Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
1. Mochtar R, Lutan D. Perdarahan Antepartum dalam Sinopsis Obstetri. EGC. Jakarta. 1998;
Hal: 269-279.
2. Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2010. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan
dalam Ilmu kebidanan edisi keempat. PT. Bina Pustaka; Jakarta. Hal: 495-502
3. Rayburn, William. 2010. Komplikasi Obstetri Antepartum dalam Obstetri dan Ginekologi.
Widya Medika; Jakarta. Hal: 89-90
4. Oppenheimer, Lawrence. 2007. Diagnosis and Management of Placenta Previa In SOGC
Clinical Practice Guideline. March Jogc Mars; Canada. Page: 261-266
5. Lumban Tobing, Jenius. 2013. Plasenta Previa dalam Standar Pelayanan Medik. SMF.
Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUPM; Medan. Hal: 4-6
6. Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2010. Plasenta dan Cairan Amnion dalam Ilmu kebidanan
edisi keempat. PT. Bina Pustaka; Jakarta. Hal: 148-154
7. Cunningham, Gary. 2005. Komplikasi yang umum pada kehamilan dalam Obstetri Williams
Volume 1 Edisi 21. EGC; Jakarta. Hal: 698-704
8. Decherney, Alan. 2003. Third-Trisemester Vaginal Bleeding in Current Obstetric and
Ginecologic Diagnosis and Treatment 9th Edition. A Lange Medical Book; Los Angeles. Page
: 353-368
9. Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Perdarahan Antepartum dalam Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi Edisi 2. EGC; Jakarta. Hal: 83-92
10. Saifuddin, Abdul. 2006. Perdarahan Kehamilan Lanjut dan Persalinan dalam Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwona
Prawirohardjo; Jakarta. Hal: 160-172
Hasil Pembelajaran
1. Definisi Plasenta Previa
2. Epidemiologi Plasenta Previa
3. Etiologi Plasenta Previa
4. Klasifikasi Plasenta Previa
5. Gambaran Klinis Plasenta Previa
6. Diagnosis Plasenta Previa
7. Penanganan Plasenta Previa
2
BAB I
LAPORAN KASUS
Autoanamnesis dan alloanamnesis (Tanggal 20 April 2016)
ANAMNESA PRIBADI
No. CM
: 124995
Nama
: Ny. A
Umur
: 29 Tahun
Pendidikan
: D3 Keperawatan
Pekerjaan
: PNS
Agama
: Islam
Suku/ Bangsa
: Indonesia
Alamat
Masuk RS Sobirin
: 20 April 2016
Pukul
: 11.15 WIB
3
ANAMNESA UMUM
Ny.A, 29 tahun, G3P2A0, Islam, D3 Keperawatan, PNS, i/d Tn. A, 32 tahun, Islam, S1 Ekonomi,
PNS datang ke RS. Sobirin dengan :
Keluhan utama
Telaah
RPT
: (-)
RPO
: (-)
RIWAYAT HAID
HPHT
: 05-08-2015
TTP
: 12-05-2016
ANC
: Sp.OG 6 X
Sensorium
: Compos Mentis
Anemis
: (+)
Tekanan darah
: 110 / 80 mmHg
Sianosis
: (-)
Frekuensi nadi
: 86 x/i
Ikterus
: (-)
Frekuensi nafas
: 22 x/i
Dispnoe
: (-)
Temperatur
: 36,6 C
Oedema
: (-)
Keadaan gizi
: Baik
STATUS GENERALISATA
Kepala
-
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Thoraks
Abdomen
:Inspeksi
: Membesar asimetris
Palpasi
Auskultasi
: Superior
Inferior
Perkusi
: Pekak
Ekstremitas
STATUS OBSTETRIKUS
Abdomen
: Membesar asimetris
TFU
: 32 cm
Bagian teregang
: kiri
: kepala (floating)
Gerak
: (+)
5
His
: (+)/
: 133x/i, regular
EBW
: 3100 - 3255gr
BPD
: 9.22 cm
FL
: 6,76 cm
PEMERIKSAAN DALAM
Vaginal Toucher
Inspekulo
Hb
: 8,9 gr/dl
Leukosit
: 4.8/mm3
Hematokrit
: 28.9 %
(Normal 36- 47 %)
Trombosit
: 275.000/mm3
BSS DWS
: 110 mg/dl
: 9.25 min.
: 4.10 min
:O+
( Normal 6 15 min )
( Normal 2 10 min )
: 12.5 mg/dl
: 0.41 mg/dl
: 135 mmol/dl
: 3.3 mmol/dl
: 106 mmol/L
( Normal 20 40 mg/dl )
( Normal 0.8-1.5 mg/dl )
( Normal 135-155 mmol/dl )
( Normal 3.5-5.5 mmol/dl )
( Normal 97-111 mmol/L )
Hematologi lain:
CT
BT
Gol. Darah
Kimia Darah
Ureum
Kreatinin
Natrium
Kalium
CLHORIDA
DIAGNOSIS SEMENTARA :
G3P2A0 H. Aterm dengan plasenta previa totalis belum inpartu dengan riw. SC 2x JTH Preskep
RENCANA
FOLLOW UP PASIEN
Follow up Tanggal 21 April 2016
Dilakukan SC pada tanggal 21 April 2016 pukul 10.00 WIB
LAPORAN SC ( 21 April 2016)
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik.
Dilakukan aseptik & antiseptik diseluruh abdomen dengan larutan povidon iodine dan
alkohol 70% dan ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
Di bawah spinal anastesi, dilakukan insisi pfanensteil mulai cutis, subcutis dan fascia
dibuka dengan menyisipkan pinset anatomis lalu fascia digunting ke kiri dan ke kanan.
Otot dikuakkan secara tumpul, peritonium diklem kemudian dijinjing digunting ke atas
dan ke bawah tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan.
Dilakukan insisi uterus secara konkaf hingga subendometrium dan endometrium lalu
dilebarkan sesuai arah sayatan.
Tampak plasenta di SBR, plasenta ditembus. Dengan meluksir kepala lahir bayi
Perempuan, BB : 2900 gram, PB : 48 cm, A/S : 9/10. Anus : (+).
Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya. Plasenta dilahirkan secara
PTT, kesan lengkap.
Kavum uteri dibersihkan dengan kassa steril dari sisa selaput ketuban dan bekuan darah.
Kesan : bersih
Uterus di jahit secara continous interlocking dan reperitonealisasi. Evaluasi luka operasi
perdarahan terkontrol.
Identifikasi tuba fallopi kiri,kemudan dilakukan sterilisasi pomeroy, hal yang sama
dilakukan pada tuba fallopi kanan.
Kavum abdomen dibersihkan dari sisa air ketuban dan sisa bekuan darah hingga bersih.
Luka operasi
S : (-)
O:
K/U
: Lemas
Sens
: Composmentis
TD
: 95/59 mmHg
HR
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
O2 NRM 10 L / Menit
Kateter terpasang
Hb
: 9,6 gr/dl
Leukosit
: 13.600/mm3
Hematokrit
: 29.4 %
(Normal 36- 47 %)
9
Trombosit
: 219.000/mm3
Sensorium
: Composmentis
Anemis
: (-)
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Sianosis
: (-)
Frekuensi nadi
: 82 x/i
Ikterus
: (-)
Frekuensi nafas
: 18 x/i
Dispnoe
: (-)
Temperatur
: 36,0 C
Status Lokalisata
Abdomen
TFU
P/V
L/O
BAK
BAB
: ( - ) flatus (+)
ASI
:(-)
Tirah baring
Kateter terpasang
Inj.Ceftazidine 2 x 1 gr
Inj. Dexamethason 3 x 5 mg
Hb
: 8,7 gr/dl
Leukosit
: 10.7 /mm3
Hematokrit
: 26.8 %
(Normal 36- 47 %)
Trombosit
: 210.000/mm3
Sensorium
: Composmentis
Anemis
: (-)
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Sianosis
: (-)
Frekuensi nadi
: 80 x/i
Ikterus
: (-)
Frekuensi nafas
: 20 x/i
Dispnoe
: (-)
Temperatur
: 36,1 C
Status Lokalisata
Abdomen
TFU
P/V
L/O
BAK
BAB
: ( - ) flatus (+)
ASI
:(-)
11
BAB II
TINJAUAAN PUSTAKA
PLASENTA PREVIA
2.1.
DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim
(uterus) sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian atas uterus.2,3,4
2.2.
EPIDEMIOLOGI
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 3% dari seluruh persalinan. Di Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-197 dilaporkan 14,3 % dari seluruh persalinan, di
Rumah sakit Pirngadi Medan kira-kira 10% dari seluruh persalinan, dan di Kuala Lumpur,
Malaysia (1953-1962) 3% dari seluruh persalinan.1
Menurut Kloosterman (1973), frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur
lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang
12
berumur kurang dari 25 tahun; pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira
4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 tahun.2
2.3.
ETIOLOGI
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah rahim tidak selalu jelas dapat diterangkan. Ada
hipotesis yang menyatakan bahwa plasenta previa terjadi akibat adanya vaskularisasi yang
berkurang atau perubahan atrofi pada desidua aibat persalinan yang lampau.
Faktor faktor resiko yang diduga berhubungan dengan plasenta previa:
Multiparitas
Plasenta previa biasanya lebih sering dijumpai pada paritas tinggi dari pada
paritas rendah.
Merokok
Pada perempuan perokok dijumpai insidensi plasenta previa meningkat dua kali
lipat.
Hipoksemia
akibat
karbon
monoksida
hasil
pembakaran
rokok
Eritroblastosis fetalis
Diduga bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Aborsi berulang
Aborsi berulang berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di
endometrium yang dapat dipandang sebagai faktor resiko terjadinya plasenta
previa.
13
2.4.
KLASIFIKASI
Menurut de Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm :
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
menutupi seluruh ostium.
2. Plasenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi
oleh plasenta, dibagi 2 :
-
3. Plasenta previa marginalis: bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang
ditutupi plasenta.1,6,7,8
Menurut Browne:
1. Tingkat I = Lateral plasenta previa:
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak
sampai ke pinggir pembukaan.
2. Tingkat 2 = Marginal plasenta previa:
Plasenta mencapai pinggir pembukaan (ostium)
3. Tingkat 3 = Complete plasenta previa
Plasenta menutupi osteum waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan
hampir lengkap.
4. Tingkat 4 = Central plasenta previa
Plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.1
14
GAMBARAN KLINIK
Gejala utama pada plasenta previa adalah perdarahan uterus keluar melalui vagina tanpa
rasa nyeri (painless). Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas.
Perdarahan pertama biasanya tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa
sesuatu sebab yang jelas (causeless) setelah beberapa waktu kemudian, sehingga sifat dari
perdarahan plasenta previa adalah berulang (recurrent). Pada setiap pengulangan terjadi
perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir. Pada plasenta letak rendah perdarahan
baru mulai terjadi pada waktu mulai persalinan, perdarahan bisa sedikit sampai banyak mirip
dengan solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubung segmen bawah rahim tidak mampu
berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demikian, perdarahan bisa berlangsung sampai
pascapersalinan. Perdarahan bisa juga bertambah disebabkan karena serviks dan segmen bawah
rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah
terjadi pada upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada retensio plasenta sebagai
komplikasi plasenta akreta. 1,2,3,5
2.6
DIAGNOSIS
15
1. Anamnesis
Gejala pertama yang membawa pasien kedokter atau rumah sakit adalah
perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut
(trimester III)
Sifat perdarahannya biasanya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan
berulang (recurrent).1,7
2.
Inspeksi
Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam; banyak, sedikit, darah beku,
dan sebagainya
3. Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih
goyang atau terapung (floating) di atas pintu atas panggul.
Bila cukup pengalaman (ahli), dapat teraba suatu bantalan pada segmen bawah
rahim, terutama pada ibu yang kurus.1
4. Pemeriksaan inspekulo
Bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksterna atau
dari kelainan serviks dan vagina (erosion porsionis uteri, carsinoma porsionis uteri,
polypus servisis uteri, varises vulva, trauma)
5. Ultrasonografi
Merupakan metode paling sederhana, tepat, dan aman untuk mengetahui lokasi
plasenta. Ultrasonografi ini merupakan pemeriksaan penunjang yang tidak
menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya, serta tidak menimbulkan rasa
nyeri. Cara ini sudah mulai banyak dipakai di Indonesia. Ultrasonografi Transvaginal
adalah pemeriksaan penunjang yang telah nyata menyempurnakan tingkat ketepatan
plasenta previa pada saat ini terutama untuk kasus plasenta previa letak rendah. Dan
merupakan gold standar untuk menegakkan diagnosa plasenta previa. 1,2,4,7,8
16
Menentukan jenis klasifikasi plasenta previa, supaya dapat diambil sikap dan
tindakan yang tepat.
17
His telah mulai dan janin sudah dapat hidup di luar rahim (viable).
Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan secara lembut (with ladys hand)
Jangan langsung masuk ke dalam kanalis servikalis, tetapi raba dulu bantalan
antara jari dan kepala janin pada forniks (anterior dan posterior) yang disebut
uji forniks (fornices test)
Bila ada darah beku dalam vagina, keluarkan sedikit-sedikit dan pelan-pelan.
Dapat menyebabkan perdarahan yang hebat. Hal ini sangat berbahaya bila
sebelumnya kita tidak siap dengan pertolongan segera.
2.7
Terjadi infeksi
Perdarahan sedikit.
Rencana penanganan :
-
Periksa USG.
Awasi perdarahan terus menerus, tekanan darah, nadi, dan denyut jantung janin.
2) Penanganan Aktif
Kriteria :
-
Partus pervaginam :
-
Hanya dapat dilakukan pada plasenta previa letak rendah anterior dan plasenta
previa marginalis anterior dengan jumlah perdarahan sedikit.
Jika pembukaan serviks sudah agak besar ( 4 cm) ketuban dipecahkan atau
amniotomi, jika his lemah diberikan oksitosin drips
Profuse bleeding, yaitu perdarahan yang sangat banyak dan mengalir dengan
cepat.5,10
2.8
PROGNOSIS
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika dibandingkan
masa lalu. Hal ini disebabkan karena penegakkan diagnosi plasenta previa yang lebih dini, serta
20
penggunaan USG sebagai pemeriksaan penunjang, sehingga resiko kematian pada ibu dan janin
menurun dewasa ini. Penurunan jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat
adanya sosialisasi program keluarga berencana (KB) menambah penurunan insiden plasenta
previa.1,2
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar R, Lutan D. Perdarahan Antepartum dalam Sinopsis Obstetri. EGC. Jakarta.
1998; Hal: 269-279.
2. Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2010. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan
dalam Ilmu kebidanan edisi keempat. PT. Bina Pustaka; Jakarta. Hal: 495-502
3. Rayburn, William. 2010. Komplikasi Obstetri Antepartum dalam Obstetri dan
Ginekologi. Widya Medika; Jakarta. Hal: 89-90
21
BAB III
ANALISIS KASUS
TEORI
KASUS
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya Pada kasus ini dijumpai plasenta terletak pada
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim corpus anterior menutupi seluruh ostium uteri
(uterus) sehingga dapat menutupi sebagian atau interna.
seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
22
previa
lateralis,
bila
pada
sebagian
menutupi
ostium
bagian belakang
-
Faktor Resiko terjadinya plasenta previa, Pada kasus ini diduga memiliki beberapa
adalah:
Multiparitas
23
Merokok
Eritroblastosis fetalis
Aborsi berulang
Diagnosis
berulang
(recurent)),
pemeriksaan
kassa
steril
tampak
darah
Penatalaksanaan
Bila perdarahan minimal, umur kehamilan < 37 yakni direncanakan tindakan Seksio Caesaria,
minggu, belum ada tanda-tanda persalinan, atas indikasi plasenta previa totalis.
keadaan umum pasien baik (Hb 8 gr % atau
lebih) dapat dipertimbangkan untuk menunggu
kematangan janin dan dilakukan penanganan
pasif.
Bila perdarahan banyak (500cc atau lebih),
umur kehamilan > 37 minggu, Berat badan
janin > 2500 gr, ada tanda-tanda persalinan dan
keadaan umum pasien tidak baik (Hb < 8 gr %)
maka dilakukan penanganan aktif (partus
24
previa
totalis
tanpa
previa
parsialis
pada
primigravida
- Plasenta previa janin letak lintang
atau letak sungsang
- Fetal distress
-
25