Bidan Praktek Mandiri
Bidan Praktek Mandiri
Oleh
Eli Novita, A. Md. Keb SKM. M. Biomed
( Ketua BPS Wiayah Puskesmas Lubuk Buaya )
Laporan Kegiatan
Puji syukur Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan
kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah laporan tentang Organisasi Bidan Praktek
Mandiri ( BPM ) Wiayak Puskesmas kecamatan koto tangah Kota padang. Makalah ini dibuat
agar dapat membantu para anggota untuk memahami tentang BPS yang kita jalani
Penulis menydari bahwa makalah ini harus dikembangkan lebih lanjut, untuk segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk
penyempurnaan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan menjadi gerbang awal dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................................................................................i
BAB I. Pendahuluan.............................................................................................ii
A. Latar belakang
B. Tujuan ...............................................................................................
A.
Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran........................................................................................................
1.
2.
Bagi anggota
Bagi Institusi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bidan adalah orang yang telah mengikuti program pendidikan yang diakui oleh
negara , telah menyelesaikan serangkaian kegiatan dan pendidikan kebidanan,
menerima kualifikasi dan terdaftar secara legal mempunyai izin praktek kebidanan.
Bidan dapat melaksanakan praktek di rumah sakait. Klinik, unit- unit kesehatan
lingkungan pemukiman dan unit pelayanan lainya. Dalam menjalankan praktek bidan
berwenang untuk memberikanpelayanan meliputi : a. Pelayanan Kebidanan, b.
Pelayanan Keluarga Brencana, C. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( WHO 2004 ).
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki
Surat Izin Praktek Bidan ( SIPB ) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran
kesehatan atau program ( Imamah, 2012 : 01)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan
prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat obatan. Namun pada
kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan
praktek serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkap tindakan
dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga
masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek mandiri tersebut
kurang memuaskan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Orgnisasi
SEKRETARIS
BENDAHARA
ANGGOTA :
1.
2.
3. dst
praktek
mandiri
mempunyai
tanggung
jawab
besar
karena
harus
mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan Praktek
6
Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar
sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. (Sofyan, dkk.
2006)
BPM selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat terutama ibu dan anak,
hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat pemberdayaan masyarakat yang juga
berperan ikut serta dalam kegiatan peran serta masyarakat, misalnya :
a. kegiatan posyandu
b. membina posyandu
c. membia kader
d. membina dukun
e. menjadi ibu asuh
f. membina dasa wisma
g. menjadi anggota organisasi kemasyarakatan
C. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri
1.
a. Papan nama
1). Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan medik dasar
swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama yang
berjasa dibidang kesehatan, atau yang telah meninggal atau nama lain yang
sesuai dengan fungsinya.
2). Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
3). Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.
4). Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah terbaca
oleh masyarakat .
b. Tata ruang
1). Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.
2). Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang
adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar
mandi/WC masing-masing 1 buah.
3). Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.
c. Lokasi
1). Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah
setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat
perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.
2). Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai
fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
d.
B. PERALATAN STERIL
- Klem pean
- Klem kocher
- Korentang
- Gunting tali pusat
- Gunting benang
- Gunting episiotomy
- Kateter karet / metal
- Pinset anatomis
- Pinset chirurgic
- Speculum vagina
- Mangkok metal kecil
- Pengikat tali pusat
- Pengisap lendir
- Tampon tang dan tampon vagina
- Pemegang Jarum
- Jarum kulit dan otot
- Sarung tangan
- Benang suter + catgut
- Doek steril
C. BAHAN HABIS PAKAI
- Kapas
- Tensimeter
- Kain kasa
- Stetoskop biokuler
- Plester
- Stetoskop monokuler
- Handuk
- Timbangan dewasa
- Pembalut wanita
- Timbangan bayi
D.FORMULIR YANG
DISEDIAKAN
- Thermometer
- Formulir ANC
- Partograf
(ibu+bayi)
- Penghisap lendir
- Formulir rujukan
- Lampu sorot
- Penghitung nadi
- Sterilisator
- Formulir kematian
E. OBAT-OBATAN
- Reflek Hammer
- Roborantia
- Vaksin
- Syok anafilak
reduksi)
- - Adrenalin 1:1000
- Pita pengukur
- - Anti histamine
- - Hidrokortison
alat
- - Dopamine
- Apron / celemek
- Sedatife
- Masker
- Antibiotik
- Pengaman mata
- Uterotonika
- Antipiretika
- Infus set
- Koagulantika
- Standar infuse
- Anti kejang
- Semprit disposable
- Glyserin
- Cairan infuse
- Obat luka
- Tempat plasenta
- Cairan desinfektan
- Pot
GABUNG
- Kertas lakmus
- Semprit glyserin
- Gunting verband
- Spateln lidah
Pesan Immunisasi
- IUD kit
Pesan Vitamin A
- Implant kit
Persalinan
- Covis
- Suction
- Gergaji implant
Tanda Bahaya
b. Ada leaflet
e. Dapur
c. Ada booklet
f. Kamar mandi
e. dan lainnya
h. Ruang tunggu
5. SARANA
i. Wastafel
j. Tempat sampah
b. Lantai keramik
h. Tempat parkir
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat
Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan
atau program. Persyaratan pendirian juga perlu diperhatikan, agar bidan dapat
memberikan pelayanan yang bermutu kepada setiap pasien.
Dalam pelaksanaan organisasi ini masih banyak kekurangan untuk itu bgi pengurus
selanjutnya mudah2an Organisasi ini lebih berkemabng nantinya amin, Insya Allah.
B. Saran
1. Bagi anggota
Diharapkan untuk mengetahui berbagai hal tentang Bidan Praktek Swasta mulai dari
pelayanan, manajemen, serta persyaratan pendirian BPM.
Diharapkan untuk memperhatikan segala aspek dalam memberikan pelayanan,
terutama pada mutu pelayanannya.
Diharapkan untuk memperhatikan segala aspek dalam memberikan pelayanan,
terutama pada mutu pelayanannya.
12
Diharapkan dapat hadir setiap ada pertemuan dengan harapan bisa bertukar pikiran/
berbagi pengalaman. Hallhal yang dirasa perlu
2. Bagi Institusi
Di harapkan institusi untuk dapat membagi ilmu, kerjasama, bimbingan dan
dukungan terutama hal hal yang berkaitan tentang Bidan Praktek Mandiri sehingga
Sehingga BPM- BPM lebih berkembang dan maju lagi .
13
b. Ceramah agama
14
15
16
17
18
19
20