Dika hadir dengan segala kesederhanaannya. Kalau Tyas sudah kenal lelaki sekren itu,
apalah artinya Dika. Tiba-tiba Dika mengenikan langkahnya. Dia mellihat kamar Tyas
dari kejauhan. Di sana ada kedua orang tua Tyas dan Mas Pras. Mas Pras! Tiba-tiba Dika
menjadi minder seelah mellihat lelaki itu. Dia memandang diriya. Ah, apalah yang bisa
diharapkan dari seorang seperti dirinya.
Juga seperti novel popular lainnya bahasa yang digunakan adalah bahasa
pergaulan sehari-hari sehingga pembaca tidak perlu mengerutkan dahi atau megulang
membaca beberapa paragraf. Tidak ada kalimat ambigu yang memberikan penafsiran
ganda. Semua kalangan mampu memahami maksud dari novel ini tapi nilai sastranya
menjadi berkurang.
Orangnya kayakapa, Mbak?
Orangnya ganteng.
Kayak saya gantengnya?
Nggak. Gantengan lagi. Ada tahi lalat di atas bibirnya sebelah kanan
Berdasarkan hasil analsis di atas, novel Duka-duka Dika karya Bahrudin Supardi
layakdibaca oleh kalangan remaja. Dengan megungkapkan sisi buruk dari tokoh
protagonis menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang bebas dari dosa pada zaman ini.
Mereka juga melaukan kesalaan sehingga dapat menjadi pelajaran bagi pembaca. Dengan
akhir yang belum selesai pembaca dapat mengembagkan imajinasinya. Mereka dapat
melanjutkan cerita menurut versi merka sendiri.