Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Menurut pandangan konvensional dalam suatu negara khususnya Timor-Leste,


konsep keamanan nasional lebih di tekankan pada kemampuan pemerintah untuk
melindungi integritas teritorial suatu negara dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri. Keamanan nasional merupakan elemen yang melekat
dalam tujuan penyelenggaraan suatu Negara, maka terwujudnya negara yang
aman dan damai merupakan upaya menciptakan suatu kondisi yang bebas dari
bahaya dan segala bentuk gangguan atau ancaman baik dari dalam maupun luar
negeri.
Dalam sudut pandang yang luas Darmono (2010:9) mengemukakan pengertian
keamanan nasional sebagai Kebutuhan dasar untuk melindungi dan menjaga
kepentingan nasional suatu bangsa yang bernegara dengan menggunakan
kekuatan politik, ekonomi dan militer untuk menghadapi berbagai ancaman baik
yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. Dalam hal ini, Suparlan (2004)
menjelaskan bahwa untuk mengatur dan menjaga keteraturan sosial dalam
masyarakat di perlukan adanya pranata, aturan, dan norma sedangkan institusi
yang dapat bertindak sebagai wasit yang adil salah satunya adalah polisi. Maka
secara universal peran polisi dalam masyarakat adalah sebagai penegak hukum
(law enforcement officers), sebagai pemelihara ketertiban (order maintenance)
yang di dalamnya mengandung pengertian polisi sebagai pembasmi kejahatan
(crime fighters) (Samego, 2008:6).
Jadi fungsi polisi dalam struktur kehidupan masyarakat adalah pengayom
masyarakat, penegakkan hukum, mempunyai tanggung jawab khusus untuk
memelihara ketertiban masyarakat dan menangani kejahatan baik dalam bentuk
tindakan terhadap kejahatan maupun pencegahan kejahatan agar masyarakat dapat
hidup dan bekerja dalam keadaan aman dan tenteram. (Bahtiar, 2004:1) (Sumber:
csuryana.wordpress.com, Keamanan Nasional, Polisi dan Intelijen Keamanan
(Intelkam) Literature Review. Cahya Suryana, 2013)

PNTL didirikan pada tahun 2000, namun pada saat itu belum diakui sebagai
suatu institusi kepolisian nasional dikarenakan masih dalam pemerintahan transisi
yang diatur oleh PBB. Kemudian pada tanggal 10 desember 2003 Pemerintah
Timor-Leste melalui Kementrian Dalam Negri, resmi menjadikan PNTL sebagai
suatu Institusi Kepolisian Timor-Leste yang bertanggung jawab atas keamanan
internal, migrasi dan kontrol perbatasan, perlindungan sipil serta kerja sama polisi
dengan misinya berdasarkan Undang-Undang RDTL pasal 147 yaitu:
I.

Polisi membela legalitas demokratik dan menjamin keamanan intern bagi

II.

semua warga negara serta bersifat non-partisan.


Pencegahan kriminil wajib di laksanakan dengan tetap menghormati hak-

hak asasi manusia.


III. Undang-undang menetapkan rejim kepolisian beserta angkatan keamanan
lainnya. (Sumber: Undang-Undang RDTL pasal 147)
Sejak itu PNTL Melalui Akademi PNTL yang saat itu juga di atur oleh PBB,
malakukan perekrutan agar dapat memberikan pelatihan supaya bisa mencetak
para perwira PNTL sehingga dapat melakukan tugas sebagai seorang perwira
polisi dengan menggunakan bangunan bekas kantor POLDA Timor-Timur.
Namun proses perekrutan calon perwira berjalan singkat yakni setiap 3 bulan.
Dalam jangka waktu tersebut para calon perwira tersebut hanya di latih mengenai
ilmu kepolisian dan teknik operasional setelah itu barulah di berikan kursus
tambahan mengenai kemampuan profesionalnya. Selain itu Aktifitas Akademi
PNTL yang di jalankan oleh PBB ini hanya berlangsung hingga tahun 2003.
Kemudian pada saai itu pula proses perekrutan calon perwira juga di lakukan oleh
pihak Akademi PNTL sendiri yaitu di mulai dari tahun 2003-2006, namun proses
perekrutan ini hanya mampu berjalan hingga periode tersebut di karenakan
konflik internal yang terjadi pada tahun 2006. Pada tahun 2011 hingga saat ini
Akademi PNTL bekerjasama dengan GNR, melakukan perekrutan calon perwira
polisi sebanyak 4 kali, meski sebelumnya sudah di lakukan perekrutan sebanyak
32 kali dihitung dari awal terbentuknya Akademi PNTL hingga tahun 2011. Dari
awal terbentuknya Akademi PNTL hingga saat ini tercatat 4433 perwira telah di
rekrut yang terdiri dari 95 kelas, dimana setiap perekrutan yang dimulai dari 2011
hannya memberikan lowongan sebanyak 520 yang kemudian dibagi menjadi 2
tahap dimana setiap tahap terdapat 260 perwira yang terdiri dari 6 kelas.

Namun semua aktifitas pelatihan tersebut tidak hanya di lakukan di Akademi


PNTL Comoro, Dili melainkan juga di beberapa tempat diantaranya tempattempat umum di kota Dili, Rairobo Kotamadya Bobonaro, Kaitehu Kotamadya
Liquica dan luar negri seperti; Indonesia, Portugal, Jepang, Selandia Baru, AS,
Tailan, Filipina, Cina dan Korea Selatan. (Sumber: Hasil wawancara, Asisten
Superintendent Bapak Emilio dos Santos, SH. selaku Komandan Ke-2 Akademi
PNTL, 2015)
Kondisi aktual di dalam Akademi PNTL Comro, Dili diantaranya; kurangnya
parkiran yang baik dan sesuai dengan fungsinya, runag kerja yang sempit dan
kurang nyaman, tidak adanya tempat penyimpanan barang yang sesuai fungsinya,
kurangnya ruang kelas, kamar mandi yang tidak nyaman, dan tidak adanya tempat
untuk pelatihan dasar serta menembak.
Selain itu bangunan Akademi PNTL saat ini merupakan bekas bangunan
POLDA Timor-Timur sehingga menyebabkan banyak kekurangan fasilitas yang di
perlukan dan lokasi tersebut termasuk dalam lokasi perencanaan Bandar Udara
Internasional Presiden Nicolao Lobato, berdasarkan strategi perencanaan
bembangunan Pemerintahan Timor-Leste 2011-2030.
1.2.

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah di bahas di halaman sebelumnya maka akan di
rumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bangunan Akademi PNTL saat ini merupakan bekas bangunan POLDA
Timor-Timur.
b. Lokasi Akedemi PNTL saat ini termasuk dalam lokasi perencanaan Bandar
Udara Internasional Presiden Nicolao Lobato.
c. Kurangnya Parkiran yang baik.
d. Masalah-masalah interior bangunan seperti; ruang kerja yang sempit, tidak
adanya tempat penyimpanan yang sesuai, kurangnya ruang kelas dan
kamarmandi yang kurang nyaman.
e. Tidak adanya tempat untuk pelatihan dasar dan menembak.
1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di sebutkan sebelumnya di atas


maka akan di rumuskan agar merencanakan dan merancang Bangunan Akademi
PNTL di lokasinya sendiri yaitu di Desa Ulmera Kecamatan Bazartete Kotamadya
Liquica, dengan fasilitas pelatihan yang lebih lengkap agar menjawab semua
kebutuhan pelatihan serta aman dan nyaman berdasarkan standar suatu Akademi
Kepolisian dengan pendekatan Arsitektur Weak.
1.4.

Tujuan dan Sasaran Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memudahkan penulis agar mendapatkan
informasi secara langsung, sehingga dapat mengetahui masalah-masalah yang ada
didalam Akademi PNTL agar dapat memanfaatkannya dan kemudian merumuskan
suatu konsep baru terhadap proses perencanaan dan perancangan Akademi PNTL.
1.4.2. Sasaran Penelitian
Sasaran yang ingin di capai dalam penelitian ini ialah:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya fasilitas di
Akademi PNTL Comoro, Dili.
b. Mengindentifikasi faktor-faktor kelayakan di lokasi perencanaan yang baru
di Desa Ulmera, Kecamatan Bazartete, Kotamadya Liquica.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1. Ruang lingkup Substansi
Di tekankan pada aspek-aspek perencanaan dan perancangan yang berkaitan
dengan disiplin Ilmu Arsitektur untuk Bangunan Akademi PNTL di Desa Ulmera,
Kecamatan Bazartete, Kotamadya Liquica yang meliputi aspek-aspek fisik dan
non fisik. Sedangkan hal-hal lain di luar lingkup Ilmu Arsitektur akan di bahas
secara garis besar selama masih berkaitan dengan masalah perencanaan dan
perancangan bangunan Akademi PNTL dengan pendekatan Arsitektur Weak.
1.5.2. Ruang Lingkup Spasial

Secara spasial, kawasan yang di bahas meliputi lokasi eksisting Akademi


PNTL Comoro, Dili dan lokasi perencanaan Akademi PNTL Pilmou, Liquica
dengan batas kawasan:
a. Lokasi existing Akademi PNTL:
Arah timur, perumahan masyarakat Beto Timur/Sungai Comoro.
Arah barat, Arte Moris/Beto Barat.
Arah utara, perumahan masyarakat Kampung Marinir.
Arah selatan, Jalan Raya Presiden Nicolau Lobato/Kementrian Pertanian
dan Perikanan.
Gambar 1.1. Lokasi Eksisting Akademi PNTL Comoro, Dili

Sumber: Google Earth, 2016.

Ketarangan Gambar:
1 Pos jaga.
2 Tempat ekstra kulikuler dan upacara.
3 Ruang kelas dan perpustakaan.
4 Parkiran khusus Pejabat PNTL.
5 Ruang Auditorium.

13
14
15
16
17

6 Kantor Induk.

18

7 Parkiran Motor.
8 Ruang Computer

19
20

9 Asrama Wanita.

21

Tribung
Ruang olah raga dan ruang santai
Penjara.
Klinik.
Gereja.
Toilet dan ruang ganti.Lapangan
volly.
Lapangan volly.
Lapangan basket.
Parkiran
umum
mobil/motor
Petugas PNTL.
Parkiran Pengunjung

10 Asrama Pria.
22
Ruang Makan, Dapur, Ruang cuci,
11
ME Main Entrance
dan gudang.
12 Kantor TLPDP dan ruang IT.
SE Side Entrance
b. Lokasi Perencanaan Akademi PNTL Pilmou di Desa Ulmera, Kecamatan
Bazartete, Kotamadya Liquica:
Arah timur, Jembatan Sungai Hare, Ermera.

2
1

Arah barat, Desa Fahilebo.


Arah utara, Hutan Ulmera.
Arah selatan, Sungai Hare, Ermera.
5

Gambar 1.2. Lokasi Perencanaan Akademi PNTL Pilmou, Liquica.

Ketarangan Gambar:
Batas lahan AkademiSumber:
PNTL. Google Earth, 2016.
Batas lokasi perencanaan.
Batas area pepohonan yang lebat.
Jalan raya.
1
Area pepohona yang lebat
4
2
Jalan raya penghubung desa Ulmera dan Fahilebo 5
3
View terhadap Sungai Hare, Ermera

1.6.

Sungai.
Lahan datar.
Lahan cukup datar.
Lahan curam.
Perbedaan kuntur
Lahan datar

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang di gunakan untuk menguraikan pembahasan secara


terperinci adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan yang berisi pembahasan mengenai;
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Perumusan Masalah
1.4.
Tujuan dan Sasaran Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
1.4.2. Sasaran Penelitian
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1. Ruang Lingkup Substansi
1.5.2. Ruang Lingkup Spasial
1.6.
Sistematika Penulisan
2. Bab II Kajian Teori yang berisi pembahasan mengenai;
2.1.
Pengertian Arsitektur Secara Umum
2.2.
Pengertian Perencanaan dan Perancangan
6

2.2.1. Pengertian Perencanaan


2.2.2. Pengertian Perancangan
2.3.
Pengertian Judul
2.3.1. Pengertian Akademi PNTL
2.3.2. Fungsi Akademi PNTL
2.3.3. Kriteria Akademi PNTL
2.3.4. Jenis-Jenis Akademi Kepolisian
2.4.
Pengertian Pendekatan Desain
2.4.1. Konsep Desain Arsitektur Weak
2.4.2. Ciri-Ciri Desain Arsitektur Weak
2.5.
Sintesa Kajian Teori
3. Bab III Metodologi Penelitian yang berisi pembahasan mengenai;
3.1.
Pendekatan Penelitian
3.2.
Teknik Pengumpulan Data
3.3.
Jadwal penelitian
4. Bab IV Kesimpulan dan Saran
4.1.
Kesimpulan
4.2.
Saran
Daftar Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai