. (3-1)
dimana :
F = faktor formasi
Ro = tahanan formasi dengan saturasi air formasi 100 %
Rw = tahanan air garam (air formasi)
Ro Sw
. (3-4)
dimana :
n = eksponen saturasi, untuk batupasir besarnya sama dengan 2.
Untuk formasi clean sand, terdapat hubungan antara saturasi air formasi
(Sw), porositas (), tahanan formasi sebenarnya (Rt), tahanan air formasi (Rw)
serta eksponen saturasi (n). Secara matematis hubungan ini dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Sw = n
Ro n Rw F n Rw m
. (3-5)
=
=
Rt
Rt
Rt
Disamping itu masih juga terdapat sebuah baterai dan sebuah potensiometer untuk
mengatur potensial diantara kedua elektroda tersebut. Bentuk defleksi positif
ataupun negatif terjadi karena adanya perbedaan salinitas antara kandungan dalam
batuan dengan lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya hubungan
antara arus listrik dengan gaya-gaya elektromagnetik (elektrokimia dan
elektrokinetik) dalam batuan. Gambaran skematis dari gejala SP pada formasi
degan resistivity tinggi dapat dilihat pada gambar 3.1.
Rmfeq
Rweq
..
(3-6)
dimana :
SSP
Kc
Rmfeq
Rweq
dekatnya.
Defleksi kurva SP selalu dibaca dari shale base line yang mana bentuk
dan besar defleksi tersebut dapat dipengaruhi oleh ketebalan lapisan batuan
formasi, tahanan lapisan batuan, tahanan shale dalam lapisan batuan, diameter
lubang bor, dan invasi air filtrat lumpur. Satuan ukuran dalam spontaneous
potensial adalah millivolt (mv).
3.1.1.2. Resistivity Log (Log Tahanan Jenis)
Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan
formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif,
salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan. Gambar
resistivity log dapat dilihat pada gambar 3.2.
Skema rangkaian dasar normal log dapat dilihat pada gambar 3.3,
dengan menganggap bahwa pengukurannya pada medium yang mengelilingi
electrode-elektrode adalah homogen dengan tahanan batuan sebesar R ohmmeter. Elektroda A dan B merupakan elektroda potensial , sedangkan M dan N
merupakan elektroda arus. Setiap potensial (V) ditransmisikan mengalir
melingkar keluar melalui formasi den besarnya potensial tersebut adalah:
V =
R i
(3-7)
4 ( AM )
dimana:
AM
R i 1
1
..................................................................... (3-8)
4 AM
AN
tergantung pada konduktivitas formasi yang terletak diantara kedua coil tersebut.
Nilai konduktifitas formasi (Cf) berbanding terbalik dengan nilai resistivity.
banyak mengandung garam (Rmf > Rw) serta pada formasi dengan Rt kurang dari
100 ohm-m tapi akan lebih baik lagi jika kurang dari 50 ohm-m.
Induction log ini mempunyai beberapa kelebihan dari log-log sebelumnya,
antara lain :
1. Batas lapisan dapat dideliniasikan dengan baik dan resistivity yang diukur
tidak dipengaruhi oleh batas tersebut.
2. Dalam fresh mud, pengukuran Rt hanya memerlukan koreksi yang sederhana
atau tidak memerlukan sama sekali.
3. Dapat dikombinasikan dengan SP log dan Kurva Normal sehingga dapat
melengkapi informasi yang diperoleh.
D. Laterolog (Guard Log)
Pengukuran dengan laterolog adalah untuk memperkecil pengaruh lubang
bor, lapisan yang berbatasan dan pengukuran lapisan yang tipis serta kondisi
lumpur yang konduktif atau salt mud.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut (lihat gambar 3.6.), suatu arus Io
yang konstan dialirkan melalui elektrode Ao lewat elektrode A1 dan A2 dimana
arus tersebut diatur secara otomatis oleh kontak pengontrol sehingga dua pasang
elektrode penerima M1M2 dan M1M2 mempunyai potensial yang sama. Selisih
potensial diukur diantara salah satu elektrode penerima dengan electrode
dipermukaan. Jika perbedaan antara potensial pasangan M1M2 dan M1M2 dibuat
nol, maka tidak ada arus yang mengalir dari Ao. Disini arus listrik dari Ao dipaksa
mengalir horizontal kearah formasi.
Ada beberapa jenis laterolog, yaitu jenis Laterolog 7, Laterolog 3, dan
Laterolog 8. Perbedaan dari ketiga jenis laterolog tersebut hanya terdapat pada
jumlah elektrodenya, dan ketebalan lapisan yang dideteksi berbeda. Alat ini
mengukur harga Rt terutama pada kondisi pengukuran Rt dengan Induction Log
mengalami kesulitan (banyak kesalahan). Laterolog ini hanya dapat digunakan
dalam jenis lumpur water base mud. Dianjurkan pada kondisi Rt/Rm dan Rt/Rs
besar (salt mud, resistivity tinggi yaitu lebih besar dari 100 ohm-m) dan tidak
berfungsi di dalam oil base mud, inverted mud, lubang berisi gas, atau sumur
sudah dicasing.
Gambar 3.8. Distribusi Arus dan Posisi Elektrode MLL didalam Lubang Bor
(Adi Harsono:Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Schlumberger, Edisi-8,
Jakarta, 1 Mei 1997)
Cara kerja MLL pada prinsipnya sama dengan laterolog, yaitu sejumlah
arus konstan Io yang diketahui intensitasnya dialirkan melalui elektrode pusat Ao
dan lainnya dialirkan melalui elektrode paling luar A1. Kemudian arus listrik
secara otomatis dan kontinyu diatur sedemikian rupa sehingga perbedaan
potensial antara elektrode M1 dan M2 praktis sama dengan nol sehingga tidak ada
arus yang mengalir dari Ao tapi dari M1 dan M2. Jadi arus dari Ao dipaksa mengalir
horizontal kearah formasi. Resistivity yang diukur adalah sebanding dengan
potensial yang dicatat.
MLL hanya dapat digunakan dalam kondisi water base mud khususnya
salt mud, dan tidak berfungsi didalam oil base mud, inverted emulsion mud serta
keadaan lubang bor yang terisi gas atau sudah dicasing. Jika invasi lumpur
dangkal (kurang dari 4 inch) MLL mungkin mengukur tahanan batuan zone
uninvaded (Rt) karena MLL digunakan untuk daerah penyelidikan sampai 4 inch.
Ketebalan mud cake juga mempengaruhi pembacaan harga Rxo.
Proximity Log (PL)
Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas sinar gamma yang
bersangkutan.
Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat
radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi yang
bersih (clean formasi) biasanya mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali
lapisan tersebut mengandung mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif
atau lapisan berisi air asin yang mengandung garam-garam potassium yang
terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar gamma akan tinggi.
Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat
digunakan untuk membedakan jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi.
Selain itu pada formasi shaly sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi kadar kandungan clay yang dapat berkaitan dengan penilaian
produktif suatu lapisan berdasarkan intrepretasi data logging. Besarnya volume
shale dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
V sh =
GR log GR min
GR max GR min
..... (3-10)
dimana :
GRlog = hasil pembacaan GR log pada lapisan yang bersangkutan
GRmax = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan shale
GRmin = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan non shale
Dengan pertimbangan adanya efek densitas formasi, maka untuk formasi
dengan kandungan satu mineral, gamma ray yang terbaca pada log adalah :
GR =
1 V1
A1 . (3b
11)
dimana :
1
V1
A1
1V1
= konsentrasi berat dari mineral
b
Untuk formasi yang mengandung lebih dari satu mineral radioaktif, respon
GR adalah penjumlahan dari beberapa mineral tersebut dengan menggunakan
persamaan (3-12). Sedangkan untuk formasi dengan kandungan dua mineral
radioaktif, densitas dan kekuatannya berbeda, serta keberadaannya dalam jumlah
yang berbeda maka GR yang terbaca pada log adalah :
GR =
1V1
V
A1 + 1 1 A1 .... (3b
b
12)
persamaan (3-12) diatas dapat disamakan dengan mengalikan dengan b sehingga
persamaannya dapat ditulis menjadi :
b .GR = B1 V1 + B2 V2 (3-13)
dimana :
B1 = 1 A1
B2 = 2 A2
Secara khusus Gamma Ray Log berguna untuk identifikasi lapisan
permeabel disaat SP Log tidak berfungsi karena formasi yang resistif atau bila
kurva SP kehilangan karakternya (Rmf = Rw), atau ketika SP tidak dapat merekam
karena lumpur yang yang digunakan tidak konduktif (oil base mud). Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar 3.10. Selain itu Gamma Ray Log juga dapat digunakan
untuk mendeteksi dan evaluasi terhadap mineral radioaktif (potassium dan
uranium), mendeteksi mineral tidak radioaktif (batubara), dan dapat juga untuk
korelasi antar sumur.
3.1.2.2. Neutron Log
Neutron Log direncanakan untuk menentukan porositas total batuan tanpa
melihat atau memandang apakah pori-pori diisi oleh hidrokarbon maupun air
formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali hidrokarbon. Neutron
merupakan partikel netral yang mempunyai massa sama dengan atom hidrogen.
dan terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan
silikon. Inti-inti ini akan terangsang untuk memancarkan sinar gamma. Kemudian
detektor sinar gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.
Bila kerapatan dialam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung air,
minyak dan gas atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan diperlambat
pada jarak yang sangat dekat dengan sumber dan akibatnya hanya sedikit radiasi
sinar gamma yang direkam oleh detektor. Hal ini yang menjadi dasar hubungan
antara jumlah sinar gamma per detik dengan porositas. Hubungan ini
menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per detik cukup tinggi maka
porositasnya rendah. Proses pelemahan partikel neutron dapat dilihat pada gambar
3.11. Porositas dari neutron log ( N ) dalam satuan limestone dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
N = (1.02 NLog ) + 0.0425 ...... (3-14)
dimana:
NLog
No
= k S .............. (3-15)
Nt
dimana:
No
Nt
= konstanta
ma b
......... (3-16)
ma f
dimana:
b
ma
17)
dimana:
clay
.. (3-
Vclay
= volume clay, %
t log t ma
t f t ma
.............................................................................. (3-18)
dimana :
tlog
tf
tma
Selain digunakan untuk menentukan porositas batuan, Sonic log juga dapat
digunakan sebagai indentifikasi lithologi.
3.1.4. Caliper Log
Caliper log merupakan suatu kurva yang memberikan gambaran kondisi
(diameter) dan lithologi terhadap kedalaman lubang bor. Peralatan dasar caliper
log dapat dilihat pada gambar 3.13. Untuk menyesuaikan dengan kondisi lubang
bor, peralatan caliper log dilengkapi dengan pegas yang dapat mengembang
secara fleksibel. Ujung paling bawah dari pegas tersebut dihubungkan dengan rod.
Posisi rod ini tergantung pada kompresi dari spring dan ukuran lubang bor.
Manfaat caliper log sangat banyak, yang paling utama adalah untuk
menghitung volume lubang bor guna menentukan volume semen pada operasi
cementing, selain itu dapat berguna untuk pemilihan bagian gauge yang tepat
untuk setting packer (misalnya operasi DST), interpretasi log listrik akan
mengalami kesalahan apabila asumsi ukuran lubang bor sebanding dengan ukuran
pahat (bit) oleh karena itu perlu diketahui ukuran lubang bor dengan sebenarnya,
perhitungan
kecepatan
lumpur
di
annulus
yang
berhubungan
dengan
meliputi identifikasi lapisan porous permeabel, ketebalan dan batas lapisan, serta
kandungan fluidanya.
Penentuan jenis batuan atau mineral didasarkan pada plot data berbagai
log porositas, seperti plot antara log density-neutron dan log sonic-neutron.
Sedangkan lapisan berpori dapat ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap log
SP, log resitivity, log caliper, dan log gamma ray. Penentuan jenis lithologi,
apakah shale atau batupasir atau batu gamping ataupun merupakan seri pasir shale
didasarkan pada defleksi kurva SP, GR, resistivity, dan konduktivitynya. Adapun
fluida hidrokarbon dapat ditentukan pada pengamatan log induction dan FDCCNL dengan berdasarkan sifat air, minyak, atau gas.
Untuk identifikasi lapisan permeabel dapat diketahui dengan: defleksi SP, separasi
resistivity, separasi microlog, caliper log, dan gamma ray log. Adapun masingmasing log diatas dapat diketahui sebagai berikut :
1. Defleksi SP : bilamana lumpur pemboran mempunyai perbedaan salinitas
dengan air formasi (terutama untuk lumpur air tawar), lapisan permeabel
umumnya ditunjukkan dengan adanya penambahan defleksi negatif (kekiri)
dari shale base line.
2. Separasi resistivity : adanya invasi dan lapisan permeabel sering ditunjukkan
dengan adanya separasi antara kurva resistivity investigasi rendah.
3. Separasi microlog : proses invasi pada lapisan permeabel akan mengakibatkan
terjadinya mud cake pada dinding lubang bor. Dua kurva pembacaan akibat
adanya mud cake oleh microlog menimbulkan separasi pada lapisan
permeabel dapat dideteksi oleh adanya separasi positif (micro inverse lebih
kecil daripada micro normal).
4. Caliper log : dalam kondisi lubang bor yang baik umumnya caliper log dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya ketebalan mud cake, sehingga dapat
memberikan pendeteksian lapisan permeabel.
5. Gamma Ray log : formasi mengandung unsur-unsur radioaktif akan
memancarkan radioaktif dimana intensitasnya akan terekam pada defleksi
kurva gamma ray log, pada umumnya defleksi kurva yang membesar
menunjukkan intensitas yang besar adalah lapisan shale/clay, sedangkan
defleksi menunjukkan intensitas radioaktif rendah menunjukkan lapisan
permeabel.
3.2.1.2.
thickness) dan ketebalan bersih (net thickness). Ketebalan kotor (gross thickeness)
merupakan tebal lapisan yang dihitung dari puncak lapisan sampai dasar lapisan
dari suatu lapisan batuan. Sedangkan ketebalan bersih (net thickness) merupakan
tebal lapisan yang dihitung atas ketebalan dari bagian-bagian permeabel dalam
suatu lapisan.
analisa
logging
secara
kuantitatif
dimaksudkan
untuk
menentukan lithologi batuan, tahanan jenis air formasi (Rw), evaluasi shaliness,
harga porositas (), saturasi air (Sw), dan permeabilitas (K).
3.2.2.1. Penentuan Lithologi Batuan
A. M-N Plot
Pengeplotan dari tiga data log porositas (log sonic, log neutron, dan log density)
untuk interpretasi lithologi dapat dilakukan dengan M-N plot.
Persamaan dari M-N plot ini adalah sebagai berikut:
M =
19)
t f t log
b f
0.01
...................................................................... (3-
N=
Nf N
b f
.................................................................................. (3-20)
Pada persamaan (3-19) maksudnya dikalikan dengan 0.01 pada harga M adalah
untuk mempermudah skala, N dinyatakan dalam unit porosity limestone. Untuk
fresh mud diberikan harga t f =189 , f = 1, dan Nf = 1. Untuk lebih jelas
mengenai parameter matrik dan fluida serta harga M dan N pada fresh mud dan
salt mud dapat dilihat pada tabel III-3. Sedangkan untuk mengidentifikasi mineral
dan gas yang terkandung dalam suatu lapisan dapat dilihat pada gambar 3.15.
3.2.2.2.
harga saturasi air (Sw) batuan selama menggunakan log listrik. Ada beberapa
metode yang dgunakan untuk menentukan resistivity air formasi, yaitu:
Rw(Tf ) =
21)
Rw(Tf ) =
22)
(T
(T
surface
formasi
+ 6.77 )
(T
(T
surface
+ 21 .5)
formasi
+ 6.77 )
+ 21 .5)
Ts + 6.77
Rmf (Ts )
T f + 6.77
Rmf ( Tf ) =
Ts + 21 .5
Rmf (Ts ) dalam oC ................................................ (3T f + 21 .5
23)
24)
Menentukan Rmfeq
Rmfeq = 0.85 Rmf ( Tf
.......................................................................... (3-
25)
Menentukan konstanta SP
K c = 61 + ( 0.133 T f
26)
K c = 65 + (0.24 T f
27)
Menentukan Rweq dari SP
Rmfeq
Rweq =
SSP
10
.................................................................................. (3-
Kc
28)
Menentukan Rw dari gambar 3.17. dalam oF atau gambar 3.18. dalam oC
C. Metode Ratio
Rw = Rmf
Rt
R xo
........................................................................................ (3-
29)
Asumsi yang digunakan untuk metode ini adalah sebagai berikut:
SP log
SSP
....................................................................... (3-
30)
dimana:
SP log
SSP
Tahanan batuan dari campuran antara clay dan mineral tidak konduktif
(quartz) serta tidak dijumpai adanya porositas tergantung dari tahanan clay
dan isi clay itu sendiri.
......................................................... (3-31)
dimana:
Jika harga
Rsh
adalah 0,5 1 maka harga b = 1
Rt
Jika harga
Rsh
adalah 0,5 maka harga b = 2
Rt
GR log GR min
GR max GR min
............................................................. (3-33)
dimana:
GRlog
GRmin
GRmax
d) Vsh N (Neutron)
Harga Vsh dapat dicari dengan rumus:
(Vsh ) N
34)
N
Nsh
....................................................................... (3-
dimana:
N
Nsh
A. Neutron Log
Pembacaan neutron log baik SNP maupun CNL tidak hanya tergantung pada
porositas tetapi juga lithologi dan kandungan fluidanya. Oleh karena itu
penentuan porositas harus mengetahui lithologinya. Harga dari porositas neutron
(N) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan dibawah ini (dalam
limestone unit):
N = (1.02 NLog ) + 0.0425
............................................................ (3-
35)
dimana:
Nlog
dimana:
Vsh
Nsh
B. Density Log
Dalam menentukan porositas batuan dipengaruhi juga oleh lithologi kandungan
fluida batuan. Porositas dari density log biasanya dinotasikan dengan D yang
mempunyai harga sesuai dengan persamaan dibawah ini:
ma b
................................................................................ (3-37)
ma f
D =
Lalu besarnya porositas density yang dikoreksi terhadap shale (Dc) dapat
diketahui dari persamaan dibawah ini:
Dc = D (Vsh Dsh ) ................................................................... (3-38)
dimana:
Vsh
Dsh
ma
C. Sonic Log
Dalam menentukan porositas, sonic log sama seperti pada neutron log atau
density log. Harga S dapat diketahui juga dengan menggunakan persamaan
dibawah ini:
S =
t log t ma
t f t ma
......................................................................... (3-39)
dimana:
tlog
tma
tf
GR log GR min
GR max GR min
......................................................................... (3-40)
............................................................ (3-
41)
Nc = N (Vsh Nsh ) ................................................................... (3-42)
ma b
D =
ma f
..............................................................................
... (3-43)
Dc = D (Vsh Dsh ) ................................................................... (3-44)
2 Nc + 7 Dc
........................................................................ (3-45)
9
= sh
+ dn
R xo Rsh
a Rmf
n
S 2 .............................................. (3-46)
xo
....................................................................................... (3-
47)
Menentukan porositas efektif
m
1 Vsh
n
2
2
V
1
sh
e
S 2 .................................................. (3-49)
=
+
w
Rt Rsh
a Rw
GR log GR min
GR max GR min
......................................................................... (3-50)
Menentukan porositas koreksi dari neutron dan density log terhadap shale
Nc = N (Vsh Nsh ) ................................................................... (3-51)
Dc = D (Vsh Dsh ) . (3-52)
Nc + Dc
........................................ (3-53)
2
Nc + Dc
2
2
With gas: e =
(3-54)
= 0.5 1.0
Menentukan porositas total dan fraksi air ikat pada lapisan sand
t = e + (Vsh tsh ) ... (3-56)
Sb =
Vsh tsh
t
.. (3-
57)
Menentukan resistivity air bebas didekat lapisan clean sand
Rw = Rcl cl .. (3-58)
2
1 Rw
S b
Rb
b=
2
. (3-62)
S wt S b
.................................................................................. (3-63)
1 Sb
C. Persamaan Simandoux
Menentukan Indeks Gamma Ray (IGR)
I GR =
GR log GR min
GR max GR min
........................................................................ (3-64)
t t
t sh
f
ma
Vsh t sh t ma
t t
ma
............................. (3-67)
dimana :
tlog
tma
tf
= interval transit time fluida, sec/ft (189 sec/ft untuk fresh mud,
185 sec/ft untuk salt mud)
tsh
Vsh
= volume shale
Vsh ma sh
den = ma
f
f
ma
ma
............................................... (3-68)
dimana:
Vsh
= volume shale
ma
sh
Ncorr + Dcorr
2
2
N D =
............................................................... (3-
71)
Vsh
5 2
0.4 Rw Vsh
Sw =
+
+
2
R
Rt Rw
Rsh
sh
............................. (3-72)
dimana:
Rw = resistivity air formasi, ohm-m
Rt = resistivity formasi sebenarnya, ohm-m
= porositas koreksi terhadap volume shale, fraksi
Vsh = volume shale
Menentukan Permeability
Selain menghasilkan hasil akhir berupa harga Vsh, e, dan Sw ELANPlus