Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Banyak sekali mahasiswa yang mengambil mata kuliah kimia dasar I yang harus berhadapan
dengan keseimbangan kimia yang merupakan subjudul dari mata kuliah itu sendiri, banyak
aspek yang akan kita pelajari dalam keseimbangan kimia ini, sehingga sangat
dimungkinkannya untuk mendalami ilmu kesimbangan kimia ini untuk melanjutkan dari mata
kuliah yang sebelumnya, hal yang perlu kita sadari adalah dengan mempelajari keseimbangan
kimia berarti kita turut andil dalam menjaga keseimbangan alam ini, karena kimia adalah
ilmu yang sangat erat hubungannya dengan pengetahuan dan alam, oleh itu sebabnya ilmu
kimia juga disebut sebagai sentral sains atau pusat dari segala ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan alam maupun tidak secara langsung.
Konsep yang perlu di pahami dalam mempelajari kesetimbangan kimia ini adalah bahwa
kesetimbangan kimia ini adalah reaksi bolak balik yang mana memiliki laju yang sama, oleh
sebab itu kesetimbangan kimia ini adalah bagian dari keseimbangan kimia dinamis karena
yang memiliki laju hanyalah sesuatu yang bergerak bukan statis.
I.2 Maksud dan Tujuan
Mempelajari keseimbangan kimia ini tidaklah sulit melainkan hanya harus memiliki
ketelitian yang sangat tinggi, oleh sebab itu makalah ini dibuat agar kita mengerti masalah
konsep atau prinsip dasar tentang kesetimbangan kimia itu sendiri. Selain itu tujuan dari
makalah ini di buat adalah untuk mahasiswa mengerti bagaimana menghitung kesetimbangan
kimia dan mengetahui prinsip dasar kesetimbangan kimia itu. Pembelajaran interaktif kimia
merupakan suatu pembelajaran yang memudahkan mahasiswa untuk mempelajari dan
memahami konsep-konsep kimia. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan konsep
kimia mengenai kesetimbangan kimia.

Bab 2
ISI
2.1 Defenisi Kesetimbangan Kimia
Keadaan Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak
lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan
kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus
berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak
mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur).
Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki
fase yang sama ada dalam bentuk gas, larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua
zat-zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda dalam bentuk
padat-gas, padat-larutan.
2.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia
Pengaruh konsentrasi
Jika konsentrasinya diperbesar pada salah satu zat maka reaksi bergeser dari arah zat tersebut,
sedangkan bila konsentrasinya diperkecil maka reaksi akan bergeser ke arah zat tersebut.
Pengaruh tekanan
Perubahan tekanan hanya berpengaruh pada sistem gas, berdasarkan hukum boyle bila
tekanan gas diperbesar maka volumenya diperkecil, sedangkan bila tekanan gas diperkecil
maka volume gas diperbesar, berdasarkan persamaan gas ideal PV = nRT bahwa tekanan
berbanding lurus dengan jumlah mol gas. jika mol gas bertambah maka tekanan akan
membesar, sebaliknya bila jumlah mol gas berkurang maka tekanan akan menjadi kecil.
Dengan demikian jika tekanan diperbesar maka reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas
yang lebih kecil dan juga sebaliknya. Pengaruh SuhuJika suhu dinaikkan maka reaksi akan
bergeser ke arah reaksi endoterm, sedangkan jika suhu diturunkan maka reaksi akan bergeser
ke arah eksoterm. Contoh : N2(g) + 3H2(g)<--> 2NH3(g) H= - 92 kJ, bila suhu diubah dari
500 menjadi 1200 maka kesetimbangan ke arah endoterm atau ke kiri.Katalis

katalis hanya berfungsi untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan kimia.


2.3 Jenis- Jenis Kesetimbangan Kimia
1) Kesetimbangan Homogen
Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan homogen
fasa gas adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
:
N2O4(g) <> 2 NO2(g)
Kc = [NO2]2 / [N2O4]
Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam bentuk tekanan
parsial masing-masing gas (ingat persamaan gas ideal, PV=nRT). Dengan demikian, satuan
konsentrasi yang diganti dengan tekanan parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi
Kp sebagai berikut :
Kp = (PNO2)2 / (PN2O4)
PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada saat kesetimbangan
tercapai. Nilai Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yang dinyatakan dalam satuan
tekanan (atm). Kp hanya dimiliki oleh sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja.
Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya konsentrasi reaktan dan
produk tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing gas saat kesetimbangan. Dengan
demikian, terdapat hubungan sederhana antara Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam
persamaan matematis berikut :
Kp = Kc (RT)n
Kp = konstanta kesetimbangan tekanan parsial gas
Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi gas
R = konstanta universal gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)

T = temperatur reaksi (K)


n = koefisien gas produk - koefisien gas reaktan
Selain kesetimbangan homogen fasa gas, terdapat pula sejumlah kesetimbangan homogen
fasa larutan. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fasa larutan adalah kesetimbangan
ionisasi asam asetat (asam cuka) dalam air. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3COOH(aq) <> CH3COO-(aq) + H+(aq)
Kc = [CH3COO-] [H+] / [CH3COOH]
2) Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan ini melibatkan reaktan dan produk dalam fasa yang berbeda. Sebagai contoh,
saat padatan kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, akan terjadi reaksi berikut :
CaCO3(s) <> CaO(s) + CO2(g)
Dalam reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga fasa yang berbeda, yaitu
padatan kalsium karbonat, padatan kalsium oksida, dan gas karbon dioksida. Dalam
kesetimbangan kimia, konsentrasi padatan dan cairan relatif konstan, sehingga tidak
disertakan dalam persamaan konstanta kesetimbangan kimia. Dengan demikian, persamaan
konstanta kesetimbangan reaksi penguraian padatan kalsium karbonat menjadi sebagai
berikut :
Kc = [CO2]
Kp = PCO2
Baik nilai Kcmaupun Kp tidak dipengaruhi oleh jumlah CaCO3 dan CaO (jumlah padatan).
Beberapa aturan yang berlaku dalam penentuan nilai konstanta kesetimbangan kimia saat
reaksi kesetimbangan dimanipulasi (diubah) antara lain :
1. Jika reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan dua atau lebih reaksi, nilai
konstanta kesetimbangan reaksi keseluruhan adalah hasil perkalian konstanta kesetimbangan
masing-masing reaksi.

A + B <> C + D Kc
C + D <> E + F Kc
A + B <> E + F Kc = Kc x Kc
2. Jika reaksi ditulis dalam bentuk kebalikan dari reaksi semula, nilai konstanta
kesetimbangan menjadi kebalikan dari nilai konstanta kesetimbangan semula.
A + B <> C + D Kc = [C] [D] / [A] [B]
C + D <> A + B Kc = [A] [B] / [C] [D] = 1 / Kc
3. Jika suatu reaksi kesetimbangan dikalikan dengan faktor n, nilai konstanta kesetimbangan
menjadi nilai konstanta kesetimbangan semula dipangkatkan dengan faktor n.
A + B <> C + D Kc = [C] [D] / [A] [B]
2 A + 2 B D 2 C + 2 D Kc = [C]2 [D]2 / [A]2 [B]2 = { [C] [D] / [A] [B] }2 = (Kc)2
Salah satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia adalah memprediksi arah reaksi. Untuk
mempelajari kecenderungan arah reaksi, digunakan besaran Qc, yaitu hasil perkalian
konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awal reaktan yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Jika nilai Qc dibandingkan dengan nilai Kc,
terdapat tiga kemungkinan hubungan yang terjadi, antara lain :
1. Qc < Kc
Sistem reaksi reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai
kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya, reaksi cenderung ke
arah produk (ke kanan).
2. Qc = Kc
Sistem berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah reaktan maupun
produk, sama.
3. Qc > Kc

Sistem reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan. Untuk mencapai
kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya, reaksi cenderung ke
arah reaktan (ke kiri).
Kesetimbangan kimia dapat diganggu oleh beberapa faktor eksternal. Sebagai contoh, pada
pembahasan proses Haber sebelumnya, telah diketahui bahwa nilai Kc pada proses Haber
adalah 3,5.108 pada suhu kamar. Nilai yang besar ini menunjukkan bahwa pada
kesetimbangan, terdapat banyak gas amonia yang dihasilkan dari gas nitrogen dan gas
hidrogen. Akan tetapi, masih ada gas nitrogen dan gas hidrogen yang tersisa pada
kesetimbangan. Dengan menerapkan prinsip ekonomi dalam dunia industri, diharapkan
sebanyak mungkin reaktan diubah menjadi produk dan reaksi tersebut berlangsung sempurna.
Untuk mendapatkan produk dalam jumlah yang lebih banyak, kesetimbangan dapat
dimanipulasi dengan menggunakan prinsip Le Chatelier.
Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier, menemukan bahwa jika
reaksi kimia yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi
tersebut akan menuju pada kesetimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu untuk
mengatasi perubahan yang diterima (melakukan reaksi sebagai respon terhadap perubahan
yang diterima). Hal ini disebut Prinsip Le Chatelier.
Ada tiga faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, antara lain :
1. Konsentrasi reaktan atau produk
2. Suhu
3. Tekanan atau volume pada sistem yang mengandung fasa gas
Untuk memproduksi gas amonia sebanyak mungkin, dapat dilakukan manipulasi
kesetimbangan kimia dari segi konsentrasi reaktan maupun produk, tekanan ruangan, volume
ruangan, dan suhu reaksi. Berikut ini adalah pembahasan mengenai masing-masing faktor.
1. Mengubah konsentrasi
Jika ke dalam sistem kesetimbangan ditambahkan gas nitrogen maupun gas hidrogen berlebih
(reaktan berlebih), nilai Qc menjadi lebih kecil dibandingkan Kc. Untuk mengembalikan ke

kondisi setimbang, reaksi akan bergeser ke arah produk (ke kanan). Akibatnya, jumlah
produk yang terbentuk meningkat. Hal yang sama juga akan terjadi jika gas amonia yang
terbentuk langsung diambil. Reaksi akan bergeser ke arah kanan untuk mencapai kembali
kesetimbangan.
Dapat disimpulkan bahwa jika dalam sistem kesetimbangan ditambahkan lebih banyak
reaktan atau produk, reaksi akan bergeser ke sisi lain untuk menghabiskannya. Sebaliknya,
jika sebagian reaktan atau produk diambil, reaksi akan bergeser ke sisinya untuk
menggantikannya.
2.Mengubah suhu
Reaksi pada proses Haber adalah reaksi eksotermis. Reaksi tersebut dapat dinyatakan dalam
persamaan reaksi berikut :
N2(g) + 3 H2(g) <> 2 NH3(g) + Kalor
Jika campuran reaksi tersebut dipanaskan, akan terjadi peningkatan jumlah kalor dalam
sistem kesetimbangan. Untuk mengembalikan reaksi ke kondisi setimbang, reaksi akan
bergeser dari arah kanan ke kiri. Akibatnya, jumlah reaktan akan meningkat disertai
penurunan jumlah produk. Tentu saja hal ini bukanlah sesuatu yang diharapkan. Agar jumlah
amonia yang terbentuk meningkat, campuran reaksi harus didinginkan. Dengan demikian,
jumlah kalor di sisi kanan akan berkurang sehingga reaksi akan bergeser ke arah kanan.
Secara umum, memanaskan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke sisi
endotermis. Sebaliknya, mendinginkan campuran reaksi menyebabkan kesetimbangan
bergeser ke sisi eksotermis.
3. Mengubah tekanan dan volume
Mengubah tekanan hanya mempengaruhi kesetimbangan bila terdapat reaktan dan/atau
produk yang berwujud gas. Pada proses Haber, semua spesi adalah gas, sehingga tekanan
dapat mempengaruhi kesetimbangan.
Reaksi pada proses Haber terjadi dalam ruangan tertutup. Tekanan pada ruangan terjadi
akibat tumbukan gas hidrogen, gas nitrogen, serta gas amonia terhadap dinding ruangan

tersebut. Saat sistem mencapai keadaan setimbang, terdapat sejumlah gas nitrogen, gas
hidrogen, dan gas amonia dalam ruangan. Tekanan ruang dapat dinaikkan dengan membuat
tempat reaksinya menjadi lebih kecil (dengan memampatkannya, misal dengan piston) atau
dengan memasukkan suatu gas yang tidak reaktif, seperti gas neon. Akibatnya, lebih banyak
tumbukan akan terjadi pada dinding ruangan bagian dalam, sehingga kesetimbangan
terganggu. Untuk mengatasi pengaruh tersebut dan memantapkan kembali kesetimbangan,
tekanan harus dikurangi.
Setiap kali terjadi reaksi maju (dari kiri ke kanan), empat molekul gas (satu molekul gas
nitrogen dan tiga molekul gas hidrogen) akan membentuk dua molekul gas amonia. Reaksi
ini mengurangi jumlah molekul gas dalam ruangan. Sebaliknya, reaksi balik (dari kanan ke
kiri), digunakan dua molekul gas amonia untuk mendapatkan empat molekul gas (satu
molekul gas nitrogen dan tiga molekul gas hidrogen). Reaksi ini menaikkan jumlah molekul
gas dalam ruangan.
Kesetimbangan telah diganggu dengan peningkatan tekanan. Dengan mengurangi tekanan,
gangguan tersebut dapat dihilangkan. Mengurangi jumlah molekul gas di dalam ruangan akan
mengurangi tekanan (sebab jumlah tumbukan akan berkurang). Oleh sebab itu, reaksi maju
(dari kiri ke kanan) lebih disukai, sebab empat molekul gas akan digunakan dan hanya dua
molekul gas yang akan terbentuk. Sebagai akibat dari reaksi maju ini, akan dihasilkan gas
amonia yang lebih banyak.
Secara umum, meningkatkan tekanan (mengurangi volume ruangan) pada campuran yang
setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas
yang paling sedikit. Sebaliknya, menurunkan tekanan (memperbesar volume ruangan) pada
campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah
molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi yang tidak mengalami perubahan
jumlah molekul gas (mol reaktan = mol produk), faktor tekanan dan volume tidak
mempengaruhi kesetimbangan kimia.
Katalis meningkatkan laju reaksi dengan mengubah mekanisme reaksi agar melewati
mekanisme dengan energi aktivasi terendah. Katalis tidak dapat menggeser kesetimbangan
kimia. Penambahan katalis hanya mempercepat tercapainya keadaan setimbang.

Dari beberapa faktor di atas, hanya perubahan temperatur (suhu) reaksi yang dapat mengubah
nilai konstanta kesetimbangan (Kc maupun Kp). Perubahan konsentrasi, tekanan, dan volume
hanya mengubah konsentrasi spesi kimia saat kesetimbangan, tidak mengubah nilai K.
Katalis hanya mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan, tidak dapat menggeser
kesetimbangan kimia.

Bab 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesetimbangan kimia terjadi pada saat kita memiliki reaksi timbal balik di sebuah sistem
tertutup. Tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari sistem itu selain energi. Pada
kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada di dalam campuran tetap sama walaupun
reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama.
Apabila kita mengubah keadaan sedemikian rupa sehingga mengubah kecepatan relatif reaksi
ke kanan dan ke kiri, kita akan mengubah posisi kesetimbangan, karena kita telah mengubah
faktor dari sistem itu sendiri. Efek dari perubahan berbagai faktor dalam sistem terhadap
posisi kesetimbangan akan dibahas pada bab yang lain

Anda mungkin juga menyukai