Material of Workshop HerbalNet (GPP Guidelines) - per-07-M.PAN-4-2008 TTG Jabfung Apoteker & Angka Kreditnya PDF
Material of Workshop HerbalNet (GPP Guidelines) - per-07-M.PAN-4-2008 TTG Jabfung Apoteker & Angka Kreditnya PDF
Menimbang
Nomor
140/KEP/M.PAN/11/2003
tentang
Jabatan
Mengingat
Pemerintah
Nomor
Pemberhentian/Pemberhentian
Tahun
Sementara
1966
tentang
Pegawai
Negeri
Pemerintah
Pemberhentian
Republik
Lembaran
Nomor
Pegawai
Indonesia
Negeri
Tahun
Negara
32
Sipil
1979
Republik
Tahun
1979
tentang
(Lembaran
Negara
Nomor
Indonesia
47,
Tambahan
Nomor
3149)
Pemerintah
Nomor
98
Tahun
2000
tentang
Pemerintah
Nomor
101
Tahun
2000
tentang
Fungsi,
Susunan
Organisasi,
dan
Tata
Kerja
Memperhatikan : 1. Usul
Menteri
Kesehatan
dengan
suratnya
Nomor
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
APARATUR
MENTERI
NEGARA
NEGARA
TENTANG
JABATAN
PENDAYAGUNAAN
FUNGSIONAL
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara
ini yang dimaksud dengan :
1. Apoteker adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan
kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan yang diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan
secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
2. Pekerjaan
kefarmasian
kefarmasian,
adalah
pengelolaan
penyiapan
perbekalan
rencana
farmasi,
kerja
pelayanan
Pembina
Jabatan
Fungsional
Apoteker
adalah
Departemen Kesehatan.
2) Departemen Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib melaksanakan tugas pembinaan, yang antara lain
meliputi :
a. Penetapan pedoman formasi Jabatan Fungsional Apoteker;
b. Penetapan standar kompetensi Apoteker;
c. Pengusulan tunjangan Jabatan Fungsional Apoteker;
d. Sosialisasi Jabatan Fungsional Apoteker serta petunjuk
pelaksanaannya;
sistem
informasi
Jabatan
Fungsional
Apoteker;
h. Fasilitasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Apoteker;
i. Fasilitasi pembentukan organisasi Apoteker;
j. Fasilitasi kerjasama penyusunan dan penetapan etika profesi
dan kode etik Apoteker; dan
k. Melakukan monitoring dan evaluasi Jabatan Fungsional
Apoteker.
Pasal 4
(1) Apoteker berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional
pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan di
lingkungan Departemen Kesehatan dan instansi lainnya.
(2) Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah jabatan
karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 5
Tugas
pokok
Apoteker
adalah
melaksanakan
pekerjaan
a. Pendidikan, meliputi :
a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar;
b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kefarmasian
dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan (STTPP) atau sertifikat; dan
c. Pendidikan
dan
pelatihan
(Diklat)
prajabatan
dan
karya
tulis/karya
ilmiah
di
bidang
kefarmasian/kesehatan;
2. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang
kefarmasian/kesehatan;
3. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/ petunjuk
teknis lainnya di bidang kefarmasian/kesehatan;
4. Penemuan/pengembangan teknologi tepat guna di bidang
kefarmasian/kesehatan;
5. Merumuskan sistem pelayanan kefarmasian; dan
6. Melakukan penyuluhan di bidang kefarmasian/ kesehatan.
d. Penunjang tugas Apoteker, meliputi :
1. Mengajar/Melatih/Membimbing
yang
berkaitan
dengan
bidang kefarmasian/kesehatan;
2. Peran
serta
dalam
kefarmasian/kesehatan;
seminar/lokakarya
di
bidang
dalam
Tim
Penilai
Jabatan
Fungsional
Apoteker;
6. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya; dan
7. Perolehan penghargaan/tanda jasa.
BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 7
(1) Jabatan Fungsional Apoteker adalah Jabatan Tingkat Ahli.
(2) Jenjang jabatan fungsional Apoteker sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi,
adalah:
a. Apoteker Pertama;
b. Apoteker Muda;
c. Apoteker Madya; dan
d. Apoteker Utama.
(3) Jenjang pangkat fungsional Apoteker sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi,
adalah:
a. Apoteker Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b.
b. Apoteker Muda, terdiri dari:
1. Penata, golongan ruang III/c;
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
c. Apoteker Madya, terdiri dari:
1. Pembina, golongan ruang IV/a;
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b;
perbekalan
farmasi
dalam
rangka
Farmasi;
5. Mengawasi kegiatan dalam rangka Sterilisasi Sentral;
10
6. Menyusun
perbekalan
farmasi
dalam
rangka
lainnya;
13. Mendokumentasikan
dalam
rangka
Pemantauan
Penggunaan Obat;
14. Pelayanan jarak jauh (Remote Service);
15. Pelayanan di tempat tinggal (Home care);
16. Ambulatory services;
17. Swamedikasi; dan
18. Pelayanan paliatif.
atau
mengkaji
data-data
dalam
rangka
mutu
dalam
rangka
Pemilihan
Pemasok
Perbekalan Farmasi;
5. Menyusun
rencana
kebutuhan
11
dalam
rangka
6. Membuat
surat
pesanan
dalam
rangka
Pembelian
Perbekalan Farmasi;
7. Mengembalikan perbekalan farmasi yang tidak sesuai
usulan
obat
program
dalam
rangka
Pembelian;
9. Mengembalikan perbekalan farmasi yang tidak sesuai
bahan
baku
dan
metode
Bahan Baku;
16. Uji mutu secara organoleptis dalam rangka Uji Mutu
Perbekalan Farmasi;
12
19. Mengelompokkan
jadwal
penghapusan
dalam
rangka
farmasi;
23. Mengkaji resep dalam rangka Dispensing;
24. Memeriksa obat dalam rangka Dosis Unit;
25. Menghitung kebutuhan komponen dalam rangka Sediaan
lainnya;
32. Mengumpulkan dan menganalisa data dalam rangka
hasil
evaluasi
dalam
rangka
Penggunaan Obat;
35. Pelayanan jarak jauh (Remote Services);
36. Pelayanan di tempat tinggal (Home Care);
37. Ambulatory services;
13
rancangan
dalam
rangka
Perencanaan
Perbekalan Farmasi;
3. Menganalisis usulan pembelian dalam rangka Pengadaan
barang
droping/sumbangan
dalam
rangka
Pembelian;
5. Uji coba formula dalam rangka Menetapkan Formula
Steril;
10. Uji kualitatif bahan baku dalam rangka Uji Mutu Bahan
Baku;
11. Uji kuantitatif bahan baku dalam rangka Uji Mutu Bahan
Baku;
12. Uji kualitatif obat jadi dalam rangka Uji Mutu Sediaan Obat
Jadi;
14
13. Uji kuantitatif obat jadi dalam rangka Uji Mutu Sediaan
Obat Jadi;
14. Membuat rekomendasi uji mutu;
15. Memeriksa catatan atau bukti perbekalan farmasi dalam
Resep Individual;
19. Menyerahkan
perbekalan
farmasi
dalam
rangka
Sitostatika;
26. Menghitung dosis sediaan farmasi dalam rangka Sediaan
Sitostatika;
27. Mengawasi proses pembuangan limbah dalam rangka
Sediaan Sitostatika;
28. Visit ke ruang rawat;
29. Pelayanan informasi obat (PIO);
30. Konseling obat;
15
lainnya;
32. Mengidentifikasi
skala
prioritas
dan
menyusun
mekanisme
merekomendasikan
upaya
kerja,
memantau
intervensi
dalam
dan
rangka
Efektifitas-Biaya;
39. Mengumpulkan, mengolah dan membandingkan data-
16
formula
induk
dalam
rangka
bahan
baku
dalam
rangka
Sediaan Steril;
4. Uji klinis obat jadi dalam rangka Uji Mutu Sediaan Obat
Jadi;
5. Mengawasi
proses
pemusnahan
dalam
rangka
Sitostatika;
11. Visit ke ruang rawat;
12. Pelayanan informasi obat (PIO);
13. Konseling obat;
14. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan
lainnya;
15. Merekomendasikan
dosis
terapi
dalam
17
rangka
(2)
(1) Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Apoteker yang
sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), maka Apoteker
yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah
jenjang
jabatannya
dapat
melakukan
kegiatan
tersebut
18
pelayanan
kesehatan
satu
tingkat
di
atas
jenjang
Peraturan
19
b. Unsur penunjang.
(2) Unsur utama terdiri atas:
a. Pendidikan;
b. Pekerjaan kefarmasian; dan
c. Pengembangan profesi.
(3) Unsur
penunjang
adalah
kegiatan
yang
mendukung
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
adalah
dalam
Lampiran
II
Peraturan
Menteri
Negara
20
angka
kredit
dari
jumlah
angka
kredit
yang
21
22
sampai
dengan
pelayanan
Apoteker
kefarmasian
Madya
di
yang
bekerja
lingkungan
pada
Departemen
Kesehatan;
c. Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Departemen/ Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) selain Departemen
Kesehatan (setingkat eselon II) bagi Apoteker Pertama
sampai
dengan
Apoteker
Madya
yang
bekerja
pada
dengan
Apoteker
Madya
yang
bekerja
pada
Penilai
Jabatan
Fungsional
Apoteker
Sekretariat
23
Departemen/Lembaga
Departemen
(LPND)
(setingkat
eselon
II)
selain
bagi
Departemen
Pimpinan
Kesehatan
Departemen/Lembaga
Departemen
(LPND)
selain
Pemerintah
Unit
Kesehatan
Pelayanan
Pemerintah
Departemen
Non
Non
Kesehatan,
Tim
Penilai
Jabatan
Fungsional
Apoteker
Unit
memenuhi
syarat
keanggotaan
Tim
Penilai
yang
Direktorat
Jenderal
yang
membina
pelayanan
Pemerintah
Non
Departemen
(LPND)
selain
27
Pasal 21
(1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit, digunakan untuk mempertimbangkan
kenaikan jabatan/pangkat Apoteker sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit,
tidak
dapat
diajukan
keberatan
oleh
Apoteker
yang
bersangkutan.
BAB VII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN APOTEKER
Pasal 22
Pejabat yang berwenang mengangkat Pegawai Negeri Sipil dalam
jabatan Apoteker, adalah pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 23
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam
jabatan Apoteker harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Berijazah Apoteker;
b. Pangkat paling rendah Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b; dan
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan
pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP-3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
(2) Penetapan jenjang jabatan Apoteker sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan berdasarkan angka kredit yang
diperoleh dari unsur utama dan unsur penunjang setelah
28
pengangkatan
yang
dilakukan
melalui
proses
Aparatur
Negara
setelah
mendapat
oleh
Kepala
Daerah
masing-masing
setelah
29
yang
ditetapkan
bagi
Pegawai
Negeri
Sipil
30
31
fungsional
pemeriksaan
Apoteker
pihak
yang
apabila
berwajib,
berdasarkan
yang
hasil
bersangkutan
32
sementara,
pengangkatan
kembali,
dan
Pejabat
yang
berwenang
kenaikan
jabatan/pangkat,
tentang
pembebasan
pengangkatan,
sementara,
dan
petunjuk
pelaksanaan
peraturan
ini,
dinilai
33
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Kesehatan dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Pasal 35
Pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara
ini
mulai
berlaku,
Keputusan
Menteri
Negara
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 15 April 2008
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TAUFIQ EFFENDI
34
LAMPIRAN I :
NO
UNSUR
PENDIDIKAN
BUTIR KEGIATAN
SUB UNSUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PEKERJAAN
KEFARMASIAN
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
Ijazah
Ijazah
200,000
150,000
Semua Jenjang
Semua Jenjang
Sertifikat
Sertifikat
Sertifikat
Sertifikat
Sertifikat
Sertifikat
15,000
9,000
6,000
3,000
2,000
1,000
Semua Jenjang
Semua Jenjang
Semua Jenjang
Semua Jenjang
Semua Jenjang
Semua Jenjang
Sertifikat
2,000
1.
a.
Tiap kerangka
acuan
0,009
Apt. Pertama
b.
Tiap kerangka
acuan
0,020
Apt. Muda
c.
Tiap kerangka
acuan
0,006
Apt. Muda
d.
Tiap kerangka
acuan
0,020
Apt. Madya
Pemilihan
a. Perbekalan Farmasi
35
NO
UNSUR
BUTIR KEGIATAN
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
Tiap paket
0,010
Apt. Pertama
0,004
Apt. Muda
SUB UNSUR
b. Pemasok
2.
3.
Inventarisasi
Tiap daftar
0,008
Apt. Pertama
Menilai mutu
Tiap daftar
0,007
Apt. Muda
Perencanaan
-
Mengolah data
Tiap paket
0,009
Apt. Pertama
Tiap paket
0,020
Apt. Muda
Menyajikan rancangan
Tiap rancangan
0,040
Apt. Madya
Pengadaan
a.
Pembelian
-
Tiap surat
pesanan
0,004
Apt. Muda
Tiap paket
0,010
Apt. Madya
0,005
Apt. Muda
b. Non Pembelian
36
Tiap paket
0,010
Apt. Madya
Tiap paket
0,010
Apt. Muda
0,004
Apt. Muda
NO
UNSUR
SUB UNSUR
BUTIR KEGIATAN
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
2)
3)
4.
Tiap formula
0,010
Apt. Muda
Tiap formula
0,050
Apt. Madya
Tiap formula
0,070
Apt. Utama
Non steril
-
Tiap rencana
0,010
Apt. Muda
Tiap laporan
0,020
Apt. Madya
Mengolah bahan-bahan
0,010
Apt. Muda
0,004
Apt. Madya
Steril
-
Tiap rencana
0,023
Apt. Madya
Tiap rencana
0,027
Apt. Utama
Tiap rencana
0,040
Apt. Madya
Memeriksa label/penandaan
0,010
Apt. Utama
Tiap rencana
0,020
Apt. Muda
Sterilisasi sentral
-
37
NO
UNSUR
BUTIR KEGIATAN
SUB UNSUR
5.
6.
Tiap laporan
0,007
Apt. Pertama
Uji sterilisasi
Tiap laporan
0,030
Apt. Muda
Tiap laporan
0,002
Apt. Muda
Tiap laporan
0,008
Apt. Madya
c)
Tiap laporan
0,010
Apt. Madya
Tiap laporan
0,003
Apt. Muda
Tiap laporan
0,004
Apt. Muda
Tiap laporan
0,007
Apt. Madya
Tiap laporan
0,009
Apt. Madya
Tiap laporan
1,600
Apt. Utama
Tiap
rekomendasi
0,008
Apt. Madya
Tiap berita
acara
0,006
Apt. Muda
Tiap paket
0,010
Apt. Muda
Penerimaan
-
9.
PELAKSANA
Mengawasi kegiatan
8.
ANGKA
KREDIT
c)
7.
SATUAN
HASIL
Penyimpanan
a.
38
NO
UNSUR
SUB UNSUR
BUTIR KEGIATAN
10.
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
b.
Tiap paket
0,007
Apt. Pertama
c.
Tiap paket
0,010
Apt. Madya
Tiap paket
0,004
Apt. Muda
Pendistribusian
-
11.
SATUAN
HASIL
Penghapusan
a.
Tiap paket
0,008
Apt. Pertama
b.
Tiap paket
0,020
Apt. Madya
c.
Tiap paket
0,004
Apt. Muda
d.
Tiap laporan
0,200
Apt. Utama
12.
Tiap laporan
0,020
Apt. Muda
13.
Tiap laporan
0,030
Apt. Madya
1.
Dispensing
- Mengkaji resep
Tiap 10 lembar
resep
0,004
Apt. Muda
- Meracik obat
Tiap 10 lembar
resep
0,003
Apt. Pertama
Tiap 10 lembar
resep
0,005
Apt. Madya
Tiap 10 lembar
resep
0,006
Apt. Madya
a.
39
Resep Individual
NO
UNSUR
SUB UNSUR
BUTIR KEGIATAN
b.
c.
d.
e.
40
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
Dosis Unit
-
Tiap lembar
0,010
Apt. Utama
Memeriksa obat
Tiap lembar
0,001
Apt. Muda
Menyerahkan obat
Tiap lembar
0,002
Apt. Madya
Tiap lembar
0,004
Apt. Madya
Tiap lembar
permintaan
0,003
Apt. Muda
Meracik/mencampur komponen-komponen
Tiap sediaan
0,005
Apt. Madya
Tiap sediaan
0,002
Apt. Muda
Tiap lembar
permintaan
0,002
Apt. Madya
Merekonstitusi obat
Tiap obat
0,005
Apt. Utama
Mengemas obat
Tiap obat
0,002
Apt. Madya
Tiap lembar
permintaan
0,002
Apt. Madya
Sediaan Sitostatika
-
Tiap obat
0,002
Apt. Madya
Merekonstitusi obat
Tiap obat
0,007
Apt. Utama
Tiap sediaan
0,005
Apt. Utama
NO
UNSUR
SUB UNSUR
BUTIR KEGIATAN
Mengemas obat
2.
3.
Konseling obat
5.
6.
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
Tiap obat
0,003
Apt. Muda
Tiap laporan
0,006
Apt. Madya
Tiap pasien
0,004
Semua jenjang
Tiap kegiatan
0,005
Semua jenjang
Tiap kunjungan
0,008
Semua jenjang
Tiap kasus
0,030
Semua jenjang
a.
Tiap pasien
0,007
Apt. Madya
b.
Tiap kasus
0,009
Apt. Muda
c.
Tiap pasien
0,008
Apt. Madya
d.
Tiap kasus
0,005
Apt. Muda
Tiap pasien
0,007
Apt. Muda
Tiap obat
0,020
Apt. Madya
Tiap kasus
0,004
Apt. Pertama
Tiap kasus
0,010
Apt. Madya
8.
a.
b.
c.
Mendokumentasikan
41
NO
UNSUR
SUB UNSUR
BUTIR KEGIATAN
b.
9.
10.
a.
b.
Tiap kasus
0,020
Apt. Madya
Tiap hasil
0,020
Apt. Madya
Tiap
rekomendasi
0,010
Apt. Utama
Tiap kasus
0,010
Apt. Madya
Tiap kasus
0,030
Apt. Madya
Tiap laporan
0,030
Apt. Madya
E. Pengabdian Masyarakat
PELAKSANA
Menganalisis efektifitas-biaya
ANGKA
KREDIT
a.
11.
SATUAN
HASIL
1.
Tiap pasien
0,003
Semua jenjang
2.
Home care
Tiap pasien
0,008
Semua jenjang
3.
Ambulatory services
Tiap pasien
0,004
Semua jenjang
4.
Swamedikasi
Tiap pasien
0,008
Semua jenjang
5.
Pelayanan paliatif
Tiap program
0,017
Semua jenjang
1.
Tiap kali
0,500
Semua jenjang
2.
Tiap kali
0,250
Semua jenjang
42
NO
UNSUR
SUB UNSUR
BUTIR KEGIATAN
3.
PENGEMBANGAN
PROFESI
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
Tiap kali
0,250
Semua jenjang
Tiap tahun
0,500
Semua jenjang
Tiap berita
acara
0,390
Semua jenjang
Tiap tahun
0,017
Apt. Muda
Apt. Madya
Apt. Utama
1.
2.
Tiap buku
12,500
Semua Jenjang
b.
Tiap naskah
6,000
Semua Jenjang
Tiap buku
8,000
Semua Jenjang
Tiap naskah
4,000
Semua Jenjang
Tiap buku
8,000
Semua Jenjang
secara nasional
NO
UNSUR
SUB UNSUR
BUTIR KEGIATAN
b.
4.
b.
5.
6.
1.
2.
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
Tiap naskah
4,000
Semua Jenjang
Tiap buku
7,500
Semua Jenjang
Tiap naskah
3,500
Semua Jenjang
Tiap naskah
2,000
Semua Jenjang
Tiap kali
2,500
Semua Jenjang
Tiap buku
7,000
Semua Jenjang
Tiap majalah
3,500
Semua Jenjang
Tiap buku
3,500
Semua Jenjang
Tiap makalah
1,500
Semua Jenjang
SATUAN
HASIL
a.
b.
44
3.
NO
II
UNSUR
PENUNJANG TUGAS
SUB UNSUR
BUTIR KEGIATAN
Tiap abstrak
1,500
Semua Jenjang
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
Tiap naskah
2,000
Semua Jenjang
Tiap kali
5,000
Semua Jenjang
1.
Tiap rumusan
7,500
Semua Jenjang
2.
Tiap rumusan
4,500
Semua Jenjang
Tiap program
0,200
0,400
0,600
0,800
Apt. Pertama
Apt. Muda
Apt. Madya
Apt. Utama
Tiap 2 (dua)
jam pelajaran
0,040
Semua Jenjang
1.
2.
Pemrasaran
Tiap kali
3,000
Semua Jenjang
b.
Pembahas/moderator/narasumber
Tiap kali
2,000
Semua Jenjang
c.
Peserta
Tiap kali
1,000
Semua Jenjang
45
a.
NO
UNSUR
Ketua
BUTIR KEGIATAN
SUB UNSUR
b.
Anggota
Tiap kali
1,500
Semua Jenjang
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
Tiap kali
1,000
Semua Jenjang
Tiap tahun
0,750
Semua Jenjang
Pengurus aktif
Tiap tahun
1,000
Semua Jenjang
b.
Anggota aktif
Tiap tahun
0,750
Semua Jenjang
a.
Pengurus aktif
Tiap tahun
0,500
Semua Jenjang
b.
Anggota aktif
Tiap tahun
0,350
Semua Jenjang
1.
Ketua/Wakil Ketua/Sekretaris
Tiap tahun
1,000
Apt. Utama
2.
Anggota
Tiap tahun
0,750
Apt. Muda
Apt. Madya
Apt. Utama
1.
2.
a.
Strata 2 (S - 2)
Tiap ijazah
15,000
Semua Jenjang
b.
Tiap ijazah
15,000
Semua Jenjang
Tiap Ijazah
5,000
Semua Jenjang
b.
Strata 2 (S - 2)
Tiap ijazah
10,000
Semua Jenjang
46
NO
UNSUR
c.
Strata 3 (S - 3)/Doktor
Tiap ijazah
15,000
Semua Jenjang
d.
Tiap ijazah
15,000
Semua Jenjang
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
a. 30 (tigapuluh) tahun
Tiap
penghargaan
3,000
Semua Jenjang
b. 20 (duapuluh) tahun
Tiap
penghargaan
2,000
Semua Jenjang
c. 10 (sepuluh) tahun
Tiap
penghargaan
1,000
Semua Jenjang
SUB UNSUR
G. Memperoleh piagam
kehormatan/penghargaan/tanda jasa
BUTIR KEGIATAN
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TAUFIQ EFFENDI
47
UNSUR/SUB UNSUR
Apoteker
Pertama
Apoteker Muda
Apoteker Madya
Apoteker Utama
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
80 %
120
160
240
320
440
560
680
840
20 %
30
40
60
80
110
140
170
210
100%
150
200
300
400
550
700
850
1050
UTAMA
I Pendidikan
II Pekerjaan kefarmasian
III Pengembangan profesi
PERSENTASE
PENUNJANG
Kegiatan yang mendukung
pelaksanaan tugas Apoteker
JUMLAH
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TAUFIQ EFFENDI
48