Bab II Evaporator
Bab II Evaporator
TINJAUAN PUSTAKA
pelarutnya.
Sedangkan
Evaporator
adalah alat
untuk
Konsentrasi larutan
Biasanya
umpan
cair
yang
akan
dipekatkan
pada
evaporator
larutan
dapat
menjadi
lebih
pekat
sehingga
dapat
Kelarutan
Saat larutan dipanaskan maka konsentrasi zat terlarut atau garam
meningkat, dan kristal akan terbentuk. Kelarutan membatasi konsentrasi
maksimum larutan yang dipekatkan.
II-1
II-2
Busa
Pada beberapa bahan yang kental seperti susu skim, selama proses
penguapan akan menimbulkan busa, yang akan menyebabkan sebagian
cairan terbawa dalam aliran uap.
larutan
membentuk
endapan
yang
disebabkan
karena
II-3
merupakan
operasional
dan
karakteristik
produk
yang
II-4
menentukan
biaya
total,
konduktivitas
panas
juga
akan
II-5
II-6
II-7
b.
Metode 1 terbatas karena sering terjadi nucleate boiling yang sulit dihindari.
Metode 2 digunakan pada film tipis. Metode 3.a. mempunyai pemasalahan
kebocoran dalam sistem vakum. Metode 3.b. secara luas digunakan untuk
mengatasi masalah pada metode 3.a. salah satunya dengan hembusan udara.
Falling film evaporator memiliki kelebihan dan kelemahan : (Hewitt, dkk,
1994; Salvagnini M.W dan Maria E.S.T, 2004)
adalah:
1. Cairan superheat harus cukup rendah untuk membatasi terbentuknya nucleate
boiling, yang akan menyebabkan deteriorasi dan fouling.
2. Dibutuhkan perbedaan yang cukup antara suhu permukaan yang dipanasi
dengan suhu jenuh sesuai dengan tekanan uap parsialnya.
3. Film cairan tipis dengan koefisien perpindahan panas yang memadai.
4. Laju alir umpan harus cukup besar untuk mencegah agar film larutan menjadi
tidak merata.
II-8
Cairan masuk
Gas masuk
Weir
(b)
(a
)
30
mm
42 mm
II-9
Plugflow Distributor
Pada distributor jenis plugflow, aliran mengalir melalui lubang-lubang
kecil dan membentuk film di sepanjang tube.(Gambar. II.4)
plugflow distributor
15,87 mm
15,87 mm
3,17 mm
2 baris
9 lubang
o
40
1 mm
Fluida Newtonian
Fluida yang mengikuti hukum Newton untuk viskositas, yaitu pada aliran
fluida dalam pipa adalah,
konstan dan grafik hubungan antara shear stress dan shear rate linier.
Fluida non-Newtonian
Yaitu fluida yang sifat alirannya tidak dapat dideskripsikan dengan satu
nilai viskositas yang konstan. Pada grafik hubungan antara shear stress
dan shear rate tidak linier. Ada beberapa model untuk fluida nonNewtonian, antara lain model power law yang dinyatakan dengan
(
model power law. Bila n>1 maka fluida disebut dilatant dalam hal ini
viskositas fluida naik dengan kenaikan stress. Sedangkan n<1, fluida
disebut pseudoplastik, dalam hal ini viskositas turun dengan kenaikan
stress.
II-10
Shear Stress,
Bingham
Plastic
Pseudoplastic
Fluid
Dilatant
Fluid
Newtonian
Fluid
Shear Rate,
k
Grafik II.5 Fluida Newtonnian dan non-Newtonnian
......................(1)
Dimana :
q
: beda suhu antara steam jenuh dan cairan yang mendidih dalam
evaporator (K atau oC atau oF)
II-11
Tf
Xf
hf
T1
xL
hL
yV
HV
TS
HS
HS
II-12
dari steam yang masuk dan kondensat yang keluar (isotermal), ini berarti
panas yang dipakai untuk penguapan hanya diambil dari panas laten(panas
pengembunan) dari steam tersebut yang berarti :
= Hs hs
...................(2)
disini suhu uap keluar dan suhu produk serta suhu liquid dalam evaporator
adalah sama, karean uap (V) dan liquid (L) berada dalam kesetimbangan.
Neraca massa untuk proses diatas (anggap steady state) dapat dituiskan :
....................(3)
F=L+V
........................(4)
F.xF = L xL
.........................(5)
......................(6)
Dengan menganggap tidak ada panas yang hilang karena radiasi dan
konveksi, maka persamaan (7) dapat ditulis :
.....................(7)
II-13
....................(8)
.................(9)
kadang-kadang
perlu
dilakukan
aproksimasi
untuk
dapat
II-14
Aplikasi Industri
235
99
99
99
Mo dari
penggunaannya untuk produksi generator 99Mo/99mTc, terdapat tiga hal yang harus
menjadi bahan pertimbangan terutama menyangkut nilai ekonomis bersifat jangka
panjang dari suatu kegiatan produksi 99Mo yaitu :
1. Produksi
99
235
U pengkayaan tinggi
235
99m
Tc
diperoleh dari hasil ekstraksi di PRR, alumina basa dan alumina asam diperoleh
dari JAEA-Jepang, Metil etil keton (MEK), NaOH diperoleh dari Merck, larutan
salin (NaCl 0,9%) dan air bebas mineral (ABM) dari IPHA. Peralatan utama yang
digunakan adalah ekstraktor dan kolom kromatografi, untuk menentukan aktivitas
99m
99m
Tc hasil ekstraksi
II-15