LATAR BELAKANG
Grande Multipara
Grande
Multipara
Komplikasi
Kontrasepsi
Letak
Lintang
Hepatitis
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Usia
: 37 tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pend : SD
Pek: IRT
Alamat : Jl. Sungai Mariam
Keluhan Utama
Perut terasa kencang
Identitas Suami
Nama : Tn. S
Usia
: 40 tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pend : SMP
Pek: Swasta
Alamat : Jl. Sungai Mariam
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan perutnya terasa kencang sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien juga memiliki keluhan yang sama,
pada saat usia kehamilan 28 minggu, dikatakan oleh dokter bahwa bayi
yang dikandungnya dalam posisi melintang dan tidak dilakukan
intervensi pada saat itu oleh dokter. Setelah itu keluhan perut kencangnya
tersebut berkurang hingga akhirnya muncul kembali saat ini. Untuk
mengatasi keluhannya tersebut pasien datang ke puskesmas, kemudian
dirujuk ke RSUD AWS untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pergerakan janin (+). Keluar lendir, darah, dan air (-). Keluhan mual (-),
muntah (-), nyeri perut (-) dan demam (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Kehamilan melintang sebelumnya (-)
Hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, asma, sakit kuning, alergi (-)
Anamnesis
Riwayat Menstruasi
Status Perkawinan
Perkawinan kedua
Lamanya 10 tahun
Menikah pertama kali usia 15 tahun
Riwayat Kontrasepsi
Sempat menggunakan pil kombinasi selama 3 tahun
Anamnesis
Riwayat Obstetri
No
Tahun
Partus
Tempat
Partus
Umur
kehamilan
J enis
Persalinan
Penolong
Persalinan
J K/ BB
Keadaan
anak
skrng
1996
Bidan
Aterm
Normal
Bidan
P/2000 gr
Sehat
1998
Bidan
Aterm
Normal
Bidan
L/3800 gr
Sehat
2000
Bidan
Aterm
Normal
Bidan
P/ 3000 gr
Sehat
2003
Bidan
Aterm
Normal
Bidan
L/3100 gr
Sehat
2007
Dukun
Aterm
Normal
Dukun
L/-
Sehat
2008
Bidan
Aterm
Normal
Bidan
L/3000 gr
Sehat
2010
Bidan
Aterm
Normal
Bidan
P/3100 gr
Sehat
2013
Bidan
Aterm
Normal
Bidan
P/3000 gr
Sehat
2016
Hamil ini
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan Umum
: Sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis, GCS E4V5M6
Berat Badan
: 76 kg
Tinggi Badan : 150 cm
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 80x/menit
Frekuensi Nafas
: 20x/menit
Suhu : 36oC, aksiler
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
: Anemis (-/-), Ikterik (-/-), Pupil isokor 3 mm, Refleks cahaya (+/+)
: Deviasi septum (-), napas cuping hidung (-)
: Gangguan pendengaran (-)
: Sianosis (-)
: Deviasi trakea (-), Pemb KGB (-)
Pemeriksaan Fisik
Thoraks
Paru
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetri
Inspeksi
125 mg/dL
Kreatinin
0,5 mg/dl
Ureum
20,6 mg.dl
Ab HIV
Non reaktif
Darah Lengkap
Leukosit
11.800 /L
Trombosit
192.000/L
Hb
11,2 g/dL
BT
HT
32,3 %
CT
1.020
Bilirubin
Ketone
Urobilinogen
Nitrit
Sel Epitel
+2
Leuko
+1
Lekosit
5-10
Hb/ Darah
Eritrosit
0-1
Warna
Kuning
Silinder
Granula +
Kejernihan Keruh
Kristal
pH
Bakteri
pH
Protein
Jamur
Protein
Glukosa
Glukosa
Diagnosis Kerja
02/02/2016
07.00
Observasi
Planning
Tunggu panggilan
operasi
Pada tanggal 02 Februari 2016 pukul 14.00 WITA, dilakukan operasi seksio cesarea dengan
MOW terhadap pasien oleh Dokter Sp.OG di OK IBS RSUD AWS Samarinda.
Persiapan sebelum operasi:
Informed consent
Menerangkan kepada pasien tentang tindakan operasi yang dilakukan & Pasien dipuasakan
LAPORAN OPERASI
Nama Ahli Bedah : dr. Sp.OG
Pembedahan : Besar
Diagnosis Pre Operatif : G9P8A0 gravid 36-37 minggu letak lintang + Hepatitis B
Diagnosis Post Operatif : P9A0 Post persalinan seksio sesarea + Post MOW + Hepatitis B
Nama / Macam Operasi : Seksio sesarea + MOW
Tanggal : 02/02/2016
Laporan Operasi :
1. Memberi Informed Consent
2. Pasien diposisikan duduk dan dilakukan anestesi regional spinal
3. Penderita dibaringkan terlentang dimeja operasi
4. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah abdomen dan sekitarnya
5. Lapangan operasi dipersempit dengan duk steril
6. Dilakukan insisi mediana mulai dari atas simpisis pubis sampai bawah umbilikus
7. Insisi diperdalam secara tajam dan tumpul lapis demi lapis sampai menembus peritoneum.
8. Kemudian peritoneum dijepit, digunting dan dilebarkan
9. Tampak uterus gravidarum aterm. Identifikasi plika cavum uteri
10. Selaput ketuban dipecahkan, cairan putih keruh.
11. Eksplorasi janin letak lintang kepala di kanan, bayi dilahirkan dengan tarikan kaki. Lahir
bayi perempuan dengan BBL 2.700 gram, AS : 6/8. Sementara jalan napas dibersihkan,
tali pusat dijepit dengan 2 kocher dan digunting di antaranya.
12. Bayi diserahkan pada neonati untuk perawatan lanjut.
LAPORAN OPERASI
Laporan Operasi :
13. Plasenta dilahirkan secara manual, implantasi pada fundus.
14. Luka SBR di jepit dengan beberapa rintang, cavum uteri dibersihkan dari sisa selaput dan
cairan ketuban. Luka SBR dijahit dua lapis secara simpul dan jelujur.
15. Eksplorasi uterus, kedua tuba dan ovarium baik, kontraksi uterus baik.
16. Jahit ampula tuba falopi dekstra dan sinistra dengan cara banded.
17. Cavum abdomen dibersihkan dari sisa darah.
18. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis, peritoneum, fat, fascia, subkutan fat, dan kulit
dijahit
19. Permukaan abdomen dibersihkan dengan NaCl 0,9 %
20. Luka operasi ditutup dengan dressing luka dan kassa steril kemudian di tutup dengan
hipavik.
21. Operasi selesai
Instruksi Post Operasi :
IVFD RL 16 tpm
Ceftriaxone 1gr/ 12 jam iv
Metamizole 1amp/ 12 jam iv
Cek Hb post operasi
Observasi
03/02/201
6
06.00
04/02/201
6
06.00
Planning
Ceftriaxone 2 x 1 gr iv
Asam mefenamat 3 x
500 mg tab
Laxadin syrup 1 x 1 C
Biosanbe 1 x 1 tab
Diet TKTP
Mobilisasi
AFF DC
Ceftriaxone 2 x 1 gr iv
Asam mefenamat 3 x
500 mg tab
Laxadin syrup 1 x 1 C
Biosanbe 1 x 1 tab
Diet TKTP
Mobilisasi
Besok boleh pulang
Observasi
Planning
Cefadroxil 2 x 500 mg
tab
Asam mefenamat 3 x
500 mg tab
Laxadin 1 x 1 C syrup
Biosanbe 1 x 1 tab
Boleh pulang
TINJAUAN
PUSTAKA
GRANDE MULTIPARA
Definisi
Riwayat melahirkan 5-9 kehamilan yang viable10
Epidemiologi
Di negara maju 3-4%. Di negara berkembang 19,3-33,6 %
Berhubungan dg status sosioekonomi, pelayanan prenatal yg
kurang baik, usia yg tua, kurang pendidikan, tidak bekerja11
Komplikasi
Berbahaya bagi ibu & janin
Diabetes gestasional, pre eklampsia, plasenta previa, kehamilan
multipel, abnormalitas kromosom, defek janin, malpresentasi,
persalinan lama, perdarahan post partum, ruptur uterin, sepsis
genital, prolaps uterovaginal.12
HEPATITIS B
Definisi
Infeksi menular serius pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B .16
Penularan
Kontak seksual, oral seks, kontak darah, transmisi ibu-anak
(persalinan, menyusui).16
Manifestasi Klinik
Onset tersembunyi. 16
Gejala akut : mual, muntah, nafsu makan menurun, demam,
nyeri perut, ikterik.16
HEPATITIS B
Pengaruh terhadap Kehamilan & Bayi
10-20 % ibu hamil dengan HBsAg positif yang tidak
mendapatkan imunoprofilaksis menularkan virus pada
neonatusnya.18
90 % janin yg terinfeksi akan menjadi kronis & mempunyai
resiko kematian akibat sirosis/ kanker hati sebesar 15-25 %
saat dewasa.18
Efek teratogenik (-), tetapi BBLR, prematuritas. 20
HEPATITIS B
Diagnosis
HbsAg (+) Infeksi kronik Hepatitis B.17
HbsAg (+) tanpa IgM anti HBc Infeksi kronik.18
Tatalaksana
Terapinya bersifat suportif.18
4 jenis obat : interferon, Pegylated-Interferon, Lamivudin,
Adefovir. 18
Ibu HbsAg (+) HBIG & Vaksin HepB 0,1,6 bl
HbsAg (-) Vaksin HepB 0,1,6 bl (bl 8 pd bayi prematur)
Tdk ada larangan ASI.17
Pilihan persalinan SC diusulkan utk menurunkan resiko
transmisi VHB dari ibu-janin. 18
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
TEORI
KASUS
Grande Multipara
Federasi Obstetri dan Ginekologi Riwayat obstetri pasien G9P8A0
Internasional
mengatakan
grande Ibu berusia 37 tahun, pendidikan
multipara adalah riwayat melahirkan 5-9
terakhir SD, pekerjaan IRT
10
kehamilan yang viable.
Grande multipara cenderung terjadi
pada wanita yang berusia lebih tua,
kurang pendidikan dan tidak bekerja.11
Letak Lintang
Wanita dengan paritas 4 atau lebih Saat usia kehamilan 28 minggu, USG,
memiliki insiden letak lintang 10 kali
hasilnya letak lintang
11
lipat dibandingkan nullipara.
Hepatitis B
Onset penyakit hepatitis B ini sering Keluhan mual (-), muntah (-), nyeri
tersembunyi.
Diperkirakan
2-10%
perut (-), riwayat sakit kuning (-)
infeksi VHB menjadi kronis dan sering
bersifat asimtomatik. Gejala akut dapat
berupa mual, muntah, nafsu makan
menurun, nyeri perut dan ikterik. 16
PEMERIKSAAN FISIK
TEORI
Letak Lintang
Pada inspeksi abdomen tampak melebar.4
Fundus uteri membentang hingga sedikit di
atas umbilikus. Balotemen kepala teraba
pada salah satu fossa iliaka dan bokong
pada fossa iliaka yang lain. Bila
punggungnya terletak di anterior, suatu
dataran yang keras membentang di bagian
depan perut ibu, bila punggungnya di
posterior teraba nodulasi ireguler yang
menggambarkan bagian kecil janin dapat
ditemukan pada tempat yang sama. Tidak
teraba bagian pada pelvis sehingga terasa
kosong.17
Pada pemeriksaan auskultasi DJJ setinggi
pusat kanan atau kiri.4
Pada pemeriksaan vaginal sebelum in partu
tidak ada bagian terendah yang teraba di
pelvis, sedangkan saat in partu yang teraba
adalah bahu, siku atau tangan. 17
KASUS
PEMERIKSAAN FISIK
TEORI
KASUS
Hepatitis B
Infeksi akut dapat terjadi pada saat Kepala : Ikterik (-/-)
tubuh terinfeksi untuk pertama kalinya. Abdomen : pembesaran organ (-),
Infeksi akut ini dapat berubah menjadi
nyeri tekan abdomen (-)
kronis setelah beberapa bulan sejak
infeksi pertama kali.17
Gejala akut dapat berupa mual,
muntah, nafsu makan menurun,
demam, nyeri perut dan ikterik.16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TEORI
KASUS
Hepatitis B
Adanya infeksi kronik hepatitis B Pemeriksaan darah lengkap :
ditentukan dengan hasil pemeriksaan
Hemoglobin : 11,2 g/dL
skrining HbsAg yang positif. 17
Hematokrit : 32,3 %
Leukosit : 11.800/l
Trombosit : 192.000/ l
Pemeriksaan Serologi :
HbsAg : Reaktif
PENATALAKSANAAN
TEORI
KASUS
Grande Multipara
Peningkatan penggunaan kontrasepsi dan
perbaikan pelayanan kesehatan diharapkan
dapat mengurangi prevalensi dan komplikasi
dari kejadian grande multipara.1
Letak Lintang
Lakukan versi luar jika ibu pada permulaan
in partu dan ketuban intak. Jika versi luar
berhasil lanjutkan dengan persalinan
normal. Jika versi luar gagal atau tidak
dianjurkan, lakukan seksio sesarea. Dalam
obstetri modern, pada letak lintang
menetap dan dalam keadaan in partu
dilakukan seksio sesarea walau janin hidup
atau mati. 15
Kelahiran spontan bayi normal yang sudah
berkembang sempurna jelas tidak mungkin
terjadi pada letak lintang persisten.4
Secara umum dimulainya persalinan aktif
pada wanita letak lintang sudah merupakan
indikasi seksio sesarea.4
PENATALAKSANAAN
TEORI
KASUS
PENATALAKSANAAN
TEORI
KASUS
Hepatitis B
Pada wanita dengan karier VHB tidak Pro seksio sesarea + MOW
akan mempengaruhi janinnnya, tapi
bayi dapat terinfeksi pada saat
persalinan atau melalui ASI atau kontak
dengan karier pada tahun pertama &
kedua kehidupannya.20
Bila ibu dengan HbsAg positif maka
bayi diberikan suntikan HBIG 0,5 ml IM
pada lengan atas segera setelah lahir
(dalam 12 jam kelahiran) dan vaksin
hepatitis B dengan dosis 0,5 ml (5 g)
IM pada lengan atas sisi lain pada saat
yang sama kemudian pada usia 1 bulan
dan 6 bulan.17
Pilihan persalinan dengan Seksio
sesaria
telah
diusulkan
dalam
menurunkan resiko transmisi VHB dari
ibu ke janin.18
TERIMA
KASIH