Referat Dry Eyes
Referat Dry Eyes
TEAR FILM
Oleh
Titia Rahmania, S. Ked
G1A107066
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatukan kepada Allah SWT atas berkat
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul Tear Film
Kornea ini
Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang dalam kepada
pembimbing dr. H.Kuswaya W, Sp.M , dr. Djarizal,Sp.M,MPH serta dr.
M.Ikhsan,Sp.M atas bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan referat ini, serta kepada berbagai pihak yang telah membantu
Penulis sangat menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari pembaca. Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jambi,
Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..................................................................
DAFTAR ISI
..................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
..................................................................
..................................................................
2.1
2.2
2.3
..................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Kompleks lakrimalis terdiri atas glandula lakrimalis, glandulae lakrimalis
aksesori, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis.1
Glandula lakrimalis terdiri atas struktur dibawah ini:
1.
Bagian orbita
Berbentuk kenari yang teretak didalam foss lakrimalis di segmen
temporal atas anterior dari orbita, dipisahkan dari bagian palpebra oleh
kornu lateralis dari muskulus levator palpebrae. Untuk mencapai
bagian ini dari kelenjar secara bedah, harus diiris kulit, muskulus
yang
bermuara
kira-kira
sepuluh
lubang
kecil,
2.2 Fisiologi
Sistem Sekresi Air Mata
Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis yang terletak
di fossa glandulae lacrimalis yang terletak di kuadran temporal atas orbita.
Kelenjar yang berbentuk kenari ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator
menjadi lobus orbita yang lebih besar dan lobus palpebra yang lebih kecil,
masing-masing dengan sistem duktulus yang bermuara ke forniks temporal
superior. Persarafan kelenjar utama datang dari nucleus lacrimalis di pons melalui
nervus intermedius dan menempuh suatu jaras rumit cabang maxillaris nervus
trigeminus.
Kelenjar lakrimal assesorius, walaupun hanya sepersepuluh dari massa
kelenjar utama, mempunyai peranan penting. Struktur kelenjar Krause dan
Wolfring identik dengan kelenjar utama, namun tidak memiliki ductulus.
Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam konjungtiva, terutama di forniks superior.
Sel-sel goblet uniseluler, yang juga tersebar di konjungtiva, mensekresi
glikoprotein dalam bentuk musin. Modifikasi kelenjar sebasea meibom dan zeis di
tepian palpebra memberi lipid pada air mata. Kelenjar Moll adalah modifikasi
kelenjar keringat yang ikut membentuk tear film.
Sekresi kelenjar lakrimal dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan
menyebabkan air mata mengalir melimpah melewati tepian palpebra (epifora).
Kelenjar lakrimal assesorius dikenal sebagai pensekresi dasar. Sekret yang
dihasilkan normalnya cukup untuk memelihara kesehatan kornea. Hilangnya sel
goblet, berakibat mengeringnya korena meskipun banyak air mata dari kelenjar
lakrimal.
Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7-10 m yang menutup epitel
kornea dan konjungtiva. Fungsi lapisan ultra tipis ini adalah
1. Membuat kornea menjadi permukaan optik yang licin dengan meniadakan
ketidakteraturan minimal di permukaan epitel.
Tear film adalah komponen penting dari the eyes optical system. Tear
film dan permukaan anterior kornea memiliki mekanisme untuk
memfokuskan refraksi sekitar 80%. Bahkan sebuah perubahan kecil pada
kestabilan dan volume tear film akan sangat mempengaruhi kualitas
penglihatan (khususnya pada sensitivitas pada kontras). Tear break up
menyebabkan aberasi optik yang akan menurunkan kualitas fokus
gambaran yang didapatkan retina. Oleh karena itu, ketidakteraturan pada
tear
film
mempengaruhi
keratokonjungtivitis,
mengurangi
epitel
efek
yang
permukaan.
perubahan
lapisan
dapat
Pada
musin
film juga mengandung growth factor yang penting untuk regenerasi dan
penyembuhan epitel kornea.
Keadaan epitel
defensin dan IgA, menjaga pemukaan mata dari infeksi bakteri dan
virus. Protein lain seperti interleukin, meminimalkan inflamasi pada
permukaan mata.
Kandungan elektrolit pada tear film, memiliki konsentrasi yang
sama dengan elektrolit serum dengan osmolaritas 300mOsm/L yang
mempertahankan volume volume sel epitel. Ion juga membantu proses
enzimatik dengan melarutkan protein. Osmolaritas yang tepat
dibutuhkan
untuk
mempertahankan
potensial
membran
saraf,
3. Lapisan musinosa
Terdiri atas glikoprotein dan melapisi sel-sel epitel kornea dan
konjungtiva. Membran sel epitel terdiri atas lipoprotein dan karenanya
relatif hidrofobik. Permukaan yang demikian tidak dapat dibasahi
dengan larutan berair saja. Musin diadsorpsi sebagian pada membran
epitel kornea dan oleh mikrovili ditambatkan pada sel-sel permukaan.
Ini menghasilkan permukaan hidrofilik baru bagi lapisan akueosa
untuk menyebar secara merata ke bagian yang dibasahinya dengan cara
menurunkan tegangan permukaan.
Fungsi lapisan ini sebagai surfaktan yang membantu air mata
membasahi epitel kornea yang bersifat hidrofobik. Lapisan ini juga
10
11
Keratokonjungtivitis Sicca
1. Definisi
Sindrom mata kering, atau keratoconjunctivitis sicca (KCS) adalah
penyakit mata dimana jumlah atau kualitas produksi air mata berkurang atau
penguapan air mata film meningkat.1 Terjemahan dari "keratoconjunctivitis sicca"
dari bahasa Latin adalah "kekeringan kornea dan konjungtiva".6
2. Etiologi
12
13
14
15
16
dan selalu lebih pendek dari normalnya pada mata dengan defisiensi
musin.1,5
Pada
pasien
konjungtivitis
yang
meninggakan
parut
kertas
kering
17
hiperosmolalitas
adalah
tes
paling
spesifik
bagi
18
Pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah keadaan menahun dan
pemulihan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada kasus ringan, saat
perubahan epitel pada kornea dan konjungtiva masih reversibel. 1 Air mata buatan
adalah terapi yang kini dsering digunakan. Salep berguna sebagai pelumas jangka
panjang, terutama saat tidur. 2,10
Fungsi utama pengobatan ini adalah penggantian cairan. Pemulian musin
adalah tugas yang lebih berat. Tahun-tahun belakangan ini, ditambahkan polimer
larut air dengan berat molekul tinggi pada air mata buatan, sebagai usaha
memperbaiki
dan
memperpanjang
lama
pelembaban
permukaan.agen
mukomimetik lain termasuk Na-hialuronat dan larutan dari serum pasien sendiri
sebagai tetesan mata. Jika mukus itu kental, seperti pada sindrom Sjorgen, agen
mukolitik (mis, acetylcystein 10%) dapat menolong.6,9
Topikal cyclosporine A
Topikal corticosteroids
19
BAB III
KESIMPULAN
Sindrom mata kering adalah suatu gangguan pada permukaan mata yang
ditandai dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata. Angka
20
kejadian Sindroma Mata Kering ini lebih banyak pada wanita dan cenderung
meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Pasien dengan mata kering paling
sering mengeluh tentang sensasi gatal atau berpasir (benda asing). Gejala umum
lainnya adalah gatal, sekresi mukus berlebihan, tidak mampu menghasilkan air
mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit, dan sulit menggerakkan
palpebra. Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada pemeriksaan mata
adaah tampilan yang nyata-nyata normal. Ciri yang paling khas pada pemeriksaan
slitlamp adalah terputus atau tiadanya meniskus air mata di tepian palpebra
inferior.
Kompleks lakrimalis terdiri atas glandula lakrimalis, glandulae lakrimalis
aksesori, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis. Air mata
dihasilkan juga oleh kelenjar air (kelenjar lakrimal). Lapisan ini berfungsi untuk
membersihkan mata dan mengeluarkan benda-benda asing atau iritan.
Banyak diantara penyebab sindrom mata kering mempengaruhi lebih dari
satu komponen film air mata atau berakibat perubahan permukaan mata yang
secara sekunder menyebabkan film air mata menjadi tidak stabil. Pasien dengan
mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau berpasir (benda
asing). Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mukus berlebihan, tidak mampu
menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit, dan sulit
menggerakkan palpebra. Air mata buatan adalah terapi yang kini dianut. Salep
berguna sebagai pelumas jangka panjang, terutama saat tidur. Bantuan tambahan
diperoleh dengan memakai pelembab, kacamata pelembab bilik, atau kacamata
berenang. Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan
sindrom mata kering baik. Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea, penipisan
kornea, dan perforasi. Kadang-kadang terjadi infeksi bakteri sekunder, dan
berakibat parut dan vaskularisasi pada kornea, yang sangat menurunkan
penglihatan. Terapi dini dapat mencegah komplikasi-komplikasi ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
of Ophtalmology
Vaugan, Daniel, Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva; alih bahasa : Jan
Tamboyang, Braham U. Pendit; editor Y. Joko Suyono. Oftalmologi
23