Anda di halaman 1dari 222

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMAL

UNTUK MEMAKSIMUMKAN LABA DENGAN


MENGGUNAKAN METODE INTEGER PROGRAMMING
DI PT. CAHAYA KAWI ULTRA POLYINTRACO

TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

oleh :
Wenni Junida
NIM. 040403006

DEPARTEMEN

TEKNIK

F A K U L T A S

INDUSTRI

T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


M E D A N
2009
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

ABSTRAK
PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur
yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed. Spring bed yang dihasilkan
terdiri dari berbagai jenis. Perusahaan berproduksi dengan sistem make to stock.
Saat ini, penentuan volume produksi dibuat berdasarkan keputusan manajer
produksi dan pemasaran dengan melihat pola data masa lalu dan melakukan
peramalan kuantitatif sesuai dengan pola data. Seperti yang diketahui, bahwa hasil
interpretasi peramalan tidak akan terlalu jauh berbeda dengan pola data
permintaan tahun sebelumnya. Namun pada kenyataannya pada tahun 2008
misalnya, terjadi pergeseran permintaan dari tahun 2007 sebesar 6.81% untuk
platinum, 26.46% untuk golden, 3.17% untuk silver dan 17.53% untuk bigline.
Ketidakpastian ini menyebabkan perusahaan menginginkan metode perencanaan
produksi yang lebih baik.
Inti dari perencanaan produksi dengan integer programming adalah dapat
dilakukan optimisasi produksi dengan tujuan maksimisasi laba. Hal ini dilakukan
dengan membuat model matematis dimana yang menjadi fungsi tujuan adalah
maksimisasi laba, sedangkan yang menjadi kendala adalah keterbatasan sumber
daya perusahaan dan target produksi. Dengan penggunaan integer programming
diperoleh rencana produksi yang optimal dengan mengalokasikan sumber daya
perusahaan secara efisien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana produksi yang optimal untuk
bulan Mei 2009 adalah 211 unit untuk jenis platinum, 56 unit jenis golden, 373
unit jenis silver dan 68 unit jenis bigline. Laba yang dihasilkan adalah Rp.
107.619.000. Untuk bulan Juni 2009 adalah 200 unit untuk jenis platinum, 44 unit
jenis golden, 417 unit jenis silver dan 67 unit jenis bigline. Laba yang dihasilkan
adalah Rp. 108.511.000. Untuk bulan Juli 2009 adalah 182 unit untuk jenis
platinum, 55 unit jenis golden, 437 unit jenis silver dan 57 unit jenis bigline. Laba
yang dihasilkan adalah Rp. 107.176.000.
Untuk menjamin kelangsungan produksi, maka perusahaan perlu
meningkatkan persediaan bahan baku. Hasil ini dapat menjadi acuan bagi
perusahaan dalam perencanaan produksinya.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
penyertaanNya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan
tugas sarjana ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas sarjana ini
merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk
menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara.
Tugas sarjana ini berjudul Penentuan Jumlah Produksi Optimal untuk
Memaksimumkan Laba dengan Menggunakan Metode Integer Programming
di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Adapun latar belakang penulis
mengangkat judul ini adalah penulis ingin memberikan suatu perbandingan
metode perencanaan produksi dengan pendekatan integer programming.
Penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam mengerjakan tugas
sarjana ini, namun penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kebaikan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini bermanfaat
bagi kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN

PENULIS

Juni 2009

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

UCAPAN TERIMAKASIH

Selama

penyusunan

laporan

tugas

sarjana

ini,

penulis

banyak

mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan
ini dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Ir Nazlina, MT sebagai dosen pembimbing I dalam penyelesaian Tugas
Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
2. Bapak Buchari, ST. MKes, sebagai dosen pembimbing II dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
3. Bapak Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng, Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT dan Bapak
DR. Ir. Humala Napitupulu, DEA sebagai dosen pembanding yang bersedia
memberikan saran yang membangun bagi perbaikan tugas sarjana ini.
4. Bapak Ir. Sugi Arto Pujangkoro, MM, sebagai Koordinator Tugas Akhir yang
telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas Sarjana.
5. Bapak Prof. Ir. Sukaria Sinulingga M.Eng, sebagai Koordinator Bidang untuk
Manufaktur yang telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas
Sarjana.
6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, sebagai Ketua Departemen Teknik Industri
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang turut memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

7. Bapak Haeril Endriansyah, ST sebagai manajer produksi PT. Cahaya Kawi


Ultra Polyintraco yang telah membimbing dan memberikan kesempatan bagi
penulis untuk melakukan penelitian.
8. Karyawan produksi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco yang telah banyak
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Bang Bowo, Kak Dina, dan Bang Tumijo, selaku pegawai Departemen Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu
penulis dalam pengurusan berkas-berkas tugas sarjana.
10. Kedua Orang tuaku, Ir Darwin Girsang dan H br Tambunan, yang telah
memberikan kasih sayang, doa dan semangat bagi penulis.
11. Kakakku Melia Girsang, ST atas semangat dan doanya dan adikku Septika
Girsang yang sangat baik dan selalu mendukung penulis
12. Hendra Feryanto Simanjuntak, yang selalu ada memberikan bantuan,
semangat, doa dan sukacita bagi penulis.
13. Adikku Ebeth, Melisa dan Yosi yang telah memberikan semangat dan doa
bagi penulis.
14. Semua sahabat dan saudara yang memberikan dukungan dan keceriaan Juana,
Misna, Mariaty, Elfrida, Desima, Valent, Erna, Dame, Yetti, Nova Yulistina,
dan Meryantina .
Demikian ucapan terima kasih ini saya sampaikan, Tuhan memberkati.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR ISI

BAB

HALAMAN
HALAMAN JUDUL ........................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................

ii

SERTIFIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA .............................

iii

ABSTRAK.......................................................................................

iv

KATA PENGANTAR .....................................................................

UCAPAN TERIMA KASIH ...........................................................

vi

DAFTAR ISI ...................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ............................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................

xix

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ....................................................

I-1

1.2. Rumusan Permasalahan .............................................................

I-2

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ...................................................

I-3

1.3.1. Tujuan Penelitian ............................................................

I-3

1.3.2. Sasaran Penelitian ...........................................................

I-3

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................

I-4

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian .............................

I-4

1.5.1. Pembatasan Masalah .......................................................

I-4

1.5.2. Asumsi Penelitian ...........................................................

I-3

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana......................................... I-4

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1. Sejarah Perusahaan .................................................................... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ................................................... II-2
2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ..................................... II-2
2.3.1. Struktur Organisasi PT Cahaya Kawi Ultra Polyintaco .... II-3
2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ......................... II-5
2.3.2.1. Tenaga Kerja ...................................................... II-5
2.3.2.2. Jam Kerja .......................................................... II-7
2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan .......... II-7
2.3.3.1. Tunjangan .......................................................... II-8
2.3.3.2. Fasilitas ............................................................. II-9
2.4. Proses Produksi ......................................................................... II-9
2.4.1. Bahan ............................................................................. II-9
2.4.1.1. Bahan Baku ........................................................ II-9
2.4.1.2. Bahan Tambahan................................................ II-12
2.4.1.3. Bahan Penolong ................................................. II-13
2.4.2. Uraian Proses Produksi ................................................... II-13
2.4.2.1. Pembuatan Sandaran Spring bed......................... II-13
2.4.2.2. Pembuatan Matras Spring bed ............................ II-14
2.4.2.3. Pembuatan Divan Spring bed............................. II-16
2.5. Mesin dan Peralatan ................................................................ II-17

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.5.1. Mesin Produksi ............................................................... II-17


2.5.2. Peralatan ......................................................................... II-21
2.5.3. Utilitas ............................................................................ II-22
2.5.4. Safety and Fire Protection .............................................. II-22
2.5.5. Waste and Treatment ...................................................... II-23
2.5.6. Maintenance ................................................................... II-23

III

LANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan Produksi............................................................... III-1
3.2. Pengukuran Waktu ................................................................... III-3
3.2.1. Teknik-teknik Pengukuran Waktu ................................... III-4
3.2.2. Pengukuran Waktu Jam henti .......................................... III-5
3.2.3. Langkah-langkah sebelum Melakukan Pengukuran ......... III-6
3.2.4. Melakukan Pengukuran Waktu ....................................... III-9
3.2.5. Pengujian Data Waktu .................................................... III-9
3.2.5.1. Uji Keseragaman ................................................ III-9
3.2.5.2. Uji Kecukupan Data ........................................... III-10
3.2.6. Perhitungan Waktu ......................................................... III-11
3.2.7. Penyesuaian dan Kelonggaran......................................... III-12
3.2.7. Penyesuaian .......................................................... III-12
3.2.7. Kelonggaran .......................................................... III-14
3.3. Peramalan................................................................................. III-16
3.3.1. Metode Peramalan .......................................................... III-17

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.3.2. Analisis Deret Waktu ...................................................... III-18


3.3.3. Analisis Kesalahan Peramalan ........................................ III-23
3.3.4. Verifikasi dan Pengendalian Peramalan .......................... III-24
3.4. Pemrograman Linear ................................................................ III-26
3.4.1. Model Pemrograman Linear ........................................... III-26
3.4.2. Bentuk Umum Pemrograman Linear ............................... III-28
3.4.3. Asumsi Pemrograman Linear .......................................... III-29
3.4.4. Metode Simpleks ............................................................ III-30
3.4.5. Metode Big M dan Dua Fase ........................................... III-33
3.4.6. Integer Programming...................................................... III-34
3.4.7. Algoritma Branch and Bound ......................................... III-35

IV

METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................

IV-1

4.2. Jenis Penelitian ........................................................................

IV-1

4.3. Instrumen Penelitian ................................................................

IV-2

4.4. Pengumpulan Data ...................................................................

IV-2

4.5. Metode Pengolahan Data .........................................................

IV-3

4.6. Analisis ....................................................................................

IV-6

4.7. Kesimpulan dan Saran .............................................................

IV-7

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


5.1. Pengumpulan Data ...................................................................

V- 1

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.1.1. Data Laba dari Setiap Matras Spring bed .......................

V-1

5.1.2. Data Waktu Siklus Tenaga Kerja ...................................

V-1

5.1.3. Data Jumlah Tenaga Kerja .............................................

V-9

5.1.4. Data Jumlah Hari Kerja..................................................

V-9

5.1.5. Data Penjualan ...............................................................

V-10

5.1.6. Data Pemakaian dan Kapasitas Gudang Bahan Baku ......

V-11

5.1.7. Data Jumlah Produksi yang Memenuhi Batasan


BEP dalam Unit Produksi .............................................

V-13

5.2.Pengolahan Data ....................................................................... V- 14


5.2.1. Penentuan Fungsi Tujuan ...............................................

V-14

5.2.2. Penentuan Fungsi Kendala Pertama ...............................

V-15

5.2.2.1. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus .................

V-15

5.2.2.2. Penentuan Rating Factor dan Allowance ...........

V-24

5.2.2.3. Perhitungan Waktu Normal


dan Waktu Standar ..........................................

V-27

5.2.2.3.1. Waktu Normal ...............................

V-27

5.2.2.3.1. Waktu Standar ................................

V-27

5.2.2.4. Formulasi Fungsi Kendala Pertama .................

V-29

5.2.3. Penentuan dan Formulasi Fungsi Kendala Kedua ...........

V-31

5.2.4. Penentuan Fungsi Kendala Ketiga ..................................

V-33

5.2.4.1. Peramalan Permintaan Spring bed ....................

V-33

5.2.4.2. Formulasi Fungsi Kendala Ketiga.....................

V-43

5.2.5. Penentuan dan Formulasi Fungsi Kendala Keempat .......

V-44

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.6. Penentuan Model Perencanaan Produksi ........................

V-45

5.2.7. Penyelesaian Model Linear Programming


dengan Metode Simpleks ............................................... V-49
5.2.8. Penyelesaian Model Integer Programming
dengan Metode Branch and Bound ................................ V-66

VI

ANALISIS DAN EVALUASI


6.1. Analisis.

............................................................................ VI-1

6.1.1. Analisis Model Perencanaan Produksi


Perusahaan Saat ini..... .................................................... VI-1
6.1.2. Analisis Perencanaan Produksi
dengan Integer Programming ........................................ VI-2
6.1.3. Analisis Sensitivitas Perencanaan Produksi ..................... VI-6
6.2. Evaluasi . ............................................................................ VI-1

VII

KESIMPULAN DAN SARAN


7.1. Kesimpulan ............................................................................... VII-1
7.2. Saran ......................................................................................... VII-3

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR TABEL

TABEL

HALAMAN

2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada


PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco .............................................. II-5
2.2. Jam Kerja PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ............................. II-7
3.1. Ukuran Statistik Parameter Kesalahan .......................................... III-21
3.2. Bentuk Standar Tabel Simpleks .................................................... III-27
3.3. Tabel Simpleks I .......................................................................... III-28
3.4. Tabel Simpleks 2 .......................................................................... III-28
3.5. Tabel Simpleks 3 .......................................................................... III-29
5.1. Laba dari Setiap Penjualan Spring bed ......................................... V-1
5.2. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja
pada Pembuatan Spring bed Tipe Platinum ................................... V-5
5.3. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja
pada Pembuatan Spring bed Tipe Golden ..................................... V-6
5.4. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja
pada Pembuatan Spring bed Tipe Silver ....................................... V-7
5.5. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja
pada Pembuatan Spring bed Tipe Bigline ..................................... V-8
5.6. Data Jumlah Tenaga Kerja Produksi Matras Spring bed ............... V-9
5.7. Data Waktu Kerja Tersedia Tahun 2009 ....................................... V-10
5.8. Total Penjualan Spring bed Periode Tahun 2007-2008.................. V-11
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.9. Data Pemakaian Bahan untuk Matras Tiap Jenis Spring bed ......... V-12
5.10. Kapasitas Gudang......................................................................... V-13
5.11. Jumlah Produksi Minimum Perusahaan ........................................ V-13
5.12. Pengelompokan Data Waktu Kecepatan Rata-rata Operasi
Perakitan Per Bulat (K1) dalam Sub Grup .................................... V-15
5.13. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan
Spring bed Tipe Platinum ............................................................ V-18
5.14. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan
Spring bed Tipe Golden ............................................................... V-20
5.15. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan
Spring bed Tipe Silver ................................................................. V-20
5.16. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan
Spring bed Tipe Bigline ............................................................... V-21
5.17. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan
Spring bed Tipe Platinum ............................................................ V-22
5.18. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan
Spring bed Tipe Golden ............................................................... V-23
5.19. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan
Spring bed Tipe Silver ................................................................. V-23
5.20. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan
Spring bed Tipe Bigline ............................................................... V-24
5.21. Allowances Tiap Stasiun Kerja ..................................................... V-25
5.22. Waktu Normal pada Stasiun Kerja ................................................ V-28
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.23. Waktu Standar pada Stasiun Kerja ............................................... V-28


5.24. Ketersediaan Jam Kerja Orang Bulan Mei-Juli Tahun 2009 .......... V-30
5.25. Perhitungan Parameter Peramalan Kuadratis untuk
Spring bed Tipe Platinum ............................................................. V-35
5.26. Perhitungan Parameter Trend Dekomposisi
Spring bed Tipe Platinum ............................................................. V-37
5.27. Perhitungan Parameter Musiman Dekomposisi
Spring bed Tipe Platinum ............................................................. V-38
5.28. Perhitungan MSE Metode Kuadratis untuk
Spring bed Tipe Platinum ............................................................. V-39
5.29. Perhitungan MSE Metode Dekomposisi untuk
Spring bed Tipe Platinum ............................................................. V-40
5.30. Perhitungan Verifikasi untuk Spring bed Tipe Platinum .............. V-41
5.31. Hasil Peramalan Spring bed Tipe
Platinum, Golden, Silver dan Bigline ............................................ V-43
5.32. Rekapitulasi Fungsi Tujuan dan Fungsi Kendala
Bulan Mei, Juni dan Juli .............................................................. V-46
5.33. Tabel Simpleks Awal ................................................................... V-52
5.34. Tabel Simpleks Iterasi 1 ............................................................... V-58
5.35. Tabel Simpleks Iterasi 2 ............................................................... V-59
5.36. Tabel Simpleks Iterasi 3 ............................................................... V-60
5.37. Tabel Simpleks Iterasi 4 ............................................................... V-61
5.38. Tabel Simpleks Iterasi 5 ............................................................... V-62
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.39. Tabel Simpleks Iterasi 6 ............................................................... V-63


5.40. Tabel Simpleks Iterasi 7 (Tabel Final) .......................................... V-64
5.41. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan
Model Linear Programming ......................................................... V-65
5.42. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan
Model Integer Programming ........................................................ V-70
6.1.

Rekapitulasi Hasil Perhitungan dengan Integer Programming ...... VI-4

6.2.

Perbandingan Ketersediaan Sumber Daya di Perusahaan dengan


Pemakaian Sumber Daya Berdasarkan Integer Programming ....... VI-5

6.3. Maksimum Perubahan Kapasitas .................................................. VI-7


7.1. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan
Model Integer Programming ........................................................ VII-2
7.2. Rekapitulasi Jumlah Sumber Daya (Kendala) Terpakai ................ VII-2

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

HALAMAN

2.1.

Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ............. II-4

3.1.

Peta Kontrol untuk Uji Keseragaman Data ................................. III-9

4.1.

Diagram Alir Metodologi Penelitian ........................................... IV-8

4.2.

Diagram Alir Pengolahan Data ................................................... IV-9

4.3.

Blok Diagram Pengolahan Data .................................................. IV-10

5.1.

Control Chart Uji Keseragaman ................................................. V-16

5.2.

Diagram Pencar Penjualan Spring bed Platinum 2007-2008 ....... V-34

5.3.

Moving Range Chart untuk Spring bed Platinum ........................ V-42

5.4.

Perhitungan Branch and Bound ................................................. V-67

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

HALAMAN

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ................................................ L-1

Peta Proses Operasi Pembuatan Produk .......................................... L-5

Pengukuran Waktu ......................................................................... L-8

Uji Keseragaman Data ................................................................... L-10

Tabel Kelonggaran ......................................................................... L-13

Peramalan ...................................................................................... L-15

Hasil Perhitungan Model Linier Programming


dengan Software LINDO ................................................................ L-23

Hasil Perhitungan Model Integer Programming


dengan Software LINDO ................................................................ L-26

Form Surat Permohonan Tugas Sarjana .......................................... L-38

10

Form Surat Penetapan Tugas Sarjana ............................................. L-39

11

Surat Balasan dari Perusahaan ........................................................ L-40

12

Surat Keputusan Tugas Sarjana ...................................................... L-41

13

Form Berita Acara Laporan Tugas Sarjana ..................................... L-43

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Permasalahan


Seiring dengan meningkatnya persaingan dunia industri saat ini,

perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif agar dapat bertahan di


tingkat nasional maupun internasional. Salah satu cara yang ditempuh adalah
membuat

perencanaan

produksi dengan

tepat.

Perencanaan

produksi

berhubungan dengan penentuan volume produksi, ketepatan waktu penyelesaian


dan utilisasi sumber daya yang tersedia. Dengan perencanaan yang tepat, proses
produksi dapat berjalan efisien dan efektif. Hal ini berdampak pada peningkatan
laba perusahaan.
PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur
yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed. Saat ini, penentuan volume
produksi dibuat berdasarkan keputusan manajer produksi dan pemasaran dengan
melihat pola data masa lalu dan melakukan peramalan kuantitatif sesuai dengan
pola data. Seperti yang diketahui, bahwa hasil interpretasi peramalan tidak akan
terlalu jauh berbeda dengan pola data permintaan tahun sebelumnya. Namun pada
kenyataannya pada tahun 2008 misalnya, terjadi pergeseran permintaan dari tahun
2007 sebesar 6.81% untuk platinum, 26.46% untuk golden, 3.17% untuk silver
dan 17.53% untuk bigline. Oleh karena itu, perencanaan produksi pada
perusahaan ini kurang akurat mengingat adanya fluktuasi permintaan yang tidak
menentu. Di satu sisi, ketika permintaan menurun maka kontinuitas pemenuhan
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

permintaan terjamin, namun berakibat pada tingginya biaya investasi persediaan


barang. Di sisi lain, ketika permintaan meningkat maka perusahaan mengalami
kekurangan produksi sehingga permintaan tidak dapat dipenuhi. Hal ini
menyebabkan hilangnya penjualan dan menurunnya laba perusahaan. Dalam
jangka panjang menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan.
Keputusan volume produksi yang dibuat juga belum mempertimbangkan
keterbatasan perusahaan dalam hal kapasitas tenaga kerja dan ketersediaan bahan
secara optimal. Dalam hal bahan baku misalnya, perusahaan tidak dapat
memproduksi jenis tertentu karena bahan baku tidak tersedia dan masih
menunggu pengiriman. Dengan mengacu pada uraian tersebut, maka perusahaan
perlu melakukan pembenahan dalam perencanaan produksinya dalam hal
menetapkan jumlah produksi optimal untuk tiap jenis springbed. Hal ini dilakukan
dengan memperhatikan kapasitas tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, target
produksi sesuai dengan peramalan permintaan dan jumlah produksi minimun yang
ditetapkan perusahaan.

1.2.

Rumusan Permasalahan
Tidak tepatnya penentuan jumlah produksi menyebabkan perusahaan

mengalami kekurangan ataupun kelebihan produksi. Hal ini sangat berpengaruh


pada pencapaian laba perusahaan. Maka yang menjadi pokok permasalahan
adalah penentuan jumlah produksi yang optimal untuk tiap jenis springbed
sehingga dapat memaksimumkan laba perusahaan.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.3.

Tujuan dan Sasaran Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan sebuah rencana produksi yang
optimal untuk memaksimumkan laba perusahaan.

1.3.2. Sasaran Penelitian


Sasaran yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Membuat sebuah model rencana produksi optimal, dimana fungsi
tujuannya adalah memaksimumkan laba dengan variabel keputusan jumlah
produksi optimal untuk tiap jenis springbed.
2. Membuat susunan kendala dalam mencapai fungsi tujuan. Kendala yang
dimaksud adalah kapasitas tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, target
produksi dan pencapaian break even point (BEP) perusahaan. Dalam hal
ini kapasitas tenaga kerja tercakup dalam waktu baku penyelesaian
produk, ketersediaan bahan baku diperoleh dengan mencatat data
perusahaan, target produksi diperoleh dengan melakukan peramalan
permintaan sedangkan pencapaian BEP diperoleh dari data jumlah
produksi minimum yang ditetapkan perusahaan sehingga break even point
(BEP) perusahaan tercapai.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, yakni dapat menjadi sarana pembelajaran ilmu pengetahuan


yang telah diterima selama menjalani perkuliahan. Selain itu dapat melihat
dan menerapkan suatu konsep ilmu di lapangan kerja nyata.
2. Bagi Departemen,

yakni dapat

menjadi

literatur yang

semakin

memperkaya penerapan ilmu teknik industri di lapangan kerja nyata serta


menjadi bahan literatur bagi penelitian oleh departemen maupun
mahasiswa di kemudian hari
3.

Bagi perusahaan, yakni :


a.

Sebagai masukan bagi perusahaan dalam perencanaan produksi untuk


menentukan jumlah produksi optimal yang dapat memaksimumkan
laba perusahaan.

b.

Sebagai masukan bagi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya


yang tersedia seefektif mungkin.

1.5.

Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian

1.5.1. Pembatasan Masalah


Agar pembahasan dan pemecahan masalah menjadi terarah, tidak
menyimpang dari pokok masalah yang ada dan menghindari pembahasan yang
terlalu luas maka perlu diberi batasan pada permasalahan yang ada, yakni :
1. Data penjualan yang digunakan untuk peramalan permintaan adalah data
penjualan 2 tahun terakhir.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Bahan yang menjadi kendala adalah per bulat, kain dan busa. Hal ini
dilakukan karena bahan baku tersebut paling dominan dalam proses
produksi, memiliki keterbatasan di gudang, biaya simpan tinggi dan
kendala dalam persediaan karena harus menunggu pengiriman.
3. Fungsi kendala yang dibahas adalah kapasitas tenaga kerja, ketersediaan
bahan, jumlah permintaan dan jumlah produksi minimum yang ditetapkan
perusahaan sehingga BEP perusahaan dalam unit produksi tercapai.

1.5.2. Asumsi Penelitian


Asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
1. Tidak terjadi perubahan terhadap sistem produksi dan urutan proses
produksi selama penelitian dilakukan.
2. Harga jual, harga bahan baku dan biaya produksi lain dan tidak berubah
selama penelitian dilakukan.
3. Operator yang bekerja di setiap proses memiliki kemampuan kerja normal.
4. Kondisi mesin dan peralatan dalam keadaan siap pakai ketika penelitian
dilakukan.

1.6.

Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pada

bab pertama menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,


tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi penelitian. Bab
kedua memuat gambaran umum perusahaan yang menjadi objek penelitian
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

meliputi sejarah perusahaan, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses
produksi, mesin dan peralatan yang digunakan dan organisasi dan manajemen.
Bab ketiga menguraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang
berisikan teori dan pemikiran yang berhubungan dengan perencanaan produksi
dan akan digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan
masalah. Bab keempat berisi metodologi penelitian yang digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian meliput i tahapan-tahapan penelitian mulai dari
persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.
Bab kelima memuat data primer dan sekunder yang diperoleh dari
penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Bab
keenam memuat pembahasan hasil yang diperoleh dari pengolahan dan
pemecahan masalah. Bab ketujuh memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari hasil penelitian.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur

yang bergerak di bidang produksi spring bed dengan merek dagang Big Land.
PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco terletak di Jl. Eka Surya Gg. Sidodadi
Lingkungan XXII Kelurahan Gedung Johor, Deli Tua, Medan. Induk perusahaan
ini bernama PT. Cahaya Buana Intitama yang didirikan pada tahun 1989 di Sentul,
Jawa Barat dan akhirnya pindah ke Bogor sampai sekarang.
PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan salah satu anak perusahaan
dari PT. Cahaya Buana Group yang memiliki empat jenis anak perusahaan yang
bergerak di bidang manufacturing, trading, distributor dan retail. Perusahaan ini
mempunyai filosofi unggul berkarya dan puas bekerjasama serta memiliki tekad
untuk memimpin pasar dan membangun citra positif dan bersahabat bagi semua
pihak sehingga diakui sebagai aset nasional. Produk dari PT. Cahaya Kawi Ultra
Polyintraco yakni Big Lang Spring Bed adalah anggota dari International Sleep
Products Association (ISPA) yang merupakan lembaga bagi perusahaanperusahaan yang memproduksi spring bed berkualitas.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha


Produk yang dihasilkan adalah spring bed. Spring bed yang diproduksi

siap dipasarkan kepada konsumen langsung maupun distributor dengan daerah


pemasaran di seluruh Sumatera Utara dengan fokus utama di daerah kota Medan.
Selain di Medan, PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco juga memiliki kantor
perwakilan di daerah-daerah lain di Indonesia meliputi Bogor, Padang,
Palembang, Jakarta, dan lain- lain.
Perusahaan ini berproduksi berdasarkan stok (make to stock). Spring bed
yang diproduksi terdiri dari empat jenis yang berbeda didasarkan pada kain
quilting, rakitan per bulat dan busa yang digunakan. Empat jenis tersebut, yakni :
1. Platinum
2. Golden
3. Silver
4. Big Line
Kain quilting pada platinum berbeda dengan 3 jenis lainnya sedangkan
rakitan per sama dengan golden dan silver. Golden dan silver memiliki jenis busa
dan kain yang sama. Sedangkan untuk bigline kain quilting, busa dan kain
berbeda dengan ketiga jenis lainnya.

2.3.

Organisasi dan Manajemen


Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang melakukan tugas-tugas

yang berbeda yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan tertentu dari
organisasi tersebut. Manajemen adalah cara pengelolaan dan pengaturan sumber
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Jadi, organisasi merupakan
suatu alat manajemen.
Hubungan dan kerja sama dalam organisasi dituangkan dalam suatu
struktur organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan yang berupa
bagan, dimana terdapat hubungan-hubungan diantara berbagai fungsi, bagian,
status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggung jawab dan wewenang
yang berbeda dalam organisasi tersebut.

2.3.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco


Struktur organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco adalah berbentuk
campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan
adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi
kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya secara langsung vertikal ke
bawah melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat
dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang serta pembatasan tanggung
jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu produksi, personalia, dan pemasaran
berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasinya. Selain itu,
pimpinan juga memberikan instruksi langsung kepada setiap bagian sesuai dengan
bidangnya. Struktur organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dapat dilihat
pada Gambar 2.1.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Direktur

Kabag.
Pemasaran

Kabag HRD
dan General
Affair

Kabag.
Produksi

Kabag.
Pembelian

Kabag
Financial and
Accounting

Supervisor
Gudang

Supervisor
Penjualan

Supervisor
Transportasi

Supervisor
Distribusi

Supervisor
Keamanan

Supervisor
Maintenance

Supervisor
Produksi

Supervisor
Pembelian

Supervisor
Financial

Supervisor
Accounting

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Keterangan
: Lini
: Fungsional

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan


2.3.2.1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco berjumlah 85
orang, terdiri dari staff dan karyawan. Kepala divisi dan kepala bagian
(supervisor) digolongkan sebagai staff sedangkan pekerja langsung pada bagian
produksi dan satpam digolongkan sebagai karyawan. Status karyawan dalam
perusahaan ini dibagi atas dua jenis berdasarkan frekuensi penggajiannya, yaitu :
1. Karyawan bulanan dengan gaji yang dibayar sekali sebulan sesuai dengan
klasifikasi skala penggajian yang dibagi-bagi dalam golongan tertentu. Yang
termasuk karyawan bulanan adalah direktur sampai dengan supervisor.
2. Karyawan mingguan dengan gaji yang dibayar sekali dalam dua minggu.
Yang termasuk karyawan mingguan adalah semua karyawan baik dari
karyawan gudang sampai dengan karyawan bagian accounting.
Perincian jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Cahaya Kawi Ultra
Polyintraco dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra
Polyintraco
No

Jabatan

Jumlah (orang)

Direktur

Kepala Divisi Produksi

Kepala Divisi HRD dan General affair

Kepala Divisi Financial and Accounting

Kepala Divisi Pemasaran

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja (Lanjutan)


No

Jabatan

Jumlah (orang)

Kepala Divisi Pembelian

Supervisor Gudang

Supervisor Penjualan

Supervisor Transportasi

10

Supervisor Distribusi

11

Supervisor Keamanan

12

Supervisor Maintenance

13

Supervisor Produksi

14

Supervisor Pembelian

15

Supervisor Financial

16

Supervisor Accounting

17

Karyawan Gudang

18

Karyawan Penjualan

19

Karyawan Transportasi

20

Karyawan Distribusi

16

21

Karyawan Keamanan

10

22

Karyawan Maintenance

23

Karyawan Produksi

20

24

Karyawan Pembelian

25

Karyawan Financial

26

Karyawan Accounting

Total

85

Sumber : PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.3.2.2. Jam Kerja


Pembagian jadwal jam kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco
ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco
Hari

Senin-Kamis

Jumat

Sabtu

Jam Kerja

Keterangan

08.30 - 12.00

Kerja

12.00 - 13.00

Istirahat

13.00 17.00

Kerja

08.30 12.00

Kerja

12.00 - 14.00

Istirahat

14.00 17.00

Kerja

08.00 - 12.00

Kerja

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan


Sistem pengupahan pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dilakukan
dan ditangani oleh bagian Finance and Accounting. Sistem penggajian pada PT.
Cahaya Kawi Ultra Polyintraco bervariasi. Bagi direktur sampai dengan
supervisor, dilakukan pada akhir tanggal setiap bulannya, sedangkan untuk
karyawan, mulai dari karyawan gudang sampai karyawan accounting, dilakukan
setiap 2 minggu sekali. Perusahaan juga memberikan upah lembur kepada
karyawan yang bekerja diatas jam kerja normal dengan perhitungan sebagai
berikut :

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1. Untuk Hari Biasa


a. Untuk satu jam lembur pertama adalah 1 x upah per jam.
b. Untuk dua jam berikutnya adalah 2 x upah per jam.
Dimana upah kerja lembur per jam adalah 1/160 x gaji perbulan. Gaji
perbulan disesuaikan dengan UMR (Upah Minimum Regional).
2. Untuk Hari Besar/ Libur
Upah lembur bagi karyawan yang bekerja pada hari libur dan hari besar adalah
2 x gaji per hari kerja biasa.

2.3.3.1. Tunjangan
Selain gaji pokok dan upah lembur di atas, perusahaan juga memberikan
beberapa jenis tunjangan, yaitu:
1. Tunjangan Hari Raya (THR)
Diberikan sebesar satu bulan gaji bagi karyawan yang telah mengabdi lebih
dari 2 tahun.
2. Tunjangan Selama Sakit
Diberikan kepada karyawan yang sedang dalam perawatan sakit yang
dinyatakan dengan surat keterangan dokter, berlaku bagi karyawan yang telah
mengabdi lebih dari 2 tahun.
3. Tunjangan Insentif
Diberikan sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukkan dengan cara
ditambahkan ke dalam upah karyawan.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.3.3.2. Fasilitas
Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah:
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan Asuransi Jiwa
Selain upah yang diberikan, PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco juga
memperhatikan karyawannya dalam bentuk JAMSOSTEK yang diberikan
kepada karyawan mingguan, sedangkan bagi karyawan bulanan diberikan
asuransi jiwa dari Manulife.
2. Cuti
Cuti diberikan adalah 12 hari kerja setiap tahunnya oleh perusahaan.

2.4.

Proses Produksi

2.4.1.

Bahan

2.4.1.1. Bahan Baku


Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi
untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif
besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Kualitas bahan
baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Bahan
baku yang digunakan dalam memproduksi spring bed adalah:
1.

Per bulat
Per bulat yang digunakan adalah per dengan diameter 2,5 mm dan tinggi 15
cm. Umur per diperkirakan sekitar 15 tahun dan pengujian dilakukan oleh
pihak supplier.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.

Kawat lilit
Kawat lilit yang digunakan memiliki diameter sebesar 1,4 mm yang
berfungsi sebagai penghubung antara per bulat yang satu dengan per bulat
lainnya dalam sebuah rakitan per.

3.

Kawat lis
Kawat lis yang digunakan memiliki diameter 4,2 mm yang berfungsi
membingkai rakitan per agar menjadi lebih kokoh.

4.

Per pinggir
Per pinggir yang digunakan adalah per pinggir dengan diameter 3,5 mm
dengan tinggi 15 cm. Umur per diperkirakan sekitar 15 tahun dan pengujian
dilakukan oleh pihak supplier. Per pinggir diletakkan di sekeliling rakitan
per bulat.

5.

Kain Quilting
Fungsi kain ini untuk menutup busa. Untuk matras digunakan kain quilting
yang ketebalannya 3 cm sebanyak 2 x 180 x 200 cm, sedangkan untuk
tabung digunakan kain quilting dengan ketebalan 0,5 cm dan panjang
sebesar 200 cm. Kain quilting yang dipakai terbuat dari kain Jaquar.

6.

Kain Blacu
Kain blacu digunakan sebagai penguat kain quilting pada saat proses
perakitan dengan per menggunakan HR-22.

7.

Busa
Busa yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ketebalan sesuai dengan
tipe springbed yang diproduksi.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

8.

Hard padd
Hard padd merupakan pelapis pertama rakitan per yang berfungsi untuk
meredam per dan membatasi busa dengan per agar busa tidak koyak. Hard
padd yang digunakan berukuran 2 x (200 x 180) cm yaitu untuk bagian atas
dan bawah rakitan per.

9.

Benang Nylon
Benang ini digunakan untuk seluruh proses penjahitan baik penjahitan kain
quilting maupun penjahitan tabung dan matras.

10.

Peluru HR-22
Peluru ini berfungsi untuk merekatkan hard padd dan rakitan per pada
matras dan divan.

11.

Lateks
Lateks berfungsi untuk merekatkan busa dengan kain quilting pada matras,
sandaran dan divan

12.

Rangka kayu
Merupakan kayu yang dibentuk menjadi rangka berbentuk balok sebagai
rangka divan.

13.

Goni bagor
Merupakan penutup rangka kayu sebelum dirakit dengan per.

14.

Kaki divan dan kaki sandaran

15.

Papan tripleks
Digunakan sebagai rangka awal sandaran springbed.

16.

Mur, digunakan untuk merakit kaki sandaran

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.1.2. Bahan Tambahan


Bahan tambahan ditambahkan pada produk sehingga menambah nilai pada
produk akhir yang siap dipasarkan dapat berupa kemasan atau aksesoris. Bahan
tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan spring bed adalah:
1. Label
Label Big Land digunakan untuk menyatakan merek dari spring bed tersebut.
2. Karton Sudut
Digunakan untuk membungkus produk pada saat pengiriman.
3. Stiker
Mencantumkan spesifikasi dari spring bed .
4. Isolatif
Isolatif digunakan untuk merekatkan bahan tambahan pada spring bed.
5. Plastik Mika
Digunakan pada saat pengemasan springbed
6. Kartu Garansi
Sebagai kartu jaminan produk kepada konsumen
7. Lubang Angin Emas
Lubang angin emas digunakan agar terjadi pertukaran udara pada busa
sehingga busa tetap mengembang.
8. Logo
Logo yang menyatakan merek springbed yang dipasang pada sandaran.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.1.3. Bahan Penolong


Bahan penolong yaitu bahan yang ikut dalam proses berfungsi
mempercepat atau mempermudah proses tetapi tidak tampak dalam produk akhir.
PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco tidak menggunakan bahan penolong didalam
pembuatan spring bed.

2.4.2. Uraian Proses Produksi


Secara umum proses pembuatan spring bed di PT. Cahaya Kawi Ultra
Polyintraco diklasifikasikan dalam 3 tahapan proses, yaitu :
1. Pembuatan Sandaran Spring Bed
2. Pembuatan Divan Spring Bed
3. Pembuatan Matras Spring Bed

2.4.2.1. Pembuatan Sandaran Spring Bed


Proses pembuatan sandaran diawali dengan pemotongan tripleks sesuai
dengan pola yang diinginkan dengan menggunakan gergaji tangan. Kemudian
tripleks dilubangi dengan menggunakan mesin bor untuk tempat meletakkan
kancing lubang angin emas dan kaki sandaran. Busa dipotong mengikuti pola
rangka tripleks dengan menggunakan pisau. Setelah itu, kain oscar dipotong
dengan gunting sesuai pola busa yang telah dibuat sebelumnya.
Busa dan kain oscar yang telah dipola direkatkan pada rangka sandaran
bagian depan menggunakan lateks dan pada rangka sandaran bagian belakang
dengan menggunakan staples 3001J. Kancing sebanyak 16 buah direkatkan
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dengan menggunakan benang nylon. Pada bagian tengah rangka yang telah di bor
dipasangkan logo Big Land dengan menggunakan benang nylon.
Langkah terakhir adalah pemasangan plastik produk non woven pada sisi
belakang sandaran, kemudian pembungkusan dengan plastik mika menggunakan
staples 3001 J dan, kemudian dipasang kaki sandaran dengan mur. Peta proses
operasi pembuatan sandaran dapat dilihat pada lampiran 2.

2.4.2.2.Pembuatan Matras Spring bed


Perakitan per bulat dengan kawat lilit menggunakan mesin rakit otomatis
ataupun alat ulir manual. Per bulat ini akan dirakit sehingga berbentuk balok
dengan ukuran (200 x 180 x 15) cm3. Kemudian dipasang kawat lis pada sisi luar
atas dan bawah rakitan per, dan selanjutnya dipasang per pinggir antara kawat lis
atas dan bawah. Per pingggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per
dengan menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan per ini adalah untuk
menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan.
Bersamaan dengan proses ini, kain polos, busa dan plastik produk non
woven dijahit di mesin quilting untuk mendapatkan kain quilting tabung dan
matras. Perbedaan kain quilting tabung dan matras terletak pada ketebalan busa
dimana untuk kain quilting matras busa yang digunakan lebih tebal. Penjahitan
quilting dilakukan untuk memberi motif pada kain polos dan plastik produk non
woven digunakan agar motif yang dijahit lebih kuat sehingga tidak mudah rusak.
Kain quilting yang dihasilkan dipotong sesuai spesifikasi matras spring bed 6 kaki
yaitu untuk matras atas dan matras bawah memiliki ukuran 2 x (200 x 180 x 3) cm
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dan untuk tabung 2 x (200 x 180 x 1) cm. Selanjutnya kain quilting matras dan
tabung akan dijahit dengan kain blacu. Fungsi penjahitan kain blacu ini adalah
untuk menguatkan kain quilting pada saat penarikan dengan tembakan gun HR22. Kemudian, pada kain quilting matras akan dijahit label sementara pada kain
quilting tabung akan dilakukan penjahitan lis tabung.
Selain itu dilakukan pemotongan hard padd dan busa dengan ukuran luas
sama dengan matras bawah dan atas. Kemudian, dilakukan perekatan hard padd,
kemudian busa lalu kain quilting baik untuk matras bagian atas dan bawah dan
bagian tabung matras. Perekatan dilakukan dengan gun HR-22.
Selanjutnya dilakukan penjahitan lis yang akan merekatkan matras atas
dan bawah dengan tabung. Kain lis dijahit dengan mesin corner bersamaan
dengan memasang lubang angin emas sebanyak 4 buah. Fungsi dari lubang angin
emas ini adalah untuk menambah nilai keindahan pada matras spring bed serta
memberikan sirkulasi udara sehingga busa tetap empuk.
Langkah terakhir adalah meletakkan kartu garansi dan kartun sudut.
Kartun sudut

berfungsi agar sudut-sudut spring bed terlindungi pada saat

distribusi karena sudutnya sangat mudah rusak. Setelah itu dibungkus dengan
menggunakan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan isolatif.
Kemudian stiker ukuran diletakkan pada plastik mika. Peta proses operasi
pembuatan matras dapat dilihat pada lampiran 2.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.2.3. Pembuatan Divan Spring Bed


Perakitan per bulat dengan kawat lilit menggunakan mesin rakit otomatis
ataupun alat ulir manual. Kemudian dipasang kawat lis pada sisi luar atas dan
bawah rakitan per, dan selanjutnya dipasang per pinggir antara kawat lis atas dan
bawah. Per pingggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per dengan
menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan per ini adalah untuk
menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan. Rakitan per ini akan
dirakit dengan rangka kayu dengan menggunakan gun bostitch.
Pada saat yang bersamaan, dilakukan pemotongan goni bagor dengan
ukuran 200 x 180 cm, hardpadd dan busa. Disamping itu dilakukan juga proses
penjahitan quilting untuk memberi pola pada kain polos dengan menggunakan
mesin quilting. Kain yang telah melalui proses quilting dipotong sesuai spesifikasi
divan spring bed 6 kaki yaitu 2 x (200 x 180 x 3) cm untuk matras atas dan untuk
tabung 2 x (200 x 180 x 1) cm. Sedangkan untuk divan bawah digunakan kain non
woven hitam dengan ukuran 200 x 180 cm.
Kemudian goni bagor direkatkan pada rangka atas per dengan staples 3001
J, selanjutnya hard padd yang telah dipotong direkatkan pada sisi atas dengan
menggunakan gun HR-22. Setelah itu direkatkan busa dan kain quilting dengan
menggunakan lateks. Langkah terakhir adalah meletakkan label. Setelah itu
dibungkus dengan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan staples
sedangkan untuk bagian bawah divan direkatkan kain non woven dengan staples
3001 J. Lalu dipasang kaki divan dengan mur dan baut. Peta proses operasi
pembuatan divan dapat dilihat pada lampiran 2.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.5.

Mesin dan Peralatan


Untuk mendukung pelaksanaan produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra

Polyintraco digunakan beberapa jenis mesin yang sebagian besar adalah buatan
luar negeri seperti Cina, Taiwan, Jepang dan Italia. Namun ada juga yang dibeli
dari dalam negeri. Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi
di pabrik tidak terotomatisasi, dimana seluruh kegiatan melibatkan tenaga
manusia sebagai operator yang mendesain, mengoperasikan dan mengontrol
jalannya proses produksi di pabrik.

2.5.1. Mesin Produksi


Adapun mesin yang digunakan di perusahaan ini dalam pembuatan spring
bed adalah sebagai berikut :
1. Mesin Ram
Fungsi

Merakit per menjadi rangka matras

Merk

Yamakoyo Induction Motor

Buatan

China

Daya

1,5 KW

Tegangan Elektromotor :

380 Volt

Fasa Elektromotor

3 fasa

Lebar Belt

1,5 cm

Tebal Belt

1 cm

Panjang Belt

50 cm

Jumlah

2 unit

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Mesin Quilting
Fungsi

Membuat bentuk/ pola pada kain spring bed


sesuai dengan motif yang diinginkan

Merk

Heng Chang Machinery

Buatan

China

Jarum

12 buah

Benang

24 gulung

Jumlah

1 unit

Fungsi

Merakit per pinggir di sekeliling luar rangka

Merk

Hard Coo

Buatan

Jepang

Power dari kompresor

55 100 psi

Tegangan

220 Volt

Fasa

1 Fasa

Jumlah

2 unit

3. Gun CL 73

4. Gun Etona ( Staples 3001 J)


Fungsi

Merekatkan kain quilting pada sandaran

Merk

Unicatch

Buatan

China

Power dari kompresor

55-100 psi

Tegangan

220 Volt

Fasa

1 Fasa

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Jumlah

2 unit

Penghasil tenaga angin untuk menjalankan

5. Kompresor angin
Fungsi

mesin Gun CL 73 dan HR 22


Merk

ABAC

Buatan

Italia

Power Elektormotor

5,5 HP

Tegangan Elektromotor :

220 Volt

Fasa Elektromotor

1 fasa

Jumlah

2 unit

Fungsi

Merekatkan rangka matras dengan hard pad

Merk

Stanley

Buatan

Jepang

Power dari Kompresor

5,5-100 psi

Tegangan

220 Volt

Fasa

1 fasa

Jumlah

2 unit

Menjahit kain quilting pada matras atas dan

6. Gun HR 22

7. Mesin Jahit Corner


Fungsi

bawah dengan sisi tabung


Merk

Shiang Wang

Buatan

Taiwan

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Daya

12,3 KW

Tegangan

220 Volt

Fasa Elektromotor

1 fasa

Jumlah

1 unit

Fungsi

Melubangi tempat kancing pada sandaran

Merk

Makita

Buatan

Jepang

Power Elektormotor

1 KW

Tegangan

220 Volt

Fasa Elektromotor

1 fasa

Jumlah

2 unit

Menjahit kain quilting pada tabung, menjahit

8. Mesin Bor

9. Mesin Jahit Biasa


Fungsi

kain quilting pada divan, menjahit kain


quilting pada matras, menjahit kain blacu,
menjahit label pada spring bed.
Merk

Brother

Buatan

Jepang

Daya

0,33 KW (0,33 HP)

Tegangan

220 Volt

Fasa

1 fasa

Jumlah

3 unit

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

10. Generator set (Genset)


Fungsi

Sumber tegangan listrik pengganti PLN

Merk

Mitsubishi

Buatan

Jepang

Daya

140 KW

Fasa Elektromotor

3 fasa

Jumlah

1 unit

2.5.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada perusahaan ini antara lain :
1. Gergaji
Fungsi

: Memotong triplek rangka sandaran

Jumlah

: 4 Unit

2. Tang Potong Hit


Fungsi

: Memotong kawat

Jumlah

: 4 Unit

3. Alat Pelapis Kancing


Fungsi

: Melapis kancing dengan kain atau plastik

Jumlah

: 2 Unit

4. Palu
Fungsi

: Memukul dalam pemasangan kaki spring bed

Jumlah

: 4 Unit

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5. Meteran
Fungsi

: Mengukur kain

Jumlah

: 6 Unit

6. Gunting
Fungsi

: Memotong Busa

Jumlah

: 10 Unit

2.5.3. Utilitas
Proses produksi agar dapat berjalan lancar dan berkesinambungan, maka
dibutuhkan sarana - sarana lain yang tidak terlibat langsung dalam proses
produksi tetapi sangat berpengaruh dalam menunjang kelancaran produksi. Sarana
pendukung proses tersebut adalah :
1.

Energi listrik yang diperoleh dari PLN dengan kebutuhan setiap bulan
sekitar 30.000 KWH.

2.

Air, untuk kebutuhan penyediaan air didapat dari PDAM Tirtanadi dengan
kebutuhan tiap bulannya sekitar 100 m3.

2.5.4. Safety and Fire Protection


PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco melakukan tindakan pengamanan
berupa pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin terjadi. Perusahaan
melakukannya dengan memisahkan letak bahan baku yang mudah terbakar
dengan sumber api. Tindakan fire protection yang dilakukan adalah dengan
memberikan penutup pada panel listrik, menyediakan racun api berupa alat
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

pemadam api ringan, pada jarak tertentu dilantai pabrik atau pada daerah yang
mudah terjadi kebakaran.

2.5.5. Waste Treatment


Proses produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco tidak
menimbulkan limbah yang dapat menyebabkan polusi bagi lingkungan sehingga
tidak memerlukan penanganan khusus untuk pengolahan limbahnya, karena
limbah terdiri dari potongan busa, potongan kain quilting dan serpihan kawat.
Limbah berupa potongan busa dan potongan kain quilting dijual kepada pedagang
kecil dan masyarakat sekitar perusahaan untuk dijadikan bantal dan limbah berupa
serpihan kawat dikumpulkan di tempat penampungan sementara yang selanjutnya
dijual pada industri kecil dan hasil dari penjualan ini digunakan perusahaan
sebagai dana kemanusiaan tambahan untuk para karyawan.

2.5.6. Maintenance
Maintenance merupakan proses perawatan terhadap mesin dan alat kerja
untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kesalahaan pada saat proses produksi
berlangsung yang ditujukan agar proses seluruh produksi dapat berjalan dengan
baik, sehingga tidak ada hambatan yang disebabkan oleh mesin atau peralatan
yang dapat mengakibatkan cacat pada produk dan keterlambatan waktu
penyelesaian produk yang berakibat pada keterlambatan waktu pengiriman. Pada
perusahaan ini proses maintenance dilakukan secara berkala hanya saja
frekuensinya masih sangat jarang yaitu sebulan sekali.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1.

Perencanaan Produksi
Produksi dapat diartikan sebagai suatu rangkaian proses yang mengubah

bahan baku menjadi suatu produk jadi yang memiliki nilai lebih tinggi. Dalam
perencanaan produksi ditentukan sumber-sumber yang diperlukan untuk
melaksanakan proses produksi serta mengalokasian sumber-sumber tersebut untuk
menghasilkan produk dalam jumlah dan kualitas yang diharapkan dengan biaya
yang serendah mungkin.
Dalam penjabaran lebih lanjut maka rencana produksi diuraikan menjadi
proses apa yang harus dikerjakan, siapa pelaksananya, kapan, dimana dan
perkiraan biaya yang ditimbulkannya.
Adapun tujuan perencanaan produksi adalah 1 :
1. Sebagai langkah awal menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai
referensi perencanaan lebih rinci.
2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya
dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi
3. Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan

Ginting, Rosnani. Sistem Produksi. Surabaya. Penerbit Graha Ilmu. 2007. hlm 70

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Perencanaan produksi harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut 2 :


1. Berjangka waktu, proses produksi merupakan proses yang sangat
kompleks. Oleh karena itu suatu perusahaan tidak mungkin dapat
membuat jadwal yang dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus
dibuat bila keadaan yang digunakan sebagai dasar pembuatan rencana
yang lama sudah berubah.
2. Berjenjang, perencanaan produksi bertingkat dari level tinggi sampai
perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaan level rendah
merupakan penjabaran dari perencanaan level tinggi. Pendekatan yang
dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang mencakup
periode waktu tertentu, yakni jangka panjang, menengah dan pendek.
3. Terpadu, perencanaan produksi melibatkan banyak faktor, dimana semua
faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam
mencapai

target

produksi

tertentu.

Masing-masing

faktor

harus

direncanakan secara bersamaan dan terpadu.


4. Berkelanjutan, jika perencanaan produksi telah habis untuk satu periode
tertentu, maka harus dibuat perencanaan produksi untuk periode
berikutnya. Rencana baru tersebut harus menjadi lanjutan dari rencana
sebelumnya.
5. Terukur, Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan maka rencana
produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur. Nilai tersebut
dapat berupa target produksi dalam unit, kg, lusin, dan lain-lain

Nasution, Arman Hakim. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. 2003. hlm 16-17.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

6. Realistis, rencana produksi harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di


perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang
realistik untuk dicapai.
7. Akurat, perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi yang
akurat tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan sehingga rencana
produksi tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
8. Menantang, meskipun rencana produksi harus realistis bukan berarti target
yang ditetapkan harus mudah dicapai. Rencana produksi harus
menetapkan target yang dapat dicapai dengan sungguh-sungguh.

3.2.

Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan usaha-usaha untuk

menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan.


Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja
normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem
terbaik. Pada awalnya, pengukuran waktu banyak dimanfaatkan untuk
perhitungan

insentif

(bonus)

bagi

pekerja.

Namun

demikian,

dalam

perkembangannya pengukuran waktu dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk


berbagai hal antara lain 3:
1. Melakukan penjadwalan dan perencanaan kerja.
2. Menentukan besar ongkos produksi dan upaya persediaan budget
3. Membuat perkiraan harga produk sebelum produksi
3

Barnes, Motion and Time Study. 7th edition, John Wiley &sons. 1980. USA hlm 257,259

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

4. Menentukan jumlah mesin atau peralatan yang diperlukan dan jumlah


operator

pada

tiap

mesin

sehingga

menjadi

informasi

dalam

penyeimbangan lintasan.
5. Menentukan waktu standar yang akan digunakan dalam penentuan sistem
pembayaran tenaga kerja langsung atau tak langsung

3.2.1. Teknik - teknik Pengukuran Waktu


Ada 2 macam teknik pengukuran waktu, yaitu :
1. Teknik pengukuran waktu langsung
Dalam teknik ini pengukuran yang dilakukan secara langsung yaitu tempat
dimana pekerjaan yang diukur dilaksanakan. Pengukuran waktu langsung
ada 2 jenis yaitu : dengan menggunakan jam henti atau stopwatch dan
dengan menggunakan sampling pekerjaan
2. Teknik pengukuran waktu tidak langsung
Merupakan pengukuran yang dilakukan tanpa harus berada di tempat
pekerjaan yaitu dengan membaca tabel-tabel yang tersedia, dengan
persyaratan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen
pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Yang termasuk dalam pengukuran
waktu tidak langsung adalah :
-

Data waktu baku

Data waktu gerakan, yang terdiri dari : Work Faktor Sistem, Maynard
Operation Sequence Time (MOST Sistem) dan Motion Time
Measurement (MTM Sistem).

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.2.2. Pengukuran Waktu Jam Henti


Pengukuran waktu jam henti pertama kali diperkenalkan oleh F.W Taylor
sekitar abad 19 lalu. Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini
menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini merupakan
cara yang paling banyak dikenal dan digunakan. Salah satu karena kesederhanaan
aturan dan cara pengukuran yang dipakai. Namun tidak semua sistem kerja sesuai
dengan pengukuran waktu jam henti ini, adapun kriteria yang sesuai adalah 4:
1. Pekerjaan harus dilakukan secara berulang-ulang dan sejenis.
2. Jenis/ isi pekerjaan bersifat homogen.
3. Hasil kerja/ output harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik
secara keseluruhan maupun untuk tiap elemen kerja yang berlangsung.
4. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya
sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktunya.

3.2.3.

Langkah - langkah Sebelum Melakukan Pengukuran


Untuk

memperoleh

hasil

pengukuran

waktu

yang

dapat

dipertanggungjawabkan maka ditempuh langkah-langkah untuk memperoleh hasil


pengukuran yang optimal adalah:
1. Menetapkan Tujuan Pengukuran
Dalam pengukuran waktu hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan
adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian
dan tingkat keyakinan yang diinginkan dalam pengukuran tersebut.
4

Sritomo, W. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya. Penerbit Guna Widya. hlm 169

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Melakukan Penelitian Pendahuluan


Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang
bersangkutan misalnya adalah mengenai kondisi lingkungan kerja. Bila
kondisi baik maka pengukuran waktu bisa dilakukan, bila tidak baik maka
harus diperbaiki dahulu.
3. Memilih Operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur harus memenuhi
beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baik
dan

dapat

diandalkan

hasilnya.

Syarat-syarat

tersebut

adalah

berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.


4. Melatih Operator
Bila kondisi dan cara yang digunakan tidak sama dengan yang biasa
dijalankan operator maka diperlukan pelatihan bagi operator tersebut.
5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-elemen Kerja
Pekerjaan ini dipecah-pecah menjadi elemen pekerjaan (gerakan bagian
dari pekerjaan yang bersangkutan) dimana elemen-elemen inilah yang
diukur waktunya. Penguraian pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan
perlu dilakukan dengan alasan-alasan sebagai berikut 5 :
a. Cara terbaik menggambarkan suatu operasi adalah dengan membagi ke
dalam elemen-elemen kerja yang lebih detail dan mampu untuk diukur
dengan mudah secara terpisah.

Ibid, hlm 180

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

b. Besarnya waktu baku bisa ditetapkan berdasarkan elemen-elemen


pekerjaan yang ada. Dengan mengetahui waktu baku untuk elemenelemen kerja maka kemungkinan untuk menetapkan total waktu baku
untuk suatu operasi kerja.
c. Dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja maka dapat di
analisis waktu-waktu yang berlebihan untuk tiap elemen kerja atau
waktu yang terlalu singkat untuk elemen kerja yang lain. Demikian
juga analisis yang dibuat untuk satu elemen kerja bisa melihat adanya
perbedaan kecil dari metode kerja yang diaplikasikan, dimana hal ini
tidak akan mudah jika dilakukan analisis studi untuk operasi secara
keseluruhan.
d. Seorang operator bisa jadi akan bekerja berbeda-beda pada setiap
siklus yang berlangsung. Dengan membagi ke dalam elemen kerja
maka perfomance rating dapat diaplikasikan untuk tiap elemen kerja.
6. Menyiapkan Alat-alat Pengukuran
Ini merupakan langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran dimana
alat-alat pengukuran yang diperlukan harus disiapkan. Alat-alat tersebut
adalah: jam henti (stopwatch) untuk menghitung waktu siklus, lembar
pengamatan untuk tempat mencatat waktu siklus, pena atau pensil sebagai
alat tulis dan papan pengamatan sebagai alat bantu dalam menuliskan hasil
pengukuran.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.2.4.

Melakukan Pengukuran Waktu


Ada 3 metode yang umum digunakan untuk mengukur waktu siklus

dengan menggunakan jam henti, yaitu :


1. Continuous timing, tombol jam henti ditekan pada saat elemen kerja
pertama dimulai dan membiarkan jarum petunjuk jam henti berjalan secara
terus-menerus sampai siklus kerja selesai. Pengamat akan mengamati dan
mencatat waktu pada setiap akhir elemen kerja. Waktu sebenarnya
diperoleh dengan pengurangan pada saat pengukuran waktu selesai
dilaksanakan
2. Repetitive timing, jarum jam henti akan dikembalikan ke titik nol setiap
akhir elemen kerja yang diukur. Setelah waktu dicatat, tombol jam henti
ditekan kembali untuk mengukur elemen kerja berikutnya.
3. Accumulative timing, cara ini menggunakan 2 atau 3 jam henti yang
digunakan secara bergantian sehingga setiap elemen kerja yang
berlangsung dapat diukur.

3.2.5. Pengujian Data Waktu


3.2.5.1.Uji Keseragaman
Uji keseragaman data dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh
sudah seragam atau tidak, dapat dilaksanakan dengan mengaplikasikan peta
kontrol (control chart). Peta kontrol (control chart) adalah suatu alat yang tepat
guna dalam menguji keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Batas kontrol atas dan batas kontrol bawah untuk tiap group data dapat dicari
dengan formulasi :

BKA = X + 2x
BKB = X 2x
Gambar 3.1 merupakan Peta kontrol untuk uji keseragaman data.

Waktu pengamatan

BKA

X
BKB

Unit Pengamatan

Gambar 3.1. Peta Kontrol untuk Uji Keseragaman Data

3.2.5.2. Uji Kecukupan Data


Berguna untuk memastikan bahwa jumlah sampel yang telah dikumpulkan
telah cukup mewakili populasi, sehingga dapat digunakan bagi pengolahan data
selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan rumus :
m
m

k
2
(
n
t
ti ) 2

i
s i =1
i =1

N =
m

ti

i =1

Keterangan :
N = jumlah siklus pengamatan/pengukuran yang seharusnya dilaksanakan.
t=

waktu pengamatan ke-i setiap elemen kerja, i = 1,2,3,,m

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

k = angka deviasi standar yang besarnya tergantung pada tingkat keyakinan


yang diambil.
s=

derajat ketelitian dari data t yang dikehendaki, yang menunjukan maksimum


penyimpangan yang bisa diterima dari nilai t yang sebenarnya.

n = jumlah siklus pengamatan/pengukuran awal yang telah dilakukan untuk


elemen kegiatan tertentu yang dipilih.
Jumlah pengukuran waktu dikatakan cukup apabila jumlah pengukuran
minimum secara teoritis lebih kecil atau sama dengan jumlah pengukuran
pendahuluan yang sudah dilakukan (N N). Jika jumlah pengukuran masih
belum mencukupi maka harus dilakukan pengukuran lagi sampai jumlah
pengukuran tersebut cukup.

3.2.6. Perhitungan Waktu

Sistem

kerja

Waktu siklus

Waktu normal

Faktor penyesuaian

Waktu baku

Kelonggaran

Dengan melihat bagan, maka dapat diketahui bahwa :


-

Waktu siklus adalah waktu hasil pengamatan secara langsung yang tertera
dalam stopwatch.

Waktu normal adalah waktu siklus dengan telah mempertimbangkan


penyesuaian.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Waktu baku adalah waktu normal dengan mempertimbangkan faktor


kelonggaran (allowance ).

Dengan rumus : Wb = Wn (waktu normal) x ( 1 + allowance)


di mana, Wn = Ws (waktu siklus) x p (faktor penyesuaian)

3.2.7. Penyesuaian dan Kelonggaran


3.2.7.1.Penyesuaian
Penyesuaian adalah suatu proses dimana pada saat melakukan pengukuran,
pengamat mengukur dan membandingkan performansi kerja operator terhadap
konsep kecepatan kerja yang dimiliki oleh pengamat mengenai perfomansi
normal. Untuk memudahkan pemilihan konsep wajar, seorang pengukur dapat
mempelajari bagaimana bekerjanya seorang operator yang dianggap normal yaitu,
jika seorang operator bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari
bekerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan, dan menunjukkan kesungguhan
dalam menjalankan kegiatannya.
Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata
dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Harga penyesuaian (p) = 1
berarti bahwa operator bekerja dengan wajar berdasarkan pendapatan pengukur,
namun jika p > 1 itu berarti pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas
batas kewajaran/ terlalu cepat dan sebaliknya jika operator bekerja dibawah
normal/ terlalu lambat menurut pendapat pengukur maka p < 1. Selain hal tersebut
diatas, ada juga beberapa cara menentukan faktor penyesuaian.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1. Cara Persentase.
Dalam hal ini faktor penyesuaian ditentukan oleh pengukur berdasarkan
pengamatan yang dilakukan selama melakukan pengukuran. Oleh karena
itu cara ini merupakan cara yang paling mudah dan sederhana namun
penilaiannya masih kasar. Misalnya, pengukur berpendapat bahwa p = 110
%. Jika waktu siklusnya 14,6 menit maka Wn = 14,6 x 1,1 = 16,6 menit
2. Cara Shumard.
Cara ini didasarkan kepada kelas-kelas perfomansi kerja yang akan
menjadi penentu dalam penilaian dengan setiap kelas mempunyai nilainilai sendiri.
3. Cara Westinghouse
Cara ini mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap sangat
menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu:
a.

Keterampilan atau skill

b.

Usaha

c.

Kondisi kerja

d.

Konsistensi

4. Cara Obyektif
Kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan menjadi perhatian utama
dalam cara ini karena kedua faktor ini dipandang secara bersama-sama
menentukan berapa besarnya harga p untuk mendapatkan waktu normal.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5. Cara Bedaux
Cara ini diakukan hampir sama dengan cara Shumard, hanya saja nilainilai pada cara Bedaux dinyatakan dalam B, misalnya 60 B
6. Cara Sintesa
Cara ini mengevaluasi perfomansi kerja operator berdasarkan nilai waktu
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Prosedur yang dilakukan adalah
dengan

melaksanakan

pengukuran

kerja

seperti

biasanya

dan

membandingkan waktu yang diukur dengan waktu penyelesaian elemen


kerja yang sebelumnya sudah diketahui data waktunya.

3.2.7.2.Kelonggaran
Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus
diberikan kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya,
operator bisa terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya
alamiah 6.
Kelonggaran diberikan untuk 3 hal, yaitu kelonggaran untuk kebutuhan
pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak bisa
dihindarkan, dimana ketiga hal tersebut secara nyata dibutuhkan oleh pekerja
selama melakukan pekerjaannya.
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Yang dimaksud dengan kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum
sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-

Yanto. Analisis, Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.Jakarta. Unika Atmajaya. 2007

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

cakap dengan teman sekerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan


ataupun kejemuan dalam kerja. Dimana kebutuhan-kebutuhan seperti ini
mutlak dibutuhkan dan dilakukan oleh pekerja.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique.
Rasa fatique tercermin dari menurunnya jumlah maupun kualitas hasil
produksi. Untuk itu pekerja harus diberi kesempatan untuk beristirahat
sekedarnya (stretching), bahkan bila perlu pergi ke luar ruangan kerja
untuk menghilangkan kelelahan.
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan.
Hambatan-hambatan tak terhindarkan terjadi diluar kekuasaan pekerja
untuk mengendalikannya. Yang termasuk ke dalam hambatan-hambatan
yang tak terhindarkan yaitu: menerima atau meminta petunjuk kepada
pengawas, melakukan penyesuaian kepada pengawas, listrik padam,
peralatan rusak, serta gangguan-gangguan kerja lainnya.

3.3.

Peramalan
Peramalan merupakan seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa

masa

depan.

Peramalan

memerlukan

pengambilan

data

historis

dan

memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa model matematis 7 . Prinsip


yang harus dipegang dalam peramalan antara lain :
1. Ramalan selalu mengandung kesalahan (error)
2. Kesalahan harus terukur untuk menentukan langkah selanjutnya

Render, Barry. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Penerbit Salemba Empat. 2001. hlm 46

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3. Ramalan satu famili produk lebih teliti daripada end item


4. Ramalan jangka pendek lebih teliti dari ramalan jangka panjang
Sedangkan faktor faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat
peramalan adalah :
1. Jangkauan peramalan
2. Tingkat ketelitian
3. Ketersediaan data
4. Bentuk pola data
5. Biaya

3.3.1. Metode Peramalan


Secara umum, peramalan diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1. Peramalan yang bersifat subyektif
Peramalan ini lebih menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi,
pendapat pribadi seseorang dan intuisi yang meskipun kelihatannya kurang
ilmiah tetapi dapat memberikan hasil yang baik. Metode ini contohnya metode
Delphi dan metode penelitian pasar.
2. Peramalan yang bersifat obyektif
Merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan matematis dan
statistik dalam menunjukkan hubungan antara permintaan dengan satu atau
lebih

variabel

yang

mempengaruhinya.

Peramalan

obyektif

juga

mengasumsikan bahwa macam dari hubungan antara variabel-variabel bebas

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dengan permintaan akan berulang juga pada masa yang akan datang.
Peramalan obyektif terdiri atas dua metode yaitu:
a. Metode Intrinsik
Metode ini berdasarkan pada proyeksi permintaan historis tanpa
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi
besarnya permintaan. Metode ini cocok untuk peramalan jangka pendek.
Salah satu metode ini adalah metode deret waktu (time series).
b. Metode Ekstrinsik
Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin
dapat mempengaruhi besarnya permintaan dimasa datang dalam model
peramalannya. Metode ini lebih cocok untuk peramalan jangka panjang.
Kelemahan metode ini adalah dalam hal mahalnya biaya aplikasi dan
frekuensi perbaikan hasil peramalan yang rendah karena sulitnya
menyediakan informasi perubahan faktor-faktor eksternal yang terukur.
Salah satu bagian dari metode ini adalah metode regresi.

3.3.2. Analisis Deret Waktu (Time Series) 8


Peramalan dengan menggunakan metode deret waktu didasarkan pada
pendugaan masa depan yang dilakukan dengan menggunakan waktu sebagai dasar
peramalan. Tujuan metode peramalan deret waktu seperti itu adalah menemukan
pola dalam deret data historis dan mengekstrapolasikan pola dalam deret data

Makridakis, dan Victor E. Mc.Gee. Metode dan Aplikasi Peramalan. 1988. hlm 9-10.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

tersebut ke masa depan. Metode ini mengasumsikan bahwa apa yang telah terjadi
di masa lalu akan terjadi di masa yang akan datang
Langkah penting dalam memilih suatu metode deret waktu yang tepat adalah
dengan mempertimbangkan jenis pola datanya. Pola data dapat dibedakan menjadi
empat, yaitu :
1.

Pola horisontal, terjadi bilamana data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata


yang konstan atau stasioner terhadap nilai rata-ratanya.

2.

Pola musiman, terjadi bilamana suatu deret data dipengaruhi oleh faktor
musiman (misalnya kuartal tahunan, bulanan / hari pada minggu tertentu).

3.

Pola siklis, terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi


jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis atau ekonomi.

4.

Pola tren, terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan jangka panjang
dalam data.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat fungsi peramalan

dengan menggunakan metode time series adalah:


1. Mendefinisikan tujuan peramalan
2. Membuat diagram pencar
3. Memilih beberapa metode peramalan
4. Menghitung nilai ramalan dan kesalahannya
5. Memilih metode dengan kesalahan terkecil
6. Verifikasi Peramalan

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Beberapa metode yang termasuk dalam analisis deret waktu adalah:


1.

Metode Pemulusan (Smoothing)


Metode ini terdiri dari dua kelompok yaitu metode perataan (average) dan

metode pemulusan (smoothing) eksponensial. Perbedaan mendasar dari dua


kelompok ini terletak pada pemberian bobot untuk data yang dipakai yaitu:
a. Metode Perataan (Moving Average)
Secara matematis, moving average dinyatakan dalam persamaan berikut:

MA =

At + At 1 + ... + At ( N 1)
N

dimana: At = Permintaan aktual pada periode t


N = Jumlah data permintaan
b. Metode Perataan Berbobot (Weighted Moving Average)
Secara matematis, WMA dapat dinyatakan sebagai berikut:
m

WMA =

(A
t =1

t 1

Wt )

W
t =1

dimana: Wt = Bobot permintaan aktual pada periode ke-t, t = 1,2,3,...,m


At-1 = Permintaan aktual pada periode sebelumnya
c. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial
Secara matematis, metode ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
Ft = Ft 1 + ( At 1 Ft 1 )
dimana:

Ft = Nilai ramalan untuk periode waktu t


Ft -1 = Nilai ramalan untuk periode sebelumnya
At-1 = Permintaan aktual pada periode sebelumnya

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

= Parameter / koefisien smoothing


Nilai =

2
, dengan N = Jumlah data periode
N +1

2. Metode Dekomposisi
Merupakan metode yang hasil peramalannya ditentukan dengan kombinasi
dari fungsi-fungsi atau pola data yang ada seperti trend, siklus, dan musiman.
3. Metode Regresi
Tujuan dari metode ini adalah mencari bentuk fungsi dari suatu data. Bentuk
fungsi dari metode ini dapat berupa:
a) Konstan, dengan fungsi peramalan (Yt):
m

Yt = a, dimana a =

t =1

Ket : N = jumlah periode

b) Linier, dengan fungsi peramalan:


Yt = a + bt
m

a=

Dimana :

i =1

b t i

b=

i =1

i =1
m

i =1

n t i y i t i y i
i =1

n t i2 (t i ) 2
i =1

i =1

c) Kuadratis, dengan fungsi peramalan :


Yt = a + bt + ct2
Dimana :

a=

i =1

i =1

i =1

Yi b t i c t i
n

c=

b=

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

i =1

i =1

= ( t i2 ) 2 n t i4
m

i =1

i =1

i =1

= t i Yi n t i Yi

i =1

i =1

i =1

i =1

i =1

i =1

= t i2 Yi n t i2Yi

= t i2 t im n t i3

d) Eksponensial, dengan fungsi peramalan :


Yt = aebt
Dimana :

ln a =

i =1

i =1

ln Yi b t i
n

ln a =

i =1
m

i =1

n t i ln Yi t i ln Yi
i =1

n t i2 ( t i ) 2
i =1

i =1

e) Siklis, dengan fungsi peramalan :


Y = a + b sin

2t
2t
+ c cos
n
n

Dimana :
m

Y
i =1
m

m
m
2t i
2t i

= na + b sin
+ c cos

n
n
i =1
i =1

Yi sin
i =1

m
m
m
2t i
2t i
2t i
2t i
2t
= a sin
+ b sin 2
+ c sin
cos i
n
n
n
n
n
i =1
i =1
i =1

Yi cos
i =1

m
m
m
2ti
2ti
2ti
2ti
2t
= a cos
+ c cos 2
+ b sin
cos i
n
n
n
n
n
i =1
i =1
i =1

3.3.3. Analisis Kesalahan Peramalan


Hasil perkiraan ramalan yang tepat atau paling tidak dapat memberikan
gambaran yang paling mendekati sehingga rencana yang dibuat merupakan
rencana yang realistis. Kesalahan yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan
tinggi, keakuratan hasil peramalan tinggi, begitu pula sebaliknya. Parameter
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

kesalahan suatu peramalan secara statistik dapat dihitung dengan menggunakan


beberapa rumus seperti terlihat dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Ukuran Statistik Parameter Kesalahan Peramalan


No.

Parameter Kesalahan

Rumus
n

Mean Error (ME)

ME =

e
i =1

n
n

Mean Absolute Error (MAE)

MAE =

e
i =1

n
n

SSE = ei

Sum of Squared Error (SSE)

i =1

Mean Square Error (MSE)

MSE =

(X
t =1

Ft )

n
n

Standar Deviation of Error (SDE)

SDE =

Standar Error of Estimate (SEE)

SEE =

n 1

(X
t =1

t =1

Ft )

n f

Sumber :Nasution, Arman Hakim. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. 2003.

Keterangan : Xt = data aktual periode t


Ft

= nilai ramalan periode t

= banyaknya periode

= derajat kebebasan

ei

= banyaknya kesalahan

3.3.4. Verifikasi dan Pengendalian Peramalan


Verifikasi peramalan dilakukan guna mendapatkan hasil peramalan yang
benar-benar mencerminkan data masa lalu dan sistem sebab akibat yang

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

mendasari permintaan tersebut. Bentuk yang paling sederhana adalah peta kontrol
peramalan yang disebut peta moving range.

MR = ( y t yt ) ( y t 1 yt 1 )
m

MR

Rata-rata moving range didefinisikan

: MR =

Garis tengah peta moving range

: pada titik nol

Batas kontrol atas peta moving range

: BKA = +2,66 MR

Batas kontrol bawah peta moving range

: BKB = 2,66 MR

Variabel yang diplot

: y t = y t y

t =1

n 1

Pada Gambar 3.2. menjelaskan pembagian daerah A,B dan C pada peta
moving range.

Y-Y
Daerah di Luar Kendali

Batas Kendali +2,66 MR

+
Daerah A

Batas Kendali A 2,66 MR x 2/3

Daerah B

Batas Kendali B 2,66 MR x 1/3

Daerah C
0
Daerah C
Daerah B
-

Daerah A

Batas Kendali B 2,66 MR x 1/3


Batas Kendali A 2,66 MR x 2/3
Batas Kendali - 2,66 MR

Daerah di Luar Kendali

Gambar 3.2. Pembagian Daerah A, B dan C pada Peta Moving Range

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Kondisi out of control dapat diperiksa dengan menggunakan empat aturan berikut:
1. Aturan Satu Titik
Bila ada titik sebaran (Y-Y) berada di luar UCL dan LCL.
2. Aturan Tiga Titik
Bila ada tiga buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang
mana dua diantaranya jatuh pada daerah A.
3. Aturan Lima Titik
Bila ada lima buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang
mana empat diantaranya jatuh pada daerah B.
4. Aturan Delapan Titik
Bila ada delapan buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, pada
daerah C.

3.4.

Pemrograman Linier
Pemrograman linier adalah suatu model matematis yang berkarakteristik

linier

untuk

menemukan

suatu

penyelesaian

optimal

dengan

cara

memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu susunan


kendala.

3.4.1 Model Pemrograman Linier


Model adalah abstraksi atau penyederhanaan realitas sistem yang
kompleks dimana hanya komponen-komponen yang relevan atau faktor-faktor
yang dominan dari masalah yang dianalisis diikutsertakan. Jadi, model merupakan
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

sebuah tiruan terhadap realitas. Langkah untuk membuat peralihan dari realita ke
model kuantitatif, dinamakan perumusan model. Model pemrograman linier
mempunyai tiga unsur utama yaitu 9 :
1. Variabel Keputusan
Merupakan variabel persoalan yang akan mempengaruhi nilai tujuan yang
hendak dicapai.
2. Fungsi Tujuan
Merupakan tujuan yang hendak dicapai yang diwujudkan dalam sebuah fungsi
matematika linier.
3. Fungsi Kendala
Merupakan pembatas terhadap kumpulan keputusan yang mungkin dibuat dan
harus dituangkan ke dalam fungsi matematika linier. Ada tiga macam kendala,
yakni :
a.

Kendala berupa pembatas, dituangkan ke dalam fungsi matematika


berupa pertidaksamaan dengan tanda

b.

Kendala berupa syarat, dituangkan ke dalam fungsi matematika berupa


pertidaksamaan dengan tanda

c.

Kendala berupa keharusan, dituangkan ke dalam fungsi matematika


berupa persamaan dengan tanda =

Siswanto. Riset Operasi Jilid I, Penerbit Erlangga. 2006, hlm 25, 29

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.4.2. Bentuk Umum Model Pemrograman Linier


Fungsi Tujuan :
n

Maksimumkan/minimumkan Z =

C .X
j =1

Terhadap fungsi kendala :

a11 X 1 + a12 X 2 + . . . + a1n X n = b1

a 21 X 1 + a 22 X 2 + . . . + a 2 n X n = b2

ai1 X 1 + ai 2 X 2 + . . . + a mn X n = bi

Xj 0
di mana :
Xj

: variabel keputusan ke-j

Cj

: parameter fungsi tujuan ke-j

bi

: kapasitas kendala ke-i

aij

: parameter fungsi kendala ke-i untuk variabel keputusan ke-j

: 1,2, . . . , m

j : 1,2, . . . , n

3.4.3. Asumsi Model Pemrograman Linier


Program linier memiliki asumsi tertentu yang harus dipenuhi, yakni :
1. Proportional
Dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan atau
penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun
jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi.
2. Additivity
Additivity menyatakan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang diantara
berbagai aktivitas. Sifat ini berlaku bagi fungsi tujuan maupun kendala.
3. Divisibility
Asumsi ini menyatakan bahwa variabel keputusan diperbolehkan memiliki
nilai yang tidak integer.
4. Deterministic
Setiap parameter (koefisien fungsi objektif, ruas sisi kanan koefisien
pembatas) diketahui secara pasti. Hal ini menunjukkan bahwa semua
parameter model berupa konstanta.

3.4.4. Metode Simpleks


Untuk memecahkan masalah program linier, pada tahun 1947 George
Dantzig menemukan sebuah metode yang sangat efisien yakni metode simpleks.
Langkah-langkah penyelesaian program linier dengan metode simpleks 10 :
1. Program linier (LP) harus dibuat dalam bentuk standar, yakni :
-

Kendala dalam bentuk persamaan dan konstanta sisi kanan (right hand
side = RHS) semua positif

10

Semua variabel non negatif

Fungsi tujuan dapat maksimum atau minimum

Sri Mulyono, Riset Operasi. Jakarta. 2004, hlm 32

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Bentuk standar model LP dibuat dalam bentuk tabel simpleks sehingga


memudahkan perhitungan. Adapun bentuk standar tabel simpleks adalah 11
Contoh : Maks. Z = 5X1 + 2X2 + 3X3 + - X4 + X5
Kendala : X1 + 2X2 + 2 X3 + X4

=8

...(1)

3X1 + 4X2 + X3 + X5

=7

...(2)

X1,..., X5 0
Tabel 3.2. Bentuk Standar Tabel Simpleks
Cj

-1

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

-1

X4

X5

Z= -1

Cb

row

Konstanta

Sumber Sitompul, Darwin. Riset Operasi I. 2006

Cb adalah koefisien dari variabel basis pada fungsi tujuan


Cj adalah koefisien dari variabel non basis pada fungsi tujuan.
Pj adalah nilai pada tiap kolom dan baris
Z = Cb x Konstanta
row = Cj-Cb*Pj
Contoh : row1 = 5-(-1,1)

= 5 (-1+3) = 3

Z = Cb*konstanta = (-1,1)

=-1

3. Dari tabel simpleks standar dapat dilihat bahwa bentuk dasar sudah dalam
sistem kanonikal (X4 hanya ada di pers 1 dan X5 hanya ada di pers 2),
maka X4 dan X5 sebagai variabel basis. Jika simpleks standar tidak dalam
11

Sitompul, Darwin. Riset Operasi I. 2006.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

bentuk kanonikal maka harus diubah ke dalam bentuk kanonikal dengan


menambah variabel artificial.
4. Berdasarkan bentuk standar, temukan solusi layak dasar awal (initial basic
feasible solution). Dari contoh diperoleh solusi awal : X1=X2=X3=0, X4=8
dan X5=7. Maka Z = 5(0) + 2(0) + 3(0) -1(8) + 1(7) = -1.
5. Periksa optimalitas, dimana untuk maksimisasi solusi optimal jika semua
row harus bernilai negatif atau nol. Dari Tabel 3.2. diketahui solusi
belum optimal maka dilanjutkan dengan mencari solusi yang lebih baik.
Untuk maksimisasi, pilih entering variable (variabel nonbasis yang akan
menjadi basis)

row paling positif (X3 sebagai entering variable), dan

leaving variable (variabel basis yang akan keluar dari menjadi nonbasis)
berdasarkan hukum rasio minimum, yakni :8/2=4 atau 7/1 = 1. Maka
dipilih X4 sebagai leaving variable.
Tabel 3.3. Tabel Simpleks 1
Cj

-1

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

-1

X4

X5

Z= -1

Cb

row

Konstanta

Elemen perpotongan disebut elemen pivot dan untuk menghitung sistem


kanonikal baru elemen harus dijadikan 1 dan elemen lain di kolom pivot
dijadikan nol.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 3.4. Tabel Simpleks 2


Cj

-1

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X3

1/2

1/2

X5

5/2

-1/2

-4

-2

Z= 15

Cb

row

6. Dilakukan iterasi sampai diperoleh hasil optimal dimana

Konstanta

row bernilai

negatif atau nol. Berikut Tabel optimal untuk contoh diatas,


Tabel 3.5. Tabel Simpleks 3
Cj

-1

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X3

2/5

3/5

-1/5

17/5

X1

6/5

-1/5

2/5

6/5

-26/5

-9/5

-2/5

Z= 81/5

Cb

row

Konstanta

Dengan demikian program linier tersebut memiliki solusi optimal sebagai


berikut :
X1 = 6/5, X2 = 0, X3 = 17/5, X4 = 0, X5 = 0 dan Z = 81/5

3.4.5. Metode Big M dan Dua Fase


Telah dikemukakan sebelumnya bahwa untuk menyelesaikan program
linier dengan metode simpleks diperlukan solusi layak dasar awal dengan
mengusahakan program linier berada dalam bentuk standar dan kanonikal.
Namun, meskipun telah diubah ke dalam bentuk standar seringkali program linier
tidak dalam bentuk kanonikal. Dalam hal ini tidak ada solusi layak dasar awal.
Oleh karena itu, program linier harus diubah ke dalam bentuk kanonikal dengan
dua cara, yakni :
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1. Metode Big M
Pada metode ini, diberikan variable artificial yang sangat besar pada
fungsi objektif minimisasi. Dengan kata lain, biaya pada fungsi objektif
dibuat sangat besar sehingga tidak ekonomis untuk memproduksi variabel
tersebut. Koefisien untuk variable artificial dibuat sebesar M, dimana M
adalah bilangan positif yang sangat besar. Demikian sebaliknya untuk
kasus maksimisasi.
2. Metode Dua Fase
Cara kedua adalah dengan menggunakan 2 fase, yakni :
-

Fase I : Mencari solusi layak dasar awal bagi program asli, dengan
cara mengusahakan agar variable artificial terbuang. Pada tahap ini
lebih dahulu dibuat fungsi objektif khusus untuk variable artificial.

Fase II : Pada fase ini, solusi layak dasar awal yang diperoleh pada
fase pertama dilanjutkan untuk dioptimalkan. Cara mengoptimalkan
sama seperti metode simpleks yang telah dijelaskan sebelumnya.

3.4.6. Integer Programming


Pemrograman linier integer (integer linear programming) pada intinya
berkaitan dengan program linier dimana beberapa atau semua variabel memiliki
nilai integer (bulat). Program integer dibagi atas tiga jenis, yakni 12 :
1. Program Integer Murni (Pure Integer Programming), semua variabel
keputusannya adalah integer.

12

Sitompul, Darwin. Riset Operasi I. 2006.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Program Integer Campuran (Mixed Integer Programming), sebagian


keputusannya adalah integer.
3. Program Integer 0-1 (Zero One Integer Programming), variabel
keputusannya hanya memiliki nilai 0 atau 1.
Model matematis untuk pemrograman linier integer serupa dengan model
pemrograman linier, perbedaannya hanya pada penambahan 1 kendala bahwa
variabelnya harus berupa bilangan bulat. Pada dasarnya integer programming
merupakan analisis pasca optimal pemrograman linier. Jika program linier
menghasilkan bilangan pecahan maka untuk mendapat bilangan bulat yang
optimal dilakukan dengan menggunakan integer programming. Metode yang
biasa diterapkan adalah metode percabangan dan pembatasan (branch and bound)
serta algoritma bidang pemotong (cutting plane). Dari kepentingan praktisnya,
metode branch and bound lebih sering digunakan.

3.4.7. Algoritma Branch And Bound 13


Branch

and

bound

adalah

sebuah

metode untuk

menghasilkan

penyelesaian optimal pemrograman linear yang menghasilkan variabel-variabel


keputusan bilangan bulat. Sesuai dengan namanya, metode ini membatasi
penyelesaian optimal yang akan menghasilkan bilangan pecahan dengan cara
membuat cabang batas dan bawah bagi masing-masing variabel keputusan yang
bernilai pecahan agar bernilai bulat sehingga setiap pembatasan akan
menghasilkan cabang baru.

13

Siswanto. Riset Operasi Jilid I, Penerbit Erlangga. 2006, hlm 25, 29

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Langkah kerja algoritma branch and bound untuk masalah maksimasi


adalah 14 :
1. Penyelesaian model sebagai linear programming biasa dengan metode
simpleks tanpa batasan integer.
2. Meneliti solusi optimalnya. Jika variabel yang diharapkan bernilai bulat
telah memiliki nilai bulat maka solusi optimal telah tercapai. Tetapi jika
tidak bernilai bulat maka dilanjutkan ke langkah 3.
3. Nilai solusi desimal pada solusi yang layak dicabangkan ke dalam sub-sub
masalah. Tujuannya adalah untuk menghilangkan solusi kontinu yang
tidak memenuhi persyaratan integer. Pencabangan dilakukan melalui
kendala mutually exclusive dengan tujuan agar tidak ada solusi integer
layak yang diikutsertakan.
4. Untuk setiap sub masalah, nilai solusi optimal kontinu fungsi tujuan
ditetapkan sebagai batas atas. Solusi integer terbaik dijadikan batas bawah.
Sub-sub masalah yang memiliki batas atas kurang dari batas bawah tidak
diikutsertakan pada analisis selanjutnya. Demikian dilakukan percabangan
sampai diperoleh solusi optimal integer.

14

Fien Zulfikarijah. Operation Research. Bayu media. 2004, hlm 249

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas dan disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap
tahapan merupakan bagian yang menentukan tahapan selanjutnya sehingga harus
dilalui dengan cermat.

4.1.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco yang

beralamat di Jl. Eka Surya Gang Sidodadi Lingkungan XXII, Kelurahan Gedung
Johor, Delitua Medan. Penelitian dilaksanakan pada Maret April 2009.

4.2.

Jenis Penelitian
Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian

deskriptif (Deskriptif Research) dengan jenis studi kasus, yaitu penelitian yang
berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang
ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data. Jadi penelitian ini
meliputi proses pengumpulan, penyajian, dan pengolahan data, serta analisis dan
interpretasi.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

4.3.

Instrumen Penelitian
Penelitian dilakukan dengan teknik observasi langsung pada lantai

produksi. Instrumen yang digunakan adalah jam henti (stopwatch), kertas lembar
pengamatan, pena atau pensil dan papan pengamatan. Hasil dari penelitian dengan
menggunakan jam henti berupa waktu siklus penyelesaian spring bed.

4.4.

Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Melakukan wawancara dengan pihak perusahaan berkaitan dengan data


dan informasi yang diperlukan.
2. Mencatat arsip perusahaan yang berhubungan dengan data yang
diperlukan
3. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi
Adapun data yang dibutuhkan adalah :
1. Data primer, yakni waktu pengerjaan produk yang diperoleh dengan
pengukuran langsung menggunakan alat bantu stopwatch.
2. Data sekunder meliputi :
a. Data laba dari setiap jenis spring bed
b. Data jumlah tenaga kerja
c. Jumlah hari kerja tiap bulan selama tahun 2009
d. Penjualan selama 2 tahun terakhir sebelum periode pengamatan
e. Data pemakaian bahan dan kapasitas gudang
f. Jumlah produksi minimum yang ditetapkan perusahaan
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

4.5.

Metode Pengolahan Data


Setelah memperoleh data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

maka dilakukan pengolahan terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut.


Langkah- langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
1.

Pengolahan data primer meliputi uji keseragaman dan kecukupan data.


Kemudian dihitung waktu baku penyelesaian produk.
a. Pengujian keseragaman data :
- Perhitungan waktu siklus rata-rata sub grup
- Perhitungan standard deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup
- Perhitungan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah
(BKB) dengan rumus ;

BKA = X + 2x
BKB = X 2x

b. Pengujian kecukupan data :


m
m

k
2
(
n
t
ti ) 2

s i =1
i =1

N =
m

ti

i =1

c. Perhitungan waktu baku (standard time) untuk tiap job pada tiap stasiun
kerja yang ada di lantai pabrik, dengan rumus :
Wb = Wn (waktu normal) x ( 1 + allowance)
di mana, Wn = Ws (waktu siklus) x p (faktor penyesuaian)
2.

Meramalkan permintaan
Data historis penjualan kemudian diolah dengan menggunakan metode
peramalan kuantitatif yang disesuaikan dengan pola data. Berdasarkan hasil

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dari metode yang digunakan akan dipilih metode terbaik dengan


menggunakan ukuran kesalahan peramalan terkecil.
3.

Membuat fungsi tujuan, yakni memaksimumkan laba dengan menentukan


jumlah produksi optimal yang merupakan variabel keputusan.
n

Maksimumkan Z =

C .X
j =1

Z = laba yang ingin dicapai dari seluruh spring bed yang diproduksi
Cj = laba untuk produk X
Xj = jumlah produksi optimal (variabel keputusan jenis spring bed ke-j)
j = jenis spring bed ke-1,2,...,n
4.

Penentuan fungsi kendala. Kendala yang dimaksud adalah :


a. Kapasitas tenaga kerja
n

a
j =1

ij

X j Yk = a11 X 1 + a12 X 2 + ...a1n X n Y1


= a 21 X 1 + a 22 X 2 + ...a 2 n X n Y2
= a m1 X 1 + a m 2 X 2 + ...a mn X n Yk

dimana : aij = waktu standar di stasiun kerja i untuk jenis spring bed ke-j
Xj = jumlah produksi optimal (variabel keputusan spring bed ke-j)
Yk = jam tenaga kerja tersedia pada bulan ke-k
i

= stasiun kerja, i = 1,2,,m

= jenis spring bed, j = 1,2,...,n

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

b. Ketersediaan bahan baku


n

d
j =1

ij

X j K l = d11 X 1 + d12 X 2 + ...d1n X n K 1


= d 21 X 1 + d 22 X 2 + ...d 2 n X n K 2
= d m1 X 1 + d m 2 X 2 + ...d mn X n K l

dimana :
dij = jumlah pemakaian bahan baku i untuk jenis spring bed ke-j
Xj = jumlah produksi optimal (variabel keputusan jenis spring bed ke-j)
K l = rata-rata ketersedian bahan baku di gudang bulan ke-l
j

= jenis spring bed, j = 1,2,...,n

i = jenis bahan baku, j = 1,2,...,m

c. Target produksi
X ji R ji

dimana :
X = jumlah produksi optimal (variabel keputusan jenis spring bed ke-j)
R = jumlah permintaan (target produksi dari hasil peramalan)

i = bulan, i = 1,2, 3,, m


j = jenis spring bed, j = 1,2,...,n

d. Pencapaian BEP perusahaan


Perusahaan menetapkan jumlah produksi minimum yang harus dipenuhi
agar BEP perusahaan dalam unit produksi tercapai. Fungsi kendalanya
adalah :
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

X ji V ji

dimana :
X = jumlah produksi optimal (variabel keputusan jenis spring bed ke-j)
V = jumlah produksi minimum perusahaan

i = bulan, i = 1,2, 3,, m


j = jenis spring bed, j = 1,2,...,n
f.
5.

X 1 , X 2 , X 3 , . . . , X n 0 dan integer

Optimisasi fungsi tujuan terhadap susunan kendala menggunakan model


linear programming dengan metode simpleks. Untuk mempermudah proses
pengerjaan akan dibantu dengan menggunakan software LINDO. Jika
variabel keputusan integer (bilangan bulat) maka solusi optimal ditemukan,
namun jika variabel keputusan bukan integer maka dilanjutkan ke langkah 6.

6.

Optimisasi fungsi tujuan terhadap susunan kendala menggunakan model


integer programming menggunakan metode branch and bound. Dalam tahap
ini kendala integer ditambahkan ke dalam model perencanaan produksi.
Selanjutnya dilakukan iterasi sampai diperoleh solusi optimal.

4.6.

Analisis dan Evaluasi


Setelah

dilakukan

pembenahan

rencana

produksi,

maka

akan

dibandingkan dengan rencana produksi yang ditetapkan perusahaan. Dengan


demikian, akan dapat diketahui perbedaan kondisi yang dihadapi perusahaan saat
ini dengan kondisi yang diperoleh dari hasil perhitungan sesuai konsep integer
programming yang mungkin untuk diterapkan dalam perusahaan melalui
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

pembenahan rencana produksi. Selain itu, setelah diperoleh solusi optimal akan
dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui sejauh mana parameterparameter model pemrograman linier, yaitu koefisien fungsi tujuan dan nilai ruas
kanan kendala boleh berubah tanpa harus mempengaruhi jawaban optimal.
Analisis ini merupakan analisis pasca optimal karena dikembangkan dari
penyelesaian optimal. Evaluasi dilakukan untuk melihat hasil dari analisis dan
memberikan usulan bagi perencanaan produksi perusahaan.

4.7.

Kesimpulan dan Saran


Tahap akhir adalah menyimpulkan butir-butir penting dari tiap bab dan

memberikan saran-saran berguna bagi perusahaan dan bagi pembaca.


Dari keseluruhan uraian diatas dapat dibuat diagram alir metodologi penelitian,
dapat dilihat pada Gambar 4.1. Selanjutnya, diagram alir pengolahan data dapat
dilihat pada Gambar 4.2.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Studi pendahuluan
Studi literatur
Pengamatan langsung di perusahaan

Identifikasi masalah dan


penetapan tujuan

Pengumpulan data

Data primer :
Waktu siklus pengerjaan
produk

Data sekunder :

Laba dari tiap jenis spring bed


Data jumlah tenaga kerja
Jumlah hari kerja tiap bulan selama tahun 2009
Penjualan selama 2 tahun terakhir
Jumlah bahan baku untuk tiap jenis spring bed
Ketersediaan bahan baku digudang/ bulan
Jumlah produksi minimum yang ditetapkan perusahaan

Pengolahan data

Analisis dan Evaluasi


Analisis Perencanaan Produksi awal
Analisis Perencanaan Produksi dengan Integer Programming
Analisis Perbandingan Perencanaan Produksi awal dengan Perencanaan
Produksi dengan Integer Programming
Evaluasi Perencanaan Produksi

Kesimpulan dan saran

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer
Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Gambar 4.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer
Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Berikut adalah gambar diagram alir pengolahan data

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Mulai

Harga
penjualan

Biaya
produksi

Koefisien fungsi
tujuan

Data pengamatan waktu


pengerjaan

Jumlah tenaga kerja x


(jam kerja tersedia/
bulan)

Jam bahan baku yang


dibutuhkan untuk tiap
jenis produk

Bahan baku
tersedia/ bulan

Target produksi

Data historis
penjualan

Waktu baku

Hasil
peramalan
permintaan

Koefisien
pembatas 1

Ruas kanan
pembatas 1

Ruas kanan
pembatas 2

Koefisien
pembatas 2

Koefisien
pembatas 3 dan 4

Ruas kanan
pembatas 3

Formulasi model

Optimisasi Model dengan


metode simpleks
Ya
Integer?

Optimal

Tidak
Mencari solusi integer
dengan metode branch
and bound

Selesai

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Target produksi
minimum yang
ditetapkan
perusahaan

Ruas kanan
pembatas 4

Gambar 4.2. Diagram Alir Pengolahan Data

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Berikut adalah gambar diagram pengolahan waktu siklus sehingga diperoleh


waktu standar.
X

Data pengamatan
waktu pengerjaan

Uji
keseragaman
Tidak
seragam
Ya
Uji kecukupan
Tidak
Cukup
Ya
Waktu siklus
Penyesuaian
Waktu normal
Kelonggaran
Waktu baku

Gambar 4.2a. Diagram Pengolahan Waktu Siklus

Berikut adalah gambar diagram pengolahan data permintaan melalui peramalan


sehingga diperoleh peramalan permintaan di periode mendatang.
Y

Defenisi tujuan peramalan

Buat diagram pencar

Pilih beberapa metode peramalan

Hitung parameter peramalan

Tidak
Hitung kesalahan tiap metode

Pilih metode dengan kesalahan terkecil

Verifikasi peramalan

Hasil peramalan

Selesai

Gambar 4.2b. Diagram Peramalan Permintaan

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1.

Pengumpulan Data

5.1.1. Data Laba dari Setiap Matras Spring bed


Setiap spring bed yang dihasilkan oleh PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco
menghasilkan laba seperti pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Laba dari Setiap Penjualan Spring bed
No

Spring bed

Harga Penjualan

Biaya Produksi

Laba

Platinum

Rp. 2.350.000,-/ unit

Rp. 2.115.000,-/ unit

Rp. 235.000,-/ unit

Golden

Rp. 1.350.000,-/ unit

Rp. 1.215.000,-/ unit

Rp. 135.000,-/ unit

Silver

Rp. 1.180.000,-/ unit

Rp. 1.062.000,-/ unit

Rp. 118.000,-/ unit

Bigline

Rp. 950.000,-/ unit

Rp. 855.000,-/ unit

Rp. 95.000,-/ unit

Sumber PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

5.1.2. Data Waktu Siklus Tenaga Kerja


Pengukuran waktu operasi dilakukan dengan menggunakan stopwatch.
Pengukuran waktu yang diambil adalah waktu sikus rata-rata tenaga kerja pada
setiap stasiun kerja yang dilakukan sebanyak 30 kali pengukuran. Matras spring
bed yang menjadi objek penelitian terdiri dari 4 jenis yakni platinum, golden,
silver dan bigline. Operator yang diamati adalah operator yang telah mengetahui
tujuan pengukuran waktu, bekerja dengan metode kerja yang telah ditetapkan
perusahaan dan bekerja secara normal.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Stasiun kerja dinyatakan dengan simbol S dari tiap proses produksi matras spring
bed, sedangkan elemen kerja dinyatakan dengan simbol K. Dimana dalam hal ini
stasiun kerja adalah pusat kerja/tempat pengelompokan suatu pekerjaan
sedangkan elemen kerja adalah gerakan bagian dari suatu pekerjaan.
1. Pembuatan Matras
S1 = Perakitan Per bulat (K1)
Satu siklus pada stasiun ini dimulai saat mesin RAM dioperasikan
kemudian per bulat dirakit dengan kawat lilit pada mesin RAM. Siklus
ini selesai saat per siap dirakit dan ditumpuk pada tempat penampungan
sementara.
S 2 = Perakitan Kawat lis (K2)
Satu siklus pada stasiun ini dimulai saat mengambil rakitan per bulat
dengan kawat lilit dan meletakkan di meja perakitan, kemudian rakitan
per dirakit dengan kawat lis dan per pinggir. Siklus ini selesai saat kawat
lis dan per pinggir selesai dirakit dan ditumpuk pada tempat
penampungan sementara.
S 3 = Penjahitan Kain Quilting (K3)
Satu siklus pada stasiun ini dimulai saat gulungan kain polos, busa dan
non woven diambil dan disusun pada mesin quilting, kemudian mesin
quilting dioperasikan dan gulungan akan dijahit oleh mesin. Siklus ini
selesai saat kain quilting selesai dijahit.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

S 4 = Pemotongan
a. Pemotongan hardpadd (K4)
Satu siklus elemen ini dimulai saat gulungan hardpadd diambil dari
tempatnya sampai hardpadd selesai dipotong sesuai ukuran yang
dibutuhkan untuk 1 unit spring bed yakni (200 x 180) cm2.
b. Pemotongan busa (K5)
Satu siklus elemen ini dimulai saat busa diambil dari tempatnya
sampai busa selesai dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan untuk 1
unit spring bed yakni (200 x 180) cm2.
c. Pemotongan kain blacu (K6)
Satu siklus elemen ini dimulai saat kain blacu diambil dari tempatnya
sampai kain blacu selesai dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan
untuk 1 unit spring bed yakni (200 x 180) cm2.
d. Pemotongan kain quilting (K7)
Satu siklus elemen ini dimulai saat kain quilting diambil dari
tempatnya sampai kain quilting selesai dipotong sesuai ukuran yang
dibutuhkan untuk 1 unit spring bed yakni (200 x 180) cm2.
S 5 = Penjahitan
a. Penjahitan kain quilting dengan kain blacu dan label (K8)
Satu siklus elemen ini dimulai saat kain quilting dan kain blacu
diambil dari tempatnya, lalu dijahit dengan menggunakan mesin jahit
biasa. Kemudian dilanjutkan dengan penjahitan label. Siklus ini
berakhir saat penjahitan selesai.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

b. Penjahitan lis kain quilting (K9)


Satu siklus elemen ini dimulai saat kain quilting tabung diambil dari
tempatnya, lalu lis dijahit pada kain sampai penjahitan lis kain
quilting selesai.
S6 = Perekatan dengan per (K10)
Satu siklus elemen ini dimulai saat rakitan per diambil dari tempat
penampungan sementara dan diletakkan pada meja perakitan. Kemudian
direkatkan hardpadd, busa dan kain quilting pada per. Siklus ini berakhir
sampai perekatan selesai.
S 7 = Penjahitan Lis (K11)
Satu siklus elemen ini dimulai saat hasil perekatan pada stasiun kerja 6
(S6) diambil dan diletakkan pada meja penjahitan. Kemudian dilakukan
penjahitan lis dengan menggunakan mesin corner. Siklus ini berakhir
saat penjahitan lis selesai.
S 8 = Pembungkusan (K12)
Satu siklus elemen ini dimulai spring bed diletakkan di meja, kemudian
dibungkus dengan plastik mika. Siklus ini berakhir saat pembungkusan
selesai.
Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.2 sampai Tabel 5.5.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.2. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja pada Pembuatan Spring Bed Tipe Platinum
Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

K1
710.9
708.2
711.3
708.9
712.4
708.8
717
708.9
709.9
712.5
714.7
715.6
717.9
716.1
714.3
717.6
715.2
709.9
708.3
714.7
714.2
712
713.3
710.2
717.4
712.9
712.9

K2
943.2
945.9
942
939.4
942.8
940.9
944.9
945.5
945.9
938.2
944.9
936.7
937.9
938.7
937.2
936.1
939.3
937.2
941.4
939.7
938.8
939
936.4
940.3
945.8
941.4
944.9

K3
199.4
197.6
198.4
196.3
196
192.8
193.2
197.8
197.1
198.8
197.5
194.9
195.8
195.2
197.3
199.4
192.9
198.7
197
197.2
199.7
195.1
197.3
199.2
196.8
192.7
195.2

K4
91.3
92.9
90.6
94
95.5
93.8
89.1
91.2
93.2
96.8
94.1
92.1
89.1
99.2
93.8
87.1
95.2
92
94.2
89.2
99.5
98.3
93.6
89.7
96.2
97
89.1

K5
186.6
183.1
186.7
183
185.3
185.3
180.6
182.8
188.3
189.9
188.3
186.3
180.5
186.1
185.4
183.5
185.8
180.6
180.8
184
189.2
185.8
182.5
186
180.8
178.4
179

Waktu (detik)
K6
K7
63.1
195.5
62.6
195.1
59.2
189.2
60.4
189.7
57.6
192.7
62
196.1
61.4
190.9
56.8
190.8
56.8
191.1
62.6
195.3
61.7
189.1
56.4
189.2
58
195.7
63.3
193.8
62.9
191.5
57.3
194.3
61.5
191.7
59.8
190.7
61.4
195.6
61.8
192.4
61
194.2
58.1
189.5
58.2
196.7
63.6
192.8
56.6
193.4
57.7
193.7
57.4
189.7

K8
349.4
344.2
342.2
348.8
352.6
345.9
345.9
344.6
352.5
352.2
344.5
343.4
343.3
339.9
353.9
351.1
341.7
345.8
342.3
350.4
346.6
349.1
347.9
347.8
344.7
349.9
353.9

K9
941.3
941.3
944
939.4
943.7
941
945.1
940.9
938.5
943.7
938.1
940.3
939.2
941.3
943.2
944.1
942.7
945.2
941.9
940.6
940.9
945.3
938.1
941.3
940.6
944.1
943.3

K10
811.1
796.7
810.2
803
803.6
808.5
810.1
807.3
799.1
808.3
812.1
805.7
806.3
797.9
795.5
807.2
797
801.4
802.5
799.3
796.1
812.1
802.2
801.3
803.5
810.6
804.7

K11
646.6
644.3
639.7
640.3
644.5
644.7
646.1
642.6
640.8
644.4
641.5
646
647
644.7
641.3
644.7
639.9
640.2
641.7
643
640.7
643.2
641.2
642.1
642
639.6
643.7

K12
251.4
253.1
255.7
249.3
250.8
255.7
252.7
253.1
251.1
254
251.2
256.5
251.1
250.9
255.3
254.3
256.7
251.2
251.5
249.6
251.8
255.3
250.9
252.7
251.4
256.5
249.5

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

28
29
30

717.7
714.6
716.9

945.8
936.2
944

198.4
198.7
196.2

98.1
97.9
98.6

189.6
183.9
184

62.7
57.2
56.3

194.9
192.1
193.9

346.6
351.1
348.8

941.8
945.9
943.3

805.1
804.3
810.1

646.1
645.1
643.9

252.5
255
249.4

Tabel 5.3. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja pada Operasi Pembuatan Spring Bed Tipe Golden
Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

K1
708.5
707.7
703.1
705.1
703.5
709.8
708.3
703.3
708.7
709.5
702.3
702.5
705.5
707.3
702.6
709.2
704.5
705.7
709.9
708.3
702.1
703.7
705.9

K2
941.3
942.7
946
940.6
936.3
941.7
940.1
939.8
945.2
939.6
938.1
945.5
939.9
941.6
936.8
943.3
943.5
938.7
943.9
943.4
939.8
937
945.5

K3
184.4
180.5
181.7
178.1
180.9
181.3
183.2
184.1
178.2
183.9
183.2
180.9
182.4
180.6
179.8
184.5
181.1
184.7
182.7
181.5
179.7
182.6
180.2

K4
92.5
92.8
94.5
98.5
89.2
90.4
95
94.8
89.8
94.8
95.8
90.1
98
89.4
91.4
99.4
99
92.7
99.7
97.8
93
96.9
92.7

K5
180.3
181.1
187.1
181.2
180.5
181.8
186.3
187
186.1
181.9
178.2
179.5
182.5
184.1
182.5
184.4
178.6
187.3
186.8
183.6
183.7
186.8
181.4

Waktu (detik)
K6
K7
61.4
194.3
56.2
195.8
60.8
189.1
60.3
195.2
62.9
193.1
57.1
189.5
63.4
195
61.3
196
62.3
191.7
57.4
191
60.1
192.5
58.4
191.5
57.2
192.4
62.5
192.2
58.7
191.8
63.2
194.6
60.6
193.6
61.3
195.1
56.8
189.2
60.7
196.8
62.6
190.2
60.7
192.1
62.3
194

K8
345.4
338.7
340
348.2
345.2
349.6
347.9
348
354.6
342.2
344.3
344.1
351.2
344.2
350.4
352.7
347.9
347.9
347.6
345.3
348.1
341.2
347

K9
935.5
931.3
929.1
932
931
931
932.4
936
929.3
930.6
934.1
930
935.7
936.2
930.8
934
936.1
930.9
933
933.5
932.3
934
933.6

K10
801.3
811.3
808.7
802.3
801.2
798.6
800
795.9
811.5
808.6
799.7
810.2
797.2
797.3
799.9
804.5
801.4
798.1
809.4
797.9
806.9
803.2
808.9

K11
642.4
644
642.7
642.9
644.4
639.5
639.3
639.3
645
644.1
644
640.6
644.5
642.9
640.4
640.9
640.4
643.7
641.5
642.3
643.8
643.9
645.9

K12
252.3
256.5
255.7
253.8
251.9
251.7
252.3
255.5
254.7
251.6
256.5
252.8
254
255.5
253.5
251.3
256.7
249.7
249.6
254.8
252.1
256.6
249.1

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

24
25
26
27
28
29
30

707.2
702.2
707.8
703.3
705.8
709.4
706.9

945.4
944.7
945.7
943.3
939.5
940.8
945.5

179.8
184.2
182.6
185.4
181.3
185.3
182

97.4
91.3
92.6
94.3
93.5
90.8
90.6

185.7
182.4
178.2
185.4
187.7
183.3
185.3

59.4
58.5
60.2
56.4
61.5
59
56.2

190.5
189.3
191.4
191.1
194.4
191.5
189

345.7
346.9
353.1
347.9
339
350.4
350.8

932.8
930.4
936.6
933.6
931.1
929.3
936.1

810.1
812.8
800.8
809.8
810.6
809.4
799.4

643.8
643.1
646.1
640
642.3
647
646.8

249.8
252.5
252.2
251.4
255.7
252.7
251.2

K11
640.2
644.2
646.2
642.2
645
643.6
642.8
645.6
642
645.6
639.3
643.8
643.3
645.1
639.5
643.9
639.7
644
640.1

K12
251.5
252.5
254.5
251.1
256.1
254.9
249.3
256.2
250.7
254.7
252.3
255.7
249.4
250.2
250.8
251.1
254.2
250.4
251.5

Tabel 5.4. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja pada Pembuatan Spring Bed Tipe Silver

Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

K1
705.3
702.8
703
709.1
708.3
709.3
704.8
703.4
704.4
704.5
703.5
706
706.8
707.4
706.2
703.1
707.9
706.5
705

K2
939.2
939.7
944.9
942.3
942
938.5
945.9
938.9
937.6
942.1
943.1
942.2
937.3
943.4
936.2
942.9
940.4
937.7
941.1

K3
182.1
179.9
183.1
184.9
182.8
183.7
184.6
180.9
184.7
184.5
185.5
185.1
178.9
183.8
185.7
181.3
179.8
182.9
182.5

K4
91.3
95.3
91.5
92.2
94.1
95.5
92.4
93.5
87.2
88.5
97.8
93.2
94.8
97.1
92
98.7
89.3
99.6
94.7

K5
181.6
180
182
187.9
187.3
179.8
183.1
184.7
183.5
186.2
185
181.8
180.3
181.6
181.8
180
186.9
187
183.3

Waktu (detik)
K6
K7
62.2
192.6
58.9
192.8
61.5
196.5
59.4
195.7
57.2
195.7
62.4
196.9
58.8
190.7
56.9
194.5
57.3
195
58.1
196.4
63.9
195.5
57.4
193.5
61
194.6
61.6
193.2
62.9
196.6
56.9
192.4
59.7
190.1
58.6
193.6
63.9
193.3

K8
343.6
352.8
342.8
341.2
353.9
350.9
347.6
344.4
347.6
352.8
351.9
348.1
346.1
340.2
350.3
343.2
347.1
342.7
350.7

K9
933.2
929.9
930.9
935.7
932.6
930.3
930
933.3
936.5
931.8
935.1
934.1
931.4
936.1
931.8
930.5
932.3
929.1
933.9

K10
803.2
803
805.2
812.5
796.6
811.8
808.7
807.3
808.3
802.7
807.4
795.8
797.4
798.3
803
809.1
809.4
802.8
812.2

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

709.8
703.5
706.6
706.7
709.4
707.6
704
704.1
702.7
704.9
709.9

945.7
941.1
943.7
945.9
942.1
942
937.4
943.7
940
936.4
940.6

185.5
181.1
178.8
181.2
182.2
178.5
178.9
179.8
178.8
183.4
179.8

89.1
97.9
98.1
90.8
93.2
94.8
92.5
87.4
90.8
99.4
96.3

184.7
178.4
183
182
186.1
187.9
181.2
184.4
182
186.5
185.9

62.9
56.1
58.9
61.8
62.8
63.6
62.3
62
62.4
56.1
57.1

194.9
196.4
192.1
191.8
196.4
192.7
192.6
195
191.6
190.5
191.4

339.5
350.9
344.5
347.9
345.4
348.9
347.8
351
343.8
338.8
352

934.5
932.4
930
933
933.9
936.3
929.4
932.5
935
935.7
934.2

803.2
806.5
812.6
801.2
811.2
802
812.1
799.8
808.8
803.4
807.4

642.4
645.2
639.4
643.2
639.8
646.3
640
641.2
646.4
642.7
642.1

250.4
256.8
253.7
253.2
255.4
256.7
255.6
255.5
249
256.1
253.5

Tabel 5.5. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja pada Pembuatan Spring Bed Tipe Bigline

Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

K1
1351.2
1353.2
1352.9
1353.2
1355.2
1353.5
1351.8
1350.7
1348.6
1353.8
1351
1354.3
1351.1
1352.9
1348.8

K2
943.3
938.9
936.5
941.5
943.7
942.5
945.3
938.3
938.1
943.3
937.7
944.2
942.2
942.1
943.8

K3
176.4
178.4
174.2
177.1
173.3
177.3
176.4
172.1
173.5
175.7
178.4
173.9
177.7
172.3
174.2

K4
92.8
94.1
93.8
92.6
98.6
95.1
95.1
88.9
94.6
94.7
89.4
98.1
89.9
97.9
87.3

K5
172.4
173.6
165.8
170.6
170.2
168.4
174.2
166.5
173
170.4
171.1
166.5
167.4
168
172.5

Waktu (detik)
K6
K7
61.8
194.5
56.7
190.2
58.6
189.2
58.5
189.5
62.1
195
56.8
189.5
58.9
191.6
60.3
192.5
56.7
191.3
61.2
196.6
63.7
194.1
63
196.4
63.2
190
58.3
194.1
63.1
196.5

K8
348.1
348.7
345.7
349
345.5
346
346
345
351.4
348.9
349.7
347.5
344.2
342.1
353.7

K9
930
929.8
936.6
933.8
935.6
936.8
932.4
929.5
934.5
934.7
930.3
936.4
930.8
936.7
934.4

K10
810.6
799.3
805.3
811.3
800.9
811.5
807.9
801
797.1
810.6
800.8
812.7
799.9
798.4
811.5

K11
643.2
644.4
639.8
645.5
645.8
640.3
643
645.5
643.1
642.2
643.1
644.2
643.1
645.2
640

K12
251.6
256.5
249.3
254.3
255.7
250
253.4
256.3
256.4
251.4
254.3
256.9
256.9
252.7
252.4

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

1354.3
1348.2
1354.1
1353.8
1354.8
1352.3
1354.7
1351.9
1349.4
1348.3
1351.4
1350.8
1348.7
1353.8
1351.2

937.7
938.2
942.7
944.1
938.4
945.3
942.9
944.9
944.1
937.5
943.2
941.2
942.2
943.3
939

176.9
172.7
174.7
176.9
174
176.2
173.5
175.6
178.3
177.7
178.5
172.2
176
173.1
178.9

88.4
94.7
91
98.4
98.1
93.7
87.1
93.3
92.8
87.5
92.9
95.9
89.7
92.7
95.6

172.7
167.4
166.1
173.3
171.5
167.6
166.2
165.9
171.7
173.8
168.2
170.9
167.8
174.1
172.4

61.9
63.7
56.9
57.3
58
57.5
63.6
62.1
57.2
63.1
60.9
58.2
62.7
60.4
63.3

191
189.8
189.6
191.9
194.7
192.1
195.9
196.1
193.4
191.6
189.8
190.5
192.5
196.8
195.3

353.3
341.5
346.4
346.4
347.2
350.1
345.9
345.2
347.6
342.7
351.1
350.2
350.9
345.4
349.6

933.2
933.9
933
931.6
934.8
933.6
935.7
931.8
934
935.6
934
932.9
933.9
935.1
930

812.6
809.3
799.1
811.6
806.8
808.5
795.1
795.5
796.7
795.6
808.4
800.5
797
799.6
798.9

640.7
639.2
641.6
644
641
642.1
640.7
643.3
641.9
640.1
643.2
642.6
645.2
642.9
641.4

253.9
254
251.2
250
250.2
256.6
249.5
251.8
252.9
252.8
255.2
256.7
250.1
251.1
250.5

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.1.3. Data Jumlah Tenaga Kerja


Jumlah tenaga kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco untuk
bagian produksi matras dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Data Jumlah Tenaga Kerja Produksi Matras Spring bed
Departemen Produksi

Jlh Tenaga Kerja (orang)

Perakitan Per bulat mesin RAM

Perakitan Per bulat RAM manual

Perakitan Kawat lis

Penjahitan Kain Quilting

Pemotongan

Penjahitan

Perekatan dengan per

Penjahitan lis

Pembungkusan

Total

16

Sumber PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

5.1.4. Data Jumlah Hari Kerja


Produksi spring bed di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dilaksanakan
pada hari Senin sampai Jumat. Jam kerja pada hari Sabtu hanya setengah hari dan
hanya untuk karyawan kantor. Dalam penelitian ini yang menjadi kendala adalah
jam kerja bagian produksi. Rata-rata jumlah hari kerja efektif bagian produksi
pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dalam satu bulan adalah 20 hari kerja.
Untuk 1 hari jam kerja adalah 7,5 jam. Adapun jumlah waktu kerja yang tersedia
pada bagian produksi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco selama tahun 2009
dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.7. Data Waktu Kerja Tersedia Tahun 2009

Bulan

Jumlah
Hari Kerja

Total Waktu

Total Waktu

Total Waktu

Kerja Tersedia

Kerja Tersedia

Kerja Tersedia

(jam)

(menit)

(detik)

Januari

18

135

8100

486000

Februari

20

150

9000

540000

Maret

20

150

9000

540000

April

21

157.5

9450

567000

Mei

20

150

9000

540000

Juni

22

165

9900

594000

Juli

22

165

9900

594000

Agustus

20

150

9000

540000

September

17

127.5

7650

459000

Oktober

22

165

9900

594000

November

20

150

9000

540000

Desember

17

127.5

7650

459000

Jumlah

239

1792.5

107550

6453000

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

5.1.5. Data Penjualan

Data penjualan matras spring bed dari PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco
diperlukan untuk meramalkan jumlah permintaan akan produk tersebut pada masa
yang akan datang. Data penjualan yang dikumpulkan adalah penjualan selama 2
tahun terakhir yaitu 2007 dan 2008. Data penjualan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5.8.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.8. Total Penjualan Spring bed Periode Tahun 2007-2008


Bulan

Platinum (unit)

Golden (unit)

Silver (unit)

Bigline (unit)

2007

2008

2007

2008

2007

2008

2007

2008

Januari

147

182

68

71

434

457

73

75

Februari

162

187

64

79

437

473

60

66

Maret

147

179

60

77

456

482

67

87

April

141

184

58

73

461

448

73

70

Mei

203

182

55

72

464

478

61

73

Juni

184

180

46

74

425

473

80

68

Juli

151

181

56

74

456

434

65

73

Agustus

176

175

51

77

443

446

64

77

September

178

186

62

74

442

484

56

78

Oktober

181

188

63

72

429

454

53

66

November

185

169

57

65

468

442

48

72

Desember

186

187

59

76

453

467

47

73

Jumlah

2041

2180

699

884

5368

5538

747

878

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

5.1.6. Data Pemakaian dan Kapasitas Gudang Bahan Baku


Pemakaian bahan baku dan bahan tambahan berbeda-beda tergantung dari
jenis produk yang akan diproduksi. Gudang bahan baku juga memiliki kapasitas
terbatas. Data pemakaian dari bahan baku dan bahan tambahan untuk tiap jenis
matras spring bed dapat dilihat pada Tabel 5.9. Untuk kapasitas gudang per bulan
dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.9. Data Pemakaian Bahan untuk Matras Tiap Jenis Spring Bed
Tipe Spring bed

Nama

Satuan

Quilting matras ((3/2,4/1,4/1,4)cm)

meter

Quilting (tabung)

meter

1.2

1.2

1.2

1.2

Lis panah emas

meter

16.3

16.3

16.3

16.3

Benang nylon

meter

220.4

220.4

220.4

220.4

Per bulat

buah

510

450

430

430

Per pinggir

buah

48

48

48

48

Kawat lilit 1,4 mm

kg

2,8

2,8

2,8

2,8

Kawat lis 4,2 mm

btg

312

312

312

312

Platinum

Golden

Silver

Bigline

1. Kain

2. Per

CL-73

buah

3. Busa
NG ( 2,5 cm)

lembar

A II ((2/2,5/2/1,5)cm)

lembar

A I (busa sudut)

meter

0.22

0.22

0.22

0.22

AA (tabung)

meter

1.4

1.4

1.4

1.4

Hardpadd

3.8

3.8

3.8

3.8

Kain blacu

3.6

3.6

3.6

3.6

HR-22

btg

Lubang angin emas

set

Label matras

buah

Label tabung

buah

Karton sudut

buah

Stiker

buah

Isolatif

meter

13.8

13.8

13.8

13.8

Plastik mika

meter

6.1

6.1

6.1

6.1

Kartu garansi

buah

0.5

0.5

0.5

0.5

4. Umum

Latex

kg

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Gudang memiliki kapasitas terbatas untuk bahan baku per bulat, kain
quilting dan busa. Hal ini disebabkan biaya simpan tinggi untuk ketiga jenis bahan
ini. Selain itu, bahan baku per bulat dan kain quilting juga sering mengalami
kendala dalam persediaan karena harus menunggu pengiriman. Sementara bahanbahan lainnya tidak memiliki kendala dalam kapasitas gudang dan juga dalam
persediaan bahan di gudang. Oleh karena itu kapasitas bahan yang menjadi
kendala penelitian ini adalah per bulat, kain quilting dan busa.
Tabel 5.10. Kapasitas Gudang
No

Nama Bahan

Satuan

Kapasitas/bulan

Per bulat

Unit

330000

115
700

Kain quilting

Busa

m3

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

5.1.7. Data Jumlah Produksi yang Memenuhi Batasan BEP


Perusahaan menetapkan jumlah produksi minimum yang harus dicapai
untuk dapat memenuhi batasan break even point dalam unit produksi. Perusahaan
dikatakan dalam keadaan break even apabila jumlah penghasilannya adalah sama
dengan jumlah biaya. Jumlah produksi minimum untuk bulan Mei-Juli dapat
dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Jumlah Produksi Minimum Perusahaan
Bulan

Jumlah Produksi Minimum


Platinum

Golden

Silver

Bigline

Mei

169

45

362

68

Juni

163

44

358

57

Juli

146

44

390

57

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco


Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.

Pengolahan Data

5.2.1. Penentuan Fungsi Tujuan


Fungsi tujuan dari model ini adalah untuk memaksimumkan laba (Z) dari
setiap spring bed yang diproduksi. Pada Tabel 5.1. telah dipaparkan bahwa laba
dari setiap penjualan spring bed adalah :
1. Platinum : Rp. 235.000,-/ unit
2. Golden

: Rp. 135.000,-/ unit

3. Silver

: Rp. 118.000,-/ unit

4. Bigline

: Rp. 95.000,-/ unit

Secara matematis formulasi untuk fungsi tujuan dapat dituliskan sebagai berikut :
n

Maksimumkan Z =

C .X
j =1

Z = laba yang ingin dicapai dari seluruh spring bed yang diproduksi
Cj = laba untuk produk spring bed ke-j
Xj = jumlah produksi optimal (variabel keputusan jenis spring bed ke-j)
j = jenis spring bed ke-1,2,...,n
Dimana variabel keputusan yang akan dicari solusi optimalnya adalah :
X1 = Spring bed Tipe Platinum
X2 = Spring bed Tipe Golden
X3 = Spring bed Tipe Silver
X4 = Spring bed Tipe Bigline
Maka formulasi fungsi tujuan dari penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Max Z = 235000X1 + 135000 X2 + 118000 X3 + 95000 X4

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.2. Penentuan Fungsi Kendala Pertama


5.2.2.1. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Waktu Siklus Tenaga Kerja.
Uji keseragaman data dilakukan untuk melihat apakah data yang diambil
sudah seragam atau tidak. Data dikatakan seragam apabila data berada pada batas
kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB). Perhitungan uji keseragaman
data untuk spring bed platinum adalah sebagai berikut :
1.

Mengelompokkan data ke dalam subgrup dengan anggota yang sama secara


berurutan. Pengelompokkan data ini dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Pengelompokan Data Waktu Kecepatan Rata-rata Operasi


Perakitan Per Bulat (K1) dalam Sub Grup
Sub Grup

Anggota Sub Grup (menit)

Harga rata-rata

710.9

708.2

711.3

708.9

712.4

708.8

710.1

717.0

708.9

709.9

712.5

714.7

715.6

713.1

717.9

716.1

714.3

717.6

715.2

709.9

715.2

708.3

714.7

714.2

712.0

713.3

710.2

712.1

717.4

712.9

712.9

717.7

714.6

716.9

715.4

Jumlah

2.

3565.9

Menentukan nilai rata-rata dan standar deviasi


(x) =

x
k

3565.9
= 713.2
5
2

xi x
=
=
n 1

(710.9 713.2)2 + (708.2 713.2)2 + ... + (716.9 713.2)2


30 1

= 3.1

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.

Menentukan nilai batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)
BKA = x + k = 713.2 + (2 x 3.1) = 719.4
BKB = x - k = 713.2 - (2 x 3.1) = 706.9

Gambar 5.1. Control Chart Uji Keseragaman

Dari Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa semua data pengamatan berada dalam
batas kontrol. Hal ini berarti data yang dikumpulkan seragam. Rekapitulasi hasil
pengujian keseragaman waktu siklus untuk jenis springbed platinum dapat dilihat
pada Tabel 5.13.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.13. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan Spring Bed Tipe Platinum
Stasiun Kerja

Perakitan Per
bulat

Perakitan
Kawat lis

Penjahitan
Kain Quilting

Elemen

(K1)

(K2)

(K3)

(K4)
Pemotongan

(K5)

Subgrup

Anggota Sub Grup (detik)

710.9

708.2

711.3

708.9

712.4

708.8

717.0

708.9

709.9

712.5

714.7

715.6

717.9

716.1

714.3

717.6

715.2

709.9

708.3

714.7

714.2

712.0

713.3

710.2

717.4

712.9

712.9

717.7

714.6

716.9

943.2

945.9

942.0

939.4

942.8

940.9

944.9

945.5

945.9

938.2

944.9

936.7

937.9

938.7

937.2

936.1

939.3

937.2

941.4

939.7

938.8

939.0

936.4

940.3

945.8

941.4

944.9

945.8

936.2

944.0

199.4

197.6

198.4

196.3

196.0

192.8

193.2

197.8

197.1

198.8

197.5

194.9

195.8

195.2

197.3

199.4

192.9

198.7

197.0

197.2

199.7

195.1

197.3

199.2

196.8

192.7

195.2

198.4

198.7

196.2

91.3

92.9

90.6

94.0

95.5

93.8

89.1

91.2

93.2

96.8

94.1

92.1

89.1

99.2

93.8

87.1

95.2

92.0

94.2

89.2

99.5

98.3

93.6

89.7

96.2

97.0

89.1

98.1

97.9

98.6

186.6

183.1

186.7

183.0

185.3

185.3

180.6

182.8

188.3

189.9

188.3

186.3

180.5

186.1

185.4

183.5

185.8

180.6

180.8

184.0

189.2

185.8

182.5

186.0

BKA

BKB

Keterangan

713.2

3.1

719.4

706.9

Seragam

941

3.4

947.8

934.2

Seragam

196.8

200.9

192.7

Seragam

93.7

3.5

100.7

86.8

Seragam

184.4

3.1

190.6

178.2

Seragam

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

180.8

178.4

179.0

189.6

183.9

184.0

Tabel 5.13. Uji Keseragaman Data (Lanjutan)


Stasiun Kerja

Elemen
kegiatan

(K6)

Pemotongan

(K7)

(K8)

Penjahitan

(K9)

Subgrup

Anggota Sub Grup (detik)

63.1

62.6

59.2

60.4

57.6

62.0

61.4

56.8

56.8

62.6

61.7

56.4

58.0

63.3

62.9

57.3

61.5

59.8

61.4

61.8

61.0

58.1

58.2

63.6

56.6

57.7

57.4

62.7

57.2

56.3

195.5

195.1

189.2

189.7

192.7

196.1

190.9

190.8

191.1

195.3

189.1

189.2

195.7

193.8

191.5

194.3

191.7

190.7

195.6

192.4

194.2

189.5

196.7

192.8

193.4

193.7

189.7

194.9

192.1

193.9

349.4

344.2

342.2

348.8

352.6

345.9

345.9

344.6

352.5

352.2

344.5

343.4

343.3

339.9

353.9

351.1

341.7

345.8

342.3

350.4

346.6

349.1

347.9

347.8

344.7

349.9

353.9

346.6

351.1

348.8

941.3

941.3

944.0

939.4

943.7

941.0

945.1

940.9

938.5

943.7

938.1

940.3

939.2

941.3

943.2

944.1

942.7

945.2

941.9

940.6

940.9

945.3

938.1

941.3

940.6

944.1

943.3

941.8

945.9

943.3

BKA

BKB

Keterangan

59.8

2.5

64.9

54.8

Seragam

192.7

2.4

197.4

188

Seragam

347.4

3.9

355.1

339.7

Seragam

942

2.2

946.4

937.6

Seragam

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.13. Uji Keseragaman Data ... (Lanjutan)


Stasiun Kerja

Perekatan
dengan per

Penjahitan lis

Pembungkusan

Elemen
kegiatan

(K10)

(K11)

(K12)

Subgrup

Anggota Sub Grup (detik)

811.1

796.7

810.2

803.0

803.6

808.5

810.1

807.3

799.1

808.3

812.1

805.7

806.3

797.9

795.5

807.2

797.0

801.4

802.5

799.3

796.1

812.1

802.2

801.3

803.5

810.6

804.7

805.1

804.3

810.1

646.6

644.3

639.7

640.3

644.5

644.7

646.1

642.6

640.8

644.4

641.5

646.0

647.0

644.7

641.3

644.7

639.9

640.2

641.7

643.0

640.7

643.2

641.2

642.1

642.0

639.6

643.7

646.1

645.1

643.9

251.4

253.1

255.7

249.3

250.8

255.7

252.7

253.1

251.1

254.0

251.2

256.5

251.1

250.9

255.3

254.3

256.7

251.2

251.5

249.6

251.8

255.3

250.9

252.7

251.4

256.5

249.5

252.5

255.0

249.4

BKA

BKB

Keterangan

804.4

5.1

814.6

794.3

Seragam

643.1

2.2

647.6

638.6

Seragam

252.7

2.3

257.3

248.1

Seragam

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Uji keseragaman data untuk tipe golden, silver dan bigline juga dilakukan seperti cara pada tipe platinum. Perhitungannya dapat
dilihat pada Lampiran 3. Hasil uji keseragaman data untuk tipe golden, silver dan bigline dapat dilihat pada Tabel 5.14, 5.15 dan
Tabel 5.16.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.14. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan Spring Bed Tipe Golden
Stasiun kerja

Elemen
kegiatan

BKA

BKB

Keterangan

Perakitan Per bulat

(K1)

706

2.6

711.3

700.7

Seragam

Perakitan Kawat lis

(K2)

941.8

2.9

947.7

936

Seragam

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

182

186

178

Seragam

(K4)

94

3.2

100.4

87.5

Seragam

(K5)

183.4

2.9

189.2

177.5

Seragam

(K6)

60

2.2

64.5

55.5

Seragam

(K7)

192.5

2.3

197

187.9

Seragam

(K8)

346.9

354.9

338.8

Seragam

(K9)

932.7

2.3

937.4

928.1

Seragam

Perekatan dengan per

(K10)

804.2

5.4

815

793.5

Seragam

Penjahitan lis

(K11)

642.9

2.2

647.3

638.5

Seragam

Pembungkusan

(K12)

253.1

2.3

257.7

248.6

Seragam

Pemotongan

Penjahitan

Tabel 5.15. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan Spring Bed Tipe Silver
Stasiun kerja

Elemen
kegiatan

BKA

BKB

Keterangan

Perakitan Per bulat

(K1)

705.9

2.3

710.4

701.3

Seragam

Perakitan Kawat lis

(K2)

941.1

2.8

946.8

935.5

Seragam

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

182.2

2.4

186.9

177.4

Seragam

(K4)

93.6

3.5

100.7

86.6

Seragam

(K5)

183.5

2.7

188.9

178.1

Seragam

(K6)

60.2

2.6

65.3

55.0

Seragam

(K7)

193.8

197.9

189.8

Seragam

(K8)

346.9

4.3

355.5

269.4

Seragam

(K9)

932.8

2.2

937.3

928.4

Seragam

Perekatan dengan per

(K10)

805.4

5.0

815.4

795.4

Seragam

Penjahitan lis

(K11)

642.8

2.3

647.4

638.2

Seragam

Pembungkusan

(K12)

253.1

2.5

258.1

248.1

Seragam

Pemotongan

Penjahitan

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.16. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan Spring Bed Tipe Bigline
Stasiun kerja

Elemen

kegiatan

BKA

BKB

Keterangan

Perakitan Per bulat

(K1)

1352

2.1

1356.2

1347.7

Seragam

Perakitan Kawat lis

(K2)

941.5

2.7

947

936.1

Seragam

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

175.5

2.2

179.9

171.2

Seragam

(K4)

93.2

3.4

100

86.3

Seragam

(K5)

170

2.9

175.7

164.3

Seragam

(K6)

60.3

2.6

65.5

55.2

Seragam

(K7)

192.7

2.6

197.9

187.6

Seragam

(K8)

347.5

3.1

353.6

341.4

Seragam

(K9)

933.5

2.2

937.9

929.1

Seragam

Perekatan dengan per

(K10)

803.8

6.2

816.1

791.5

Seragam

Penjahitan lis

(K11)

642.6

1.9

646.3

638.9

Seragam

Pembungkusan

(K12)

253.2

2.5

258.2

248.1

Seragam

Pemotongan

Penjahitan

Sedangkan uji kecukupan data dilakukan untuk melihat apakah jumlah


data yang diambil pada saat pengamatan mencukupi untuk dilakukan perhitungan.
Pada penelitian ini digunakan tingkat ketelitian 5 % dan tingkat kepercayaan
sebesar 95%. Untuk menghitung kecukupan data dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

40

N'=

2
N

N
N X 2 j X
j


j =1
j =1

j =1

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dimana :
N = jumlah pengamatan pendahuluan yang dilakukan
N= jumlah pengamatan yang diperlukan
Xj = data pengamatan ke-j (j=1,2,3,...,n)
Perhitungan uji kecukupan data untuk spring bed platinum stasiun perakitan
per bulat yaitu :

( (

))

40 30 710.9 2 + 708.2 2 + ... + 716.9 2 (710.9 + 708.2 + ... + 716.9 )2


N'=
(710.9 + 708.2 + ... + 716.9)

N '= 0,03

Karena N< N maka data yang dikumpulkan dinyatakan cukup. Rekapitulasi


hasil pengujian kecukupan data untuk tiap jenis spring bed dapat dilihat pada
Tabel 5.17, 5.18, 5.19 dan Tabel 5.20.

Tabel 5.17. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan Spring Bed Tipe Platinum
Stasiun kerja

Elemen

kegiatan

Keterangan

Perakitan Per bulat

(K1)

0.03

Cukup

Perakitan Kawat lis

(K2)

0.02

Cukup

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

0.17

Cukup

(K4)

2.12

Cukup

(K5)

0.44

Cukup

(K6)

2.72

Cukup

(K7)

0.23

Cukup

(K8)

0.19

Cukup

(K9)

0.01

Cukup

Perekatan dengan per

(K10)

0.06

Cukup

Penjahitan lis

(K11)

0.02

Cukup

Pembungkusan

(K12)

0.13

Cukup

Pemotongan

Penjahitan

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.18. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan Spring Bed Tipe Golden
Stasiun kerja

Elemen

kegiatan

Keterangan

Perakitan Per bulat

(K1)

0.02

Cukup

Perakitan Kawat lis

(K2)

0.02

Cukup

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

0.19

Cukup

(K4)

1.81

Cukup

(K5)

0.39

Cukup

(K6)

2.17

Cukup

(K7)

0.21

Cukup

(K8)

0.21

Cukup

(K9)

0.01

Cukup

Perekatan dengan per

(K10)

0.07

Cukup

Penjahitan lis

(K11)

0.02

Cukup

Pembungkusan

(K12)

0.12

Cukup

Pemotongan

Penjahitan

Tabel 5.19. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan Spring Bed Tipe Silver
Stasiun kerja

Elemen

kegiatan

Keterangan

Perakitan Per bulat

(K1)

0.02

Cukup

Perakitan Kawat lis

(K2)

0.01

Cukup

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

0.26

Cukup

(K4)

2.19

Cukup

(K5)

0.34

Cukup

(K6)

2.83

Cukup

(K7)

0.17

Cukup

(K8)

0.24

Cukup

(K9)

0.01

Cukup

Perekatan dengan per

(K10)

0.06

Cukup

Penjahitan lis

(K11)

0.02

Cukup

Pembungkusan

(K12)

0.15

Cukup

Pemotongan

Penjahitan

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.20. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan Spring Bed Tipe Bigline
Stasiun kerja

Elemen

kegiatan

Keterangan

Perakitan Per bulat

(K1)

0.004

Cukup

Perakitan Kawat lis

(K2)

0.01

Cukup

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

0.23

Cukup

(K4)

2.11

Cukup

(K5)

0.44

Cukup

(K6)

2.79

Cukup

(K7)

0.27

Cukup

(K8)

0.12

Cukup

(K9)

0.01

Cukup

Perekatan dengan per

(K10)

0.09

Cukup

Penjahitan lis

(K11)

0.02

Cukup

Pembungkusan

(K12)

0.16

Cukup

Pemotongan

Penjahitan

5.2.2.2. Penentuan Rating Factor dan Allowance


Waktu normal diperoleh dengan menambahkan rating factor. Tenaga kerja
pada bagian produksi memiliki kemampuan kerja normal sehingga p=1.
Sedangkan waktu standar diperoleh dengan menambahkan allowance. Penentuan
allowance dilakukan secara subjektif dengan menggunakan metode westinghouse.
Besarnya nilai allowance untuk setiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.21.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.21. Allowance Tiap Stasiun Kerja


SK

Elemen Kerja

Faktor
Tenaga yang dikeluarkan
Sikap kerja

S1

S2

S3

2.5
0

Kelelahan mata

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

Kebutuhan pribadi

Tenaga yang dikeluarkan

Sikap kerja

Gerakan kerja

Perakitan

Kelelahan mata

Kawat lis

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

Kebutuhan pribadi

Tenaga yang dikeluarkan

Sikap kerja

Gerakan kerja

Kelelahan mata

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

Perakitan Per
bulat

Penjahitan
Kain Quilting

Pemotongan

16.5

15

12.5

0.5

Tenaga yang dikeluarkan

Sikap kerja

Gerakan kerja

Kelelahan mata

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

Kebutuhan pribadi

Total (%)

Gerakan kerja

Kebutuhan pribadi

S4

Kelonggaran (%)

10.5

0.5

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.21. Allowance ...(Lanjutan)


SK

Elemen Kerja

Penjahitan
quilting
kain

kain
dengan

blacu

dan

label

Faktor
Tenaga yang dikeluarkan

Sikap kerja

Gerakan kerja

Kelelahan mata

7.5

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

Kebutuhan pribadi

S5

Sikap kerja

Gerakan kerja

Penjahitan lis kain

Kelelahan mata

7.5

quilting

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

Perekatan dengan
per

S7

Penjahitan lis

Sikap kerja

Gerakan kerja

Kelelahan mata

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

19

15.5

0.5

Tenaga yang dikeluarkan

Sikap kerja

Gerakan kerja

Kelelahan mata

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

Kebutuhan pribadi

18

3.5

Tenaga yang dikeluarkan

Kebutuhan pribadi

Total (%)

2.5

Tenaga yang dikeluarkan

Kebutuhan pribadi

S6

Kelonggaran (%)

18.5

0.5

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.21. Allowance ... (Lanjutan)


SK

S8

Elemen Kerja

Pembungkusan

Faktor

Kelonggaran (%)

Tenaga yang dikeluarkan

Sikap kerja

Gerakan kerja

Kelelahan mata

Keadaan temperatur

Keadaan atmosfer

Keadaan lingkungan

Kebutuhan pribadi

Total (%)

12.5

0,5

5.2.2.3. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Standar


5.2.2.3.1. Waktu Normal
Perhitungan waktu normal stasiun kerja perakitan per bulat (K1) adalah :
Wn = Waktu siklus rata-rata x (rating factor)
Wn = 713.2 x (1) = 713.2 detik
Hasil perhitungan waktu normal untuk setiap stasiun kerja spring bed
dapat dilihat pada Tabel 5.22.

5.2.2.3.2. Waktu Standar


Perhitungan waktu standar stasiun kerja perakitan per bulat (K1) adalah :
Ws = Waktu normal x (1 + allowance)
Ws = 713.2 x (1 + 0,165) = 830.9 detik
Hasil perhitungan waktu standar untuk setiap stasiun kerja spring bed
dapat dilihat pada Tabel 5.23.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.22. Waktu Normal pada Tiap Stasiun Kerja


Stasiun kerja

Waktu normal (detik)

Elemen
kegiatan

Platinum

Golden

Silver

Bigline

Perakitan Per bulat

(K1)

713.2

706

705.9

1352

Perakitan Kawat lis

(K2)

941

941.8

941.1

941.5

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

196.8

182

182.2

175.5

(K4)

93.7

94

93.6

93.2

(K5)

184.4

183.4

183.5

170

(K6)

59.8

60

60.2

60.3

(K7)

192.7

192.5

193.8

192.7

(K8)

347.4

346.9

346.9

347.5

(K9)

942

932.7

932.8

933.5

Perekatan dengan per

(K10)

804.4

804.2

805.4

803.8

Penjahitan lis

(K11)

643.1

642.9

642.8

642.6

Pembungkusan

(K12)

252.7

253.1

253.1

253.2

Pemotongan

Penjahitan

Tabel 5.23. Waktu Standar pada Tiap Stasiun Kerja


Stasiun kerja

Waktu normal (detik)

Elemen
kegiatan

Platinum

Golden

Silver

Bigline

Perakitan Per bulat

(K1)

830.9

822.5

822.4

1575.1

Perakitan Kawat lis

(K2)

1082.2

1083.1

1082.3

1082.7

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

221.4

204.8

205.0

197.4

(K4)

103.5

103.9

103.4

103.0

(K5)

203.8

202.7

202.8

187.9

(K6)

66.1

66.3

66.5

66.6

(K7)

212.9

212.7

214.1

212.9

(K8)

409.9

409.3

409.3

410.1

(K9)

1121.0

1109.9

1110.0

1110.9

Perekatan dengan per

(K10)

929.1

928.9

930.2

928.4

Penjahitan lis

(K11)

762.1

761.8

761.7

761.5

Pembungkusan

(K12)

284.3

284.7

284.7

284.9

Pemotongan

Penjahitan

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.2.4. Formulasi Fungsi Kendala Pertama


Fungsi kendala pertama merupakan ketersediaan jam kerja tenaga kerja
(orang). Diasumsikan bahwa jumlah waktu standar tenaga kerja di setiap stasiun
kerja harus lebih kecil atau sama dengan jam kerja yang tersedia. Formulasi yang
digunakan untuk merumuskan fungsi kendala pertama ini adalah :
n

a
j =1

ij

X j Yk = a11 X 1 + a12 X 2 + ...a1n X n Y1


= a 21 X 1 + a 22 X 2 + ...a 2 n X n Y2
= a m1 X 1 + a m 2 X 2 + ...a mn X n Yk

dimana : aij = waktu standar di stasiun kerja i untuk jenis spring bed ke-j
Xj = jumlah produksi optimal (variabel keputusan jenis spring bed ke-j)
Yk = jam tenaga kerja tersedia pada bulan ke-k
i = stasiun kerja, i = 1,2,,m
j = jenis spring bed, j = 1,2,...,n
Jumlah waktu standar di stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Khusus untuk stasiun kerja perakitan per bulat tipe bigline dipisahkan dengan
ketiga tipe lainnya karena tenaga kerja yang mengerjakan berbeda. Demikian juga
stasiun kerja penjahitan, elemen kerja K8 dipisahkan dengan K9. Jumlah jam
tenaga kerja yang tersedia (Y) dapat dihitung dengan menggunakan rumus =
Jumlah tenaga kerja (orang) per stasiun kerja x Waktu kerja tersedia
Dimana jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.6, jam kerja tersedia dapat
dilihat pada Tabel 5.7. Sebagai contoh jumlah jam kerja yang tersedia stasiun
kerja perakitan per bulat pada bulan Mei 2009 adalah :
Jlh jam kerja tersedia = 1 x 540000 detik = 5400000 detik
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Rekapitulasi untuk jumlah jam kerja orang tersedia untuk setiap stasiun
kerja pada bulan Mei-Juli dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Tabel 5.24. Ketersediaan Jam Kerja Orang Bulan Mei-Juli 2009
Stasiun kerja

Elemen
kegiatan

Ketersediaan Jam Kerja Orang (detik)


Mei

Juni

Juli

Perakitan Per bulat mesin RAM

(K1)

540000

594000

594000

Perakitan Per bulat RAM manual

(K1)

540000

594000

594000

Perakitan Kawat lis

(K2)

1080000

1188000

1188000

Penjahitan Kain Quilting

(K3)

540000

594000

594000

(K4- K7)

1080000

1188000

1188000

(K8)

540000

594000

594000

(K9)

1080000

1188000

1188000

Perekatan dengan per

(K10)

1620000

1782000

1782000

Penjahitan lis

(K11)

540000

594000

594000

Pembungkusan

(K12)

1080000

1188000

1188000

Pemotongan
Penjahitan

Sehingga formulasi fungsi kendala ketersediaan jam kerja tenaga kerja


(orang) untuk bulan Mei 2009 adalah :
1)

830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3

540000

2)

1575.1 X4

540000

3)

1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4 1080000

4)

221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4

540000

5)

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4

1080000

6)

409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4

540000

7)

1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4

1080000

8)

929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4

1620000

9)

762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4

540000

10) 284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4

540000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.3. Penentuan dan Formulasi Fungsi Kendala Kedua


Fungsi kendala kedua merupakan ketersediaan bahan baku. Diasumsikan
bahwa jumlah pemakaian bahan baku harus lebih kecil atau sama dengan
ketersediaan

bahan

baku

di

gudang

setiap

bulan.

Formulasi

yang

digunakan untuk merumuskan fungsi kendala kedua ini adalah :


n

d
j =1

ij

X j K l = d11 X 1 + d12 X 2 + ...d1n X n K 1


= d 21 X 1 + d 22 X 2 + ...d 2 n X n K 2
= d m1 X 1 + d m 2 X 2 + ...d mn X n K l

dimana :
dij

= jumlah pemakaian bahan baku i untuk jenis spring bed ke-j

Xj

= jumlah produksi optimal (variabel keputusan jenis spring bed ke-j)

Kl

= rata-rata ketersedian bahan baku di gudang bulan ke-l

= jenis spring bed, j = 1,2,...,n

= jenis bahan baku, j = 1,2,...,m

Gudang memiliki kapasitas terbatas untuk bahan baku per bulat, kain
quilting dan busa. Hal ini disebabkan biaya simpan tinggi untuk ketiga jenis bahan
ini. Selain itu, bahan baku per bulat dan kain quilting juga sering mengalami
kendala dalam persediaan karena harus menunggu pengiriman. Sementara bahanbahan lainnya tidak memiliki kendala dalam kapasitas gudang dan juga dalam
persediaan bahan di gudang. Oleh karena itu kapasitas bahan yang menjadi
kendala penelitian ini adalah per bulat, kain quilting dan busa.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Data pemakaian bahan baku yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Sebagai contoh untuk quilting matras platinum ketebalan yang digunakan adalah
3 cm, maka untuk matras atas dan bawah menjadi 3cm x 2 = 6cm. Demikian juga
untuk golden 4.8 cm, silver 2.8 cm dan bigline 2.8 cm. Kapasitas gudang dapat
dilihat pada Tabel 5.10. Untuk kain quilting kapasitas gudang adalah 115 m3,
maka untuk mencari jumlah ketebalan kain quilting adalah dengan membagi
volume dengan panjang dan lebar quilting matras spring bed, yakni :
= 115 m3/ (2.06 m x 1.86 m) = 30.01 m = 3001 cm.
Untuk bahan baku busa ketebalan platinum yakni busa NG dan AII adalah
4,5 cm, maka untuk matras atas dan bawah menjadi 4.5cm x 2 = 9cm. Demikian
juga untuk golden 5 cm, silver 4 cm dan bigline 3 cm. Kapasitas gudang untuk
busa adalah 140 m3 , maka untuk mencari jumlah ketebalan busa adalah dengan
membagi volume dengan panjang dan lebar busa spring bed, yakni :
= 140 m3/ (2 m x 1.8 m) = 38.89 m = 3889 cm.
Sehingga formulasi fungsi kendala pemakaian bahan baku untuk satu unit
spring bed tiap bulannya adalah:
1) 510 X1 + 450 X2 + 430 X3 + 430 X4
2) 6 X1 + 4.8 X2 + 2.8 X3 + 2.8 X4
3) 9 X1 + 5 X2 + 4 X3 + 3 X4

330000 per bulat

3889

3001

kain quilting
busa

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.4. Penentuan Fungsi Kendala Ketiga


5.2.4.1. Peramalan Permintaan Spring bed
Peramalan permintaan menggunakan data historis permintaan pada bulan
Januari 2007 Desember 2008. Peramalan ini dilakukan untuk melihat besarnya
kemungkinan permintaan terhadap spring bed pada tahun 2009. Hasil peramalan
ini digunakan sebagai fungsi pembatas untuk kendala ketiga yaitu target produksi
spring bed.
Berikut adalah langkah-langkah peramalan :
1. Mendefinisikan tujuan peramalan
Tujuan dari peramalan adalah menentukan besarnya permintaan terhadap tiap
spring bed tahun 2009.
2. Membuat diagram pencar
Pembuatan diagram pencar berguna untuk melihat pola atau tren
perkembangan jumlah permintaan. Diagram pencar untuk penjualan spring
bed tipe platinum pada Januari 2007 Desember 2008 berdasarkan Tabel 5.8,
dapat dilihat pada Gambar 5.2.
3. Memilih beberapa metode peramalan
Dengan melihat pola kecenderungan data pada diagram pencar, maka dipilih
metode peramalan analisis deret waktu (time series) yaitu kuadratis dan
dekomposisi.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Diagram pencar data penjualan spring bed platinum tahun 2007-2008


210

T o t a l P e n j u a l a n (unit)

200
190
180
170
160
150
140
2

10

12
14
P e r i o de

16

18

20

22

24

Gambar 5.2. Diagram Pencar Penjualan Spring bed Platinum 2007-2008

4. Menghitung parameter fungsi peramalan


a. Metode Kuadratis
Persamaan Y = a + bt + ct2
Hasil perhitungan parameter peramalan dengan metode kuadratis untuk spring
bed tipe platinum dapat dilihat pada Tabel 5.25.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.25. Perhitungan Parameter Peramalan Kuadratis untuk Spring bed Tipe Platinum
Bulan

t^2

(t^2)^2

tY

t^2*Y

t^3

Januari

147

147

147

Februari

162

16

324

648

Maret

147

81

441

1323

27

April

141

16

256

564

2256

64

Mei

203

25

625

1015

5075

125

Juni

184

36

1296

1104

6624

216

Juli

151

49

2401

1057

7399

343

Agustus

176

64

4096

1408

11264

512

September

178

81

6561

1602

14418

729

Oktober

10

181

100

10000

1810

18100

1000

November

11

185

121

14641

2035

22385

1331

Desember

12

186

144

20736

2232

26784

1728

Januari

13

182

169

28561

2366

30758

2197

Februari

14

187

196

38416

2618

36652

2744

Maret

15

179

225

50625

2685

40275

3375

April

16

184

256

65536

2944

47104

4096

Mei

17

182

289

83521

3094

52598

4913

Juni

18

180

324

104976

3240

58320

5832

Juli

19

181

361

130321

3439

65341

6859

Agustus

20

175

400

160000

3500

70000

8000

September

21

186

441

194481

3906

82026

9261

Oktober

22

188

484

234256

4136

90992

10648

November

23

169

529

279841

3887

89401

12167

Desember

24

187

576

331776

4488

107712

13824

Jumlah

300

4221

4900

1763020

54042

887602

90000

dimana :
m

i =1

i =1

= ( t i2 ) 2 n t i4
m

i =1

i =1

i =1

i =1

i =1

i =1

= t i Yi n t i Yi

= 18302480

i =1

i =1

i =1

= t i2 t im n t i3

= 690000

= 30708

m
m
= t i n t i2
i =1
i =1

= 27600

= t i2 Yi n t i2Yi = 619548

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

maka
30708
=
= 4.63
b=
2 27600
b
= 0.14
c=

a=

i =1

i =1

Yi b t i c t i
i =1

= 146.72

Maka persamaan peramalan : Y = 146.72 + 4.63t 0.14t2

b. Metode dekomposisi
Tipe model : aditif
Persamaan : Xt = It + Tt + Ct + Et
Dengan Xt = nilai deret berkala (data aktual) pada periode t
It = adalah komponen atau indeks musiman pada periode t
Tt = adalah komponen tren pada periode t
Ct = adalah komponen siklis pada periode t
Et = adalah komponen random pada periode t
Hasil perhitungan parameter peramalan dengan metode dekomposisi untuk
spring bed tipe platinum dapat dilihat pada Tabel 5.26 dan 5.27.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.26. Perhitungan Parameter Trend Dekomposisi Spring bed Tipe Platinum
t2

Bulan

tY

Trend line

Error

Januari

147

147

162.75

-15.75

Februari

162

324

163.89

-1.89

Maret

147

441

165.03

-18.03

April

141

564

16

166.17

-25.17

Mei

203

1015

25

167.31

35.69

Juni

184

1104

36

168.46

15.55

Juli

151

1057

49

169.60

-18.60

Agustus

176

1408

64

170.74

5.26

September

178

1602

81

171.88

6.12

Oktober

10

181

1810

100

173.02

7.98

November

11

185

2035

121

174.16

10.84

Desember

12

186

2232

144

175.30

10.70

Januari

13

182

2366

169

176.45

5.55

Februari

14

187

2618

196

177.59

9.41

Maret

15

179

2685

225

178.73

0.27

April

16

184

2944

256

179.87

4.13

Mei

17

182

3094

289

181.01

0.99

Juni

18

180

3240

324

182.15

-2.15

Juli

19

181

3439

361

183.30

-2.30

Agustus

20

175

3500

400

184.44

-9.44

September

21

186

3906

441

185.58

0.42

Oktober

22

188

4136

484

186.72

1.28

November

23

169

3887

529

187.86

-18.86

Desember

24

187

4488

576

189.00

-2.00

Jumlah

300

4221

54042

4900

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.27. Perhitungan Parameter Musiman Dekomposisi Spring bed Tipe Platinum
t

Seasonal

Deseasonal

FITS3

Error

Januari

147

-2.42

149.42

160.33

-13.33

Hasil
peramalan
187.73

Februari

162

-1.51

163.51

162.38

-0.38

189.78

Maret

147

0.30

146.70

165.33

-18.33

192.73

April

141

-3.11

144.11

163.07

-22.07

190.46

Mei

203

16.02

186.98

183.33

19.67

210.73

Juni

184

7.36

176.64

175.82

8.18

203.22

Juli

151

-14.76

165.76

154.84

-3.83

182.23

Agustus

176

-1.89

177.89

168.85

7.15

196.25

180.42

169.46

8.54

196.86

Bulan

September

178

-2.42

Oktober

10

181

-1.51

182.51

171.51

9.49

198.91

November

11

185

0.30

184.70

174.46

10.54

201.86

Desember

12

186

-3.11

189.11

172.20

13.80

199.60

Januari

13

182

16.02

165.98

192.47

-10.47

Februari

14

187

7.36

179.64

184.95

2.05

Maret

15

179

-14.76

193.76

163.97

15.03

April

16

184

-1.89

185.89

177.98

6.02

Mei

17

182

-2.42

184.42

178.59

3.41

181.51

180.64

-0.64

Juni

18

180

-1.51

Juli

19

181

0.30

180.70

183.60

-2.60

Agustus

20

175

-3.11

178.11

181.33

-6.33

September

21

186

16.02

169.98

201.60

-15.60

Oktober

22

188

7.36

180.64

194.08

-6.08

November

23

169

-14.76

183.76

173.10

-4.10

Desember

24

187

-1.89

188.89

187.12

-0.12

Jumlah

300

4221

5. Menghitung kesalahan setiap metode peramalan


Ukuran nilai kesalahan yang digunakan pada penelitian ini adalah MSE (Mean
Squared Error). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
n

MSE =

(X
t =1

Ft )

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.28. Perhitungan MSE Metode Kuadratis untuk Spring bed Tipe Platinum
Periode

t^2

Y'

(Y-Y')

(Y-Y')^2

147

151.21

-4.21

17.71

162

155.42

6.58

43.32

147

159.35

-12.35

152.43

16

141

162.99

-21.99

483.67

25

203

166.36

36.64

1342.68

36

184

169.44

14.56

211.97

49

151

172.24

-21.24

451.24

64

176

174.76

1.24

1.53

81

178

177.00

1.00

1.00

10

100

181

178.96

2.04

4.17

11

121

185

180.63

4.37

19.06

12

144

186

182.03

3.97

15.77

13

169

182

183.14

-1.14

1.30

14

196

187

183.97

3.03

9.17

15

225

179

184.52

-5.52

30.49

16

256

184

184.79

-0.79

0.62

17

289

182

184.78

-2.78

7.71

18

324

180

184.48

-4.48

20.08

19

361

181

183.90

-2.90

8.44

20

400

175

183.05

-8.05

64.75

21

441

186

181.91

4.09

16.75

22

484

188

180.49

7.51

56.46

23

529

169

178.78

-9.78

95.71

24

576

187

176.80

10.20

104.06

Jumlah

3160.10

MSE

131.67

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.29. Perhitungan MSE Metode Dekomposisi untuk Spring bed Tipe Platinum
Periode

t^2

Y'

(Y-Y')

(Y-Y')^2

147

160.33

-13.33

177.66

162

162.38

-0.38

0.14

147

165.33

-18.33

336.01

16

141

163.07

-22.07

486.91

25

203

183.33

19.67

386.81

36

184

175.82

8.18

66.95

49

151

154.84

-3.83

14.70

64

176

168.85

7.15

51.11

81

178

169.46

8.54

72.91

10

100

181

171.51

9.49

90.07

11

121

185

174.46

10.54

111.02

12

144

186

172.20

13.80

190.48

13

169

182

192.47

-10.47

109.52

14

196

187

184.95

2.05

4.20

15

225

179

163.97

15.03

225.98

16

256

184

177.98

6.02

36.19

17

289

182

178.59

3.41

11.60

18

324

180

180.64

-0.64

0.41

19

361

181

183.60

-2.60

6.74

20

400

175

181.33

-6.33

40.09

21

441

186

201.60

-15.60

243.30

22

484

188

194.08

-6.08

37.01

23

529

169

173.10

-4.10

16.81

24

576

187

187.12

-0.12

0.01

Jumlah

2716.63

MSE

113.19

6. Memilih Metode dengan Kesalahan Terkecil


Pemilihan metode peramalan dilakukan dengan memilih nilai MSE terkecil.
Maka metode peramalan yang dipilih untuk spring bed tipe platinum adalah
metode dekomposisi.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

7. Verifikasi Peramalan
Dilakukan untuk mendapatkan hasil peramalan yang benar-benar
mencerminkan data masa lalu. Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah
moving range chart. Sebagai contoh untuk spring bed tipe platinum,
perhitungan proses verifikasi dapat dilihat pada Tabel 5.30.

Tabel 5.30. Perhitungan Verifikasi untuk Spring bed Tipe Platinum


Periode

Y'

(Y-Y')

MR

147

160.33

-13.33

162

162.38

-0.38

12.95

147

165.33

-18.33

17.95

141

163.07

-22.07

3.74

203

183.33

19.67

41.73

184

175.82

8.18

11.49

151

154.84

-3.83

12.02

176

168.85

7.15

10.98

178

169.46

8.54

1.39

10

181

171.51

9.49

0.95

11

185

174.46

10.54

1.05

12

186

172.20

13.80

3.26

13

182

192.47

-10.47

24.27

14

187

184.95

2.05

12.51

15

179

163.97

15.03

12.98

16

184

177.98

6.02

9.02

17

182

178.59

3.41

2.61

18

180

180.64

-0.64

4.05

19

181

183.60

-2.60

1.95

20

175

181.33

-6.33

3.74

21

186

201.60

-15.60

9.27

22

188

194.08

-6.08

9.51

23

169

173.10

-4.10

1.98

24

187

187.12
Jumlah

-0.12

3.98
213.389

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

24

MR =

MR
t =1

n 1

213.389
= 9.28
23

BKA = 2,66 MR = 2,66 9.28 = 24.68


BKB = 2,66 MR = 2,66 9.28 = 24.68

1 / 3 BKA = 1 / 3 24.68 = 8.23


2 / 3 BKA = 2 / 3 24.68 = 16.45
1 / 3 BKB = 1 / 3 24.68 = 8.23
2 / 3 BKB = 2 / 3 24.68 = 16.45

Gambar 5.3. Moving Range Chart untuk Spring bed Platinum


Dari Gambar 5.3. dapat dilihat bahwa tidak ada data diluar batas control
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan dinilai baik dan metode yang
digunakan representatif. Perhitungan peramalan untuk tipe golden, silver dan
bigline dapat dilihat pada Lampiran 5.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Dari hasil perhitungan seluruh tipe spring bed, maka metode-metode yang dipilih
untuk tiap tipe adalah:
Tipe Platinum = menggunakan metode dekomposisi
Tipe Golden = menggunakan metode siklis
Tipe Silver

= menggunakan metode dekomposisi

Tipe Bigline

= menggunakan metode dekomposisi

Pada Tabel 5.31 dapat dilihat hasil peramalan tiap tipe spring bed untuk tahun
2009.
Tabel 5.31. Hasil Peramalan Spring bed tipe Platinum, Golden, Silver dan Bigline
Bulan

Platinum

Golden

Silver

Bigline

Januari

188

65

488

66

Februari

190

62

449

66

Maret

193

59

480

86

April

190

57

471

74

Mei

211

56

452

85

Juni

203

55

448

71

Juli

182

55

487

71

Agustus

196

56

470

68

September

197

57

473

69

Oktober

199

59

489

90

November

202

62

499

77

Desember

200

64

459

89

5.2.4.2. Formulasi Fungsi Kendala Ketiga


Dari hasil peramalan permintaan, telah diketahui berapa jumlah
permintaan terhadap spring bed yang akan diproduksi tiap bulannya selama tahun
2009. Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa jumlah produk yang akan
diproduksi bernilai lebih kecil atau sama dengan hasil dari jumlah produk yang
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

diramalkan pada tahun 2009. Secara matematis formulasi fungsi kendala untuk
jumlah permintaan dapat dituliskan:
X ji R ji

dimana : X = jumlah produksi optimal (variabel keputusan jenis spring bed ke-j)
R = jumlah permintaan (target produksi)

i = bulan, i = 1,2, 3,, m


j = jenis spring bed, j = 1,2,...,n
Dari Tabel 5.30 dapat diketahui hasil peramalan yang menjadi target produksi.
Formulasi fungsi kendala untuk target produksi pada bulan Mei 2009 misalnya
adalah sebagai berikut:

1. Platinum : X 15 Y15

X1

2. Golden

: X 25 Y25

X2 56

3. Silver

: X 35 Y35

X3 452

4. Bigline

: X 45 Y45

X4 85

211

5.2.5. Penentuan dan Formulasi Fungsi Kendala Keempat


Fungsi kendala keempat merupakan fungsi kendala jumlah produksi
minimum yang memenuhi batasan BEP (break even point) dalam unit produksi.
Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa jumlah produksi harus lebih besar atau
sama dengan jumlah produksi minimum yang diterapkan perusahaan. Secara
matematis formulasi fungsi kendala untuk jumlah produksi minimum dapat
dituliskan:

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

X ji V ji
dimana:
X = variabel keputusan untuk jenis spring bed ke-i
V = jumlah produksi minimum perusahaan
i

= bulan, i = 1,2,,m

= jenis spring bed, j = 1,2,...,n


Dari Tabel 5.11 dapat diketahui jumlah produksi minimum untuk tiap tipe

spring bed. Formulasi fungsi kendala untuk jumlah produksi minimum pada bulan
Mei 2009 misalnya adalah sebagai berikut:
1. Platinum : X 15 V15

X1 169

2. Golden

: X 25 V25

X2 45

3. Silver

: X 35 V35

X3 362

4. Bigline

: X 45 V45

X4 68

5.2.6. Penentuan Model Perencanaan Produksi


Pada Tabel 5.32 dapat dilihat rekapitulasi penentuan fungsi tujuan dan
fungsi kendala yang dinyatakan dalam model linear programming untuk periode
bulan Mei, Juni dan Juli.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.32. Rekapitulasi Fungsi Tujuan dan Fungsi Kendala Bulan Mei, Juni dan Juli
Bulan
Mei

Fungsi
Tujuan

Max Z = 235000X1 + 135000 X2 + 118000 X3 + 95000 X4

Kendala

Jam kerja tenaga kerja :


830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3 540000
1575.1 X4 540000
1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4 1080000
221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4

540000

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4

1080000

409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4

540000

1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4

1080000

929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4

1620000

762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4

540000

284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4

540000

Ketersediaan bahan baku


510 X1 + 450 X2 + 430 X3 + 430 X4
6 X1 + 4.8 X2 + 2.8 X3 + 2.8 X4
9 X1 + 5 X2 + 4 X3 + 3 X4

330000
3001

3889

Target produksi berdasarkan peramalan

X 15 Y15 = X1

211

X 25 Y25 = X2 56
X 35 Y35 = X3 452
X 45 Y45 = X4 85
Jumlah produksi minimum

X 15 V15 = X1 169
X 25 V25 = X2 45
X 35 V35 = X3 362
X 45 V45 = X4 68

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.32. Rekapitulasi Fungsi Tujuan dan Fungsi ... (Lanjutan)


Bulan
Juni

Fungsi
Tujuan

Max Z = 235000X1 + 135000 X2 + 118000 X3 + 95000 X4

Kendala

Jam kerja tenaga kerja :


830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3 594000
1575.1 X4 594000
1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4 1188000
221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4

594000

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4

1188000

409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4

594000

1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4

1188000

929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4

1782000

762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4

594000

284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4

594000

Ketersediaan bahan baku


510 X1 + 450 X2 + 430 X3 + 430 X4
6 X1 + 4.8 X2 + 2.8 X3 + 2.8 X4
9 X1 + 5 X2 + 4 X3 + 3 X4

330000
3001

3889

Target produksi berdasarkan peramalan

X 15 Y15 = X1

203

X 25 Y25 = X2 55
X 35 Y35 = X3 448
X 45 Y45 = X4 71
Jumlah produksi minimum

X 15 V15 = X1 163
X 25 V25 = X2 44
X 35 V35 = X3 358
X 45 V45 = X4 57

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.32. Rekapitulasi Fungsi Tujuan dan Fungsi ... (Lanjutan)


Bulan
Juli

Fungsi
Tujuan

Max Z = 235000X1 + 135000 X2 + 118000 X3 + 95000 X4

Kendala

Jam kerja tenaga kerja :


830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3 594000
1575.1 X4 594000
1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4 1188000
221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4

594000

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4

1188000

409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4

594000

1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4

1188000

929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4

1782000

762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4

594000

284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4

594000

Ketersediaan bahan baku


510 X1 + 450 X2 + 430 X3 + 430 X4
6 X1 + 4.8 X2 + 2.8 X3 + 2.8 X4
9 X1 + 5 X2 + 4 X3 + 3 X4

330000
3001

3889

Target produksi berdasarkan peramalan

X 15 Y15 = X1

182

X 25 Y25 = X2 55
X 35 Y35 = X3 487
X 45 Y45 = X4 71
Jumlah produksi minimum

X 15 V15 = X1 146
X 25 V25 = X2 44
X 35 V35 = X3 390
X 45 V45 = X4 57

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.7. Penyelesaian Model Linear Programming dengan Metode Simpleks


Adapun langkah penyelesaian model linear programming untuk periode
Mei 2009 dengan metode simpleks adalah :
1. Membentuk model linear programming, seperti tercantum pada Tabel 5.32.
2. Mengubah model linear programming ke dalam bentuk standar yaitu dengan
menambahkan variabel slack pada kendala berupa pembatas ),( dan
menambahkan variabel surplus pada kendala berupa syarat ().
Fungsi Tujuan : Max Z = 235000X1 + 135000 X2 + 118000 X3 + 95000 X4
dengan kendala

830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3

+ X5

= 540000

1575.1 X4

+ X6

= 540000

1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4

+ X7

= 1080000

221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4

+ X8

= 540000

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4

+ X9

= 1080000

409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4

+ X10

= 540000

1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4

+ X11

= 1080000

929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4

+ X12

= 1620000

762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4

+ X13

= 540000

284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4

+ X14

= 540000

510 X1 + 450 X2 + 430 X3 + 430 X4

+ X15

= 330000

6 X1 + 4.8 X2 + 2.8 X3 + 2.8 X4

+ X16

= 3001

9 X1 + 5 X2 + 4 X3 + 3 X4

+ X17

= 3889

X1

+ X18

= 211

X2

+ X19

= 56

X3

+ X20

= 452

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

X4

+ X21

= 85

X1

- X22

= 169

X2

- X23

= 45

X3

- X24

= 362

X4

- X25

= 68

3. Mencari solusi layak dasar awal. Pada persamaan diatas tidak terdapat solusi
layak dasar awal karena model diatas belum dalam bentuk kanonikal (setiap
kendala memiliki harus memiliki variabel basis). Oleh karena itu, bentuk
standar diusahakan menjadi bentuk kanonikal dengan menggunakan metode
big M. Metode big M menambahkan variabel artificial, dimana M adalah
bilangan negatif yang sangat besar, sehingga tidak akan mungkin diproduksi
pada fungsi objektif. Maka model linear programming berubah menjadi :
Fungsi Tujuan :
Max Z = 235000X1+135000X2+118000 X3+ 95000X4 + MX26+ MX27 + MX28 + MX29

dengan kendala

830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3

+ X5

= 540000

1575.1 X4

+ X6

= 540000

1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4

+ X7

= 1080000

221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4

+ X8

= 540000

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4

+ X9

= 1080000

409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4

+ X10

= 540000

1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4

+ X11

= 1080000

929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4

+ X12

= 1620000

762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4

+ X13

= 540000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4

+ X14

= 540000

510 X1 + 450 X2 + 430 X3 + 430 X4

+ X15

= 330000

6 X1 + 4.8 X2 + 2.8 X3 + 2.8 X4

+ X16

= 3001

9 X1 + 5 X2 + 4 X3 + 3 X4

+ X17

= 3889

X1

+ X18

= 211

X2

+ X19

= 56

X3

+ X20

= 452

X4

+ X21

= 85

X1

- X22 + M X26

= 169

X2

- X23 + M X27

= 45

X3

- X24 + M X28

= 362

X4

- X25+ M X29

= 68

4. Membentuk tabel simpleks awal, dapat dilihat pada Tabel 5.33.


Beberapa istilah yang digunakan dalam tabel yaitu:
a. Variabel basis yaitu variabel non negatif yang hanya ada pada satu persamaan,
tidak ada pada persamaan lain dengan koefisien 1. Pada Tabel 5.32 yang
termasuk variabel basis adalah X5 sampai X21 dan X26 sampai X29. Sedangkan
variabel non basis merupakan variabel keputusan yaitu X1, X2, X3 dan X4.
b. Cb merupakan koefisien dari variabel basis pada fungsi tujuan, sedangkan Cj
merupakan koefisien dari variabel non basis pada fungsi tujuan.
c. Konstanta atau right hand side merupakan nilai sisi kanan dari setiap
persamaan.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.33. Simpleks Awal


Cj

235000

135000

118000

95000

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X5

830.9

822.5

822.4

540000

X6

1575.1

540000

X7

1082.2

1083.1

1082.3

1082.7

1080000

X8

221.4

204.8

205

197.4

540000

X9

586.3

585.6

586.8

570.4

1080000

X10

409.9

409.3

409.3

410.1

540000

X11

1121

1109.9

1110

1110.9

1080000

X12

929.1

928.9

930.2

928.4

1620000

X13

762.1

761.8

761.7

761.5

540000

X14

284.3

284.7

284.7

284.9

540000

X15

510

450

430

430

330000

X16

4.8

2.8

2.8

3001

X17

3889

X18

211

X19

56

X20

452

Cb

Konstanta

X21

85

X26

-1

169

X27

-1

45

X28

-1

362

X29

-1

68

235000-M

135000-M

118000-M

95000-M

Crow

Nilai Z = Cb x konstanta
= (M(169)+ M(45)+ M(362)+M(68)) = 644 M
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

d. Z merupakan nilai laba yang diinginkan. Nilai Z dapat diperoleh dengan


mengalikan nilai Cb dengan konstanta, yaitu:
Z = Cb x Konstanta

540000

540000
1080000

540000
1080000

540000

1080000
1620000

540000
540000

Z = (0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 M M M M ) 330000 = 644 M

3001

3889

211

56

452

85

169

45

362

68
e. Nilai Crow diperoleh dari hasil pengurangan nilai Cj terhadap hasil perkalian

Cb dengan Pj yaitu nilai pada tiap kolom dan baris. Secara matematis:
Crow = Cj - Cb Pj
Untuk kolom pertama pada Tabel 5.33, misalnya:

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

830.9

0
1082.2

221.4
586.3

409.9

1121
929.1

762.1
284.3

Crow = 235000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 M M M M 510 = 235000 M

5. Pemeriksaan optimalitas, yaitu melihat apakah solusi sudah optimal atau tidak.
Pada kasus maksimisasi solusi dikatakan sudah optimal yaitu bila semua Crow
dari variabel non basis adalah negatif atau nol. Pada tabel simpleks awal nilai
Crow dari variabel non basis masih ada yang berharga positif, jadi solusi belum
optimal.
6. Langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan yaitu dengan mengganti
salah satu variabel non basis dengan variabel basis. Variabel non basis yang
dipilih untuk menjadi variabel basis disebut entering variabel. Entering
variabel yang dipilih adalah variabel non basis yang memiliki Crow paling
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

positif. Kemudian dipilih variabel basis yang akan keluar menjadi variabel
non basis yang disebut leaving variabel. Leaving variabel yang dipilih adalah
dengan menggunakan rasio minimum yaitu perbandingan antara konstanta sisi
kanan dengan elemen variabel. Kolom entering variabel disebut kolom pivot
sedangkan baris leaving variabel disebut baris pivot.
Elemen perpotongan kolom dan baris pivot disebut elemen pivot.
Pada tabel simpleks awal, X1 memiliki Crow paling positif sehingga X1 disebut
entering variabel. Kolom pivot, kolom X1.
Rasio minimum pada Tabel 5.33 untuk iterasi 1 adalah :
Baris 1

: 540000

/ 830.9

= 649.90

Baris 2

: 540000

/ 0

= 0

Baris 3

: 1080000 / 1082.2 = 997.97

Baris 4

: 540000

/ 221.4

= 2439.02

Baris 5

: 1080000 / 586.3

= 1842.06

Baris 6

: 540000

= 1317.39

Baris 7

: 1080000 / 1121

= 963.43

Baris 8

: 1620000 / 929.1

= 1743.62

Baris 9

: 540000

/ 762.1

= 708.57

Baris 10

: 540000

/ 284.3

= 1899.40

Baris 11

: 330000

/ 510

= 647.06

Baris 12

: 3001

/ 6

= 500.17

Baris 13

: 3889

/ 9

= 432.11

Baris 14

: 211

/ 1

= 211

/ 409.9

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Baris 15

: 56

/ 0

= 0

Baris 16

: 452

/ 0

= 0

Baris 17

: 85

/ 0

= 0

Baris 18

: 169

/ 1

= 169

Baris 19

: 45

/ 0

= 0

Baris 20

: 362

/ 0

= 0

Baris 21

: 68

/ 0

= 0

Nilai paling minimum yaitu 169, dengan variabel basis X18. Sehingga, X18
menjadi leaving variabel. Baris pivot, baris X18. Elemen pivot bernilai 1 yaitu
perpotongan baris pivot dan kolom pivot ( baris 18 dan kolom 1).

7. Dilanjutkan dengan mencari sistem kanonikal yaitu sistem dimana nilai


elemen pivot bernilai 1 dan semua elemen lain di kolom pivot bernilai 0. Dari
hasil perhitungan, elemen pivot sudah bernilai 1.
Untuk menjadikan elemen lain di kolom pivot bernilai 0 maka dilakukan
perhitungan yaitu pada baris kedelapan belas, misalnya (menjadikan harga
830.9 pada kolom dan baris 1 bernilai 0) adalah dengan mengalikan baris
pivot dengan 830.9 lalu menambahkannya dengan semua elemen yang ada
dibaris pertama. Contoh untuk baris pertama :
1

-1

-830.9

830.9

-830.9

830.9

822.5

822.4

822.5

822.4

830.9

830.9

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

x -830.9

Operasi diatas dilakukan hingga semua elemen di kolom pivot bernilai 0.


Hasil dari pengolahan tabel simpleks awal menjadi tabel simpleks iterasi I
dapat dilihat pada Tabel 5.34.
Dari tabel simpleks iterasi I dapat dilihat kembali bahwa ternyata nilai Crow
masih ada yang bernilai positif yang menandakan bahwa solusi belum
optimal. Maka dilakukan kembali perbaikan sampai nilai Crow berharga negatif
atau nol. Langkah-langkah perbaikan untuk mencapai optimalitas dapat dilihat
pada Tabel 5.34 sampai Tabel 5.40.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.34. Simpleks Iterasi 1


Cj

235000

135000

118000

95000

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X5

822.5

822.4

830.9

830.9

399577.9

X6

1575.1

540000

X7

1083.1

1082.3

1082.7

1082.2

1082.2

897108.2

X8

204.8

205

197.4

221.4

221.4

502583.4

X9

585.6

586.8

570.4

586.3

586.3

980915.3

X10

409.3

409.3

410.1

409.9

409.9

470726.9

X11

1109.9

1110

1110.9

1121

1121

890551

X12

928.9

930.2

928.4

929.1

929.1

1462982.1

X13

761.8

761.7

761.5

762.1

762.1

411205.1

X14

284.7

284.7

284.9

284.3

284.3

491953.3

X15

450

430

430

510

510

243810

X16

4.8

2.8

2.8

1987

X17

2368

X18

42

X19

56

X20

452

X21

85

235000

X1

-1

169

X27

-1

45

X28

-1

362

X29

-1

68

95000-M

235000

Cb

Konstanta

Crow

135000-M 118000-M

Nilai Z = Cb x konstanta
= (235000)(169)+ M(45)+ M(362)+M(68)) = 39715000 + 475 M
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.35. Simpleks Iterasi 2


Cj

235000

135000

118000

95000

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X5

822.4

830.9

822.5

830.9

-822.5

362565.4

X6

1575.1

540000

X7

1082.3

1082.7

1082.2

1083.1

1082.2

-1083

848368.7

X8

205

197.4

221.4

204.8

221.4

-204.8

493367.4

X9

586.8

570.4

586.3

585.6

586.3

-585.6

954563.3

X10

409.3

410.1

409.9

409.3

409.9

-409.3

452308.4

X11

1110

1110.9

1121

1109.9

1121

-1110

840605.5

X12

930.2

928.4

929.1

928.9

929.1

-928.9

1421181.6

X13

761.7

761.5

762.1

761.8

762.1

-761.8

376924.1

X14

284.7

284.9

284.3

284.7

284.3

-284.7

479141.8

X15

430

430

510

450

510

-450

223560

X16

2.8

2.8

4.8

-4.8

1771

X17

-5

2143

X18

42

X19

-1

11

X20

452

X21

85

235000

X1

-1

169

135000

X27

-1

45

X28

-1

362

X29

68

Cb

Konstanta

Crow

-1

118000-M

95000-M

235000

135000

Nilai Z = Cb x konstanta
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

= (235000)(169)+ (135000)(45)+ M(362)+M(68)) = 45790000 + 430 M

Tabel 5.36. Simpleks Iterasi 3


Cj

235000

135000

118000

95000

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X5

830.9

822.5

822.4

830.9

X6

1575.1

X7

1082.7

1082.2

1083.1

1082.3

X8

197.4

221.4

204.8

205

X9

570.4

586.3

585.6

586.8

X10

410.1

409.9

409.3

409.3

X11

1110.9

1121

1109.9

1110

X12

928.4

929.1

928.9

930.2

X13

761.5

762.1

761.8

761.7

X14

284.9

284.3

284.7

284.7

X15

430

510

450

430

510

-450

-430

X16

2.8

4.8

2.8

-4.8

X17

-5

X18

X19

-1

X20

X21

Cb

Konstanta
-822.5 -822.4

64856.6

540000

1082.2

-1083

-1082

456576.1

221.4

-204.8

-205

419157.4

586.3

-585.6 -586.8

742141.7

409.9

-409.3 -409.3

304141.8

1121

-1110

-1110

438785.5

929.1

-928.9 -930.2

1084449.2

762.1

-761.8 -761.7

101188.7

284.3

-284.7 -284.7

376080.4

67900

-2.8

757.4

-4

695

42

11

-1

90

85

235000

X1

-1

169

135000

X27

-1

45

118000

X28

-1

362

X29

-1

68

95000-M

235000

135000

118000

Crow

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Nilai Z = Cb x konstanta
= (235000)(169)+ (135000)(45)+ (118000)(362)+M(68)) = 88506000 + 68 M

Tabel 5.37. Simpleks Iterasi 4


Cj

235000

135000

118000

95000

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X5

830.9

822.5

822.4

830.9

-822.5

-822.4

64856.6

X6

1575.1

-1575.1

432893.2

X7

1082.2

1083.1

1082.2

-1083.1

-1082.3

-1082.7

382952.5

X8

221.4

204.8

205

197.4

221.4

-204.8

-205

-197.4

405734.2

X9

586.3

585.6

586.8

570.4

586.3

-585.6

-586.8

-570.4

703354.5

X10

409.9

409.3

409.3

410.1

409.9

-409.3

-409.3

-410.1

276255

X11

1121

1109.9

1110

1110.9

1121

-1109.9

-1110

-1110.9

363244.3

X12

929.1

928.9

930.2

928.4

929.1

-928.9

-930.2

-928.4

1021318

X13

762.1

761.8

761.7

761.5

762.1

-761.8

-761.7

-761.5

49406.7

X14

284.3

284.7

284.7

284.9

284.3

-284.7

-284.7

-284.9

356707.2

X15

510

450

430

430

510

-450

-430

-430

38660

X16

4.8

2.8

2.8

-4.8

-2.8

-2.8

567

X17

-5

-4

-3

491

X18

42

X19

-1

11

X20

-1

90

X21

-1

17

235000

X1

-1

169

135000

X27

-1

45

118000

X28

-1

362

95000

X29

-1

68

235000

135000

Cb

Konstanta

Crow

1082.3 1082.7

118000 95000 M-235000 M-135000 M-118000

M-95000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Nilai Z = Cb x konstanta
= (235000)(169)+ (135000)(45)+ (118000)(362)+(95000)(68)) = 94966000

Tabel 5.38. Simpleks Iterasi 5


Cj

235000

135000

118000

95000

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X5

-830.9

822.5

822.4

-822.5

-822.4

29958.8

X6

1575.1

-1575.1

432893.2

X7

-1082.2

1083.1

1082.3 1082.7

-1083.1

-1082.3

-1082.7

337500.1

X8

-221.4

204.8

205

197.4

-204.8

-205

-197.4

396435.4

X9

-586.3

585.6

586.8

570.4

-585.6

-586.8

-570.4

678729.9

X10

-409.9

409.3

409.3

410.1

-409.3

-409.3

-410.1

259039.2

X11

-1121

1109.9

1110

1110.9

-1109.9

-1110

-1110.9

316162.3

X12

-929.1

928.9

930.2

928.4

-928.9

-930.2

-928.4

982295.8

X13

-762.1

761.8

761.7

761.5

-761.8

-761.7

-761.5

17398.5

X14

-284.3

284.7

284.7

284.9

-284.7

-284.7

-284.9

344766.6

X15

-510

450

430

430

-450

-430

-430

17240

X16

-6

4.8

2.8

2.8

-4.8

-2.8

-2.8

315

X17

-9

-5

-4

-3

113

X22

42

X19

-1

11

X20

-1

90

Cb

Konstanta

X21

-1

17

235000

X1

211

135000

X2

-1

45

118000

X3

-1

362

95000

X4

-1

68

-235000

135000

Crow

118000 95000 M-470000 M-135000 M-118000

M-95000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Nilai Z = Cb x konstanta
= (235000)(211)+ (135000)(45)+ (118000)(362)+(95000)(68)) = 104836000

Tabel 5.39. Simpleks Iterasi 6

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Cj

235000

135000

118000

95000

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X5

-830.9

-822.5

822.4

-822.4

20911.3

X6

1575.1

-1575.1

432893.2

X7

-1082.2

-1083.1

1082.3

1082.7

-1082.3

-1082.7

325586

X8

-221.4

-204.8

205

197.4

-205

-197.4

394182.6

X9

-586.3

-585.6

586.8

570.4

-586.8

-570.4

672288.3

X10

-409.9

-409.3

409.3

410.1

-409.3

-410.1

254536.9

X11

-1121

-1109.9

1110

1110.9

-1110

-1110.9

303953.4

X12

-929.1

-928.9

930.2

928.4

-930.2

-928.4

972077.9

X13

-762.1

-761.8

761.7

761.5

-761.7

-761.5

9018.7

X14

-284.3

-284.7

284.7

284.9

-284.7

-284.9

341634.9

X15

-510

-450

430

430

-430

-430

12290

X16

-6

-4.8

2.8

2.8

-2.8

-2.8

262.2

X17

-9

-5

-4

-3

58

X22

42

X19

-1

11

X20

-1

90

X21

-1

17

235000

X1

211

135000

X2

56

118000

X3

-1

362

95000

X4

-1

68

Cb

Konstanta

Crow

-235000

-135000

118000

95000 M-470000

M-118000

M-95000

Nilai Z = Cb x konstanta
= (235000)(211)+ (135000)(56)+ (118000)(362)+(95000)(68)) = 106321000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.40. Simpleks Iterasi 7


Cj

235000

135000

118000

95000

Basis

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X5

-1.080

-8.068

0.008

-822.18

822.18

11173.90

X6

1575.1

-1575.10

432893.20

X7

-1.421

0.668

-0.658

0.684

-0.68

312771.32

X8

-0.269

-16.292

0.227

-7.55

7.55

391755.35

X9

-0.770

0.808

1.277

-16.25

16.25

665340.46

X10

-0.537

-0.385

0.054

0.907

-0.91

249690.70

X11

-1.457

-10.417

0.246

1.191

-1.19

290810.75

X12

-1.221

1.588

1.422

-1.56

1.56

961064.12

X13

0.001

-1.001

-1.000

0.9997

-1

-1.00

11.84

X14

-0.374

0.550

0.037

0.2748

-0.27

338263.99

X15

-0.565

-79.774

-19.944

0.1129

-0.11

7198.70

X16

-0.004

-3.199

-2.000

0.0007

0.00

229.05

X17

-0.005

-4.998

-0.999

-0.9989

1.00

10.64

X22

1.000

0.0000

42

X19

1.000

0.0000

-1

11

X20

-0.001

1.001

1.000

-0.9997

0.9997

78.160

Cb

Konstanta

X21

1.0000

-1

17

235000

X1

1.000

0.0000

211

135000

X2

1.000

0.0000

56

118000

X3

0.001

-1.001

-1.000

0.9997

-0.9997

373.8402

95000

X4

-1.0000

68

-154.9

-116938.03

-16984.51

-22969

M-470000

M-22969.02

Crow

Nilai Z = Cb x konstanta
= (235000)(211)+ (135000)(56)+ (118000)(373)+(95000)(68)) = 107718146

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Dari Tabel 5.40 diperoleh jumlah produksi optimal untuk bulan Mei 2009 dari
perhitungan model linear programming adalah:
a. Platinum / X1 = 211 unit
b. Golden / X2 = 56 unit
c. Silver / X3 = 373.8402 unit
d. Bigline / X4 = 68 unit
Untuk perhitungan pada bulan Juni dan Juli dapat dilakukan dengan cara yang
sama yaitu dengan menggunakan bantuan software LINDO. Hasil rekapitulasi
penentuan jumlah produksi dengan perhitungan model linear programming
pada bulan Mei, Juni dan Juli dapat dilihat pada Tabel 5.41.
Tabel 5.41. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan Model Linear Programming
Platinum

Golden

Silver

Bigline

(unit) / X1

(unit) / X2

(unit) / X3

(unit) / X4

Mei

211

56

373.8402

68

Rp. 107.718.146

Juni

197.475

44

430.180

57

Rp. 108.522.865

Juli

182

55

437.023

57

Rp. 107.178.714

Bulan

Laba

Variabel keputusan pada penelitian ini adalah jumlah produksi optimal,


sehingga nilai yang diperoleh harus dalam bentuk bilangan bulat (integer).
Dari Tabel 5.41 dapat dillihat bahwa variabel keputusan belum dalam bentuk
bilangan bulat (integer). Oleh karena itu, untuk menemukan solusi bilangan
bulat (integer) yang optimal, dilanjutkan dengan integer programming.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.8. Penyelesaian Model Integer Programming dengan Metode Branch and


Bound
Adapun langkah penyelesaian model integer programming untuk periode Mei
2009 dengan metode branch and bound adalah :
1. Optimisasi fungsi tujuan terhadap susunan kendala menggunakan model
linear programming dengan metode simpleks. Langkah ini telah dilakukan
pada sub bab 5.2.7.
2. Meneliti solusi optimal. Jika variabel keputusan integer (bilangan bulat) maka
solusi optimal ditemukan, namun jika variabel keputusan bukan integer maka
dilanjutkan ke langkah 3. Dari hasil perhitungan metode simpleks diketahui
bahwa nilai X3 = 373.8402 unit. Nilai ini bukan integer sehingga perhitungan
dilanjutkan ke langkah 3.
3. Maka model awal untuk bulan Mei dapat dilihat pada Tabel 5.42.
Tabel 5.42. Rekapitulasi Fungsi Tujuan dan Fungsi Kendala Bulan Mei
Bulan
Mei

Fungsi
Tujuan

Max Z = 235000X1 + 135000 X2 + 118000 X3 + 95000 X4

Kendala

Jam kerja tenaga kerja :


830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3 540000
1575.1 X4 540000
1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4 1080000
221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4

540000

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4

1080000

409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4

540000

1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4

1080000

929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4

1620000

762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4

540000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 5.42. Rekapitulasi Fungsi Tujuan ... (Lanjutan)


Bulan
Mei

Fungsi
Kendala

284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4

540000

Ketersediaan bahan baku


510 X1 + 450 X2 + 430 X3 + 430 X4
6 X1 + 4.8 X2 + 2.8 X3 + 2.8 X4
9 X1 + 5 X2 + 4 X3 + 3 X4

330000
3001

3889

Target produksi berdasarkan peramalan

X 15 Y15 = X1

211

X 25 Y25 = X2 56
X 35 Y35 = X3 452
X 45 Y45 = X4 85
Jumlah produksi minimum

X 15 V15 = X1 169
X 25 V25 = X2 45
X 35 V35 = X3 362
X 45 V45 = X4 68
X3 374
X3 373
X1, X2, X3, X4 = integer

Solusi optimum kontinu dijadikan batas atas awal. Kemudian dibentuk batas
bawah dari nilai X3, dengan menambah kendala yang bersifat mutually
exclusive yakni : X3 374 dan X3 373. Model ini kemudian diselesaikan
dengan metode simpleks sehingga diperoleh variabel keputusan yang baru.
Jika variabel keputusan bernilai integer maka solusi optimal ditemukan. Jika
variabel keputusan belum integer perhitungan dilanjutkan ke langkah 4

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

4. Dilakukan iterasi dengan mencabangkan setiap solusi optimal kontinu. Solusi


optimal kontinu dijadikan batas bawah baru dengan penambahan kendala
seperti pada langkah 3. Iterasi terus dilakukan sampai diperoleh variabel
keputusan integer. Sebagai contoh, pada Gambar 5.4 dapat dilihat tahapan
branch

and

bound

untuk

bulan

Mei

2009.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1
LP 0
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146
x3373

LP 1
X=(211, 56, 373, 68.84)
Z=107698800

LP 2
X=(211, 55.84, 374, 68)
Z=107715400

x469

x468

LP 3
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

8
LP 7
X=(211, 56, 372, 69.84)
Z=107675800

x256

x255

LP 4
X=(211,56, 372.84, 69)
Z=107695120

LP 5
X=(211, 55, 374.84, 68)
Z=107701120

LP 6
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

x3372

x3374

x3373

9
LP 8
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

x3375

x3374

11

10
LP 9
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

LP 10
X=(211, 54.84, 375, 68)
Z=107698400
x254

12
LP 11
X=(211, 54, 375.84, 68)
Z=107684120

x255

13
LP 12
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

Gambar 5.4. Perhitungan Branch and Bound

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

12

x469

30
LP 31
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

x3376

x3375

x470

14

31
LP 32
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

15

LP 13
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

LP 14
X=(211, 53.84, 376, 68)
Z=107681400
x253

17

16
LP 15
X=(211, 53, 376.84, 68)
Z=107667120
x3376

16
LP 17
X=(211, 56, 373.84, 68)
Z=107718120

x254

LP 16
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

x3377

17
LP 18
X=(211, 52.8402, 377, 68)
Z=107664400

Gambar 5.4. Perhitungan (Lanjutan)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

16

17

LP 17
X=(211, 56, 373.84, 68)
Z=107718120
x3373

x468

x469

22
LP 23
X=(211, 56, 373.84, 68)
Z=107718146
x3372

26
LP 27
X=(211, 52, 372, 69.84)
Z=107135800

LP 24
X=(211, 56, 372.84, 69)
Z=107695120

27
LP 28
X=(211, 56, 373.84, 68)
Z=107718146

20

19

LP 21
X=(211, 52, 377.84, 68)
Z=107650120

LP 20
X=(211, 55.8402, 373, 68)
Z=107715400
x252

LP 25
X=(211, 52, 377.84, 68)
Z=107650120
x3377

21
LP 22
X=(211, 56, 373.8402, 68)
Z=107718146

25
LP 26
X=(211, 56, 373.84, 68)
Z=107718146
x3378

28
LP 29
X=(211, 56, 373.84, 68)
Z=107718146

x253

x253

24

23

x3373

x252

x3374

18
LP 19
X=(211, 56, 373, 68.84)
Z=107698800

LP 18
X=(211, 52.8402, 377, 68)
Z=107664400

29
LP 30
X=(211, 51.84, 378, 68)
Z=107647400

Gambar 5.4. Perhitungan (Lanjutan)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Dari perhitungan branch and bound diperoleh jumlah produksi optimal untuk
bulan Mei 2009 adalah:
a. Platinum / X1 = 211 unit
b. Golden / X2 = 56 unit
c. Silver / X3 = 373 unit
d. Bigline / X4 = 68 unit
Untuk perhitungan pada bulan Juni dan Juli dapat dilakukan dengan cara yang
sama yaitu dengan menggunakan bantuan software LINDO. Hasil rekapitulasi
penentuan jumlah produksi dengan perhitungan model integer programming pada
bulan Mei, Juni dan Juli dapat dilihat pada Tabel 5.42.
Tabel 5.42. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan Model Integer Programming
Platinum

Golden

Silver

Bigline

(unit) / X1

(unit) / X2

(unit) / X3

(unit) / X4

Mei

211

56

373

68

Rp. 107.619.000

Juni

200

44

417

67

Rp. 108.511.000

Juli

182

55

437

57

Rp. 107.176.000

Bulan

Laba

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB VI
ANALISIS DAN EVALUASI

6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Perencanaan Produksi Perusahaan Saat Ini.
Saat ini perencanaan produksi PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco untuk
menentukan jumlah spring bed yang akan diproduksi dilakukan berdasarkan
perkiraan pola permintaan masa lalu dengan menggunakan peramalan kuantitatif.
Seperti yang diketahui, bahwa hasil interpretasi peramalan tidak akan terlalu jauh
berbeda dengan pola data permintaan tahun sebelumnya. Namun pada
kenyataannya terjadi penyimpangan yang cukup jauh dari tahun 2007 ke tahun
2008. Perkiraan yang dilakukan belum mempertimbangkan keterbatasan
perusahaan dalam hal tenaga kerja, mesin, bahan baku dan modal secara
matematis. Sementara seperti diketahui, proses produksi dapat dilakukan jika
tersedia tenaga kerja, mesin, bahan baku dan modal yang cukup. Jika salah satu
dari elemen ini tidak terpenuhi maka proses produksi akan mengalami gangguan
bahkan dapat mengakibatkan proses produksi harus dihentikan. Hal ini dapat
terjadi di PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, karena acuan produksi hanya
berdasarkan perkiraan permintaan. Secara umum proses produksi telah berjalan
cukup baik, namun perusahaan mengharapkan adanya metode perencanaan
produksi yang lebih baik yang dapat mengalokasikan sumber daya terbatas
dengan efisien.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

6.1.2. Analisis Perencanaan Produksi dengan Integer Programming


Model integer programming digunakan untuk memperoleh solusi dalam
bentuk bilangan bulat (integer). Model ini terdiri dari 3 parameter, yakni :
1. Variabel Keputusan, yaitu jumlah produksi untuk tiap spring bed.
2. Fungsi Tujuan, yaitu laba yang diinginkan dari hasil jumlah produksi.
3. Fungsi Kendala
yaitu batasan ketersediaan jam kerja orang, ketersediaan bahan baku, target
produksi dan jumlah produksi minimum.
Sebagai contoh, nilai dari variabel keputusan, fungsi tujuan dan fungsi
kendala untuk bulan Mei 2009 adalah:
1. Platinum / X1 = 211 unit
Golden / X2

= 56 unit

Silver / X3

= 373 unit

Bigline / X4

= 68 unit

2. Laba yang dihasilkan


= 235000X1 + 135000 X2 + 118000 X3 + 95000 X4
= 235000 (211) + 135000 (56)+ 118000 (373)+ 95000 (68)
= Rp. 107.619.000
3. Jam kerja tenaga kerja yang terpakai
-

Perakitan Per bulat mesin RAM


830.9 (211) +822.5 (56) +822.4 (373) = 528135 detik

Perakitan Per bulat mesin RAM manual


1575.1 (68) = 107107 detik

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Perakitan Kawat lis


1082.2 (211) +1083.1 (56) +1082.3(373) +1082.7 (68) = 766319 detik

Penjahitan Kain Quilting


221.4 (211) +204.8 (56) +205 (373) +197.4 (68) = 148072 detik

Pemotongan
586.3 (211) +585.6 (56) +586.8 (373) +570.4 (68) = 414167 detik

Penjahitan kain quilting dengan kain blacu dan label


409.9 (211) +409.3 (56) +409.3 (373) +410.1 (68) = 289965 detik

Penjahitan lis kain quilting


1121 (211) +1109.9 (56) +1110 (373) +1110.9 (68) = 788257 detik

Perekatan dengan per


929.1 (211) +928.9 (56) +930.2 (373) +928.4 (68) = 658154 detik

Penjahitan lis
762.1 (211) +761.8 (56) +761.7 (373) +761.5 (68) = 539360 detik

Pembungkusan
284.3 (211) +284.7(56) +284.7 (373) +284.9(68) = 201497 detik

4. Bahan baku yang terpakai


-

Per bulat

Kain quilting : 6 (211) + 4.8 (56) + 2.8 (373) + 2.8 (68) = 2769.6 cm

Busa

: 510 (211) + 450 (56) + 430 (373) + 430 (68) = 322440 unit

: 9 (211) + 5 (56) + 4 (373) + 3 (68) = 3875 cm

Pada Tabel 6.1. dapat dilihat hasil rekapitulasi dari setiap nilai variabel
keputusan, fungsi tujuan dan fungsi kendala untuk bulan Mei, Juni dan Juli 2009.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 6.1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan dengan Integer Programming


Fungsi

Mei

Juni

Juli

Variabel Keputusan
1.

Platinum (unit)

211

200

182

2.

Golden (unit)

56

44

55

3.

Silver (unit)

373

417

437

4.

Bigline (unit)

68

67

57

Rp. 107.619.000

Rp. 108.511.000

Rp. 107.176.000

Fungsi Tujuan
Jam tenaga kerja terpakai
-

Perakitan Per bulat mesin RAM (detik)

528135

545311

555850

Perakitan Per bulat mesin RAM manual (detik)

107107

105532

89781

Perakitan Kawat lis (detik)

766319

787956

791210

Penjahitan Kain Quilting (detik)

148072

152002

152396

Pemotongan (detik)

414167

425939

427859

Penjahitan kain quilting dengan kain blacu dan label (detik)

289965

298144

299353

Penjahitan lis kain quilting (detik)

788257

810336

813458

Perekatan dengan per (detik)

658154

676788

679602

Penjahitan lis (detik)

539360

554589

556870

201497

207195

208054

322440

329920

329990

- Pembungkusan (detik)
Bahan baku terpakai
-

Per bulat (unit)

Kain quilting (cm)

2770

2766

2739

Busa (cm)

3875

3889

3832

Dari Tabel 6.1 dapat dilihat penggunaan sumber daya oleh perusahaan
sesuai perencanaan produksi pada bulan Mei, Juni dan Juli 2009. Pada Tabel 6.2.
dapat dilihat ketersediaan sumber daya perusahaan tiap bulannya dan selisih
antara penggunaan dengan ketersediaan sumber daya di perusahaan.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 6.2. Perbandingan Ketersediaan Sumber Daya di Perusahaan dengan Pemakaian


Sumber Daya Berdasarkan Integer Programming
Sumber daya terpakai
Jam tenaga kerja (detik)

Terpakai

Ketersediaan sumber daya

Selisih

Mei

Juni

Juli

Mei

Juni

Juli

Mei

Juni

Juli

528135

545311

555850

540000

594000

594000

11865

48689

38150

- Perakitan Per bulat RAM manual

107107

105532

89781

540000

594000

594000

432893

488468

504219

- Perakitan Kawat lis

766319

787956

791210

1080000

1188000

1188000

313681

400044

396790

- Penjahitan Kain Quilting

148072

152002

152396

540000

594000

594000

391928

441998

441604

- Pemotongan

414167

425939

427859

1080000

1188000

1188000

665833

762061

760141

- Penjahitan kain quilting dengan


kain blacu dan label

289965

298144

299353

540000

594000

594000

250035

295856

294647

- Penjahitan lis kain quilting

788257

810336

813458

1080000

1188000

1188000

291743

377664

374542

- Perekatan dengan per

658154

676788

679602

1620000

1782000

1782000

961846

1105212

1102398

- Penjahitan lis

539360

554589

556870

540000

594000

594000

640

39411

37130

- Pembungkusan

201497

207195

208054

1080000

1188000

1188000

878503

980805

979946

322440

329920

329990

330000

330000

330000

7560

80

10

- Kain quilting (cm)

2770

2766

2739

3001

3001

3001

231

235

262

- Busa (cm)

3875

3889

3832

3889

3889

3889

14

57

- Perakitan Per bulat mesin RAM

Bahan baku
- Per bulat (unit)

Dari Tabel 6.2 dapat disimpulkan perusahaan dapat berproduksi tanpa


adanya gangguan kekurangan sumber daya karena sumber daya yang terpakai
masih dalam batas ketersediaan sumber daya di perusahaan. Misalnya pada bulan
Mei 2009, tenaga kerja perakitan per bulat mesin RAM yang terpakai 528135
detik atau 98 %.
Selain itu, dapat juga dilihat bahwa terdapat sumber daya perusahaan
berlebih tidak seimbang antara sumber daya yang ada. Misalnya pada bulan Mei
2009, untuk tenaga kerja perakitan ber bulat RAM manual yang terpakai 107107
detik atau 20 %. Sedangkan untuk penjahitan lis terpakai 539360 detik atau
99,9 %.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

6.1.3. Analisis Sensitivitas Perencanaan Produksi


Analisis sensitivitas merupakan kajian tentang sensitivitas solusi optimal
yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi pada parameter-parameter model,
yakni nilai variabel keputusan pada fungsi tujuan, nilai ruas kanan dan koefisien
pada fungsi kendala. Dalam hal ini, ingin diketahui seberapa besar perubahan
pada parameter model yang diijinkan untuk tetap mempertahankan solusi optimal.
Pada Tabel 6.2 dapat dilihat kelebihan kapasitas produksi baik kapasitas
tenaga kerja maupun ketersediaan bahan. Nilai positif pada selisih kapasitas
menandakan terjadi kelebihan kapasitas, sedangkan nilai nol menandakan
kapasitas terbatas yakni kapasitas tersedia telah terpakai seluruhnya. Melalui
analisis sensitivitas ini dapat dicari sejauh mana nilai kapasitas dapat dinaikkan
atau diturunkan dengan tetap mempertahankan solusi optimal. Misalnya untuk
bulan Mei 2009, dari hasil uji program aplikasi LINDO dapat dilihat maksimum
penambahan dan pengurangan kapasitas yang diijinkan. Allowable increase
berarti maksimum penambahan yang diijinkan, misalnya untuk perakitan per bulat
mesin RAM

(row 2)

penambahan tidak terhingga. Sedangkan allowable

decrease berarti maksimum pengurangan yang diijinkan, misalnya untuk


perakitan per bulat mesin RAM (row 2) pengurangan diijinkan sebesar 11174
detik. Rekapitulasi penambahan dan pengurangan kapasitas yang diijinkan dapat
dilihat pada Tabel 6.3.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 6.3. Perubahan Maksimum Kapasitas


Kapasitas Perusahaan

ROW

CURRENT

ALLOWABLE
RHS

Perakitan Per bulat mesin RAM (detik)


Perakitan Per bulat mesin RAM manual
(detik)

INCREASE

ALLOWABLE
DECREASE

540000.000000

INFINITY

11173.898438

540000.000000

INFINITY

432893.187500

Perakitan Kawat lis (detik)

1080000.000000

INFINITY

312771.312500

Penjahitan Kain Quilting (detik)

540000.000000

INFINITY

391755.343750

Pemotongan (detik)
Penjahitan kain quilting dengan kain
blacu dan label (detik)

1080000.000000

INFINITY

665340.437500

540000.000000

INFINITY

249690.703125

Penjahitan lis kain quilting (detik)

1080000.000000

INFINITY

290810.750000

Perekatan dengan per (detik)

1620000.000000

INFINITY

961064.125000

Penjahitan lis (detik)

10

540000.000000

2025.950073

9018.700195

Pembungkusan (detik)

11

540000.000000

INFINITY

338264.000000

Per bulat (unit)

12

330000.000000

INFINITY

7198.703125

Kain quilting (cm)

13

3001.000000

INFINITY

229.047363

Busa (cm)

14

3889.000000

INFINITY

10.639097

Target produksi X1 (unit)

15

211.000000

2.128714

42.000000

Target produksi X2 (unit)

16

56.000000

10.644687

11.000000

Target produksi X3 (unit)

17

452.000000

INFINITY

78.159775

Target produksi X4 (unit)

18

85.000000

INFINITY

17.000000

Dengan adanya informasi pengurangan kapasitas yang diijinkan pada


analisis sensitivitas ini,

maka perusahaan dapat

mengurangi kelebihan

kapasitasnya sampai pada batas yang ditetapkan. Dengan adanya pengurangan


kapasitas tersedia ini maka biaya produksi dapat dikurangi sehingga laba dapat
dimaksimumkan.

6.2.

Evaluasi
Perencanaan produksi untuk menentukan jumlah spring bed yang harus

diproduksi pada PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco selama ini dilakukan dengan
perkiraan berdasarkan pola permintaan masa lalu. Hal ini kurang akurat
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

mengingat perusahaan memiliki keterbatasan dalam ketersediaan waktu tenaga


kerja, mesin, bahan baku dan modal. Oleh karena itu diperlukan pengalokasian
sumber daya terbatas dengan tepat. Dalam hal ini, dapat diselesaikan dengan
integer programming. Integer programming memaksimumkan laba dengan
memperhatikan

susunan

kendala

yakni

sumber

daya

terbatas.

Integer

programming menghasilkan variabel keputusan dalam hal ini jumlah produksi


optimal spring bed dalam bentuk bilangan bulat, karena jumlah spring bed yang
diproduksi tidak mungkin dalam bentuk pecahan. Hasil dari perencanaan produksi
dengan menggunakan perhitungan integer programming menunjukkan bahwa
tercapai jumlah produksi optimal yang memanfaatkan sumber daya terbatas
dengan efisien. Dengan adanya hasil perhitungan dari model integer programming
diharapkan perusahaan memiliki perbandingan yang baik dalam menentukan
perencanaan produksi sehingga permintaan konsumen terhadap produk spring bed
dapat terpenuhi dengan keterbatasan sumber daya yang ada di PT Cahaya Kawi
Ultra Polyintraco.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.

Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco adalah perusahaan yang bergerak di


bidang pembuatan spring bed yang terdiri dari 4 jenis, yakni platinum,
golden, silver dan bigline. Perusahaan ini berproduksi dengan sistem make
to stock.
2. Integer Programming dapat dilakukan untuk perencanaan produksi dengan
hasil berbentuk bilangan bulat (integer). Pendekatan ini cukup baik karena
memperhatikan keterbatasan sumber daya perusahaan.
3. Tujuan dari perencanaan produksi dengan integer programming adalah
untuk memaksimumkan laba dengan fungsi tujuan :
Max Z = 235000X1 + 135000 X2 + 118000 X3 + 95000 X4
4. Kendala yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah kapasitas tenaga
kerja, ketersediaan bahan baku dan target produksi sesuai hasil peramalan.
Disamping itu, diperhitungkan juga jumlah produksi minimum yang
ditetapkan perusahaan.
5. Hasil akhir dari integer programming adalah jumlah produksi optimal
spring bed yang dapat memaksimumkan laba perusahaan dengan tetap
memperhatikan kendala yang ada. Rancana produksi optimal untuk tiap
tipe adalah :
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 7.1. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan Model


Integer Programming
Platinum

Golden

Silver

Bigline

(unit) / X1

(unit) / X2

(unit) / X3

(unit) / X4

Mei

211

56

373

68

Rp. 107.619.000

Juni

200

44

417

67

Rp. 108.511.000

Juli

182

55

437

57

Rp. 107.176.000

Bulan

Laba

6. Untuk menghasilkan jumlah produksi sesuai dengan Tabel 7.1 maka


sumber daya (kendala) yang terpakai dapat dilihat pada Tabel 7.2.
Tabel 7.2. Rekapitulasi Jumlah Sumber Daya (Kendala) Terpakai
Sumber daya terpakai
Jam tenaga kerja (detik)

Terpakai
Mei

Juni

Juli

Perakitan Per bulat mesin RAM

528135

545311

555850

Perakitan Per bulat RAM manual

107107

105532

89781

Perakitan Kawat lis

766319

787956

791210

Penjahitan Kain Quilting

148072

152002

152396

Pemotongan
Penjahitan kain quilting dengan
kain blacu dan label

414167

425939

427859

289965

298144

299353

Penjahitan lis kain quilting

788257

810336

813458

Perekatan dengan per

658154

676788

679602

Penjahitan lis

539360

554589

556870

Pembungkusan

201497

207195

208054

322440

329920

329990

Bahan baku
-

Per bulat (unit)

Kain quilting (cm)

2770

2766

2739

Busa (cm)

3875

3889

3832

7. Berdasarkan hasil optimisasi dengan integer programming dapat diketahui


bahwa pembatas yang paling berpengaruh pada solusi optimal adalah
bahan baku. Hal ini disebabkan bahan baku yang tersedia di perusahaan
terbatas.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

7.2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini kepada pihak
perusahaan adalah :
1. Perusahaan dapat menerapkan integer programming untuk merencanakan
produksi perusahaan. Untuk mempermudah perhitungan dapat digunakan
perangkat lunak komputer (software). Saat ini, banyak tersedia software
yang dapat menyelesaikan integer programming antara lain LINDO, QS,
dan POM-QM.
2. Agar produksi berjalan lancar perusahaan perlu mengawasi jalannya
proses produksi dengan lebih baik dan teliti.
3. Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas
normalnya dengan alternatif menambah kapasitas gudang untuk bahan
baku.
4. Perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dengan mengefisienkan
penggunaan jam kerja tenaga kerja atau dengan menyeimbangkan beban
kerja tiap tenaga kerja di setiap stasiun kerja yang ada.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Barnes, Motion and Time Study. 7th edition, John Wiley &sons. 1980. USA.
Fien Zulfikarijah. Operation Research. Cetakan Pertama. Bayumedia Publishing.
2004.
Ginting, Rosnani. Sistem Produksi. Surabaya. Penerbit Graha Ilmu. 2007
Johannes, Supranto. Riset Operasi Untuk Pengambilan Keputusan. Penerbit
Universitas Indonesia. 1988
Makridakis, dan Victor E. Mc.Gee. Metode dan Aplikasi Peramalan. 1988.
Moh. Nazir, Ph. D. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta. 2003
Nasution, Arman Hakim. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi
Pertama, Cetakan Kedua. Penerbit Guna Widya : Surabaya. 2003.
Nazlina, Dini Wahyuni. Diktat Kuliah Sistem Produksi. Jurusan Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Pangestu, Subagyo. Dasar-dasar Operations Research. BPFE-Yogyakarta. 2000
Render, Barry. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Penerbit Salemba Empat.
2001
Saiful Azhari. Perencanaan Produksi Jangka Pendek dengan Menggunakan
Petrinet pada PT. Cahaya Kawi. Departemen Teknik Industri Fakultas
Teknik. Universitas Sumatera Utara. 2008. Tidak dipublikasikan.
Sitompul, Darwin. Riset Operasi I. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
1997.
Siswanto. Operation Research. Jilid I. Penerbit Erlangga : Jakarta. 2007.
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Sri Mulyono, Riset Operasi. Jakarta. 2004


Sritomo, Wignjosoebroto. Pengantar Teknik dan Manajemen Pabrik. Edisi
Pertama. Penerbit Guna Widya : Surabaya. 2003.
Sutalaksana. Teknik Tata Cara Kerja. Penerbit Institut Teknologi Bandung. 1979.
Taha, Hamdy. Operations Research An Introduction. Prentice Hall. 2007
Yanto. Analisis, Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Jakarta. Unika
Atmajaya. 2007

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LAMPIRAN I
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pada bagian ini diuraikan secara terperinci semua tugas dan tanggung
jawab setiap personil dalam struktur organisasi sehingga setiap orang betul-betul
mengerti apa yang harus dilakukan dan seberapa jauh lingkup wewenangnya dan
tumpang tindih dari kewajiban dan tanggung jawab dapat dihindarkan.
Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian PT. Cahaya
Kawi Ultra Polyintraco dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Direktur
-

Pemimpin tertinggi yang melaksanakan kebijakan dan sasaran-sasaran


perusahaan melalui tahapan-tahapan tertentu dan bertanggungjawab atas
seluruh kegiatan operasional perusahaan serta kelangsungan kegiatan
perusahaan.

Menyetujui dan menandatangani surat-surat penting yang berkenaan


dengan perusahaan.

2. Kepala Divisi Produksi


-

Melakukan pengawasan dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan


produksi dan kualitas produk yang dihasilkan.

Melaksanakan rencana kerja operasional pabrik agar berjalan lancar dan


memenuhi target.

Melakukan pembinaan sumber daya manusia di lingkungan pabrik.

3. Kepala Divisi Pemasaran


-

Mengupayakan peningkatan jumlah penjualan melalui strategi pemasaran.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Bertanggung jawab atas pemasaran produk yang dihasilkan.

4. Kepala Divisi Finance and Accounting


-

Bertanggung jawab atas penyimpanan uang dan surat-surat berharga

Bertanggung jawab atas semua aktivitas keuangan perusahaan

Bertanggung jawab dan menandatangani semua surat yang berhubungan


dengan pembelian barang atau bahan guna operasional perusahaan.

5. Kepala Divisi Pembelian


-

Melakukan pemilihan dan evaluasi atas supplier.

Mengeluarkan Purchasing Order (PO) dan mengawasi efektivitas dan


efisiensi pembelian.

6. Kepala Divisi Human Resources Development dan General Affair


-

Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi perusahaan.

Bertanggung jawab atas kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya


manusia dalam perusahaan.

7. Supervisor Produksi
-

Bertanggung jawab pada kepala divisi produksi.

Bertanggung jawab atas seluruh proses pembuatan spring bed dan jumlah
produk yang diproduksi.

Bertanggung jawab atas pengendalian kualitas spring bed yang


diproduksi.

8. Supervisor Maintenance
-

Bertanggung jawab atas seluruh kelancaran operasional mesin-mesin yang


dioperasikan dan melakukan pemeliharaan pada mesin dan peralatan

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

9. Supervisor Financial
-

Bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Finance and Accounting dalam


melaporkan kegiatan keuangan perusahaan.

Melaporkan serta membuat pembukuan atas pembayaran pajak dan


keuangan perusahaan.

10. Supervisor Accounting


-

Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Finance and


Accounting sehubungan dengan setiap pembayaran pajak.

Melaporkan dan membuat pembukuan atas setiap kegiatan pembelian.

11. Supervisor Pembelian


-

Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Pembelian mengenai


kegiatan pembelian.

Melaporkan serta membuat pembukuan atas setiap kegiatan pembelian.

12. Supervisor Keamanan


-

Bertanggung jawab menjaga keamanan perusahaan.

Melaporkan serta membuat pembukuan atas kegiatan keamanan.

13. Supervisor Distribusi


-

Bertanggung jawab atas setiap kegiatan distribusi.

Melaporkan serta membuat pembukuan atas kegiatan distribusi.

14. Supervisor Gudang


-

Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Pemasaran mengenai


kegiatan gudang.

Melaporkan serta membuat pembukuan atas kegiatan gudang.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

15. Supervisor Transportasi


-

Bertanggung jawab atas setiap kegiatan transportasi.

16. Supervisor Penjualan


-

Bertanggung jawab atas setiap kegiatan penjualan.

Melaporkan serta membuat pembukuan atas kegiatan penjualan

18. Karyawan
-

Karyawan bekerja sesuai dengan pembagian kerja yang telah ditetapkan


perusahaan.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LAMPIRAN II
PETA PROSES OPERASI
Nama Obyek
Nomor Peta
Dipetakan oleh
Tanggal dipetakan

Plastik mika

I-4

O-21

Kain polos,
busa dan
spoonboon

Kain polos,
busa dan
spoonboon

Kain
blacu

Pengukuran
dengan
meteran

O-14

Jahit quilting
tabung

Pemotongan
dengan pisau

O-15

Pemotongan
dengan rooling
cutter

O-16

Penjahitan lis
kain quilting
tabung

I-3

O-10

: Matras Spring Bed


:2
: Wenni junida
: 19 Februari 2009

Busa

Per bulat

Harpadd

Pengukuran
dengan
meteran

O-8
I-4

Jahit
quilting
matras

I-2

Pengukuran
dengan
meteran

I-1

Pengukuran
dengan
meteran

O-1
I-1

Perakitan perbulat dengan kawat


ulir menggunakan mesin RAM

Pemotongan
dengan gunting

O-9

Pemotongan
dengan rooling
cutter

O-6

Pemotongan
dengan
rooling cutter

O-9

Pemotongan
dengan
rooling cutter

O-2

Perakitan kawat lis dengan


menggunakan gun CL-73

O-11

Penjahitan
dengan
mesin jahit

O-3

Perakitan per pinggir dengan


menggunakan gun CL-73

O-12

Penjahitan label
dengan
mesin jahit

O-5

Perekatan dengan
menggunakan gun HR-22

O-7

Perekatan dengan
menggunakan lateks

O-13

Perekatan dengan
menggunakan lateks

O-17

Perekatan dengan
menggunakan lateks

O-18

Penjahitan lis penyatuan


kain quilting tabung dan
matras

O-19

Pemasangan kancing

O-21

Pembungkusan

Penyimpanan

SIMBOL KETERANGAN JUMLAH

OPERASI

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco,
2010.
INSPEKSI
TOTAL

21

25

PETA PROSES OPERASI


Nama Obyek
Nomor Peta
Dipetakan oleh
Tanggal dipetakan
Plastik
mika

Kayu

I-6

O-11

Pengukuran dengan
meteran

Non
woven

I-5

Pemotongan kayu
O-9
penegak sandaran
dengan gergaji tangan

Pengukuran dengan
meteran

Pemotongan
dengan pisau

:
:
:
:

Sandaran spring bed


1
Wenni junida
19 Februari 2009

Kain
oscar

I-4

O-7

Pengukuran dengan
meteran

Pemotongan
dengan gunting

Busa

I-3

Pengukuran dengan
meteran

O-4

Pemotongan sesuai pola


O-3
dengan gunting

I-2

Tripleks

Pengukuran dengan
meteran

Pemotongan dengan
pisau

I-1

Pengukuran dengan
meteran

O-1

Pemotongan
dengan gergaji

O-2

Pengeboran dengan
mesin bor

O-5

Perekatan busa dan kain dengan


lateks dan gun etona 3001 J

O-6

Pemasangan logo dengan benang


dan jarum

O-8

Pemasangan non woven dengan


gun etona 3001 J

O-10

Pembungkusan dengan
menggunakan selotip

O-12

Perakitan penegak sandaran

Penyimpanan

SIMBOL KETERANGAN JUMLAH

OPERASI

INSPEKSI
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco,
2010.

TOTAL

12

18

PETA PROSES OPERASI


Nama Obyek
Nomor Peta
Dipetakan oleh
Tanggal dipetakan

Plastik mika

I-4

O-21

Kain polos,
busa dan
spoonboon

Kain
blacu

Non woven

Pengukuran
dengan
meteran

O-18

Pengukuran
dengan
meteran

I-3

Pemotongan
dengan pisau

O-19

Pemotongan
dengan
gunting

O-15

: Divan spring bed


:3
: Wenni junida
: 19 Februari 2009

Busa

Pengukuran
dengan
meteran

O-13
I-4

Jahit
quilting

Pemotongan
dengan gunting

O-14

Pemotongan
dengan rooling
cutter

O-16

Penjahitan
dengan
mesin jahit

Kayu

Harpadd

I-2

O-11

Per bulat

Pengukuran
dengan
meteran

I-1

Pengukuran
dengan
meteran

O-4

Pemotongan
kayu
dengan gergaji

O-1
I-1

Perakitan perbulat dengan kawat


ulir menggunakan mesin RAM

Pemotongan
dengan
rooling cutter

O-9

Pemotongan
dengan
rooling cutter

O-5

Pembuatan
rangka kayu

O-2

Perakitan kawat lis dengan


menggunakan gun CL-73

O-6

Perekatan goni
bagor
Dengan
menggunakan
gun 3001 J

O-3

Perakitan per pinggir dengan


menggunakan gun CL-73

O-7

Perakitan dengan
menggunakan gun CL-73

O-8

Perekatan goni bagor dengan


menggunakan gun 3001 J

O-10

Perekatan dengan
menggunakan lateks

O-12

Perekatan dengan
menggunakan lateks

O-17

Perekatan dengan
menggunakan
lateks

O-20

Pemasangan non
woven

O-22

Pembungkusan

Penyimpanan

SIMBOL KETERANGAN JUMLAH

OPERASI

22

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.
INSPEKSI

TOTAL

26

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LAMPIRAN III
Pengukuran Waktu
Sebelum dilakukan pengukuran waktu, maka terlebih dahulu dipilih
operator yang memiliki kemampuan kerja normal. Pada stasiun kerja yang
memiliki lebih dari satu operator yang mengerjakan pekerjaan yang sama, perlu
dilakukan pengamatan untuk memilih operator yang berkemampuan normal dan
dapat bekerja sama. Adapun stasiun kerja yang memiliki lebih dari satu operator
yang mengerjakan pekerjaan yang sama pada pembuatan spring bed di PT.
Cahaya Kawi UltraPolyintraco adalah :
1. Stasiun Kerja Perakitan kawat lis

: 2 operator

2. Stasiun Kerja Pemotongan

: 2 operator

3. Stasiun Kerja Perekatan dengan per : 3 operator

1. Stasiun Kerja Perakitan kawat lis


Dilakukan 5 kali pengamatan, masing-masing 35 menit untuk mengetahui
berapa unit yang dihasilkan oleh operator. Hasil pengamatan dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini.
Hasil kerja Operator (unit)
Pengamatan ke
1

2,2

4,2/2 =2,1

2,2

1,9

4,1/2=2.05

2,2

4,2/2 =2,1

2,2

2,1

4,3/2 =2,15

2,2

4,2/2 =2,1

11/5 = 2,2

10/5 = 2

Kedua operator bekerja dengan normal, maka dapat dipilih salah satu dengan acak
Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Stasiun Kerja Pemotongan


Dilakukan 5 kali pengamatan, masing-masing 35 menit untuk mengetahui
berapa unit yang dihasilkan oleh operator. Hasil pengamatan dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini.
Hasil kerja Operator (unit)
Pengamatan ke
1

8/2 =4

8/2 =4

8/2 =4

8/2 =4

8/2 =4

20/5=4

20/5=4

Kedua operator bekerja dengan normal, maka dapat dipilih salah satu dengan acak

2. Stasiun Kerja Perekatan dengan per


Dilakukan 5 kali pengamatan, masing-masing 35 menit untuk mengetahui
berapa unit yang dihasilkan oleh operator. Hasil pengamatan dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini.
Hasil kerja Operator (unit)
Pengamatan ke
1

2,6

2,6

2,6

7,8/3 =2,6

2,6

2,4

2,6

7,6/3 =2,5

2,6

2,6

2,5

7,7/3 =2,6

2,6

2,2

2,2

7/3 =2,3

2,6

2,3

2,3

7,2/2 =2,4

13/5=2,6

12,1/5=2,42

12,2/5=2,44

Operator ketiga bekerja dengan normal, maka dapat dipilih operator 3.


Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LAMPIRAN IV
Uji Keseragaman Data Spring bed Tipe Golden
Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
rata-rata
simp baku

Waktu (detik)
K6
K7
61.4
194.3
56.2
195.8
60.8
189.1
60.3
195.2
62.9
193.1
57.1
189.5
63.4
195
61.3
196
62.3
191.7
57.4
191
60.1
192.5
58.4
191.5
57.2
192.4
62.5
192.2
58.7
191.8
63.2
194.6
60.6
193.6
61.3
195.1
56.8
189.2
60.7
196.8
62.6
190.2
60.7
192.1
62.3
194
59.4
190.5
58.5
189.3
60.2
191.4
56.4
191.1
61.5
194.4
59
191.5
56.2
189
1799.4
5773.9

K1
708.5
707.7
703.1
705.1
703.5
709.8
708.3
703.3
708.7
709.5
702.3
702.5
705.5
707.3
702.6
709.2
704.5
705.7
709.9
708.3
702.1
703.7
705.9
707.2
702.2
707.8
703.3
705.8
709.4
706.9
21179.6

K2
941.3
942.7
946
940.6
936.3
941.7
940.1
939.8
945.2
939.6
938.1
945.5
939.9
941.6
936.8
943.3
943.5
938.7
943.9
943.4
939.8
937
945.5
945.4
944.7
945.7
943.3
939.5
940.8
945.5
28255.2

K3
184.4
180.5
181.7
178.1
180.9
181.3
183.2
184.1
178.2
183.9
183.2
180.9
182.4
180.6
179.8
184.5
181.1
184.7
182.7
181.5
179.7
182.6
180.2
179.8
184.2
182.6
185.4
181.3
185.3
182
5460.8

K4
92.5
92.8
94.5
98.5
89.2
90.4
95
94.8
89.8
94.8
95.8
90.1
98
89.4
91.4
99.4
99
92.7
99.7
97.8
93
96.9
92.7
97.4
91.3
92.6
94.3
93.5
90.8
90.6
2818.7

K5
180.3
181.1
187.1
181.2
180.5
181.8
186.3
187
186.1
181.9
178.2
179.5
182.5
184.1
182.5
184.4
178.6
187.3
186.8
183.6
183.7
186.8
181.4
185.7
182.4
178.2
185.4
187.7
183.3
185.3
5500.7

706.0

941.8

182.0

94.0

183.4

60.0

2.6

2.9

2.0

3.2

2.9

2.2

K8
345.4
338.9
340
348.2
345.2
349.6
347.9
348
354.6
342.2
344.3
344.1
351.2
344.2
350.4
352.7
347.9
347.9
347.6
345.3
348.1
341.2
347
345.7
346.9
353.1
347.9
339
350.4
350.8
10405.5

K9
935.5
931.3
929.1
932
931
931
932.4
936
929.3
930.6
934.1
930
935.7
936.2
930.8
934
936.1
930.9
933
933.5
932.3
934
933.6
932.8
930.4
936.6
933.6
931.1
929.3
936.1
27982.3

K10
801.3
811.3
808.7
802.3
801.2
798.6
800
795.9
811.5
808.6
799.7
810.2
797.2
797.3
799.9
804.5
801.4
798.1
809.4
797.9
806.9
803.2
808.9
810.1
812.8
800.8
809.8
810.6
809.4
799.4
24126.9

K11
642.4
644
642.7
642.9
644.4
639.5
639.3
639.3
645
644.1
644
640.6
644.5
642.9
640.4
640.9
640.4
643.7
641.5
642.3
643.8
643.9
645.9
643.8
643.1
646.1
640
642.3
647
646.8
19287.5

K12
252.3
256.5
255.7
253.8
251.9
251.7
252.3
255.5
254.7
251.6
256.5
252.8
254
255.5
253.5
251.3
256.7
249.7
249.6
254.8
252.1
256.6
249.1
249.8
252.5
252.2
251.4
255.7
252.7
251.2
7593.7

192.5

346.9

932.7

804.2

642.9

253.1

2.3

4.0

2.3

5.4

2.2

2.3

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BKA

711.3

947.7

186.0

100.4

189.2

64.5

197.0

354.9

937.4

815.0

647.3

257.7

BKB

700.7

936.0

178.0

87.5

177.5

55.5

187.9

338.8

928.1

793.5

638.5

248.6

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Keterangan

Uji Keseragaman Data Spring bed Tipe Silver


Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

K1
705.3
702.8
703
709.1
708.3
709.3
704.8
703.4
704.4
704.5
703.5
706
706.8
707.4
706.2
703.1
707.9
706.5
705
709.8
703.5
706.6
706.7
709.4
707.6
704
704.1
702.7
704.9
709.9

K2
939.2
939.7
944.9
942.3
942
938.5
945.9
938.9
937.6
942.1
943.1
942.2
937.3
943.4
936.2
942.9
940.4
937.7
941.1
945.7
941.1
943.7
945.9
942.1
942
937.4
943.7
940
936.4
940.6

K3
182.1
179.9
183.1
184.9
182.8
183.7
184.6
180.9
184.7
184.5
185.5
185.1
178.9
183.8
185.7
181.3
179.8
182.9
182.5
185.5
181.1
178.8
181.2
182.2
178.5
178.9
179.8
178.8
183.4
179.8

K4
91.3
95.3
91.5
92.2
94.1
95.5
92.4
93.5
87.2
88.5
97.8
93.2
94.8
97.1
92
98.7
89.3
99.6
94.7
89.1
97.9
98.1
90.8
93.2
94.8
92.5
87.4
90.8
99.4
96.3

K5
181.6
180
182
187.9
187.3
179.8
183.1
184.7
183.5
186.2
185
181.8
180.3
181.6
181.8
180
186.9
187
183.3
184.7
178.4
183
182
186.1
187.9
181.2
184.4
182
186.5
185.9

Waktu (detik)
K6
K7
62.2
192.6
58.9
192.8
61.5
196.5
59.4
195.7
57.2
195.7
62.4
196.9
58.8
190.7
56.9
194.5
57.3
195
58.1
196.4
63.9
195.5
57.4
193.5
61
194.6
61.6
193.2
62.9
196.6
56.9
192.4
59.7
190.1
58.6
193.6
63.9
193.3
62.9
194.9
56.1
196.4
58.9
192.1
61.8
191.8
62.8
196.4
63.6
192.7
62.3
192.6
62
195
62.4
191.6
56.1
190.5
57.1
191.4

K8
343.6
352.8
342.8
341.2
353.9
350.9
347.6
344.4
347.6
352.8
351.9
348.1
346.1
340.2
350.3
343.2
347.1
342.7
350.7
339.5
350.9
344.5
347.9
345.4
348.9
347.8
351
343.8
338.8
352

K9
933.2
929.9
930.9
935.7
932.6
930.3
930
933.3
936.5
931.8
935.1
934.1
931.4
936.1
931.8
930.5
932.3
929.1
933.9
934.5
932.4
930
933
933.9
936.3
929.4
932.5
935
935.7
934.2

K10
803.2
803
805.2
812.5
796.6
811.8
808.7
807.3
808.3
802.7
807.4
795.8
797.4
798.3
803
809.1
809.4
802.8
812.2
803.2
806.5
812.6
801.2
811.2
802
812.1
799.8
808.8
803.4
807.4

K11
640.2
644.2
646.2
642.2
645
643.6
642.8
645.6
642
645.6
639.3
643.8
643.3
645.1
639.5
643.9
639.7
644
640.1
642.4
645.2
639.4
643.2
639.8
646.3
640
641.2
646.4
642.7
642.1

K12
251.5
252.5
254.5
251.1
256.1
254.9
249.3
256.2
250.7
254.7
252.3
255.7
249.4
250.2
250.8
251.1
254.2
250.4
251.5
250.4
256.8
253.7
253.2
255.4
256.7
255.6
255.5
249
256.1
253.5

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

21176.5

28234

5464.7

2809

5505.9

1804.6

5815

10408.4

27985.4

24162.9

19284.8

7593

705.9

941.1

182.2

93.6

183.5

60.2

193.8

346.9

932.8

805.4

642.8

253.1

2.3

2.8

2.4

3.5

2.7

2.6

2.0

4.3

2.2

5.0

2.3

2.5

BKA

710.4

946.8

186.9

100.7

188.9

65.3

197.9

355.5

937.3

815.4

647.4

258.1

BKB

701.3

935.5

177.4

86.6

178.1

55.0

189.8

338.4

928.4

795.4

638.2

248.1

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

K4
92.8
94.1
93.8
92.6
98.6
95.1
95.1
88.9
94.6
94.7
89.4
98.1
89.9
97.9
87.3
88.4
94.7
91
98.4
98.1
93.7
87.1
93.3
92.8
87.5
92.9

K5
172.4
173.6
165.8
170.6
170.2
168.4
174.2
166.5
173
170.4
171.1
166.5
167.4
168
172.5
172.7
167.4
166.1
173.3
171.5
167.6
166.2
165.9
171.7
173.8
168.2

Waktu (detik)
K6
K7
61.8
194.5
56.7
190.2
58.6
189.2
58.5
189.5
62.1
195
56.8
189.5
58.9
191.6
60.3
192.5
56.7
191.3
61.2
196.6
63.7
194.1
63
196.4
63.2
190
58.3
194.1
63.1
196.5
61.9
191
63.7
189.8
56.9
189.6
57.3
191.9
58
194.7
57.5
192.1
63.6
195.9
62.1
196.1
57.2
193.4
63.1
191.6
60.9
189.8

K8
348.1
348.7
345.7
349
345.5
346
346
345
351.4
348.9
349.7
347.5
344.2
342.1
353.5
353.3
341.5
346.4
346.4
347.2
350.1
345.9
345.2
347.6
342.7
351.1

K9
930
929.8
936.6
933.8
935.6
936.8
932.4
929.5
934.5
934.7
930.3
936.4
930.8
936.7
934.4
933.2
933.9
933
931.6
934.8
933.6
935.7
931.8
934
935.6
934

K10
810.6
799.3
805.3
811.3
800.9
811.5
807.9
801
797.1
810.6
800.8
812.7
799.9
798.4
811.5
812.6
809.3
799.1
811.6
806.8
808.5
795.1
795.5
796.7
795.6
808.4

K11
643.2
644.4
639.8
645.5
645.8
640.3
643
645.5
643.1
642.2
643.1
644.2
643.1
645.2
640
640.7
639.2
641.6
644
641
642.1
640.7
643.3
641.9
640.1
643.2

K12
251.6
256.5
249.3
254.3
255.7
250
253.4
256.3
256.4
251.4
254.3
256.9
256.9
252.7
252.4
253.9
254
251.2
250
250.2
256.6
249.5
251.8
252.9
252.8
255.2

Jumlah
rata-rata
simp baku

Keterangan

Uji Keseragaman Data Spring bed Tipe Bigline


Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

K1
1351.2
1353.2
1352.9
1353.2
1355.2
1353.5
1351.8
1350.7
1348.6
1353.8
1351
1354.3
1351.1
1352.9
1348.8
1354.3
1348.2
1354.1
1353.8
1354.8
1352.3
1354.7
1351.9
1349.4
1348.3
1351.4

K2
943.3
938.9
936.5
941.5
943.7
942.5
945.3
938.3
938.1
943.3
937.7
944.2
942.2
942.1
943.8
937.7
938.2
942.7
944.1
938.4
945.3
942.9
944.9
944.1
937.5
943.2

K3
176.4
178.4
174.2
177.1
173.3
177.3
176.4
172.1
173.5
175.7
178.4
173.9
177.7
172.3
174.2
176.9
172.7
174.7
176.9
174
176.2
173.5
175.6
178.3
177.7
178.5

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

27
28
29
30
Jumlah

1350.8
1348.7
1353.8
1351.2
40559.9

941.2
942.2
943.3
939
28246.1

172.2
176
173.1
178.9
5266.1

95.9
89.7
92.7
95.6
2794.7

170.9
167.8
174.1
172.4
5100.2

58.2
62.7
60.4
63.3
1809.7

190.5
192.5
196.8
195.3
5782

350.2
350.9
345.4
349.6
10425

932.9
933.9
935.1
930
28005.4

800.5
797
799.6
798.9
24114

642.6
645.2
642.9
641.4
19278.3

256.7
250.1
251.1
250.5
7594.6

rata-rata

1352.0

941.5

175.5

93.2

170.0

60.3

192.7

347.5

933.5

803.8

642.6

253.2

2.1

2.7

2.2

3.4

2.9

2.6

2.6

3.1

2.2

6.2

1.9

2.5

BKA

1356.2

947.0

179.9

100.0

175.7

65.5

197.9

353.6

937.9

816.1

646.3

258.2

BKB

1347.7

936.1

171.2

86.3

164.3

55.2

187.6

341.4

929.1

791.5

638.9

248.1

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

Seragam

simp baku

Keterangan

LAMPIRAN V
ALLOWANCE TABEL BERDASARKAN LITERATUR

Faktor
A. Tenaga yang Dikeluarkan

Contoh Pekerjaan
Ekivalen Beban

1. Dapat diabaikan
2. Sangat ringan
3. Ringan
4. Sedang
5. Berat
6. Sangat berat
7. Luar biasa berat
B. Sikap kerja

Bekerja di meja, duduk


Bekerja di meja, berdiri
Menyekop, ringan
Mencangkul
Mengayun Palu yang Berat
Memanggul beban
Memanggul karung berat

Tampa beban
0,00-2,25 kg
9,00-18,00
19,00-27,00
27,00-50,00
diatas 50 kg

1. Duduk
2. Berdiri diatas dua kaki

Bekerja duduk, ringan


Badan tegak, ditumpu dua kaki

Pria

Kelonggaran (%)
Wanita

0,0-6,0
6,0-7,5
12,0-19,0
9,0-30,0
30,00-50,00

0,0-6,0
6,0-7,5
7,5-16,0

0,00-1,0
1,0-2,5

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3. Berdiri diatas satu kaki


4. Berbaring
5. Membungkuk
C. Gerakan Kerja
1. Normal
2. Agak terbatas
3. Sulit
4. Pada anggota-anggota
Badan terbatas
5. Seluruh anggota badan
Terbatas

Satu kaki mengerjakan alat kontrol


Pada bagian sisi, belakang atau depan beban
Badan dibungkukkan ditumpu pada kedua kaki

Ayunan bebas dari palu


Ayunan terbatas dari palu
Membawa beban berat dengan satu tangan

0
0-5
0-5

Bekerja dengan tangan diatas kepala

5-10

Bekerja dilorong pertambangan yang sempit

10-15

Faktor

Kelonggaran (%)

E. Keadaan Temperatur tempat kerja **)


1. Beku
2. Rendah
3. Sedang
4. Normal
5. Tinggi
6. Sangat tinggi
F. Keadaan Atmosfer***)
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang Baik

2,5-4,0
2,5- 4,0
4,0-10

Temperatur
Dibawah 0
0-13
13-22
22-28
28-38
Diatas-38

Kelemahan Normal

Berlebihan

Diatas 10
10-0
5-0
0-5
5-40
Diatas 40

Ruang yang berventilasi yang baik,


udara segar
Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan
(tidak berbahaya)
Ada debu-debu beracun, atau tidak beracun

Diatas 12
12-5
8-0
0-8
8-100
Diatas 100

0
0-5

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

tetapi banyak

5-10

G. Keadaan Lingkungan yang baik


1. Bersih, sehat, carah dengan kebisingan rendah
2. Siklus kerja yang berulang-ulang antara 5-10 detik
3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik
4. Sangat Bising
5. jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas
6. Terasi adanya getaran lantai
7. Keadaan-keadaan yang diluar biasa

0
0-2
1-3
0-5
0-5
5-10
5-15

*) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan


**) Tegantung juga pada keadaan ventilasi
***) Dipengaruhi juga oleh ketingga;an tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim
Catatan pelengkap : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : Pria
= 0 {2,5 %}
Wanita = 2-5,0 %

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LAMPIRAN VI
Peramalan
Berikut adalah diagram pencar untuk tipe Golden, Silver dan Bigline
Diagram Pencar Penjualan Spring bed Golden tahun 2007-2008
80

Total penjualan (unit)

75
70
65
60
55
50
45
2

10

12

14

16

18

20

22

24

Periode

Diagram Pencar Data Penjualan Silver tahun 2007-2008


490

Total Penjualan (unit)

480
470
460
450
440
430
420
2

10

12
14
Periode

16

18

20

22

24

Diagram Pencar Data Penjualan Spring bed Bigline tahun 2007-2008

Total Penjualan (unit)

90

80

70

60

50
2

10

12
14
Periode

16

18

20

22

24

Dengan menggunakan software Minitab 14, maka dapat dihitung metode


peramalan yang menghasilkan kesalahan terkecil. Untuk itu, dilakukan
perhitungan dengan metode terpilih berdasarkan kesalahan terkecil
Peramalan Golden
Metode Siklis
Persamaan : Y = a + b sin

2t
2t
+ c cos
n
n

Tabel Perhitungan Parameter Peramalan Siklis untuk Spring bed Tipe Golden
(sin 2t/n ) x

Bulan

2t/n

Januari

68

15

Februari

64

Maret

April

sin 2t/n

cos 2t/n

Y.sin 2t/n

Y.cos 2t/n

0.26

0.97

17.60

65.68

30

0.50

0.87

32.00

60

45

0.71

0.71

58

60

0.87

Mei

55

75

Juni

46

Juli

Agustus
September

(cos 2t/n)

sin^2 2t/n

cos^2 2t/n

0.25

0.07

0.93

55.43

0.43

0.25

0.75

42.43

42.43

0.50

0.50

0.50

0.50

50.23

29.00

0.43

0.75

0.25

0.97

0.26

53.13

14.24

0.25

0.93

0.07

90

1.00

0.00

46.00

0.00

0.00

1.00

0.00

56

105

0.97

-0.26

54.09

-14.49

-0.25

0.93

0.07

51

120

0.87

-0.50

44.17

-25.50

-0.43

0.75

0.25

62

135

0.71

-0.71

43.84

-43.84

-0.50

0.50

0.50

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Oktober

10

63

150

0.50

-0.87

31.50

-54.56

-0.43

0.25

0.75

November

11

57

165

0.26

-0.97

14.75

-55.06

-0.25

0.07

0.93

Desember

12

59

180

0.00

-1.00

0.00

-59.00

0.00

0.00

1.00

Januari

13

71

195

-0.26

-0.97

-18.38

-68.58

0.25

0.07

0.93

Februari

14

79

210

-0.50

-0.87

-39.50

-68.42

0.43

0.25

0.75

Maret

15

77

225

-0.71

-0.71

-54.45

-54.45

0.50

0.50

0.50

April

16

73

240

-0.87

-0.50

-63.22

-36.50

0.43

0.75

0.25

Mei

17

72

255

-0.97

-0.26

-69.55

-18.63

0.25

0.93

0.07

Juni

18

74

270

-1.00

0.00

-74.00

0.00

0.00

1.00

0.00

Juli

19

74

285

-0.97

0.26

-71.48

19.15

-0.25

0.93

0.07

Agustus

20

77

300

-0.87

0.50

-66.68

38.50

-0.43

0.75

0.25

September

21

74

315

-0.71

0.71

-52.33

52.33

-0.50

0.50

0.50

Oktober

22

72

330

-0.50

0.87

-36.00

62.35

-0.43

0.25

0.75

November

23

65

345

-0.26

0.97

-16.82

62.79

-0.25

0.07

0.93

Desember

24

76

360

0.00

1.00

0.00

76.00

0.00

0.00

1.00

Jumlah

300

1583

4500

-132.67

18.86

12.00

12.00

Hasil perhitungan parameter peramalan dengan metode siklis untuk spring bed
tipe golden dapat dilihat pada Tabel 5.30.
24
24
2t i
2t i

=
+
+
sin
Y
na
b
c

cos

i
n
n
i =1
i =1
i =1
24

dimana :

1583 = 24a + b(0) + c(0) maka a = 1583 24 = 65.96


24

Yi sin
i =1

24
24
24
2t i
2t i
2t i
2t i
2t
cos i
= a sin
+ b sin 2
+ c sin
n
n
n
n
n
i =1
i =1
i =1

- 132.668 = a (0) + b(12) + c(0)


24

Y cos
i =1

maka b = - 132.668 12 = -11.06

24
24
24
2t i
2t i
2t i
2t i
2t
cos i
= a cos
+ c cos 2
+ b sin
n
n
n
n
n
i =1
i =1
i =1

18.857 = a (0) + b(0) + c(12)

maka c = 18.857 12 = 1.57

Maka persamaan peramalan : Y ' = 65.96 11.06 sin

2t
2t
+ 1.57 cos
n
n

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel Perhitungan SEE Metode Siklis untuk Spring bed Tipe Golden
Periode

Y'

(Y-Y')

68

64.61

3.39

64

61.79

60

(Y-Y')^2

Periode

Y'

(Y-Y')

(Y-Y')^2

11.46

13

71

67.30

3.70

13.68

2.21

4.88

14

79

70.13

8.87

78.76

59.25

0.75

0.56

15

77

72.66

4.34

18.79

58

57.17

0.83

0.69

16

73

74.75

-1.75

3.05

55

55.69

-0.69

0.47

17

72

76.23

-4.23

17.90

46

54.90

-8.90

79.26

18

74

77.01

-3.01

9.08

56

54.87

1.13

1.27

19

74

77.04

-3.04

9.27

51

55.60

-4.60

21.14

20

77

76.32

0.68

0.46

62

57.03

4.97

24.70

21

74

74.89

-0.89

0.79

10

63

59.07

3.93

15.45

22

72

72.85

-0.85

0.72

11

57

61.58

-4.58

20.97

23

65

70.34

-5.34

28.49

12

59

64.39

-5.39

29.02

24

76

67.53

8.47

71.75

Kesalahan peramalan :
n

MSE =

(X
t =1

Ft )

462.60
= 19.27
24

7. Verifikasi Peramalan
Tabel Perhitungan Verifikasi untuk Spring bed Tipe Golden
Periode

Y'

(Y-Y')

MR

68

64.61

3.39

64

61.79

2.21

1.18

60

59.25

0.75

1.46

58

57.17

0.83

0.08

55

55.69

-0.69

1.52

46

54.90

-8.90

8.22

56

54.87

1.13

10.03

51

55.60

-4.60

5.73

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

62

57.03

4.97

9.57

10

63

59.07

3.93

1.04

11

57

61.58

-4.58

8.51

12

59

64.39

-5.39

0.81

13

71

67.30

3.70

9.09

14

79

70.13

8.87

5.18

15

77

72.66

4.34

4.54

16

73

74.75

-1.75

6.08

17

72

76.23

-4.23

2.48

18

74

77.01

-3.01

1.22

19

74

77.04

-3.04

0.03

20

77

76.32

0.68

3.73

21

74

74.89

-0.89

1.57

22

72

72.85

-0.85

0.04

23

65

70.34

-5.34

4.49

24

76

67.53

8.47

13.81

Jumlah

100.38

24

MR =

MR
t =1

n 1

100.38
= 4.36
23

BKA = 2,66 MR = 2,66 4.36 = 11.61


BKB = 2,66 MR = 2,66 4.36 = 11.61

1 / 3 BKA = 1 / 3 11.61 = 3.87


2 / 3 BKA = 2 / 3 11.61 = 7.74
1 / 3 BKB = 1 / 3 11.61 = 3.87

2 / 3 BKB = 2 / 3 11.61 = -7.74

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Gambar Moving Range Chart untuk Spring bed Golden


Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada data diluar batas control
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan dinilai baik dan metode yang
digunakan representatif.

Peramalan Silver
Untuk mengefisienkan waktu, maka untuk peramalan tipe silver dan bigline
dilakukan dengan memanfaatkan software Minitab 14. Adapun hasil dari
perhitungan dengan menggunakan software Minitab 14 adalah :
Metode Dekomposisi : Tipe Model Multiplikatif
Pada Gambar di bawah ini dapat dilihat grafik Peramalan Silver dan Bigline.

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Time Series Decomposition Plot for Silver


Multiplicative Model

500

Variable
Actual
Fits
Trend
Forecasts

490
480

Accuracy Measures
MAPE
1.6578
MAD
7.4952
MSD
83.9985

Silver

470
460
450
440
430
420
4

12

16

20
Index

24

28

32

36

Gambar Grafik Peramalan Silver


Tabel Perhitungan Peramalan Silver dengan Metode Dekomposisi

Y
434

TREN3
441.888

DETR3
0.98215

SEAS3
1.03141

DESE3
420.782

FITS3
455.769

RESI3
-21.7685

FORE3
488.315

Februari

437

442.900

0.98668

0.99343

439.890

439.990

-2.9900

449.109

Maret

456

443.912

1.02723

0.99652

457.591

442.368

13.6320

479.776

April

461

444.924

1.03613

1.02894

448.032

457.802

3.1982

471.406

Mei

464

445.936

1.04051

1.04750

442.960

467.116

-3.1165

452.220

Juni

425

446.947

0.95089

0.96131

442.106

429.654

-4.6545

447.553

Juli

456

447.959

1.01795

1.02473

444.994

459.038

-3.0384

487.078

Agustus

443

448.971

0.98670

1.00468

440.935

451.074

-8.0740

470.147

September

442

449.983

0.98226

0.96172

459.594

432.757

9.2429

472.619

Oktober

10

429

450.995

0.95123

0.94975

451.698

428.332

0.6677

489.037

November

11

468

452.007

1.03538

1.03141

453.747

466.205

1.7949

498.914

Desember

12

453

453.019

0.99996

0.99343

455.996

450.042

2.9578

458.836

Januari

13

457

454.030

1.00654

0.99652

458.595

452.452

4.5485

Februari

14

473

455.042

1.03946

1.02894

459.694

468.213

4.7866

Maret

15

482

456.054

1.05689

1.04750

460.144

477.716

4.2842

April

16

448

457.066

0.98016

0.96131

466.031

439.382

8.6183

Mei

17

478

458.078

1.04349

1.02473

466.463

469.407

8.5927

Juni

18

473

459.090

1.03030

1.00468

470.795

461.240

11.7599

Juli

19

434

460.102

0.94327

0.96172

451.275

442.488

-8.4884

Agustus

20

446

461.114

0.96722

0.94975

469.597

437.943

8.0575

September

21

484

462.125

1.04733

1.03141

469.260

476.642

7.3584

Oktober

22

454

463.137

0.98027

0.99343

457.003

460.094

-6.0944

November

23

442

464.149

0.95228

0.99652

443.542

462.535

-20.5350

Desember

24

467

465.161

1.00395

1.02894

453.863

478.625

-11.6249

Bulan

Januari

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Jumlah

300

Peramalan Bigline
Metode Dekomposisi : Tipe Model Multiplikatif
Time Series Decomposition Plot for Bigline
Multiplicative Model

Variable
A ctual
Fits
Trend
Forecasts

90

Bigline

80

A ccuracy Measures
MA PE
10.5791
MA D
6.7738
MSD
65.5911

70

60

50
4

12

16

20
Index

24

28

32

36

Gambar Grafik Peramalan Bigline


Tabel Perhitungan Peramalan Bigline dengan Metode Dekomposisi
Bulan

Januari

Februari

TREN3

DETR3

SEAS3

DESE3

FITS3

RESI3

FORE3

73

62.9581

1.15950

1.14245

63.8976

71.9267

1.0733

65.6171

60

63.3790

0.94669

0.94591

63.4313

59.9506

0.0494

66.2554

Maret

67

63.8000

1.05016

0.94456

70.9323

60.2630

6.7370

86.3369

April

73

64.2209

1.13670

0.89812

81.2810

57.6780

15.3220

74.2526

Mei

61

64.6419

0.94366

0.90166

67.6530

58.2850

2.7150

85.3919

Juni

80

65.0628

1.22958

1.16825

68.4783

76.0099

3.9901

71.0992

Juli

65

65.4837

0.99261

0.99905

65.0620

65.4213

-0.4213

71.3959

Agustus

64

65.9047

0.97110

1.14245

56.0198

75.2930

-11.2930

68.2635

September

56

66.3256

0.84432

0.94591

59.2026

62.7377

-6.7377

68.9122

Oktober

10

53

66.7465

0.79405

0.94456

56.1107

63.0463

-10.0463

89.7792

November

11

48

67.1675

0.71463

0.89812

53.4450

60.3244

-12.3244

77.1963

Desember

12

47

67.5884

0.69539

0.90166

52.1261

60.9418

-13.9418

88.7583

Januari

13

75

68.0094

1.10279

1.16825

64.1984

79.4522

-4.4522

Februari

14

66

68.4303

0.96449

0.99905

66.0630

68.3651

-2.3651

Maret

15

87

68.8512

1.26359

1.14245

76.1519

78.6593

8.3407

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

April

16

70

69.2722

1.01051

0.94591

74.0032

65.5249

4.4751

Mei

17

73

69.6931

1.04745

0.94456

77.2845

65.8295

7.1705

Juni

18

68

70.1141

0.96985

0.89812

75.7138

62.9708

5.0292

Juli

19

73

70.5350

1.03495

0.90166

80.9618

63.5986

9.4014

Agustus

20

77

70.9559

1.08518

1.16825

65.9103

82.8945

-5.8945

September

21

78

71.3769

1.09279

0.99905

78.0744

71.3088

6.6912

Oktober

22

66

71.7978

0.91925

1.14245

57.7704

82.0256

-16.0256

November

23

72

72.2187

0.99697

0.94591

76.1176

68.3121

3.6879

Desember

24

73

72.6397

1.00496

0.94456

77.2845

68.6127

4.3873

Jumlah

300

Dari hasil peramalan tiap tipe spring bed diatas maka diperoleh jumlah
permintaan untuk tahun 2009. Rekapitulasi hasil peramalan dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini.

Tabel Hasil Peramalan Spring bed tipe Golden, Silver dan Bigline
Bulan

Golden

Silver

Bigline

Januari

65

488

66

Februari

62

449

66

Maret

59

480

86

April

57

471

74

Mei

56

452

85

Juni

55

448

71

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Juli

55

487

71

Agustus

56

470

68

September

57

473

69

Oktober

59

489

90

November

62

499

77

Desember

64

459

89

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LAMPIRAN VII
Linier Programming
Mei 2009
max 235000X1+135000X2+118000X3+95000X4
st
830.9X1+822.5X2+822.4X3<=540000
1575.1X4<=540000
1082.2X1+1083.1X2+1082.3X3+1082.7X4<=1080000
221.4X1+204.8X2+205X3+197.4X4<=540000
586.3X1+585.6X2+586.8X3+570.4X4<=1080000
409.9X1+409.3X2+409.3X3+410.1X4<=540000
1121X1+1109.9X2+1110X3+1110.9X4<=1080000
929.1X1+928.9X2+930.2X3+928.4X4<=1620000
762.1X1+761.8X2+761.7X3+761.5X4<=540000
284.3X1+284.7X2+284.7X3+284.9X4<=540000
510X1+450X2+430X3+430X4<=330000
6X1 + 4.8X2 + 2.8X3 + 2.8X4<=3001
9X1 + 5X2 + 4X3 + 3X4<=3889
X1<=211
X2<=56
X3<=452
X4<=85
X1>=169
X2>=45
X3>=362
X4>=68
X1>=0
X2>=0
X3>=0
X4>=0
LP OPTIMUM FOUND AT STEP
6
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1)
VARIABLE
X1
X2
X3
X4
ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)

0.1077181E+09
VALUE
211.000000
56.000000
373.840240
68.000000
SLACK OR SURPLUS
11173.898438
432893.187500
312771.312500
391755.343750
665340.437500
249690.703125
290810.750000
961064.125000
0.000000
338264.000000
7198.703125
229.047363
10.639097
0.000000
0.000000
78.159775
17.000000
42.000000
11.000000
11.840226
0.000000
211.000000

REDUCED COST
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
154.916641
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
116938.031250
16984.507812
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-22969.017578
0.000000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

24)
56.000000
25)
373.840240
26)
68.000000
NO. ITERATIONS=
6

0.000000
0.000000
0.000000

Juni 2009
max 235000X1+135000X2+118000X3+95000X4
st
830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3<=594000
1575.1 X4<=594000
1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4<=1188000
221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4<=594000
586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4<=1188000
409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4<=594000
1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4<=1188000
929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4<=1782000
762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4<=594000
284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4<=594000
510X1+450X2+430X3+430X4<=330000
6X1 + 4.8X2 + 2.8X3 + 2.8X4<=3001
9X1 + 5X2 + 4X3 + 3X4<=3889
X1<=203
X2<=55
X3<=448
X4<=71
X1>=163
X2>=44
X3>=358
X4>=57
X1>=0
X2>=0
X3>=0
X4>=0
LP OPTIMUM FOUND AT STEP

10

OBJECTIVE FUNCTION VALUE


1)
VARIABLE
X1
X2
X3
X4
ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)

0.1085230E+09
VALUE
197.475403
44.000000
430.180328
57.000000
SLACK OR SURPLUS
39947.378906
504219.312500
399337.656250
441828.968750
761511.125000
295597.125000
376973.000000
1104581.500000
38910.933594
386619.312500
0.000000
240.842621
0.000000
5.524590
11.000000
17.819672
14.000000
34.475410
0.000000
72.180328
0.000000
197.475403

REDUCED COST
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
66.666664
0.000000
22333.333984
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-6666.666504
0.000000
-666.666687
0.000000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

24)
25)
26)

44.000000
430.180328
57.000000

NO. ITERATIONS=

0.000000
0.000000
0.000000

10

Juli 2009
max 235000X1+135000X2+118000X3+95000X4
st
830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3<=594000
1575.1 X4<=594000
1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4<=1188000
221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4<=594000
586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4<=1188000
409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4<=594000
1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4<=1188000
929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4<=1782000
762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4<=594000
284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4<=594000
510X1+450X2+430X3+430X4<=330000
6X1 + 4.8X2 + 2.8X3 + 2.8X4<=3001
9X1 + 5X2 + 4X3 + 3X4<=3889
X1<=182
X2<=55
X3<=487
X4<=71
X1>=146
X2>=44
X3>=390
X4>=57
X1>=0
X2>=0
X3>=0
X4>=0
LP OPTIMUM FOUND AT STEP

OBJECTIVE FUNCTION VALUE


1)
VARIABLE
X1
X2
X3
X4
ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)

0.1071787E+09
VALUE
182.000000
55.000000
437.023254
57.000000
SLACK OR SURPLUS
38130.773438
504219.312500
396764.937500
441599.625000
760127.375000
294637.375000
374516.375000
1102376.500000
37112.687500
385939.093750
0.000000
261.734894
56.906979
0.000000
0.000000
49.976746
14.000000
36.000000
11.000000
47.023254
0.000000
182.000000

REDUCED COST
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
274.418610
0.000000
0.000000
95046.507812
11511.627930
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-23000.000000
0.000000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

24)
25)
26)
NO. ITERATIONS=

55.000000
437.023254
57.000000

0.000000
0.000000
0.000000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LAMPIRAN VIII
Integer Programming
Mei 2009
max 235000X1+135000X2+118000X3+95000X4
st
830.9X1+822.5X2+822.4X3<=540000
1575.1X4<=540000
1082.2X1+1083.1X2+1082.3X3+1082.7X4<=1080000
221.4X1+204.8X2+205X3+197.4X4<=540000
586.3X1+585.6X2+586.8X3+570.4X4<=1080000
409.9X1+409.3X2+409.3X3+410.1X4<=540000
1121X1+1109.9X2+1110X3+1110.9X4<=1080000
929.1X1+928.9X2+930.2X3+928.4X4<=1620000
762.1X1+761.8X2+761.7X3+761.5X4<=540000
284.3X1+284.7X2+284.7X3+284.9X4<=540000
510X1+450X2+430X3+430X4<=330000
6X1 + 4.8X2 + 2.8X3 + 2.8X4<=3001
9X1 + 5X2 + 4X3 + 3X4<=3889
X1<=211
X2<=56
X3<=452
X4<=85
X1>=169
X2>=45
X3>=362
X4>=68
X1>=0
X2>=0
X3>=0
X4>=0
End
Gin 4

LP OPTIMUM FOUND AT STEP

OBJECTIVE FUNCTION VALUE


1)
VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)

0.1077181E+09
VALUE
211.000000
56.000000
373.840240
68.000000

SLACK OR SURPLUS
11173.898438
432893.187500
312771.312500
391755.343750
665340.437500
249690.703125
290810.750000
961064.125000
0.000000
338264.000000
7198.703125
229.047363
10.639097
0.000000
0.000000
78.159775
17.000000
42.000000
11.000000
11.840226

REDUCED COST
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
154.916641
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
116938.031250
16984.507812
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

22)
23)
24)
25)
26)

0.000000
211.000000
56.000000
373.840240
68.000000

NO. ITERATIONS=

-22969.017578
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

CURRENT
COEF
235000.000000
135000.000000
118000.000000
95000.000000

OBJ COEFFICIENT RANGES


ALLOWABLE
ALLOWABLE
INCREASE
DECREASE
INFINITY
116938.031250
INFINITY
16984.507812
16982.279297
22975.050781
22969.017578
INFINITY

CURRENT
RHS
540000.000000
540000.000000
1080000.000000
540000.000000
1080000.000000
540000.000000
1080000.000000
1620000.000000
540000.000000
540000.000000
330000.000000
3001.000000
3889.000000
211.000000
56.000000
452.000000
85.000000
169.000000
45.000000
362.000000
68.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

RIGHTHAND SIDE RANGES


ALLOWABLE
ALLOWABLE
INCREASE
DECREASE
INFINITY
11173.898438
INFINITY
432893.187500
INFINITY
312771.312500
INFINITY
391755.343750
INFINITY
665340.437500
INFINITY
249690.703125
INFINITY
290810.750000
INFINITY
961064.125000
2025.950073
9018.700195
INFINITY
338264.000000
INFINITY
7198.703125
INFINITY
229.047363
INFINITY
10.639097
2.128714
42.000000
10.644687
11.000000
INFINITY
78.159775
INFINITY
17.000000
42.000000
INFINITY
11.000000
INFINITY
11.840226
INFINITY
11.843336
10.650283
211.000000
INFINITY
56.000000
INFINITY
373.840240
INFINITY
68.000000
INFINITY

LP OPTIMUM FOUND AT STEP


6
OBJECTIVE VALUE =
107718144.
SET
SET
SET
SET
SET
SET

X3
X2
X1
X2
X3
X4

TO
TO
TO
TO
TO
TO

>=
>=
<=
<=
<=
<=

375
55
210
55
375
68

AT
AT
AT
AT
AT
AT

1,
2,
3,
4,
5,
6,

BND=
BND=
BND=
BND=
BND=
BND=

0.1077E+09
0.1077E+09
0.1076E+09
0.1076E+09
0.1076E+09
0.1075E+09

TWIN= 0.1077E+09
TWIN= 0.1077E+09
TWIN=-0.1000E+31
TWIN= 0.1076E+09
TWIN= 0.1076E+09
TWIN= 0.1075E+09

NEW INTEGER SOLUTION OF


107485000.
AT BRANCH
6 PIVOT
BOUND ON OPTIMUM: 0.1077018E+09
FLIP
X4 TO >=
69 AT
6 WITH BND=
0.10754269E+09
SET
X4 TO <=
69 AT
7, BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
209 AT
8, BND= 0.1073E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X1 AT LEVEL
8
DELETE
X4 AT LEVEL
7
DELETE
X4 AT LEVEL
6
FLIP
X3 TO >=
376 AT
5 WITH BND=
0.10756562E+09
SET
X3 TO <=
376 AT
6, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
209 AT
7, BND= 0.1074E+09 TWIN=-0.1000E+31

20
22
29
32
35
38
38

38
40

40
44

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DELETE
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET

X1 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 TO >=
X2 TO <=
56
X3 TO <=
375
X1 TO <=
209
X1 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X1 AT LEVEL
X2 TO <=
X3 TO <=
375
X4 TO <=
68

7
6
5
56 AT
5,
6,
7,
7
6
5
4
3
54 AT
AT
3,
AT
4,
AT
AT
AT

4 WITH BND=
0.10758259E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31

44
44
48

2 WITH BND=
0.10768418E+09
BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1077E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1077E+09

50
55

NEW INTEGER SOLUTION OF


107585000.
AT BRANCH
11 PIVOT
BOUND ON OPTIMUM: 0.1077018E+09
FLIP
X4 TO >=
69 AT
4 WITH BND=
0.10765850E+09
SET
X2 TO >=
54 AT
5, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X4 TO <=
69 AT
6, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
210 AT
7, BND= 0.1074E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X1 AT LEVEL
7
DELETE
X4 AT LEVEL
6
FLIP
X2 TO <=
53 AT
5 WITH BND=
0.10762490E+09
SET
X2 TO >=
53 AT
6, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X4 TO >=
70 AT
7, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1075E+09
SET
X4 TO <=
70 AT
8, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
210 AT
9, BND= 0.1074E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X1 AT LEVEL
9
DELETE
X4 AT LEVEL
8
DELETE
X4 AT LEVEL
7
DELETE
X2 AT LEVEL
6
DELETE
X2 AT LEVEL
5
DELETE
X4 AT LEVEL
4
FLIP
X3 TO >=
376 AT
3 WITH BND=
0.10768146E+09
SET
X2 TO >=
54 AT
4, BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1077E+09
SET
X3 TO <=
376 AT
5, BND= 0.1077E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
210 AT
6, BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X1 AT LEVEL
6
DELETE
X3 AT LEVEL
5
FLIP
X2 TO <=
53 AT
4 WITH BND=
0.10766719E+09
SET
X3 TO <=
376 AT
5, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1077E+09
SET
X4 TO >=
69 AT
6, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X2 TO >=
53 AT
7, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X4 TO <=
69 AT
8, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
210 AT
9, BND= 0.1074E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X1 AT LEVEL
9
DELETE
X4 AT LEVEL
8
FLIP
X2 TO <=
52 AT
7 WITH BND=
0.10760792E+09
SET
X2 TO >=
52 AT
8, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X4 TO <=
69 AT
9, BND= 0.1075E+09 TWIN= 0.1076E+09
DELETE
X4 AT LEVEL
9
DELETE
X2 AT LEVEL
8
DELETE
X2 AT LEVEL
7
DELETE
X4 AT LEVEL
6
FLIP
X3 TO >=
377 AT
5 WITH BND=
0.10766449E+09
SET
X2 TO >=
53 AT
6, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1077E+09
SET
X3 TO <=
377 AT
7, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
210 AT
8, BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X1 AT LEVEL
8
DELETE
X3 AT LEVEL
7
FLIP
X2 TO <=
52 AT
6 WITH BND=
0.10765021E+09
SET
X3 TO <=
377 AT
7, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X4 TO >=
69 AT
8, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X4 TO <=
69 AT
9, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X2 TO >=
52 AT
10, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1075E+09
SET
X1 TO <=
210 AT
11, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X1 AT LEVEL
11
DELETE
X2 AT LEVEL
10

55

57
57
59

59
61
61
63

65
65
69

71
75
77
77
79

79
81

83
83
87

89
92
92
94
94

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET
SET
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
FLIP
SET

X4 AT LEVEL
X4 AT LEVEL
X3 TO >=
X2 TO >=
52
X3 TO <=
378
X1 TO <=
210
X1 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 TO <=
X3 TO <=
378
X2 TO >=
51
X4 TO >=
69
X4 TO <=
69
X1 TO <=
210
X1 AT LEVEL
X4 AT LEVEL
X4 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 TO >=
X2 TO >=
51
X1 TO <=
210
X1 TO >=
210
X3 TO <=
379
X3 AT LEVEL
X1 AT LEVEL
X1 AT LEVEL
X2 TO <=
X3 TO <=
379
X2 TO >=
50
X4 TO >=
69
X4 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 TO >=
X2 TO >=
50
X3 TO <=
380
X1 TO <=
210
X1 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 TO <=
X2 TO >=
49
X3 TO <=
380
X3 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 TO <=
X2 TO >=
56
X4 TO >=
69
X3 TO >=
373
X2 TO <=
56
X3 TO <=
373
X4 TO <=
69
X1 TO <=
210
X1 AT LEVEL
X4 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X2 AT LEVEL
X3 TO <=
X4 TO <=
69

NEW INTEGER SOLUTION OF

9
8
378 AT
AT
8,
AT
9,
AT
10,
10
9
51 AT
AT
9,
AT
10,
AT
11,
AT
12,
AT
13,
13
12
11
10
379 AT
AT
10,
AT
11,
AT
12,
AT
13,
13
12
11
50 AT
AT
11,
AT
12,
AT
13,
13
12
380 AT
AT
12,
AT
13,
AT
14,
14
13
49 AT
AT
13,
AT
14,
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
374 AT
AT
2,
AT
3,
AT
4,
AT
5,
AT
6,
AT
7,
AT
8,
8
7
6
5
372 AT
AT
5,

7 WITH BND=
0.10764750E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31

98
98
102

8 WITH BND=
0.10763322E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1075E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1074E+09 TWIN=-0.1000E+31

104
104
106
106
108

9 WITH BND=
0.10763052E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31

110
110
113
115

10 WITH BND=
0.10761624E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1075E+09

117
117
120

11 WITH BND=
0.10761354E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31

122
122
126

12 WITH BND=
0.10759926E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09

126
128

1 WITH BND=
0.10770183E+09
BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1077E+09
BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1077E+09
BND= 0.1077E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1077E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1077E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31

135
140
143
143
143
143
145

4 WITH BND=
0.10767586E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1077E+09

147

107596000.

AT BRANCH

44 PIVOT

147

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BOUND ON OPTIMUM: 0.1076819E+09


FLIP
X4 TO >=
70 AT
SET
X3 TO >=
372 AT
6,
SET
X2 TO <=
56 AT
7,
SET
X4 TO <=
70 AT
8,
SET
X1 TO <=
210 AT
9,
DELETE
X1 AT LEVEL
9
DELETE
X4 AT LEVEL
8
DELETE
X2 AT LEVEL
7
FLIP
X3 TO <=
371 AT
SET
X4 TO >=
71 AT
7,
SET
X3 TO >=
371 AT
8,
SET
X2 TO <=
56 AT
9,
SET
X4 TO <=
71 AT
10,
SET
X1 TO <=
210 AT
11,
DELETE
X1 AT LEVEL
11
DELETE
X4 AT LEVEL
10
DELETE
X2 AT LEVEL
9
FLIP
X3 TO <=
370 AT
SET
X4 TO >=
72 AT
9,
SET
X3 TO >=
370 AT
10,
SET
X1 TO <=
210 AT
11,
SET
X1 TO >=
210 AT
12,
SET
X4 TO <=
72 AT
13,
DELETE
X4 AT LEVEL
13
DELETE
X1 AT LEVEL
12
DELETE
X1 AT LEVEL
11
FLIP
X3 TO <=
369 AT
SET
X3 TO >=
369 AT
11,
SET
X4 TO <=
72 AT
12,
DELETE
X4 AT LEVEL
12
DELETE
X3 AT LEVEL
11
DELETE
X3 AT LEVEL
10
DELETE
X4 AT LEVEL
9
DELETE
X3 AT LEVEL
8
DELETE
X4 AT LEVEL
7
DELETE
X3 AT LEVEL
6
DELETE
X4 AT LEVEL
5
DELETE
X3 AT LEVEL
4
FLIP
X4 TO <=
68 AT
SET
X2 TO <=
56 AT
4,
SET
X4 TO >=
68 AT
5,
SET
X1 TO >=
211 AT
6,

5 WITH BND=
0.10767221E+09
BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1077E+09
BND= 0.1077E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1077E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31

151
151
151
153

6 WITH BND=
0.10765289E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1074E+09 TWIN=-0.1000E+31

155
159
159
159
161

8 WITH BND=
0.10762992E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1074E+09 TWIN=-0.1000E+31

163
167
167
171
174

10 WITH BND=
0.10760694E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1075E+09 TWIN= 0.1076E+09

174
178

3 WITH BND=
0.10761950E+09
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1075E+09

178
178
181

NEW INTEGER SOLUTION OF


107619000.
AT BRANCH
54 PIVOT
BOUND ON OPTIMUM: 0.1076819E+09
DELETE
X1 AT LEVEL
6
DELETE
X4 AT LEVEL
5
DELETE
X2 AT LEVEL
4
DELETE
X4 AT LEVEL
3
FLIP
X2 TO <=
55 AT
2 WITH BND=
0.10768186E+09
SET
X4 TO >=
69 AT
3, BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X3 TO >=
374 AT
4, BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1077E+09
SET
X2 TO >=
55 AT
5, BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X4 TO <=
69 AT
6, BND= 0.1077E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
210 AT
7, BND= 0.1075E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X1 AT LEVEL
7
DELETE
X4 AT LEVEL
6
FLIP
X2 TO <=
54 AT
5 WITH BND=
0.10764189E+09
SET
X2 TO >=
54 AT
6, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X4 TO <=
69 AT
7, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
DELETE
X4 AT LEVEL
7
DELETE
X2 AT LEVEL
6
DELETE
X2 AT LEVEL
5
FLIP
X3 TO <=
373 AT
4 WITH BND=
0.10765888E+09
SET
X2 TO >=
55 AT
5, BND= 0.1077E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X4 TO >=
70 AT
6, BND= 0.1077E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X3 TO >=
373 AT
7, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
SET
X4 TO <=
70 AT
8, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X1 TO <=
210 AT
9, BND= 0.1074E+09 TWIN=-0.1000E+31

181

185
188
191
191
193

193
195

195
197
200
200
202

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DELETE
X1 AT LEVEL
9
DELETE
X4 AT LEVEL
8
FLIP
X3 TO <=
372 AT
7 WITH BND=
0.10763590E+09
SET
X3 TO >=
372 AT
8, BND= 0.1076E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X4 TO <=
70 AT
9, BND= 0.1076E+09 TWIN= 0.1076E+09
DELETE
X4 AT LEVEL
9
DELETE
X3 AT LEVEL
8
DELETE
X3 AT LEVEL
7
DELETE
X4 AT LEVEL
6
DELETE
X2 AT LEVEL
5
DELETE
X3 AT LEVEL
4
DELETE
X4 AT LEVEL
3
DELETE
X2 AT LEVEL
2
DELETE
X3 AT LEVEL
1
ENUMERATION COMPLETE. BRANCHES=
63 PIVOTS=
204

202
204

LAST INTEGER SOLUTION IS THE BEST FOUND


RE-INSTALLING BEST SOLUTION...
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1)
VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)

0.1076190E+09
VALUE
211.000000
56.000000
373.000000
68.000000

REDUCED COST
-235000.000000
-135000.000000
-118000.000000
-95000.000000

SLACK OR SURPLUS
11864.885742
432893.187500
313680.687500
391927.593750
665833.500000
250034.609375
291743.406250
961845.687500
640.001282
338503.187500
7560.000000
231.400009
14.000000
0.000000
0.000000
79.000000
17.000000
42.000000
11.000000
11.000000
0.000000
211.000000
56.000000
373.000000

NO. ITERATIONS=
205
BRANCHES=
63 DETERM.=

1.000E

DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Juni 2009
max 235000X1+135000X2+118000X3+95000X4
st
830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3<=594000
1575.1 X4<=594000
1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4<=1188000
221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4<=594000
586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4<=1188000
409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4<=594000
1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4<=1188000
929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4<=1782000
762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4<=594000
284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4<=594000
510X1+450X2+430X3+430X4<=330000
6X1 + 4.8X2 + 2.8X3 + 2.8X4<=3001
9X1 + 5X2 + 4X3 + 3X4<=3889
X1<=203
X2<=55
X3<=448
X4<=71
X1>=163
X2>=44
X3>=358
X4>=57
X1>=0
X2>=0
X3>=0
X4>=0
End
Gin 4

LP OPTIMUM FOUND AT STEP

OBJECTIVE FUNCTION VALUE


1)
VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)

0.1085230E+09
VALUE
197.475403
44.000000
430.180328
57.000000

SLACK OR SURPLUS
39947.378906
504219.312500
399337.656250
441828.968750
761511.125000
295597.125000
376973.000000
1104581.500000
38910.933594
386619.312500
0.000000
240.842621
0.000000
5.524590
11.000000
17.819672
14.000000
34.475410
0.000000

REDUCED COST
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
66.666664
0.000000
22333.333984
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-6666.666504

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

21)
22)
23)
24)
25)
26)

72.180328
0.000000
197.475403
44.000000
430.180328
57.000000

NO. ITERATIONS=

0.000000
-666.666687
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

CURRENT
COEF
235000.000000
135000.000000
118000.000000
95000.000000

OBJ COEFFICIENT RANGES


ALLOWABLE
ALLOWABLE
INCREASE
DECREASE
2837.209473
34857.140625
6666.666504
INFINITY
80137.257812
521.367554
666.666687
INFINITY

CURRENT
RHS
594000.000000
594000.000000
1188000.000000
594000.000000
1188000.000000
594000.000000
1188000.000000
1782000.000000
594000.000000
594000.000000
330000.000000
3001.000000
3889.000000
203.000000
55.000000
448.000000
71.000000
163.000000
44.000000
358.000000
57.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

RIGHTHAND SIDE RANGES


ALLOWABLE
ALLOWABLE
INCREASE
DECREASE
INFINITY
39947.378906
INFINITY
504219.312500
INFINITY
399337.656250
INFINITY
441828.968750
INFINITY
761511.125000
INFINITY
295597.125000
INFINITY
376973.000000
INFINITY
1104581.500000
INFINITY
38910.933594
INFINITY
386619.312500
3623.333252
2527.499756
INFINITY
240.842621
23.511627
63.941177
INFINITY
5.524590
INFINITY
11.000000
INFINITY
17.819672
INFINITY
14.000000
34.475410
INFINITY
11.000000
21.740000
72.180328
INFINITY
14.000000
13.935897
197.475403
INFINITY
44.000000
INFINITY
430.180328
INFINITY
57.000000
INFINITY

LP OPTIMUM FOUND AT STEP


0
OBJECTIVE VALUE =
108523000.
SET
SET
SET
SET

X1
X3
X4
X3

TO
TO
TO
TO

>=
>=
<=
>=

198
428
58
429

AT
AT
AT
AT

1,
2,
3,
4,

BND=
BND=
BND=
BND=

0.1085E+09
0.1085E+09
0.1085E+09
0.1085E+09

TWIN= 0.1085E+09
TWIN= 0.1085E+09
TWIN=-0.1000E+31
TWIN= 0.1085E+09

NEW INTEGER SOLUTION OF


108507000.
AT BRANCH
4 PIVOT
BOUND ON OPTIMUM: 0.1085213E+09
FLIP
X3 TO <=
428 AT
4 WITH BND=
0.10851100E+09
SET
X1 TO <=
198 AT
5, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X4 TO >=
58 AT
6, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X2 TO <=
44 AT
7, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X2 AT LEVEL
7
DELETE
X4 AT LEVEL
6
DELETE
X1 AT LEVEL
5
DELETE
X3 AT LEVEL
4
DELETE
X4 AT LEVEL
3
FLIP
X3 TO <=
427 AT
2 WITH BND=
0.10852134E+09

19
27
30
34
34

34
34
36

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

SET
SET
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET
SET
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
DELETE
FLIP
SET
SET
SET

X1
X4
X3
X4
X2

TO <=
198
TO <=
59
TO >=
427
TO >=
59
TO <=
44
X2 AT LEVEL
X4 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X4 TO >=
X4 TO <=
60
X3 TO >=
426
X3 TO <=
426
X2 TO <=
44
X2 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X3 TO <=
X3 TO >=
425
X2 TO <=
45
X2 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X3 AT LEVEL
X4 AT LEVEL
X4 AT LEVEL
X1 TO >=
X4 TO <=
63
X1 TO <=
199
X3 TO >=
423

AT
AT
AT
AT
AT

3,
4,
5,
6,
7,

BND=
BND=
BND=
BND=
BND=

0.1085E+09
0.1085E+09
0.1085E+09
0.1085E+09
0.1085E+09

TWIN= 0.1085E+09
TWIN= 0.1085E+09
TWIN=-0.1000E+31
TWIN=-0.1000E+31
TWIN=-0.1000E+31

39
45
45
45
47

4 WITH BND=
0.10851471E+09
BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09
BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1084E+09 TWIN=-0.1000E+31

47
49
49
51

6 WITH BND=
0.10850900E+09
BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31

51
52

3 WITH BND=
0.10851867E+09
BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09
BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09

59
59
62

7
6
5
60 AT
5,
6,
7,
8,
8
7
425 AT
AT
7,
AT
8,
8
7
6
5
4
199 AT
AT
4,
AT
5,
AT
6,
AT
AT
AT
AT

NEW INTEGER SOLUTION OF


108509000.
AT BRANCH
13 PIVOT
BOUND ON OPTIMUM: 0.1085183E+09
FLIP
X3 TO <=
422 AT
6 WITH BND=
0.10851300E+09
SET
X3 TO >=
422 AT
7, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X4 TO >=
63 AT
8, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X2 TO <=
44 AT
9, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
DELETE
X2 AT LEVEL
9
DELETE
X4 AT LEVEL
8
DELETE
X3 AT LEVEL
7
DELETE
X3 AT LEVEL
6
DELETE
X1 AT LEVEL
5
FLIP
X4 TO >=
64 AT
4 WITH BND=
0.10851834E+09
SET
X1 TO <=
199 AT
5, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09
SET
X4 TO <=
64 AT
6, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X2 TO >=
45 AT
7, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09
DELETE
X2 AT LEVEL
7
DELETE
X4 AT LEVEL
6
FLIP
X1 TO >=
200 AT
5 WITH BND=
0.10851584E+09
SET
X3 TO >=
417 AT
6, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09

62

NEW INTEGER SOLUTION OF


108511000.
AT BRANCH
17 PIVOT
BOUND ON OPTIMUM: 0.1085156E+09
FLIP
X3 TO <=
416 AT
6 WITH BND=
0.10851561E+09
SET
X1 TO <=
200 AT
7, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09
SET
X3 TO >=
416 AT
8, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31
SET
X2 TO <=
44 AT
9, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09
DELETE
X2 AT LEVEL
9
DELETE
X3 AT LEVEL
8
DELETE
X1 AT LEVEL
7
DELETE
X3 AT LEVEL
6
DELETE
X1 AT LEVEL
5
DELETE
X4 AT LEVEL
4
DELETE
X1 AT LEVEL
3
DELETE
X3 AT LEVEL
2
DELETE
X1 AT LEVEL
1
ENUMERATION COMPLETE. BRANCHES=
19 PIVOTS=
79

71

62
62
64

67
67
69

71

75
75
79

LAST INTEGER SOLUTION IS THE BEST FOUND


RE-INSTALLING BEST SOLUTION...
OBJECTIVE FUNCTION VALUE

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1)
VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)

0.1085110E+09
VALUE
200.000000
44.000000
417.000000
67.000000

REDUCED COST
-235000.000000
-135000.000000
-118000.000000
-95000.000000

SLACK OR SURPLUS
48689.183594
488468.312500
400043.593750
441998.000000
762061.187500
295856.000000
377664.093750
1105212.250000
39411.398438
386805.000000
80.000000
234.600021
0.000000
3.000000
11.000000
31.000000
4.000000
37.000000
0.000000
59.000000
10.000000
200.000000
44.000000
417.000000
67.000000

NO. ITERATIONS=
81
BRANCHES=
19 DETERM.=

1.000E

DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

Juli 2009
max 235000X1+135000X2+118000X3+95000X4
st
830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3<=594000
1575.1 X4<=594000
1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4<=1188000
221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4<=594000
586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4<=1188000
409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4<=594000
1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4<=1188000
929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4<=1782000
762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4<=594000
284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4<=594000
510X1+450X2+430X3+430X4<=330000
6X1 + 4.8X2 + 2.8X3 + 2.8X4<=3001
9X1 + 5X2 + 4X3 + 3X4<=3889
X1<=182
X2<=55
X3<=487
X4<=71
X1>=146
X2>=44
X3>=390
X4>=57
X1>=0
X2>=0
X3>=0
X4>=0
End
Gin 4

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LP OPTIMUM FOUND AT STEP

OBJECTIVE FUNCTION VALUE


1)

0.1071787E+09

VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)

VALUE
182.000000
55.000000
437.023254
57.000000

REDUCED COST
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

SLACK OR SURPLUS
38130.773438
504219.312500
396764.937500
441599.625000
760127.375000
294637.375000
374516.375000
1102376.500000
37112.687500
385939.093750
0.000000
261.734894
56.906979
0.000000
0.000000
49.976746
14.000000
36.000000
11.000000
47.023254
0.000000
182.000000
55.000000
437.023254
57.000000

NO. ITERATIONS=

DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
274.418610
0.000000
0.000000
95046.507812
11511.627930
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-23000.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

CURRENT
COEF
235000.000000
135000.000000
118000.000000
95000.000000

OBJ COEFFICIENT RANGES


ALLOWABLE
ALLOWABLE
INCREASE
DECREASE
INFINITY
95046.507812
INFINITY
11511.627930
11000.000000
23000.000000
23000.000000
INFINITY

CURRENT
RHS
594000.000000
594000.000000
1188000.000000
594000.000000
1188000.000000
594000.000000
1188000.000000
1782000.000000
594000.000000
594000.000000
330000.000000
3001.000000
3889.000000

RIGHTHAND SIDE RANGES


ALLOWABLE
ALLOWABLE
INCREASE
DECREASE
INFINITY
38130.773438
INFINITY
504219.312500
INFINITY
396764.937500
INFINITY
441599.625000
INFINITY
760127.375000
INFINITY
294637.375000
INFINITY
374516.375000
INFINITY
1102376.500000
INFINITY
37112.687500
INFINITY
385939.093750
6117.500000
20220.000000
INFINITY
261.734894
INFINITY
56.906979

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

182.000000
55.000000
487.000000
71.000000
146.000000
44.000000
390.000000
57.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

13.371585
44.933331
INFINITY
INFINITY
36.000000
11.000000
47.023254
14.000000
182.000000
55.000000
437.023254
57.000000

36.000000
11.000000
49.976746
14.000000
INFINITY
INFINITY
INFINITY
46.365238
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY

LP OPTIMUM FOUND AT STEP


0
OBJECTIVE VALUE =
107178744.

NEW INTEGER SOLUTION OF


107176000.
AT BRANCH
BOUND ON OPTIMUM: 0.1071760E+09
ENUMERATION COMPLETE. BRANCHES=
0 PIVOTS=
5

0 PIVOT

LAST INTEGER SOLUTION IS THE BEST FOUND


RE-INSTALLING BEST SOLUTION...
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1)
VARIABLE
X1
X2
X3
X4

ROW
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)

0.1071760E+09
VALUE
182.000000
55.000000
437.000000
57.000000

REDUCED COST
-235000.000000
-135000.000000
-118000.000000
-95000.000000

SLACK OR SURPLUS
38149.886719
504219.312500
396790.093750
441604.406250
760141.000000
294646.906250
374542.187500
1102398.125000
37130.398438
385945.687500
10.000000
261.800018
57.000000
0.000000
0.000000
50.000000
14.000000
36.000000
11.000000
47.000000
0.000000
182.000000
55.000000
437.000000
57.000000

NO. ITERATIONS=
6
BRANCHES=
0 DETERM.=

1.000E

DUAL PRICES
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan
Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Anda mungkin juga menyukai