Anda di halaman 1dari 49

PEDOMAN PENULISAN

ARTIKEL JURNAL ILMIAH

PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
DASAR ILMIAH
TUJUAN DAN PENGERTIAN
JENIS, BENTUK DAN CAKUPAN
ARTIKEL JURNAL
KAIDAH, ETIKA, DAN PENGELOLAAN BANK
ARTIKEL
A. Kaidah
B. Etika
C. Pengelolaan Bank Artikel
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
A. Bagian Umun
B. Bagaian Pembuka Artikel
C. Bagaian Abstrak dan Kata Kunci
D. Bagaian Utama Artikel
E. Bagaian Akhir Artikel

PENDAHULUAN
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki
sejarah dan kompetensi di bidang penelitian dan
pegembangan (litbang) yang memiliki salah satu tugas
sebagai instansi pembina Jabatan Fungsional Peneliti
semua peneliti di Indonesia. Salah satu bentuk
kewenangan dan tanggung jawab pembinaan peneliti
adalah melakukan akreditasi jurnal ilmiah yang
diterbitkan dalam lingkup lembaga litbang. Kualitas
jurnal ilmiah yang dinilai tersebut sangat dipengaruhi
oleh kualitas karya tulis ilmiah (KTI) yang dimuat di
dalamnya. Sebagai wujud tanggung jawab terhadap
peningkatan publikasi hasil litbang di Indonesia, LIPI
berupaya menjaga keseragaman persepsi dan kualitas
isi atas KTI dengan memberikan pedoman penyusunan
penulisan KTI, terutama diperuntukkan bagi peneliti di
unit litbang pemerintah. Pedoman KTI ini telah dibahas
dengan melibatkan tim penyusun yang profesional dan
berpengalaman. Selain itu, latar belakang keilmuan
3

yang beragam juga menambah kedalaman isi pedoman


ini dengan harapan mampu mengakomodasi berbagai
sudut pandang.
Surat Edaran Dirjen Pendidikan Tinggi (SE
Ditjen Dikti) No. 152 Tahun 2011 mengatakan bahwa
menulis publikasi ilmiah di jurnal ilmiah merupakan
salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa. Lebih
lanjut surat edaran tersebut mengatakan bahwa
perbedaan antara publikasi ilmiah dan tugas akhir
adalah dalam format penulisan dan pada publikasinya.
Pertama, tugas akhir ditulis lebih panjang dalam
bentuk skripsi, tesis dan disertasi, sementara publikasi
ilmiah ditulis ringkas yang disebut artikel.
Peringkasan dilakukan karena jurnal ilmiah hanya
memiliki halaman yang terbatas sehingga hanya dapat
memuat artikel yang padat namun tetap memuat
informasi yang diperlukan untuk memahami proses
dan hasil penelitian tersebut. Kedua, tugas akhir tidak
wajib dipublikasikan sedangkan publikasi ilmiah atau
artikel harus dipublikasikan. Kewajiban publikasi
4

berhubungan dengan aturan dan hak kekayaan


intelektual serta
prinsip-perinsip pengembangan
ilmiah yang menyatakan bahwa publikasi ilmiah
paling tidak berisi salah satu dari aspek-aspek berikut
ini yaitu akumulasi pengetahuan baru, pengamatan
empirik dan pengembangan gagasan atau usulan baru.
Publikasi dilakukan dengan mengunggah naskah pada
laman yang memiliki tautan dengan Portal Garda
Rujukan Dijital (Garuda) yang dimiliki Ditjen Dikti,
dan portal-portal lain yang dapat diakses untuk
kepentingan Pascasarjana UNJ, sehingga sebuah
publikasi ilmiah dapat dibandingkan dengan naskah
lain dan Ditjen Dikti atau Pascasarjana UNJ dapat
melakukan scanning terhadap kemungkinan seorang
penulis melakukan plagiarism bagi lulusan suatu
perguruan tinggi. Selain itu, volume artikel pada
masing-masing fakultas/lembaga riset/pascasarja UNJ
dengan adanya sistem pendataan artikel secara terpadu
(BANK ARTIKEL) semakin bertambah, maka
5

kesempatan menjadi salah satu world class university


di dunia semakin mendekat.
Dua hal penting dalam artikel ilmiah adalah
bentuk dan isi artikel. Bentuk artikel berhubungan
dengan gaya penulisan yang bersifat khas pada
masing-masing jurnal (gaya penulisan selingkung/in
house style). Gaya penulisan mutlak harus diikuti oleh
kemampuan dan keterampilan penulis yang
menginginkan artikelnya dimuat dalam jurnal tertentu.
Penulis dianjurkan mempelajari pola penyajian, dan
petunjuk lain dari jurnal yang dituju untuk
memperbesar kemungkinan artikel dimuat, naskah
yang memerlukan banyak penyuntingan akan
membuka peluang ditolaknya naskah. Isi artikel
berhubungan dengan substansi gagasan di dalam
naskah, dimana isi artikel ilmiah adalah kajian
masalah tertentu dengan menggunakan metode ilmiah
dan menyajikannya dengan tata tulis ilmiah dalam
upaya menemukan kebenaran atau menyelesaikan
masalah. Seiring waktu, timbul kesepakatan bahwa isi
6

artikel ilmiah juga dapat didasarkan atas kajian


konseptual (theoretical review) yaitu pengkajian
masalah oleh seorang atau sekelompok pakar yang
berisi pengembangan konsep atau teori.
DASAR ILMIAH
KTI didefinisikan sebagai suatu tulisan oleh seseorang
yang mengungkapkan buah pikiran sebagai dasar
ilmiah, yang diperoleh dari hasil pengamatan,
penelitian, evaluasi, kajian, atau peninjauan terhadap
sesuatu obyek atau subyek yang disusun menurut
metodologi dan sitimatika tertentu, dan yang isi serta
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara
formal. Hasil KTI merupakan sesuatu tulisan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim yang
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Gay, L.R dalam buku
Educational Research (1987: hal. 467-468)
7

mengatakan bahwa preparation of a research report


for publication in a professional journal serves the
interests of the professional community as well as
those of researcher. Dessertation, and theses are not
read nearly as often as professional journals; thus
publication in a frequently read journal permits the
largers possible audience to read about and use the
findings of a research study. Based on your review of
related literature and your references, you should be
able to identify two or three journals which publish
studies in the area of research represented by your
study. Bertolak dari kutipan ini, tidak hanya disertasi
yang dapat dipublikasi sebagai jurnal, tetapi juga tesis,
dan sekripsi, serta jenis karya ilmiah lain asalkan
sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan artikel ilmiah.
Kemahiran menulis adalah salah satu keahlian
umat manusia yang paling penting. Bahkan tulisan
diyakini sebagai salah satu unsur utama pembentuk
perdaban manusia saat ini. Pemikiran kompleks dari
generasi ke generasi untuk kemudian dikembangkan
8

hanya dapat dilalukan secara efektif melalui tulisan,


sekali lagi TULISAN. Gelb (1969: 221-222, dalam
Pardede, P, 2010), sejarawan Amerika yang
memelopori penelitian system tulisan, menyimpulkan
bahwa
jika bahasa membedakan manusia dari
binatang, maka tulisan membedakan manusia beradab
dari manusia biadab. Dengan kata lain bahwa tulisan
hanya terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidak
akan ada tanpa tulisan. Jadi seseorang yang mengaku
dirinya berbudaya, artinya manusia pemikir
menciptakan budaya, seharusnya menjadikan aktifitas
menulis sebagai salah satu kegiatan utamanya seharihari. Dalam kehidupan modern, pada hakekatnya tidak
seorang pun yang bisa mengelak dari tulisan (Pardede,
P, 2010).
TUJUAN DAN PENGERTIAN
Tujuan penulisan artikel jurnal ilmiah ini adalah (1).
Memberikan acuan bagi peneliti, dosen dan
mahasiswa dalam penyusunan artikel ilmiah; (2).
9

Menyediakan standar minimal dalam hal kaidah


penulisan artikel ilmiah; dan (3). Membangun
terjadinya kesamaan persepsi dalam penulisan artikel
ilmiah. Pengertian artikel jurnal ilmiah adalah suatu
tulisan naskah artikel yang berada dalam jurnal
publikasi yang memenuhi syarat-syarat KTI secara
nyata, mengandung data dan informasi yang
memajukan iptek, dan ditulis sesuai dengan kaidahkaidah penulisan ilmiah, serta diterbitkan di jurnal
ilmiah secara berkala.
Ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya
sebagai dasar ilmiah, dapat dibedakan ke dalam
sepuluh jenis KTI, yaitu dalam bentuk: (1) laporan, (2)
makalah, (3) kertas kerja, (4) sekripsi, (5) tesis, (6)
disertasi, (7) resensi, (8) kritik, (9) esai, (10) artikel
ilmiah. Meskipun jenis karya ilmiah cukup beragam,
terdapat lima ciri khas yang membedakan dengan
ragam tulisan lainnya, seperti puisi atau novel, yaitu
accurate, brief, clear, ethical, dan logical (ABCEL).
Ke sepuluh jenis karya ilmiah tersebut dapat ditulis
10

melalui delapan tahapan penulisan menurut Gardner


dan Johnson (1977), yaitu: (1) pra-menulis, (2)
pembuatan draft awal dengan menuangkan ide di atas
kertas, (3) pembacaan ulang dengan menggunakan
kaidah2 penulisan, (4) pemeriksaan mitra bestari, (5)
revisi dengan perbaikan ulang melalui mitra bestari,
(6) pengeditan dengan perbaikan teknis penulisan dan
ejaan, (7) penulisan naskah akhir, dan (8) penerbitan
dengan mengirim naskah ke redaktur. Jadi, tidaklah
berlebihan bila dikatakan bahwa menulis karya ilmiah
pada hakekatnya merupakan kegiatan pikiran-tulispikiran-tulis (THINK-WRITE-THINK-WRITE).
Langkah-langkah praktis yang dapat ditempuh
penulis agar naskah artikel dapat diterima dengan
lebih mudah oleh redaktur jurnal ilmiah adalah: (1)
Cermati petunjuk bagi calon penulis yang
dicantumkan pada setiap penerbitan jurnal dan tulis
naskah sesuai ketentuan yang dipersyaratkan; (2)
Diamkan naskah sementara waktu untuk kemudian
dibaca kembali agar menemukan kesalahan yang tidak
11

terdeteksi; dan (3) Serahkan naskah kepada tim


pembimbing untuk dikoreksi dan setelah diperbaiki
sesuai saran Tim Pembimbing kirimkan naskah
Kepada Dewan Redaksi suatu Jurnal.
JENIS, BENTUK DAN CAKUPAN
ARTIKEL JURNAL
A. Jenis
Jenis KTI terdiri atas: (1)
Hasil penelitian dan
pengembangan (litbang) dan (2) Tinjauan, ulasan
(review), kajian, dan pemikiran sistematis. KTI
disusun berdasarkan jenisnya, tetapi tetap dibuat
dalam format yang sama, kecuali untuk KTI jenis
tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran
sistematis dijelaskan secara keseluruhan dan lengkap
tentang subjek yang ditinjau/diulas dan dikaji. Isi dari
tulisan ini tentu sesuai dengan kedalaman analisis
setiap penulis. KTI mengacu pustaka secara
komprehensif dan mencerminkan perkembangan
12

menyeluruh
di
bidang
keilmuannya
serta
memproyeksikan dampak dan menawarkan solusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
B. Bentuk
KTI dapat dipublikasikan dalam bentuk Jurnal
Ilmiah. Jurnal ilmiah wajib memenuhi persyaratan
administratif sebagai berikut: (1) Memiliki
Internasional Standard Serial Number (ISSN); (2)
Memiliki mitra bestari paling sedikit empat orang; (3)
Diterbitkan secara teratur dengan frekuensi paling
sedikit dua kali dalam satu tahun, kecuali jurnal ilmiah
dengan cakupan keilmuan spesialisasi, dengan
frekuensi satu kali dalam satu tahun; (4) Bertiras tiap
kali penerbitan paling sedikit
berjumlah 300
eksemplar, kecuali jurnal ilmiah yang menerbitkan
sistem jurnal elektronik (e-journal) dan jurnal ilmiah
yang menerapkan sistem daring (online) dengan
persyaratan sama dengan persyaratan jurnal ilmiah
tercetak; dan (5) Memuat artikel utama tiap kali
13

penerbitan berjumlah paling sedikit lima, selain dapat


ditambahkan dengan artikel komunikasi pendek yang
dibatasi paling banyak tiga buah.
C. Cakupan
Cakupan KTI meliputi (1). Lingkup pedoman KTI
merupakan substansi minimal yang harus dipenuhi
dalam penyusunan KTI; (2) Pengembangan teknis
penulisan KTI disesuaikan dengan gaya selingkung
yang berlaku di setiap pengelola jurnal ilmiah,
lembaga penerbitan atau instansi lain dengan
memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang benar;
(3) Wilayah pedoman penulisan KTI ini mencakupi
KTI yang merupakan terbitan lokal/nasional dan
regional/internasional
dengan
pengelolaan
di
Indonesia.

14

KAIDAH, ETIKA, DAN PENGELOLAAN


BANK ARTIKEL
A. Kaidah
Sumber data dan informasi ilmiah yang dijadikan
dasar dalam penyusunan KTI adalah tulisan yang
mengandung data dan informasi yang memajukan
iptek serta ditulis sesuai kaidah-kaidah ilmiah. Kaidah
KTI terdiri atas sifat-sifat berikut: (1) Logis, berarti
kerunutan penjelasan dari data dan informasi yang
masuk ke dalam logika pemikiran kebenaran ilmu; (2)
Obyektif, berarti data dan informasi sesuai dengan
fakta sebenarnya; (3) Sistematis, berarti sumber data
dan informasi yang diperoleh dari hasil kajian dengan
mengikuti urutan pola pikir yang sistematis atau
litbang yang konsisten/berkelanjutan; (4) Andal,
berarti data dan informasi yang telah teruji dan sahih
serta masih memungkinkan untuk terus dikaji ulang;
(5) Desain, berarti terencanakan dan memiliki
rancangan; dan (6) Akumulatif, berarti kumpulan dari
15

berbagai sumber yang diakui kebenaran dan


keberadaannya serta memberikan kontribusi bagi
khasanah iptek yang sedang berkembang.
B. Etika Penyusunan
Etika penyusunan KTI meliputi hal-hal sebagai
berikut: (1) Peneliti/dosen/mahasiswa mengelola,
melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian
ilmiahnya secara bertanggung jawab, cermat dan
saksama; (2) Penelit/dosen/mahasiswai menyebarkan
informasi tertulis dari hasil penelitiannya dan
informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau
pengetahuan baru yang terungkap yang diperolehnya
untuk disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan
pertama kali dan sekali, tanpa mengenal publikasi
duplikasi atau berganda atau diulang-ulang; (3)
Peneliti/dosen/mahasiswa memberikan pengakuan
melalui: (a). penyertaan sebagai penulis pendamping;
(b). pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain;
dan/atau (c) pernyataan ucapan terima kasih yang
16

tulus kepada pihak yang telah memberikan kontribusi


dalam penelitiannya dan secara nyata mengikuti
tahapan rancangan penelitian dimaksud serta
mengikuti dari dekat jalannya penelitian; dan (4)
Meskipun hasil dari suatu kegiatan/penelitian
merupakan
sesuatu
yang
sangat
rumit,
peneliti/dosen/mahasiswa dapat menyampaikan dalam
bentuk yang padat/ringkas, tetapi tidak etis bila
menyampaikan dalam bentuk yang sederhana/pendek.
Peneliti/dosen/mahasiswa juga harus menampilkan
seluruh informasi yang secara langsung mendukung
kegiatannya dan menyampaikan/ melaporkan seluruh
aspek yang mungkin akan sangat penting bagi
penelitian lainnya; (5) Dalam melakukan atau
menghasilkan
suatu
kegiatan/penelitian,
peneliti/dosen/mahasiswa menjunjung tinggi nilai
kejujuran, menghindari upaya plagiasi dan pemalsuan
informasi yang dapat mengakibatkan kerugian pada
eksistensi penulis asli baik secara profesi maupun
materi dan juga dapat menghambat perkembangan
17

ilmu pengetahuan bahkan kondisi sosial dan ekonomi.


Pemalsuan yang dimaksud adalah penipuan dengan
cara manipulasi data, informasi, dan hasil/kesimpulan
yang bertujuan untuk mengubah makna, interpretasi
serta menyajikan suatu fakta yang berbeda dengan
kondisi penelitian; (6) Penulis/peneliti memiliki
tanggung
jawab
moral
untuk
menyampaikan/melaporkan bila ada hal yang bertolak
belakang dengan pandangannya. Bila ditemukan
kelemahan pada metode yang digunakan, maka harus
disampaikan; (7) Kolaborasi antara dosen senior atau
peneliti senior dan siswa atau peneliti junior atau
dosen yunior harus mengikuti kriteria yang adil.
Pengawas atau pimpinan instansi harus memastikan
bahwa mereka tidak memasukkan nama seseorang
yang kurang atau tidak sama sekali berkontribusi atau
selain yang berpartisipasi dalam pekerjaan/penelitian.
Dalam ilmu pengetahuan, penulis bayaran
merupakan hal yang tidak etis dan tidak dapat
diterima; (8) Seluruh peneliti/dosen/mahasiswa
18

bertanggung jawab atas keakuratan dan kejujuran


suatu kegiatan/penelitian, baik penelitin senior
maupun pendamping juga bertanggung jawab atas
kontribusi
masing-masing.
Seluruh
peneliti/dosen/mahasiswa harus dapat menjelaskan
kontribusinya masing-masing bila diperlukan; (9)
Sebagai
bentuk
tanggung
jawab
peneliti/dosen/mahasiswa terhadap hasil penelitian
dan/atau pengembangan yang dilakukan, KTI yang
dipublikasikan harus dapat dibuktikan dengan
dokumentasi wujud nyata hasil dari penelitian
dan/atau pengembangan tersebut dan dapat diakses
bagi pihak yang berkepentingan; dan (10) Seluruh
penelitian harus dilakukan dengan standar prosedur
dan etika baik terhadap manusia maupun hewan.
C. Pengelolaan Bank Artikel
Prosedur pengelolaan artikel mulai diterima artikel
dari peneliti/dosen/mahasiswa sampai dinyatakan
layak terbit, kemudian draft artikel diserahkan oleh
19

penulisnya kepada pengelola jurnal. Proses pengolaan


artikel ini dibantu oleh suatu program database atau
pangkalan data yang dibangun secara user friendly
di Pascasarjana UNJ. Kemudian, artikel akan
diperiksa oleh Editor dalam waktu 1 minggu. Dari
hasil pemeriksaan oleh editor, jika artikel tidak
memiliki ruang lingkup yang sesuai dengan penulisan
aturan jurnal atau memiliki kesalahan metodologi,
maka draft artikel langsung akan ditolak, dan
dikembalikan ke penulisnya. Sebaliknya, jika artikel
memiliki ruang lingkup yang sesuai dengan aturan
penulisan jurnal, maka artikel lebih lanjut akan
diperiksa peer reviewer atau blind reviewer dalam
waktu 3 minggu. Artikel yang telah diperiksa dan
memiliki kesalahan fundamental, maka akan langsung
ditolak, dan sebaliknya jika artikel hanya memiliki
kesalahan minor, akan dikembalikan kepada penulis
untuk direvisi dalam 1 minggu.
Mekanisme tersebut dapat dikembangkan
melalui suatu system informasi databased yang
20

memiliki perinsip bahwa komunikasi antara pengelola


jurnal dengan penulis artikel adalah amat penting.
Kelasifikasi peringkat kualitas artikel perlu dibangun
dalam suatu system pangkalan data artikel agar
penulis artikel merasa terbantu dan terlayani karena
pelayanan yang dilakukan oleh pengelola jurnal.
Karena itu, pembangunan bank artikel akan menjadi
penting dalam pelayanan penerbitan jurnal berkala
secara berkelanjutan baik untuk jurnal nasional
maupun jurnal internasional.
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
A. Pedoman Umum
Ketentuan umum dan gaya penulisan yang digunakan
pada penulisan artikel ilmiah pada jurnal di
lingkungan UNJ, mengacu pada format dari Unesco
seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Dirjen
Dikti No. 49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman
Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Pembahasan
21

mengenai gaya penulisan artikel ilmiah telah


disampaikan pada bab sebelumnya mengneai. Bagian
ini khusus membahas tentang teknik meringkas hasil
penelitian peneliti/dosen/mahasiswa agar menjadi
format artikel ilmiah. Hasil penelitian yang diringkas
dapat berasal dari skripsi, tesis, dan disertasi. Gaya
pengutipan, pengacuan dan referensi yang tidak diatur
dalam peraturan tersebut menggunakan gaya yang
umum digunakan dalam berbagai publikasi ilmiah dari
rumpun ilmu sosial yaitu gaya pengutipan Harvard
style atau APA style. Pedoman penulisan wajib
dipahami dan ditaati oleh penulis yang akan
mempublikasikan artikel ilmiahnya pada jurnal-jurnal
nasional atau internasional. Ketentuan umum yang
berlaku bagi artikel yang akan dimuat di jurnal-jurnal
adalah sebagai berikut:
1). Artikel adalah karya ilmiah hasil penelitian atau
penelitian konseptual dari suatu bidang yang
belum pernah diterbitkan dalam jurnal, prosiding
22

2).

3).

4).

5).

atau penerbitan lain dan penulis adalah pihak yang


bertanggungjawab terhadap hal ini dengan
menuliskan Surat Pernyataan bermaterai.
Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris. Naskah dipaparkan secara naratif (hindari
penomoran kecuali terpaksa).
Artikel akan ditelaah oleh redaktur untuk
kesesuaian format, penerimaan maupun penolakan
pemuatan artikel akan diberitahukan kepada
penulis dan penulis artikel berkesempatan
melakukan revisi berdasarkan catatan dari
redaktur.
Manuskrip yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah
menjadi hak milik jurnal sehingga hanya
pengelola jurnal yang berhak menerbitkan
manuskrip tersebut dalam berbagai bentuk untuk
tujuan ilmiah.
Jumlah halaman antara 15-20 halaman dengan
margin atas/bawah/kiri/kanan berurutan: 4/3/4/3
cm, satu kolom dengan jarak 2 spasi
23

menggunakan huruf Times New Roman. Paragraf


diberi first line 1 cm sementara antar paragraf
tidak diberi spasi ganda, istilah yang bukan kata
dalam bahasa Indonesia dicetak miring dan satuan
ukuran menggunakan International Unit System
(IUS).
6). Artikel yang diserahkan kepada redaktur harus
disertai soft copy. Sesuai dengan format yang
diamanatkan oleh Ditjen Dikti maka publikasi
ilmiah dapat dibagi dalam tiga (3) bagian yaitu
bagian pembuka artikel, bagian utama artikel dan
ucapan terimakasih dapat ditampilkan dalam subbab tersendiri setelah referensi sebagaimana
umumnya jurnal ilmiah internasional. Ucapan
terimakasih berupa ucapan kepada pihak yang
membantu seperti pemberi dana, bahan dan sarana
penelitian, sponsor serta pembimbing. Semua
nama yang tercantum dalam ucapan terimakasih
harus sudah dikonfirmasi oleh penulis. Ucapan
24

terimakasih diungkapkan secara wajar, tidak


berlebihan dan lugas.
B. Bagian Pembuka Artikel
1. Judul. Judul naskah yang dibuat hendaknya
memperhatikan beberapa hal seperti berikut. Judul
dibuat sederhana, spesifik, lugas mencerminkan isi
artikel dan menarik. Judul merupakan pernyataan
ringkas tentang topik dan diusahakan menyebutkan
variabel atau isu teoretis yang diteliti. Judul maksimal
12 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam
bahasa Inggris. Judul dibuat dengan huruf kapital
dengan ukuran huruf 14pt, bold, center.
1). Spesifik, dan mencerminkan isi artikel. Judul
harus spesifik, dan mencerminkan isi artikel dimana
secara eksplisit maupun implisit mencerminkan
masalah penelitian (research problem). Dengan
membaca judul, pembaca akan segera dapat
memutuskan apakah perlu atau tidak membaca tulisan
25

tersebut lebih lanjut. Masalah penelitian yang berbeda


akan membutuhkan cara penyelesaian yang berbeda
sehingga menggunakan variabel yang berbeda dan
akan melahirkan judul yang berbeda. Perbedaan juga
dapat timbul karena wilayah (tempat) penelitianyang
berbeda walaupun masalah penelitiannya sama.
Perbedaan wilayah penelitian membutuhkan cara
pemecahan masalah yang berbeda dan berkonsekuensi
terhadap penggunaan variabel serta judul penelitian
yang berbeda. Masalah penelitianyang dihadapi
peneliti akan berbeda baik menurut jurusan, maupun
konsentrasi.
2). Menunjukkan hakekat obyek, metode dan
wilayah penelitian. Fungsi pokok judul adalah
menunjukkan kepada pembaca mengenai hakekat
obyek penelitian, metode dan wilayah yang
digunakan. Obyek penelitian adalah variabel-variabel
yang diteliti. Metode secara implisit tersirat pada
tingkat eksplanasi dari penelitian yang dilakukan,
apakah deskriptif, komparatif, asosiatif/prediktif,
26

model, etnografi, kasus, dan sebagainya. Jika peneliti


melakukan penelitian dengan tingkat eksplanasi
asosiatif, maka masalah penelitiannya mencerminkan
persoalan pada dependen variabel yang diteliti dan
memuat variabel-variabel dan hubungan antar variabel
jika tingkat eksplanasinya asosiatif. Wilayah
menjelaskan tempat penelitian dilakukan.
3). Maksimal 12 kata (Bahasa Indonesia), dan 10
kata (Bahasa Inggris). Jika judul skripsi, tesis, atau
disertasi yang akan diringkas ternyata melebihi 12
kata dalam bahasa Indonesia atau melebihi 10 kata
dalam bahasa Inggris, maka judul harus diringkas
tanpa merubah esensi judul. Jika dalam meringkas
judul artikel menghadapi kendala jumlah kata yang
terlalu banyak sehingga tidak dapat memasukkan
semua kriteria yaitu obyek, metode dan wilayah
penelitian maka yang paling mungkin tidak
dimunculkan adalah wilayah penelitian seperti desa,
kecamatan, kabupaten, atau provinsi, namun dalam
27

bahasan di artikel tetap harus ada penjelasan tentang


dimana wilayah penelitian dilakukan.
4). Menunjukkan tingkat eksplanasi artikel.
Tingkat eksplanasi artikel bisa berada pada
pendekatan analisis kuantitatif, seperti tingkat
deskriptif, komparatif, asosiatif, dan model, dan pada
pendekatan analisis kualitatif, seperti kasus, etnografi,
dan sejarah. Tingkat eksplanasi ini harus tercermin
pada judul artikel.
2. Identitas Penulis. Indentitas penulis meliputi
(Nama, lembaga afiliasi dan media komunikasi
penulis). Nama (para) penulis ditulis lengkap tanpa
gelar dan tanpa jabatan. Lembaga afiliasi adalah
lembaga yang secara hukum menaungi penulis saat
menulis artikel. Media komunikasi penulis adalah email (akan dipublikas). Pada artikel dengan penulis
lebih dari satu maka media komunikasi yang
dicantumkan hanya media komunikasi penulis
pertama karena komunikasi hanya dilakukan dengan
28

penulis pertama. Nama penulis ditebalkan (bold),


lembaga afiliasi dan media komunikasi penulistidak
ditebalkan. Seluruhnya dibuat dengan huruf ukuran
12pt, center, 1 spasi, ditulis berderet ke bawah (dalam
hal penulis lebih dari 1) dimulai dari penulis utama.
B. Bagian Abstrak dan Kata Kunci (keywords)
Abstrak adalah rangkuman lengkap tentang
artikel.Abstrak memuat persoalan yang diteliti, subyek
penelitian, metode penelitian secara ringkas, temuan
penelitian dan memuat simpulan dan saran penelitian
yang penting. Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu
Indonesia dan Inggris, ukuran huruf 10 pt, spasi 1,
indent kiri kanan 0.5 cm, justify. Abstrak ditulis
dalam satu paragraf dengan kisaran 75 150 kata.
Kata kunci mencerminkan konsep yang dikandung
artikel dan membantu peningkatan keteraksesan
artikel. Besar huruf kata kunci adalah 10 pt, cetak
miring, huruf kecil, 3 sampai 5 kata, menggunakan
kata sesuai thesaurus bidang ilmu dan di tulis satu
29

baris. Abstrak ditulis secara ringkas dan padat serta


mencerminkan keseluruhan isi tulisan. Abstrak
memuat masalah penelitian berupa kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Sebagai contoh diharapkan
kinerja pegawai mengalami kenaikan, namun
kenyataannya malah sebaliknya. Contoh lain misalnya
target produksi atau penjualan tidak tercapai,
semangat kerja pegawai terus menurun, tingkat
pengangguran semakin tinggi, kemiskinan semakin
meluas, dan sebagainya.
Semua contoh tersebut merupakan masalah
penelitian yang menjadi dasar penelitian dilakukan,
hal ini berarti di dalam abstrak minimal menjelaskan
tentang adanya kesenjangan informasi tentang sesuatu
dan bahwa informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan. Berdasarkan isu atau masalah
penelitian tersebut maka di dalam abstrak dapat
dirumuskan
tujuan
dan
metode
penelitian
yangdigunakan. Penjelasan tentang metode penelitian
di dalam abstrak cukup menyebutkan tentang lokasi
30

penelitian, responden/sampel penelitian, teknik


sampling, serta teknik analisis data. Kata kunci yang
dimasukkan dapat berupa teori dasar, variabel-variabel
penelitian, seperti variabel dependen, independen, atau
responden penelitian.
C. Bagian Utama Artikel
Bagian utama naskah penulisan artikel menguraikan
pendahuluan, metode penelitian, serta hasil dan
pembahasan.
1. Pendahuluan
Pendahuluan harus mencerminkan wawasan penulis
tentang permasalahan yang diteliti dan yang ditulis,
sehingga
secara
implisit
maupun
eksplisit
menyampaikan pemecahan masalah yang akan
dilakukan atau diajukan oleh peneliti. Di awal bagian
pendahuluan, penulis dapat memberikan uraian yang
menjelaskan garis besar logika penelitian dan alasan
penelitian sementara pada bagian akhir pendahuluan
perlu dinyatakan secara eksplisit definisi variabel dan
31

hipotesis penelitian yang kemudian diikuti dengan


tujuan penelitian. Van Cappellen (2000) mengatakan
bahwa
unsur-unsur yang terdapat dalam
pendahuluan adalah (1) nature and scope of
problem,(2) review of relevant literature, (3) your
hypothesis, (4) Your approach used in this study
(justification for this approach), (4) principal results,
dan (5) main conclusions.
Penulisan skripsi/tesis/disertasi memisahkan
antara latar belakang dan kajian pustaka, sedangkan
penulisan article ilmiah kedua hal ini diuraikan dalam
satu bagian. Latar belakang membahas tentang
pentingnya topik atau riset tersebut dilakukan (alasan
penelitian). Pemahaman tentang pentingnya topik
tersebut dapat diperoleh melalui kepustakaan yang
dibaca atau yang diacu. Setelah selesai membahas
tentang pentingnya topik penelitian, uraian dalam
pendahuluan dilanjutkan dengan penyampaian
permasalahan/isu yang menjadi fokus penelitian.
Kajian kepustakaan yang dibahas secara ringkas dalam
32

pendahuluan meliputi teori-teori yang digunakan serta


hasil-hasil penelitian yang mendukung.
Hasil penelitian yang mendukung dapat
bersumber dari jurnal nasional maupun jurnal
internasional. Penelitian sebelumnya tidak perlu diulas
secara lengkap dan terperinci karena diasumsikan
pembaca jurnal ilmiah telah memiliki pengetahuan
yang cukup pada bidang ilmu tersebut sehingga tidak
memerlukan penjelasan panjang lebar. Penelitian
sebelumnya lebih difungsikan sebagai pemberi
gambaran atau sejarah tentang konteks penelitian.
Dengan demikian pendahuluan akan memuat sebagian
besar dari pustaka yang ada dalam referensi.
Selain latar belakang dan kajian pustaka,
pendahuluan juga dapat memuat harapan dari hasil
penelitian dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai kaitan
penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya,
yang kemudian dilanjutkan dengan uraian tentang
hipotesis,desain penelitian dan implikasi teoretis
33

penelitian dan barulah pada bagian akhir pendahuluan


diuraikan tujuan penelitian. Pendahuluan mencakup
latar belakang, kajian pustaka dan hasil penelitian
sebelumnya (disarankan acuan primer dan wajib
mereferensi artikel dari jurnal yang dituju). Porsi
pendahuluan sekitar 15% dari total artikel. Bagian
utama artikel ditulis dengan huruf Times New Roman
12pt, 2 spasi, first line 1 cm. Mengikuti pola
penulisan yang dianjurkan dalam Keputusan Dikti No
49/DIKTI/Kep/2011, artikel sebaiknya tidak dibuat
dengan bentuk pembaban seperti penulisan skripsi
yang mencantumkan kerangka teori, pernyataan
masalah, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka dan
sejenisnya. Pembagian artikel ke dalam sub-sub
bagian menggunakan sub-heading. Judul bab ditulis
dengan huruf kapital, bold tanpa mencantumkan
nomor bab. Judul sub-heading dibuat tebal (bold) dan
tanpa penomoran di depan sub-heading dengan
maksimal tiga peringkat sub-heading.
34

2. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan pelaksanaan penelitian dan
diharapkan dapat membuat pembaca mengevaluasi
ketepatan metode, reliabilitas, dan validitas hasil
penelitian serta memungkinkan peneliti lain
mereplikasi penelitian. Penjelasan tentang metode
dapat dibagi dalam beberapa sub-bagian yang diberi
judul tersendiri. Hal-hal penting yang biasanya dibuat
dalam sub-bagian tersendiri adalah deskripsi tentang
populasi dan sampel, instrumen dan dan prosedur
penelitian. Porsi untuk bagian ini sekitar 10% dari
seluruh artikel. Bagian metode penelitian menguraikan
tentang beberapa hal yaitu:
(1). Lokasi penelitian. Lokasi penelitian dapat berupa
wilayah makro atau wilayah regional seperti desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi, maupun nasional
Indonesia, dan juga dapat berupa lokasi penelitian
mikro seperti perusahaan, lembaga pemerintah,
kumpulan dari beberapa perusahaan swasta maupun
Perusahaan Negara. Alasan ilmiah pemilihan lokasi
35

penelitian harus disampaikan dan bukan alasan yang


bernuansa subyektif. Alasan ilmiah dapat dihubungkan
dengan isu atau masalah penelitian yang melandasi
penelitian dilakukan di lokasi tersebut.
(2). Sumber data. Sumber data secara umum ada dua
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Peneliti dapat menggunakan hanya satu sumber data
atau kedua-duanya untuk menjawab tujuan penelitian.
Jika masih memungkinkan, perlu juga disampaikan
secara singkat contoh data sesuai dengan sumber yang
digunakan.
(3). Populasi, sampel, metode pengambilan sampel,.
Naskah harus menjelaskan populasi, jumlah sampel
dan metode penentuan sampel. Populasi tidak hanya
orang tetapi segala sesuatu yang menjadi pusat
perhatian untuk diteliti. Cara menentukan jumlah
sampel yang digunakan harus disampaikan berbagai
metode penentuan sampel. Sebutkan metode
penentuan sampel yang digunakan untuk kemudian
diklasifikasikan apakah tergolong random sampling
36

atau non random sampling. Sub-heading yang khusus


menjelaskan tentang suatu bagian penelitian dapat
dibuat apabila dirasa perlu menilai hasil penelitian dari
sub-heading ini.Sub-heading juga dapat dibuat tentang
instrumen seperti tentang reliabilitas dan validitas
instrument atau prosedur penelitian yang merangkum
langkah-langkah pelaksanaan penelitian seperti
pemilihan lokasi penelitian.
(4). Instrumen dan teknik pengumpulan data.
Instrumen tertentu untuk mengumpulkan data
biasanya digunakan pada penelitian dengan metode
survei dengan jumlah sampel yang relatif banyak.
Bagian ini perlu menjelaskan secara singkat tentang
instrumen yang digunakan dan uji validitas serta
reliabilitas yang telah dilakukan. Nilai-nilai statistik
uji validitas dan reliabilitas hendaknya disampaikan
secara singkat. Teknik atau metode pengumpulan data
yang digunakan harus diberikan penjelasan secara
singkat namun memadai. Umumnya teknik
pengumpulan data antara laian metode observasi,
37

angket/kuesioner, wawancara/interview, dan indepth


interview (wawancara mendalam). Menerangkan
bagaimana data dikumpulkan, sumber data dan cara
analisis data. Bagian ini diuraikan secara naratif dan
langsung membahas metode yang digunakan dan tidak
perlu menguraikan teori statistik yang digunakan.
(5). Teknik analisis data. Teknik analisis data yang
digunakan harus disesuaikan dengan tingkat
eksplanasi dari tujuan penelitian. Tiga teknik analisis
data yang sesuai dengan tingkat eksplanasi dari tujuan
penelitiannya adalah teknik statistik deskriptif,
komparatif, dan asosiatif. Naskah boleh menggunakan
satu atau lebih teknik statistik semasih sesuai dengan
tujuan penelitian. Teknik analisis data juga perlu
disesuaikan dengan derajat kelulusan mahasiswa,
seperti S1, S2, dan S3 dimana semakin tinggi derajat
kelulusan, maka seyogyanya teknik analisis data yang
digunakan semakin luas dan mendalam.

38

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan
penelitian, sehingga nilai-nilai statistik yang diungkap
dalam hasil penelitian diarahkan untuk menjawab
tujuan penelitian dan sesuai dengan kuantitas dari
tujuan penelitian. Jika terdapat tiga tujuan penelitian,
maka paling sedikit harus ada tiga nilai-nilai statistik
yang dikutip dan dimasukkan ke dalam tulisan/naskah.
Hasil statistik yang ditujukan bukan untuk mencapai
tujuan penelitian juga dapat diungkapkan apabila hasil
statistik itu memperkuat analisis. Sebagai contoh jika
penulis menganalisis hubungan kualitas SDM dilihat
dari tingkat pendidikan dan pengalaman dengan
produktivitas, maka dapat dianalisis secara deskriptif
melalui hasil statistik deskriptif tentang kondisi
variabel pendidikan dan pengalaman responden.
Penjelasan hasil statistik dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai bentuk penyajian data
seperti grafik, tabel, maupun diagram.Pembahasan
tentang variable yang tercantum dalam tabel/grafik
39

maupun
diagram
dilakukan
dengan
cara
menginterpretasikannya
dan
bukan
dengan
menyebutkan lagi angka-angka yang ada dalam
tabel/grafik/diagram. Pada dasarnya, yang harus
dilakukan peneliti dalam menginterpretasi adalah
dengan melihat kecenderungan data tersebut, atau jika
memungkinkan dapat juga membandingkan dengan
data lain yang bersifat lebih umum/makro.
Pada bagian pembahasan, penulis bebas
menjelaskan serta menarik simpulan dari hasil
penelitian dengan memperhatikan bahwa interpretasi,
generalisasi dan kesimpulan tidak boleh melebihi
skala populasi dan sampel. Narasi pada akhir bagian
pembahasan difokuskan terhadap beberapa hal yaitu
sumbangan
penelitian
terhadapbidang
ilmu,
sumbangan penelitian terhadap pemecahan masalah
serta konsekuensi teoretis dari hasil penelitian. Hasil
merupakan bagian artikel yang menguraikan hasil
bersih (tanpa proses analisis data) dan hasil pengujian
hipotesis (jika ada). Hasil dapat disajikan dengan tabel
40

atau grafik untuk memperjelas hasil. Hasil


menjelaskan tentang data dan penerapan statistik
terhadap data tersebut. Hasil penelitian yang dirasa
penting serta relevan dinarasikan dengan ringkas dan
jangan memasukkan data mentah. Pembahasan adalah
bagian terpenting dari artikel ilmiah. Tujuan
pembahasan adalah menjawab masalah penelitian,
menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan ke
dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada dan
menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang
sudah ada. Bagian hasil dan pembahsan mencakup
sekitar 70% dari keseluruhan isi artikel.
4. Kesimpulan
Bagian ini membahas tentang kesimpulan yang
diperoleh dan kesimpulan ini difokuskan atau
disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Paling tidak
secara implicit kesimpulan yang disampaikan sesuai
dengan rumusan tujuan penelitian.Saran yang
disampaikan harus didasarkan atas analisis yang
41

dibuat pada bagian pembahasan dan tidak embuat


saran yang hanya didasarkan atas apa yang ada dalam
logika pikiran tanpa didasarkan atas hasil analisis dan
pembahasan. kesimpulan memuat jawaban atas
pertanyaan penelitian. Saran-saran mengacu pada hasil
penelitian dan ditujukan untuk penelitian selanjutnya.
Seluruhnya ditulis dalam bentuk esai dan bukan dalam
bentuk numerikal. Porsi untuk bagian ini sekitar 5%
dari seluruh artikel
D. Bagian Akhir
Bagian akhir naskah berupa referensi/daftar
pustaka/sumber bacaan yang digunakan. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis referensi
adalah seperti berikut: (1) Semua acuan di dalam
artikel harus dimasukkan ke dalam referensi dan
semua referensi harus diacu di dalam teks. Agar
penulisan referensi lengkap, maka
sebaiknya dibuat
sebagai tahap akhir penulisan.; (2) Referensi yang baik
adalah 80 persennya merupakan acuan primer (artikel
42

dalam jurnal), dengan masa terbitan 10 tahun


terakhir. Lebih dipilih yang mereferensi artikel yang
diterbitkan oleh jurnal yang dituju. Misalnya
mengirim tulisan untuk dimuat pada Jurnal Penilaian,
maka artikel seyogyanya mereferensi artikel yang
pernah dimuat di Jurnal Penilaian;m (3) Cara menulis
referensinya disesuaikan dengan aturan yang ada
seperti yang telah dibahas.
1. Pengutipan dan Pengacuan
Pengutipan dan Pengacuan dilakukan sesuai aturan
anti-plagiarisme sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
17 Tahun 2010. Teknik pengutipan yang sesuai
dengan aturan tersebut dapat dilihat pada peraturan
tersebut. Pengacuan menggunakan sistem penulisan
referensi dalam kurung (author-dateparenthetical
referencing) sesuai dengan Harvard Style atau APA
style yang ditunjukkan dengan tanda kurung buka dan
tutup yang berisi nama penulis dan tahun artikel.
43

Contoh: (Maxwell, 2002). Pengacuan buku teks


disertai dengan nomor halaman. Contoh: (Hansen,
2009: 10). Diharapkan tidak melakukan pengacuan
bertingkat seperti: Locong (1969) dalam Mongkeg
(1998) dalam Sangut (2009), tetapi boleh pengacuan
kelompok (Loncong, 1969; Mongkeng, 1998; Sangut,
2009)
2. Referensi
Referensi berarti sumber acuan yang dipakai oleh
penulis sebagai bahan dalam menyusun tulisannya.
Semua acuan yang tertulis dalam artikel harus
dituliskan sumbernya secara lengkap dan benar dalam
referensi guna menghindarkan penulis dari
kemungkinan plagiarism. Penulisan referensi yang
benar pada artikel ilmiah adalah ditulis menyambung
dari bagian terakhir artikel (tidak pada halaman baru
seperti pada skripsi atau tesis). Referensi disusun
menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya dan
ditulis dengan besar huruf 12pt. Jarak antara baris
44

dengan baris adalah 1 spasi, jarak antara pokok


dengan pokok adalah 1 spasi. Tiap pokok disusun
sejajar vertikal dimulai dari pinggir margin kiri
sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dari tiap
pokok dimasukkan ke dalam (indent) sebanyak lima
ketukan. Referensi ditulis dengan mengacu pada
Harvard style atau APA style (author-date
parenthetical referencing) dengan ketentuan umum
sebagai berikut: (1). Nama penulis disebutkan secara
lengkap dengan terlebih dahulu menyebutkan nama
keluarga, dipisahkan dengan tanda baca koma dan
dilanjutkan dengan namalainnya. Gelar kesarjanaan
tidak dituliskan, gelar keturunan masih dapat dipakai;
(2) Bagian setelah nama penulis adalah tahun
penerbitan artikel atau buku; (3) Bagian setelah
tahun penerbitan adalah judul buku atau judul artikel;
(4). Untuk buku, judul buku disebutkan secara lengkap
termasuk judul tambahannya dan cetakan ke berapa
dan ditulis miring (italic). Buku yang terdiri dari dua
jilid atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah
45

judul dan dipisahkan oleh tanda titik.Setelah judul


buku adalah bagian yang menerangkan tempat buku
diterbitkan dan nama penerbit; (5) Untuk artikel dari
jurnal, judul artikel ditulis tegak sedangkan nama
jurnal ditulis miring disertai dengan keterangan
tentang volume dan nomor penerbitan jurnal serta
diakhiri dengan nomor halaman artikel; (6) Skripsi,
Tesis atau Disertasi yang belum diterbitkan
diperlakukan sebagai artikel dalam jurnal, dengan
menyebutkannya sebagai hasil penelitian yang belum
dipublikasi dengan seizin penulis asli. Makalah yang
telah diterima untuk publikasi tetapi belum diterbitkan
dapat dirujuk dengan perkataan in press.
3. Persamaan (Formula), Tabel, dan Gambar
Persamaan ditulis tersendiri dan tidak diletakkan di
dalam kalimat, persamaan diletakkan dengan posisi di
tengah (center), diberi nomor berurutan di sebelah
kanannya. Jika persamaan terlalu panjang maka dapat
digunakan pemotongan (splitting). Persamaan ditulis
dengan menggunakan Microsoft Word Equation.
46

Tabel dan gambar dibuat sedemikian rupa sehingga


ukuran tabel dan gambar tidak terlalu kecil namun
juga tidak melebihi satu halaman dan diusahakan agar
gambar hanya dalam dua warna (hitam-putih).Tabel
dan gambar diberi judul dengan penomoran yang
berurutan dimana judul tabel diletakkan di atas tabel
sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
Judul tabel maupun gambar ditebalkan (bold) dengan
menggunakan huruf besar di awal kata. Gambar dan
tabel harus mencantumkan rujukannya, apabila tabel
dan gambar merupakan hasil primer maka disebut
sebagai hasil penelitian dan disebutkan tahunnya.
Rujukan ini disebutkan dengan kata Sumber: yang
diletakkan di bagian kiri bawah dari tabel dan gambar.
Tabel dibuat tanpa menampilkan garis kolom
sedangkan garis baris pada table hanya ditampilkan
untuk memisahkan judul keterangan tabel dan
mengakhiri isi tabel. Ukuran huruf tabel adalah 10pt
sedangkan ukuran huruf gambar menyesuaikan
47

dengan kejelasan informasi yang dikandung oleh


gambar tersebut.

REFERENSI

Jenie, U.A. 2006. Pedoman Akreditasi Majalah


Ilmiah. Pusat Pendidikan, Pembinaan dan Pelatihan
Peneliti, LIPI, Cibinong, Jawa Barat.
Gardner, A., And Johnson, D. 1997. Teaching
Personal Experience Narrative in the Elementary and
Beyond. Flagstaff, AZ: Northen Ariszona Writing
Project Press.
Gelb Ignace Jay. 1969. A study of Writing. Cjicago:
University of Chicago Press.
48

Hakim, Lukman, 2012. Pedoman Karya Tulis Ilmiah,


Peraturan Kepala LIPI, Nomor 04/E/2012, Jakarta.
Hakim, Lukman. 2011. Pedoman Akreditasi Majalah
Ilmiah, Peraturan Kepala LIPI, Nomor 04/E/2011,
Jakarta.
Munir, Moch. 2006. Panduan Akreditasi Berkala
Ilmiah.
Keputusan
Dirjen
Dikti,
Nomor
11/DIKTI/Kep./2006. Direktur Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, Jakarat
Pardede, P. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Makalah
Presentasi dalam Forum Ilmiah Dwi-Bulanan FKIPUKI, Jakarta.
Van Cappellen, Victoria L.K. (2000). Writing tips for
peer-reviewed journal articles. Senior Information
Specialist, EAS
49

Anda mungkin juga menyukai