Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL TUGAS AKHIR

EVALUASI FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN


TERHADAP PRODUKTIFITAS ALAT GALI MUAT
PADA PT. J-RESOURCES,
DESA BAKAN, KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
SULAWESI UTARA

Usulan Penelitian
Untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan
Skripsi Program Sarjana Strata-1 Teknik Pertambangan

Diajukan Oleh :
ALBERT P. PURBA
NIM. H1C109016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
BANJARBARU
2014

LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR

EVALUASI FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN


TERHADAP PRODUKTIFTAS ALAT GALI MUAT
PADA PT. J-RESOURCES,
DESA BAKAN, KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
SULAWESI UTARA

Pengusul
ALBERT P. PURBA
NIM. H1C109016

Banjarbaru,

Januari 2014

Disetujui oleh

Pembimbing I

Uyu Saismana, ST, MT


NIP. 19731013 200312 1 001

Pembimbing II

Riswan, ST, MT
NIP. 19731231 200812 1 008

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam industri pertambangan sering dijumpai sifat batuan yang relatif

keras, sehingga tidak dapat digali secara langsung karena berpengaruh pada
produktifitas alat gali muat tersebut. Dengan berkembangnya teknologi,
ditemukan solusi untuk memberaikan batuan tersebut yaitu dengan proses
peledakan. Dimana proses ini merupakan salah satu metode yang paling sering
digunakan dalam pemberaian batuan keras sehingga operasi penambangan
dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam proses peledakan ada beberapa macam indikator keberhasilan
dari peledakan itu sendiri, salah satunya adalah fragmentasi. Dimana ukuran
fragmen yang dihasilkan berpengaruh untuk proses penggalian dan pemuatan
ore yang terledakkan. Oleh karena itu diperlukannya rancangan geometri
peledakan yang optimal dengan mengkaji geometri peledakan yang telah
digunakan dan fragmentasi yang dihasilkan agar tujuan dari adanya proses
peledakan tersebut sesuai dengan sasaran.
PT. J-Resources Bolaang Mongondow adalah perusahaan pertambangan
emas dengan metode penambangan yang dipakai adalah open pit. Sebelum
melakukan kegiatan pemuatan dan pengangkutan, material terlebih dahulu
dibongkar menggunakan peledakan. Material bijih emas akan diangkut
berdasarkan QLT (Quick Leach Test) pada penempatan masing-masing
leachpad untuk proses heap leach. Ukuran material ore yang diinginkan adalah
30mm.
Agar produksi bijih dan ukuran fragmen yang diinginkan untuk proses
heap leach tetap sesuai dengan target, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap
fragmentasi hasil peledakan ore. Hal di atas melatarbelakangi keinginan saya
untuk melakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai fragmentasi
hasil peledakan, dengan judul Evaluasi Fragmentasi Hasil Peledakan terhadap
Produktifitas Alat Gali Muat pada PT. J-Resources, Desa Bakan, Kecamatan
Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

1.2

Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah:

1.

Rancangan geometri peledakan yang


digunakan apakah menghasilkan fragmentasi yang ideal atau tidak ditinjau
dari produktifitas alat gali dan target produksi monthly.

2.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

fragmentasi hasil peledakan selain dari geometri peledakan yang digunakan


yang dapat menyebabkan produktifitas alat gali muat rendah.
3.

Recovery blasting terhadap alat gali


muat.

1.3

Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pembahasan masalah sebagai berikut:

1.

Mengkaji

geometri

peledakan

dan

powder factor (PF) yang digunakan oleh perusahaan.


2.

Menganalisa distribusi fragmentasi hasil


peledakan menggunakan menggunakan Software Split Desktop dan metode
Kuz-Ram.

3.

Menganalisa

faktor

faktor

yang

mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan.


4.

Menganalisa produktifitas alat gali muat


terhadap fragmentasi yang dihasilkan oleh peledakan.

5.

Menganalisa recovery blasting yang


terloading.

1.4

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui geometri peledakan yang digunakan oleh perusahaan.


2. Mengetahui dan menganalisa fragmentasi hasil peledakan.
3. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan.
4. Mengetahui produktifitas alat gali muat terhadap fragmentasi yang dihasilkan.
5. Merekomendasikan geometri peledakan yang dianggap optimal untuk
menghasilkan fragmentasi hasil peledakan yang sesuai dengan alat gali yang
digunakan.

6. Mengetahui nilai recovery blasting.

1.5

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti
Peneliti

dapat

mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

fragmentasi hasil peledakan, sehingga dalam penelitian ini dilakukan analisa


menggunakan metode Kuz-Ram guna mendapatkan fragmentasi yang baik
sesuai dengan alat gali muat yang digunakan.
2. Perusahaan
Manfaat penelitian bagi perusahaan adalah memberikan masukan
untuk mendapatkan fragmentasi peledakan yang baik dan rekomendasi
tersebut dapat digunakan untuk kegiatan peledakan kedepannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Peledakan


Kegiatan peledakan yaitu suatu upaya pemberaian batuan dari batuan
induk menggunakan bahan peledak. Menurut kamus pertambangan umum,
bahan peledak adalah senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan cepat apabila
diberikan suatu perlakuan, menghasilkan sejumlah gas bersuhu dan bertekanan
tinggi dalam waktu yang sangat singkat.
Peledakan memiliki daya rusak bervariasi tergantung jenis bahan peledak
yang digunakan dan tujuan digunakannya bahan peledak tersebut. Peledakan
dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik itu positif maupun negatif,
seperti untuk memenuhi tujuan politik, ideologi, keteknikan, industri dan lain-lain.
Contohnya besi, baja dan logam lainnya, serta bahan galian industri, seperti
batubara dan gamping seringkali menggunakan peledakan untuk memperoleh
bahan galian tersebut, apabila dianggap lebih ekonomis dan efisien dari pada
penggalian bebas (free digging) maupun penggaruan (ripping).
Suatu operasi peledakan dinyatakan berhasil dengan baik pada kegiatan
penambangan apabila :
1. Target produksi terpenuhi(dinyatakan dalam ton/hari atau ton/bulan).
2. Penggunaan bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam jumlah batuan
yang berhasil dibongkar per kilogram bahan peledak (disebut powder faktor).
3. Diperoleh fragmentasi batuan berukuran merata dengan sedikit bongkah
(kurang dari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per peledakan).
4. Diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overbreak,
overhang, retakan retakan).
5. Aman.
6. Dampak terhadap lingkungan minimal.
(Koesnaryo, 1988 ; 1-2).

2.2

Pola Pemboran
Kegiatan pemboran lubang ledak merupakan suatu hal yang sangat

penting diperhatikan sebelum kegiatan pengisisan bahan peledak. Kegiatan


pemboran lubang ledak dilakukan dengan menempatkan lubang lubang ledak
secara sistematis, sehingga membentuk suatu pola. Berdasarkan leak lubang
bor maka pola pemboran dibagi menjadi dua pola dasar, yaitu:
1. Pola pemboran sejajar (paralel pattern), terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Pola bujursangkar (square pattern), yaitu jarak burden dan spasi yang
sama
b. Pola persegipanjang (rectangular pattern), yaitu jarak spasi dalam satu
baris lebih besar dibandingkan dengan burden.
2. Pola pemboran selang seling (staggered pattern), adalah pola pemboran
yang penempatan lubang ledak ditempatkan secara selang seling pada
setiap kolomnya. Dalam pola ini distribusi energi peledakan antar lubang
akan lebih terdistribusi secara merata daripada pola bukan staggered. Pola
zigzag terbagi menjadi Pola zigzag bujur sangkar (B=S) dan Pola zigzag
persegi panjang (S B).

3m

3m

2,5 m

3m

Bidang bebas

Bidang bebas

a. Pola bujursangkar

b. Pola persegipanjang

3m

3m

2,5 m

3m

Bidang bebas

Bidang bebas

d. Pola zigzag persegipanjang

c. Pola zigzag bujursangkar


Sumber : Suwandi, 2009; 6

Gambar 2.1.
Pola Pemboran
2.3 Pola Peledakan
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang
lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun
antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini
ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material
yang diharapkan. Beberapa contoh pola peledakan berdasarkan sistem inisiasi
dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : Suwandi, 2009; 12

Gambar 2.2.
Pola Peledakan Berdasarkan Sistem Inisiasi
Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan
sebagai berikut :
1.

Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke

2.

depan dan membentuk kotak


Echelon cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke

3.

salah satu sudut dari bidang bebasnya.


V cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan
dan membentuk huruf V.

Secara umum pola peledakan menunjukan urutan atau sekuensial


ledakan dari sejumlah lubang ledak. Adanya urutan peledakan berarti terdapat
jeda waktu ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut dengan waktu
tunda atau delay time. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
menerapkan waktu tunda (delay time) pada sistem peledakan antara lain adalah:
1.

Mengurangi getaran

2.

Mengurangi overbreak dan batu terbang (fly rock)

3.

Mengurangi getaran dan suara

4.

Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan

5.

Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan

2.4

Hasil Peledakan
Energi bahan peledak ditimbulkan karena adanya reaksi eksotermis pada

saat terjadi reaksi kimia antara bahan-bahan penyusun bahan peledak menjadi
gas-gas dalam waktu yang sangat singkat melalui penyalaan oleh suatu inisiator
(primer). Energi yang dilepaskan tersebut tidak dapat terkonsentrasi sepenuhnya
untuk menghancurkan massa batuan (membentuk fragmentasi), tetapi terbagi
dalam beberapa jenis energi yang terdistribusi menjadi dua bagian besar, yaitu
energi terpakai (work energy) dan energi tak terpakai (waste energy).
1. Energi terpakai (work energy)
Terdapat dua jenis produk energi terpakai, yaitu energi kejut dan energi
gas. Ditinjau dari aspek pemanfaatannya, bahan peledak yang memiliki enegi
kejut yang tinggi dapat diterapkan dalam proses peledakan bongkah batu
(boulder) dengan metode mud capping boulders yang disebut juga plaster
shooting atau untuk proses peruntuhan bangunan (demolition). Dengan demikian
energi kejut secara efektif akan terlihat pada peledakan dengan menggunakan
metode external charge atau muatan di luar lubang tembak. Sedangkan pada
kolom lubang ledak dengan bahan peledak didalamnya disumbat atau dikurung
rapat oleh material penyumbat (stemming), maka digunakan bahan peledak yang
memiliki energi gas yang tinggi.
2.

Energi tak terpakai (waste energy)


Reaksi

peledakan

disamping

menghasilkan

energi

yang

mampu

menghancurkan batuan, juga akan selalu menghasilkan energi yang tidak


berkaitan langsung dengan tujuan penghancuran batuan, bahkan akan memberi
dampak negatif terhadap lingkungan. Energi yang tidak berkaitan langsung

dengan proses penghancuran batuan dikelompokkan ke dalam energi tak


terpakai atau waste energy. Jenis energi tak terpakai adalah energi panas,
energi suara, energi sinar/cahaya dan energi seismik.
ENERGI PELEDAKAN
(EXPLOSIVE ENERGY)

ENERGI TERPAKAI
(WORK ENERGY)

ENERGI KEJUT
(SHOCK ENERGY)

ENERGI GAS
(GAS ENERGY)

ENERGI TAK TERPAKAI


(WASTE ENERGY)

ENERGI PANAS
(HEAT ENERGY)

ENERGI SINAR
(LIGHT ENERGY)

ENERGI SUARA
(SOUND ENERGY)

ENERGI SEISMIK
(SEISMIC ENERGY)

Sumber : Suwandi, 2009; 7

Gambar 2.3.
Distribusi energi yang dihasilkan peledakan

2.5

Geometri Peledakan Menurut C.J.Konya (1990)


Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang

diinginkan maka perlu suatu perencanaan ledakan dengan memperhatikan


besaran-besaran geometri peledakan. Berikut penjelasan mengenai perhitungan
geometri peledakan menurut C.J.Konya (1990) :

KOLOM LUBANG
LEDAK ( L )

H
PC

Sumber : Suwandi, 2009; 24

Gambar 2.4.
Geometri Peledakan Jenjang
Terminologi dan simbol yang digunakan pada geometri peledakan seperti terlihat
pada Gambar 2.4 yang artinya sebagai berikut:
B = burden

;L

kedalaman kolom lubang ledak

S = spasi

;T

penyumbat (stemming)

H = tinggi jenjang

; PC =

isian utama (primary charge atau powder column)

J = subdrilling
1. Burden
Yaitu jarak tegak lurus terpendek antara muatan bahan peledak
dengan bidang bebas yang terdekat atau ke arah mana pelemparan batuan
akan terjadi.
a. Burden terlalu kecil: bongkaran terlalu hancur dan tergeser dari dinding
jenjang serta kemungkinan terjadinya batu terbang sangat besar.
b. Burden terlalu besar : Fragmentasi kurang baik ( gelombang tekan yang
mencapai bidang bebas menghasilkan gelombang tarik yang sangat
lemah di bawah kuat tarik batuan). Besarnya burden tergantung dari
karakteristik batuan, karakteristik bahan peledak dan diameter lubang
ledak.


B 3,15 x d e x 3 e
r
.....................................................( 2.1.)
Dimana:
B

= burden (ft),

de = diameter bahan peledak (inci),

e = berat jenis bahan peledak, dan


r = berat jenis batuan.
2. Spacing (S)
Spasi adalah jarak diantara lubang ledak dalam satu garis yang
sejajar dengan bidang bebas.
a. Spacing terlalu besar : fragmentasi tidak baik, dinding akhir yang
ditinggalkan relative tidak rata
b. Spacing terlalu kecil: tekanan sekitar stemming yang lebih besar dan
mengakibatkan gas hasil ledakan dihamburkan ke atmosfer diikuti
dengan suara bising (noise).
Spasi ditentukan berdasarkan sistem tunda yang direncanakan dan
kemungkinannya adalah:
Tabel 2.1.
Penentuan Spasi Geometri Peledakan Menurut C.J.Konya
Sistem Penyalaan
H/B < 4
H/B > 4
Serentak

Tunda

H 2B
3

H 7B
8

S = 2B

S = 1,4 B

Sumber : Suwandi, 2009; 26

3. Stemming disebut juga collar. Stemming berfungsi untuk mengurung gas


yang timbul dan mendapatkan stress balance, maka steamming sama
dengan burden.
a. Batuan massif, T = B
b. Batuan berlapis, T = 0,7 B

4. Subdrilling, merupakan tambahan kedalaman dari lubang bor di bawah


rencana lantai jenjang. Sub drilling berfungsi supaya batuan dapat meledak
secara full face sebagaimana yang diharapkan. Lantai yang tidak rata
disebabkan oleh tonjolan tonjolan yang terjadi setelah dilakukan peledakan
akan menyulitkan waktu pemuatan dan pengangkutan. Tingginya sub drilling
tergantung dari struktur dan jenis batuan dan arah lubang bor. Pada lubang
bor yang miring, subdrilling lebih kecil. Sub Drilling (J) = 0,3 B
5. Penentuan diameter lubang dan tinggi jenjang mempertimbangkan 2 aspek,
yaitu (1) efek ukuran lubang ledak terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan
getaran tanah; dan (2) biaya pengeboran. Tinggi jenjang (H) dan burden (B)
sangat erat hubungannya untuk keberhasilan peledakan dan ratio H/B (yang
dinamakan Stifness Ratio) yang bervariasi memberikan respon berbeda
terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah yang hasilnya
seperti terlihat pada Tabel 2.2. Sementara diameter lubang ledak ditentukan
secara sederhana dengan menerapkan Aturan Lima (Rule of Five), yaitu
ketinggian jenjang (dalam feet) Lima kali diameter lubang ledaknya (dalam
inci).

Tabel 2.2.
Potensi yang terjadi akibat variasi stiffness ratio
Stifness
Ratio
1

Fragmentasi
Buruk

Ledakan

Batu

Getaran

udara

terbang

tanah

Besar

Banyak

Besar

Komentar
Banyak muncul backbreak di bagian toe.
Jangan dilakukan dan
rancang ulang
Bila memungkinkan,

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Baik

Kecil

Sedikit

Kecil

rancang ulang
Kontrol dan fragmentasi

Memuaskan

Sangat

Sangat

Sangat

baik
Tidak akan menambah

kecil

sedikit

kecil

keuntung-an bila stiffness


ratio di atas 4

Sumber : Konya, 1990; 127

2.6 Fragmentasi
Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukkan ukuran setiap
bongkah batuan hasil peledakan. Ukuran fragmentasi tergantung pada proses
selanjutnya. Untuk tujuan tertentu ukuran fragmentasi yang besar atau boulder
diperlukan, misalnya disusun sebagai penghalang (barrier) di tepi jalan tambang.
Namun kebanyakan diinginkan ukuran fragmentasi yang kecil karena
penanganan selanjutnya akan lebih mudah. Ukuran fragmentasi terbesar
biasanya dibatasi oleh dimensi mangkok alat gali (excavator atau shovel) yang
akan memuatnya ke dalam truck dan oleh ukuran gap bukaan crusher.
2.6.1

Metode Pengukuran Fragmentasi


Empat metode pengukuran fragmentasi peledakan (Hustrulid, 1999; 38-

42) adalah sebagai berikut :


a. Pengayakan (sieving)
Metode ini menggunakan ayakan dengan ukuran saringan berbeda untuk
mengetahui persentase lolos fragmentasi batuan hasil peledakan.
b. Boulder counting (production statistic)
Metode ini mengukur hasil peledakan melalui proses berikutnya, apakah
terdapat kendala dalam proses tersebut, misalnya melalui pengamatan
digging rate, secondary breakage dan produktivitas crusher.
c. Image analysis (photographic)
Metode ini menggunakan perangkat lunak (software) dalam melakukan
analisis

fragmentasi.

Software

tersebut

antara

lain

Fragsize,

Split

Engineering, gold size, power sieve, fragscan, wipfrag, dll.


d. Manual (Measurement)
Dilakukan pengamatan dan pengukuran secara manual di lapangan, dalam
satuan luas tertentu yang dianggap mewakili (representatif).
2.6.2

Prediksi Distribusi Fragmentasi Kuz-Ram


Model Kuz-Ram merupakan gabungan dari persamaan Kuznetsov dan

persamaan Rossin Rammler. Persamaan Kuznetsov memberikan ukuran


fragmen batuan rata-rata dan prsamaan Rossin Rammler menentkan
persentase material yang tertampung di ayakan dengan ukuran tertentu.
Persamaan Kuznetsov adalah sebagai berikut :

V
x Ax o
Q

0.8

0.167

xQ
.....................................(2.2.)

Dengan :

X
A

= Ukuran rata-rata fragmentasi batuan (cm)


= Faktor batuan

Vo = Volume batuan yang terbongkar (m3)


Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)
Persamaan di atas untuk tipe bahan peledak TNT. Untuk itu Cunningham
memodifikasi persamaan tersebut untuk memenuhi penggunaan ANFO sebagai
bahan peledak. Sehingga pesamaan tersebut menjadi :

V
x Ax o
Q

0.8

0.1667

x Q

115

0 , 63

.. (2.3.)
Dengan :
Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)
E = RWS bahan peledak : ANFO = 100, TNT = 115

Re

X n
)
Xc

Untuk

menentukan

distribusi

fragmen

batuan

peledakan digunakan persamaan Rossin Rammler, yaitu :


...(2.4.)
Dengan :
R = Persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran X (cm)
Xc = Karakteristik ukuran (cm)
X = Ukuran Ayakan (cm)
n

= Indeks Keseragaman

Xc dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

hasil

x
(0,693)1 / n

Xc

... (2.5.)
Indeks n adalah indeks keseragaman yang dikembangkan oleh
Cunningham dengan menggunakan parameter dari desain peledakan. Indeks
keseragaman (n) ditentukan dengan persamaan di bawah ini :

14 B
W
A 1 PC

n 2,2
1 1

D
B
2 H

... (2.6.)
Dengan :
B = Burden (m)
D = Diameter (m)
W = Standar deviasi lubang bor (m)
A = Ratio spasi/burden
PC = Panjang muatan handak (m)
H = Tinggi jenjang (m)
Sumber : Konya, 1990; 135-136
2.6.3.

Pembobotan Faktor Batuan


Salah satu data masukan untuk model Kuz-Ram adalah faktor batuan

yang diperoleh dari indeks kemampuledakkan atau Blastability index (BI). Nilai BI
ditentukan dari penjumlahan bobot lima parameter yang diberikan oleh Lily
(dalam Hustrulid, 1999), yaitu : Rock mass description (RMD), join plane spacing
(JPS), joint plane orientation (JPO), specific gravity influence (SGI), dan Mohs
hardness (H). Parameter-parameter tersebut kenyataanya sangat bervariasi.
Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3.
Pembobotan Masa Batuan Untuk Peledakan
Parameter

Pembobotan

1. Rock Mass Description (RMD)

Powdery / Friable

10

Blocky

20

Totally massive

50

2. Joint Mass Description (JPS)

Close (Spasi < 0,1 m)

10

Intermediate (Spasi 0,1 - 1 m)

20
50

Wide (Spasi > 1 m)


3. Joint Plane Orientation (JPO)

Horizontal

10

Dip out of face

20

Strike normal to face

30
40

Dip into face


4. Spesific Gravity Influence (SGI)
SGI = 25 x SG - 50
5. Hardness (H)

1 - 10

Sumber : Hustrulid, 1999; 8

Tabel 2.4
Skala Mohs
Kekerasa

Nama Mineral

Alat penguji

n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Talc (Talk)
Gypsum (Gipsum)
Calcite (Kalsit)
Flourspar (Flourite)
Apatite (Apatit)
Feldspar / Ortoklas
Quartz (Kuarsa)
Topaz
Corondum
Diamond (Intan)

Sangat Lunak
Tergores kuku manusia
Tergores koin perunggu
Tergores paku besi
Tergores kaca
Tergores pisau lipat
Tergores pisau baja
Tergores amplas

Sumber: Hustrulid, 1999; 83

Hubungan antara kelima parameter tersebut terhadap BI dapat dilihat


pada persamaan berikut :
BI = 0,5 (RMD+JPS+JPO+SGI+H)

..(2.7.)

Persamaan yang memberikan hubungan antara faktor batuan dengan indeks


kemampuledakkan suatu batuan menurut Lily (1986) adalah sebagai berikut :
RF = 0,12 x (BI)

.(2.8.)

2.7 Penggunaan Software Split Desktop


Program Split Desktop merupakan program yang berfungsi untuk
menganalisa

ukuran

fragmen

batuan.

Split

Desktop

adalah

program

penganalisaan gambar yang dikembangkan oleh Universitas Arizona, Amerika


Serikat. Pada penelitian ini program Split Desktop digunakan untuk membantu
menganalisis gambar fragmen material hasil peledakan, hasilnya berupa grafik
prosentase lolos material dan ukuran fragmen rata-rata yang dihasilkan dalam
suatu peledakan.

1.

Kelebihan program Split Desktop adalah sebagai berikut :


Dapat membaca file gambar dengan format : TIF, JPEG atau Windows

2.

BMP
Mengambil

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Framegrabber
Digital Video Capture dengan IEEE 1394 (fireware)
Kelebihan prosesing gambar standar (Scaling, filtering, dan sebagainya)
Peralatan edit gambar (image editing tools)
Digitasi automatik partikel batuan
Identifikasi automatik partikel halus
Menggunakan ukuran ayakan yang bisa disesuaikan (standar ISO, US,

9.
10.
11.

UK)
Hasil berupa grafik distribusi ukuran butir yang bisa disesuaikan
Basis pelaporan dalam HTML dan Text
Menggunakan perhitungan algoritma untuk menggabung dua gambar

12.

yang berbeda skala


Kalkulasi automatik parameter dengan pendekatan metode distribusi

gambar

dari

video

(video

capture)

dengan

Scion

Rossin-Ramler atau Schumann.


Split Desktop merupakan program pemprosesan gambar (image analysis)
untuk menentukan distribusi ukuran dari fragmen batuan pada proses
penghancuran batuan yang terjadi pada proses penambangan.
Program Split Desktop dijalankan oleh engineer tambang atau teknisi di
lokasi tambang dengan mengambil input data berupa foto digital fragmentasi.
Sistem Split Desktop terdiri dari software, computer, keyboard dan monitor.
Terdapat mekanisme untuk mengunduh gambar dari kamera digital ke dalam
komputer. (Duna, 2010)
2.8 Produktivitas Alat Gali Muat
Untuk perhitungan produksi per siklus alat gali muat dapat menggunakan
persamaan dibawah ini :

q = q1 x K.............................................(2.9)
Keterangan :
q = Produksi per siklus (m3)
q1 = Kapasitas Munjung Bucket (m3)
K = Bucket Fill Factor
Kemudian

untuk

perhitungan

produktivitas

alat

gali

muat

dapat

menggunakan persamaan di bawah ini :

Q=

3600
xqxE
CT

...............................................(2.10)

Keterangan :
Q = Produktivitas alat gali muat (m3/jam)
q

= Produksi per siklus (m3)

E = Efisiensi Kerja
CT = Cycle Time (detik)
(Nurhakim, 2004)

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Diagram Alir Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada metode

perhitungan aktual lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pada


waktu sekarang. Rancangan kegiatan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu
tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, dan tahap
penyusunan laporan akhir.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir. Sasaran
utama studi pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian. Studi
literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang
kegiatan penelitian, yang diperoleh dari :
a. Instansi terkait
b. Perpustakaan
c. Informasi penunjang lainnya
2. Pengamatan Lapangan
Pengamatan di lapangan ditujukan untuk mendapatkan data-data
yang diperlukan secara langsung di lapangan. Pengambilan data dilakukan
dengan pengamatan dan pengukuran.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan perhitungan
berdasarkan teori yang ada dan data hasil penelitian.
4. Analisa data
Dari rumusan-rumusan yang telah didapat kemudian dilakukan
analisa untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan
hal-hal yang diperoleh dalam penelitian.
5. Kesimpulan
Hasil sintesis data keseluruhan dirangkum ke dalam laporan tertulis
untuk dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan hasil penelitian tugas
akhir.
3.2

Teknik Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

meliputi:
1.

Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data-data dari literaturliteratur dan internet tentang target volume peledakan.

2.

Observasi lapangan, yaitu pengamatan di lapangan meliputi


kegiatan peledakan.

3.

Wawancara dengan instruktur lapangan serta orang-orang yang


ahli dibidangnya.
Adapun Data data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Data Primer, meliputi :


a. Alat
Produktifitas alat gali muat
Spesifikasi alat gali muat
b. Peledakan
Perencanaan produksi peledakan
Metode, Geometri peledakan dan bahan peledak yang digunakan
(blast report)
Fragmentasi hasil peledakan
c. Data Geoteknik
Kuat Tekan Batuan
Densitas Batuan
2.

Data Sekunder, meliputi :


a. Gambaran umum daerah penyelidikan

Peta Lokasi perusahaan

Peta wilayah IUP

Kondisi geologi setempat

Data curah hujan

b. Keadaan umum perusahaan

3.3

Sistem penambangan yang digunakan

Kontraktor dan sub kontraktor

Peralatan-peralatan yang digunakan

Produksi ore/bulan

Kualitas ore

Wilayah pemasaran

Teknik Pengolahan Data


Adapun pengolahan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

meliputi :
1. Perhitungan geometri peledakan dan powder factor (PF) yang efisien.
2. Perhitungan distribusi fragmentasi.

3. Perhitungan produktivitas alat gali muat.


4. Perhitungan recovery blasting.
3.4

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dipergunakan yaitu analisis kualitatif, kuantitatif,

dan deskriptif. Berupa pengamatan dan melakukan perhitungan fragmentasi


yang dihasilkan oleh peledakan. Adapun data yang akan diolah yaitu :
1.

Analisa geometri peledakan dan powder factor (PF).

2.

Analisa fragmentasi hasil peledakan.


Mulai

3.

Analisa produktivitas alat gali muat.

4.
Analisa fragmentasi Perumusan
yang dihasilkan
terhadap produktivitas alat gali muat.
Masalah
peledakan yang digunakan apakah menghasilkan fragmentasi yang ideal atau tidak.
5.
Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi dan recovery
empengaruhi fragmentasi hasil peledakan selain dari geometri peledakan yang digunakan yang dapat menyebabkan produktifitas al
hadap alat gali muat.
blasting.

Studi Literatur
Pengambilan Data

Data Sekunder
Gambaran umum daerah
penyelidikan
Peta Lokasi perusahaan
Peta wilayah IUP
Kondisi geologi setempat
Data curah hujan
Keadaan umum perusahaan
Sistem penambangan
yang digunakan
Kontraktor dan sub
kontraktor
Peralatan-peralatan yang
digunakan
Produksi ore/bulan
Kualitas ore
Wilayah pemasaran

Perhitungan
Perhitungan
Perhitungan
Perhitungan

Data Primer
Alat
Produktifitas alat gali muat
Spesifikasi alat gali muat
Peledakan
Perencanaan produksi peledakan
Metode, Geometri peledakan, dan bahan
peledak yang digunakan (Blast Report)
Fragmentasi hasil peledakan
Data Geoteknik
Kuat Tekan Batuan

Densitas Batuan

Pengolahan Data
geometri peledakan dan powder factor (PF) yang efisien.
distribusi fragmentasi.
produktivitas alat gali muat.
recovery blasting.

Analisa
Analisa
Analisa
Analisa
Analisa

Analisa Data
geometri peledakan dan powder factor (PF).
fragmentasi hasil peledakan.
produktivitas alat gali muat.
fragmentasi yang dihasilkan terhadap produktivitas alat gali muat.
faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi dan recovery blasting.

Upaya Pengoptimalan PF, Fragmentasi, Recove

Powder Factor, Fragmentasi, Produktifitas Alat Gali Muat, Recovery Blasting

Perencanaan Geometri Peledakan

Rekomendasi geometri peledakan yang baik dan PF yang efisien agar fragmentasi sesuai dengan alat gali muat dan mendapatkan re

Selesai

Gambar 3.1.
Bagan Diagram Alir Penelitian

BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan akhir ini memuat uraian secara garis besar
dari tiap-tiap bab dalam laporan tugas akhir, dijabarkan sebagai berikut.
1. BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan mengenai latar belakang dilaksanakan penelitian disertai
identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah mengenai
fragmentasi hasil peledakan. Bab ini juga mengemukakan tujuan dan manfaat
penelitian ini yaitu untuk memberikan suatu hasil penelitian yang berguna bagi
perusahan pada umumnya dan penulis pada khususnya.
2.

BAB II TINJAUAN UMUM


Mengemukakan tentang rujukan teori yang menunjang proses analisis

dan interpretasi yang diambil dari literatur-literatur baik itu melalui data yang
dimiliki oleh perusahaan maupun buku-buku yang berkenaan dengan materi
penelitian penulis.
3.

BAB III DASAR TEORI


Mengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam

pembuatan laporan. Bab ini berisi rancangan penelitian, populasi dan sampel
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
4.

BAB

IV

PROSEDUR

DAN

HASIL

PENELITIAN
Mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan data-data yang
diperoleh di lapangan.
5.

BAB V PEMBAHASAN
Mengemukakan tentang kesimpulan dan saran

dari seluruh aktivitas

penelitian tugas akhir berdasarkan analisis data di pembahasan.


6. BAB VI PENUTUP

BAB V
JADWAL PENELITIAN

5.1.

Jadwal Kegiatan
Penelitian Tugas Akhir dilaksanakan selama 2 bulan, sejak tanggal 1 April

2014 hingga 30 Juni. Rencana jadwal kegiatan dijelaskan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian Tugas Akhir
No
.
1
2
3
3
4
5
5.2.

Bulan ke-1
URAIAN KEGIATAN

II

III

Bulan ke-2
I
V

II

III

IV

Orientasi Lapangan
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Pembuatan Laporan
Konsultasi Laporan
Presentasi

Tempat Kegiatan
Penelitian Tugas Akhir dilaksanakan di PT. J-Resources, Desa Bakan,

Kecamatan Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow,


Sulawesi Utara.

DAFTAR PUSTAKA

Duna. B. I. S., 2010, Panduan Split Desktop, Universitas Lambung Mangkurat,


Banjarbaru.
Hustrulid, W, 1999, Blasting Principles for Open Pit Mining Volume 1, Colorado
School of Mines, Golden, Colorado, USA, Page 83 84
Koesnaryo, 1998, Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran, Yogyakarta, Halaman 1-2
Konya, C. J. and E. J. Walter, 1990. Surface Blast Design. New Jersey: PrenticeHall, Inc, Page 127 136
Nurhakim, 2004, Buku Panduan Kuliah Lapangan II Edisi ke 2, Program Studi
Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Suwandi, A, 2009, Diktat Kursus Juru Ledak XIV pada Kegiatan Penambangan
Bahan Galian, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung,
Halaman 6 - 26

Anda mungkin juga menyukai