Anda di halaman 1dari 55

Ilmu Penyakit Mata

CATATAN TUTORIAL OPTIMA

Kelainan Mata

ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS NORMAL
Struktur yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
Tidak
menghalangi
media refraksi
Konjungtivitis
murni
Trakoma
mata kering,
xeroftalmia
Pterigium
Pinguekula
Episkleritis
skleritis

MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK

MATA MERAH
VISUS TURUN
Mengenai media
refraksi (kornea,
uvea, atau
seluruh mata)
Keratitis
Keratokonjungti
vitis
Ulkus Kornea
Uveitis
Glaukoma akut
Endoftalmitis
panoftalmitis

uveitis posterior
perdarahan vitreous
Ablasio retina
oklusi arteri atau
vena retinal
neuritis optik
neuropati optik akut
karena obat
(misalnya
etambutol),
migrain, tumor otak

MATA TENANG
VISUS TURUN
PERLAHAN
Katarak
Glaukoma
retinopati
penyakit
sistemik
retinitis
pigmentosa
kelainan
refraksi

KELAINAN REFRAKSI

/ Hipermetropia

Pocket Atlas of Ophthalmology, 2006

Myopia
Gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar titik
fokusnya terletak di depan retina (di depan makula lutea)
Miopia secara klinis :
Simpleks: kelainan fundus ringan, < -6D
Patologis: Disebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia maligna
ataumiopia progresif, adanya progresifitas kelainan fundus yang khas
padapemeriksaan oftalmoskopik, > -6D

Miopia berdasarkan ukuran dioptri lensa :


Ringan : lensa koreksinya 0,25 s/d 3,00 Dioptri
Sedang : lensa koreksinya 3,25 s/d 6,00 Dioptri.
Berat : lensa koreksinya > 6,00 Dioptri.

Miopia berdasarkan umur :

Kongenital : sejak lahir dan menetap pada masa anak-anak.


Miopia onset anak-anak : di bawah umur 20 tahun.
Miopia onset awal dewasa : di antara umur 20 sampai 40 thn.
Miopia onset dewasa : di atas umur 40 tahun (> 40 tahun).

Pemilihan kekuatan lensa untuk koreksi prinsipnya adalah dengan


dioptri yang terkecil dengan visual acuity terbaik.

Hipermetropia
Gangguan kekuatan pembiasan mata dimana
sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga
titik fokusnya terletak di belakang retina (di
belakang makula lutea)
Etiologi: sumbu mata pendek (aksial),
kelengkungan kornea atau lensa kurang
(kurvatur), indeks bias kurang pada sistem optik
mata (refraktif)
Pemilihan kekuatan lensa untuk koreksi
prinsipnya adalah dengan dioptri yang terbesar
dengan visual acuity terbaik

Bentuk
Hipermetropia

Bentuk
Hipermetropia total = laten + manifest
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia

Hipermetropia manifes = absolut + fakultatif


Yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal dengan hasil visus 6/6
Terdiri atas hipermetropia absolut + hipermetropia fakultatif
Hipermetropia ini didapatkan tanpa siklopegik

Hipermetropia absolut :
Sisa/ residual dari kelainan hipermetropia yang tidak dapat diimbangidengan akomodasi
Hipermetropia absolut dapat diukur, sama dengan lensa konveks terlemahyang memberikan
visus 6/6

Hipermetropia fakultatif :
Dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi sepenuhnya dengan akomodasi
Bisa juga dikoreksi oleh lensa
Dapat dihitung dengan mengurangi nilai hipermetrop manifes hipermetrop absolut

Hipermetropia laten:

Hipermetropia yang hanya dapat diukur bila diberikan siklopegia


bisa sepenuhnya dikoreksi oleh tonus otot siliaris/ akomodasi
Umumnya lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan dewasa.
Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten, makin tua akanterjadi kelemahan
akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi fakultatifdan kemudia menjadi absolut

Astigmat
Ketika cahaya yang masuk ke dalam mata secara
parallel tidak membentuk satu titik fokus di
retina.
Tipe

astigmatisme miopikus simpleks


astigmatisme hipermetrop simpleks
astigmatisme miopikus kompositus
astigmatisme hipermetrop kompositus
astigmatisme mixtus

menentukan jenis jenis astigmatisme


berdasarkan kedudukannya di retina

ASTIGMATISMA
Berkas sinar tidak difokuskan pada 1 titik dengan tajam pada retina, akan tetapi
pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus
Penyebab : kelainan lengkung permukaan kornea (paling sering), dapat juga
kelainan lensa
Gejala : Penglihatan buram, Head tilting, Menengok untuk melihat jelas,
Mempersempit palpebra, Memegang bahan bacaan lebih dekat
Tatalaksana : koreksi dengan lensa silindris dan atau sferis (bila perlu)
Tipe-tipe astigmatisma:
Astigmatisma hipermetropikus simpleks, satu meridian utamanya emetropik,
meridian yang lainnya hipermetropik.
Astigmatisma miopikus simpleks, satu meridian utamanya emetropik, meridian
lainnya miopi
Astigmatisma hipermetropikus kompositus, kedua meridian utama hipermetropik
dengan derajat berbeda.
Astigmatisma miopikus kompositus, kedua meridian utamanya miopik dengan
derajat berbeda
Astigmatisma mikstus, satu meridian utamanya hipermetropik, meridian yang lain
miopik.

http://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/05/kelainan-refraksi/

Glaukoma
Neuropati optik yang ditandai dengan
pencekungan diskus optik dan kehilangan
lapang pandang. Biasanya berhubungan
dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO)
characterized by:
High intra ocular pressure (IOP) > 21 mmHg,
Optic nerve fibers death optic disc damage,
Progressive visual field defect,
Cause of third permanent blindness

Triad of abnormalities in disc, field and


intraocular pressure (IOP) for the diagnosis of glaucoma.

KLASIFIKASI
(A) Congenital and developmental glaucomas
1. Primary congenital glaucoma (without associated
anomalies).
2. Developmental glaucoma (with associated
anomalies).
(B) Primary adult glaucomas
1. Primary open angle glaucomas (POAG)
2. Primary angle closure glaucoma (PACG)
3. Primary mixed mechanism glaucoma
(C) Secondary glaucomas

Glaukoma primer:
Sudut terbuka:
Membran pretrabekular
Trabecular : produksi AH meningkat
Posttrabekular : gangguan drainage pada kanal schlem

Sudut tertutup:

Pupillary block (iris bomb)


Perubahan letak lensa anterior
Sudut sempit
Sinekia anterior perifer

Glaukoma kongenital: terdapat megalokornea : >11 mm


Glaukoma sekunder: akibat peny. lain

Pigmentary glaucoma
Exfoliation syndrome
Akibat perubahan lensa (fakogenik)
Akibat perubahan uveal tract
Iridocorneoendothelial (ICE) syndrome
Trauma
Postoperatif
Glaukoma neovaskuler
Peningkatan tekanan vena episklera
Steroid-induced

Primary glaucomas
High IOP is not associated with any ocular
disorder
Open angle
Angle closure
Congenital (developmental)

3/20/2015

15

Secondary glaucoma

Aqueous outflow alters by ocular / non ocular disorders


IOP :
Secondary open angle glaucoma: pretrabecular,
trabecular and post-trabecular,
Secondary angle closure glaucoma caused by
apposition between the peripheral iris and trabeculum,
Pathogenesis: anterior forces / posterior forces
3/20/2015
16

Aqueous outflow
AH fills posterior chamber
Trabecular route
Schlemms canal

pupil
90 %

anterior chamber
uveoscleral route (10%)

suprachoroidal space
ciliary body
leaves the eye
through episcleral vein
venous system in the ciliary body
3/20/2015

17

Aqueous outflow
a) Uveal
meshwork
b) Corneoscleral
meshwork
c) Schwalbes line
d) Schlemms
canal
e) Collector
channels
f) Ciliary body
g) Scleral spur
3/20/2015

18

Faktor yang mempengaruhi Aquos


outflow
High intra ocular pressure
(IOP),
High episcleral pressure,
Aqueous viscosity: exudate,
blood cell,
Ciliary block, pupillary block,
posterior synechia,
Narrow / closed anterior
chamber angle,
Narrowing of trabecular
meshwork pore,
Macrophage, lens cell at the
trabecular meshwork.

Intra Ocular Pressure (IOP)


Normal IOP < 21 mm Hg,
IOP > 21 mm Hg glaucoma suspect,
Diurnal fluctuation of IOP in 24 hours:
IOP higher in the morning
IOP lower in the afternoon and evening

Ocular hypertension: IOP > 21 mmHg without any


nerve fiber damage,
Normal tension glaucoma: normal IOP, but
presenting glaucomatous signs.
3/20/2015

20

Tonometry
Two main methods of measuring IOP:
applanation force to flatten the cornea
indentation force to indent the cornea

The main types of tonometer:


The Schiotz tonometer uses a plunger with a
preset weight to indent the cornea. The amount
of indentation is converted into mmHg by use of
Friedenwald tables.

3/20/2015

21

Tonometry
The main types of tonometer:
Goldmann tonometer consists of double prism with 3.06
mm in diameter, applanation, more accurate,
Perkins tonometer, hand held, applanation,
The air puff tonometer, non contact, applanation, jet of air
to flatten the cornea.
Tono-pen
Gas Tonometer
Electrical Tonometer

3/20/2015

22

Gonioscopy

3/20/2015

24

Provocation Test
Water drinking test, dark room test, midriatic
test, steroid test,
Positive if IOP at the end of the tests are more
than 8 mmHg,
Indications:
Narrow / closed angle glaucoma
Normal tension glaucoma
Bias IOP

3/20/2015

25

Neuropathy optic
Retinal Nerve Fiber Layer (fig. 13.8)
-terlokalisir atau difus
Perubahan Parapapiler
-terdapat 2 zona: Alpha dan Betha (fig 13.9)
a. The betha inner zone (membatasi disc margin),
chorioretinal athrophy with visibitily of sclera and
large choroidal blood vessel
b. The Alpha outer zone (di luar inner zone), hypo
and hyperpigementation of retinal pigment
epithelium.

Nerve fiber Layer Anatomy

The cup-disc ratio: fraction of vertical and horizontal


diameter cup and diameter of the disc, normal c/d ratio is
0.3 or less.

Ophthalmoscopy of the optic disc


The optic cup, pale depression in the center of the optic
cup, absent of nerve fiber,
The neuroretinal rim, tissue between the outer edge of
the cup and the outer margin of the disc, the color is
pinkish orange, uniform width, contains nerve fibers,
Nerve fibers death thinning of retinal rim,
High IOP posterior bowing of lamina cribrosa,
nasalisation of central retinal vessels.

3/20/2015

29

Optic nerve head


Cup and disc ratio > 0.6,
Peripapillary atrophy at temporal region,
Splinter-shaped hemorrhage on the disc margin.

Visual Field Defect


1. Isopter contraction mild generalised
constriction of central as well as peripheral
field.
2. Barring the blind spot, Baring of the
blind spot means exclusion of the blind spot from
the central field due to inward curve of the

outer
boundary of 30 central field.

Klinis
Nyeri periorbital dan gangguan
penglihatan
Penglihatan kabur, fenomena
melihat halo di sekitar objek
Faktor pencetus : penerangan
redup, obat-obatan antikolinergik,
simpatomimetik
Kebanyakan pasien : gejala
ekstraokular dan sistemik
merupakan keluhan utama (nyeri
kepala, muntah, nyeri perut)
Tajam penglihatan lambaian
tangan
Pem mata luar injeksi kornea,
sklera, siliar, kornea udem
Lapang pandang
Funduskopi (n.optikus
membengkak)
Pupil (midilatasi nonreaktif)
Gerak bola mata sulit
Pada glaukoma akut TIO 40-80
mmHg, bola mata keras

Tatalaksana
Menurunkan TIO:
Asetazolamid IV / oral
penghambat beta topical : Beta bloker :
timolol
PiloCarpin 4% (1 tetes/15 slm 1-2 jam)
obat hiperosmotik/Diuretik : Manitol IV
preop u/ menurunkan TIO secepat
mungkin
Steroid topikal dosis tinggi menurunkan
kerusakan iris & jalinan trabekular
TIO terkontrol iridotomi laser
Tidak berhasil iridektomi
TIO tidak terkontrol sklerostomi laser /
trabekulektomi darurat

http://emedicine.medscape.com/article/1206147

Types of Glaucoma

www.wikipedia.org

Causes

Etiology

Clinical

Acute Glaucoma

Pupilllary block

Acute onset of ocular pain, nausea, headache, vomitting, blurred


vision, haloes (+), palpable increased of IOP(>21 mm Hg),
conjunctival injection, corneal epithelial edema, mid-dilated
nonreactive pupil, elderly, suffer from hyperopia, and have no
history of glaucoma

Open-angle
(chronic)
glaucoma

Unknown

History of eye pain or redness, Multicolored halos, Headache,


IOP steadily increase, Gonioscopy Open anterior chamber
angles, Progressive visual field loss

Congenital
glaucoma

abnormal eye
development,
congenital infection

present at birth, epiphora, photophobia, and blepharospasm,


buphtalmus (>12 mm)

Secondary
glaucoma

Drugs
Sign and symptoms like the primary one. Loss of vision
(corticosteroids)
Eye diseases (uveitis,
cataract)
Systemic diseases
Trauma

Absolute
glaucoma

end stage of all types of glaucoma, no vision, absence of


pupillary light reflex and pupillary response, stony appearance.
Severe eye pain. The treatment destructive procedure like
cyclocryoapplication, cyclophotocoagulation,injection of 100%
alcohol

Konjungtivitis
Definisi
Radang konjungtiva
Klinis
Gejala:Sensasi tergores, Panas, Sensasi penuh di sekitar mata,
Fotofobia, Rasa sakit dan sensasi adanya benda asing Keterlibatan
kornea. Gatal biasanya konjungtivitis alergik (bisa juga pd
blepharitis& keratokonjungtivitis sicca)

Konjungtivitis =Radang
konjungtiva
Pathology

Etiology

Bacterial

Viral

Conjunctivitis is swelling (inflammation) or


infection of the membrane lining the eyelids
(conjunctiva)

Feature

Treatment

staphylococci
streptococci,
gonocci
Corynebacter
ium strains

Acute onset of redness, grittiness,


burning sensation, usually bilateral
eyelids difficult to open on waking,
diffuse conjungtival injection,
mucopurulent discharge, Papillae
(+)

topical antibiotics
Artificial tears Kloramfenikol (0,5-1%)
6x/hari min 3 hari jika diduga infeksi
bakteri
Curiga GO: bayi injeksi penisilin prokain
50.000 IU/kgBB/hari dan tetes mata
kloramfenikol tiap jam tidak membaik
rujuk
Curiga Klamidia: Tetrasiklin oral dengan dosis 11,5 gram per hari selama 3-4 minggu dalam 4
dosis. Atau Eritromisin oral dengan dosis 1 gram
per hari dalam 4 dosis selama 3-4 minggu

Adenovirus
herpes
simplex virus
or varicellazoster virus

Unilateral watery eye, redness,


discomfort, photophobia,
eyelid edema & pre-auricular
lymphadenopathy, follicular
conjungtivitis,
pseudomembrane (+/-)

Days 3-5 of worst, clear up in


714 days without treatment
Artificial tears relieve dryness
and inflammation (swelling)
Antiviral herpes simplex virus
or varicella-zoster virus

http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html

Pathology

Etiology

Feature

Treatment

Fungal

Candida spp. can


cause
conjunctivitis
Blastomyces
dermatitidis
Sporothrix
schenckii

Not common, mostly occur in


immunocompromised patient,
after topical corticosteroid and
antibacterial therapy to an
inflamed eye

Topical antifungal

Vernal

Allergy

Chronic conjungtival bilateral


inflammation, associated atopic
family history, itching,
photophobia, foreign body
sensation, blepharospasm,
cobblestone pappilae, Hornertrantas dots

Removal allergen
Topical antihistamine
Vasoconstrictors

Inclusion

Chlamydia
trachomatis

several weeks/months of red,


irritable eye with mucopurulent
sticky discharge, acute or
subacute onset, ocular irritation,
foreign body sensation, watering,
unilateral ,swollen lids,chemosis
,Follicles

Doxycycline 100 mg PO
bid for 21 days OR
Erythromycin 250 mg
PO qid for 21 days
Topical antibiotics

Konjungtivitis virus
Konjungtivitis virus
Injeksi konjungtival
Sekret serous
Perdarahan
subkonjungtiva
( subakut )

Konjungtivitis bakteri

Konjungtivitis bakteri
Sekret
mukopururulen
Konjungtiva kemotik
Injeksi konjungtiva

Konjungitivitis purulenta
Konjungtivitis
purulenta
gonorrhoeae:
Konjungtiva kemotik
dan kasar
Sekret purulen

EMERGENCY

Trakoma
Konjungtivitis trakoma
Folikel pada
konjungtiva tarsal

Panus

Infiltrat limbus atas


Neovaskularisasi di
atas

Konjungtivitis alergik

Konjungtiva kemotik
Konjungtiva terpajan

Konjungtivitis alergi lensa kontak


Konjungtivitis alergi
Papil pada
konjungtiva tarsal
Sering terdapat
pada alergi lensa
kontak
Giant papillary conjungtivitis

Pterigium, Pingekuela, Skleritis

Pterigium
Degenerasi dari stroma konjungtiva
yang digantikan oleh serat elastik
yang berpuntir dan menebal
Paparan sinar UV (UV-A dan UV-B)
paling signifikan pertumbuhan
pterigium. Agen lain yang
berpengaruh : alergen, zat kima yang
tidak berbahaya, dan iritan (angin,
kotoran, debu, polusi udara)
Derajat
1 : Pterygium hanya terbatas pada
limbus kornea
2 : Pterygium sudah melewati limbus
kornea, tapi tidak lebih dari 2 mm
melewati kornea
3 : Pterygium melewati derajat 2, tapi
tidak melebihi pinggiran pupil dalam
keadaan cahaya normal (3-4 mm)
4 : Pterygium sudah melewati pupil
mengganggu penglihatan

Pinguekulum
Perubahan pada jaringan normal
terbentukdeposit protein dan lemak
Biasanya mengenai orang tua. Dapat
disebabkan oleh iritasi mata kronik atau
paparan cahaya matahari
Skleritis
Inflamasi primer pada sklera
50% kasus terkait dengan penyakit
sistemik yaitu RA, ankylosing spondylitis,
SLE, polyarthritis nodosa, virus herpes
zoster,gout, dan sifilis. Proses inflamasi
disebabkan oleh kerusakan vaskular yang
terkait dengan kompleks imun
(hipersensitivitas tipe III) dan respon
granulomatosa kronik (hipersensitivitas
tipe IV)

Katarak

Definisi
Katarrhakies /Cataract /cataracta
air terjun
Katarak setiap keadaan
kekeruhan lensa akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa, atau
keduanya.
Klasifikasi
Berdasarkan usia: Kongenital,
juvenil, senilis
Berdasarkan morfologi :
subkapsular, inti, kortikal
Berdasarkan stadium
kematangan : Insipien, imatur,
matur, hipermatur

Katarak KongenitalSebelum atau


segera setelah lahir sampai usia 1 tahun
Infeksi TORCH
Pembedahan adalah terapi katarak
kongenital. Hasil terbaik pada usia 6-8
minggu
Katarak SenilisTerjadi pada usia
lanjut, biasanya > 40 tahun
Proses degenarasi lensa stadium
katarak senil
Insipien, intumesen, imatur, matur,
hipermatur, morgagni

Gejala Klinis

Penurunan tajam penglihatan


Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya
Pergeseran miopi (myopic shift)
Penglihatan ganda (diplopia) monokular
Rabun senja
Membutuhkan cahaya yang lebih terang
untuk membaca

Tatalaksana
Medikamentosa
Tidak ada terapi yang benarbenar terbukti dapat
menunda atau
mengembalikan proses
katarak
Terapi Bedah
Intracapsular cataract
extraction (ICCE)
Extracapsular cataract
extraction (ECCE)
Phacoemulsification

Katarak TraumatikPaling
sering akibat cedera benda
asing di lensa atau trauma
tumpul pada bola mata.
terdapat gambaran bintang
pada kapsula posterior
tatalaksana
Benda asing intraokular harus
segera dikeluarkan
Antibiotik sistemik dan
topikal
Kortikosteroid topikal
Atropin sulfat 1%, 1 tetes 3
kali sehari untuk mencegah
sinekia posterior

Ilmu Penyakit Mata Ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006

KATARAK-SENILIS

Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun
Epidemiologi : 90% dari semua jenis katarak
Etiologi :belum diketahui secara pastimultifaktorial:

Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik


Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek buruk terhadap serabu-serabut lensa.
Faktor imunologik
Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi, gangguan permeabilitas kapsul lensa, efek radiasi cahaya
matahari.
Gangguan metabolisme umum

4 stadium: insipien, imatur, matur, hipermatur


Gejala : distorsi penglihatan, penglihatan kabur/seperti berkabut/berasap, mata tenang
Penyulit : Glaukoma, uveitis
Tatalaksana : operasi (ICCE/ECCE)

Katarak Komplikatakatarak sekunder akibat


penyakit intraokuler
Berawal dari subkapsular posterior seluruh
struktur lensa
Katarak akibat Penyakit Sistemik
Katarak bilateral
Contoh penyakit sistemik:DM,
Hipoparatiroidisme, Distrofi miotonik

Uveitis, Endophtalmitis

Radang uvea:
mengenai bagian depan atau selaput pelangi (iris) iritis
mengenai bagian tengah (badan silier) siklitis
mengenai selaput hitam bagian belakang mata koroiditis
Biasanya iritis disertai dengan siklitis = uveitis anterior/iridosiklitis
Terdapat flare atau efek tindal di dalam bilik mata depan
Bila sangat akut dapat terlihat hifema atau hipopion
Presipitat halus pada kornea
Penyulit: Glaukoma sekunder
Tatalaksana :
Steroid topikal dan sistemik
Siklopegik
Pengobatan spesifik bila diketahui kuman penyebab

Retinopati

RETINOPATI DIABETIK
Riwayat DM yang lama, biasa > 20 tahun
Mata tenang visus turun perlahan
Pemeriksaan Oftalmoskop
Mikroaneurisma (penonjolan dinding kapiler)
Perdarahan dalam bentuk titik, garis, bercak yang letaknya dekat dengan mikroaneurisma di
polus posterior (dot blot hemorrhage)
Dilatasi vena yang lumennya ireguler dan berkelok
Hard exudate (infiltrasi lipid ke dalam retina akibat dari peningkatan permeabiitas kapiler),
warna kekuningan
Soft exudate (cotton wall patches) adalah iskemia retina tampak sebagai bercak kuning
bersifat difus dan warna putih
Neovaskularisasi
Edema retina

Klsifikasi
Derajat I : Mikroaneurisama dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli
Derajat II: Mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa eksudat lemak
pada fundus okuli
Derajat III: Mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak, neovaskularisasi

Diabetic Retinopathy
DM ophthalmic complications :

Corneal abnormalities
Glaucoma
Iris neovascularization
Cataracts
Neuropathies
Diabetic retinopathy most
common and potentially most
blinding
Signs and Symptoms :
Seeing spots or floaters in the
field of vision
Blurred vision
Having a dark or empty spot in
the center of the vision
Difficulty seeing well at night
On funduscopic exam : cotton
wool spot, flame hemorrhages,
dot-blot hemorrhages, hard
exudates

Pemeriksaan :
Tajam penglihatan
Funduskopi dalam keadaan
pupil dilatasi : direk/indirek
Foto Fundus
USG bila ada perdarahan
vitreus
Tatalaksana :

Fotokoagulasi laser

RETINOPATI HIPERTENSI

Kelainan retina dan pembuluh darah


retina akibat tekanan darah tinggi
arteri besarnya tidak teratur, eksudat
pada retina, edema retina,
perdarahan retina
Kelainan pembuluh darah dapat
berupa : penyempitan
umum/setempat, percabangan yang
tajam, fenomena crossing, sklerose
Pada retina tampak :
warna pembuluh darah lebih pucat
kaliber pembuluh lebih kecil
akibat sklerose (refleks copper
wire/silver wire, lumen pembuluh
irreguler, fenomena crossing)
perdarahan atau eksudat retina
(gambaran seperti bintang, cotton wool
patches)
perdarahan vena (flame shaped)

OKLUSI ARTERI & VENA RETINA

Jaras Visual

Anda mungkin juga menyukai