FERTIGASI
Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya.
Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam atau soilles. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan
untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang mempunyai
nilai jual di atas rata-rata, seperti; Paprika, Tomat, Cabai, Timun Jepang, Melon, Terong Jepang,
Selada, dll.
Fertigasi adalah teknik aplikasi unsur hara melalui sistem irigasi. Fertigasi sendiri merupakan
singkatan dari fertilisasi (pemupukan) dan irigasi. Dengan teknik fertigasi biaya tenaga kerja
untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman.
Keuntungan lain adalah peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan
dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya
nitrogen) akibat leaching atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen akibat
perubahan menjadi gas).
Pada sistem ini media yang digunakan adalah sekam atau serbuk sabut kelapa (cocopeat)
ditambah kerikil pasir dengan perbandingan 1:1, untuk daerah panas atau musim kemarau
dianjurkan 2:1 (2 cocopeat/sekam; 1 kerikil pasir). Sekam atau cocopeat dapat menyimpan
nutrisi / pupuk dan air, sedangkan kerikil pasir kurang begitu bisa menyimpan air tapi
dibutuhkan untuk perakaran agar lebih kokoh menopang pertumbuhan kalau sudah berbuah.
Disamping itu penambahan kerikil pasir agar media tanam tidak terlalu lembab atau basah jika
musim penghujan.
Jika dibudidayakan secara komersial dan dikelola dengan baik, potensi hasil tanaman dengan
sistem hidroponik fertigasi dapat mengahasilkan panen yang cukup menjanjikan. Berikut
merupakan hasil beberapa tanaman yang dicapai dengan sistem hidroponik fertigasi :
Tomat 120 180 ton / ha
Cabai merah 30 40 ton / ha
Terong 25 35 ton / ha
Timun Jepang 50 60 ton / ha
dan masih banyak tanaman lain yg bisa dengan sistem ini seperti semangka, melon, paprika dll.
(Sumber: Paktani Hidrofarm; id fb: http://www.facebook.com/H.Agus.Hendra)
Akhir-akhir ini, banyak petani yang mengeluhkan serangan OPT ini. Selain populasinya yang
meledak, aplikasi beberapa jenis obat-obatan yang sering digunakan petani, tidak mampu lagi
mengendalikan serangan ulat ini.
Bahkan ada kisah nyata dari seorang Petani Mitra, ketika penyemprotan dengan salah satu jenis
obat dan ulat ini tidak bergeming (tidak mati), keesokan harinya ia kumpulkan ulat-ulat tersebut
dengan harapan mengurangi populasinya dan diberikan pada burung peliharaannya dirumah.
Berselang satu jam, justru burung peliharaanya terkapar tak berdaya.
Ulat Buah Cabai Helicoverpa spp HSN ini dulunya dikenal dengan nama Ulat
Buah Heliothis spp. Ulat buah cabai ini biasanya akan menyerang cabai mulai cabai masih
berwarna hijau hingga pada saat cabai masak. Ulat menyerang cabai dengan cara mengebor dan
masuk ke dalam buah cabai. Akibat serangan ulat ini cabai menjadi rusak sehingga tidak bisa
dijual ke pasar.
Ulat buah cabai Helicoverpa dapat dikendalikan dengan beberapa cara, antara lain :
Secara Kultur Teknis, dengan cara menanam tanaman cabai pada lahan yang sebelumnya
bukan ditanami dengan tanaman cabai atau tomat.
Secara Mekanis. ulat buah dapat dikendalikan dengan cara mengumpulkan buah-buahan
yang terserang ulat dan memusnahkanya dengan cara menguburnya di dalam tanah atau di
bakar.
Secara Sanitasi, dengan cara membersihkan gulma atau rerumputan di sekitar pertanaman.
Gulma atau rerumputan merupakan inang / tempat hidup bagi ulat, dengan pembersihan
gulma / rerumputan berarti akan menekan populasi ulat.
Secara kimiawi. Pengendalian ulat buah dilakukan dengan cara penyemprotan dengan bahan
kimia pestisida secara bijak sesuai dengan anjuran / rekomendasi setempat. Pestisida yang biasa
dipakai adalah pestisida berbahan aktif enamektin benzoat 5% dan lamda sihalotrin 25 g/l.
Sebelum mengaplikasikan pestisida ini alangkah baiknya apabila anda berkonsultasi terlebuih
dulu dengan petugas teknis, penyuluh pertanian atau pengamat OPT yang terdekat dengan anda.
Penyemprotan pestisida ini sebaiknya dilakukan pada malam hari sebab ulat
buah Helicoverpa ini biasanya aktif pada malam hari. Untuk menambah daya rekatnya, saat
penyemprotan pestisida dapat ditambah dengan perekat perata dengan dosis sesuai anjuran atau
label sehingga penyemprotan pestisida menjadi lebih effektif. Carilah bahan perekat perata
untuk pestisida yang sudah banyak di jual di pasar dengan .
Sebaiknya untuk mengendalikan ulat buah cabai Helicoverpa ini dilakukan secara terpadu
dengan menggabungkan berapa teknik pengendalian hamayang memungkinkan.
keberhasilan teknik pengendalian ini sejak awal akan dapat mengurangi serangan ulat buah
cabai Helicoverpa ini.
Teknologi iradiasi ini telah dikembangkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang
bertujuan untuk meningkatlkan daya tahan produk sehingga tidak mudah membusuk.
"Sebenarnya potensi produk pertanian Jatim sangat besar, namun karena daya saing rendah,
akhirnya produk kita kurang bisa terserap pasar luar negeri," kata Kepala Disperindag Jatim,
Budi Setiawan, di Surabaya, Kamis (3/11/2011).
Rendahnya daya saing tersebut disebabkan singkatnya waktu penyimpanan yang mengalikatkan
produk akan mudah busuk ketika jumlah berlimpah saat panen dan tidak terserap pasar. Namun
harga akan langsung melonjak ketika produk terbatas karena musim panen telah berlalu.
"Inilah yang kemudian juga menyebabkan laju inflasi di Jatim kadang tidak stabil, harga
berbagai komoditas pangan akan menanjak seiring dengan berlalunya musim panen dan
kurangnya pasokan dalam negeri," lanjutnya.
Karena daya saing rendah, maka realisasi ekspor sayur mayur dan buah-buahan Jatim masih
cukup kecil kontribusinya terhadap total ekspor non migas Jatim. Dari realisasi ekspor nonmigas
Jatim periode Januari hingga September yang mencapai US$ 13,5 miliar,kontribusi ekspor
sayur hanya sekitar US$13,4juta, sementara buah-buahan sekitar US$ 938.000.
"Padahal kontribusi komoditas pertanian, seperti buah dan sayur Jatim terhadap produksi
nasional tergolong cukup besar seperti Temulawak mencapai 42,43%, Jeruk besar 40,84 %,
Mangga 37,10% dan cabe rawit sebesar 33,62%," katanya.
Dan potensi masih bisa dikembangkan jika daya tahan produk lebih lama. Untuk itu, dibutuhkan
teknlogi tepat guna untuk meningkatkan daya saing produk pangan segar di pasar nasional dan
dunia.
"Dan kami menyambut baik sosialisasi teknologi iradiasi pangan dari Batan. Yang memungkinan
masa penyimpanan produk agrobis lebih lama, serta tak mudah busuk. Apalagi teknologi
tersebut aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan," katanya.
Terkait investasi yang dibutuhkan untuk penerapan teknologi iradiasi pangan tersebut, ia
mengatakan mencapai sekitar Rp30 miliar hingga Rp40 miliar. Dan dana tersebut rencananya
akan diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jatim.
Untuk merealisasikannya, Disperindag akan membentuk tim teknis yang berfungsi untuk
finalisasi teknologi tersebut diantaranya adalah inventarisasi berbagai produk agribisnis
unggulan dengan dinas terkait.
"Intinya, dengan teknologi ini kami berharap potensi dan daya saing produk agro Jatim akan
semakin meningkat sehingga kinerja sektor tersebut akan semakin besar, dan volume ekspornya
antar pulau maupun antar negara juga akan semakin menanjak," pungkasnya. (Sumber:
kabarbisnis.com)
Tanpa sering kita sadari, terkadang kita menunda petik agar jumlah panen yang kita peroleh
cukup banyak sehingga kita tidak rugi membayar tenaga kerja, atau kita menunda petik agar
kemasakan cabe "merah sempurna". Lain lagi jika kita menunda petik bertujuan untuk
menunggu harga yang bagus. Tahukah kita, bahwa jika kita menunda petik, ada dua resiko
kerugian yang kita pertaruhkan;
1. Jika cabe kita petik terlalu masak, umur tanaman cabe tidak terlalu panjang karena pohon
cepat rusak.
2. Buah yang kita petik terlalu masak, bobot buah akan turun dan berpengaruh pada berat
timbang.
Idealnya cabe dipetik 3-5 hari sekali. Untuk cabe yang berkarakteristik lunak, dipetik 3-4 hari
sekali. Sedangkan untuk cabe yang berkarakteristik keras, dipetik 4-5 hari sekali.
Dampak Kerusakan
Pohon Sehingga Umur
Tanaman Tidak Panjang
Berbagai tanaman yang bisa dikembangkan dengan teknikini antara lain paprika, tomat, tomun
Jepang, melon, terong jepang dan selada dengan masa panen 45 hari.
Jenis sayuran tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi untuk dibudidayakan, karena harganya di
pasaran, terutama jenis yang dikembangkan dari teknik hidroponik cukup mahal. Diharapkan,
teknik ini bisa diterapkan petani di Batam, sehingga kebutuhan sayur di Batam terpenuhi.
Tim Teknis Hidroponik dari Jakarta, Kunto Herwibowo yang hadir saat panen perdana kemarin
mengatakan, hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro (air) dan ponos (daya).
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Artinya,
budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam
(soilless).
Dikatakan Kunto, hidroponik bisa dilakukan dalam skala kecil, baik sebagai hobi maupun
memenuhi kebutuhan sayur keluarga. Dan ini telah banyak diterapkan di tengah masyarakat
Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial
harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu, paprika, tomat,
timun Jepang, melon, terong Jepang dan selada.
"Kita melihat berdasarkan hasil dari panen perdana ini di Batam sangat mendukung dari segi
iklim. Terbukti, tanaman ini bisa panen dalam waktu 40-45 hari. Kemudian kita akan mudah
dalam memonitor dalam segi hamanya karena tanaman ini tidak bersentuhan dengan tanah,"
kata Kunto.
"Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi
(unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk
penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi," paparnya.
Kasubdit Agribisnis BP Batam Ibrahim Koto mengungkapkan, hasil panen perdana tanaman
hidroponik yang memiliki hasil bagus di Kota Batam, tentunya bisa menjadi peluang bagi petani
konvensional untuk bisa mengembangkan teknik ini. Sehingga, tanaman hidroponik menjadi
salah satu solusi mengatasi keterbatasan lahan pertanian di kota ini. Nilai Apalagi nilai jual
tanaman ini terhitung tinggi, sehingga bisa meningkatkan ekonomi petani konvensional,
sehingga lebih sejahtera.
Menurutnya, Kota Batam didesain sebagai kota industri dan teknologi. Di sisi lain, kebutuhan
pangan dan sayuran juga harus dipenuhi. Teknik ini bisa bisa mengatasi ketergantungan
kebutuhan sayur dari daerah lain maupun dari luar negeri.
"BP Kawasan Batam berkomitmen untuk mengembangkan sistem ini untuk meningkatkan
kesejahteraan petani. BP Batam sudah menyiapkan lahan seluas 130 hektar untuk
mengembangkan pertanian sistem Hidroponik. Namun, kita berharap dari Pemko Batam untuk
lebih konsen dalam pengembangan sistem pertanian hidroponik ini. Karena kornya berada di
pemerintahan daerah agar bisa membantu masyarakat," kata Ibrahim.(nov)
Tulisan kali ini berisi informasi cara menanam hidroponik sederhana dan dapat dilakukan di rumah anda.
Hidroponik merupakan cara atau teknik bercocok tanam dengan menggunakan media tanam non tanah atau
selain tanah. Media tanaman hidroponik dapat berupa sekam bakar, cocopeat, pasir kerikil rockwool dan lan-
lain. Cara menanam hidroponik dapat dilakukan dimana saja contohnya di halaman rumah anda, wadahnya pun
bisa menggunakan apa saja pot, drum bekas, kaleng bekas cat atau bahkan botol mineral bekas.
Cara menanam hidroponik sebenarnya sangat cocok untuk diterapkan di daerah perkotaan atau daerah urban,
karena banyak manfaatnya diantaranya hemat tempat dan ramah lingkungan. Contoh tanaman hidroponik yang
sangat mudah untuk di tanam dengan cara menanam hidroponik adalah jenis tanaman sayuran daun seperti
sawi, kangkung, pakcoy, kailan, seledri, kemangi dan lain sebangainya.
Hal yang harus diperhatikan dalam cara menanam hidroponik adalah media tanam dan nutrisi hidroponik atau
pupuk hidroponik. Pastikan media tanam cukup poros sehingga air dan nutrisi dapat di serap oleh akar tanaman
tapi juga cukup kokoh untuk menopang tanaman hidroponik.
Tahapan Cara menanam hidroponik sederhana
Penyemaian Benih
Semai benih pada tray atau wadah semai, gunakan benih yang tingkat germinasinya diatas 80%. Media semai
yang baik dan umum digunakan adalah rockwool. Rockwool sangat praktis karena memiliki daya serap air yang
tinggi dan steril. Jika benih telah cukup umur pindahan ke media tanam
Pemberian Nutrisi
Gunakan nutrisi hidroponik yang tepat, pemberian nutrisi dalam cara menanam hidroponik sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman. Anda bisa meracik sendiri atau membeli nutrisi hidroponik di pasaran. Pemberian nutrisi
bisa dengan cara siram manual pagi dan sore hari, atau jika anda ingin lebih praktis anda bisa mencoba cara
menanam hidroponik dengan sistem sumbu atau wick silahkan cek pada gambar. Sumbu (bisa dari kapas,
sumbu kompor atau kain bekas) akan mengalirkan nutrisi ke seluruh bagian tanaman. Teknik wick ini adalah
salah satu teknik hidroponik sederhana.
Perawatan
Perawatan pada sistem hidroponik sederhana pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan perawatan pada
penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan, pembersihan gulma dll.
HIDROPONIK
Apabila kita
mendengar Hidroponiktentunya yang terlintas dalam pikiran kita adalah cara menanam
buah atau sayuran bukan di atas tanah melainkan menggunakan tempat lain seperti
(batu-batu, arang, abu sekam dll). Tanaman hidroponik biasa kita temui di lingkungan
perumahan daerah perkotaan, mengapa demikian? jawabnya mudah saja
karena tanah di kota terbatas dan kalaupun ada harganya relatif mahal, maka dari itu
orang-orang mencari cara agar bisa bercocok tanam dengan lahan yang terbatas yaitu
dengan cara HIDROPONIK.
Apakah Hidroponik .. ?
Percobaan tentang ilmu nutrisi sudah dimulai sejak abad ke 16 dengan
mengembangkan pertanian hidroponik dan sejak saat itu pertanian high-technology ini
semakin populer dan dikenal di seluruh dunia. Hidroponik berasal dari bahasa
Latin hydros yang berarti air danphonos yang berarti kerja. Hidroponik arti harfiahnya
adalah kerja air. Bertanam secara hidroponik kemudian dikenal dengan bertanam tanpa
medium tanah (soilless cultivation, soilless culture). Pada awalnya bertanam secara
hidroponik menggunakan wadah yang hanya berisi air yang telah dicampur dengan
pupuk, baik pupuk mikro maupun pupukmakro.
Pada perkembangannya,
bertanamhidroponik meliputi berbagai cara yaitu bertanam tanpa medium tanah, tidak
hanya menggunakan wadah yang hanyadiisi air berpupuk saja. Medium pasir,perlite,
zeolit, rockwool, sabut kelapa, adalah beberapa bahan yang digunakan oleh para
praktisi di dunia dalam bertanam secara hidroponik. Merupakan aplikasi teknologi untuk
menaikkan produktivitas tanaman pangan dalam rangka mencukupi kebutuhan seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk. Hidroponik dapat diterapkan pada sayuran,
bunga, buah dsb.
HIDROPONIK
- Tidak butuh lahan luas
- Nutrisi (pupuk) dpt dibuat langsung sesuai dgn kebutuhan tanaman
Keunggulan
- Tanaman mudah diperbaharui tanpa tergantung kondisi lahan dan musim
- Pertumbuhan dan kualitas panen dapat diatur
- Hemat tenaga kerja - Produk bersih dan lebih higienis
- Hemat air dan pupuk (aman untuk kelestarian lingkungan)
- Masa tanam lebih singkat
- Biaya operasional murah
Kelemahan
- Biaya investasi awal lebih mahal
- Sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan komposisi pupuk, pH, dan suhu
Sistim Hidroponik
1. Prinsip dasar hidroponik adalah memberikan bahan makanan dalam larutan mineral
atau nutrisi
yang diperlukan tanaman dengan cara siram atau diteteskan.
2. Melalui teknik ini dapat dipelihara lebih banyak tanaman dalam satuan ruang yang
lebih sempit.
Bahkan, tanpa media tanah dapat dipelihara sejumlah tanaman lebih produktif.
3. Sistem hidroponik bebas pestisida sehingga tidak ada serangan hama dan penyakit.
4. Aeroponik adalah modifikasi hidroponik terbaru. Tanaman diletakkan di atas styrofoam
hingga
akarnya menggantung.
Tidak memerlukan lahan yang luas cukup manfaatkan di pekarangan rumah atau di
belakang rumah.
Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha
hidroponik memang cukup besar, tetapi hal tersebut terasa berat pada saat awal saja
untuk penyiapan alat-alat dan media tanam, karena untuk selanjutnya hanya
mengeluarkan biaya untuk bibit tanaman dan pupuk saja. Apabila kita lakukan dengan
serius tentunya ini merupakan salahsatu alternative peluang usaha yang menggiurkan
untuk pemasukan tambahan diluar gaji rutin dengan memanfaatkan waktu luang yang
ada.
SELAMAT MENCOBA
EKNOLOGI UNTUK PERTANIAN & MASA DEPAN
KELESTARIAN LINGKUNGAN
KEUNGGULAN
1. Bentuk cair sehingga mudah & cepat diserap oleh tanah.
2. Mengandung bakteri unggul hasil proses isolasi dan pembiakan murni.
3. Tidak mengandung bahan yang bersifat najis (kotoran hewan) & tidak
mengandung bakteri (E.Coli & Salmonella) sehingga aman bagi penggunaan di
lapangan.
4. Mengandung hormon pertumbuhan alami gibrelin, sitokinin (kiretin & zeatin)
serta auksi (AA).
5. Meningkatkan kapasitas penyerapan tanah terhadap udara & air.
6. Meningkatkan hasil panen 20 s.d 50% dari kondisi awal.
7. Mempercepat pertumbuhan sehingga panen lebih cepat.
8. Menguraikan residu pestisida di dalam tanah.
9. Tidak ada efek samping yang merugikan.
10. Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman baik, pertanian, perkebunan &
kehutanan.
11. Dapat digunakan pada berbagai jenis lahan.
12. Meningkatkan proses biokimia tanah sehingga menyediakan unsure Nitrogen
(N) Phospor (P) dan Kalium (K) yang cukup mudah diserap tanaman.
13. Menghemat penggunaan pupuk kimia 50-60%
14. Harga lebih murah dari pupuk biasa.
Kandungan BioBoost
BioBoost disebut pupuk hayati karena kandungan yang ada dalam BioBoost adalah
mahluk hidup, yaitu mikroba tanah. Secara umum ada 3 macam pupuk yaitu Pupuk
kimia (anorganik) seperti Urea, Za, KCL, NPK dan lainnya. Pupuk kompos (organik)
seperti sisa-sisa tanaman/humus dan pupuk kandang(kototan hewan).
Kini telah ditemukan jenis pupuk baru yaitu Pupuk Hayati, yang isinya
berupamikroba menyubur tanah. Kandungan mikroba membuat pupuk ini ramah
lingkungan. Mikroba bermanfaat dalam proses biokimia dalam tanah sehinggaunsur
hara menjadi lebih mudah diserap akar tanaman. Akibatnya tanaman akan
tumbuh lebih optimal.
Apakah pupuk BioBoost berbahaya bagi kesehatan manusia ?
Aquaponik adalah kombinasi dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman
tanpa tanah). Dalam aquaponik, air yang mengandung nutrisi yang dihasilkan dari budidaya ikan
merupakan sumber pupuk alami untuk tanaman yang tumbuh. Tanaman sendiri mengkonsumsi
nutrisi, dan membantu untuk memurnikan air bagi kehidupan ikan, sehingga merupakan Sebuah
proses mikroba alami yang menjadikan antara ikan dan tanaman tetap sehatsehat.
Hal ini menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dimana kedua tanaman dan ikan dapat
berkembang. Aquaponik adalah jawaban ideal untuk masalah petani ikan untuk membuang air yang
kaya nutrisi dan petani hidroponik yang memang sangat perlu air kaya nutrisi.
Tanaman sistem Hidroponik tumbuh dalam larutan air dan nutrisi, tanpa tanah. Solusinya dapat
dibuat dengan menambahkan unsur-unsur yang diperlukan tanaman dalam air, yang akan diserap
langsung ke akar tanaman. Dalam beberapa sistem hidroponik akar berada dalam media tumbuh
yang membuat mereka tetap lembab, aerasi dan jumlah oksigen juga membantu untuk mendukung
tanaman
Dalam akuakultur, air cepat mengandung gizi karena kaya dengan ikan dalam mencerna makanan
dan membuang air limbah. Air limbah biasanya disaring agar bebas dari limbah yang tidak berguna.
Kita akui, model akuakultur belum seluruhnya optimal sebagai usaha potensial, tetapi dimasa
datang, bukan tidak mungkin ini menjadi usaha yang dapat di garap secara komersial, sebab dengan
mengabungkan aquaponik, petani hidroponik dapat menghilangkan biaya dan tenaga kerja yang
terlibat dalam mencampur larutan pupuk dan akuakultur komersial mungkin dapat secara drastis
mengurangi jumlah filtrasi yang diperlukan dalam sirkulasi budidaya ikan.
PRINSIP KERJA
Input utama untuk sistem aquaponik adalah makanan ikan. Ikan makan sampah makanan dan
mengekskresikan. Lebih dari 50% dari limbah yang dihasilkan oleh ikan adalah dalam bentuk
amonia disekresi dalam urin dan, dalam jumlah kecil, melalui insang. Sisa dari limbah, dikeluarkan
sebagai kotoran, mengalami proses yang disebut mineralisasi yang terjadi ketika bakteri
heterotrofik mengkonsumsi limbah ikan, materi tanaman yang membusuk dan tidak-makan
makanan, mengubah ketiga untuk senyawa amoniak dan lainnya. Dalam jumlah yang cukup
amonia merupakan racun bagi tanaman dan ikan.
Bakteri nitrifikasi, yang secara alami hidup di air, tanah dan udara, mengubah amonia menjadi
nitrit pertama dan kemudian menjadi nitrat yang mengkonsumsi tanaman. Dalam sebuah sistem
aquaponik bakteri heterotrofik dan nitrifikasi akan melekat pada dinding tangki, bawah dari rakit,
bahan organik, media tumbuh (jika digunakan) dan di kolom air. Bakteri menguntungkan dibahas
di sini adalah alam dan akan menghuni sistem aquaponik sesegera amonia dan nitrit yang hadir.
Pada dasarnya, Anda memiliki tiga tanaman untuk tetap hidup di aquaponik ikan, tanaman dan
bakteri menguntungkan. Entitas ini hidup tiga masing-masing bergantung pada yang lain untuk
hidup. Bakteri mengkonsumsi limbah ikan menjaga air bersih untuk ikan. Dalam proses ini, bakteri
memberikan tanaman dengan bentuk yang bermanfaat dari nutrisi. Dalam menghilangkan nutrisi
melalui pertumbuhan tanaman, tanaman membantu membersihkan air ikan hidup masuk.
Aquaponik adalah metode yang sangat efisien makanan tumbuh yang menggunakan minimum air
dan ruang dan memanfaatkan limbah, sehingga produk akhir organik, ikan sehat dan sayuran.
Dari sudut pandang gizi, aquaponik menyediakan makanan dalam bentuk kedua protein (dari ikan)
dan sayuran.
eknologi Aquaponik Mendukung Ketersediaan Pangan di Perkotaan
Oleh Administrator
Pada dasarnya, aquaponik adalah sistem produksi pangan yang berkelanjutan yang
menggabungkan budidaya tradisional (membesarkan hewan air seperti lobster, ikan, atau udang
dalam bak atau kolam) dengan hidroponik (budidaya tanaman dalam air) di dalam lingkungan
simbiosis. Dalam budidaya hewan air, limbah menumpuk di dalam air, sehingga bersifat toksik
bagi ikan. Limbah kaya hara tersebut selanjutnya disirkulasi menuju subsistem hidroponik yang
ditanami berbagai jenis tanaman. Setelah itu, air menjadi bersih dan kaya oksigen dan diresirkulasi
kembali ke dalam kolam.
Aquaponik terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan hewan air
dan bagian hidroponik untuk menumbuhkan tanaman. Sistem akuatik menghasilkan sisa pakan
dan feses yang terakumulasi di dalam air dan bersifat toksis terhadap hewan air, namun kaya
nutrien yang dapat menjadi sumber hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnya.
Meskipun terdiri atas dua bagian, sistem aquaponik terdiri atas beberapa komponen
atau sub sistem yang bertanggung jawab atas penghilangan limbah padat, penyuplai basa untuk
menetralkan kemasaman, atau pengatur kandungan oksigen air. Komponen tersebut antara lain,
(1) tangki pemeliharaan ikan atau kolam, (2) unit penangkap dan pemisahan limbah padat (sisa
pakan dan feses), (3) bio filter, tempat di mana bakteri nitrifikasi dapat tumbuh dan mengkonversi
amonia menjadi nitrat, yang dapat digunakan oleh tanaman, (4) subsistem hidroponik, yakni
bagian dari sistem di mana tanaman tumbuh dengan menyerap kelebihan hara dari air, (5) Sump:
titik terendah dalam sistem di mana air mengalir ke dan dari yang dipompa kembali ke tangki
pemeliharaan. Unit untuk menghilangkan padatan, biofiltrasi, dan/atau subsistem hidroponik dapat
digabungkan menjadi satu unit atau subsistem, yang mencegah air mengalir langsung dari bagian
budidaya ikan (kolam) ke sub sistem hidroponik. Unit biofilter ini sangat vital peranannya karena
terkait dengan proses nitrifikasi.
Nitrifikasi atau perubahan amonia menjadi nitrat dalam suasana aerobik, merupakan salah satu
faktor yang paling penting dalam sistem aquaponik. Hal tersebut disebabkan karena proses
nitrifikasi dapat mengurangi toksisitas air dan memungkinkan senyawa nitrat yang dihasilkan
menjadi sumber nutrisi tanaman. Amonia terus dilepaskan ke dalam air melalui kotoran dan insang
ikan sebagai produk dari metabolisme. Ammonia bersifat beracun bagi ikan (0,5-1 ppm) sehingga
harus disaring keluar dari sistem pemeliharaan ikan. Meskipun tanaman dapat menyerap amonia,
namun Nitrat lebih mudah untuk diserap dan digunakan tanaman, sehingga efisien dalam
mengurangi toksisitas air untuk ikan. Amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain melalui
populasi sehat Nitrosomonas: bakteri yang mengubah amonia menjadi nitrit, dan Nitrobacter:
bakteri yang mengubah nitrit menjadi nitrat. Dalam sistem aquaponik, akar tanaman menjadi
tempat hidup dan berkembangnya bakteri-bakteri tersebut. Setelah sistem stabil, kadar amonia
dalam air berkisar 0,25-2,0 ppm, nitrit berkisar tingkat 0,25-1 ppm, dan nitrat berkisar 2-150 ppm.
Dengan kata lain, tanaman yang tumbuh dalam subsistem hidroponik, dengan akar terendam
dalam air kaya nutrisi yang berasal dari limbah kolam, akan membantu untuk menyaring amonia
yang merupakan racun bagi hewan air, atau metabolitnya. Setelah melewati subsistem
hidroponik, air menjadi bersih dan kaya oksigen, dan dapat kembali ke dalam sistem air.
Sayuran daun hijau yang paling baik tumbuh dalam subsistem hidroponik adalah petsai, selada,
kemangi, tomat, okra, melon dan paprika. Selain itu, spesies lain antara lain buncis, kacang
polong, kol, selada air, talas, lobak, stroberi, melon, bawang, lobak, lobak, ubi jalar dan rempah-
rempah juga dapat menjadi pilihan tanaman yang bisa ditanam secara aquaponik. Sedangkan
jenis ikan air tawar yang paling umum digunakan dalam sistem aquaponik dan paling popular
untuk aquaponik skala rumah tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut.
Jadi jelaslah, teknologi aquaponik layak untuk dikembangkan di lahan pekarangan terutama di
perkotaan yang memiliki lahan pekarangan sempit hingga sangat sempit. Teknologi aquaponik ini
dapat menjadi langkah awal yang logis menuju kamandirian pangan keluarga dan bahkan bangsa
Indonesia.
Harga Oksigen
Harga oksigen untuk memperoleh hasil produksi optimal adalah diatas 5 ppm. Apabila kadar oksigen
kurang dari 5 ppm, ikan akan berkurang nafsu makannya dan pertumbuhannya terhenti.Untuk
meningkatkan kadar oksigen dapat digunakan aerator atau mengalirkan air secara terus menerus.
Temperatur
Secara umum suhu air 25-32 oC baik untuk budidaya ikan. Pada suhu rendah nafsu makan ikan akan
turun yang mengakibatkan pertumbuhan ikan terganggu. Pada suhu tinggi ikan akan menunjukkan
gejala kekurangan oksigen. Perubahan suhu secara tiba-tiba mengakibatkan ikanstress yang dapat
menyebabkan kematin.
Derajat Keasaman
Derajat keasaman (pH) yang baik untuk budidaya ikan adalah 5.5-9.0. Meskipun ikan masih dapat
bertahan di luar kisaran pH tersebut namun produksi yang dihasilkan rendah.
Jika pH terlalu rendah dapat dinaikkan dengan menggunakan kapur pertanian (CaCO3).
Kekeruhan
Kekeruhan melindungi ikan dari serangan predator. Selain itu kekeruhan dapat mempengaruhi
pernapasan dan nafsu makan ikan. Kekeruhan 30-40 cm baik untuk budidaya ikan.
Harga Amonia
Amonia bersifat racun bagi ikan. Amonia dihasilkan dari sekresi / kotoran ikan. Kadar amonia optimal
untuk budidaya ikan adalah di bawah 1,4 ppm. Cara untuk menurunkan kadar amonia dalam air
adalah dengan mengganti air sebagian atau seluruhnya atau dengan cara filterisasi.Untuk budidaya
ikan hias dalam akuarium atau kolam kecil, filterisasi ini paling sering digunakan karena lebih praktis
dan menghemat waktu.
Klik link Filter ini untuk melihat contoh filter untuk kolam.
Kolam Taman
Bayangkan sebuah tempat yang hijau dan sejuk dengan gemericik air terjun yang mengalir. Tentu
Anda merasa nyaman berada di tempat tersebut. Namun tidak mudah menemukan tempat seperti itu
sekarang. Apalagi di kota besar yang semakin gersang dan bising. Tentu saja Anda dapat sesekali
melakukan perjalanan ke Puncak atau Bali. Tapi tentu saja tidak bisa setiap saat. Selain karena
membutuhkan biaya juga membutuhkan waktu yang tentu saja sangat berharga.
Salah satu solusinya adalah membuat kolam taman. Kolam kecil yang bisa di buat di halaman rumah
bahkan di dalam rumah. Tidak sulit membuat kolam taman. Cara paling mudah adalah menggunakan
jasa pembuat taman yang ada di sekitar Anda. Jika ingin membuat yang lebih sesuai dengan selera
Anda dan mau sedikit repot, Anda bisa membuatnya sendiri.
Sistem Akuaponik
Dalam akuaponik umumnya tanaman ditanam di dalam media tanam yang terpisah dari tangki
ikan. Air dipompa dari tangki ikan ke media tanam dan dialirkan kembali ke dalam tangki ikan.
Ada tiga sistem dasar media tanam dalam akuaponik.
Media tanam yang diisi kerikil, expanded clay, atau media lain yang mirip adalah bentuk paling
sederhana dari akuaponik. Sistem ini dapat dilakukan dengan dua cara. Dengan aliran air terus
menerus atau dengan siklus padang surut.
Gambar Akuaponik Pasang Surut (ebb & flow) Biasa
1. bak ikan 2. pompa air 3. bak tanam 4. auto siphon 5. media tanam 6. penyangga
Deep Water Culture
adalah salah satu metode yang sering digunakan secara komersial. Air dipompa
dari tangki ikan melalui sistem filtrasi. Kemudian air dipompa ke saluran panjang di mana rakit
terapung yang diisi dengan tanaman berada permukaan air.
Atau model yang berikut:
Nutrient Film Technique hanya cocok untuk jenis tanaman tertentu, biasanya sayuran berdaun
hijau. Dalam sistem NFT, air yang kaya nutrisi dipompa ke dalam selokan kecil yang tertutup. Air
mengalir dalam selokan dalam bentuk aliran yang sangat tipis. Tanaman ditempatkan dalam wadah
plastik kecil yang memungkinkan akarnya mengakses air. Salah satu elemen penting untuk sistem
akuaponik adalah bakteri menguntungkan. Bakteri ini menguraikan unsur dalam air menjadi bentuk
yang dapat diserap dan digunakan oleh tanaman.
Ada dua jenis bakteri yang berbeda yaitu nitrosomonas dan nitrobacter. Nitrosomonas mengubah
amoniak menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah menjadi Nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Tanaman
kemudian menyerap nitrat ini untuk pertumbuhannya.
Pemeliharaan Larva
Secara bertahap, larva akan melepaskan diri dari sarang dan berenang bebas. Selama minggu
pertama larva di beri makan infusoria sebagai makanan utamanya. Selanjutnya mulai awal minggu
kedua, mulai di perkenalkan dengan pakan yang lebih besar ukurannya yaitu rotivera, artemia, kutu
air dan cacing sutra. Setelah 4 minggu, benih bisa di panen untuk pemeliharaan selanjutnya.
Fitur induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah:
Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg / ekor.
Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg / ekor. Bentuk tubuh secara keseluruhan
mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak ada bercak putih. Panjang kepala minimal 1/3
dari panjang tubuh, lensa mata tampak jernih.
Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang pangkal ekor
harus lebih panjang dibandingkan lebar / tebal ekor.
Sedangkan fitur-fitur untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
Betina: Badan bagian perut besar, buncit dan lembek. Gerakan lambat, pada malam hari biasanya
loncat-loncat. Jika perut istriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
Jantan: Badan tampak langsing. Gerakan lincah dan gesit. Jika perut distriping mengeluarkan cairan
sperma berwarna putih.
Pembenihan / Pemijahan
Luas kolam pemijahan 5 meter persegi dengan dasar kolam sedikit berlumpur.
Kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari. Kolam
pemijahan juga merupakan kolam penetasan. Untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan
air. Setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain. Setelah benih berumur 5 hari
lalu pindahkan ke kolam pendederan.
Pemeliharaan Bibit / Pendederan Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah
telur-telur hasil pemijahan menetas dan berumur 5-7 hari. Kegiatan ini dilakukan pada kolam
pendederan yang sudah disiapkan. Kolam dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan
liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan.
Jumlah benih yang disebar mulanya = 100-200 ekor / meter persegi. Setelah 1 bulan, ukuran benih
menjadi 2-3 cm, lakukan penjarangan menjadi = 50-75 ekor / meter persegi. Setelah 1 bulan, ukuran
benih menjadi 3-5 cm lakukan penjarangan lagi menjadi = 25-50 ekor / meter persegi.Setelah
pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 5-8 cm, perlu penambahan makanan berupa dedak
halus 3-5% dari jumlah bobot benih. Lakukan Penjarangan menjadi = 3-5 ekor / meter
persegi. Setelah pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 8-12 cm sehingga perlu penambahan
makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. Benih siap di besarkan sampai ukuran
konsumsi.
Pemijahan
Induk ditebar dengan kepadatan 1 ekor tiap 5 m2. Perbandingan jumlah jantan dan betina 1:3-4.Induk
betina dapat memproduksi 1500 sampai dengan 2500 butir telur tiap kg berat induk. Sarang
ditempatkan 1-2 m dari tempat bahan sarang. Kedalaman sarang 10 -15 cm dari permukaan
air.Sarang dipasang horizontal sejajar dengan permukaan air dan menghadap ke arah tempat bahan
sarang. Bahan sarang berupa ijuk atau sabut kelapa. Tempat bahan sarang berupa anyaman kasar
dari bambu atau bahan lain dan ditempatkan di permukaan air. Pembuatan sarang dapat berlangsung
selama 1 sampai dengan 2 minggu bergantung pada kondisi induk dan lingkungannya. Pemeriksaan
sarang yang sudah berisi telur dilakukan dengan cara meraba dan menggoyang sarang secara
perlahan. Dapat juga dengan menusuk sarang menggunakan lidi. Jika sarang sudah berisi, akan
keluar minyak atau telur ke permukaan air. Jika sarang sudah dipastikan berisi, sarang diangkat. Telur
lalu dipisahkan dari sarang dengan cara membukanya secara hati-hati. Telur yang baik akan
berwarna kuning bening. Sedangkan telur yang jelek berwarna kuning keruh. Telur yang jelek harus
dibuang karena tidak akan menetas.
Penetasan Telur
Telur ditebar dalam pot atau ember hitam dengan kepadatan 4 sampai 5 butir tiap cm2. Ketinggian air
dijaga 15 - 20 cm dan suhu 29 30 oC. Tambahkan aerasi kecil untuk mempertahankan kandungan
oksigen terlarut. Telur akan menetas setelah 36 - 48 jam.
Pemeliharaan Larva
Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di tempat penetasan. Setelah 6 hari dipindahkan
ke akuarium dengan padat tebar 15 - 20 ekor / liter. Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5
sampai dengan 6 hari. Pakan berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia. Penggantian air
hanya sudah banyak kotoran dan sisa pakan.
Pendederan
Pendederan dapat dilakukan di dalam akuarium atau kolam. dalam akuarium, perlakuannya sama
seperti halnya memelihara larva. Hanya saja perlu dilakukan penjarangan. Sedangkan jika
pendederan dilakukan di dalam kolam, sebelumnya perlu dilakukan persiapan kolam. Persiapan
tersebut meliputi pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian
air dan pengkondisian air kolam.
tekhnik Aquaponik
Akuaponik merupakan salah satu cara mengurangi polusi air yang dihasilkan oleh
budidaya ikan dan juga menjadi salah satu alternatif mengurangi jumlah pemakaian air yang dipakai
oleh sistem budidaya.
Teknologi akuaponik merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam rangka
pemecahan keterbatasan air. Disamping itu teknologi akuaponik juga memiliki keuntungan lainnya
berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan memperbesar keuntungan para peternak
ikan.
Aquaponik yaitu memanfaatkan secara terus menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman dan
sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang
optimal untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan system re-sirkulasi. Sistem teknologi
akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan
sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit, akuaponik yang
merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai
tanaman sayuran. Beberapa hal terkait dengan pemeliharaan ikan agar baik dalam teknologi
akuaponik adalah sebagai berikut:
Wadah Pemeliharaan
Wadah pemeliharaan ikan prinsipnya memiliki pembuangan air yang dapat menyedot
kotoran ikan atau sisa pakan yang digunakan untuk dialirkan kedalam bak filter misalnya dengan
menggunakan ember - ember plastik ukuran 10-20 l atau papan kayu yang dibentuk menjadi seperti
bak saluran air yang dilapisi plastik. luasan ember sebagai filter yang digunakan adalah 25% dari
permukaan wadah pemeliharaan ikan seperti pada gambar. Sehingga air yang kotor menjadi bersih
kembali. Medianya terdiri dari: batu kerikil atau batu apung lebih dianjurkan untuk digunakan karena
jika memakai tanah maka seringkali jalannya air lebih terhambat karena tanah-tanah halus juga ikut
hanyut dan menyumbat lubang pengeluaran Sistem resirkulasi
Singkatnya dapat digambarkan sebagai berikut, air yang berasal dari wadah
pemeliharaan ikan dialirkan dengan menggunakan pompa air ke filter yang juga berfungsi sebagai
tempat untuk menanam tanaman, kemudian air yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali kedalam
kolam ikan dialirkan secara terus menerus, sehingga amoniak yang berada di kolam akan tersaring
sampai 80% oleh tanaman tersebut .. jenis tanaman yang sudah dicoba dan berhasil cukup baik
adalah kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai. Karena media filter tidak menggunakan tahah
maka agar tanaman dapat tumbuh baik harus disemaikan dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru
siap dipindahkan pada system akuaponik dengan jarak tanam:
Kangkung - 10 cm
Cabai - 40 cm
Tomat - 40 cm
Terong sayur - 40 cm
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem budidaya ikan secara akuaponik,
diantaranya adalah:
Bak beton, untuk wadah budidaya, ukurannya disesuaikan dengan luas area
yang mungkin digunakan, dalam sistem akuaponik ini digunakan bak
berukuran 2 x 3 m,
Pipa, untuk jalur sirkulasi air, ukurannya disesuaikan dengan luas area yang
mungkin digunakan, dalam sistem akuaponik ini pipa yang digunakan
sebanyak 8 buah dengan panjang masing-masing 4 m,
Selang ukurannya disesuaikan dengan banyaknya pot yang digunakan, dalam
sistem akuaponik ini mengunakan selang sepanjang 4 m.
Pipa Keni sistem L, untuk sambungan antar pipa, digunakan sebanyak 16
buah,
Dop, untuk menyambungkan pipa, dalam sistem akuaponik ini menggunakan
sebanyak 8 buah,
Ember plastik atau pot, untuk wadah tanaman konsumsi, banyaknya
disesuaikan dengan ukuran bak dan keinginan, dalam sistem akuaponik ini
menggunakan 36 ember,
Aerator, untuk sumber oksigen ikan,
Pompa, untuk mensirkulasi air,
Timer, untuk mengatur sirkulasi air oleh pompa,
Benih ikan, sebagai objek budidaya, ikan yang digunakan beragam, dalam
sistem akuaponik ini menggunakan ikan mas dan ikan nila, kepadatannya
sendiri disesuaikan dengan ukuran bak, dalam sistem akuaponik ini dilakukan
penebaran sebanyak 200 ekor ikan nila dan ikan mas,
Bibit tanaman konsumsi, sebagai objek budidaya tanaman, jenisnya beragam,
namun dalam sistem akuaponik ini menggunakan tanaman kangkung,
Arang, sebagai media hidup tanaman dan filter air, banyaknya disesuaikan
dengan jumlah tanaman yang ditanam, dalam sistem akuaponik ini sebanyak 2
karung ukuran 25 kg.
Langkah-langkah pembuatan sistem budidaya ikan secara akuaponik, diantaranya
adalah:
Dengan teknik pembudidayaan lele sangkuriang dengan teknik organik, air yang telah terpakai
maupun sedang dipakai memang tidak memerlukan sirkulasi/penggantian air yang intens/sering.
namun memang beberapa diantara kita terkadang mengalami masalah dengan keadaan air
dikolam, dimana air kolam biasanya keruh dan berbau, sehingga menyebabkan lele yang kita
pelihara bermasalah.
Bagi yang memiliki sumber air yang bagus, terus memiliki lahan yang cukup, mungkin
halini tidak jadi masalah. namun berbeda dengan kita-kita yang memiliki lahan yang terbatas,
dan sumber air yang minim. tentu keadaan kolam yang keruh dan bau harus memiliki solusi lain
yang lebih "masuk akal" dilakukan.
Dan teknik Aquaponik mungkin bisa jadi solusi untuk masalah ini. Berikut artikel menarik tentang
Teknik Aquaponik.
Oleh : Sumoharjo
Keberhasilan suatu usaha akuakultur sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
yang optimum untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Sementara itu,
dalam suatu sistem tertutup secara kontinu ikan memproduksi limbah nutrien yang secara
perlahan namun pasti mencapai level yang beracun (toksik) bagi ikan itu sendiri.
Menurut Colt (1991) dari 1 kg pakan dengan konsumsi oksigen 250 gram, ikan mengeluarkan
340 gram CO2 dan 30 gram amonia melalui insang, 500 gram feses padat dan 5.5 gram PO4-P.
Losordo et al. (1998) telah menghitung sekitar 250-300 gram limbah berupa solid (dari feses dan
residu pakan) dihasilkan oleh setiap 1 kg ikan. Menurut Zonneveld et al. (1991) setiap 1 kg pelet
pakan yang dikonsumsi ikan dapat menghasilkan NH4+-N sebesar 30 gram. Limbah akuakultur
dalam bentuk gas diantaranya adalah karbon dioksida (CO2) dari hasil respirasi biota akuatik
dan hasil perombakan bahan organik secara aerobik maupun anaerobik oleh bakteri heterotrof.
Oleh karena itu, untuk menjaga lingkungan akuakultur agar selalu dalam kondisi optimum
maka air media ikan diresirkulasi dengan melalui mekanisme filtrasi. Menurut Van Rijn et al.
(2005) bahwa sistem resirkulasi untuk menghilangkan nitrat dari sistem akuakultur untuk
beberapa alasan, seperti; (1) regulasi proteksi lingkungan diasosiakan dengan level nitrat yang
diijinkan > 11.3 ppm (European council directive, 1998). (2) menghindari peningkatan nitrit
sebagai akibat dari reduksi nitrat yang tidak sempurna (3) stabilisasi kapasitas penyangga (4)
mengeliminasi karbon organik, ortofosfat dan sulfid dari air budidaya selama proses denitrifikasi.
Dalam sistem filtrasi konvensional sebenarnya tidak mengeliminasi limbah nutrien dari sistem
akuakultur karena nutrien tersebut hanya tertahan sesaat di media filter yang kemudian kembali
lagi ke dalam wadah akuakultur sedangkan pembuangan (discharge) limbah dari media filter
akan dapat mempengaruhi lingkungan akuatik secara luas, hal ini tentu saja bertentangan
dengan kebijakan proteksi lingkungan dalam good aquaculture practices untuk biosekuriti dan
water scarcity. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya eliminasi limbah nutrien ini dengan
mengalihkannya ke tingkat trofik lain sehingga menjadi suatu produk yang lebih bermanfaat.
Akuaponik adalah suatu perpaduan sistem budidaya antara sub sistem hidroponik dengan sub
sistem akuakultur sehingga menjadi suatu sistem produksi pangan terpadu (tanaman dan ikan).
Dewasa ini, Akuaponik menjadi sebuah model produksi pangan berkelanjutan yang menekankan
pada konsep aliran nutrien yang memadukan prinsip-prinsip ekologis sehingga teknologi ini lebih
alami dan sangat ramah lingkungan, menghasilkan produk organik karena bebas dari
kontaminasi bahan kimia (misalnya;disinfektan, pestisida, antibiotik, dll). Selain itu, akuaponik
merupakan sistem akuakultur yang dikembangkan untuk lahan terbatas sehingga sangat penting
untuk pengembangan akuakultur di daerah perkotaan (urban aquaculture).
Produk limbah dari satu sistem biologis perfungsi sebagai nutrient untuk system biologis
berikutnya.
Perpaduan ikan dan tanaman merupakan usaha polikultur yang menghasilkan produk
ganda (ikan dan sayuran).
Air dapat digunakan kembali karena telah melalui resirkulasi dan filtrasi secara biologis.
Produksi pangan lokal ini akan menyediakan akses untuk pangan sehat dan
meningkatkan ekonomi lokal.
Dalam akuaponik, efluen yang kaya nutrien dari bak ikan digunakan sebagai pupuk untuk
produksi tanaman hidroponik. Hal ini baik bagi ikan, karena akar tanaman menjadi media
permukaan untuk tempat tumbuhnya Rhizobacteria yang akan merombak limbah nutrien dari
sistem akuakultur. Nutrien ini dihasikan dari kotoran ikan, alge, dan sisa pakan yang dapat
terakumulasi hingga level toksik dalam bak ikan, tetapi sebaliknya dapat berfungsi sebagai
pupuk cair untuk pertumbuhan tanaman dalam hidroponik. Dengan demikian, hidroponik
berfungsi sebagai biofilter untuk menyerap amonia, nitrat, nitrit, dan fosfor, jadi air yang bersih
kemudian dapat dialirkan kembali ke bak ikan. Bakteri nitrifikasi yang hidup dalam media filter
dan berasosiasi dengan akar tanaman memegang peran utama dalam siklus nutrient; tanpa
mikroorganisme ini keseluruhan system akan berhenti berfungsi.
Akuakulturis dan petani menggunakan akuaponik karena beberapa alasan :
Petani melihat kotoran ikan sebagai sumber pupuk organic yang baik bagi pertumbuhan
tanaman.
Pembudidaya ikan melihat hidroponik sebagai salah satu metode biofltrasi untuk
memfasilitasi akuakultur resirkulasi intensif.
Petani melihat akuaponik sebagai cara untuk memperkenalkan produk organik ke pasar
karena hanya menggunakan pupuk dari kotoran ikan yang telah melalui proses biologis.
Akuaponik dapat menghasilkan sayuran segar dan ikan sebagai sumber protein pada
daerah-daerah kering dan ketersediaan lahan terbatas.
Selain untuk aplikasi komersial, akuaponik telah menjadi tempat pembelajaran yang
populer bagi masyarakat maupun siswa-siswa kejuruan perikanan tentang biosistem
terpadu.
Sumber: http://sumoharjo.blogspot.com/2009/11/aquaponic-system.html
Yup, segala hal harus difikirkan demi keberlangsungan usaha kita dalam membudidayakan lele
sangkuriang. karena cepat-atau lambat masalah limbah harus dapat diatasi agar tidak
menyebabkan masalah dikemudian hari.
Salam Patilers
Kolam disamping rumah dan depan rumah sudah siap total semua ada 3 kolam dengan 1m
Lebar x 3m Panjang. Dan satu kolam disamping sudah aku tebar 1025 ekor lele mulai tanggal 31
Maret 2011 dengan panjang bibit sekitar 5 cm dengan ketinggian air 30cm. Padat tebarnya
lumayan tinggi sekitar 333 ekor/m2. Dan hari kamis 7 April 2011 karena sudah mulai berbau aku
kurangi airnya separo dan kuganti dengan air baru. Bukan hanya itu aku tambah aeator dengan
sistem water lift memakai pipa paralon 1/2. Ada ruang di kanan kiri kolam, satu dinding rumah
dan yg satu dinding pagar pembatas rumah. Aku pingin mengoptimalkan itu untuk tanaman
sayuran. Aku googling sebentar mencari kata-kata tumpang sari ikan tanaman, akhirnya
ketemulah sistem yg bernama Akuaponik. Kolam di rumahku akan aku upgrade dengan sistem
ini, lumayan bisa panen ikan sekalian panen sayur.
Prinsip dasar yang digunakan dalam sistem akuaponik adalah resirkulasi, yang artinya
memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam pemeliharaan ikan dengan filter alami yang
berupa tanaman dan medianya.
Air yang kotor (karena terkena kotoran ikan) dapat menjadi racun bagi ikan yang dipelihara dalam
kolam. sebaliknya, air yang mengandung berbagai nutrien (yang berfungsi sebagai pupuk) tersebut
sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan.
Pemilihan Komoditas
Pemilihan komoditas memegang peranan penting dalam merencanakan dan mendapatkan hasil
sesuai yang diinginkan. Komoditas yang dipilih hendaknya didasarkan atas tersedianya pasar.
Jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan pada sistem akuaponik bisa ikan nila/tilapia, ikan
mas, ikan koi, lele atau udang galah dan lain-lain, boleh dipelihara di dalam kolam, akuarium
atau tangki. Sedangkan untuk tanaman yang bisa dimanfaatkan sebaiknya tanaman yang
mempunyai nilai ekonomis seperti bayam hijau, bayam merah, kangkung atau selada dan juga
tanaman buah seperti lombok,terung, mentimun,tomat, melon. Bahkan di Astralia dan Amerika,
sistim aquaponik juga bisa membudayakan pepaya maupun tanaman hias.
Keuntungan Akuaponik
Aplikasinya baik secara teoritis, praktis dan ekonomis tentu saja akuaponik akan sangat
menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas, memiliki hasil produksi
ganda, hemat air, mengurangi penggunaan bahan kimia serta bersifat organik.
Keuntungan secara praktis sudah barang tentu kita tidak perlu mencangkul, merumput,
menggembur dan membungkuk atau aktifitas lainnya yang menyiksa badan. Sistem akuaponik
tidak menggunakan pupuk dan pestisida. Juga tidak perlu untuk menyiram sayuran setiap hari.
Anda hanya memberi makan kepada ikan lalu menyebabkan anda mendapat sayuran dan ikan
segar. Hasil panen tanaman dari akuaponik tentunya memiliki nilai harga jual yang cukup tinggi di
supermarket karena bersifat organik.
Sistem aquaponik ini juga jauh lebih esien. dari hasil penelitian untuk ternak membutuhkan
sekitar 7 kg biji-bijian untuk membangun 1 kg bobot hidup. Sedangkan budi daya ikan pada
sistim aquaponik dapat melakukan hal yang sama dengan kurang dari 2 kg biji-bijian. Bila ada
1000 ton air untuk memproduksi 1 ton biji-bijian, maka memelihara ikan sekaligus tanaman
dalam satu sistim jauh lebih efisien daripada memelihara ternak.
1. Beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam sistem akuaponik adalah pasir kasar,
arang kayu, arang sekam, ijuk, kerikil,dan tanah.
2. Persiapan bibit tanaman. Tanaman harus disemai dan dipelihara terlebih dahulu hingga
mencapai ukuran yang ideal untuk dipindahkan di media filter. Benih tanaman yang digunakan
berasal daru biji-bijian yang sudah siap digunakan seperti yang tersedia pada umumnya di toko
atau kios tani. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam penyediaan tanaman yang siap
dipelihara dalam sistem akuaponik adalah penyemaian. Penyemaian benih atau bibit tanaman
dilakukan dengan prosedur yang sesuai dengan jenis tanaman yang diinginkan. Umumnya
penyemaian ini memakan waktu antara1-2 minggu. Untuk beberapa benih diperlukan
perendaman terlebih dahulu selama satu malam untuk mengaktifkan enzim pertumbuhan dan
memecahkan masa dormansi biji. Setelah benih yang disemai dari biji-bijian tersebut beserta
seluruh akarnya ke wadah pemeliharaan. Wadah pemeliharaan bisa berupa ember-ember
plastik, polibag atau gelas plastik.
Dalam pemeliharaan tanaman, pengaturan air yang digunakan untuk penyiraman tanaman perlu
dilakukan melalui kran agar air yang masuk dan keluar wadah pemeliharaan seimbang sehingga
tidak terjadi kekurangan atau kelebihan air di bak filter.
Diagram Akuaponik
1. Mengerti sifat dan karakter jenis ikan yang akan dibudidayakan, kebiasaan makan,
kebiasaaan hidup, mudah stress atau tidak bila dibudidayakan dengan kepadatan tebar yang
tinggi.
2. Mengeuasai tehnik Manajemen atau pengaturan Kualitas Air.
3. Bisa menghitung Jumlah Pakan yang diperlukan
4. Mempersiapkan sarana yang sesuai dengan kepadatan tebar bibit ikan, karena tingkat
kepadatan ikan sangat menentukan prasarana yang diperlukan, tentunya akan mensegmentasi
Sistem Budidaya yang akan dijalankan. ( Tradisional, SemiIntensif atau Intensif ).
Bila sudah menguasai tehnik-tehnik dasar dalam Budidaya maka dapat dilakukannya
pembesaran Ikan Lele dengan kepadatan yang sangat tinggi yaitu 200 ekor/m3 keatas. Kalau
dikuasai teknik dalam budidaya Lele dengan sistem Intensif, Lele mampu hidup pada stresing
kepadatan tebar yang ekstrim tinggi tetapi pertumbuhannya masih dalam range waktu standard
budidaya, yaitu sekitar 75 Kg/m3 daging ikan Lele, jadi kalau 1 Kg isi 10 ekor, maka lele mampu
hidup dengan pertumbuhan yang normal pada kepadatan tebar 750 ekor/m3.
Apakah syarat-syarat kehidupan yang bisa dicapai, untuk melakukan teknologi intensif itu
?
OKSIGEN, sebagai LIMITING FACTOR perlu disediakan pada jumlah yang optimal,
walaupun lele mempunyai Labirynth yang bisa digunakan secara langsung mengambil Oksigen
di udara.
Kualitas Air yang Optimal sehingga terbentuknya Air berwarna Hijau di awal Budidaya
( TEKNIK GREEN WATER SYSTEM).
Manajemen Pakan dan Kualitas Pakan.
Kuantitas Air cukup.
Kualitas Bibit yang bagus ( seragam dan dari jenis induk yang terpilih/ tidak in dreeding ).
Konstruksi & Disain Kolam sangat berpengaruh pada Sistem Tehnis dan keberhasilan dalam
menjalankan Budidaya. Untuk tebar diatas 150 ekor/m3 diperlukan konstruksi kolam dari plastik
atau semen beton.
Konstruksi dan disain kolam sangat menentukan sistem budidaya yang akan dilakukan, karena
dengan sistem ini nanti juga akan menggambarkan Sarana, Prasarana, modal, skill SDM tingkat
penguasaan tehnis-tehnis Budidaya.
Untuk lebih mudah membagi sistem Tehnologi, modal, sarana dan Prasarana pada Budidaya
Lele maka sistem Budidaya bisa dibagi menjadi 3 sistem, yaitu :
1. Sistem TRADISIONAL, pada sistem ini kepadatan tebar bibit Lele < 50 ekor / m3, pakan
yang diberikan bisa berupa pakan buatan sedikit sekali, dan masih bergantung pada pakan alami
yang tumbuh dikolam ikan seperti jentik2, zooplankton, diatom dll. Konstruksi kolam bisa dibuat
dengan tanah seluruhnya.
2. Sistem SEMI INTENSIF, kepadatan tebar bibit lele 50 150 ekor /m 3. Pakan sudah
mulai lebih banyak bergantung pada pakan buatan/pelet, sedangkan apakan mengandalkan
pakan alami atau pakan segar lain jumlahnya tidak bisa banyak.Konstruksi kolam masih bisa
menggunakan tanah yang pada dinding-dindingnya dipadatkan,atau pada pinggiran kolam bisa
dari semen atau plastik, untuk mengurangi porositas air kolam.
3. Sistem Intensif, kepadatan > 150 ekor/m3, Pakan sudah 100 % bergantung pada pakan
buatan dengan protein yang seusuai dengan fase-fase pertumbuhannya. Konstruksi kolam
sudah full dari Plastik ataupun beton semen. Sehingga memutus faktor pengaruh terhadap
media lingkungan, jadi sepenuhnya masuk dalam kontrol manajemen kita
DISAIN KOLAM, sangat menentukan tingkat manajemen tehnis yang akan kita jalankan
nantinya. Untuk Sistem Pembesaran pada Lele disain kolam akan menentukan tingkat daya
sanggah media terhadap produktifitas pertumbuhan ikan lele. Karena Pada kolam yang dangkal
kedalaman < 1 m, akan menentukan sedikit atau banyaknya lele yang bisa dengan leluasa
tumbuh dan hidup, jadi penghitungan Volume media air kehidupan ikan lele adalah jumlah ikan
per meter kubiknya. Semakin dalam kolamnya maka akan semakin banyak bisa mengisi kolong-
kolong air untuk hidup ikan lele, tetapi dengan syarat ke homogenan kualitas air didasar, tengah
dan permukaan harus bagus.
Maka semakin dalam kolam dengan kepadatan tebar ikan semakin tinggi maka akan diperlukan
sarana-sarana tambahan, seperti pompa air yang diperlukan untuk mengaduk masa air menjadi
homogen antara lapisan bawah dan atas. Pompa ini sangat berpengaruh membuat tingkat
kualitas air kolam menjadi lebih baik.
Disain dan Kostruksi kolam penting sekali diperhatikan, karena menentukan tingkat kemudahan
dalam manajemen Kualitas dan Kuantitas Air, yang terpenting adalah bagaimana cara membuat
masa air sehomogen mungkin, yang nantinya pengadukannya akan dibantu oleh POMPA, jadi
dengan konstruksi sebagaimanapun bentuknya asalkan tidak porus maka kualitas air bisa
distabilkan. Lebih lanjut dibahas dalam manajemen kualitas Air secara Praktis.
Persiapan Kolam
Penentuan jenis kolam dari tanah, plastik ataupun beton yang terpenting adalah bisa menyimpan
masa air selama masa budidaya atau tidak porus.Hal ini penting sekali diperhitungkan karena air
yang porus akan berpengaruh sekali terhadap kestabilan kualitas dan kuantitas air selama masa
Budidaya, maka pertumbuhan pun akan bisa terpengaruh dari perubahan-perubahan yang tidak
stabil ini disamping faktor cuaca.
Kolam tanah, persiapan awal selain pemadatan dinding dan tanah dasar supaya tidak porus,
maka untuk Budidaya Lele yang sangat perlu diperhatikan adalah dinding atau dasar yang padat
membuat Lele tidak mudah bersembunyi membuat lubang, disamping pada dasar dan dinding
kolam yang tidak rata permukaannya membuat kotoran tidak mudah terbilas hanyut dalam
pembuangan. Sehingga kotoran akan mudah menumpuk pada titik yang tidak rata tsb, hal ini
akan terjadi titik daerah mati atau dead zone .
dead zone, adalah terjadinya titik daerah mati, dimana terjadi penumpukan Bahan Organik atau
sampah yang terkumpul pada area-area tertentu. Daerah ini Kadar amoniak dan gas-gas
beracun mulai tinggi sehingga tidak disukai oleh ikan. Apabila ada pakan ikanyang jatuh pada
titik-tik ini maka ikan tidak akan mau makan, atau daerah ini temapt menjadi sarangnya beberapa
bakteri phatogen yang menyebabkan sakit pada ikan.
Membuat warna Hijau pada Kolam Tanah untuk persiapan tebar Bibit, ini sangat penting sekali
dilakukan, karena untuk mendapatkan lingkungan air yang nyaman untuk hidup bibit-bibit lele.
Pada Lingkungan air yang berwarna Hijau daun maka Suplai Oksigen (O2) dari hasil fotosintesa
sangat membantu untuk kenyamanan hidup bibit. Disamping Phytoplankton ini juga sebagai
selimut alami yang berfungsi menjaga kestabilan fluktuasi suhu air perbedaan pada siang Hari
dan malam harinya.
Teknologi inilah yang menjadikan perkembangan pengetahuan yang sangat berarti untuk di
ketahui oleh para petani ikan. Karena sementara ini sebagian besar petani ikan masih berkiblat
pada dunia pertanian,dimana bagaimana carnya membuat lingkungan menjadi subur untuk
tumbuhnya phytoplankton atau zooplankton sebagai makanan ikan. Tetapi kenyataannya yang
terjadi dilapangan malahan memberi beban yang sangat berlebih pada lingkungan air,
sedangkan pakan alami tumbuhnya tidak sesuai dengan jumlah biomasa ikan. Pakan alami
sangat membantu perkembangannya bila dilakukan dalam sistem pendederan secara alami,
yaitu untuk bibit-bibit dari ukuran 1 sampai 2 Cm.
Tahapan yang perlu dilakukan untuk kolam tanah dan plastik maupun beton agar menjadi Hijau
adalah sbb :
Masukkan air bersih, kalau air dari sawah atau sungai karena sudah mengandung bibit
phytoplankton dan kadar Bahan Organik yang terlarut relatif lebih tinggi, maka akan lebih mudah
dalam pembentukan warna airnya. Tetapi apabila sumber airnya adalah air dari sumber mata air
atau sumur, maka perlu dipancing dengan adanya pemupukan menggunakan pupuk Urea
sebanyak 5 grm/M3 dan Kaptan atau Dolomit 100 grm/M3 langsung ditebar secara merata pada
permukaan kolam pada pagi hari setelah matahari terbit ( pk 7 9 pagi).
Berilah perlakuan probiotik XTRO Sebanyak 10 ml/ m3 air dan ditebar merata pada
permukaan air.
Lakukanlah pemberian kapur kaptan/dolomit, urea, dan Xtro ini selama 3 5 hari
berturut-turut sampai didapat warna air yang hijau.
Apabila sudah didapat warna air yang hijau maka berarti air sudah siap tebar bibit, tetapi
secara berkala masih perlu dilakukannya perawatan atau maintenance, agar warna hijau akan
tetap stabil ( lebih jelas akan diterangkan dalam strategi membuat warna air hijau dalam GREEN
WATER SYSTEM )
Pada kolam tanah kemungkinan akan lebih mudah dalam membuat warna air cepat
menjadi Hijau, sedangkan pada kolam plastik atau beton agak lebih sulit. Tetapi pada kolam
tanah karena mudah sekali menjebak kotoran atau Bahan Organik maka akan mudah didapat
kondisi lingkungan yang cepat subur diumur masa budidaya diatas 60 hari, sehingga sering
terjadi gejolak penyakit yang disebabkan oleh penurunan daya dukung lingkungan kolam karena
kotoran yang berlebih.
Pada kolam Plastik atau Beton, pada awalnya memang sulit untuk membetuk warna air,
tetapi dengan kepiawaian kita dalam mengolah air maka justeru pada kolam ini mudah sekali
mengontrol tingkat kesuburan dalam kolam, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan
penurunan daya dukung Lingkungan air lebih mudah sekali dalam mengendalikannya.
KOLAM PLASTIK atau BETON, Pada kolam ini apabila konstruksinya sudah disiapkan dengan
baik dan tidak ada kebocoran pada konstruksinya maka bisa dimasukkan air setinggi 60 70 Cm
untuk membuat warna air menjadi Hijau.
PEMBUATAN WARNA AIR MENJADI HIJAU INI SANGAT MUTLAK HARUS DILAKUKAN
UNTUK BISA DILAKUKAN TEBAR BIBIT, untuk kolam-kolam dengan sistem budidaya Out door
karena suplai Oksigen sudah 100 % bergantung pada sistem Fotosintesa pada Phytoplankton
yang berwarna Hijau Muda segar di kolam.
LAKUKAN PERSIAPAN UNTUK TEBAR BIBIT APABILA HAL WARNA AIR SUDAH DIDAPAT
STABIL. Dinamika Jenis-jenis warna Air kolam, dan kualitas air nanti akan dibahas lebih lanjut
pada GREEN WATER SYSTEM.
Untuk ukuran kolam 10 m2 takaran nya 2 liter air di rebus dengan daun sirih 15-20 lembar + air
kolam di kasih garam 0.1% dari volume air tapi sebelumnya air kolam dikuras sekitar 50% dr
volume awal baru deh isi air lagi + garam dengan cara garam di capur air dan di percikin ke air
kolam setelah itu baru deh kasih air rebusan sirih.