Rino Fatgianto
500650159
1. Buktikan secara deduktif bahwa untuk a, b, c, dan d bilangan real, dengan b 0 dan d 0
berlaku
a c ad +bc
+ =
b d
bd
Jawab :
a c a
c
+ = .1+ .1
b d b
d
a c a d c b
+ = . + .
b d b d d b
a c ad bc
+ = +
b d bd bd
a c ad +bc
+ =
b d
bd
dioperasikan
1=1
1+3=4
1+3+5=9
1 + 3 + 5 + 7 = 16, dan seterusnya yang pada akhirnya guru tersebut membuat suatu dukaan
bahwa 1 + 3 + 5 + . . . + (2n 1) = n2.
Pertanyaan:
Dalam kaitannya matematika sebagai bahasa, kita dituntut untuk dapat menunjukkan suatu
uraian menurut aturan matematika. Untuk kasus tersebut, apakah cara menunjukkan
kebenarannya sudah tuntas menurut aturan matematika. Jelaskan jawaban Anda secara
gamblang dan akurat!
Jawab :
Belum dijelaskan syarat anggota n.
Harus dibuktikan rumus tersebut berlaku untuk semua angka
a.
1=12 , benar
b.
c. Jika
, maka
3. Kebanyakan guru di sekolah dasar ketika menyampaikan materi tentang operasi pembagian
pada bilangan pecahan hanya menginformasikan caranya saja bahwa pembagian suatu
pecahan oleh pecahan lain sama halnya dengan mengalikan pecahan yang akan dibagi
( ab : dc = ab dc = adbc )
1 2 1 5 1
: : : :
2 3 3 6 3 )
Jawab :
Dalam kegiatan membagi pecahan, siswa dapat menggunakan media karton dengan
1
2 ,
1
2 , sama artinya
dengan mencari banyak nilai perduaan dalam satu satuan, atau dengan kata lain ada berapa
nilai perduaan dalam satu satuan. Jika diperagakan dengan karton perduaan akan seperti
berikut ini:
Dari gambar tersebut terlihat ada dua karton perduaan dalam satu satuan, hal ini
menunjukkan bahwa 1
1
2
1
3
1
3
, sama artinya dengan mencari banyaknya nilai pertigaan dalam satu satuan. Dan
1
3
1
5
1
4 ,
, dan sebagainya. Pada akhir kegiatan, siswa diarahkan untuk membentuk pola
1
2
1
2
,3
1
2
,5
1
4
dan
setengahan dalam dua satuan. Perhatikan! Ada dua satuan yang masing-masing dibagi dua,
sehingga 2
1
2
1
2
= 3 (1
1
2
= 2 (1
1
2
) =3 2=;5
1
4
= 5 (1
1
4
) = 5 4 = 20 , dan
seterusnya. Paparan di atas dapat dibentuk pola umum yang memberlakukan bahwa:
1
1
a+ =a 1 : =a. b
b
b
( )
Makna pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa pun sama seperti yang telah dibahas
sebelumnya. Misalnya
1
2
1
4
Setelah siswa memahami makna pembagian pecahan di atas, maka dapat diarahkan untuk
penemuan pola umum yang dipakai seperti dalam pembelajaran mekanistik, yaitu bahwa
( ab : dc = ab dc = adbc )
Pertanyaan 2: Seandainya Anda bertugas sebagai guru SMP (ingat siswa SMP taraf
berpikirnya sudah mulai diajak untuk berpikir formal), bagaimana Anda harus membuktikan
keberlakuan konsep tersebut agar terlihat sisi seni dari proses pembuktian tersebut.
Jawab :
Siswa diarahkan untuk melakukan penemuan pola umum dalam operasi pembagian pecahan.
Siswa membandingkan pembagian pecahan dengan perkalian pecahan. Penemuan pola dari
perkalian pecahan merupakan pengembangan pemahaman mekanistik siswa selama ini
mengenai pembagian pecahan. Soal pembagian merupakan soal yang telah mereka kerjakan
sebelumnya melalui langkah-langkah kegiatan yang tersedia pada bahan ajar.
Respon siswa dalam kegiatan ini dapat diantisipasi dengan baik, sehingga arah pembelajaran
sesuai dengan yang diharapkan. Melalui soal yang telah siswa dapatkan sebelumnya, mereka
diarahkan untuk menemukan pola umum operasi pembagian pecahan dengan operasi
perkalian pecahan yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
4. Para ilmuwan dan pemerhati matematika meyakini bahwa matematika merupakan ilmu yang
bermuatan seni atau dapat juga dikatakan matematika sebagai seni. Carilah oleh Anda
minimal dua contoh bangunan bernilai seni yang memuat konsep matematika. Jelaskan
konsep matematika yang ada pada bangunan seni tersebut!
Jawab :
a. Piramida Agung Giza, Mesir
Situs peninggalan zaman Mesir kuno ini memang menyimpan berbagai fakta menakjubkan. Selain
termasuk piramida tertua di dunia, piramida ini juga struktur tertinggi yang pernah dibuat manusia
selama 3.800 tahun. Pantas saja kalau situs tersebut menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia.
Ternyata bangunan berbentuk prisma segitiga raksasa ini juga menyimpan fakta matematis yang
cukup unik dibalik arsitekturnya. Jika diukur dalam satuan panjang cubit (ukuran panjang pertama
yang digunakan manusia), garis keliling Piramida Agung Giza adalah 365,24, sama dengan jumlah
hari dalam setahun. Selain itu jika garis keliling piramida dibagi dua, maka Anda akan mendapatkan
angka 3,1416, sama dengan angka Pi. Tak hanya itu, ruangan untuk Firaun yang berada di dalam
piramida tampaknya juga dirancang menggunakan dalil Phytagoras.
b. Alhambra, Spanyol
Bangunan yang dirancang dengan perhitungan matematis rumit berikut juga terletak di Spanyol, yaitu
Alhambra. Jika Sagrada Familia adalah situs penting bagi umat Katolik, maka Alhambra adalah
peninggalan bersejarah penting yang menandai kejayaan Islam di daerah Andalusia pada masa lalu.
Alhambra sejatinya merupakan kompleks istana dan benteng yang dibangun pada tahun 889. Awalnya
situs di Granada, Andalusia ini hendak dijadikan benteng pertahanan. Tetapi pembangunannya
terhenti dan benteng Alhambra dibiarkan terbengkalai selama sekian tahun. Baru ketika Raja
Muhammad bin Al-Ahmar menguasai daerah Granada pada pertengahan abad 11, pembangunan
Alhambra dilanjutkan. Kediaman sang raja pun didirikan di dalam kompleks benteng tersebut.
Keramik yang menghiasi permukaan bangunan Alhambra ternyata menampilkan pola geometri yang
membutuhkan perhitungan matematis rinci. Panel-panel keramik di sana memuat pola simetri
crystallographic. Gambar seperti ini merupakan klasifikasi matematika dari pola dua dimensi berulang
yang dibuat secara simetris. Pola crystallographic sering muncul dalam seni dekoratif dan arsitektur,
terutama arsitektur bangunan peninggalan kebudayaan Islam.
Photo
by www.paintingsoncanvas.net
Dalam dunia matematika dikenal 17 jenis pola crystallographic. Yang menjadikan Alhambra istimewa
jika dilihat dari sisi matematika adalah banyaknya pola crystallographic yang bisa ditemukan di
bangunan ini. Jika di bangunan dengan gaya arsitektur Islam lainnya ada 3 sampai 5 jenis pola
crystallographic saja, maka di Alhambra Anda bisa menemukan belasan pola crystallographic yang
berbeda. Pada tahun 1944 Edith Mller melakukan observasi di Alhambra dan menemukan 11 pola
simetri crystallographic di bangunan itu. Sementara itu pada tahun 1986 Branko Grunbaum
menemukan 13 pola simetri crystallographic. Lebih jauh lagi Grunbaum menyatakan kalau 4 pola
crystallographic yang ditemukan di Alhambra unik karena pola tersebut tidak ditemui di bangunanbangunan peninggalan kebudayaan Islam lainnya.