Anda di halaman 1dari 2

FORMAT LAPORAN ORIENTASI SEKOLAH

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kota Serang


Alamat : Jl. Raya Taktakan KM 0.5, Panggungjati, Kecamatan Taktakan
Kota Serang Banten 42162

A. PENDAHULUAN
SMA Negeri 3 Kota Serang dahulu namanya adalah SMA Negeri 1 Taktakan
Filial SMA Negeri 1 Cipocok, yang didirikan atas kehendak masyarakat dengan
penggerak tokoh-tokoh masyarakat setempat. Usaha untuk mendirikan SMA di
Taktakan didukung dan mendapat sambutan yang baik dari pemerintah setempat.
Pendirian SMA Negeri 1 Taktakan mempunyai beberapa alasan antara lain:
1. Didorong oleh kesadaran dan hasrat ingin maju dari masyarakat Taktakan
bahkan juga masyarakat sekitarnya;
2. Mengingat di Kabupaten Serang pada waktu itu terbatas hanya di wilayah kota
Kabupaten saja;
3. Pendirian SMA di Taktakan dimaksudkan pula sebagai realisasi cita-cita kearah
pemerataan kesempatan kerja.
Pada saat pendirian SMA Negeri 1 Taktakan belum memiliki bangunan
sehingga dalam penyelengaraan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di SMP
Negeri 1 Taktakan pada waktu sore hari. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
pendidikan maka dari tahun ke tahun SMA Negeri 1 Taktakan jumlah siswanya
semakin bertambah. Perkembangan selanjutnya tahun pelajaran 2003/2004 SMA
Negeri 1 Taktakan secara resmi berpisah dengan SMA Negeri 1 Cipocok ditandai
dengan terbitnya sertifikat Nomor Induk Sekolah (NIS) dan Nomor Statistik Sekolah
(NSS) dengan kepala sekolah definitif yaitu Bapak Deni Arif Hidayat, S.Pd., M.Pd.
Seiring dengan perubahan status Kabupaten Serang menjadi Kota Serang pada
tahun ajaran 2008/2009 SMA Negeri 1 Taktakan berubah menjadi SMA Negeri 3
Kota Serang. (Informasi mengenai profil sekolah)

B. Hasil dan Orientasi Sekolah


1) Mengenali Peserta Didik
Pada umumnya peserta didik mampu mengikuti pembelajaran sejarah
dengan baik dan antusias selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
orientasi awal pada 29 Juli 2019, permasalahan pembelajaran terkait literasi
yang rendah (minat membaca dan menulis siswa kurang). Dalam upaya
membangun pengetahuan peserta didik pembelajaran dimulai dengan literasi.
Motivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah tinggi dilihat dari
kegiatan evaluasi dan tanya jawab yang dilakukan dalam setiap kegiatan
pembelajaran di kelas, peserta didik antusias mengikutinya. Setiap diberikan
tugas rumah dikerjakan dengan baik.

2) Mengenali Situasi Kelas


Pengelolaan kelas yang baik sangat menentukan kualitas pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya memang tidak mudah bagi guru untuk mampu
mengelola kelas, keberagaman karakter peserta didik, keberagaman kebutuhan
dan gaya belajar peserta didik. Dengan keunikan setiap peserta didik dalam
suatu kelas bukan berarti kelas tersebut tidak dapat dikondisikan. Tentu setiap
masalah akan selalu memiliki cara atau solusi untuk mengatasinya. Berdasarkan
hasil orientasi awal, pembelajaran di kelas secara umum berjalan dengan
kondusif. Pelaksanaan pembelajaran dengan ditunjang kreativitas guru dalam
membuat perencanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan (persiapan
kondisi kelas yang nyaman, ice breaking, dan kontrak pembelajaran) sehingga
pembelajaran efektif.

3) Mengenali Manajemen Pembelajaran


Manajemen pembelajaran secara praktis pada dasarnya adalah
rekonstruksi pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan lainnya melalui
pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, manajemen pembelajaran merupakan
formulasi yang sistematis untuk menetapkan spesifikasi tujuan belajar yang
mengarah pada peningkatan kompetensi peserta didik, sebagai suatu perubahan
melalui pembelajaran. Perubahan dapat terjadi pada peserta didik sebagai
akibat dari pengalaman belajar. Didasarkan atas fakta empiris terhadap
rendahnya literasi siswa, rancangan manajemen pembelajaran ditujukan untuk
meningkatkan motivasi peserta didik dalam memiliki pemahaman awal terhadap
materi yang akan dipelajari. Guru memberikan penekanan untuk melaksanakan
tahap heuristic (pengumpulan data) sehingga siswa memiliki pemahaman awal.
Kemudian, peserta didik melakukan kritik sumber dan interpretasi terkait tema
materi. Pembentukan kelompok kerja sesuai tema sebagai ruang ekspresi
peserta didik dalam aktivitas pembelajaran.

4) Mengenali Perilaku Peserta Didik


Orientasi awal menunjukkan bahwa peserta didik memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Peserta didik secara umum aktif, serta memanfaatkan
gawai/smartphone dalam mengakses sumber data tambahan.

5) Mengenali Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik. Kesiapan guru untuk
mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama
penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan
pembelajaran. Hasil orientaasi awal, dalam praktek pembelajaran yang
dilaksanakan guru seringkali didapati gejala bahwa proses pembelajaran
berjalan monoton, situasi kelas bersifat pasif dan verbalitas, yaitu siswa hanya
diberi jalan dan menerima, dan guru melaksanakan pengajaran dengan
penuturan (verbal) semata-mata.
Berdasarkan orientasi awal, keterbatasan pemanfaatan media menjadi
permasalahan lain dalam proses pembelajaran. Guru tidak dapat melepaskan
diri dari media pembelajaran. Baik dalam pembelajaran yang sederhana maupun
pembelajaran yang menggunakan multimedia. Media pembelajaran merupakan
bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai