Anda di halaman 1dari 25

BORANG PORTOFOLIO

Nama Peserta
Nama Wahana
Topik

: dr. Firdaus Saputra


: RS. dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
: G3P2A0 H. Aterm dengan plasenta previa totalis belum inpartu

dengan riw. SC 2x JTH Preskep


Tanggal (Kasus)
: 20 April 2016
No. RM
: 00124995
Nama Pasien
: Ny. A
Umur Pasien : 29 Tahun
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Hj. Evi Damayanti
Tempat Presentasi
: Ruang Aula RS. dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa
Lansia Bumil
Deskripsi
(Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 20 April 2016)
Keluhan Utama
: Os datang ke RS Sobirin dibawa oleh keluarga dengan keluhan
keluar bercak-bercak darah dari kemaluan yang dialami OS 1 hari
ini, OS merupakan pasien Rujukan dari dr. Sp.OG.
Riwayat Perjalanan Penyakit
G3P2A0 usia 30 tahun hamil sekitar Os datang ke RS Sobirin dibawa oleh keluarga dengan
keluhan keluar bercak-bercak darah dari kemaluan yang dialami OS 1 hari ini, darah berwarna
merah segardengan Volume 3 x ganti pembalut. OS merupakan pasien Rujukan dari dr. Sp.OG.
Riw. Keluhan yang sama juga pernah di alami Os sejak kehamilan 7 bulan, perdarahan berhenti
tanpa di berikan pengobatan, Riwayat mules-mules mau melahirkan (-), riwayat keluar air air
dari kemaluan (-), riwayat keluar lendir darah (-), riwayat trauma (-), riwayat terjatuh (-),
riwayat dikusuk (-), BAK (+) N, BAB (+) N.
Tujuan
: Penatalaksanaan Pasenta Previa Totalis
Bahan Bahasan
: Tinjauan Pustaka Riset
Kasus Audit
Cara Membahas
: Diskusi Presentasi & diskusi
Email Pos
Data Utama Untuk Bahan Diskusi
Diagnosis / Gambaran Klinis : G3P2A0 H. Aterm dengan plasenta previa totalis belum
inpartu dengan riw. SC 2x JTH Preskep
Daftar Pustaka

1. Mochtar R, Lutan D. Perdarahan Antepartum dalam Sinopsis Obstetri. EGC. Jakarta. 1998;
Hal: 269-279.
2. Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2010. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan
dalam Ilmu kebidanan edisi keempat. PT. Bina Pustaka; Jakarta. Hal: 495-502
3. Rayburn, William. 2010. Komplikasi Obstetri Antepartum dalam Obstetri dan Ginekologi.
Widya Medika; Jakarta. Hal: 89-90
4. Oppenheimer, Lawrence. 2007. Diagnosis and Management of Placenta Previa In SOGC
Clinical Practice Guideline. March Jogc Mars; Canada. Page: 261-266
5. Lumban Tobing, Jenius. 2013. Plasenta Previa dalam Standar Pelayanan Medik. SMF.
Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUPM; Medan. Hal: 4-6
6. Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2010. Plasenta dan Cairan Amnion dalam Ilmu kebidanan
edisi keempat. PT. Bina Pustaka; Jakarta. Hal: 148-154
7. Cunningham, Gary. 2005. Komplikasi yang umum pada kehamilan dalam Obstetri Williams
Volume 1 Edisi 21. EGC; Jakarta. Hal: 698-704
8. Decherney, Alan. 2003. Third-Trisemester Vaginal Bleeding in Current Obstetric and
Ginecologic Diagnosis and Treatment 9th Edition. A Lange Medical Book; Los Angeles. Page
: 353-368
9. Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Perdarahan Antepartum dalam Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi Edisi 2. EGC; Jakarta. Hal: 83-92
10. Saifuddin, Abdul. 2006. Perdarahan Kehamilan Lanjut dan Persalinan dalam Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwona
Prawirohardjo; Jakarta. Hal: 160-172
Hasil Pembelajaran
1. Definisi Plasenta Previa
2. Epidemiologi Plasenta Previa
3. Etiologi Plasenta Previa
4. Klasifikasi Plasenta Previa
5. Gambaran Klinis Plasenta Previa
6. Diagnosis Plasenta Previa
7. Penanganan Plasenta Previa
2

8. Komplikasi Plasenta Previa


9. Prognosis Plasenta previa

BAB I
LAPORAN KASUS
Autoanamnesis dan alloanamnesis (Tanggal 20 April 2016)
ANAMNESA PRIBADI
No. CM

: 124995

Nama

: Ny. A

Umur

: 29 Tahun

Pendidikan

: D3 Keperawatan

Pekerjaan

: PNS

Agama

: Islam

Suku/ Bangsa

: Indonesia

Alamat

: Kel. Majapahit, Kec. Lubuklingga timur I, Kota Lubuklinggau

Masuk RS Sobirin

: 20 April 2016

Pukul

: 11.15 WIB
3

ANAMNESA UMUM
Ny.A, 29 tahun, G3P2A0, Islam, D3 Keperawatan, PNS, i/d Tn. A, 32 tahun, Islam, S1 Ekonomi,
PNS datang ke RS. Sobirin dengan :
Keluhan utama

: Keluar darah dari kemaluan.

Telaah

: G3P2A0 usia 29 tahun hamil sekitar 36 (minggu), datang ke RS Sobirin


dibawa oleh keluarga dengan keluhan keluar bercak-bercak darah dari
kemaluan yang dialami OS 1 hari ini, darah berwarna merah segar
dengan Volume 3 x ganti pembalut. OS merupakan pasien Rujukan dari
dr. Sp.OG. Riw. Keluhan yang sama juga pernah di alami Os sejak
kehamilan 7 bulan, perdarahan berhenti tanpa di berikan pengobatan,
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-), riwayat keluar air air dari
kemaluan (-), riwayat keluar lendir darah (-), riwayat trauma (-), riwayat
terjatuh (-), riwayat dikusuk (-), BAK (+) N, BAB (+) N.

RPT

: (-)

RPO

: (-)

RIWAYAT HAID
HPHT

: 05-08-2015

TTP

: 12-05-2016

ANC

: Sp.OG 6 X

RIWAYAT KEHAMILAN / PERSALINAN


1. Laki-laki, Aterm, 3200gr, SC, Dokter Sp.OG, 4 Tahun, sehat.
2. Laki-laki, Aterm, 2800 gr, SC,Dokter Sp.OG,1Tahun, sehat.
3. Hamil ini.
STATUS PRESENT

Sensorium

: Compos Mentis

Anemis

: (+)

Tekanan darah

: 110 / 80 mmHg

Sianosis

: (-)

Frekuensi nadi

: 86 x/i

Ikterus

: (-)

Frekuensi nafas

: 22 x/i

Dispnoe

: (-)

Temperatur

: 36,6 C

Oedema

: (-)

Keadaan gizi

: Baik

STATUS GENERALISATA

Kepala
-

Mata

: Reflek Cahaya +/+, Pupil isokor, Conjungtiva palpebra inferior


pucat +/+, Ikterik-/-

Telinga: Dalam Batas Normal

Hidung

: Dalam Batas Normal

Mulut

: Dalam Batas Normal

Leher

: Pembesaran KGB (-)


Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)

Thoraks

: Dalam Batas Normal

Abdomen

:Inspeksi

: Membesar asimetris

Palpasi

: Lembek, Hepar/Lien tidak teraba

Auskultasi

: Peristaltik (+) normal

: Superior

: Dalam Batas Normal

Inferior

: Dalam Batas Normal

Perkusi

: Pekak

Ekstremitas

STATUS OBSTETRIKUS

Abdomen

: Membesar asimetris

TFU

: 32 cm

Bagian teregang

: kiri

Bagian terbawah janin

: kepala (floating)

Gerak

: (+)
5

His

: (+)/

Denyut jantung janin

: 133x/i, regular

EBW

: 3100 - 3255gr

USG Tanggal 12 April 2016

Janin Tunggal, Presentasi Kepala, Anak Hidup

FM (+), FHR (+)

BPD

: 9.22 cm

FL

: 6,76 cm

Placenta corpus anterior grade III menutupi seluruh OUI

EFW : 2953 gram

PEMERIKSAAN DALAM
Vaginal Toucher

: Tidak Dilakukan Pemeriksaan

Inspekulo

: Tampak darah merembes di fornix posterior, setelah dibersihkan

dengan menggunakan kassa steril tampak darah mengalir dari OUE,


USG tanggal 12 April 2016
porsio licin, lividae (-), F/A (-)
HASIL LABORATORIUM tanggal ( 20 /04/2016 )

Hb

: 8,9 gr/dl

(Normal 12-14 gr /dl)

Leukosit

: 4.8/mm3

(Normal 4000-11000 mm3)

Hematokrit

: 28.9 %

(Normal 36- 47 %)

Trombosit

: 275.000/mm3

(Normal 150.000-450.000 / mm3)

BSS DWS

: 110 mg/dl

(Normal <140 mg/dl )

: 9.25 min.
: 4.10 min
:O+

( Normal 6 15 min )
( Normal 2 10 min )

: 12.5 mg/dl
: 0.41 mg/dl
: 135 mmol/dl
: 3.3 mmol/dl
: 106 mmol/L

( Normal 20 40 mg/dl )
( Normal 0.8-1.5 mg/dl )
( Normal 135-155 mmol/dl )
( Normal 3.5-5.5 mmol/dl )
( Normal 97-111 mmol/L )

Hematologi lain:

CT
BT
Gol. Darah

Kimia Darah

Ureum
Kreatinin
Natrium
Kalium
CLHORIDA

DIAGNOSIS SEMENTARA :
G3P2A0 H. Aterm dengan plasenta previa totalis belum inpartu dengan riw. SC 2x JTH Preskep
RENCANA

: SC Elektif (Tggl 21/04/2016) + Tubektomi

FOLLOW UP PASIEN
Follow up Tanggal 21 April 2016
Dilakukan SC pada tanggal 21 April 2016 pukul 10.00 WIB
LAPORAN SC ( 21 April 2016)

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik.

Dilakukan aseptik & antiseptik diseluruh abdomen dengan larutan povidon iodine dan
alkohol 70% dan ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.

Di bawah spinal anastesi, dilakukan insisi pfanensteil mulai cutis, subcutis dan fascia
dibuka dengan menyisipkan pinset anatomis lalu fascia digunting ke kiri dan ke kanan.

Otot dikuakkan secara tumpul, peritonium diklem kemudian dijinjing digunting ke atas
dan ke bawah tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan.

Dilakukan insisi uterus secara konkaf hingga subendometrium dan endometrium lalu
dilebarkan sesuai arah sayatan.

Tampak plasenta di SBR, plasenta ditembus. Dengan meluksir kepala lahir bayi
Perempuan, BB : 2900 gram, PB : 48 cm, A/S : 9/10. Anus : (+).

Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya. Plasenta dilahirkan secara
PTT, kesan lengkap.

Kavum uteri dibersihkan dengan kassa steril dari sisa selaput ketuban dan bekuan darah.
Kesan : bersih

Uterus di jahit secara continous interlocking dan reperitonealisasi. Evaluasi luka operasi
perdarahan terkontrol.

Identifikasi tuba fallopi kiri,kemudan dilakukan sterilisasi pomeroy, hal yang sama
dilakukan pada tuba fallopi kanan.

Kavum abdomen dibersihkan dari sisa air ketuban dan sisa bekuan darah hingga bersih.

Kavum abdomen dijahit lapis demi lapis.

Luka operasi

ditutup dengan supratulle, kassa steril dan hypafix.

Anjuran post operasi

Observasi vital sign, kontraksi, dan tanda-tanda perdarahan

S : (-)
O:

K/U

: Lemas

Sens

: Composmentis

TD

: 95/59 mmHg

HR

: 80 x/menit

RR

: 20 x/menit

A : P3A2 post SC a/i PPT + Tubektomi


P:

O2 NRM 10 L / Menit
Kateter terpasang

IVFD RL gtt xxx / menit


Inj. Ceftazidin 2 x 1 gr iv
Inj. Meronidazol 2 x 500 mg
Inj. Pronalges 3 x 1 amp
Inj. As. Tranexamat 3 x 500 mg
Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul

HASIL LABORATORIUM tanggal ( 21 /04/2016 ) Post Op

Hb

: 9,6 gr/dl

(Normal 12-14 gr /dl)

Leukosit

: 13.600/mm3

(Normal 4000-11000 mm3)

Hematokrit

: 29.4 %

(Normal 36- 47 %)
9

Trombosit

: 219.000/mm3

(Normal 150.000-450.000 / mm3)

FOLLOW UP tanggal 22 April 2016 pukul 13.15 WIB


S : Nyeri bekas luka operasi
O : Status Present

Sensorium

: Composmentis

Anemis

: (-)

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Sianosis

: (-)

Frekuensi nadi

: 82 x/i

Ikterus

: (-)

Frekuensi nafas

: 18 x/i

Dispnoe

: (-)

Temperatur

: 36,0 C

Edema pretibial : (-)

Status Lokalisata

Abdomen

: lembek, peristaltik (+) normal.

TFU

: Setentang pusat. Kontraksi : Kuat

P/V

: (-), lochia (+) rubra

L/O

: Tertutup verban, Kesan : kering

BAK

: (+) via kateter, 40 cc/jam, kuning jernih.

BAB

: ( - ) flatus (+)

ASI

:(-)

A: P3A0 Post SC a/i Plasenta Previa Totalis + Tubektomi


P:

Tirah baring

Kateter terpasang

IVFD RL gtt xx /menit

Inj.Ceftazidine 2 x 1 gr

Inj. Metronidazol 2x 500 mg

Inj. Ketorolac 3x 1 ampul


10

Inj. As. Tranexamat 3 x 500 mg

Inj. Dexamethason 3 x 5 mg

Inj. Alinamin F 3 x 1 ampul

Cek Darah Rutin


HASIL LABORATORIUM ( Tanggal 22/04/2016 )

Hb

: 8,7 gr/dl

(Normal 12-14 gr /dl)

Leukosit

: 10.7 /mm3

(Normal 4000-11000 mm3)

Hematokrit

: 26.8 %

(Normal 36- 47 %)

Trombosit

: 210.000/mm3

(Normal 150.000-450.000 / mm3)

FOLLOW UP tanggal 23 April 2016


S : Nyeri bekas luka operasi
O : Status Present

Sensorium

: Composmentis

Anemis

: (-)

Tekanan darah

: 100/70 mmHg

Sianosis

: (-)

Frekuensi nadi

: 80 x/i

Ikterus

: (-)

Frekuensi nafas

: 20 x/i

Dispnoe

: (-)

Temperatur

: 36,1 C

Edema pretibial : (-)

Status Lokalisata

Abdomen

: lembek, peristaltik (+) normal.

TFU

: Setentang pusat. Kontraksi : Kuat

P/V

: (-), lochia (+) rubra

L/O

: Tertutup verban, Kesan : kering

BAK

: (+) via kateter, 40 cc/jam, kuning jernih.

BAB

: ( - ) flatus (+)

ASI

:(-)
11

A: P3A0 Post SC a/i Plasenta Previa Totalis + Tubektomi


P:

Aff Dower cateter


Aff Infus
Ganti ke terapi Oral
Asam Mefenamat 3 x 1
Cefadroxil tab 2 x 1
Neurodex tab 3 x 1

BAB II
TINJAUAAN PUSTAKA
PLASENTA PREVIA
2.1.

DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim

(uterus) sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian atas uterus.2,3,4
2.2.

EPIDEMIOLOGI
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 3% dari seluruh persalinan. Di Rumah Sakit Dr.

Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-197 dilaporkan 14,3 % dari seluruh persalinan, di
Rumah sakit Pirngadi Medan kira-kira 10% dari seluruh persalinan, dan di Kuala Lumpur,
Malaysia (1953-1962) 3% dari seluruh persalinan.1
Menurut Kloosterman (1973), frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur
lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang

12

berumur kurang dari 25 tahun; pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira
4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 tahun.2
2.3.

ETIOLOGI
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah rahim tidak selalu jelas dapat diterangkan. Ada

hipotesis yang menyatakan bahwa plasenta previa terjadi akibat adanya vaskularisasi yang
berkurang atau perubahan atrofi pada desidua aibat persalinan yang lampau.
Faktor faktor resiko yang diduga berhubungan dengan plasenta previa:

Usia lanjut (> 35 Tahun)


Pada primigravida, umur > 35 tahun lebih sering terjadi plasenta previa
dibandingkan umur < 25 tahun.

Multiparitas
Plasenta previa biasanya lebih sering dijumpai pada paritas tinggi dari pada
paritas rendah.

Riwayat Seksio Caesaria


Luka bekas seksio caesaria berperan meningkatkan insiden dua sampai tiga kali
lipat.

Merokok
Pada perempuan perokok dijumpai insidensi plasenta previa meningkat dua kali
lipat.

Hipoksemia

akibat

karbon

monoksida

hasil

pembakaran

rokok

menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi.

Eritroblastosis fetalis
Diduga bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.

Aborsi berulang
Aborsi berulang berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di
endometrium yang dapat dipandang sebagai faktor resiko terjadinya plasenta
previa.

Plasenta previa sebelumnya (4-8%) 1,2,7

13

2.4.

KLASIFIKASI
Menurut de Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm :
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
menutupi seluruh ostium.
2. Plasenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi
oleh plasenta, dibagi 2 :
-

Plasenta previa lateralis posterior: bila sebagian menutupi ostium bagian


belakang

Plasenta previa lateralis anterior: bila menutupi ostium depan

3. Plasenta previa marginalis: bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang
ditutupi plasenta.1,6,7,8
Menurut Browne:
1. Tingkat I = Lateral plasenta previa:
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak
sampai ke pinggir pembukaan.
2. Tingkat 2 = Marginal plasenta previa:
Plasenta mencapai pinggir pembukaan (ostium)
3. Tingkat 3 = Complete plasenta previa
Plasenta menutupi osteum waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan
hampir lengkap.
4. Tingkat 4 = Central plasenta previa
Plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.1

14

Gambar 2. A. Implantasi plasenta normal. B. Plasenta letak rendah


C. Plasenta previa partialis D.Plasenta Previa totalis.8,9
2.5.

GAMBARAN KLINIK
Gejala utama pada plasenta previa adalah perdarahan uterus keluar melalui vagina tanpa

rasa nyeri (painless). Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas.
Perdarahan pertama biasanya tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa
sesuatu sebab yang jelas (causeless) setelah beberapa waktu kemudian, sehingga sifat dari
perdarahan plasenta previa adalah berulang (recurrent). Pada setiap pengulangan terjadi
perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir. Pada plasenta letak rendah perdarahan
baru mulai terjadi pada waktu mulai persalinan, perdarahan bisa sedikit sampai banyak mirip
dengan solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubung segmen bawah rahim tidak mampu
berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demikian, perdarahan bisa berlangsung sampai
pascapersalinan. Perdarahan bisa juga bertambah disebabkan karena serviks dan segmen bawah
rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah
terjadi pada upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada retensio plasenta sebagai
komplikasi plasenta akreta. 1,2,3,5
2.6

DIAGNOSIS
15

1. Anamnesis

Gejala pertama yang membawa pasien kedokter atau rumah sakit adalah
perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut
(trimester III)

Sifat perdarahannya biasanya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan
berulang (recurrent).1,7

2.

Inspeksi

Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam; banyak, sedikit, darah beku,
dan sebagainya

Kalau perdarahan banyak maka ibu akan tampak pucat/anemis.1

3. Palpasi abdomen

Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.

Sering dijumpai kesalahan letak janin.

Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih
goyang atau terapung (floating) di atas pintu atas panggul.

Bila cukup pengalaman (ahli), dapat teraba suatu bantalan pada segmen bawah
rahim, terutama pada ibu yang kurus.1

4. Pemeriksaan inspekulo
Bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksterna atau
dari kelainan serviks dan vagina (erosion porsionis uteri, carsinoma porsionis uteri,
polypus servisis uteri, varises vulva, trauma)
5. Ultrasonografi
Merupakan metode paling sederhana, tepat, dan aman untuk mengetahui lokasi
plasenta. Ultrasonografi ini merupakan pemeriksaan penunjang yang tidak
menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya, serta tidak menimbulkan rasa
nyeri. Cara ini sudah mulai banyak dipakai di Indonesia. Ultrasonografi Transvaginal
adalah pemeriksaan penunjang yang telah nyata menyempurnakan tingkat ketepatan
plasenta previa pada saat ini terutama untuk kasus plasenta previa letak rendah. Dan
merupakan gold standar untuk menegakkan diagnosa plasenta previa. 1,2,4,7,8

16

Gambar 3. Gambaran USG Plasenta Previa

Gambar 4. Gambaran USG Plasenta Previa Totalis


6. Pemeriksaan dalam (VT)
DSU (Double Set-Up) examination yaitu melakukan pemeriksaan VT dikamar operasi
dengan persiapan operasi dengan seksio caesaria. Pemeriksaan ini harus dilakukan
secara hati-hati, karena bahayanya sangat besar.

Kegunaan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum :


-

Menegakkan diagnosa apakah perdarahan oleh plasenta previa atau oleh


sebab-sebab lain

Menentukan jenis klasifikasi plasenta previa, supaya dapat diambil sikap dan
tindakan yang tepat.
17

Indikasi pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum :


-

Perdarahan banyak, lebih dari 500 cc

Perdarahan yang sudah berulang-ulang (reccurrent)

Perdarahan sekali, banyak dan Hb dibawah 8 gr%, kecuali bila persediaan


darah ada dan keadaan sosio-ekonomi penderita baik

His telah mulai dan janin sudah dapat hidup di luar rahim (viable).

Teknik persiapan pemeriksaan dalam :


-

Pasang infus dan persiapkan donor darah

Kalau dapat, pemeriksaan dilakukan di kamar bedah, dimana fasilitas operasi


segera telah tersedia

Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan secara lembut (with ladys hand)

Jangan langsung masuk ke dalam kanalis servikalis, tetapi raba dulu bantalan
antara jari dan kepala janin pada forniks (anterior dan posterior) yang disebut
uji forniks (fornices test)

Bila ada darah beku dalam vagina, keluarkan sedikit-sedikit dan pelan-pelan.

Bahaya pemeriksaan dalam :


-

Dapat menyebabkan perdarahan yang hebat. Hal ini sangat berbahaya bila
sebelumnya kita tidak siap dengan pertolongan segera.

2.7

Terjadi infeksi

Menimbulkan his dan kemudian terjadilah partus prematurus.1,2

PENANGANAN PLASENTA PREVIA


1) Penanganan Pasif
Kriteria :
-

Umur kehamilan < 37 minggu.

Perdarahan sedikit.

Belum ada tanda- tanda persalinan.

Keadaan umum pasien baik, kadar Hb 8 gr % atau lebih.

Rencana penanganan :
-

Bed Rest total.


18

Infus NaCl 0,9% / RL.

Tokolitik (nifedipin) jika dijumpai kontraksi, roboransia.

Periksaan Hb, HCT, CT, golongan darah.

Periksa USG.

Awasi perdarahan terus menerus, tekanan darah, nadi, dan denyut jantung janin.

Pematangan paru jika usia kehamilan < 37 minggu dengan pemberian


bethametason 6 mg/12 jam sebanyak 4 kali IM atau bethamethason 12 mg/24 jam
sebanyak 2 kali IM.

Pasien dirawat sampai kehamilan 37 minggu, selanjutnya penanganan secara


aktif.

2) Penanganan Aktif
Kriteria :
-

Umur kehamilan (masa gestasi) 37 minggu, berat badan janin 2500gr.

Perdarahan banyak 500cc atau lebih.

Ada tanda-tanda persalinan.

Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemis, Hb < 8 gr%.

Partus pervaginam :
-

Hanya dapat dilakukan pada plasenta previa letak rendah anterior dan plasenta
previa marginalis anterior dengan jumlah perdarahan sedikit.

Jika pembukaan serviks sudah agak besar ( 4 cm) ketuban dipecahkan atau
amniotomi, jika his lemah diberikan oksitosin drips

Bila perdarahan masih terus berlangsung dilakukan seksio caesaria.

Indikasi Seksio Caesearia


- Plasenta previa totalis tanpa menghiraukan faktor lain.
- Plasenta previa parsialis pada primigravida.
- Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang.
- Fetal distress.
-

Plasenta previa lateralis, jika :

Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.


19

Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.

Plasenta terletak disebelah belakang atau posterior.

Profuse bleeding, yaitu perdarahan yang sangat banyak dan mengalir dengan
cepat.5,10

2.8

KOMPLIKASI PLASENTA PREVIA


Ada beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita plasenta

previa, diantaranya adalah:


1. Anemia hingga syok
Pembentukan segmen bawah rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan plasenta dari
tempat melekatnya diuterus dapat berulang dan semakin banyak, sehingga perdarahan
yang terjadi tidak dapat dicegah sehingga dapat menyebabkan anemia hingga syok.
2. Retensio plasenta
Segmen bawah rahim yang menjadi tempat plasenta berimplantasi bersifat tipis sehingga
menyebabkan jaringan trofoblas dengan kemampuan invasinya menerobos ke dalam
miometrium bahkan sampai ke perimetrium, sehingga sering didapati plasenta inkreta dan
prekreta.
3. Robekan jalan lahir
Karena segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh dan kaya pembuluh darah sehingga
sangat potensial untuk robek disertai perdarahan yang banyak, begitu juga pada saat
melakukan tindakan manual plasenta pada plasenta previa.
4. Kelainan Letak Janin
5. Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak dapat dihindari.
6. Komplikasi lain dari plasenta previa yang dilaporkan dalam kepustakaan selain masa
rawatan yang lebih lama adalah resiko tinggi untuk solusio plasenta, seksio caesaria,
perdarahan paska persalinan, kematian maternal akibat perdarahan, dan disseminated
intravascular coagulation (DIC).1,2,3,4,5,6
2.9

PROGNOSIS
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika dibandingkan

masa lalu. Hal ini disebabkan karena penegakkan diagnosi plasenta previa yang lebih dini, serta
20

penggunaan USG sebagai pemeriksaan penunjang, sehingga resiko kematian pada ibu dan janin
menurun dewasa ini. Penurunan jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat
adanya sosialisasi program keluarga berencana (KB) menambah penurunan insiden plasenta
previa.1,2

DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar R, Lutan D. Perdarahan Antepartum dalam Sinopsis Obstetri. EGC. Jakarta.
1998; Hal: 269-279.
2. Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2010. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan
dalam Ilmu kebidanan edisi keempat. PT. Bina Pustaka; Jakarta. Hal: 495-502
3. Rayburn, William. 2010. Komplikasi Obstetri Antepartum dalam Obstetri dan
Ginekologi. Widya Medika; Jakarta. Hal: 89-90
21

4. Oppenheimer, Lawrence. 2007. Diagnosis and Management of Placenta Previa In SOGC


Clinical Practice Guideline. March Jogc Mars; Canada. Page: 261-266
5. Lumban Tobing, Jenius. 2013. Plasenta Previa dalam Standar Pelayanan Medik. SMF.
Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUPM; Medan. Hal: 4-6
6. Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2010. Plasenta dan Cairan Amnion dalam Ilmu kebidanan
edisi keempat. PT. Bina Pustaka; Jakarta. Hal: 148-154
7. Cunningham, Gary. 2005. Komplikasi yang umum pada kehamilan dalam Obstetri
Williams Volume 1 Edisi 21. EGC; Jakarta. Hal: 698-704
8. Decherney, Alan. 2003. Third-Trisemester Vaginal Bleeding in Current Obstetric and
Ginecologic Diagnosis and Treatment 9th Edition. A Lange Medical Book; Los Angeles.
Page : 353-368
9. Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Perdarahan Antepartum dalam Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi Edisi 2. EGC; Jakarta. Hal: 83-92
10. Saifuddin, Abdul. 2006. Perdarahan Kehamilan Lanjut dan Persalinan dalam Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka
Sarwona Prawirohardjo; Jakarta. Hal: 160-172

BAB III
ANALISIS KASUS
TEORI
KASUS
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya Pada kasus ini dijumpai plasenta terletak pada
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim corpus anterior menutupi seluruh ostium uteri
(uterus) sehingga dapat menutupi sebagian atau interna.
seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
22

Klasifikasi menurut de snoo :

Pada kasus ini didapati plasenta previa totalis.

Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada


pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi
seluruh ostium.
Plasenta

previa

lateralis,

bila

pada

pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan


ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :
-

Plasenta previa lateralis posterior :


bila

sebagian

menutupi

ostium

bagian belakang
-

Plasenta previa lateralis anterior :


bila menutupi ostium depan

Plasenta previa marginalis : bila sebagian


kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi
plasenta.
Sifat perdarahan pada plasenta previa Pada kasus ini di dapati keluhan utama keluar
adalah tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri darah dari kemaluan. Hal ini dialami os sejak 1
(painless), dan berulang (recurent).

hari ini tanggal 20 April 2016. Darah berwarna


merah segar, vol 3 kali ganti pembalut. keluhan
yang sama pernah dialami pasien pada usia
kehamilan 7 bulan berupa flek-flek , yang
berhenti sendiri tanpa pengobatan.

Faktor Resiko terjadinya plasenta previa, Pada kasus ini diduga memiliki beberapa
adalah:

faktor resiko terjadinya plasenta previa adalah


perdarahan, multiparitas, Riw. Seksio caesaria

Usia lanjut (> 35 tahun)

Multiparitas

dan plasenta previa sebelumnya.

23

Riwayat Seksio Caesaria

Merokok

Eritroblastosis fetalis

Aborsi berulang

Plasenta previa sebelumnya (4-8%)


Pada anmnesis, pasien datang dengan keluhan

Diagnosis

keluar darah dari kemaluan, ini merupakan

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis


(sifat perdarahan pada plasenta previa yakni
tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless),
dan

berulang

(recurent)),

pemeriksaan

perdarahan yang kedua, sebelumnya terjadi


perdarahan sejak usia kehamilan 7 bulan, nyeri
(-). Pada inspekulo tampak darah merembes di
fornix posterior, setelah dibersihkan dengan
menggunakan

inspekulo, dan USG

kassa

steril

tampak

darah

mengalir dari OUE, porsio licin, lividae (-),


F/A (-). Pada USG dijumpai kesan : plasenta
previa totalis + JTH Peskep.
pada kasus ini diberikan penanganan aktif

Penatalaksanaan

Bila perdarahan minimal, umur kehamilan < 37 yakni direncanakan tindakan Seksio Caesaria,
minggu, belum ada tanda-tanda persalinan, atas indikasi plasenta previa totalis.
keadaan umum pasien baik (Hb 8 gr % atau
lebih) dapat dipertimbangkan untuk menunggu
kematangan janin dan dilakukan penanganan
pasif.
Bila perdarahan banyak (500cc atau lebih),
umur kehamilan > 37 minggu, Berat badan
janin > 2500 gr, ada tanda-tanda persalinan dan
keadaan umum pasien tidak baik (Hb < 8 gr %)
maka dilakukan penanganan aktif (partus
24

pervaginam maupun Seksio Caesaria)


Indikasi Seksio Caesearia
- Plasenta

previa

totalis

tanpa

menghiraukan faktor lain.


- Plasenta

previa

parsialis

pada

primigravida
- Plasenta previa janin letak lintang
atau letak sungsang
- Fetal distress
-

Plasenta previa lateralis, jika :

Pembukaan masih kecil dan


perdarahan banyak

Sebagian besar OUI ditutupi


plasenta

Plasenta terletak disebelah


belakang atau posterior

- Profuse bleeding, yaitu perdarahan


yang sangat banyak dan mengalir
dengan cepat

25

Anda mungkin juga menyukai