PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah
Kemiskinan
masih
merupakan
bencana
bagi
jutaan
manusia.
anak boleh dibilang sangat kecil. Namun, jika diukur berdasarkan % berat badan,
kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak anak ternyata melampaui
orang dewasa nyaris dua kali lipat. Kebutuhan akan energi dapat ditaksir dengan
cara mengukur luas permukaan tubuh/menghitung secara langsung konsumsi
energi itu ( yang hilang atau terpakai ).
Asupan energi dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi
yang dikeluarkan. Jumlah keluaran energi dapat ditentukan secara sederhana
berdasarkan berat badan Kekurangan berat badan yang berlangsung pada
anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah masalah gizi buruk yang kita ketahui bisa menyerang siapa saja
khusunya balita dan anak anak dengan criteria umur tertentu. Masalah gizi pada
hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya
tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja
melainkan dari pendekatan lain. Identifikasi gizi buruk berupa penyebab
penyebab gizi buruk, asupan gizi, malnutrisi primer dan sekunder, dan jumlah
data penderita gizi buruk.
C.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah ingin memberitahukan kepada
masyarakat hal hal apa saja yang menjadi ruang lingkup dari masalah gizi
buruk, menambah pengetahuan bagi masyarakat agar lebih luas wawasannya
mengenai gizi buruk, memberikan gambaran yang jelas mengenai penyakit gizi
buruk.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
bangsa ini. Mulai dari demam berdarah, polio dan penyakit busung lapar yang
cukup mengejutkan. Kasus penderita gizi buruk terus bertambah disejumlah
daerah. Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan latar belakang
ekonomi lemah. Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak
dari kurang gizi hingga busung lapar. Betapa banyaknya bayi dan anak-anak yang
sudah bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka dilahirkan.
Penyebab utama kasus gizi buruk di Indonesia tampaknya karenamasalah
ekonomi atau kurang pengetahuan. Kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua
menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi penyebab utama
meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia, kemiskinan memicu kasus Gizi
Buruk.
Fenomena gizi buruk ini biasanya melibatkan kurangnya asupan kalori
baik dari karbohidrat atau protein (protein-energy malnutritionPEM).Kurangnya
pasokan energi sangat mempengaruhi kerja masing-masing organ tubuh. Keadaan
gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi 3 tipe: Kwashiorkor,Marasmus, dan
Kwashiorkor-Marasmus. Ketiga kondisi patologis ini umumnya terjadi pada anakanak di negara berkembang yang berada dalam rentang usia tidak lagi menyusui.
Perbedaan antara marasmus dan kwashiorkor tidak dapat didefinisikan
secara jelas menurut perbedaan kurangnya asupan makanan tertentu, namun dapat
teramati dari gejala yang ditunjukkan penderita.
1. DEFINISI
1.1.
KWARSHIORKOR
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak
yang kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk
malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat
dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Kwashiorkor paling seringnya
terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun dapat pula terjadi pada bayi.
Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi
dari parasit atau infeksi lain.
Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh
defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang
tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu
bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi
Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan
pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.
1.2.
MARASMUS
Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori protein yang berat. Keadaan
ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus.
Secara garis besar sebab sebab marasmus antara lain :
misalnya:
penyakit
jantung
bawaan,
penyakit
3. PATOFISIOLOGI
Marasmus
Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejummlah energi yang
dalam keadaan normal dapat dipenuhhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan
ini tidak terpenhi pada masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya
digunakan cadangan protein senagai sumber energi. Pengahancuran jaringan pada
defesiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga
memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya, seperti berbagai
asam amino.
3.2.
Kwashiorkor
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang
sangat lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam
dietnya. kelainanan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel
yang meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam
diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amnino
dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang
kemudian berakibat edem. perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan
minum.
Pertumbuhan berkurang atau terhenti.
Berat badan anak menurun, jaringan subkutan menghilang ( turgor jelek
4.2.
Kwashiorkor
Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng dan mudah
(sindroma) gabungan kedua hal di atas. Seorang bayi yang menderita marasmus
lalu
berlanjut
menjadi
kwashiorkor
atau
sebaliknya
tergantung
dari
makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari lemak dan protein akan
berkurang/habis terpakai.
Penyebab utama gizi kurang dan gizi buruk tidak satu. Ada
banyak!.Penyebab pertama adalah faktor alam. Secara umum tanah terkenal
sebagai daerah tropis yang minim curah hujan. Kadang curah hujannya banyak
tetapi dalam kurun waktu yang sangat singkat. Akibatnya, hujan itu bukan
menjadi berkat tetapi mendatangkan bencana banjir. Tetapi, beberapa tahun
belakangan ini tidak ada hujan menjadi kering kerontang Tanaman jagung yang
merupakan penunjang ekonomi keluarga sekaligus sebagai makanan sehari-hari
rakyat gagal dipanen.
Akibatnya, banyak petani termasuk anak-anak, terutama yang tinggal
didaerah pelosok, memakan apa saja demi mempertahankan hidup. Dikhawatirkan
gizi yang kurang dan bahkan buruk akan memperburuk pertumbuhan fisik dan
fungsi-fungsi otak. Kalau ini terjadi, masa depan anak-anak ini dipastikan akan
sangat kelam dan buram.
Penyebab kedua adalah faktor manusiawi yaitu berasal dari kultur sosial
masyarakat setempat. Kebanyakan masyarakat petani bersifat 'onedimensional,'
yakni masyarakat yang memang sangat tergantung pada satu mata pencaharian
saja. Banyak orang menanam makanan secukupnya saja, artinya hasil panen itu
cukup untuk menghidupi satu keluarga sampai masa panen berikutnya. Belum ada
pemikiran
mereka
demi
meraup
C.
MALNUTRISI PRIMER
Penyebab gizi buruk di daerah pedesaan atau daerah miskin lainnya sering
MALNUTRISI SEKUNDER
Malnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikkan berat badan
yang bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak karena
adanya gangguan pada fungsi dan sistem tubuh yang mengakibatkan gagal
tumbuh.
Gangguan
sejak
lahir
yang
terjadi
pada
sistem
saluran
F.
LANGKAH PENGOBATAN
Pengobatan pada penderita MEP tentu saja harus disesuaikan dengan
pada
penyebab
serta
kemungkinan
pemecahnya.Sedangkan
KESIMPULAN
Ada 4 faktor yang melatar belakangi KKP yaitu : masalah sosial,
ekonomi,biologi, dan lingkungan. Kemiskinan salah satu determinan social ekonomi,merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan,
dan tidak sehat serta ketidak mampuan mengakses fasilitas kesehatan. Malnutrisi
masih saja melatar belakangi penyakit dan kematian anak. Marasmus sering
menjangkiti bayi yang baru berusia kurang dari 1 tahun, sementara kwashiorkor
cenderung menyerang setelah mereka berusia 18 bulan. Kecukupan zat gizi
berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak. Kasus gizi buruk bukanlah
jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang
menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat mencapai puncaknya.