Anda di halaman 1dari 80

Berani Tanam Cabe Di Musim Hujan?

BENIHPERTIWI.CO.ID Awal November


2014, berdasarkan infopangan.jakarta.go.id situs resmi pemerintah Jakarta yang
menginformasikan harga komoditas harian di pasar Jakarta, tercatat harga cabe besar, keriting
dan rawit berkisar diangka Rp. 40.000/kg. Namun diakhir bulan November, harga cabe
melonjak dua kali lipat hingga mencapai Rp. 80.000/kg. Harga fantastis untuk komoditas
pertanian dan harga impian yang selalu ditunggu-tunggu petani cabe.
Namun perlu diperhatikan bahwa bulan November dan Desember merupakan bulan awal
musim penghujan. Artinya bagi petani yang akan memulai tanam cabe perlu memperhatikan
beberapa hal penting terkait budidaya cabe dimusim penghujan.
1. Pengolahan Tanah :
Tanaman cabe merupakan tanaman yang membutuhkan banyak air namun tidak bisa
tergenang air. Saat musim hujan, bedengan dibuat lebih tinggi untuk memastikan air tidak
menggenangi tanaman cabe. Struktur tanah dibuat menjadi lebih gembur dengan
menambahkan pupuk kandang. Struktur tanah gembur dapat membuat akar berkembang baik
dan
membuat
tanaman
lebih
kokoh.
Selain itu, yang penting dalam pengolahan tanah adalah mengukur tingkat asam atau pH
tanah. Jika tanah asam dibawah normal 6-7, perlu ditanambahkan kapur pada setiap bedeng.
2. Jarak Tanam :
Kenali karakter tanaman cabe yang akan ditanam, terutama ukuran dan bentuk kanopi daun.
Karakter tersebut untuk mendukung penanamanan dengan jarak tanam rapat atau lebar.
Namun untuk musim penghujan, jarak tanam lebih baik diperlebar. Hal ini dikarenakan cabe
sangat
rentan
terhadap
serangan
jamur
atau
cendawan.
Dengan jarak tanam rapat akan menciptakan kondisi lembab, sirkulasi udara kurang.
Kelembaban tinggi dapat menciptakan lingkungan ideal bagi jamur untuk hidup dan
berkembang. Oleh sebab itu untuk meminimalisir serangan jamur pada cabe, jarak tanam
perlu diperlebar. Jarak tanam lebih lebar membuat sirkulasi udara lebih baik dan mengurangi
kelembaban.

3. Dosis Pupuk
Perkembangan vegetatif terutama perkembangan daun dipicu oleh unsur nitrogen (N).
Penggunaan dosis N tinggi dapat membuat daun semakin rimbun, terlebih air hujan juga
diyakini mengandung unsur N yang dapat menyuburkan tanaman. Jika pertumbuhan terlalu
rimbun, akibatnya antar tanaman semakin rapat, sehingga dapat meningkatkan kelembaban.
Selain itu, dengan N tinggi akan membuat tanaman menjadi sukulen dan rentan terhadap
serangan hama.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman.
Tanaman cabe rentan terhadap hama dan penyakit. Saat musim hujan, penyakit yang paling
ditakuti petani adalah penyakit antraknosa/patek. Penyakit ini dapat menyebabkan kegagalan
panen hingga 90%. Penyakit ini berasal dari jamur Cercospora capsici.

Hama Penyakit Penting pada Cabe

BENIHPERTIWI.CO.ID Menanam cabe


dikenal sebagai kegiatan budidaya kelas atas. Hal ini dikarenakan fluktuasi harga dan biaya
produksi tinggi. Petani cabe bisa kaya mendadak jika mendapat harga tinggi atau malah
bangkrut jika mendapat harga rendah atau tanaman ludes terserang hama penyakit. Seiring
dengan harga jual tinggi, biaya produksi cabe juga terhitung tinggi terutama untuk biaya
pengendalian hama dan penyakit.Nah, sebenarnya yang paling penting dan seringkali menjadi
momok budidaya cabe dalam hal hama penyakit adalah serangan kutu kebul dan antraknose.
Berikut ulasan singkat tentang dua biang kerok penyebab gagal panen cabe tersebut:
1. Kutu Kebul
Namanya kutu kebul, jelas ini adalah sejenis hama kecil. Meskipun kecil, namun efeknya bisa
membuat gagal panen. Salah satu gejala yang terlihat dari serangan kutu kebul ini adalah
daun keriting terutama pada daun muda pada bagian atas. Daun yang terinfeksi berwarna
kuning, serangan pada daun muda dapat menyebabkan kerdil dan tidak berkembang.
Kutu kebul merupakan vektor atau pembawa virus kuning / gemini virus, itu sebabnya pada
gejala serangannya daun akan menguning. Hama ini mudah berkembang pada musim
kemarau
atau
musim
panas.
Pengendalian
:
Kutu kebul sulit dikendalikan karena sulit terlihat. Oleh sebab itu dalam pengendalian kutu
kebul perlu memperhatikan waktu yang efektif. Waktu yang paling tepat adalah saat fase
nimfa. Pada fase inilah kutu kebul sudah aktif makan namun akan tetap menetap dalam satu

tempat
yang
sama
hingga
menjadi
imago.
Pengendalian dengan penyemprotan insektisida sistemik dengan bahan aktif Imidaclopride,
Abamektin, Karbosulfan dapat dilakukan sejak umur 14 hari, lakukan penyemprotan setiap
10 hari sekali.
2. Antraknose / Patek
Gejala awal dari serangan jamur Colletotrichum capsici ini berupa bercak coklat kehitaman
kemudian membusuk, buah tua yang terserang antraknose bisa cepat gugur.
Penyebaran antraknose melalui angin atau percikan air hujan. Oleh sebab itu biasanya
penyakit antraknose seringkali dijumpai dan berkembang cepat pada saat musim hujan atau
pada
kondisi
kelembaban
tinggi.
Pengendalian
:
Pengendalian akan lebih efektif jika buah yang terserang dibersihkan terlebih dahulu dari
lahan, kemudian pengendalian kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida dengan
bahan aktif: Propineb, Mankozeb, Tebukonazol, Trifloksistrobin saat mulai berbunga setiap
tiga hari sekali.

Petani Cabai di Semarang Gagal Panen, Harga di Pasaran


Meroket

KOMPAS.com/ SYAHRUL MUNIR Seorang petani menunjukkan cabai yang rusak


akibat serangan hama di desa Baran, Ambarawa, Kabupaten Semarang.
AMBARAWA, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah penghasil cabai di Kabupaten
Semarang mengalami gagal panen akibat intensitas hujan yang cukup tinggi di
bulan Februari lalu. Akibatnya, cabai langka di pasaran dan harganya naik dua
kali lipat.
Di Desa Baran, Kecamatan Ambarawa, ratusan hektar tanaman cabai rusak
akibat serangan hama penyakit dampak dari intensitas hujan yang cukup tinggi
bulan lalu.
Cabai yang dihasilkan layu dan kering sebelum sempat dipanen. Sedangkan
yang bisa diselamatkan pun hasilnya tak maksimal.
Meski demikian, harga cabai di tingkat petani ini mencapai Rp 30.000 per
kiogram.
"Kena pathek (penyakit tanaman cabai), karena curah hujannya terlalu tinggi.
Banyak yang gagal panen, rata-rata kena pathek semua," kata Danang
Sudaryanto, salah satu petani di Desa Baran, Kamis (17/3/2016).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Semarang, Urip Triyoga mengimbau agar para petani segera mengganti tanaman
cabai yang terserang penyakit. Sebab, jika tak segera diganti, dikhawatirkan

penyakit pada tanaman cabai akan menyebar ke tanaman yang sehat.


"Kalau diobati sudah tidak efisien lagi, akhirnya kita coba radikasi yang virus
kuning tersebut. Kemudian yang lainnya kita arahkan untuk drainase, jadi jangan
sampai (lahan tanaman cabai) itu terlalu lembab," ungkap Urip.
Harga naik dua kali lipat
Sementara itu, akibat pasokannya berkurang, secara oomatis harga cabai di
pasaran naik hingga dua kali lipat. Jika sepekan lalu, harga cabai merah masih di
kisaran Rp 20.000 per kilogram, saat ini naik menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Demikian juga dengan cabai rawit, cabai rawit merah dan cabai hijau juga dijual
dalam kisaran harga yang sama.
Kondisi ini dikeluhkan para pedagang sayur di Pasar Projo Ambarawa karena
omset pembelian mereka turun hingga 50 persen. Para pembeli lebih memilih
untuk mengurangi konsumsi cabai demi menghemat pengeluaran.
"Pembeli paling belinya sedikit sekarang. Kalau jatahnya beli seperempat,
sekarang jadi satu ons. Yang biasanya beli setengah kilo, ya seperempat, yang
biasanya sekilo jadi setengah," kata Sumiyati, pedagang sayur Pasar Projo.
Kenaikan harga komoditas cabai imbas berkurangnya pasokan dari petani ini
juga diamini oleh Siyamah, penjual sayur pasar Projo lainnya. Menurut Siyamah,
pasokan jauh berkurang akibat gagal panen yang dialami petani.
"Hujannya terlau sering, cabainya pada liyer, tidak jadi. pada mati, gogrok,
pohonnya pada keriting sehingga buahnya berkurang katanya," ujar Siyamah.
Para pedagang berharap kondisi ini dapat segera normal sehingga harga cabai
kembali normal.
Produksi cabai di Kabupaten Semarang diperkirakan akan kembali stabil pada
akhir bulan ini, menyusul tanaman cabai pengganti sudah mulai berbuah.

Cara menanam cabe dalam polybag

Cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya sangat berfluktuasi. Apalagi
menjelang hari-hari besar seperti lebaran, harga cabe pasti melonjak tinggi. Hal ini yang
memancing orang untuk menanam cabe, baik untuk dijual maupun sekadar untuk persediaan
sendiri. Sayangnya bagi yang tinggal diperkotaan ketersedian lahan untuk bercocok tanam
sangat terbatas. Namun hal ini bisa disiasati dengan menanam cabe dalam pot atau polybag.
Cara menanam cabe dalam pot atau polybag cukup mudah dilakukan. Menanam cabe bisa
dilakukan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Secara umum menanam cabe bisa
dilakukan pada ketinggian 0-2000 meter diatas permukaan laut. Suhu optimal bagi tanaman
cabe ada pada kisaran 24-27oC, namun masih bisa tahan terhadap suhu yang lebih dari itu.
Sifat tersebut tergantung dari jenis varietas cabe.
Salah satu jenis cabe yang cocok untuk ditanam di pekarangan adalah cabe kerting. Jenis ini
relatif lebih tahan terhadap iklim tropis dan rasanya pedas banyak disukai di pasaran. Berikut
ini kami paparkan tentang cara menanam cabe keriting dalam polybag.

Pemilihan benih
Di pasaran banyak macam varietas cabe keriting, mulai dari hibrida hingga varietas lokal.
Cara menanam cabe lokal dan hibrida tidak mempunyai perbedaan yang berarti. Hanya saja
beberapa cabe hibrida dianjurkan dirawat dengan produk-produk obat-obatan tertentu.
Varietas hibrida banyak didatangkan dari Taiwan dan Thailand, sedangkan varietas lokal
banyak ditanam di Rembang, Kudus, hingga Tanah Karo, Sumatera Utara.
Saat ini terdapat varietas lokal hasil seleksi, produktivitasnya pun lebih baik daripada varietas
lokal tanpa seleksi. Benihnya dijual dalam kemasan kaleng seperti tampar yang diproduksi
Sang Hyang Sri. Dari segi teknis, cara menanam cabe keriting lokal lebih sederhana dan anti

ribet dibanding cara menanam cabe hibrida. Cabe lokal lebih adaptif dengan kondidi
lingkungan dibanding cabe hibrida. Hanya saja produktivitasnya masih kalah dari hibrida.

Penyemaian benih
Cara menanam cabe dalam polybag sebaiknya tidak langsung dilakukan dari benih atau biji.
Pertama-tama benih cabe harus disemaikan terlebih dahulu. Proses penyemaian ini gunanya
untuk menyeleksi pertumbuhan benih, memisahkan benih yang tumbuhnya kerdil, cacat atau
berpenyakit. Selain itu juga untuk menunggu kesiapan bibit sampai cukup tahan ditanam di
tempat yang lebih besar.
Tempat persemaian bisa berupa polybag ukuran kecil (89 cm), daun pisang, baki (tray)
persemaian, atau petakan tanah. Untuk melihat lebih detail silahkan baca cara membuat
media persemaian. Cara yang paling ekonomis adalah dengan menyiapkan petakan tanah
untuk media persemaian.
Buat petakan tanah dengan ukuran secukupnya, campurkan kompos dengan tanah lalu aduk
hingga rata. Butiran tanah dibuat sehalus mungkin agar perakaran bisa menembusnya dengan
mudah. Buat ketebalan petakan tersebut 5-10 cm, diatasnya buat larikan dengan jarak 10 cm.
Masukkan benih cabe dalam larikan dengan jarak 7,5 cm kemudian siram untuk membasahi
tanah dan tutup dengan abu atau tanah. Setelah itu tutup dengan karung goni basah selama 34 hari, pertahankan agar karung goni tetap basah. Pada hari ke-4 akan muncul bibit dari
permukaan tanah, kemudian buka karung goni. Sebaiknya petakan ditudungi dengan plastik
transparan untuk melindungi bibit cabe yang masih kecil dari panas berlebih dan siraman air
hujan langsung. Tanaman cabe siap dipindahkan ke polybag besar setelah berumur 3-4
minggu, atau tanaman telah mempunyai 3-4 helai daun.

Penyiapan media tanam


Pilih polybag yang berukuran diatas 30 cm, agar media tanam cukup kuat menopang
pertumbuhan tanaman cabe yang rimbun. Selain polybag, bisa juga digunakan pot dari jenis
plastik, semen, tanah, atau keramik. Atau bisa juga menggunakan wadah-wadah bekas yang
tidak terpakai lagi, beri lubang pada dasar wadah untuk saluran drainase.
Cara menanam cabe dalam polybag bisa menggunakan media tanam dari campuran tanah,
kompos, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam, dan lain-lainnya. Silahkan baca cara
membuat media tanam polybag untuk penjelasan lebih detail.
Beberapa contoh komposisi media tanam diantaranya adalah (1) Campuran tanah dengan
kompos dengan komposisi 2:1, (2) Campuran tanah, pupuk kandang, dan arang sekam
dengan komposisi 1:1:1, atau (3) Campuran tanah dan pupuk kandang dengan komposisi 2:1.
Apabila menggunakan pupuk kandang, sebaiknya pilih pupuk yang telah matang. Lihat jenis
dan karakteristik pupuk kandang.
Buat media tanam sehalus mungkin dengan cara mengayaknya. Campurkan sekitar 3 sendok
NPK dalam setiap polybag. Aduk hingga campuran tersebut benar-benar rata. Lapisi bagian

dalam polybag dengan sabut kelapa, pecahan genteng, atau pecahan styrofoam. Gunanya agar
air tidak menggenangi daerah perakaran tanaman.

Pemindahan bibit
Setelah bibit tanaman dan media tanam siap, pindahkan bibit tanaman cabe dari tempat
persemaian kedalam polybag. Lakukan pekerjaan ini saat pagi hari atau sore hari, dimana
matahari tidak terlalu terik untuk menghindari stres pada tanaman.
Lakukan pemindahan bibit dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan pada perakaran
tanaman. Buat lubang tanam pada polybag sedalam 5-7 cm. Apabila persemaian dilakukan di
atas polybag atau daun pisang, copot polybag dan daun pisang lalu masukan seluruh tanah
dalam tempat persemaian kedalam lubang tanam. Apabila persemaian dilakukan di atas petak
tanah atau tray, pindahkan dengan tanah yang menempel pada perakaran dan masukkan
kedalam lubang tanam.

Pemeliharaan dan perawatan

Pemupukan, berikan pemupukan tambahan dengan dosis satu sendok makan NPK per
polybag setiap bulannya. Atau apabila ingin menanam cabe secara organik, sebagai
gantinya semprotkan pupuk organik cair pada masa pertumbuhan daun dan

pertumbuhan buah. Tambahkan satu kepal kompos atau pupuk kandang kambing pada
saat tanaman mau berbuah.

Penyiraman, tanaman cabe sebaiknya disiram sekurang-kurangnya 3 hari sekali.


Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.

Pengajiran, setelah tanaman cabe tumbuh sekitar 20 cm, berikan ajir bambu. Ajir ini
berguna untuk menopang tanaman agar berdiri tegak.

Perompesan, tunas-tunas muda yang tumbuh di ketiak daun sebaiknya dihilangkan


(dirompes). Perompesan dimulai pada hari ke-20 setelah tanam, perompesan biasanya
dilakukan tiga kali hingga terbentuknya cabang. Gunanya agar tanaman tidak tumbuh
kesamping ketika batang belum terlalu kuat menopang.

Hama dan penyakit, penggunaan pestisida sebaiknya hanya dilakukan apabila


tanaman terlihat terserang hama atau sakit. Apabila terlihat ada hama putih semprot
dengan pestida, bila terlihat ada bakal ulat semprot dengan insektisida secukupnya,
kalau terlihat jamur gunakan fungisida. Untuk bercocok tanam cabe organik gunakan
pestisida alami, silahkan lihat di cara membuat pestisida organik.

Pemanenan
Umur cabe dari mulai tanam hingga panen bervariasi tergantung jenis varietas dan
lingkungan. Masa panen terbaik adalah saat buah belum sepenuhnya berwarna merah, masih
ada garis hijaunya. Buah seperti ini sudah masuk bobot yang optimal dan buah cabe masih

bisa tahan 2-3 hari sebelum terjual oleh pedagang di pasar. Waktu panen sebaiknya dilakukan
pada pagi hari setelah embun kering. Hindari waktu panen pada malam dan siang hari.
Tutorial cara menanam cabe ini cocok diterapkan pada pertanian sekala kecil atau lahan
pekarangan. Bisa diterapkan juga untuk pertanian vertikultur atau urban farming. Semoga
bermanfaat.

Panduan umum budidaya cabe merah

Cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat-saat
tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat. Pada momen lain bisa turun hingga tak berharga.
Hal ini membuat budidaya cabe merah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.

Disamping fluktiasi harga, budidaya cabe cukup rentan dengan kondisi cuaca dan serangan
hama. Untuk meminimalkan semua resiko tersebut, biaya untuk budidaya cabe bisa dikatakan
cukup tinggi.
Pada kesempatan kali ini, alamtani mencoba memaparkan langkah-langkah yang harus
dipersiapkan untuk budidaya cabe merah, khususnya jenis Capsicum annum L. Tanaman ini
berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan subtropis. Dari sini menyebar ke
berbagai belahan bumi lainnya.
Kondisi iklim di Indonesia cocok untuk budidaya cabe dimana matahari bersinar penuh.
Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1400 meter dpl.
Di dataran tinggi, cabe masih bisa tumbuh namun produksinya tidak maksimal.
Suhu yang optimal untuk pertumbuhan cabe merah, antara 24-28 derajat Celcius. Pada suhu
yang terlalu dingin dibawah 15 atau panas diatas 32 pertumbuhan akan terganggu. Cabe bisa
tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan yang cukup. Curah hujan yang
dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%.

Pemilihan benih cabe merah


Masyarakat mengenal dua jenis cabe merah, yakni cabe merah besar dan cabe merah keriting.
Perbedaan kedua jenis cabe ini terlihat dari bentuk dan tekstur kulitnya. Untuk mengetahui
lebih jauh, silahkan lihat tulisan mengenal jenis-jenis cabe.
Dari dua jenis itu, terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga hibrida.
Setiap varietas memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri. Untuk memilih jenis mana yang
akan dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang paling cocok dengan lokasi budidaya cabe
masing-masing.
Benih untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli di toko benih
atau membenihkan sendiri. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari industri benih terpercaya
yang menerapkan teknologi pemuliaan moderen. Sedangkan benih cabe lokal bisa didapatkan
dari sesama petani atau menyeleksi sendiri dari hasil panen terdahulu.

Penyemaian dan pembibitan


Metode penyemaian untuk budidaya cabe sebaiknya menggunakan polybag (baik dari plastik
atau daun-daunan). Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida harganya
sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak biji yang tumbuh
berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan.
Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan
2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang sekam gunakan tanah dan kompos dengan perbandingan
1:1. Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus. Untuk lebih detail, silahkan baca
cara membuat media persemaian.

Sebaiknya buat naungan untuk tempat penyemaian untuk menghindari terik matahari dan air
hujan. Apabila ada biaya, ada baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jaring
pelindung hama atau serangga. Susun polybag yang telah diisi media semai dalam naungan
tersebut.
Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam. Jangan gunakan biji yang
mengapung. Masukkan setiap biji cabe kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan
kompos halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.
Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah tutup
permukaan polybag dengan kertas koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran
tersebut setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari.
Selanjutnya siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit cabe merah siap untuk
dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Lebihkan
10% dari kebutuhan bibit. Misalnya untuk lahan satu hektar dibutuhkan sekitar 14000 bibit
cabe merah, maka lebihkan 10 persen untuk tindakan penyulaman tanaman.

Pengolahan tanah
Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabe merah adalah tanah yang gembur dan memiliki
porosotas yang baik. Sebelum cabe merah ditanam cangkul atau bajak lahan sedalam 20-40
cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman. Apabila terlalu banyak gulma
dan khawatir menganggu bisa gunakan herbisida.
Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 60 cm.
Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan
panjang bedengan maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang baik karena tanaman cabe
merah tidak tahan terhadap genangan air.
Budidaya cabe merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7.
Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabe merah akan terlihat pucat dan
mudah terserang virus. Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi ilalang. Untuk
menetralisirnya bisa gunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian
kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan pembuatan bedengan.
Campurkan pupuk organik, bisa berupa kompos atau pupuk kandang pada setiap bedengan
secara merata. Kebutuhan pupuk organik untuk budidaya cabe merah adalah 20 ton per
hektar. Selain pupuk organik tambahkan juga urea 350 kg/ha dan KCl 200kg/ha.

Untuk budidaya cabe intensif sebaiknya, bedengan ditutup dengan mulsa plastik perak hitam.
Penggunaan mulsa plastik mempunyai konsekuensi biaya namun mendatangkan sejumlah
manfaat. Mulsa bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban, menekan erosi,
mengendalikan gulma dan menjaga kebersihan kebun.
Buat lubang tanam sebanyak dua baris dalam setiap bedengan dengan jarak 60-70 cm.
Sebaiknya lubang tanam dibuat zig zag, tidak sejajar. Hal ini berguna untuk mengatur
sirkulasi angin dan penetrasi sinar matahari. Diameter dan kedalaman lubang tanam kurang
lebih 10 cm, atau disesuaikan dengan ukuran polybag semai.

Penanaman bibit cabe merah


Pemindahan bibit cabe merah dari area persemaian dilakukan setelah umur bibit sekitar 3
minggu atau bibit memiliki 3-4 helai daun permanen. Penanaman sebaiknya dilakukan pada
pagi hari dan sore hari untuk menghindari stress. Usahakan penanaman dilakukan serentak
dalam satu hari.
Cara menanamnya adalah dengan membuka atau menyobek polybag semai. Kemudian
masukkan bibit cabe merah beserta media tanamnya kedalam lubang tanam. Jaga agar media
semai jangan sampai terpecah. Kemudian siram tanaman secukupnya untuk mempertahankan
kelembaban.

Pemeliharaan dan perawatan


Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau dengan
penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat tanaman belum terlalu kuat.
Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.
Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan penyulaman
tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal segera cabut dan
ganti dengan bibit yang baru.
Pada budidaya cabe memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang tanaman
berdiri tegak. Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari pangkal batang. Pemasangan ajir
sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit dipindahkan. Apabila tanaman terlalu besar
dikhawatirkan saat ajir ditancapkan akan melukai perakaran. Bila akar terluka tanaman akan
akan mudah terserang penyakit. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman
tumbuh tinggi atau berumur diatas satu bulan.
Perempelan atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3 minggu untuk budidaya cabe di
dataran rendah dan 1 bulan untuk dataran tinggi. Potong tunas yang tumbuh pada ketiak daun
dengan tangan yang bersih. Perempelan ini dilakukan sampai terbentuk cabang utama,
ditandai dengan kemunculan bunga pertama atau kedua.
Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8 kali hingga panen
terakhir. Pemupukan susulan dilakukan dengan pengocoran pupuk pada setiap lubang tanam.
Pemupukan yang paling praktis adalah dengan menggunakan pupuk organik cair. Siramkan

100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman. Bisa juga ditambahkan
NPK pada campuran tersebut.
Penyiangan gulma dilakukan apabila diperlukan saja. Pengendalian hama dan penyakit dalam
budidaya cabe cukup vital. Banyak kasus budidaya yang gagal karena serangan hama dan
penyakit. Untuk lebih detail, silahkan baca pengendalihan hama dan penyakit tanaman cabe.

Pemanenan budidaya cabe


Budidaya cabe merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari setelah tanam. Proses
pemanenan dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis varietas, teknik budidaya
dan kondisi lahan.
Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan kondisi kematangan
buah dan pasar. Buah cabe sebaiknya dipetik sekaligus dengan tangkainya untuk
memperpanjang umur simpan. Buah yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga
merah. Lakukan pemetikan pada pagi hari.
Produktivitas budidaya cabe merah biasanya mencapai 10-14 ton per hektar, tergantung dari
varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya yang optimal, potensinya bisa mencapai
hingga 20 ton per hektar
Panen

Cabai,

Petani

Binaan

Pemkab

Kampar

jadi

Jutawan

Petani cabe di Tapung Hulu ini berbahagia karena panen cabenya yang bagus. Setiap petani binaan
Pemkab Kampar tersebut untung hingga Rp100 juta dari 6 hektar lahan yang digarap.
Riauterkini-TAPUNGHULU-Muslim (32) dan 7 temannya kembali menghitung duit. Baru 10 kali
panen, sudah 20 ton cabai merah yang mereka petik dari lahan seluas 6 hektar. Cabai itu dijual ke
pengumpul dengan harga rata-rata Rp25 ribu per kilogram. Belakangan, harga jual melonjak naik di
angka Rp30 ribu per kilogram. Masih ada masa panen 13 kali lagi. Persis di Bulan Februari, masa
panen baru akan berakhir. Insya Allah, hasil yang akan kami dapat maksimal 45 ton. Kalau dirataratakan, hasil perpohon itu hanya 1 kilogram. Hasil ini masih lebih rendah dibanding periode pertama
tanam Agustus lalu. Waktu itu kami bisa menghasilkan 48 ton cabai merah dari 30 ribu batang, cerita
Muslim Jumat (3/1/14) sore. Hitung-hitungan warga Dusun V Desa Danau Lancang Kecamatan
Tapung Hulu itu, dari hasil panen periode kedua ini, dia dan kawan-kawan hanya bisa mengantongi
untung sekitar Rp100 juta perorang. Beda dengan untung di periode pertama lalu yang mencapai
Rp1,2 miliar untuk 6 orang. Kalau saja tak dihajar banjir, kata Muslim, 48 ribu batang cabai merah
jenis Kopay dan Lado F1 yang mereka tanam akhir September lalu dipastikan akan hidup semua. Tapi
gara-gara banjir kiriman yang membikin genangan berhari-hari itu, 5 ribu batang cabai tadi mati.
Di dusun I desa yang sama, Ajirman dan kawan-kawan baru akan panen pada akhir bulan ini. Lelaki
ini juga Kepala Desa Danau Lancang ini, bersama warga sekitar menanam 25 ribu batang cabai di atas
lahan seluas 2 hektar. Lantas di Kampung Baru -masih di desa yang sama- ada juga kelompok yang
menanam 5 ribu batang di atas lahan seluas setengah hektar. Nasib cabai Ajirman dan kawan-kawan
sama saja dengan cabai milik Muslim dan kawan-kawan. Ada 1 hektar yang stress gara-gara kena
banjir. Tadinya, cabai yang kami tanam mencapai 43 ribu batang. Tapi yang hidup cuma 25 ribu
batang, cerita Ajirman. Sebenarnya, Ajirman dan warga lain tadi tertarik menanam cabai lantaran

tergiur dengan untung yang didapat oleh Muslim dan kawan-kawan di periode pertama tanam Agustus
lalu. Tapi sayang, baru periode pertama tanam, cabai Ajirman dan kawan-kawan bermasalah. Meski
tanaman kali ini hasilnya kurang memuaskan, Muslim mengaku tak patah semangat. Alumni Pusat
Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Kubang Jaya ini malah bertekad membikin Desa Danau
Lancang menjadi sentra cabai merah di Kampar, bahkan di Riau. Bulan ini kami sudah akan
menanam 80 ribu batang di atas lahan 8 hektar.Lalu bulan Maret kami juga akan menanam 40 ribu
batang di atas lahan 3 hektar. Biar cabai tak putus dari desa ini, katanya. Sejak kami menanam cabai
merah, kendala teknis tak ada. Persoalan yang kami hadapi hanya banjir. Itu pun lantaran kami
memang menanam cabai merah ini pas di cuaca yang ekstrim, ujarnya. Bagi Muslim, bertanam cabai
merah justru masih sangat menjanjikan. Jauh lebih menjanjikan dari pada bertanam kelapa sawit. Dia
kemudian membikin hitungan begini. Modal satu batang cabai merah hanya Rp6.000. Modal itu
sudah termasuk beli bibit, penanaman, perawatan hingga pemetikan hasil. Lama masa tanam hingga
panen berakhir mencapai 6 bulan. Kalau 1000 batang, modalnya baru Rp6 juta. Jika tak kena banjir
kayak sekarang, hasil per batang cabai itu mencapai 1,5 kilogram. Kalau dijual Rp10 ribu perkilogram
saja, hasil per pohon sudah Rp15 ribu. Berarti untung yang kita dapat masih ada Rp9 ribu per pohon
cabai. Tapi, sepanjang kami bertanam cabai, harga termurah yang kami jual baru sekitar Rp20 ribu per
kilogram, ujarnya. Asal tahu saja, kata Muslim, dari untung bersih periode pertama tanaman cabai,
Muslim bisa membeli mobil Xenia baru plus lahan untuk rumah. Lima rekannya yang lain bisa
membeli lahan kelapa sawit, lahan rumah dan sepeda motor baru. Itulah hasil luar biasa yang kami
dapat di periode pertama, katanya bangga. Bupati Kampar Jefry Noer yang mendengar hasil tanaman
cabai Muslim dan kawan-kawan di periode kedua itu, mengaku sangat senang. Kalau dalam tempo 6
bulan mereka bisa berpenghasilan bersih Rp100 juta, itu berarti sudah Rp18 jutaan penghasilan bersih
mereka
per
bulan.
Gaji
siapa
Rp18
juta
per
bulan?
ujar
Jefry.
Penghasilan yang diperoleh Muslim dan kawan-kawan tadi, kata Jefry, sudah jauh di atas standar
miskin yang dibikin oleh Pemkab Kampar. Kami membikin kategori, bahwa orang miskin di Kampar
itu adalah mereka yang punya anak 2 dengan penghasilan Rp1,3 juta per bulan. Kalau Muslim dan
kawan-kawan,
sudah
masuk
kategori
mapanlah,
katanya
sembari
tertawa.
Jefry juga sangat mendukung rencana Muslim tadi untuk menjadikan Desa Danau Lancang menjadi
sentra cabai merah. Ini berarti sudah dua komoditas unggul tumbuh di Kampar. Bawang merah di
Desa Sei Geringging dan cabai merah di Desa Danau Lancang.***(man)

Superglio Mencegah Layu Fusarium pada Tanaman Cabe

Aplikasi Superglio untuk pencegahan layu fusarium pada


tanaman cabe; Superglio dicampur air secukupnya untuk mengocor lahan cabe. Superglio
mengandung bahan aktif spora gliocladium sp dengan kadar tinggi, sehingga efektif memproteksi
tanaman cabe.
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Fusarium oxysporium sp. Penyakit ini biasanya menyerang
tanaman cabe yang ditanam pada tanah masam (ph tanah rendah, kurang dari 6). Serangan ditandai
dengan memucatnya tulang daun sebelah atas dan diikuti menunduknya tangkai daun. Jika pada batas
antara akar dengan batang dipotong akan terlihat cicncin coklat kehitaman diikuti busuk basah pada

berkas pembuluh.Jamur fusarium yang berkoloni tersebut menyedot nutrisi yang terkandung pada
tanaman. Dengan demikian, suplai makanan yang diserap akar yang harusnya didistribusikan ke
jaringan tanaman menjadi berkurang dan lama kelamaan berhenti dan mati.Gejala paling mudah yang
nampak pada layu fusarium dapat diamati dengan melihat tanaman menjadi layu pada siang hari,
kemudian segar kembali di sore hari. Serangan akan terus berlangsung sampai seminggu lalu tanaman
akan kering dan mati.Penyakit Layu, juga disebabkan beberapa jamur antara lain Phytium dan
Rhizoctonia.
Penanganan :
Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan SUPERGLIO yaitu 100
gr SUPERGLIO dicampur pupuk kandang yang sudah matang 25 50 kg, dibasahi air secukupnya
dan diperam 1 minggu.Apabila serangan sudah parah, penggunaan SUPERGLIO dilakukan dengan
cara dikocorkan pada lahan sekitar perakaran. Dosis penggunaan SUPERGLIO bisa ditambah,
misalnya 1 sd 2 sachet dicampur air untuk mengocor lahan 1000m2.
Pencegahan :
Seperti pepatah terkenal, lebih mencegah daripada mengobati. Pemberian SUPERGLIO semenjak dini
lebih efektif dan sangat dianjurkan. Bahan aktif Gliocladium sp dan Trichoderma sp akan berkembang
biak di dalam tanah sehingga melindungi perakaran dan tanaman secara sistemik dari jamur
merugikan/patogen yang menyebabkan tanaman terkena layu fusarium.Untuk aplikasinya, buatlah
campuran SUPERGLIO, yakni 1 sachet (100 gr) SUPERGLIO dicampur pupuk kandang yang sudah
matang 25 50 kg, dibasahi air secukupnya dan diperam 1 minggu. Campuran ini bisa digunakan
pada media pembibitan atau disebar di lahan.

TEKNIK BUDIDAYA
CABAI HIBRIDA SISTEM MULSA PLASTIK
Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak dipraktekkan pada
cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada
usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem
MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP
dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis
menguntungkan. Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke
arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih
menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini
dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di
sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama
dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi
maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang
bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta
cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan
pokok teknik budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul
dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar
telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan
akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai
hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari

(berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang
optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :

Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.

Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun
tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.

Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu
membajak cukup berat.

Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.

IKLIM DAN TANAH


Syarat Iklim
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000
meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang
baik untuk tanaman cabai adalah 24 0 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 16 0 - 230 C.
Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh.
Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada
ketinggian antara 800 - 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di
dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika
antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,3 0. Cabai paprika
tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti
terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda,
serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi,
tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara
memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain
menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).
Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman
cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang
subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan
penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah
5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang
becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu.
Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara
pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.
Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas :

Paling masam (< 4.0)

Sangat asam (4.0 - 4.5)

Asam (4.5 - 5.5)

Agak asam (5.5 - 6.5)

Netral (6.5 - 7.5)

Agak basa (7.5 - 8.5)

Basa (8.5 - 9.0)

Sangat basa (9.0).

Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan
Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen,
Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang
ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan
(Mn). Sebaliknya pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan
ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.
PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :

Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.

Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 - 14 hari.

Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm,
tinggi 40 - 50 cm, lebar parit 60 - 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari
12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit
dibuat sedalam 60 - 70 cm.

Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter.

Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran
ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 - 1,5
kg/tanaman.

Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan
pengapuran sebanyak 100 - 125 gram/tanaman.

Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil
dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin - anginkan selama kurang lebih 2 minggu.

Catatan :
Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 - 20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm,
maka diperlukan pupuk kandang 18 - 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 - 2,0 ton.
Penyiapan Benih dan Pembibitan

Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di
pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan
masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang
terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan
terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin
ataupun air hangat 550 - 600 selama 15 - 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan
mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka
sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus,
ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran
adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang halus (1
ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai
tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida
yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 - 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis.
Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan
segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih
dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan
kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera
disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai
dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di atas
hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi
semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas
bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus
segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun
jaring net kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2
kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat
tanaman muda berumur 10 - 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari
yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan
pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk
cabai hibrida adalah sebagai berikut :
Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak
tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang terdiri
atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi
ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan. Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil
diaduk dan dibalikkan dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil
dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah.
Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul
14.00 - 16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin.
Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke
masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu
berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke
bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan
dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP
dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis)
bibit cabai yang ditanam.
Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 - 23 hari
atau berdaun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus dibuatkan

lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm,
sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan
alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara
menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan
cara demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 - 8 cm. Selain itu,
dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong.
Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah
ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang
kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung
pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram
dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutan
fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis 0,5 - 1,0 gram/liter air selama 15 - 30 menit untuk
mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida
dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan
pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuktepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai
hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia.
Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kirakira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal
batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan
langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai
tanahnya cukup basah.
PEMELIHARAAN TANAMAN
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman (pengairan),
perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan), perempelan daun bawah di
bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka
terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan).
Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4
bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan.
Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim
hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut :

Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 - 80 cm di bagian pinggir bedengan;


arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.

Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 - 200 cm
dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang
bambu gelondongan yang letaknya berpasangan.

Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu
yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup
(kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.

Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh
terpaan angin.

Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida umumnya meliputi :

Pemasangan ajir (turus)


Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat
dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm
dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar
mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu
memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus
sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk
mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus
untuk cabai paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.
Pengairan (Penyiraman)
Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan
kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim
kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan
dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah
bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali
melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan tanaman
terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara
dileb, dapat menggunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung
selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di
bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah
produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar
tanah tidak kekeringan.
Perempelan
Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak
produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perempelan (pembuangan) tunas samping.
Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 - 20 hari.
Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka
perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan
tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.
Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga
ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan
tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang
lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur 75 - 80 hari biasanya sudah membentuk
percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun
yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali
menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal,
sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat
fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.
Pemupukan Tambahan (susulan)
Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk
menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang
digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang
kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan
pupuk daun antara 10 - 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya

(kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu
pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal
merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah,
tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea,
TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi
MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk
dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah.
Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai
kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan
adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah
dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 - 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara
pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 - 1,0 m dimasukkan
ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat
dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama,
sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 - 14 kali), terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero.
Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan
dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2
sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi
pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali.
Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san Urea. Pupuk
ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk
pertumbuhan cabai hibrida secara optimal.

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK


Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan
50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat,
strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh
Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki
dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak.
Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam
suatu tanaman budidaya.
Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :
1.

Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.

2.

Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput
liar atau gulma.

3.

Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama
aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.

4.

Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).

5.

Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.

6.

Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga
dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.

7.

Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi
tanaman budidaya relatif seragam (homogen).

8.

Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti BasamidG, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli
plastik khusus.

9.

Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan


penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya
pemeliharaan tanaman tersebut.

10.

Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah,
sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Salah satu faktor penghambat peningkat-an produksi cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit
yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum
spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% - 30%.
Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai diajurkan penerapan pengendalian
secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup
pengen-dalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik,
peraturan-peraturan, dan cara kimiawi.
HAMA CABAI
Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Serangga dewasa dari hama ini adalah kupu-kupu, berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada
sayap depan. Meletakkan telur secara berkelompok di atas daun atau tanaman dan ditutp dengan bulubulu. Jumlah telur tiap betina antara 25-500 butir. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula
hidup ber-kelompok dan kemudian menyebar. Ciri khas dari larva (ulat) grayak ini adalah terdapat
bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya. Larva akan menjadi
pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupukupu berkisar antara 30 - 61 hari. Stadium yang membahayakan dari hama Spodoptera litura adalah
larva (ulat). Menyerang bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar. Ulat ini memangsa segala
jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabai. Serangan ulat grayak terjadi di malam
hari, karena kupu-kupu maupun larvanya aktif di malam hari. Pada siang hari bersembunyi di tempat
yang teduh atau di permukaan daun bagian bawah. Hama ulat grayak merusak di musim kemarau
dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bawah daun cabai.
Serangan hama ini menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat
proses fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabai menurun. Pengendalian secara terpadu terhadap
hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1.

Mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya dan langsung dibunuh.

Kultur teknis, yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi
tempat persembunyian hama, serta melakukan rotasi tanaman.

Hayati (biologis) kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida berbahan aktif Bacilus
thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospeine, dan Thuricide.

Sex pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex pheromone merupakan aroma
yang dikeluarkan serangga betina dewasa yang dapat menimbulkan rangsangan sexual (birahi)
pada serangga jantan dewasa untuk menghampiri dan melakukan perkawinan sehingga
membuahkan keturunan. Sex pheromone dari Taiwan yang di Indonesia diberi nama "Ugratas"
atau Ulat Grayak Berantas Tuntas berwarna "merah" sangat efektif untuk dijadikan perangkap
kupu-kupu dewasa dari ulat grayak (S. litura). Cara pemasangan Ugratas merah ini adalah
dimasukkan ke dalan botol bekas aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat
masuknya kupu-kupu jantan. Untuk 1 hektar kebun cabai cukup dipasang 5-10 buah Ugratas
merah, dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi di atas tanaman cabai. Daya tahan
(efektivitas) Ugratas ini + 3 minggu, dan tiap malam bekerja efektif sebagai perangkap ngengat
jantan. Keuntungan penggunaan Ugratas ini antara lain : aman bagi manusia dan ternak, tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan, dapat menekan penggunaan insektisida, tidak
menimbulkan kekebalan hama, dan dapat memperlambat perkem-bangan hama tersebut.

Kimiawi, yaitu disemprot insektisida seperti Hostathion 40 EC 2 cc/lt atau Orthene 75 SP 1 gr/lt.

Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.)


Kutu daun atau sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan segala jenis
tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk tanaman cabai. Kutu daun
berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telurtelurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup hama ini
berkisar antara 7 - 10 hari. Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun,
pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun
melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga produksi
cabai menurun.
Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi hama tetapi juga berfungsi sebagai penular
(penyebar) berbagai penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu)
yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna
hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Serangan kutu daun menghebat pada musim
kemarau.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1.

Kultur teknik, yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai,
misalnya jagung.

Kimiawi, yaitu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif seperti Deltamethrin 25
EC pada konsentrasi 0,1 - 0,2 cc/liter, Decis 2,5 EC 0,04%, Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene
75 SP 0,1%.

Lalat Buah (Dacus ferrugineus)


Serangga dewasa panjangnya + 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan telurnya di dalam buah
cabai. Telur tersebut akan menetas, kemudian merusak buah cabai. Buah-buah yang diserang akan
menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk dan berlubang kecil. Buah cabai yang terserang
akan dihuni larva yang pandai meloncat-loncat. Akibatnya semua bagian buah cabai rusak, busuk, dan
berguguran (rontok). Daur hidup hama ini lamanya sekitar 4 minggu, dan pembentukan stadium pupa
terjadi di atas permukaan tanah.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :

1.

Kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah.

Mekanis, yaitu dengan mengumpul-kan buah cabai yang terserang, kemudian dimusnahkan.

Kimiawi, yaitu dengan pemasangan perangkap beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat yang
efektif terhadap serangga jantan maupun betina. Dapat pula disemprot langsung dengan insektisida
seperti Buldok, Lannate ataupun Tamaron.
Thrips (Thrips sp.)
Spesies Thrips yang sering ditemukan adalah T. tabaci yang hidupnya bersifat pemangsa segala jenis
tanaman (polifag). Serangga Thrips sangat kecil, panjang + 1 mm, berkembang biak tanpa pembuahan
sel telur (partenogenesis) dan siklus hidupnya berlangsung selama 7 - 12 hari. Hama Thrips
menyerang hebat pada musim kemarau dengan memperlihatkan gejala serangan strip-strip pada daun
dan berwarna keperakan. Serangan yang berat dapat mengakibatkan matinya daun (kering). Thrips ini
kadang-kadang berperan sebagai penular (vektor) penyakit virus.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :

1.

Kultur teknis, yaitu dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap
dengan selisih waktu cukup lama karena tanaman muda akan terserang parah.

Kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida Deltamethrin 25 EC 0,1-0,7 cc/lt, Triazophos 40 EC 0,52,0 cc/lt, Endosulfan 25 EC 0,5-2,0 cc/lt, atau juga Decis 2,5 EC (0,04%), Hostathion 20 EC (0,2%)
maupun Mesurol 50 WP (0,1-0,2%).
Tungau (Tarsonemus translucens)
Tungau berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga
dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau
berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan sel daun
atau pucuk tanaman. Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan.
Serangan yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan
daun-daunnya keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara disemprot insektisida
akarisasi seperti Omite EC (0,2%) atau Mitac 200 EC (0,2%).

PENYAKIT CABAI
Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith)
Bakteri layu mempunyai banyak tanaman inang, diantaranya adalah tomat, kentang, kacang tanah dan
cabai. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu
tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat
pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya
menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem
perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian
direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan
keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime
bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai

dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya
mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan
umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.
Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu :
1.

Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin
atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.

Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.

Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.

Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar
batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.

Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang
bukan famili Solanaceae
Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)
Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini
muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati adalah
terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan
merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati.
Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum).
Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang
tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman
batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal
batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu
menandakan adanya serangan Fusarium.
Pengendalian penyakit layu Fusarium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1.

Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya
Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.

Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah
agar mendekati netral.

Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.

Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada
musim hujan.

Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang
tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.
Bercak Daun dan Buah (Collectro-tichum capsici (Syd). Butl. et. Bisby).
Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau "patek". Penyakit ini menjadi
masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan
Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan

mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman
dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan terus membesar dan
memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan
buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman
pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik
hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah
cabai mengkerut dan mengering menyerupai "mummi" dengan warna buah seperti jerami.
Pengandalian dapat dilakukan dengan cara :
1.

Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau
Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1
gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.

Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim
kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun
65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.

Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang
ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.

Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).

Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45,
Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.

Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung,
tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab
penyakit Antraknosa.
Bercak Daun (Cercospora capsici Heald et Wolf)
Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit
ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan
garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna
lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun
langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat
dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek,
dan Benlate secara berselang-seling.
Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)
Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai
dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris.
Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria
dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang.
Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan
disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.
Busuk Daun dan Buah (Phytophthora spp)
Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun
yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman

cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi
kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan,
kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya karena
membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik,
yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk
dimusnahkan, dan disemprot fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselangseling.

Virus
Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic
Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV),
Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).
Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga
oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti
kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi
tidak menghasilkan buah.
Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan dengan cara :
1.

Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan
insektisida yang efektif.

Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan
dimusnahkan.

Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.
Penyakit Fisiologis
Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh
mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering
ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan
sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan
menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah
coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam buah.
Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya
kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan
kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan
berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif
berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak
mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari,
sehingga bila mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam
buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan
hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi warna buah menjadi
jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah
melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian,
fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga

dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan
kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik
bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.
kembali ke atas
PANEN & PASCA PANEN
PANEN CABAI HIBRIDA
Panen cabai hibrida sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat
tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen
berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen
perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan
selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan
85% - 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai untuk tujuan ekspor
dapat diatur 2 hari sekali ; sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali. Pada cabai paprika,
persyaratan layak panen adalah bila buahnya telah mencapai ukuran maksimal, hampir matang tetapi
warnanya masih hijau. Buah cabai paprika yang dipanen terlalu muda bobotnya akan menurun secara
drastis dan kurang tahan angkut (cepat rusak). Sebaliknya, buah cabai paprika yang dipanen terlalu
matang atau warnanya sudah merah, maka kualitasnya kurang disukai pasar (konsumen). Kecuali
beberapa varietas cabai paprika memang khusus untuk dipanen buah merah ataupun buah kuning.
Cara panen cabai hibrida adalah memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati di saat cuaca
terang. Hasil panen dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dikumpulkan di tempat penampungan.
Pada pertanaman yang baik, dapat menghasilkan produksi antara 20-40 ton/ha. Khusus cabai paprika
minimal dapat menghasilkan 5-10 ton/hektar, harga jualnya lebih mahal dibanding dengan jenis-jenis
cabai lainnya.
PASCA PANEN CABAI HIBRIDA
Cabai Segar

Pemilihan buah (seleksi dan sortasi)


Di tempat penampungan, buah-buah cabai dipilih berdasarkan warna merah, masih
kehitaman; dan juga dipisahkan antara buah sehat dengan buah sakit atau rusak (busuk).
Pengkelasan (klasifikasi)
Khusus untuk diekspor dilakukan pengkelasan, yaitu dipilih buah-buah cabai yang
panjangnya minimal 11 cm, bentuk buah lurus, dan tidak terlalu matang.
Pewadahan (pengemasan)

Untuk sasaran pasar lokal, pewadahan cabai dapat dilakukan dalam karung plastik yang
tembus udara ataupun keranjang bambu.

Untuk sasaran pasar ekspor, buah-buah cabai ditata rapi dalam kardus-kardus ukuran 30 x 40
x 50 cm berisi + 20 kg, dan berventilasi atau dibuatkan lubang-lubang kecil.

Penyimpanan

Penyimpanan sementara sebelum dipasarkan, sebaiknya di tempat (ruang) yang teduh dan
cukup lembab, serta sirkulasi udara baik.

Bila fasilitas penyimpanan memungkinkan, dapat dilakukan dalam ruang dingin (cold
storage) yang suhunya rendah antara 2-15 derajat Celcius dan kelembabannya tinggi sekitar 90%-95%
agar tetap segar selama + 20 hari.
Cabai Kering
Pemasaran cabai kering memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memudahkan pengangkutan,
produk-nya dapat dikemas secara ringkas dan tahan lama.

Pembersihan
Buah-buah cabai dipilih yang sudah matang (berwarna merah), kemudian dicuci bersih dan
tangkainya dibuang.

Pembelahan

Setelah buah cabai ditiriskan, segera dibelah dan dibuang biji-bijinya.

Perendaman sesaat dalam air hangat (blanching)

Buah-buah cabai segar segera dicelupkan ke dalam air mendidih yang telah dicampur Kalium
Metabisulfit 0,2%. Lama perendaman + 6 menit, kemudian disusul pencelupan ke dalam air dingin.
Tujuan blanching adalah untuk menambah ketahanan warna buah sehingga tidak cepat berubah terjadi
coklat (browning).
Pengeringan
Pengeringan cabai dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) selama 7-10 hari, ataupun
dengan alat mekanis yang bersuhu 600 C sehingga dapat kering selama 12-20 jam. Pengeringan
dengan alat mekanis memiliki beberapa keuntungan, antara lain waktunya relatif singkat, bersih, dan
kadar air dapat seminim mungkin + 10%.
Penyimpanan
Cabai kering dapat dikemas dalam kantong ataupun karung plastik tertutup rapat. Tempat
penyimpanannya yang baik adalah ruangan kering dengan kelembaban 70%.

Laporan Ahmad Yani, wartawan tribunewsbatam.com


TRIBUNEWSBATAM, TANJUNGBATU - Kundur sebagai daerah yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Karimun dan Provinsi Kepri sebagai daerah centra pertanian, kini memang nyata terjadi.
Selain memiliki lahan yang cukup, potensi pulau Kundur sebagai daerah pertanian juga menjanjikan.
Hal ini terlihat, para petani di Pulau Kundur sedang mengarab lahan untuk produksi pertanian. Seperi
petani cabe rawit Desa Mengkuse Kecamatan Kundur Barat. Para Petani Cabe Rawet Desa Mengkuse
Kecamatan Kundur Barat mulai menanam cabe sebanyak 45 ribu batang cabe, bisa menghasilkan 3
ton sekali panen Dalam sekali tanam, para petani cabe rawit Desa Mengkuse Kecamatan Kundur
Barat ini membutuhkan waktu selama 3 setengah bulan bisa mulai panen. Pemilik pertanian cabe
rawit, Desa Mengkuse Kecamatan Kundur Barat, Katimin mengatakan, lahan untuk pertanian cabe
rawit seluas sekitar 2 Hektar ini menggunakan pekerja sebanyak 6 orang. "Saat ini kita hanya mampu
mengarab sekitar 1,5 hektar ditanam cabe rawit ini. Jika dibandingkan hasil tanam beberapa waktu
lalu, untuk penanaman kali ini ada peningkatan sekitar setengah hektar,"kata Katimin. Katimin
menambahkan, lahan seluas 1,5 hektar tersebut bisa ditanam cabe rawit sebanyak 56 ribu batang, dan
sekitar 3,5 bulan baru bisa dipanen. Katimin mengungkapkan lagi, sekali tanam, para petani cabe
rawit bisa memetik hasilnya sekitar 6 kali panen dengan hasil produksi selama 6 kali tersebut
mencapai 15 ton."Cabe rawit ini dalam sekali panen bisa 15 ton, cabe-cabe rawit ini dikirim dan dijual
pulau Batam, Guntung, Moro, pulau Muda dan wilayah sekitar yang ada di Kepri,"kata Katimin.
sementara itu, Misran, pekerja cabe rawit milik Katimin mengatakan, selama ia bekerja, menjadi
paling banyak kendala yang menyerang cabe rawit ada virus. "Virus ini banyak merusak cabe rawit
disini. Saya melihat batang cabe dan daun cabe ini banyak berwarna kekuningan dan jika terkena
virus batang cabe tumbuh besar tetapi tidak ada buahnya,"ungkap Misran petani Cabe rawit.
Selain itu, di Pulau Kundur sendiri para petani Cabe rawit tidak hanya terdapat di Desa Mengkuse
Kecamatan Kundur, namun petani cabe ini banyak tersebar di pulau Kundur. (aan)
Berkebun Cabe Merah

Indosiar.com, Pekalongan - Cabe


merah merupakan salah satu komoditas andalan sektor pertanian. Kebutuhan akan cabe merah yang

tidak pernah berkurang, dan harganya yang cukup tinggi membuat bertanam cabe merah merupakan
salah satu primadona bagi para petani sayur mayur.Namun menanam cabe merah tidak mudah.
Diperlukan teknik penanaman yang modern, mulai dari pengolahan lahan, pemupukan, hingga
penyemprotan hama, yang dapat menghasilkan cabe merah unggulan. Salah satu verietas cabe merah
unggulan yang banyak ditanam petani adalah cabe hot beauty. Ukurannya yang lebih besar dan lebih
tahan lama, membuat cabe hot beauty banyak dicari. Walaupun dari segi harga, selalu
berfluktuasi....Lokasi penanaman cabe hot beauty terdapat di Desa Doro Rojo, Kabupaten
Pekalongan, Jawa Tengah. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan kendaraan bermotor selama
setengah jam perjalanan dari kota Pekalongan.Salah seorang yang menanam cabe hot beauty disini
adalah Pak Karyono, di lahan seluas 2500 meter persegi. Cabe merah ini sebenarnya merupakan
tanaman sela di sawah. Saat Saya datang kebetulan sedang panen cabe, sehingga cabe merah siap
petik banyak dijumpai di kebun.Cabe merah di kebun ini dipanen sesuai pesanan. Begitu pembelinya
sudah jelas, barulah panen cabe dilakukan, sehingga cabe yang telah dipetik tidak busuk karena terlalu
lama disimpan. Di lahan sawah ini, penanaman cabe dibagi menjadi 225 bedeng. Setiap bedeng berisi
sekitar 30 hingga 40 batang pohon cabe.Sebelum ditanam, setiap bedeng gundukan tanah diberi pupuk
kandang sebanyak 25 kilogram, dan pupuk urea 5 kilogram. Lalu ditutup dengan plastik mulsa,
sehingga pupuk tahan lama, dan gundukan tanah lebih kuat.Untuk menanam cabe merah di lahan
seluas seperempat hektar, dibutuhkan modal awal sebesar 10 juta rupiah. Modal paling banyak
dikeluarkan untuk membeli pupuk dan obat pembasmi hama.Hama yang paling sering menjadi musuh
petani cabe di Desa Doro Rejo ini adalah lalat buah dan kutu daun. Hama tersebut membuat daun
menjadi keriting, sehingga buahnya tidak sempurna. Untuk menghindari hama, pohon cabe disemprot
dengan obat pembasmi serangga.Penyemprotan obat pembasmi hama dilakukan setelah semua pohon
cabe berbuah sempurna. Selain itu juga dipasang perangkap dengan menggunakan botol plastik yang
diisi dengan cairan obat.Panen dilakukan setiap lima hari sekali. Setiap kali petik didapatkan 700
hingga 900 kilogram cabe. Kebun cabe ini dapat dipanen sebanyak 22 kali hingga cabe benar - benar
habis di dahan. Untuk mendapatkan berat maksimal, sehari sebelum dipanen, tanaman disiram air.
Jumlah cabe hot beauty setiap kilogramnya berkisar 40 hingga 50 cabe.Dalam 2 minggu sejak mulai
panen, kebon seluas 2500 meter persegi yang ditanam 4000 batang pohon cabe ini sudah
menghasilkan 2 setengah ton. Hingga semua buah habis dipetik dapat diperoleh sekitar 6 setengah ton
cabe. Sehingga setiap batang pohon bisa menghasilkan 2 hingga 4 kilogram cabe. Seluruh cabe yang
dihasilkan dijual ke pasar di kota Pekalongan. (Dv/Ijs)
Diposkan oleh petani berdasi
Mar.10, 2011 in Dari Kami, Usaha Perkebunan
Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai
mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan. Cabai (Capsicum annum L)
merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena
memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah
zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabai
diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit .
Cabai atau lombok merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran
tinggi. Pada bahasan berikut akan dibahas budidaya cabai merah di lahan kering dataran rendah.
Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal
bebas.Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker
Cabai banyak mengandung vitamin A danvitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang
menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah
(bumbu dapur). Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta
tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering
adalah pada akhir musim hujan (Maret April).

Karakteristik Lokasi Budidaya cabai merah

Ketinggian tempat (0-700 m dpl)

Pengairan budidaya cabai merah harus selalu diperhatikan, karena air merupakan faktor
vital bagi tanaman cabai.

Jenis tanah bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan
organik.

Kedalaman lapisan olah 30 40 cm.

Kemasaman tanah (pH) ideal 6-7, kurang dari angka ini perlu dilakukan
pengapuran. Biasanya pada pH masam akan berkembang penyakit cendawan Rhizoctonia sp
dan Phytium sp

Suhu yang paling ideal untuk pertumbuhan budidaya cabai merah adalah 24-28 0C

JENIS PUPUK

Pupuk yang digunakan yaitu ZA 560 kg/ha, Urea 240 kg/ha, SP-36 480 kg/ha,KCL
kg/ha Borat 16 kg/ha, Curater 16 kg/ha

Pupuk Susulan NPK (15 : 15 : 15) 250 kg/ha

Pupuk kandang ayam 20 ton /ha

320

LAHAN
Lahan yang digunakan dalam budidaya ini adalah lahan kering /tegalan
PERSEMAIAN /PERLAKUAN BIBIT
Persemaian bibit cabai merah dalam budidaya tanaman cabai dilakuakn dengan cara :
a.
Media semai dibuat dari tanah, pupuk kandang, pasir : (1:1:1)
b.
Diberikan Furadan 10 G, 2 gr/kg media semai ditambah 2 gr Daconil/ kg media semai.
c.
Media semai ditutup dengan plastik selama 1 minggu
d.
Biji direndam dengan air panas (50 oC) selama 1 jam
e.
Persemaian ditutup dengan kasa nilon (rumah kasa).
f.
Bibit disemai dalam polybag ukuran diameter 20 cm, tinggi 10 cm
g.
Umur bibit di persemaian 25 hari.
PENGOLAHAN TANAH
Persiapan media tanah budidaya tanaman cabai dilakuakan dengan tanah dibajak 1-2 kali,
digemburkan dan dibuat bedengan
JARAK TANAM DAN SISTEM TANAM
Jarak tanam yang digunakan dalam budidaya cabai merah ini adalah 60 x 70 cm (segi tiga) dengan
populasi tanaman 16.000 batang/ ha
PEMANGKASAN
Perempelan tunas
PENYIRAMAN
Ketersedian air merupakan hal yang vital dalam budidaya cabai merah. Pengairan/ kelembaban
bedeng disesuaikan dengan kondisi lapangan.
PENGAPURAN
Persipan media tanam dalam budidaya tanaman cabe merah denga pemberian kapur sejumlah 2 ton/
ha
PEMUPUKAN

Perlakuan pemupukan dalam budidaya cabai merah ilakuakn dalam beberapa tahap yaitu :
Pemupukan (ha), pemupukan melalui akar
Pupuk dasar diberikan sebelum pemasangan MPHP

Pupuk kandang ayam 20 ton/ ha

ZA

: 560 kg/ ha

Ure

: 240 kg/ ha

SP-36

: 480 kg/ ha

KCl

: 320 kg/ ha

Borax

Curater

: 16 kg/ ha
: 16 kg/ ha

Pupuk Susulan:
NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 250 kg/ ha diberikan pada umur 20, 40, 60, 80 dan 100 HST masingmasing 1/5 dari total dosis di atas.
MULSA
Mulsa yan digunakan : MPHP
Pupuk PPC/ pupuk daun
Complesal : 2 lt/ ha (2 cc/lt air) Penyemprotan interval 14 hari (12 HST dan 26 HST).
Gandasil 2 lt/ha (2 cc/lt air) Penyemprotan 40 HST dan 54 HST.
Bayfolan 2 lt/ ha (2 cc/lt air) Penyemprotan 68 dan 82HST.
PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT
Jenis hama dan penyakit yang menyerang dalam budidaya cabai merah serta cara penanganannya
adalah sebagai berikut :

Kutu daun/Aphis , diatasi dengan :Curater diberikan pada umur 25 HST (1 gr/batang)

Hama Trips , diatai dengan :Lanate 2-5 EC , 2 cc/ ltr air

Tungau, diatasi dengan :Pagassus 500 SC, 2,5 cc/ ltr air

Antraknosa (Colleorchum capsici dan C. gloesporoides), diatasi dengan :Score 2 cc/ltr air,
Daconil 20 gr/lt air (intreval 5 hari sekali)

Penyakit bercak daun (Cercuspora


hari sekali)

Penyakit layu (Fusarium oxysporum), diatasi dengan :

capsici), diatasi dengan :Daconil 25 cc/ltr air (intreval 4

Eradikasi (cabut dan bakar)


PANEN DAN PASCAPANEN
Panen dilakukan pada umur 85 90 HST, dengan banyaknya pemanenan 14 kali, dengan interval 4
hari sekali.

Cabe Pandaisikek yang masih muda sekitar usia 3,5 bulan. CABE Adalah salah satu
komoditi Andalan Di nagari Pandaisikek,80% lahan pertanian di Pandaisikek di tanami dengan cabe.
Cabe Pandai Sikek Biasa juga disebut dengan Cabe keriting, Bentuknya kecil dan panjang berbeda
dengan cabe jawa , Medan Atau daerah lain Di Indonesia.Tidak hanya bentuk, rasanya pun jauh lebih
pedas daripada cabe di daerah lain. Pembudi dayaan cabe dipandaisikek dilakukan dengan 2 cara yaitu
tradisional dan teknologi, Tapi kali ini kita akan membahas tehnik cocok tanam cabe secara
modren/teknologi dan menggabungkan pengunanan Kimia beserta Organik.
1. Tata cara pengoahan Lahan
Bentuk Petaka Cabe Keriting
Lahan yang kita pergunakan Kali ini kira-kira berukuran 450 M persegi Atau sekitar 10 Kg Plastik
Mulsa Dengan pH tanah Sekitar 5pH, Yang sudah terbebas dari gulma atau sudah bersih.
Tentu kita juga bertanya Apa itu pH.? pH (potential of hydrogen) yaitu tingkat Basa dan
keasaman tanah yang menentukan tingkat kesuburan tanah.
Bentuk dan ukuran petak Cabe
Lahan terlebih dahulu kita buat petakanya dengan jarak 170 cm. petakan awal kita buat dengan
kedalaman sekitar 10 cm dengan lebar 50 cm atau hanya untuk membentuk lahanya saja, setelah
selesai kita sudah bisa menaburkan pupuk kandang ( pupuk kandang yang dipergunakan kali ini
adalah yang berasal dari Tahi Ayam sebagai bahan Organiknya ) dengan ukuran 20 karung sisa
pakan ayam. Penebaran dilakukan hingga merata diatas petakan tadi,Setelah selesai kita tunggu
sekitar 7-10 hari untuk mendinginkan pupuk kandang tadi juga supaya merata dengan tanah, barulah
nanti bisa di lakukan proses berikutnya.
Petakan yang sudah didiamkan tadi Langsung saja ditabur dengan pupuk Kimia. Pupuk yang kita
gunakan kali ini adalah NPK dengan kadar Hara

15% Nitrogen

9 % Fosfat

20% Kalium Oksida

2 % Magnesium Oksida

3,8 % Sulfur

0,015 % Baron

0,02 % Mangan

0,02 % Seng

Dengan ukuran satu karung sekitar 50 Kg, Penaburan dilakukan hingga merata.

Setelah itu barulah dilanjutkan dengan memperdalam petakan (hingga mencapai 40 cm) dan
menimbun pupuk yang sudah di tabur tadi dengan tingkat kegemburan sekitar 20-30 cm (tanah
benar-benar harus halus),Kegemburan dan kedalaman pupuk yang di timbun tadi sangatlah penting
karena ini di maksudkan supaya akar cabe nantiknya gampang mencari makan, dan dalamnya pupuk
di timbun supaya pada saat cabe berusia sekitar 2,5 bulan dia mendapatkan cadangan makanan yang
banyak dan akan lebih mempercepat pertumbuhan hinga berkembang dengan baik hingga panen nanti.
Setelah pengemburan selesai langkah selanjutnya membulatkan petakan tadi seperti setengah
lingkaran dengan mengunakan rol atau kayu kira 1m, bentuk media tanam hinga bagus dan rapi
sebelum dipasang plastik mulsa yang telah di sediakan. Setelah bulat di semprot dengan mengunakan
pestisida pembunuh hama tanah, bisa juga menggunakan organik yang banyak beredar di pasaran.
bentuk pemasangan plastik mulsa
Untuk Pemasangan Mulsa kita membutuhkan bambu yang di belah kecil-kecil supaya mudah di
bengkokan dengan ukuran panjang sekitar 20 cm lebar 1cm dan ketebalan 3 mm.Bambu ini digunakan
utuk penyangga (samek) di tiap ujung dan pinggiran plastik mulsa.
Pemasangan sebaiknya di lakukan pada saat cuaca panas, dengan tujuan supaya mulsa gampang
ditarik hingga meregang dan pada cuaca dingin mulsa ini akan kelihatan lebih rapi dan kuat
pasangannya.
Setelah pemasangan selesai lahan sebaiknya didiamkan pula beberapa hari untuk membunuh hama
yang masih berada di dalam petakan.
Berikutnya penanaman, sebelum kita tanam tentu terlebih dahulu kita ketahui tentang pembibitan.

2. Pembibitan Cabe
bibit cabe berusia 15 hari

Bibit: Dipilih dari induk yang berkualitas tinggi berdasarkan ukuran bentuk dan daya
tahan.Biji cabe dipisahkan dari kulit dan dikeringkan beberapa waktu, sebelum di semaikan
sebaiknya bibit di beridulu pestisida yang berbentuk tepung Seperti Antracol,kocide dll
supaya waktu penyemaian tidak dimakan oleh hama.

Lahan Penyemaian : Lahan yang sudah bersih di bikin petakan kira-kira berukuran panjang
5 m dan lebar 1,2m untuk 4000 biji bibit, Kemudian digemburkan dan di beri pupuk kandang
(4 kg keadaan kering) yang sudah dicampur dengan sedikit pupuk NPK (2 ons) dan ditebar
hingga merata diatas petakan.

Cara menyemaikan Bibit : bibit juga ditebar hingga merata diatas petakan yang sudah diberi
campuran pupuk tadi kemudian di timbun tipis dengan tanah halus. Kemudian ditutup dengan
daun pisang hingga rata sampai bibit ini tumbuh nantinya, kira-kira 7-10 hari.

Bibit yang sudah tumbuh di beri atap dengan menggunakan plastik transparan yang banyak di
jual di pasara. Ini supa bibit terlindung dari hujan dan panas matahari lang sung

Jangan lupa bibit disiran / di semprot ( bila di perlukan) hinga usia 45 hari.

Bibit dengan ketinggian sekitar 10-15 cm sangat baik untuk dipindahkan kemedia tanam.

3. Penyiapan Media Tanam


Dari lahan / petakan yang sudah di siapkan sebelumnya kita sudah bisa memulai penanaman, tetapi
sebelumnya plastik mulsa yang sudah di pasang di lubang dengan mengunakan sebuah alat yang bisa
di bikin sendiri bahkan ada juga di jual dipasaran. Alat ini bisa di buat dengan sebuah kaleng susu
dengan ukuran diameter 6 cm yang di beri tangkai dengan kayu sebagai pegangan sementara di
sekeliling kaleng tersebut di beri lubang dengan paku.
Jarak tanam
Cara menggunakan alat ini juga sederhana, Kaleng yang sudah berlubang tadi dimasukan bara
tempurung
kelapa
sehingga
kaleng
akan
panas
dan
siap
di
pergunakan.
Mulsa di beri lubang dengan jarak 60-70 cm sementara untuk jarak disampingnya dibuat zikzak
dengan jarak yang sama.Lahan barulah siap untuk d tanami.( usahakan penanaman dilakukan pada
cuaca dingin karena plastik mulsa yang kena matahari bisa membuat bibit cabe tidak jadi hidup)
4. Cara Tanam
Bibit cabe yang baru di tanam
Penanaman Cabe tidak lah sulit, caranya sama dengan penanaman tumbuhan yang lain. Tapi untuk
cabe, karena lahan telah disiapkan dengan pupuk dan cadangan makanan yang cukup kita hanya
tinggal mencabutnya di persemaian dan langsung di tanam pada mulsa yang telah di lubang.
Untuk menanam Cabe ini cukup satu batang untuk tiap lubang, setelah beberapa waktu dan juga
dirawat dengan baik akan menjadi sebatang cabe yang berkualitas tinggi.
Pada Contoh-contoh gambar yang telah kita tampilkan terlihat ada tanaman yang di tumpang
sari,kebetulan kami menampilkan tanaman sayuran jenis sawi. Untuk tumpang sari bisa ditanam jenis
sayuran yang lain, asal usia tanaman yang di tumpang itu berusia cepat (sekitar 1,5 bulan. Tapi kali ini
kita tidak membahas pokok permasalahan tumpang sari jadi kita bahas saja lain waktu.kita masuk
ketahap Berikutnya yaitu:
5. Perawatan
Apapun yang kita usahakan di dalam pertanian,perawatan adalah hal yang sangat penting, kita masuk
terlebih dahulu pada:
A. Penyemprotan
Penyemprota bisa menggunakan pestisida kimia ataupun organik, Penyemprotan dilakukan rutin
minimal i kali seminggu.
Jenis racun yang kita gunakan tergantung pada keadaan tanaman cabe itu sendiri dan cuaca di daerah
masing-masing. kenapa demikian , Keadaan iklim juga mempengaruhi jenis pestisida kenapa
demikian, ada sebagian pesrisida yang di tentukan dengan cuaca untuk penggunaanya.
Jenis Pestisida yang sering di pergunakan adalah sebagai brikut
Penyemprotan dilakukan sampai cabe habis di panen.

B. Membuang tunas batang ( Merempel )


Pembuangan tunas batang ( Merempel )
Untuk kwalitas cabe yang bagus tunas batang haruslah dibuang , karena nantinya cabe ini juga akan
bercabang dan cabangnya inilah yang akan di biarkan besar. Kira- kira usia tanaman cabe berusia 20
hari, pembuang tunas yang pertama kitalakukan,20 hari berikutnya pembuangan yang ke dua dan
untuk terakhir menjelang pengikatan batang cabe ke tiang penyangga.
sebaiknya dalam melakukan pembuangan tunas kita mengunakan gunting yang bersih.
C. Tiang Penyangga
Tiang Penyangga dibuat dari bambu dengan ukuran panjang 1 m lebar 3 cm dan ketebalan 2 cm.Pada
ujung tiang tadi di runcing supaya gampang menancapkanya ketanah. Pemasangan tiang penyangga
ini pada usia cabe 1 bulan dengan jarak sekitar jarak 5 cm dari rumpun cabe, jangan terlalu dekat
karena kalau dekat bisa merusak akar yang sudah mulai menjalar.
Fungsi dari tiang ini adalah agar saat cabe sudah besar rumpunya tidak digoyang oleh angin karena
sudah kita ikat longgar antara batang cabe dengan tiang itu sendiri. Pengikatanya bisa kitalakukan
pada usia cabe 2 bulan.
6. Panen
Cabe masak siap untuk di panen
Kita sudah bisa panen cabe ini di usia 4,5 bulan Tergantung apa buah cabenya sudah masak / belum.
Dalam Melakukan pemanenan Jangan lupa mengambil buah yang rusak walaupun masih muda karena
akan menentukan kwalitas dan daya tahan usia panen cabe

Pengendali Hama Cabe dengan Bahan Alami


Pengendali Hama dari Bahan Alami (Bio-Pestisida)

Obat-obat alami dapat dibuat sendiri dari bahan yang ada disekitar kita. Asal kita mau sedikit
berkreasi, maka cara membuat obat-obatan alami tersebut tidak sulit, Walaupun ini obat alami cara
penggunaannya harus bijaksana, artinya baru digunakan kalau serangan hama sudah diatas ambang
batas.
Beberapa pengendali hama alami / pestisida nabati :
1.

Ramuan obat dari daun-daun pahit (sebagai pupuk cair)

Bahan pokok : Masing-masing 1 genggam.


Daun (kumis kucing, mangkokan, sirsat, ginseng, bunga matahari, ketepeng kebo, sampang, pace,
johar, awar-awar, jenu, lerak, mindi, senggunggu, brotowali, mahoni, mimba, gadung, pepaya).

Bahan tambahan : Kapur tohor 10 Kg, Garam dapur 1 Kg, pupuk kandang 1 zak (pupuk), kunyit 1 kg
dan belerang secukupnya.
Cara membuat :
a) Daun-daun tersebut direndam dalam drum diberi air 25 liter
b) Masukkan garam dapur, kapur dan pupuk kandang dalam drum.
c) Ditutup rapat, biarkan membusuk sampai 1 minggu..
d) Kunir diparut dimasukkan dalam ember ditambah air secukupnya.
e) Saring busukan daun dan kunir.
f) Campurkan 1 liter larutan kunir dengan 2 liter larutan busukan daun.
g) Perbandingan pemakaian larutan 1 liter larutan kunir, 2 liter larutan busukan daun dan 5 liter air
(1:2:5).
Manfaatnya :
a) Untuk menghalau hama tikus, wereng, walangsangit, buduk kacang dan ulat.
b) Mencegah penyakit busuk pada tanaman pisang.
Ampasnya sebagai pupuk alami
2. Bahan baku daun-daunan
Bahan pokok, daun (kleresede, ketepeng kebo, kokro pahit, johar, kenikir londo, mahoni, brotowali).
Bahan tambahan : Belerang 0,25 Kg, kapur tohor 0,5 Kg blek.
Cara membuatnya :
Semua bahan daun masing-masing 1 Kg ditambah kapur dan belerang direndam dalam drum berisi 25
liter air selama 7 hari dan ditutup rapat.
Setelah membusuk diaduk-aduk dan disaring. Perbandingan penggunaan larutan daun : air = 1 : 3
Manfaat :
a)

Untuk mengendalikan walang sangit.

b)

Untuk mengendalikan hama yang menyerang sayuran.

3. Bahan :
Gadung 10 Kg, Jengkol 10 Kg, Buang Pinang 5 Kg, Klika Pule 5 Kg, Brotowali 5 Kg, Daun
kecubung 5 Kg, Daun Johar 3 Kg, Daun kleresede 3 Kg, Kapur sirih 0,50 Kg dan Belerang
secukupnya.
Cara membuatnya :

a)

Semua bahan dihaluskan atau ditumbuk terus dimasukan dalam drum ditambah dengan air 2 kali
adonan

b)

Ditutup rapat dengan plastik selama 2 sampai 3 minggu air membusuk.

c)

bila mau menggunakan disaring dicampur dengan air perbandingannya 1 : 4.


Manfaat :

1.

Mengendalikan tanaman padi, palawija dan sayuran seperti hama walangsangit, wereng, ulat, kepik,
banci dll.

2. Ampasnya dapat mengendalikan tikus dan sebagai pupuk alami.


4. Mengendalikan Hama Orong-orong sawah (Anjing Tanah)
Bahan : Daun pace
Cara membuat : Daun pace dirajang lembut terus diremas-remas.
Penggunaan :
disebarkan ditepi pematang yang tanam padinya terserang orong-orong.
5. Mengendalikan Hama Balalang
Bahan : Albisia Buto 1 Kg, Akar Tuba 1 Kg, Klika Pule 1 Kg, Daun/Buah kecubung 0,05 Kg dan air
20 ltr.
Cara membuatnya :
Semua bahan dijadikan satu lalu ditumbuk halus dan dicambur air 20 Lt. dalam tempat drum atau
ember besar lalu ditutup rapat, dalam waktu 24 jam dapat dugunakan dengan disaring lebih dahulu.
6. Bunga Kertas atau bougenville
Bahan :
1 kg daun-daun bougenville
1 liter susu sapi
Cara buat
Masukkan 1 kg daun bunga kertas/bougenvile taruhlah tong, masukkan air mendidih dan diamkan
selama 24 jam. Tambahkan 1 liter air susu sapi rebus. Saringlah air larutan tersebut. ramuan ini sudah
siap dipakai sebagai pestisida alami
Hama yang dikendalikan :
Layu pada pisang dan lada dan juga mengendalikan terjadinya penyakit pada tanaman.
8. Bahan untuk membasmi berbagai macam hama penyakit

Daun sirih 6 genggam

Belerang 1/4 kg

Labu siam 2 kg

Jinten 1/4 kg
Gara membuat :
Labu siam diparut sampai halus dan kemudian diperam. Ambil airnya. Belerang, daun sirih, jinten
ditumbuk halus. Campur ketiga bahan tersebut dalam air perasan labu siam. Aduklah hingga rata.
Larutan tersebut kemudian didiamkan hingga 1 minggu. Setelah 1 minggu kemudian dapat digunakan.
Penggunaan :
Campurkan larutan tersebut setiap 1 liter dengan 10 liter air dan semprotkan pada sore/pagi hari.
9. Bahannya :

Air leri (air cucian beras) : 1 liter

Mikro organisme nabati : 10 sendok makan

Alkohol 40 %, 70 % (air tape)

Cuka

: 10 sendok makan

Gula pasir

: 1 ons

Perasan air gadung

: 10 sendok makan

Perasan air jahe

: 10 cendok makan

10 (30) sendok makan

Cara membuatnya :
Semua bahan dicampur jadi satu didalam tempat/jerigen, ditutup rapat selama 15 hari dan selama itu
setiap pagi dan sore digojlok, agar apabila ada endapan dapat dan canpur dengan merata, setelah itu
didiamkan selama 5 hari, selanjutnya sudah dapat digunakan.
Caranya penggunaannya :
Campurkan ramuan pengendalli hama nabati 1 sendok makan dengan air biasa (air bersih) 1 liter, lalu
semprotkan pada tanaman (padi, palawija atau sayuran).
Catatan :
Pengendali hama nabati ini dapat dipergunakan untuk mengendalikan hama wereng , ulat,
walangsangit, banci (aphid) dan serangga lain dan juga dapat berfungsi sebagai pupuk.
10. Pengendalian Hama tikus
Cara 1
Bahan : Jengkol

Caranya : Jengkol diiris-iris lalu disebarkan pada petekan tanaman yang terserang tikus, karena bau
tikus pergi.
Cara 2
Bahan : Tepung kanji secukupnya, lombok rawit merah dihaluskan.
Caranya : Tepung kanji diberi air dan direbus, ditambah cabai yang sudah dihaluskan hingga menjadi
lem encer.
Cara pemakaian : Lem kanji dioleskan merata dalam sepotong bambu dan masukkan dalam lubang
tikus, agar supaya tikus keluar masuk lewat potongan bambu tersebut, karena mata kena lem kanji
yang pedas tikus menjadi buta dan mati.
Cara 3
Bahan : Gula Jawa / Gula Pasir
Caranya : Gula jawa diiris-iris dan dimasukkan dalam lubang tikus, sehingga apabila tikus masuk
lubang dan menginjak-injak gula sampai kedalam dan kakinya tertempeli gula. Gula akan
mengundang semut, karena kaki tikus ada gulanya diharapkan akan menyerang tikus beserta anakanaknya dalam lubang.
Cara 4
Bahan : Kerupuk palembang
Caranya : Kerupuk yang masih renyah dihaluskan menjadi tepung. Tepung kerupuk tersebut dibuat
bulatan sebesar biji kacang tanah dengan padat sekali. Bulatan diletakkan yang dilalui tikus, dan tikus
akan memakannya. Reaksi bulatan kerupuk dalam perut tikus akan mengembang, sehingga perut tikus
pecah dan tikus mati karena biasanya tikus setelah makan bulatan kerupuk akan merasa haus dan terus
minum.

11. Kapur Mati


Campuran 20 % kapur mati dengan air dapat dipakai sebagai pestisida berbagai macam serangga
hama.
12. Abu Tanaman (sekitar 60 unsur berguna, kandungan yang terbanyak adalah Kalium).
Kegunaannya :
1. Mengendalikan : hama semut dan rayap.
Cara : Taburkan abu tanaman disekitar pangkal tanaman dengan tebal 3 cm.
2. Mengendalikan : hama ulat, kepik dan sekaligus sebagai penambah unsur mikro.
Cara :- 2-3 sendok makan abu dilarutkan dalam 1 liter air, saring dan semprotkan ke seluruh bagian
tanaman.
-

sebaiknya ditambah air seni (ternak/manusia) 5 sendok makan.

13 . Campuran Cabai dan Bawang Putih


a. Larutan cabai
Sebenarnya cabai saja (tanpa bawang putih telah dapat digunakan sebagai insektisida, caranya yaitu
dengan menumbuk 1 kg cabai ke dalam 1 liter air panas. Setelah itu diaduk dan didiamkan sampai
dingin.
b. Campuran cabai dan bawang putih
Segenggam air bawang putih dan segenggam cabai ditumbuk sampai halus, kemudian dilarutkan
dengan 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk mengendalikan serangga pengunyah seperti :
belalang, ulat, dsb. Selang waktu penyemprotan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
14. Larutan Air Seni
Air seni yang telah diencerkan dengan air dalam perbandingan 1 bagian air seni dibanding 10 sampai
15 bagian air. Penyemprotan ini digunakan untuk pencegahan segala macam hama dan penyakit, yang
dilakukan dalam 10 - 15 hari sekali (atau tergantung kebutuhan).
15. Biji klerak/lerak
Cara : 3-6 biji lerak dihancurkan dan direndam dalam 1 liter air.
Fungsi : untuk ulat sayuran, semut, kumbang kelapa, dan ulat padi. Jumlah klerak dapat ditambah.
16. Daun randu/mlowo
Cara : 1 kg daun randu + 7 liter air, ditumbuk halus, dicampur, disaring (disemprotkan). Apabila
terlalu kental dapat ditambahkan air.
Fungsi : Untuk ulat sayuran (sawi dan kobis)

17. Insektisida dari Tembakau


Tanaman tembakau yang masih muda kadar nikotinnya lebih banyak di bagian akarnya, sedang untuk
tanaman yang cukup tua pada bagian daun yang telah tua.
a. Insektisida dari Daun Tembakau
Insektisida tembakau ini biasanya digunakan untuk mengenda-likan ulat, belalang, dan kepik.
Cara pembuatan :
Daun tembakau yang cukup tua sebanyak 5-6 lembar direndam dalam 1 liter air panas (tidak diajurkan
yang sudah rajangan. Kemudian didiamkan selama beberapa malam, disaring dan siap disemprotkan.
Dapat juga ditambahkan 5 butir lerak.
Penggunaan :

Larutan tembakau 3 - 6 sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air dan disemprotkan ke seluruh
bagian tanaman. Digunakan untuk mengendalikan walangsangit yang belum dewasa, ulat sayuran,
dan semut.
b. Insektisida Puntung Rokok
Caranya, 10 butir puntung rokok (kalau bisa tanpa gabus) direndam dalam 1 liter air panas. Diamkan
selama beberapa malam, kemudian disaring. Penyemprotan diarahkan ke bagian bawah daun
tanaman.
18. Insektisida Ubi Gadung
Cara pembuatan :
Ubi gadung 1 kg dan labu siam 1 kg diparut, dicampur, diperas dan disaring.
Penggunaan :
Ekstrak sebanyak 3 - 6 sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air dan disemprotkan ke seluruh bagian
tanaman.
19. Minyak Tanah dan Sabun untuk Lalat Buah
Bahan : Minyak Tanah, sabun dan air
Cara membuat :
Campurkan 1 sendok makan sabun denga sendok makan minyak tanah dengan 1 liter air
Kegunaan : untuk mengendalikan lalat buah, kumbang dll)
Pengunaan : semprotkan larutan keseluruh bagian tanaman (terutama pada buah)
20. Pengendali ulat dan walang sangit
Bahan : Gadung 2 kg, jengkol 1 kg dan tembakau 1 kg
Cara membuat :
Ditumbuk halus (di blender), setelah berbentuk pasta campurkan 3 liter air, 1ons gula pasir dan 1 liter
EM4 (mikroorganisme). Larutan diiamkan selam 7 hari
Pengunaan : Penyemprotan sebaiknya dilakukan sore hari. Efek pestisida lambat (penurunan populasi
menurun setelah 2-3 hari).
21. Obat untuk Belalang dan Ulat
Bahan :
1. daun sirsat

50 helai

2. tembakau
3. Air

1 genggam
20 liter

4. Detergen

20 gr

Cara :
1.

Bahan ditumbuk

2.

Bahan dicampur air

3.

Kemudian diendapkan semalam


Penggunaan :
1 liter saringan dilarutkan dalam 15 liter air
22. Hama Trips
Menyerang pagi dan sore hari. Berkembang 2-3 minggu. Bagian yang diserang biasanya tunas yang
masih kuncup (dan juga buah dan bunga).
Bahan :
Daun sirsat 50-100 helai
Cara :

1.

Bahan ditumbuk kemudian ditambah air 5 liter

2.

Kemudian diendapkan semalam

3.

Disaring
Penggunaan :
1 liter saringan dilarutkan dalam 10 liter air
Cerita / Kisah Tentang Para Petani Cabe Yang Sukses :

Adi Sumantri Menanam Cabe Merah di Tengah Kota Sekali Petik, Raup Rp52 Juta

CABAI, buah dan tumbuhan anggota genus capsicum ini seperti pisau bermata dua. Sangat disukai
karena bisa menambah gairah makan dan melezatkan makanan, tapi juga dibenci karena pedas, panas,
dan memerihkan makanan.
Tanaman satu ini biasanya tumbuh subur jika ditanam di daerah sejuk dengan kapasitas air yang
tinggi. Tapi tidak bagi Adi Sumantri yang mampu menanam pohon cabai di tengah kota, tepatnya di
lahan milik Universitas Amir Hamzah di Jalan Pancing Pasar V Barat Medan. Lahan seluas 13 rante
(4 hektyar) seluruhnya ditanami pohon cabai. Sekali panen pada periode pertama yakni tiga bulan
sekali bisa mencapai 8 ton, ujar Adi Sumantri yang ditemui wartawan koran ini kemarin.

Menurut Adi, menanam cabai sangat menguntungkan. Alasannya, tanaman cabai bukan tanaman
musiman. Apalagi, harga cabai terus melonjak naik di pasar. Harga cabai akan melonjak tinggi jika
petani cabai mengalami kegagalan panen. Kebutuhan cabai tidak pernah ada matinya. Jadi, meski
harga cabai mahal tapi tetap dibeli orang, tambahnya.
Dipaparkan Adi, hasil panen cabainya sebanyak 8 ton dipasarkan kepada distributor atau grosir cabai.
Harga per kilonya ia patok Rp6.500. Namun, harga tersebut bukan merupakan harga menetap untuk
penjualan panen berikutnya. Ini karena harga cabai tidak menentu di pasar. Saya masih pemula
sebagai petani cabai dan baru kali pertama panen cabai. Panen berikutnya mungkin Agustus ini,
bilangnya.
Sampai saat ini, kata Adi, pemasaran cabainya belum seluas pemasaran petani yang berada di daerah
pegunungan. Sebab, Adi hanya memasarkan cabainya ke pasar-pasar tradisional di sekitar kawasan
Jalan Pancing Medan. Kami menjual tidak menggunakan sistem mengecer, tapi langsung ke grosir
yang mau menjadi langganan, ungkap Adi.
Untuk modal pembibitan cabai, Adi mengeluarkan biaya Rp550 ribu. Tiap satu bungkus bibit cabai
harganya Rp110 ribu. Dalam hal ini, Adi hanya membutuhkan lima bungkus bibit cabai untuk ditanam
di lahan seluas 13 rante. Dari lima bungkus bibit capai itu, menghasilkan 8.000 pohon yang bisa
dipanen untuk dua kali.
Selain itu, Adi juga mengeluarkan modal untuk menyewa lahan tersebut sebesar Rp2 juta untuk luas
lahan satu hektar selama satu tahun. Sedangkan lahan yang disewanya seluas empat hektar. Artinya,
Adi dalam satu tahun Adi mengeluarkan dana sewa lahan sebesar Rp8 juta. Ditambah lagi biaya
pemupukan dan perawatan yang nilainya tidak terlalu besar. Bisa bayangkan, sekali panen saya bisa
menghasilkan Rp52 juta. Sedangkan uang pengeluarannya tidak banyak. Cukup menguntungkan,
akunya.
Untuk panen kedua nantinya, Adi memperkirakan bisa memetik hasil panen pada Agustus ini. Panen
kedua nantinya dia perkirakan bisa mencapai 10 hingga 12 ton. Adi yakin, targetnya bakal tercapai.
Intinya harus kerja keras dan kerjasama yang baik dibarengi semangat, pungkasnya. (mag-6)
Kisah Sukses Petani Cabai Lampung Bernama Jumakir

Jumakir (48) Bandarjaya, benar-benar puas panen cabenya kali ini. Betapa tidak, dari seperempat
hektare (ha) lahan yang dimanfaatkannya untuk menanam cabe varieatas TM99 (tahan air) dan Lado
(tidak tahan air), terhitung 10 kali petik sudah menghasilkan 3 ton 2 kwintal cabe.
Padahal, biasanya dengan lahan yang sama, panen hanya mampu menghasilkan 1,5-2 ton cabe.
Dikatakan Jumakir, keberhasilan panen cabe yang dicapainnya tidak lain adalah berkat usahanya terus
belajar bagaimana budidaya cabe. Ia pun tidak ingin melewatkan setiap kesempatan belajar dengan
petugas penyuluh pertanian. Terlebih-lebih saat ia diberikan kesempatan studi banding ke Binjai,
Sumatera Utara. Kesempatan itu benar-benar dimanfaatkannya untuk mengetahui budidaya cabe.

Pun demikian dengan penyuluhan dari Petugas Penyuluh Lapangan Kecamatan Terbanggibesar.
Dikatakan Jumakir, menanam cabe di lahan seperempat ha menghabiskan dana sebesar Rp9 juta. Dan
saat ditemui Radar Lamteng Sabtu (21/2), Jumakir mengaku sudah 10 kali memetik cabe. Dari awal
panen sudah terjual sekitar 3 ton 2 kwintal cabe. Dan diperkirakan buah cabe yang masih di pohon,
masih bisa dipetik berkisar 10-20 kali lagi.
Bila buah pertama habis selanjutnya batang cabe kembali berbunga dengan normal, maka tidak
menutup kemungkinan masih bisa dilakukan panen kedua, terangnya.
Selain hasil produksi cabe yang bagus, rasa senang yang tak terhingga dirasakan Jumakir, karena
harga jual cabe cukup baik. Sehingga keuntungan yang diperolehnya mencapai 100 persen dari modal
yang dikeluarkan.
Katanya, harga jual cabe di awal bulan Februari atau awal panen mencapai Rp15 ribu per kilogram.
Meskipun saat ini sudah turun Rp8 ribu per kilogram.
Dijelaskannya lagi, tidak ada kendala yang berarti untuk budidaya cabe tahun ini. Hanya dirinya
mengakui tahun ini kelebihan air. Selain karena hujan yang sering kali turun, area yang dipakainya
untuk menanam cabe adalah area sawah. Di mana, kebun cabenya dikelilingi tanaman padi.
Meskipun area cabe tidak saya aliri dengan air, namun karena disekitarnya tanaman padi yang masih
membutuhkan banyak air, mau tidak mau air yang ada di sawah merembas ke lahan cabe, ujarnya.
Sebenarnya saya ini menanam cabe menentang musim. Yang semestinya petani saat ini menanam
padi. Namun saya menyisihkan sebagian lahan untuk ditanam cabe. Walaupun demikian, saya sangat
bersyukur cabe bisa tumbuh dengan baik dengan hasil panen yang sangat memuaskan, akunya.
Dengan keberhasilan yang diraihnya tersebut, Jumakir yang tergabung dalam kelompok tani
Kaliandra Yukumjaya ingin mengajak petani di kelompoknya menanam cabe. Kalau produksi cabe
banyak, penjualan akan lebih mudah. Dan permintaan cabe dari pasar serta daerah lain cukup banyak.
Sementara ini, saya baru memenuhi permintaan cabe dari pedagang terdekat seperti dari
Bandarjaya, katanya seraya menambahkan bahwa dirinya sudah menyosialisasikan dan mengajak
petani lain untuk ikut menanam cabe.
Sementara itu, Margono, tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh (THL TB PP) untuk daerah
Yukumjaya, Kecamatan Terbanggibesar mengatakan, petani sebaiknya tidak monoton. Artinya, saat
musim tanam padi atau musim tanam komuditas lain, sebaiknya petani tidak hanya menanam satu
komuditas saja. Tidak ada salahnya menyisihkan lahan untuk menanam komuditas lain seperti halnya
cabe. Seperti yang dilakukan Jumakir.
Sebagai penyuluh, kami akan terus memberikan motivasi kepada para petani untuk menjadi petani
yang berhasil, ungkap dia..
Meretas Emas dengan Si Pedas

Rasa pedas dan hawa panas yang ditimbulkan si pedas tidak hanya bisa dikecap. Panasnya membuat
dapur ratusan petani di Maros, Sulsel, mengepul berbarengan.
Di Kabupaten Maros, siapa tidak mengenal Muhammad Yahya, petani cabai berprestasi tingkat
nasional 2007 yang telah mengubah 30 hektar (ha) lahan terung menjadi lahan cabai. Karena ulahnya,
petani di Maros dan sekitarnya berbondong-bondong menanam cabai. Apa pasal? Apalagi kalau bukan
harga cabai yang diyakini lebih baik daripada harga terung.
Tergiur Sukses
Muhammad Yahya tergiur mengembangkan usaha cabai setelah melihat kesuksesan petani cabai di
Batu, Jatim. Para petani di sana mampu menyekolahkan anak-anak mereka ke perguruan tinggi dari
hasil tanam cabai.
Kejadian pada tahun 2000 itu membuat Yahya terpikir mengembangkan cabai di Maros. Akhirnya
muncul motivasi saya, lahan seluas ini kenapa kita tidak dapat seperti itu, paparnya saat ditemui
AGRINA beberapa waktu lalu. Kemudian, pria kelahiran Maros, 1 Juli 1968 ini bersama tiga
rekannya memutuskan menanam cabai di lahan terung mulai dengan luasan setengah are (50 m2).
Tanamannya luar biasa, produksinya luar biasa, Ketua Kelompok Sumber Rejeki ini bertutur
bahagia. Hanya saja, saat itu pasar menjadi kendala lantaran belum mengetahui pasar cabai di Maros.
Setahun berjalan, petani terung dan labu di wilayahnya masih enggan beralih komoditas karena harga
labu masih tinggi, sedangkan harga cabai hanya Rp250/kg. Walau demikian, Yahya tetap teguh
pendirian menanam si biang pedas itu.
Memetik Emas
Dua tahun kemudian, luas pertanaman cabai menjadi 1.500 m2. Puncaknya, pada 2007 luas areal
pertanaman cabai mencapai 20 ha. Saat itu harga cabai di Maros melambung menjadi Rp20 ribu/kg.
Anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki dan petani lain pun berbondong-bondong mengikuti jejak
Yahya. Anggota kami sempat menikmati keuntungan. Waktu itu banyak petani saya yang sampai
dengan luas lahan 15 are itu sampai untung Rp20 juta dari hasil panennya, ungkap dia.
Kini, bukan hanya Sumber Rejeki yang memetik emas dari si pedas, tetapi kelompok tani lain juga
ikut-ikutan. Sudah 80 ha lahan pertanaman cabai terhampar di Maros milik sembilan gapoktan.
Sebanyak 30 ha di antaranya milik kelompok Sumber Rejeki.
Mula-mula Yahya dan rekan-rekannya hanya menanam cabai keriting merah. Namun, seiring pasar
yang kian melemah, mereka pun mengembangkan cabai rawit besar. Kita harus juga
mengembangkan cabe rawitnya. Kalau cabe keriting jatuh, ada harapan cabe rawit. Kalau cabe rawit
jatuh ada diharapkan di cabe keriting, jelas Yahya dengan logat khas Sulawesi yang kental.
Cabai keriting mendominasi sekitar 60% di seluruh lahan pertanaman, sisanya cabai rawit. Sekali
panen, kelompok Sumber Rejeki bisa menghasilkan sekitar 7-8 ton cabai keriting per ha dan 5-6 ton
cabai rawit per ha. Biaya produksi sekitar Rp10 juta/ha atau Rp5.000/kg.

Survei Pasar
Dalam mengembangkan cabai, Yahya terlebih dulu memikirkan pasar. Dia kerap menjelajah berbagai
daerah untuk ekspansi pasar dan melihat perkembangan pasar cabai. Selain itu, Yahya juga kerap
berselancar di dunia maya (internet) untuk survei harga. Dengan demikian, dia dan kelompoknya
tidak khawatir lagi tentang serapan cabai karena tahu informasi pasar dan menggandeng banyak mitra.
Hasil panen mereka dipasarkan ke daerah-daerah di Sulsel, Manado (Sulut), Balikpapan (Kaltim),
Ambon (Maluku), dan Papua.
Selain mendapat bimbingan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, kelompok penerima
penghargaan bergengsi Ketahanan Pangan Tingkat Nasional pada 2010 ini juga memperoleh
pembinaan dari Bank Indonesia (BI). Bimbingan BI berupa percontohan budidaya cabai secara
organik dan penggunaan mulsa plastik.

Rasyidin, Petani Cabe Sukses Setelah Gagal Berdagang

Rasyidin (40) penduduk Gampong Meunasah Meupucak Blang Jruen Kecamatan Tanah Luas Aceh
Utara, adalah pengusaha yang pernah maju pesat dibidang usaha perdagangan padi, pinang, kopra dan
coklat di Kota Kecamatan itu. Usaha itu bangkrut. Namun Bagi Rasyidin yang dikenal Toke Rasyidin
Blang Jruen itu, tidak menjadikan semangatnya patah arang. Kini ia beralih sebagai petani cabe yang
berhasil.
Berbekal keyakinan dan semangat yang menggebu setelah gagal dan merugi dari berdagang hasil
bumi, Rasyidin beserta isteri Rosmawati (38) dan ke-empat anaknya banting stir bangkit nekat
menggarap tanah seluas 2400 m persegi atau enam rantai. Ia menanam cabe.
Lahan pertanian cabe di tanah sewa di depan Pos Makoramil 10 Tanah Luas Aceh Utara tersebut
diolah dan diusahakan Rasyidin dengan tanaman sekitar 6500 batang cabe. Untuk mengolah lahan
meliputi sewa lahan, biaya penanaman, pemeliharaan dan obat-obatan serta pemupukan ia
mengeluarkan dana sekitar Rp.5 juta.
Uang pinjaman yang diusahakan dengan sungguh-sungguh tersebut kini telah membuahkan hasuil.
Rasyidin sudah enam kali menuai panen yang jumlahnya mencapai satu ton. Sedang yang belum
dipetik masih dipohonnya ditaksir jumlahnya nebcapai sekitar satu ton lagi. Dan kalau nanti selesai di
panen seluruhnya jumlah hasil panen mencapai 2 ton, kata Rasyidin didampingi isteri tercinta.
Sedang harga jual disebutnya dari hasil yang telah dipasarkan dijual Rp.6.000 per kilogramnya yang
berarti akhir panen ini akan berhasil mengumpulkan uang sekitar Rp.12 juta. Ia memperkirakan
keuntungan dan hasil usaha bertani cabe seluas 6 rante dengan modal Rp. 5juta dan tenaga akan
memperoleh keuntungan sebesar Rp.7 juta dalam 5 bulan.

Ny.Rosmawati mengaku mereka tidak hanya berusaha bertani cabe, tetapi ia juga menanam timun
dilahan pertanian tidak jauh dari tempat itu yaitu di kawasan persawahan Gampong Meunasah
Meupucak Tanah Luas.Kami yakin mencari rejeki tidak hanya satu jalan, tetapi banyak cara menuju
keberhasilan yang dapat dilakukan hamba Alloh asalkan kita mau, yakin dan bersungguh-sungguh
akan berhasil dan sukses, ucap Ny.Toke Rasyidin mensyukuri nikmat Sang Pencipta. (Abbas
Gani/H.Nur)
Rimbun, Cabe Keriting Unggul dan Kisah Sukses

Rimbun, Cabe Keriting Unggul


Kalau melihat hamparan tanaman cabai keriting yang tumbuh subur memenuhi lereng bukit di Kayu
Aro, Kerinci, Jambi, seakan mengingatkan pada sosok rambut kribo yang dimiliki oleh Edi Brokoli.
Buahnya yang berwarna merah menyala dan keriting memanjang itu muncul hampir di setiap sela
daun yang ada, sehingga tampak rimbun menjuntai ke bawah. Tidak salah kiranya cabai ini
dinamakan Rimbun.
Selain itu, cabai keriting produk Cap Kapal Terbang ini pertumbuhannya sangat kuat dan seragam.
Menurut Haji Samyono, sang pemilik lahan, cabai Rimbun mampu tumbuh dengan baik meskipun
ditanam di dataran tinggi. Di lahannya yang terletak pada sebuah lereng di Desa Lindung Jaya Kersik
Tuo itu, cabai Rimbun seluas seperempat hektar bisa tumbuh dan berbuah dengan baik.
Unggulan di Kayu Aro
Kayu Aro merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kerinci, Jambi yang memiliki potensi besar
untuk pengembangan komoditas hortikultura, dan cabai telah menjadi salah satu komoditas
unggulannya. Setiap musimnya tidak kurang dari 1.500 ha lahan ditanami cabai, atau dengan kata lain
dalam setahun luas penanaman cabai di Kayu Aro mencapai 3.000 ha.
Dari luas tanam tersebut, 70 persennya masih menggunakan cabai varietas lokal dan 30 persen sisanya
menggunakan varietas hibrida seperti cabai keriting Rimbun. Masih rendahnya pemakaian cabai
hibrida dikarenakan petani yang kebanyakan lahannya terletak di dataran tinggi masih merasa ragu
menanam cabai jenis ini. Petani menilai cabai hibrida masih kurang cocok kalau dikembangkan di
dataran tinggi. Mereka takut merugi jika menanam cabai baru seperti varietas hibrida ini.

Salah satu hal yang dikhawatirkan oleh petani cabai dataran tinggi adalah serangan penyakit
Anthraknose atau petani Kayu Aro sering menyebutnya penyakit busuk separoh. Penyakit ini telah
menjadi momok bagi petani cabai khususnya di dataran tinggi. Suhu yang lebih rendah dengan tingkat
kelembaban udara tinggi menjadi faktor lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit ini.
Jika tanaman cabai sudah terserang akan sangat sulit untuk mengendalikannya dan sangat beresiko
menimbulkan gagal panen.
Namun, setelah dilakukan penanaman langsung cabai Rimbun di kawasan dataran tinggi Kayu Aro
para petani sudah mulai yakin dengan performa tanaman cabai hibrida di dataran tinggi. Cabai yang
ditanam pada ketinggian sekitar 1.200 sampai 1.400 mdpl itu mampu beradaptasi dengan baik.
Umurnya juga relatif lebih pendek, sekitar 105 112 HST sudah bisa dipanen. Bandingkan dengan
umur panen cabai lokal yang bisa mencapai lima bulan. Yang lebih penting lagi, cabai dengan bentuk
buah panjang ramping khas cabai keriting dengan panjang 14 cm dan lebar 0,7 cm ini relatif lebih
tahan terhadap serangan penyakit Anthraknose. Hal inilah yang membuat petani di Kayu Aro berani
untuk mengembangkan cabai ini.
Dihargai lebih mahal
Selain bentuk dan ukuran buah yang sudah bisa diterima pasar, rasa cabai Rimbun juga tidak kalah
pedas jika dibandingkan dengan cabai keriting lokal. Pedagangpun tidak ragu untuk menampung
cabai ini, karena konsumen juga menyukainya. Bahkan ada juga pedagang yang berani
menghargainya lebih mahal hingga Rp. 2.000/kg dari cabai lainnya.
Pedagang berani menghargai lebih mahal cabai yang memiliki potensi hasil hingga 14,1 ton/ha ini
karena kadar airnya lebih rendah sehingga lebih tahan simpan terutama saat pengiriman jarak jauh dan
buahnya tidak mudah menyusut atau keriput. Cabai dari Kayu Aro tidak hanya untuk memenuhi pasar
lokal namun juga untuk mensuplai kebutuhan pasar di Jambi, Padang, dan Palembang. Oleh karena itu
ketahanan simpan saat pengiriman jauh menjadi salah satu pertimbangan utama bagi pedagang.
Jika dibandingkan cabai keriting lainnya, Rimbun memiliki selisih bobot 5 7 kg lebih berat dalam
setiap karungnya. Kalau biasanya per karung cabai memiliki bobot 50 kg, maka per karung cabai
Rimbun bisa mencapai 55 57 kg.
Munculkan kisah manis
Sukses tanam cabai Rimbun di Kayu Aro ini juga menorehkan sebuah kisah sukses dari petani
setempat. Haji Samyono contohnya. Di desanya Lindung Jaya Kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci, Jambi,
ia sukses menanam cabai Rimbun seluas seperempat hektar.
Dari lahan seluas itu tidak kurang dari 4.500 batang cabai Rimbun ia tanam. Setiap kali panen ia bisa
mendapatkan rata-rata 250 kg cabai segar atau per batangnya bisa menghasilkan 1,3 kg. Semuanya
bisa saya panen sampai 24 kali. Totalnya mencapai 6.000 kilogram, terang bapak dari dua orang anak
ini.

Duit sebanyak Rp. 60 juta pun berhasil dikantongi Samyono dari hasil penjualan cabai Rimbun itu.
Dari itu sebuah mobil Isuzu Panther bisa nangkring di garasi rumahnya. Puas sekali rasanya bisa
memanen Rimbun, saya akan menanam lebih luas lagi nantinya, imbuhnya. Tidak hanya Samyono,
petani lain yang ada di Kayu Aro pun banyak yang telah menikmati manisnya hasil si keriting pedas
ini.

Petani Cabe Tapung Hulu Beromset Rp 1,2 M, Bikin Bupati Kampar Menangis Haru

Petani Cabe Tapung Hulu Beromset Rp 1,2 M


TAPUNGHULU-Usaha perladangan cabe di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu yang
dibikin oleh enam kelompok tani alumni Program Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S)
Karya Nyata Kubang Jaya, berbuah manis. Duit bersih yang mereka raup dari usaha ladang cabe di
lahan seluas 3,5 hektar itu mencapai Rp 1,2 miliar.
Itu hitungan sampai pertengahan Juni lalu. Kami masih bisa panen lagi hingga pertengahan Agustus
nanti. Minimal Rp 50 juta masih bisa kami peroleh, cerita Muslim, salah seorang ketua kelompok
tani dari enam kelompok itu, waktu berkunjung ke perkampungan teknologi Telo di Desa Muara Uwai
Kecamatan Bangkinang, Senin (22/7/13).
Dapat duit bergepok-gepok membikin kocek masing-masing ketua kelompok ini, Muslim, Prianto, Ali
Usman, Sukirman, Ishak Hasibuan dan Ismail, menggelembung. Apa yang selama ini mereka
dambakan, bisa mereka beli. Mulai dari pertapakan rumah, sepeda motor, kebun kelapa sawit hingga
mobil kinclong.
Kami tak pernah menyangka kejadiannya seperti ini. Sebab yang ada dalam benak kami sejak awal
menanam cabe itu Januari lalu adalah merawat tanaman cabe itu supaya subur. Dan kami juga tak
pernah membayangkan hasil panen bisa kami jual hingga Rp 40 ribu. Sebab dijual Rp 20 ribu saja
perkilogram, untungnya sudah mantap, kata Ali Usman.

Sukses berladang cabe di lahan 3,5 hektar tadi tak membikin mereka terlena. Yang ada justru, luasan
lahan tanaman cabe tahap kedua, ditambah hampir dua kali lipat. Lahan masih berstatus pinjam.
Yang punya lahan tiga orang. Mereka juga ikutan bertanam cabe di lahan itu. Insya Allah, pada 15
Agustus nanti, kami sudah mulai menanam, cerita Muslim.
Modal untuk lahan tahap dua ini kata Muslim tidak lagi hasil utangan. Tapi justru duit yang disisikan
dari hasil bertanam cabe tahap pertama itu. Nilainya sekitar Rp 250 juta. Kelak di tahap tiga, kami
akan membuka lahan cabe 8 hektar. Separuh dari lahan itu, punya kami, katanya.
Selain untuk mendapat untung yang lebih besar, perluasan lahan cabe itu kata Muslim juga sekaligus
menambah luasan lapangan kerja, khususnya bagi ibu-ibu di kampung itu. Sebab di tahap pertama
saja kata Muslim, mereka sanggup menggaji sekitar 50 orang ibu-ibu. Dan kalaupun lahan cabe
makin luas, kami tak khawatir hasilnya akan dikemanakan. Sebab Riau masih sangat butuh cabe.
Andai kami buka lahan 20 hektar pun, hasilnya masih kurang untuk membutuhi kebutuhan di Riau,
Muslim optimis.
Sukses enam kelompok tani ini sontak menyebar ke kampung danau Lancang, khususnya di dusun V,
lokasi perladangan cabe itu. Tergiur hasil miliaran tadi membikin orang kampung rame-rame pengen
menanam cabe pula. Ada sekitar 30 orang yang datang ke kami. Mereka minta diajari cara bertanam
cabe dan kemudian ingin diajak masuk kelompok, cerita Ali Usman.
Jika makin hari anggota terus bertambah, Muslim dan rekan-rekan sudah berencana membikin
koperasi khusus petani cabe. Biar lebih terarah. Khususnya soal teknis hingga manajemen
keuangan, Muslim beralasan.
Mendengar keberhasilan para alumni P4S itu, Rahmad Jevary Juniardo mengaku salut, bangga
sekaligus terharu. Ini adalah perolehan yang luar biasa dari alumni P4S. Gembelengan dan
keseriusan mereka menjalani pelatihan, berbuah manis, kata Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika
(Granat) Kabupaten Kampar ini.
Andai saja generasi muda mau mencotoh apa yang dilakukan para petani tadi kata bendahara P4S ini,
maka misi program zero kemiskinan yang diusung Pemkab Kampar, akan cepat terwujud dan misi
Granat di Kampar juga akan terbantu. Sebab bertani sebenarnya adalah pekerjaan mulia, persis
seperti tradisi leluhur kita sejak jaman dulu, katanya.
Mata Bupati Kampar, Jefry Noer, justru sampai berkaca-kaca saat melihat enam ketua kelompok tani
tadi datang bareng ke Perkampungan Teknologi Telo, pakai mobil Xenia anyar, yang dibeli dari hasil
panen cabe itu. Saya salut, Pak Muslim sudah sanggup membeli mobil cash. Saya saja masih beli
kredit, kata Jefry.
Inilah hasil jerih payah yang dilandasi ketulusan dan keseriusan itu. Mudah-mudahan saudarasaudaraku bisa menjadi motivator petani-petani lain di Kampar ini. Sebab misi zero kemiskinan,
pengangguran dan rumah kumuh, adalah misi kita bersama, bukan misi seorang Jefry Noer,
pungkasnya.

Bersama Kepala Badan Pelatihan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kampar, Aliman
Makmur dan Kadis Pertanian dan Peternakan Kampar, Cokroaminoto, Jefry Noer dan enam petani itu
foto bareng di kampung teknologi tadi. Wajah-wajah mereka Nampak ceria, seceria hati enam petani
ini menanti masa tanam tahap kedua. (man)

Petani Cabai Sukses Sekali Panen Bisa Beli Mobil


Tondano, hampir setiap tahun selalu muncul cerita orang kaya baru di wilayah Kawangkoan,
Tompaso, Langowan, Minahasa, Sulawesi utara.Cerita orang kaya baru ini bukan dari sosok
pengusaha, melainkan dari keluarga petani.Dua komoditas pertanian yang membuat orang kaya
mendadak adalah cabai dan tomat. Dari hasil bertani dua komoditas ini, puluhan keluarga telah
mendapat keuntungan hingga Rp 200 juta, hanya dalam sekali musim tanam. Rumah dan mobil bisa
dengan mudah dibeli dengan uang tersebut.Sebuah lahan pertanian seluas sekitar seperempat hektare
di Langowan Barat, pernah menghasilkan uang sekitar Rp 150 juta. Uang sebanyak itu dihasilkan
hanya dalam waktu empat bulan.Rommy Mamesah, pemilik lahan itu menceritakan, dirinya benarbenar mendapat rezeki yang sangat besar saat menanam cabai pada pertengahan 2011.Kerja keras
yang dilakukannya saat itu terbayar lunas saat beberapa pekan sebelum masa panen, harga cabai di
pasar meningkat drastis.Saat menentukan awal penanaman, saya tidak menyangka akan mendapat
hasil yang besar seperti itu. Saya sangat bersemangat saat mengetahui harga cabai mulai naik. Tiga
minggu sebelum panen, harga di pasaran sudah menyentuh Rp 30 ribu, ujarnya.Kala itu, lanjutnya,
nyaris setiap hari harga cabai terus naik. Saat tanaman cabainya dipanen pertama kali, harga jual
mencapai Rp 70 riu per kilogram.Pada panen pertama, Rommy memetik sekitar 50 kilogram cabai.
Artinya, ia berhasil meraup keuntungan Rp 3,5 juta. Uang ini telah menutupi biaya perawatan
tanaman sejak awal sampai panen pertama.Hasil tersebut hanya sebagai awal dari hasil yang lebih
besar. Saat itu, banyak pengumpul yang datang membeli cabainya. Awalnya, Rommy menceritakan,
ada pria dari Tomohon yang datang menawar cabainya seharga Rp 70 juta. Namun, tawaran tersebut
ia tolak. Beberapa pengumpul lain juga datang dan menawar dengan harga yang lebih tinggi.
Saya masih ingat saat itu hari Sabtu, ada pria dari Manado yang datang menawar cabai saya.
Awalnya dia hanya menawar seharga Rp 120 juta. Namun, saya tetap menolak. Saya katakan akan
melepas cabai saya jika dia berani membayar Rp 170 juta. Setelah tawar-menawar, akhirnya kami
sepakat pada harga Rp 150 juta, tuturnya.Prediksi Rommy tepat. Karena, sepekan kemudian harga
cabai menembus harga tertinggi, Rp 90 ribu per kilogram. Harga jual ini sangat tinggi, bahkan
melebihi harga jual cengkeh saat itu.Saya dan keluarga sangat senang mendapat hasil seperti itu.
Uang hasil penjualan cabai saya gunakan untuk membangun rumah, tukasnya.Ketika Rommy pernah
mendapat hasil yang spektakuler dari tanaman cabai, Masye Rumengan (36), warga Kawangkoan,
justru mengalami hal sebaliknya.Usaha rumah makan yang menjual tinutuan, hampir bangkrut karena
harga cabai yang tinggi. Masye nyaris kehilangan usaha yang menopang perekonomian keluarganya.
Saya pernah sangat stres saat harga cabai mencapai Rp 90 ribu per kilogram. Bagaimana saya bisa
berjualan dan mendapat keuntungan jika harga cabai seperti itu. Saya terpaksa menutup sementara
usaha saya, karena modal membeli cabai lebih besar dibanding keuntungan. Tidak mungkin juga saya

menjual tinutuan (bubur Manado) tanpa menyediakan dabu-dabu (sambal), jelasnya.Hampir dua
bulan, ibu rumah tangga ini menutup usahanya. Sebagai pengganti, dia terpaksa melakukan usaha
lain, yaitu mencuci pakaian di rumah tetangga, agar bisa mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Setelah harga cabai dirasa cukup normal, Masye kembali menjalankan usaha menjual bubur
Manado.Kondisi seperti itu selalu saya alami setiap tahun, karena pasti harga cabai akan naik.
Namun, jika harga masih Rp 40 ribu per kilogram, saya masih bisa bertahan dan terus berjualan.
Walau keuntungannya menjadi sedikit, setidaknya masih cukup untuk kebutuhan keluarga. Selain itu,
saya harus terus menjaga pelanggan saya. Namun, kalau harga kembali naik sampai Rp 90 ribu per
kilogram, saya pasti akan menutup sementara usaha saya, bebernya. (*)

Budidaya Tanaman Cabe Dengan Biaya Murah dan Hasil


Melimpah

sahabatpotretyangbaik,kaliinipotretpostingbkembalitentangjenistanmanhorticulturayaitucabe,
demi menjawab atau memberi pencerahan kepada salah satu pengunjung potret pertanian yang
bertanya, bagaimana membudidayakan cabe dengan modal murah namun hasil melimpah, nah
trimakasihbuatsahabatyangtelahmengingatkanuntukmembuatartikelini,sesuaidengatujuanblog
inidibuat,yaituberbagisolusidaninformasi.nahsemogacaracaradansistimdalambudidayacabe
yang kali ini akan potret uraikan diabwah nanti akan menjadi manfaat buat para sahabat potret
pertanian dimanapun berada. ok langsung saja kita simak sob.
Cabemerupakansalahsatukomoditiunggulantanamanhortikulturayangmenjadiprimadonabagi
petani.Tanamaninimemilikinilaiekonomisyangtinggikarenamerupakansalahsatudarikomoditi
yangdibutuhkansetiapsaat.Selaindigunakanuntukberbagaijenisbumbudanpenyedapmasakan,
cabejugadibutuhkandalambidangindustrimakanansepertisauscabebumbumieinstandanlain
sebagainya.akantetapidalamhalbudidayamasihbanyakpenyelewenganatauhalhalyangnantinya
akanmembuatbengkaknyabiayasebuahusahadalambidangbercocoktanamcabeini.yangtidak
sedikitterjadikerugianyangmembuatsahabatpetanigulungtikarakibatpedasnyacabe.wkwkkk...
nahuntukantisipasihalhalytersebuttentunyadibutuhkansistimyangbaikataumenejemenyang
baikdalammelaksanakanprosesusahatanitersebut.

1.PengolahanTanah
Penyiapanlahanbertujuanuntukmemperbaikidrainasedanaerasitanah,meratakanpermukaantanah
danmenghilangkangulma.Pengolahantanahberupapembajakan/pencangkulan,pembersihangulma,
perataanpermukaantanah,danpembuatanbedengan,guludan,garitan,lubangtanam,Untuklahan
kering/tegalan:lahandiolahsedalam3040cmsampaigembur,dibuatbedengandenganlebar11,2
m,tinggi30cm,jarakantarbedeng30cm.Dibuatlubangtanamdenganjaraktanam(5060cm)x
(4050cm).Untuklahansawah:lahandibuatbedengandenganlebar1,5m.Antarabedengandibuat
paritsedalam50cmdanlebar50cm.Tanahdiatasbedengandiolahsampaigemburdanlubang
tanamdibuatdenganjaraktanam50cmx40cm.
jika kondisi Ph tanah renadah sebaiknya dilakukan pengapuran tanah, dengan caranya, pada saat
pengolahantanah,diberikankapurpertanianyangmenggunakan,Kalsit/KaptanCaCO3,DalomiteCa
Mg(CO)berdosis,2sampai4Ton/Haatau200400gram/m2.

2.Pembeianpup[ukorganikaebelumtanam
untukmeringankankitadalampemupukankitanantiperlukitabuatsebelumnyapupukorganikyang
akanmenekanbiayapemupukankimiayangharganyalumayanselangit,sisitempembuatanyabisa
dilihat disiniSebelum bibit ditanam perlu dibuatkan lubang tanam terlebih dahulu. Setiap lubang
tanamdiberipupukdasar0,51 kgpupukkandangataukomposditambahsatusendokmakan(15
gram) pupuk NPK yang mempunyai sifat slowrilise atau campuran urea, TSP dan KCl dengan
perbandingan1:2:3.catatan:(Pemberianpupukkandangpadasaatpengolahanlahan70%,dengan
perkiraan1kg/tanaman.Pemberianpupukkimiadenganpupukkandangberselang2minggusetelah
pemberianpupukkandang.Bedenganyangtelahdipupuksupayadirapikan).

untukteknispenanamdapatandalihatdisini.nahselanjutnyauntukmenekanbiayaproduksi,banyak
halyangharuskitaperhatikan,daripemupukansusulandanpengendalianhamapenyakit,sertalalu
bagaimanamempertahankanpertumbuhantanamancabesupayabertahanlamasehinggadenganb
ertahanyatanamancabekitatersebutbanyakjugahasilpanenyangakankitahasilkan.nahinilahyang
sayuamaksutdiatasbagaimanamembuatpanenkitaberlimpahdenganbiayamurah.
baik sobat pada dasarnya titik tumbuh tanman cabe itu ada dipucuk, sehingga semakin kita bisa
menumbuhkanpucuktanamanpadacabetentutanmankita akanbertahanhiduplebihlama,akan
tetapiseringyangterjadidilapangajikatanamansudahmenghasilkanataupanendengansendirinya
pucuktanmancabekitahilangsehinggatidakadalagititiktumbuhyangdapatmempertahankan
pertumbuhancabekita.
Nah shabat petani marika kita analisa berdama disini. setelah potret melakukan penelitian secara
sederhanaternyatahhilangnyatitik tumbuh sehingga umur tanaman cabe kita tidakmaksimal itu
disebabkankarenaunsurharayangtidaksesuaidengan fasetanamancabekitatersebut.sekalipun
pemakaianpupukyangtergolongbanyakakantetapijikatidaktepattentujugatidakakanberperan
lebihuntukmempertahankanumurtanmankita.sekarangcobakitaanalisakembali,Unsurhapaapa
untukpertumbuhandanPembuahan.lalubagaimanaspisifikasiproseshiduptanamancabe,cobakita
perhatikanbuahpadatanmancabeberadadipucuktanman,sementarapertumbuhancabejugaberada
disana,naholehdebatitujikapemupukanyangkitaberikantidaksesuaimakaakanterjadipengecilan
pucuk sehingga hilang dan habis sehingga umur cabe hanya sebentar. jadi kesimpulanya,
Untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman cabe kita supaya bertahan lama yaitu dengan
pengaturan pemberian hara pada tanaman yang tepat.mari kita simak hal dibawah tersebut.
Pertumbuhan dan produksi suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim dan tanaman itu
sendiri yang semuanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Tanah atau lahan sebagai tempat
tumbuhtanamantidakselalumengandungunsurharayangcukupdandalamkeadaansiapuntuk
diserap tanaman. Keadaan ini seringkali menimbulkan problema dalam meningkatkan produksi
tanaman.Padatanahyangmiskinakanunsurharaperludiadakanpemberianunsurharayangdikenal
dengan pemupukan.Sudah menjadi rahasia umum bahwa petani dalam menerapkan kegiatan
agronomisterutamadalampemupukanhanyamengandalkanpupukkonvensionalsepertiUrea,SP36,
KClmaupunZAyangsemuanyahanyadapatmemenuhiunsurharasalahsatumakrosepertiN,P,K
atauSsaja.Sementaraituunsurlainyangdibutuhkantanamantidakitusajameliankanada16macam
unsuryangterbagiatasunsurharamakro(C,H,O,N,P,K.Ca,MgdanS)danunsurmikro(Fe,Mn,Mo,
B,CU,Zn,danCl),nahadrisebanyakunsurharayangdibutuhkanolehtanamantersebuattentiu
kebutuhanyatidaksama,sepertitanmancabeyangkitabudidayakan.kerenapadatanamancabeyang
setiaptumbuhtunasbaruataupucukselaluakanmembawabunga,selagitidakterjadikerontokan
padabungatersebut.jadiprosespertrumbuhandanpembuahanpadatanamancabeselaluseimbang
sehingga kebutuhan unsur hara makro dan mikro juga harus kita perhatiakan.Dalam proses
pembuahandanpertumbuhantentunyaterjadipembelahansel yangsangat banyak.olehsebat itu
tentunya harus kita beri unsur hara yang tepat untuk membantu proses pembelahan sel supaya
sempurnasehinggatidakterjadikerusakanpadatanaman.laluapaunsurharayangdibutuhkanuntuk
menyempurnakanprosespembelahansel.?jawabnyaadalahunsurmikroyangMempunyaiinisialB
atauBoron.cobaandacaritanamancabeyangtelahbeberapakalidipanen,saudaralihatbuahpaling
ujung yang biasanya bengkong atau Bungkuk, itulah tanda kekuranganboronyang menyebabkan

kurangnyapembelahanselsehinggaterjadikelainandalamprosesmarfologipadabuahcabetersebut.
Saatbanyakmerekuntukpupukboronyangtelahberedar,salahsatunyadalahBonitro,speedfuldll.
merupakanbahankimiaterkandung10,6%senyawaboron.Bonitroadalahalternativebahanyang
dapatdigunakansebagaisumberunsurboron.Padaumumnyapetanimenggunakanpupukdengan
kandunganBorate.Borontermasukunsurmikroyangdibutuhkanolehtanamancabai.Boronpada
cabaidiperlukanuntukmembentukprotein,pembentukanbuah,pembelahansel,pertumbuhandan
perkembanganakar.Bilatanamankekuranganunsurinimakagejalayangtampakadalahpemendekan
ruasruastanaman,batangmenjadikeropos, buahmenjadirontokdankerdil.Untukbudidayacabai
dosis pemberian Bonitro sangat sedikit, yaitu maksimal hanya 30 ml /15 lt atau 4 ltr/ha dengan
populasi18.000tanaman.Aplikasiboronbiasadilakukansebagaipemupukansusulanpadasaatakan
pemasakanbuah(8090HST).Untukpupukdasardiaplikasikandengancaradidisemprotkanmerata
dibedengan,sedangkanpadasaatakanpemasakanbuahdapatdiaplikasikandengancaradikocor.
Nahpadaintinyauntukmeningkatkanproduksitanamankitasehinggahasilnyapunmelimpahtidak
hanya dengan pemberian pupuk yang tepat, tapi pengendalian hama dan penyakit juga berperan
sangatpentinguntukmelindungitanamandariganguanyangdisebabkaolehhamadanpenyakit.
lalunpengendalianhamadanpenyakittersebutdapatkitalakukandenganmenggunakanbahankimia
dan bahanbahan organik sesuai dengan yang kita harapkan, akan tetapi untuk menekan biaya
produksitentukitaharusmenggunakanbahanbahanorganikuntukmengendalikanseranganhama
dan penyakit,. nah untuk mengendalikan hama dengan fungisida alami. lalau untuk pengendalian
hamasecaraalami.jadipadadasarnyauntukmenekanbiayaproduksisuatutanamanyangakankita
budiayakantentunyabanyakhalyangharuskitaperhitungkansesuaidengankebutuhan,contonya
dalammelakukanperwatan,halyangpalingharuskitaperhatikanadalahbagaimanatanamantersebut
terbebasdariseranganhamadanpenyakitsertagangguandarimikroorganismyanglain,yaitudengan
caraprefentipataumelakukanpencegahansebelumadanyagangguanterhadaptanamanyangkita
budidayakan.inisedikitsayasertakanTeknikpenyemprotandalamrangkaperlindungantanaman.
PrinsipPenggunaanPestisidalegal(sesuaiPeraturanyangterterapadaLabelpestisida)Benar(sesuai
Rekomendasi penggunaan Pestisida Tersebut)Bijaksana (menghindari dampak bagi pengguna,
Konsumen dan lingkungan. Sejalan dengan PHT,ekonomis)Lalu kita harus perhatikan ^ langkah
PenggunaanPestisidayangbenardanBijaksana(enamtepat)TepatPestisida,Tepatwaktu,Tepat
sasaran,TepatTakaran,TepatCaradanTepatharga.demikianlahsemogaartikelinidapatmenjawab,
BagaimanaBercocokTanamataumembudidayakanTanmanCabedenganBiayaserendahMungkin
denganHasilyangmelimpah.Sahbatpotretpertanianyangbaikhatidanmurahrejeki,semogaartikel
tersebutdapatbermanfaat,mohonmaafjikamasihbanyakkekuranganjikaadadarisahabatyang
berkenan untuk menambahkan atau mengkritik saya persilahkan semoga dapat membangun
pertaniankitauntukyanglebihbaiklagi,salampotretpertanian

Virus Trip Tungau Penyebab Keriting pada


Cabe

Salam POTRET PERTANIAN Kali ini Potret akan membahas Kriting daun pada cabe
serta mendiskripsikan beberapa hama penyakit yang menyebabkan daun cabe
keriting, antara lain Virus, Mizus kutu daun trip dan tungau.

1. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh trips. Gejala keriting pada daun
tanaman cabe sebagian besar disebabkan oleh hama trips. Gejala yang
ditimbulkan oleh trips pada daun cabe adalah adanya daun yang keriting
dengan bentuk lekukan yang menggulung ke atas. Biasanya serangan trips
diikuti dengan gejala rontoknya bunga cabe. Pada permukaan daun bagian
atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap seperti perak. Hama tanaman
ini sangat mudah dilihat kasat mata pada bunga-bunga tanaman cabe dan
didalam gulungan daun cabe, berbentuk kecil memanjang seperti semut
hitam dengan warna ada yang hitam dan hijau. Binatang ini bisa bergerak
cepat dan mudah meloncat.
2. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh tungau. Tungau menyerang
tanaman cabe dengan memberikan gejala yang khas, yaitu daun yang
terserang akan melengkung ke bawah dengan rapih. Serangan tungau
biasanya terjadi pada daun yang ketiga sampai kebawah. Jika daun yang
menggulung dibuka dan diperhatikan secara teliti maka permukaan daun
bagian bawah akan terdapat binatang yang sangat lembut sekali (selembut
tepung) yang bergerak secara perlahan-lahan. Warna tungau pada
permukaan daun biasanya hijau muda.
3. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus. Virus pada tanaman cabe
biasanya disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu kebul). Jika
virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan gejala yang
bermacam-macam sesuai denga jenis virusnya. Salah satu gejala yang
akibatkan oleh virus tanaman cabe adalah adanya daun tanaman cabe yang
menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun yang disebabkan oleh
virus dapat dibedakan dengan penyebab lain karena virus ini akan
menyebabkan sebagian besar daun cabe menggulung. Hal ini berbeda

dengan gejala yang diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan
menggulung tanaman cabe hanya daun bagian ujung saja. Gejala keriting
daun oleh Virus kadang-kadang juga dikuti oleh kerdilnya tanaman dan
berubahnya warna daun.
Setelah kita mengetahui beberapa penyebab keriting daun cabe tentunya ada
beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengendalikan hama
penyebab keriting tersebut:
1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma dilahan maupun disekitar
lahan
2. Gunakan mulsa plastik hitam perak
3. Jarak tanam jangan terlalu rapat
4. Kalau memungkinkan gunakan sprinkel untuk menyiram tanaman
5. Untuk keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus cegah dengan
mengendalikan vektornya
6. Gunakan insektisida yang tepat sasaran. Untuk trips, myzus dan bemisia
gunakan insektisida berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil,
imidakloprid. Untuk tungau gunakan akarisida seperti samite, mitac dan
mesurol.
7. Jika perlu tambahkan perekat pestisida saat penyemprotan
8. Ketika mengaplikasi pestisida tambahkanlah pupuk daun untuk mempercepat
pemulihan tanaman.
9. Jika merasa selalu kesulitan mengendalikan keriting daun tanaman cabe
maka hindari menanam cabe pada musim kemarau.
Demikian lah sekilas
salam Potret Pertanian

tentang

hama

tanaman

cabai

semoga

bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai