadinya struktur yang tidak
homogen.
2.4.3
membeku, sehingga logam las ini banyak sekali mengandung oksigen dan gas gas
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
44
lain. Komposisi logam las sudah barang tentu tergantung daripada proses pengelasan
tetapi dapat diperkirakan bahwa komposisinya terdiri dari komponen logam induk dan
komponen bahan las yang digunakan.
Dalam menganalisa ketangguhan logam las harus diperhatikan pengaruh
unsur lain yang terserap selama proses pengelasan, terutama oksigen, dan pengaruh
dari struktur logam itu sendiri. Struktur logam daerah pengaruh panas atau HAZ
berubah secara berangsur dari struktur logam induk ke struktur logam las, pada
daerah HAZ dekat dengan daerah lebur, kristal tumbuh dengan cepat dan membentuk
butir-butir kasar daerah ini dinamakan batas las.
Didalam daerah pengaruh panas besar butir dan struktur berubah sesuai
dengan siklus termal yang terjadi pada waktu pengelasan, karena siklus termal yang
terjadi sangat komplek sehingga ketangguhannyapun semakin komplek.
2.4.4
panas. Retak dingin adalah: retak yang terjadi di daerah las pada suhu dibawah suhu
transformasi martensit (Ms) yang tinggi nya kira kira 3000 C. Retak dingin dapat
terjadi tidak hanya pada daerah HAZ, tetapi juga pada logam las.
Sedangkan retak panas adalah retak yang terjadi pada suhu diatas 5500 C,
retak panas yang sering terjadi pada logam las karena pembekuan biasanya berbentuk
retak kawah, dan retak memanjang.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
45
2.5
Aluminium
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
46
tetapi mempunyai sifat yang baik dalam daya tahan korosi, terutama korosi
oleh air laut, dan dalam sifat mampu las nya. Paduan Al Mg banyak
digunakan tidak hanya dalam konstruksi umum, tetapi juga untuk tangki tangki
penyimpanan gas alam cair dan oksigen cair. Karena Al Mg mempunyai sifat
tahan korosi dan ringan, maka dapat digunakan untuk pekerjaan konstruksi
terutama untuk daerah yang berkorosif.
6. Paduan jenis AL Mg Si (seri 6000)
Paduan ini termasuk jenis yang dapat diperlaku panaskan, dan mempunyai sifat
mampu potong, mampu las dan daya tahan korosi yang cukup. Sifat yang kurang
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
47
baik dari paduan ini adalah terjadi pelunakan pada daerah las sebagai akibat dari
panas pengelasan yang timbul.
7. Paduan jenia AL Zn (seri 7000)
Paduan ini termasuk jenis yang dapat diperlaku panaskan, sifat mampu - las
dan daya tahannya terhadap korosi kurang menguntungkan. Paduan Al Zn Mg
saat sekarang ini mulai banyak digunakan dalam konstruksi las, karena jenis ini
mempunyai sifat mampu las dan daya tahan korosi yang lebih baik dari pada
paduan dasar Al Zn.
2.5.1. Aluminium-Magnesium
Dalam paduan biner Al-Mg satu fasa yang ada dalam keseimbangan dengan
larutan padat yang merupakan senyawa antar logam yaitu Al3Mg2. Sel satuannya
merupakan senyawa antar hexagonal susunan rapat (cph) tetapi ada juga dilaporkan
bahwa sel satuannya merupakan kubus berpusat muka (fcc) rumit. Titik eutektiknya
adalah 4500 C, 35% Mg dan batas kelarutan padatnya pada temperatur eutektik adalah
17,4% Mg, yang menurun pada temperetur biasa sampai kira-kira 1,9% Mg,
kemampuan penuaan dapat diharapkan secara praktis penambahan Mg tidaklah
banyak, pengerasan penuaan yang berarti tidak diharapkan.
Senyawa mempunyai masa jenis yang rendah dan mudah teroksidasi, oleh
karena itu biasanya ditambahkan sedikit flux dari Be sebagai contoh 0,004%. Paduan
Al-Mg mempunyai titik cair pada suhu 6500 C, temperatur kritis pada daerah HAZ
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
48
adalah 2500 C disini sudah terjadi perubahan Fasa dapat dilihat pada gambar. 2.11
diagram fasa dari AL-Mg.
Pipa penghubung dari MHE yang digunakan pada penelitian ini terbuat
dari material paduan Al Mg 5083, yang mempunyai komposisi kimia seperti
tabel 2.2.
Tabel. 2.2 Komposisi Kimia Aluminium- Mg 5083 dapat dilihat pada tabel [6]
Unsur
Komposisi
% (berat)
Mg
4-4,9
Si
0,4
Fe
0,4
Cu
0,1
Mn
0,4-1
Cr
0,05-0,25
Zn
0,25
Ti
0,15
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
49
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
50
K
723
700
650
600
550
500
450
400
300
F
842
800
710
620
530
440
350
260
80
Larutan
% wt
17,4
15,3
11,5
8,1
5,5
3,7
2,6
2,0
1,9
Larutan
% at
18,5
16,4
12,5
9,0
6,4
4,5
3,3
2,7
2,3
2.6
Jenis Kampuh
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
51
Lincoln Electric [7], ada tiga aturan dalam pemilihan sambungan dan
kampuh:
1. Pemilihan sambungan yang memerlukan sedikit logam pengisi.
2. Penggunaan akar kampuh yang minimum dengan sudut yang kecil agar
dapat mengurangi jumlah logam pengisi.
3. Pada pelat yang tebal menggunakan kampuh ganda untuk mengurangi logam
pengisi.
Pada penelitian ini alur kampuh yang sesuai dengan tebal material pelat yang
digunakan (7 mm) jadi alur kampuh yang sesuai yaitu alur V tunggal, bentuk dan
ukuran kampuh telah di standarkan oleh American Welding Society (AWS). Dengan
variasi sudut kampuh 700, 800, 900, menggunakan kuat arus 100A, 125A dan 150 A.
2.7
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
52
Tegangan ;
F
(kg / mm 2 )
A0
(2.1)
F = beban (kg)
A0 = luas mula dari penampang benda uji (mm2)
Regangan:
LL0
x 100 %
L0
(2.2)
A0 A f
A0
x 100 %
(2.3)
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
53
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
54
Gambar 2.14 Hubungan antara suhu mula dan suhu akhir transformasi dengan
lama pendinginan dari 8000C
2.8.2
dari struktur logam las, sepeti yang terlihat pada gambar 2.15. Pada daerah HAZ yang
dekat dengan garis lebur, kristalnya tumbuh dengan cepat dan membentuk butir-butir
kasar, daerah ini dinamakan batas las.
55
Didalam daerah pengaruh panas, besar butir dan struktur berubah sesuai
dengan siklus termal yang terjadi sewaktu pengelasan. Karena siklus termal yang
terjadi sangat rumit maka dengan sendirinya perubahan ketangguhannyapun sangat
rumit, hal ini dapat dilihat pada diagram dalam gambar 2.16.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
56
Permasalahan:
Penyambungan pipa
penghubung MHE
(Al-Mg5083)
Kerusakan yg terjadi:
bocor
retak
Pengelasan TIG
variasi sudut kampuh
variasi besar arus
logam pengisi yang sesuai
Penyebab kerusakan:
proses pengelasan yg tidak
sesuai
desain kampuh /
sambungan yang belum
tepat
arus yang tidak sesuai
Pengujian
cacat las
tarik
struktur makro
Hasil Penelitian
sudut kampuh yang optimal
kuat arus yang sesuai
cacat las
kekuatan tarik hasil pengelasan
struktur makro
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
57
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pendahuluan
701.88
287.53
10.08
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
58
Kecepatan pengumpanan logam pengisi dapat diatur terlepas dari besarnya arus
listrik sehingga penetrasi kedalam logam induk dapat mudah diatur
2.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
59
Kekuatan suatu material dapat dilihat dari beberapa variabel pengujian, baik
mekanis maupun fisis. Salah satu pengujian mekanis yang sering dilakukan adalah
pengujian tarik. Pada penelitian ini sasaran utama yang ingin dicapai adalah
mengetahui kekuatan tarik material paduan Al-Mg 5083 yang telah mengalami proses
pengelasan TIG. Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab pendahuluan, material ini
digunakan pada pipa-pipa dikilang LNG Arun.
Dengan memvariasikan besarnya sudut kampuh dan kuat arus diharapkan
hasil kekuatan tarik dari material paduan Al-Mg 5083 dapat meningkat. Setelah
semua spesimen dilakukan pengujian tarik menggunakan universal testing machine
dan dilakukan perhitungan, maka didapat sejumlah parameter hasil pengujian. Tipikal
grafik tegangan regangan yang dihasilkan dari masing-masing variasi sudut kampuh
dan kuat arus diperlihatkan pada gambar 4.2 s.d 4.7, sedangkan parameter hasil
pengujian tersebut ditabelkan pada tabel 4.2.
Gambar 4.2 s.d 4.3 adalah grafik tipikal tegangan vs regangan tarik untuk
sudut kampuh 700 dengan kuat arus 100 A, 125 A dan 150 A. Dari ketiga gambar
tersebut dapat diperoleh informasi bahwa grafik mempunyai daerah elastistas yang
cukup jelas. Disini terlihat juga adanya fenomena perpanjangan yang cukup jelas
terjadi pada sudut kampuh 700. Dari kontur grafik menunjukan bahwa pengelasan
material paduan Al-Mg 5083 dengan sudut kampuh 700 mempunyai sifat yang relatif
ulet.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
60
(a)
(b)
Gambar 4.2 Tipikal grafik tegangan vs regangan tarik sudut kampuh 700
(a) Kuat arus 100A (b) kuat arus 125A
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
61
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
62
(a)
10,5
Tegangan Kgf/mm2
9,8
5,7
4,6
2,3
0
6
12
18
24
30
Regangan %
(b)
11
Tegangan Kgf/mm2
8,8
7,8
5,5
3,6
0
0
11
22
33
44
55
Regangan %
Gambar 4.4 Tipikal grafik tegangan vs regangan tarik sudut kampuh 800
(a) Kuat arus 100A (b) kuat arus 125A
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
63
11
Tegangan Kgf/mm2
8,2
7,4
5,6
4,3
0
0
13
26
39
Regangan %
52
65
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
64
(a)
15
Tegangan Kgf/mm2
13.5
10,6
7,2
4,5
0
0
18
12
24
30
Regangan %
(b)
15
Tegangan Kgf/mm2
12,4
9,1
7,4
5,7
0
0
3,5
10,5
14
17,5
Regangan %
Gambar 4.6 Tipikal grafik tegangan vs regangan tarik sudut kampuh 900
(a) Kuat arus 100A (b) kuat arus 125A
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
65
15
Tegangan Kgf/mm2
11.7
8,5
5,0
3,0
0
0
12
24
18
30
Regangan %
v(in/menit)
F (N)
700
700
700
800
800
900
900
900
900
100
125
150
100
125
150
100
125
150
30
30
30
30
30
30
30
30
30
5
5
5
7
7
7
9
9
9
480
480
480
342.8
342.8
342.8
266.6
266.6
266.6
10596.88
9749.95
8814.29
13199.16
11621.23
10922.00
17960.09
16448.90
15526.72
134.40
134.90
136.32
136.32
133.00
134.40
133.00
134.40
134.90
48.54
42.12
35.43
56.09
50.41
42.62
71.32
61.42
52.30
78.85
72.27
64.66
96.82
87.37
81.26
135.04
122.38
115.10
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
66
Parameter hasil pengujian yang tercatat dapat ditabelkan pada tabel 4.2. Dari
tabel 4.2 dapat dilihat untuk sudut kampuh 700 dengan kuat arus 100 A, 125 A dan
150 A memiliki kekuatan tarik yang berbeda. Pada sudut kampuh 700 kekuatan tarik
tertinggi terjadi pada kuat arus 100 A, sebesar (78.85 MPa) dan yang terendah pada
kuat arus 150 A, yaitu (64.66 MPa).
Hal yang sama juga terjadi pada sudut kampuh 800 dan 900. Pada sudut
kampuh 800, kekuatan tarik tertinggi sebesar (96.82 MPa) terjadi pada kuat arus
100 A dan terendah pada kuat arus 150 A (81.26 MPa). Demikian juga pada sudut
kampuh 900, pada kuat arus 100 A menghasilkan kekuatan tarik yang lebih baik
dibandingkan kuat arus 125 A dan 150 A, yaitu (135.04 MPa), sedangkan yang
trerendah (115.10 MPa)
Dari hasil di atas terlihat bahwa pada pengelasan TIG untuk paduan Al-Mg
5083, faktor kuat arus sangat mempengaruhi hasil lasan (kekuatan tarik). Disini
terlihat kuat arus 100 A dapat menghasilkan kekuatan las yang lebih baik
dibandingkan 125 A dan 150 A. Pada tabel 4.2 juga menunjukan bahwa kuat arus
semakin tinggi akan menyebabkan kekuatan las menurun, dengan kata lain kuat arus
yang besar belum menjamin kekuatan las akan meningkat. dapat digambarkan dalam
bentuk grafik berdasarkan kuat arus dari masing-masing variasi sudut kampuh.
Gambar 4.8 s.d 4.10 memperlihatkan hasil pengelasan dengan kuat arus 100 A,
125 A dan 150 A berdasarkan variasi sudut kampuh. Gambar 4.8 memperlihatkan
hasil pengelasan dengan kuat arus 100 A, disini terlihat sudut kampuh 900
mempunyai tegangan tarik rata-rata lebih baik dibandingkan sudut kampuh 800 dan
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
67
700. Tegangan tarik terendah pada kuat arus 100 A terjadi pada sudut kampuh 700.
Hal yang sama juga terjadi pada pengelasan dengan kuat arus 125 A dan 150 A
(gambar 4.9 dan 4.10). Dari ketiga grafik tersebut dapat dikatakan bahwa untuk
pengelasan material paduan Al-Mg 5083 luasan sudut kampuh sangat mempengaruhi
kekuatan pengelasan.
150
sudut 70
sudut 80
sudut 90
120
90
60
30
Spesim en
Gambar 4.8 Grafik hasil uji tarik Spesimen Las sudut 700, 800 dan 900
menggunakan arus pengelasan 100 A
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
68
sudut 70
sudut 80
sudut 90
150
120
90
60
30
0
Spesim en
Gambar 4.9 Grafik hasil uji tarik Spesimen Las sudut 700, 800 dan 900
menggunakan arus pengelasan 125 A
150
sudut 70
sudut 80
sudut 90
120
90
60
30
0
Spesim en
Gambar 4.10 Grafik hasil uji tarik Spesimen Las sudut 700, 800 dan 900
menggunakan arus pengelasan 150 A
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
69
4.4
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas (kuat arus dan sudut
kampuh) terhadap variabel tidak bebas tegangan (tensile), maka perlu dilakukan uji
statistik. Salah satu metode statistik yang digunakan adalah analisa varian (analysis of
variance). Analisa data varian ini menggunakan Gnumeric yang berjalan di plat form
operating sistem Linux. Langkah yang dilakukan adalah mengelompokkan data
seperti terlihat pada tabel 4.3 s.d 4.8.
Tabel 4.3 Interaksi sudut kampuh 700 dan kuat arus 100 A, 125 A dan 150 A
Kolom
Pengamatan
1 73.06 83.75 79.73
2 69.82 72.86 74.14
3 63.25 66.49 64.23
Total
Sudut Kampuh 70
Sij
Ssij
236.54 18708.699
216.82 15680.1516
193.97 12546.9755
647.33 46935.8261
SSDij
58.31
9.85
5.52
73.68
Ln SSDij
4.06575
2.28721
1.70872
8.06168
xij
78.85
72.27
64.66
71.93
Tabel 4.4 Interaksi sudut kampuh 800 dan kuat arus 100 A, 125 A dan 150 A
Sudut Kampuh 80
Kolom
Pengamatan
Sij
Ssij
SSDij
1
91.59 102.97 95.91 290.47 28190.2771 66.00
2
77.96
95.61 88.55 262.12 23060.1362 157.84
3
81.79
81.49 80.51 243.79 19812.0843 0.90
Total
796.38 71062.4976 224.74
Ln SSDij
4.18971
5.06157
-0.10952
9.14176
xij
96.82
87.37
81.26
88.49
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
70
Tabel 4.5 Interaksi sudut kampuh 900 dan kuat arus 100 A, 125 A dan 150 A
Sudut Kampuh 90
Kolom
Pengamatan
Sij
Ssij
1
131.9 134.94 138.27 405.11 54725.0065
2 122.97 125.23 118.95 367.15 44953.2763
3
116.6 112.29 116.4 345.29 39753.5641
Total
1117.55 139431.8469
SSDij
20.30
20.24
11.84
52.37
Ln SSDij
3.01074
3.00744
2.47115
8.48933
xij
135.04
122.38
115.10
124.17
Grand Total
Sumber: Hasil penelitian
Tabel 4.6 Harga rata-rata dari interaksi sudut kampuh 700, 800, 900
Tabel Harga Rata-rata
1
Rata-rata
Baris
1
2
3
135.04
96.82
78.85
122.38
87.37
72.27
115.1
81.26
64.66
124.17
88.49
71.93
Rata-rata
kolom
103.57
94.01
87.01
94.86296
Baris
Kolom
Tabel 4.7 Hasil penjumlahan dan pengkuadratan dari interaksi antara sudut kampuh
700, 800, 900 dengan kuat arus 100 A, 125 A dan 150 A.
Baris
Kolom
1
2
3
S .i
SS .i
S i.
236.54
290.47
405.11
932.12
868847.69
216.82
262.12
367.15
846.09
715868.3
193.97
243.79
345.29
783.05
613167
647.33
796.38
1117.55
2561.26
SS i.
419036.1289
634221.10
1248918.003
2302175.236
2197883.28
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
71
X.95; f = 8
SS .I
2197883.28
km - 1
k m (n - 1)
k-1
m-1
8
18
2
2
SSD0
SSD1
SSD3
SSD4
SSD2
15.5
1.4465E+04
3.5079E+02
1.2832E+04
1.2443E+03
3.7797E+01
(k - 1) (m - 1)
S0
S1
S3
S4
S2
f Pemb.
4
2
2
2
2
f Penyebut
18
18
18
4
4
95%
2.93
3.55
3.55
6.94
6.94
4
1808.1566
19.4883
6416.1652
622.1676
9.4493
Fraktil distribusi
rasio - var.
Interaksi :
Baris :
Kolom :
Baris :
Kolom :
Tes Ketiadaan Interaksi
Tes Kesamaan Baris
Tes Kesamaan Kolom
Varian Penyebut
0.4849
679.0077
65.8425
S22
97.5%
3.61
4.56
4.56
10.6
10.6
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
72
Analisa Varian dimulai dengan melakukan tes kesamaan Varian data sudut
kampuh dan kuat arus pengelasan dengan tes barlett (X2), dalam hal ini perlu
dimasukkan harga fraktil distribusi X2 (f = k . m1) untuk tingkat kepercayaan 95 %.
Tes barlet dilakukan untuk mengetahui
keseragaman
kampuh dan kuat arus pengelasan artinya ketiga kelompok data sudut kampuh bisa
dianggap berasal dari satu populasi dan data-data tersebut layak untuk
diperbandingkan. Bila harga barlett ( X2 ) dari hasil perhitungan lebih kecil dari harga
barlett dengan fraktil (9-1) dimana diberikan nilai kepercayaan 95 %, maka hipotesa
kesamaan ke sembilan varian dapat diterima. Dengan demikian harga gabungan S12
(variai dalam set) dapat dimanfaatkan dalam pengetesan beberapa hipotesa.
4.4.2 Hipotesa varian interaksi
Hipotesa dilakukan untuk pengamatan sudut kampuh dan kuat arus pengelasan
saling berkaitan dalam mempengaruhi hasil pengamatan. Hipotesa ini dilakukan
dengan membandingkan varian interaksi S22 dengan varian dalam set S12. Bila harga
rasio varian interaksi lebih kecil dari harga fraktil distribusi varian V2 untuk tingkat
kepercayaan 97, 5 %, maka hipotesa ketiadaan interaksi dapat diterima.
Pengujian hipotesa berikutnya menggunakan S12 sebagai pembanding hasil
pengujian dari hipotesa interaksi yang dilakukan menunjukan bahwa rasio varian
interaksi lebih kecil dari fraktil distribusi varian (S22/S12 < V20,975 ) oleh karena itu
terjadi interaksi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sudut kampuh dan kuat arus
secara bersamaan dalam mempengaruhi kekuatan tarik.
4.4.3 Hipotesa Kesamaan Baris
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
73
Hipotesa ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari sudut kampuh
berpengaruh terhadap variabel output tensile (tegangan). Untuk itu perlu
diperbandingkan harga varian antar baris (S32 ) dengan varian dalam set (S12).
Bila perbandingan tersebut lebih besar dari fraktil distribusi rasio varian, maka
terjadi pengaruh dari data sudut kampuh terhadap nilai tensile (tegangan). Dari data
pengujian diketahui S22/S12 > V20,975, oleh karena itu sudut kampuh mempengaruhi
tensile (tegangan).
4.4.4 Hipotesa kesamaan kolom
Hipotesa ini untuk mengetahui apakah data mengenai kuat arus pada
pengelasan berpengaruh terhadap variabel output tensile (tegangan). Untuk itu
dilakukan perhitungan rasio varian antar kolom (S42) dengan varian dalam (S12).
Bila rasio tersebut lebih besar dibandingkan harga fraktil distribusi varian
maka dapat diambil kesimpulan bahwa kuat arus pada pengelasan mempunyai peran
dalam menentukan nilai tensile (tegangan). Data hasil pengujian menunjukan (S42/S12)
> V20,975, dapat dilihat bahwa kuat arus sangat mempengaruhi nilai tensile (tegangan)
150
120
60
100 A
74
4.5
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
75
Pemeriksaan cacat las dilakukan dengan cara pengujian tidak merusak NDT
(Non Destructif Test) menggunakan peralatan Ultrasonic test, dari hasil pemerikasaan
yang dilakukan oleh tim Inpeksi welding dari PT. Superintending Company of
Indonesia (SUCOFINDO) ke 27 spesimen Aluminium - Mg 5083 yang telah
mengalami pengelasan tidak menunjukan adanya cacat las, dalam artian masih dalam
kriteria batasan yang bisa diterima (Acceptance Standard Ansi B 31.3) . Hasil
pemeriksaan (Test Report) dapat dilihat pada lampiran 6.
4.6
Pada pengujian struktur makro ini dilakukan pengamatan pada bagian patahan
dari spesimen Al-Mg 5083 sesudah dilas dan mengalami pembebanan tarik, kemudian
dilakukan pengamatan struktur makro untuk mengetahui bentuk butir yang
terkandung pada patahan material sesuai dengan bentuk kampuh dan kuat arus yang
digunakan pada penelitian ini.
Dari hasil pengamatan menunjukan secara umum penampakan struktur
makro pada setiap variasi sudut kampuh dan kuat arus pengelasan memiliki bentuk
butir yang dendritik dan beberapa bentuk garis eutektik yang halus dan memanjang.
Struktur dendritik terbentuk ketika kecepatan pembekuan meningkat, dendrit ini
berkembang dalam arah tiga dimensi sehingga agak sulit untuk diamati karena hanya
bagian patah bidang yang dapat diamati. Secara umum penampakan struktur makro
pada setiap variasi arus pengelasan dan sudut kampuh memiliki bentuk butir yang
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
76
sama, pengamatan dilakukan pada bagian tengah dan tepi pada patahan aluminium
magnesium 5083 hasil pengujian tarik dengan pembesaran 50 x.
Beberapa keistimewaan struktur makro pada patahan logam aluminium
magnesium 5083 menunjukan ukuran dan bentuk butir dendritik yang sama, hal ini
disebabkan bentuk butir yang halus (fine) dan kasar sama akan menghasilkan
kombinasi yang baik antara kekuatan dan keuletan pada logam aluminium, ini dapat
dilihat pada gambar 4.12 sd 4.20.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
77
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
78
yang kasar dan sebagian memanjang menyebar terlihat jelas pada permukaan
penampang patahan spesimen..
Pada gambar 4.15 patahan spesimen sudut kampuh 800 dengan kuat arus
pengelasan 100 A menunjukan bentuk butir pada bagian tepi dan tengah memiliki
kesamaan bentuk butiran dendrit kasar dan halus dengan orientasi tidak teratur,
kemudian pada bagian tengah memiliki bentuk butir yang mirip hal ini disebabkan
terjadinya kondisi steady
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
79
Gambar 4.16. struktur makro pada patahan spesimen dengan sudut kampuh 800
menggunakan arus pengelasan 125 A, menunjukan bentuk struktur butiran dendrit
yang sama menumpuk kasar dan halus serta beberapa bagian agak memanjang
dikelilingi garis eutektik silikon
patahan. Serta bentuk garis-garis eutektik yang terlihat jelas patahan pada spesimen.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
80
menggunakan arus pengelasan 125 A, pada gambar 4.19. menunjukan bentuk struktur
butiran-butiran dendrit yang kasar menumpuk, sebagian agak menyebar dan
banyaknya bentuk garis-garis eutektik yang diakibatkan oleh arah penarikan.
81
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
82
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
dihasilkan olehsudut kampuh 900 dengan kuat arus 100 A sedang kekuatan
tarik terendah terjadi pada kampuh 700 dengan kuat arus 1500.
2. Dari hasil pengujian terlihat bahwa pada pengelasan TIG untuk paduan
Al-Mg 5083, besar sudut kampuh, faktor kuat arus sangat mempengaruhi
hasil lasan
dapat
menghasilkan kekuatan las yang lebih baik dibandingkan 125 A dan 150 A.
3. Dari hasil pengujian statistik dengan menggunakan metode Anova. Pengujian
hipotesa menggunakan S12 (varian dalam set) sebagai pembanding dari
hipotesa
interaksi
yang
varian
interaksi lebih kecil dari fraktil distribusi varian (S22/S12 < V20,975 ). Hal
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
83
Al-Mg
makro pada
setiap variasi sudut kampuh dan kuat arus pengelasan memiliki bentuk
butir
yang
dendritik,
kecepatan
5.2
Saran
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
84
didalam membaca data hasil pemeriksaan baik itu secara tidak merusak
(Non Destructif Test) maupun merusak (Destructif Test) pada spesimen yang
telah dilas.
2. Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini kepada perusahaan yang
menggunakan pengelasan TIG khususnya yang memakai material Al-Mg 5083
dianjurkan untuk sudut kampuh pengelasan menggunakan 900 dengan kuat
arus pengelasan 100A, hasil ini lebih maksimal dibandingkan dengan
penggunaan sudut kampuh yang digunakan selama ini yaitu 700, 800 dengan
kuat arus 120 A dan 190 A.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
85
DAFTAR PUSTAKA
[1] Zubir. 2000. Analisa kerusakan dan Perbaikan Alat penukar kalor (MHE)
pada P.T. Arun NGL.Co. Laporan Akamigas, Cepu
[2] P.T. Arun NGL Co, 1991, Welding Procedure Qualification
Pabrication and Maintenance Welding of Piping Work
for Field
[3] Mawardi, 2005,. Pengujian pengelasan pada Konstruksi Pelat Baja Carbon
jenis SS 41 secara Non Destructive Ultra Sonic Flow Detector dengan
menggunakan Spesifikasi Prosedur Pengelasan (WPS) menurut Standar
A.S.M.E Section IX. Jurnal Teknologi Process Jurusan Teknik Kimia USU
[4] W, Harsono. T, Okumura, 2000,
Teknologi Pengelasan Logam. Pradnya
Paramita, Jakarta Cetakan ke VIII.
[5] Sibarani.H, 2004, Pengelasan TIG pada Pelat ALumunium Paduan Seri E
1145. ITB Library
[6] Data Shet Composition Information Provided By The Alumunium Association
and is not for Design. Mat Web.com
[7] Lincoln Electrik, 1973, The Procedur Hand Book Of Arc Welding. Edisi Ke12
Ohio
[8]. AWS Comitee on Structural Welding
DI.1.94
[9] Anggono J, 2005, Studi Pengaruh Magnetik Arc Blow pada hasil las TIG
Baja AISI 1021. http.// puslit.petra.ac.id/journals/mechanical
[10] Consulting@ welding engineer.com.las modified. April, 14, 2005
[11] Kern, WH. Welding Process Arc and Gas Welding and Cutting, Brazing
and Soldering AWS. Seventh Edition. Volume 2 Editor American Welding
Society
[12] Messler.RW,1999, Principle of Welding. John Wiley and Sons Inc. NewYork
USA
[13] Suheni, 2003, Pengaruh Tekanan Gas Argon Pada Baja ST 60 terhadap
kekuatan Beban kejut dengan Proses Las TIG. Proseding Seminar Nasional
Teknik Mesin, Unibraw
[14]. Info@welding.com.TIG Welding 2004
[15]. R.L.OBrien. Welding Hand Book. Eighth Edition, Volume 2, Miami
[16]. The American Society of Mechanical Engineers (ASME sect IX), Newyork
2001
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008
86
[17] Prof.Ir. Tata Surdia MS.Met.E. Prof. DR. Shinroku Saito, Pengetahuan Bahan
Teknik. PT Pradnya Paramita Jakarta
[18] Taufiq Rochim. Perancangan Penelitian dan Analisis Data Statistika.
Mechanical & Production Engineering (MPE),Mesin, FTI-ITB
[19] Johnson, M.Q. Evans, G.M. Edwards, G.R. The Influences of Addition Interpass
Tempratur on The Microstructures and Mechanical Properties of High
Strength SMA Weld Metals, ISIJ International Vol 35 No 10.1985
[20] Dhendi Darmawan Sutejo. Analisa Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Turun
Terhadap Struktur Mikro Pada Aluminium Paduan. Jurusan teknik Mesin.
Fakultas teknologi Industri Universitas Kristen Petra Surabaya 2004.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium, 2008
USU e-Repository 2008