Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Data
Penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder yaitu data
gempabumi dari katalog BMKG dan United States Geological Survey (USGS)
tanggal 1 Januari 1923 8 Agustus 2016 wilayah Halmahera dan sekitarnya, pada
batas 2LS sampai 6LU dan 126.5BT sampai 129.5BT dengan jumlah data
sebantak 8.360 even gempa. Dengan kedalaman 10 hingga 800 km dan magnitude
gempa berkisar dari magnitude 3M hingga magnitude 7.7M berikut merupakan
peta sebaran gempa (seismisitas) Halmahera dan sekitarnya.

Gambar 4. 1 Peta Seismisitas Halmahera dan Sekitarnya


4.2 Pengolahan Data
Berikut merupakan tahapan dalam pengolahan data untuk selanjutnya didapat peta
b-value, a-value dan periode ulang :
a. Dari katalog data gempa yang telah diperoleh, skala magnitudenya masih ada yang
dalam skala mb maupun skala Mlv, sehingga langkah pertama dalam pengolahan data
menyeragamkan skala magnitude menjadi magnitude moment (Mw). Diseragamkan

dalam skala Mw, hal ini dikarenakan menurut Kanamori, 1977; Hanks dan

Kanamori, 1979; Christopher, 1999 skala momen magnitudo merupakan


besaran magnitudo gempa yang terbaik dan konsisten dalam menunjukkan
besar

kekuatan

gempa.

Penyeragaman

magnitudo

antara

magnitudo

gelombang permukaan (Ms), magnitudp lokal (Ml), magnitudo gelombang


badan (mb) dan momen magnitudo (Mw) adalah persamaan dibawah ini :

Tabel 4.1 Tabel Korelasi konversi antara beberapa skala magnitudo untuk wilayah
Indonesia (Modul PSHA BMKG, 2011)

b. Membuat data dalam format Zmap yaitu terdiri dari 9 kolom yaitu longitude, latitude,
year, month, day, magnitude, depth, hour dan minute.

c. Setelah itu input data pada software Zmap untuk mengetahui pola sebaran peta pada
batasan wilayah yang telah ditentukan.
d. Kemudian membuat plot distribusi frekuensi magnitude untuk melihat kelengkapan
data sehingga diketahui kelengkapan magnitude (Mc), dimana pada penelitian ini
didapatkan nilai Mc adalah 4.9M.
e. Melakukan proses declustering tujuannya dalah untuk memisahkan pengaruh gempa
susulan (after shock) dari gempa utama (main shock). Dimana pada penelitian
pemisahan gempa dengan menggunakan kriteria rentang waktu dan rentang

jarak yaitu dengan menggunakan formula Gardner dan Knopoff (1974). Setelah
dilakukan decluster terdapat 921 gempa independen yang dapat dilihat pada peta
(Gambar 4.2).

Gambar 4. 2 Peta Seismisitas Halmahera dan Sekitarnya setelah Declustering


f. Langkah berikutnya adalah menghitung nilai-a, nilai-b dan periode ulang dengan
menggunakan software ZMAP ver. 6.0.

ZMAP merupakan software berbentuk

Grapich User Interface (GUI) dengan basis MATLAB yang dikembangkan oleh
Stefan Wiemer dkk. sejak tahun 1993 untuk analisis seismisitas. Perhitungan Nilai-b
menggunakan metode maximum likelihood. Pemetaan spatial nilai-a, nilai-b dan
periode ulang gempa dilakukan dengan membagi wilayah penelitian menjadi gridgrid dan parameter kegempaan dihitung untuk tiap titik grid dalam radius konstan.
Dalam penelitian ini digunakan radius konstan 110 km dan grid pengolahan data 0.2
x 0.2 dengan jumlah even id (N) adalah 100 even.

4.3 Analisa dan Pembahasan


Pada penelitian ini, analisa dan pembahasan data dilakukan dari hasil
perhitungan nilai-a, nilai-b dan periode ulang gempa dengan magnitude yang digunakan
adalah magnitude samadengan 3M,3.5M,4M, 4.5M, 5M, 6M dan 7M . Pemilihan ini

didasarkan pada banyaknya gempa dominan yang terjadi pada wilayah


Halmahera.
Adapun diagram alir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Data katalog Gempabumi


BMKG dan NEIC 1923 2016

Peta variasi spasial nilai-a,


nilai-b, variasi temporal dan
perulangan gempa

Analisa dan Pembahasan

Selesai

Diagram 4.1 Diagram Alir Penelitiaan

Seleksi data
Penyeragaman Skala
Magnitudo dalam
skala Mw
Penentuan Mc

Anda mungkin juga menyukai