Anda di halaman 1dari 195

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin pesatnya pembangunan dan semakin berkembangnya masyarakat


maka semakin kompleks pula masalah-masalah yang ada dimasyarakat. Kendala ini
semakin menambah beban dan tanggung jawab polisi sebagai aparat penegak
hukum yang mana dalam menjalankan tugasnya sebagai pengayom masyarakat dan
bhayangkara Negara mutlak memiliki aparat/penegak yang professional, terlatih
serta memiliki militansi yang tangguh didalam menjalankan tugasnya. Pembinaan
keamanan umum dalam keamanan masyarakat ditujukan kepada usaha untuk
mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat yang bersifat prakarsa
dengan berintikan polisi sebagai alat Negara penegak hukumyang mahir, terampil,
bersih dan berwibawa. Reformasi yang terjadi saat ini ditimbangi pula dengan
perubahan dan pembenahan didalam tubuh polisi yang mengakibatkan pertambahan
dan peningkatan kuantitas dan kualitas personil dan kelengkapan fasilitas-fasilitas
pendukung sehingga penyelenggaraan fungsi polisi dalam era reformasi ini
memerlukan penyesuaiandan perubahan aspek structural, instrumental dan cultural
dengan pradikma baru polisi dan perilakunya yang pada akhirnya menampakkan jati
diri polisi yang ‘memasyarakat’ dengan uasaha-usaha penyempurnaan dan
pembenhan karakter bangunan yang bersifat ‘militer’ dan terkesan ‘angker’ menjadi
bangunan yang bernuansa memasyarakat dan bernilai arsitektur tanpa mengurangi
citra dan image bangunan kepolisian.
Dalam rangka pembangunan hukum, upaya hukum dan pemantapan
kedudukan serta peranan badan-badan penegak hukum Negara terarah dan terpadu
dibutukan untuk dapat mendukung pembangunan nasional serta kesadaran hukum dan
dinamika yang berkembang dalam masyarakat Timor Leste yang berhubungan,
dengan itu lembaga-lembaga hukum seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan,
lembaga permasyarakatan, lembaga bantuan hukum dan sebagainya.Perlu untuk lebih

1
memantapkan kedudukan, fungsi dan peranannya dalam rangka melaksanakan tugas
dan wewenangnya masing-masing di dalam Negara kesatuan Republic Democratica
de Timor Leste bawha pembangunan nasional di bidan hukum adalah terbentuk dan
berfungsi sebagai sistim, hukum nasional yang mantap,bersumber pada kontitusi
RDTL dengan menperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku,yang
mampu menjamin kepastian, ketertiban, penegakan dan perlindungan hukum serta
memantapkan penyelenggarakan pembinaan keamanan umum dan ketentraman
masyarakat dalam system keamanan dan ketertiban masyarakat swakarsa dengan
berintikan kepolisian Timor Leste sebagai alat Negara penegak hukum yang
profisional,maka diangap perlu untuk memberikan landasan hukum yang kuku dalam
tata susunan tugas dan wewenang kepolisian Negara RDTL.
Berdasarkan (Lei Organic da Polisia Nasional de Timor Leste (PNTL)
No.9/2009) hukum organik PNTL harus merenungkan realitas baru ini dengan
mengarakan polisi untuk integrasi penuh dalam keamanan nasional terpadu dan
menjaga prinsip-prinsip dari komunity polisi di kepolisian filsafat,di mana hak
kedekatan patru-lhamento, melihat bahkan sekarang bahwa PNTL mendapatkan
karakter yang lebih kuat dalam organisasi anda,disiplin,pendidikan dan status pribadi,
dengan asumi hanya valensi ini sifat yang mirip dengan militer yang akan didirikan
berdasarka undang-undang keamanan nasional.
Keamanan internal adalah tugas kepolisian sehingga terciptanya rasa nyaman
masyarakat adalah termasuk bagian dari tugas kepolisian. Oleh karena itu sebagai
lembaga yang menangani keamanan dalam negeri polisi harus independent. Polisi
yang menjalankan tugas dan tangun jawabnya tidak memihak tetapi berjuan
menegakan hukum secara keseluruhan dan untuk menangani keamanan local di
daerah masing-masing, polisi dapat menempatkan anggotanya yang bertugas untuk
mengkoordinasi bersama masyarakat di daerah tersebut dan kadang masyarakat ragu
terhadap kemanpuan, pemerintah dan lembaga di pedesaan dalam menjaga
keamanan.karena masyarakat merupakan objek pelaksanan pembangunan dan demi
pelaksanan pembangunan pula di perlukan keamanan Negara dan sumber daya
manusia yang berkualitas, serta banyaknya jumlah penduduk yang di miliki oleh

2
suatu wilayah merupakan potensi yang ada pada wilayah itu, sehingga diperlukan
langkah pengembangan dan pengelolaan yang tepat agar potensi tersebur dapat di
manfaatkan sebaik-sebaiknya demi kejateraan penduduk tersebut.
Menurut data yang di peroleh dari komando PNTL kota Madya Bobonaro
dengan jumlah anggota PNTL sebanyak 121 orang, dan terdiri dari tuju department
yang melakukan kegiatan kepolisian di kota Madya Bobonaro, untuk menjaga
keamanan dan ketentraman masyarakat.Dengan demikian kegiatan kepolisian di kota
Madya Bobonaro sekarang ini masih mengunakan gedun peningalan bangsa
Indonesia tapi masih ada banyak kekurangan-kekurangan, karena gedun kepolisian
yang sekarang ini tidak mencukupi untuk melakukan aktivitas kepolisian, dan gedun
ini pada zaman penjajahan bangsa Indonesia di jadikan sebagai polres distrik
Bobonaro.
Melihat dari berbagai pertimbangan, tuntutan dan kenyataan yang ada maka
diperlukan untuk merancang kembali gedun Kepolisian kota Madya Bobonaro
sebagai suatu wadah yang dapat menampung semua aktivitas dan fasilitas-fasilitas
pendukung, dengan bangunan yang lebih menekang pada konsep Green Architectur
sehingga semua aktivitas yang tersebut dapat menyatu di dalam satu lokasi yang
sesuai. Dengan demikian diharapkan hambatan yang selama ini terjadi dapat diatasi
dengan adanya perencanaan dan perancangan baru gedun Kepolisian di kota madya
Bobonaro, karena kondisi Timor Leste saat ini bawha kepolisian sangat dibutukan
diberbagai daerah sampai di pelosok, sehingga untuk menangapi hal tersebut maka
sebuah institusi juga membutuhkan sebuah wadah atau tempat dimana bisa dijadikan
sebagai tempat untuk melayani aspirasi keamanan masyarakat di kota Madya
Bobonaro dengan sebanyak julmah penduduk 92.049 jiwa dengan luas wilayah
adalah 1,380.82 km2,dan terdiri dari 6 sub-distrik ,dan sub-distrik Maliana sebagai
kota dari kota Madya Bobonaro denganluas wilayahnya adalah 239.35 km2.
Sumber,(http://descentralizasaun.wordprss. com/distritos-2/bobonaro/)

Berdasarkan fakta empiris, Lokasi yang di pilih oleh perencana terletak di


pusat kota Maliana karena daerah ini rawan terjadinya masalah antara organisasi
artemarsiais di kota Maliana, sehingga menurut perencana ingin mengatasi masalah
3
seperti ini perlu merancan sebuah gedun kepolisian dengan fasilitas yang lengkap
untuk menjaga keamanan di kota Madya Bobonaro, terutama di kota Maliana.
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas kantor polisi dikota Madya Bobonaro
di masa yang akan datang, semuah masalah yang telah teridentik, tersebut penulis
melalui, Tugas Akhir (TA) dengan judul :perencanaan dan perancangan kantor polisi
(PNTL), di kota Madya Bobonaro, kota Maliana, desa Holsa, dengan pendekatan
Arsitektur Hijau (Green Arsitektur), dan perlu merencanakan suatu bangunan dengan
pendekatan arsitektur hijau yang dapat menyusuikan diri dengan lingkungan agar
dapat mengadakan fungsi, dan relasi antara kegiatan, yang sedang berlangsun untuk
menharapkan kualitas, dan kuantitas pekerjaan yang baik,serta sebagai tempat untuk
menjalankan tugas dan kewenangannya, dan sebagai tempat untuk menjalankan
fungsi, atau tempat untuk melakukan kegiatan –kegiatan yang bergerak dalam bidang
keamanan nasional yang akomodatif terhadap pengembangan teknologi terkini, guna
dapat memotivasi pelaksana pekerja sesuai dengan kemanpuan keahlian secara utuh,
dengan teknik profisionalnya sebagai factor signifikan dalam penyelengaraan yang
baik kepada masyarakat Timor Leste menuju kesuksesan di masa yang akan datang
seiring dengan perkembangan keamanan Negara lain di belahan dunia dan kaitannya
dengan keamanan bangsa itu sendiri.(security is cebtral to effective and durable
development). .

1.2. Identifikasi Masalah


Dari uraian di atas terdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi
dalam perencanaan dan perancangan kantor polisi (PNTL), yaitu belum tersedianya
sebuah wadah atau tempat yang baik untuk menampun kegiatan kepolisian dikota
Madya Bobonaro yang sesuai dengan fungsinya.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana merencanakan sebuah gedung kepolisian dikota Madya Bobonaro
yang sesuai dengan konsep green architectur sihingga dapat menhasilkan,
kenyamanan dan ramah lingkungan.

4
1.4. Tujuan dan Sasaran

1.3.1Tujuan
Sesuai dengan uraian pada latar belakang diatas maka, yang menjadi tujuan
perencanaan dan perancangan ini adalah untuk merencanakan dan merancan sebuah
gedung kepolisian di kota madya Bobonaro yang sesuai dengan fungsinya dan
selengkap dengan kebutuhan kepolisian untuk menjamin keamanan masyrakat
dalam negeri .
1.4.2 Sasaran
Agar mencapai tujuan yang optimal maka, sasaran perencanaan yang ingin
dicapai yaitu: penatapan tapak, dan elemen tapak yang fungsional untuk kegitan-
kegiatan luar bangunan, serta sarana dan prasarana pendukung seperti: parkiran, jalur
sirkulasi, dan element penunjang lainnya untuk mengatasi permasalahan iklim pada
areah perencanaan. Sehingga merencanakan dan merancan fasilitas untuk kantor
polisi (PNTL), di kota madya Bobonaro, kota, Maliana desa Holsa dengan
pendekatan arsitektur hijau yang bisa merespont terhadap keadaan yang ada di
lokasi.
1.5. Ruang Lingkup Dan Batasan Study
1.5.1 Ruang Lingkup
Kantor polisi (PNTL), di kota madya Bobonaro, merupakan suatu wadah yang
menitik beratkan pada perencanaan saran dan prasarana,tampilan bangunan dan
struktur konstruksinya selalu mendukun seluruh kegiatan yang terjadi dan diperlukan,
masalah-masalah yang ada di lapangan, seperti di rumuskan pada latar belakang dan
identifikasi masalah, maka penulis mengangap sanggat penting dan perlu untuk
menbatasi permasalahan tersebut supaya perencanaan dan perancangan kantor polisi
bisah tearah.
1.5.2 Batasan Study
Pembahasaan ini di di batasi pada wujud bangunan dan lay-out serta ruang
yang berdasarkan pada macam-macam aktivitas yang berlangsun di dalam gedung
polisian, dan pembahasan study dibasai pada bentuk ruang dalam bangunan,dan juga

5
di sekitar lingkungan dimanan kantor polisi berada di kota madya Bobonaro, kota,
Maliana desa Holsa.

Secara letak geografis lokasi tersebut di lihat melalui peta sebagai berikut:

Gambar1.1 Peta Timor Leste Gambar 1.2.Peta Distrik Dan Sub-Distrik

(Sumber .Google Eart 2014 ) (Sumber .Google Eart 2015)

Gambar1.3 Peta Desa Gambar 1.4 Peta Lokasi

(Sumber .Google Eart 2015 ) (Sumber .Google Eart 2015)

Distrik Bobonaro terletak antara 9°15 Lintang Selatan dan 125°24 Bujur
Timur. Adapun batas-batas Distrik Bobonaro adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Liquiça.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Covalima dan Distrik Ainaro.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Ermera dan Distrik Ainaro.

6
4 Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Indonesia).

Gambar 1.5 Peta lokasi

(Sumber : Google Eart 2015)


Jadi luas total areah atau loakasi perencanaan adalah 1,6035 hektar dan
mempunyai batasannya antara lain.

7
1. Sebelah Timur berbatasan dengan kantor stae dan pemukiman masyarakat
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Loja Timor Telekom
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Rumah sakit maliana
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pemukiman masyarakat,SMP 2
Maliana dan pemukiman masyarakat.
1.6 Metode Dan Teknik Penulisan
Metode pembahasan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan
melakukan kegiatan pengumpulandata-data baik primer maupun sekunder,
penganalisaan data dan pengumpulan dari hasil analisis yang dapat, kemudian
mengadakan suatu pendekatan perencanaan dan perancangan bangunan dengan green
architecture.
1.6.1 Pengumpulan data dilakukan dengan :
1. Studi Literatur
Pengumpulan data-data melalui perpustakaan maupun internet.
2. Observasi Lapangan dan Pendokumentasian
Observasi dilakukan di kantor polisi dan instansi yang terkait.
3. Wawancara
Dilakukan dengan nara sumber yang terkait untuk mendapatkan informasi
tentang perencanaan gedun Kepolisian dikota madya Bobonaro
1.6.2. Proses atau Langkah
a) Penentuan judul
Judul Tugas Akhir ini diajukan melalui proses yang disetujui oleh ketua
Jurusan Arsitektur.
b. Konbinasi data
Penyeleksian data-data yang telah terkumpul untuk dievaluasi .Analisa data
yang terkumpul kemudian di analisa, baik analisa melalui secara kuantitatif
maupun secara kualitatif kemudian di tentukan atau di pilih alternative yang
baik dalam sebuah konsep perancangan.
c. Konsep perancangan

8
Hal yang paling akhir penganalisasian data yang ada berupa sebuah konsep
perancangan dan sebuah desain kantor polisi dengan pendekatan arsitektur
hijau.
1.6.2. Sistematika Penulisan.
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas tentang, latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah.
Tujuan dan sasaran, ruang Lingkup dan batasan pembahasan,metode dan teknik
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
Membahas tentang Pengertian Judul, pengertian polisi secara umum,
Pengertian Polisi Nasional TimorLeste (PNTL),Struktur organisasi, daftar Jabatan
terminology
(pengertian Arsitektur) pengertian Green Architektur,prinsip -Prinsip Pada bangunan
Green Architecture,Sifat Sifat Pada bangunan berkonsep green architecture, maslah-
masalah dalam menerapkan prinsip green building,contoh proyek green arsitektur,
dan sintese Kajian Pustaka.
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas tentang Pengertian Metode Penelitian,Tahap-Tahap Penelitian
Jenis-Jenis Penelitian, Teknik pengumpulan data, Jadwal penelitian, Data dan sumber
data, Analisa Data, dan Jadwal Penelitian Tugas Akhir

BAB IV ANALISA
Membahas tentang : Analisa aspek lingkungan, analisa aspek manusia
analisa aspek bangunan ,analisa struktur bangunan,dan analisa utilitas bangunan
BAB IV KONSEP
Membahas tentang : Konsep aspek lingkungan, konsep aspek manusia
konsep aspek bangunan, konsep struktur bangunan,dan konsep utilitas bangunan
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Membahas tentang : Kesimpilan dan Saran

DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR PUSTAKA
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian judul
Untuk mengartikan judul Perencanaan Dan Perencangan kantor polisi
(PNTL),dikota madya Bobonaro kota Maliana, desa Holsa dengan Pendekatan
green arsitektur.Sehigga dapat disimpulkan bahwa kantor polisi adalah bangunan
yang terdiri dari beberapa gedung yang di sediadakan dalam satu kompleks atau satu
tempat (lokasi). Pengertian Perencanaan dan perancangan Kantor polisi dengan
pendekatan Arsitektur hijau(Green Arsitektur) dapat dipahami melalui beberapa
definisi sebagai berikut.
a. Pengertian Bobonaro’’
Nama asli Bobonaro berasal dari dua bahasa local yaitu, kemak dan
bunak yang terdiri dari dua kata yaitu (Bobo, bahasa kemak), dan (Naro
bahasa bunak) ;Bobo artinya sembunyi (Subar, bahasa tetun), dan Naro
artinya jurang, (Naruk bahasa tetun) jadi di transformasi kedua kata itu
menjadi Bobonaro, yang artinya sembunyi di tempat yang jurang. Jadi
Bobonaro adalah distrik yang lokalisir, sektor pertanian menduduki tempat
pertama sebagai satu prioritas pembangunan, karena:
1. Mayoritas dari populasi dari kota madya Bobonaro pada sektor
pertanian untuk mata pencarian mereka.
2. Potensial bertani adalah sangat besar, dan dapat menjadi satu arus
utama untuk meningkatkan kondisi ekonomi sosial dari komunitas
Bobonaro lokalisir, dilihat menurut ilmu pemetuan bumi, berawallah
dengan dataran rendah, menyingsing ke ketinggian dataran tinggi /
bukit, memaksudkan bahwa ini area adalah sesuai dengan pertanian
dan binatang peternakan
b. Pengertian Maliana”

10
Nama asli Maliana berasal dari bahasa kemak yang terdiri dari dua kata
yaitu : Male dan Anan, Male artinya Asam (sukaer bahasa tetun), Anan
artinya kecil,(ki’ik bahasa tetun), kemudian dari kedua kata itu di
transformasi menjadi Maliana
Jadi maliana merupakan kota dari ditrik Bobonaro, dan Maliana sebagai
daerah pertanian yang memiliki dataran rendah yang begitu luas Yang
paling jelas perusahaan pertanian pada daerah adalah bidang beras yang
mana berada di sub-distrik maliana. Bagaimanapun, bidang beras yang
paling banyak ditemukan di sub– distrik Maliana.
c. Pengertian Holsa
Nama asli Holsa berasal dari bahasa bunak yang terdiri dari dua kata yaitu
Hold dan Sa,j adi Hol artinya batu, (fatuk bahasa tetun), Sa artinya keras
(to’os bahasa tetun), dari kedua kata itu di transformasikan menjadi Holsa
Jadi Holsa adalah sebuah desa yang berada di jantung kota Maliana,dan
desa yang strategis sehingga banyak kantor yang didirikan di desa Holsa
dan merupakan daerah pertanian seperti sawah dan perkebunan,
d. Pengertian ‘’Pendekatan’’
Pendekatan adalah sebagai suatu proses perbuatan cara mendekati.
Pendekatan juga dapat dimengerti sebagai suatu usaha dalam rangka
aktifitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan obyek yang
diteliti atau metode-metode untuk mencari pengertian tentang masalah
penelitian.
e. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses pembuatan atau cara merencanakan
sesuatu penyusunan kerangka kerja atau gambar dari yang akan di
kerjakan. (kamus umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1985)
f. Pengertian ‘’Perancangan’’
Perancangan adalah suatu proses atau cara pembuatan merancang.Di
dalam perancangan terdapat sebuah rancangan yang memiliki pengertian :
sesuatu yang sudah dirancang, hasil merancang,hasil rencana , program

11
atau persiapan untuk mengatur segala sesuatu dalam kerangka kerja.
(Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1985).
g. Pengertian kantor
Kantor merupakan: Suatu jenis akomodasi yang memberikan efisien
kenyamanan, secara lebih privasi untuk menjalankan Aktivitas dan fungsi
suatu kegitan.(Ahmad dan Santoso,1996-186), Kantor sebagai tempat
bekerja, mengurus, menangani pekerjaan (fajri dan senja, 2002-420)
2.2 Pengertian Polisi Secara Umum
Menurut Rianegara (2010), polisi berasal dari kata yunani Politea.kata ini
pada mulanya digunakan untuk menyebut orang yang menjadi warga Negara dari
kota athene.kemudian pengertian itu di kembangkan menjadi “kota” dan di pakai
untuk menyebut semuah usaha kota’’yang di sebut juga polisi. Poletea atau polis
diartikan sebagai semua usaha Negara, juga termasuk kegiatan keamanan.
Menurut hoegeg (dalam santoso dkk, 2009), polisi secara universal mencakup
fungsi dan organ yang merupakan lembaga resmi yang di beri mandat untuk
memelihara ketertiban umum, perlindungan orang serta segala sesuatu yang
dimilikinya dari keadaan bahaya atau ganguan umum serta tindakan-tindakan yang
melangar hukum. Sumber http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011 2 00017 PL%22.pdf
Menurut Satjipto Raharjo polisi merupakan alat Negara yang bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memberikan pengayoman,dan
memberikan perlindungan kepada masyarakat (Satjipto Raharjo, 2009:111). Setiap
kelompok manusia yang memulai merasakan perlunya keamanan, ketentraman,
dan mempertahankan kehidupannya, pada saat itulah sebenarnya fungsi Polisi
itu ada, tumbuh, dan berkembang, fungsi kepolisian sebagai salah satu fungsi
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertibanmasyarakat,
penegakan hukum, pelindung, pengayom dan pelayan kepada masyarakat. Sedangkan
lembaga kepolisian adalah organ pemerintah yang ditetapkan sebagai suatu lembaga
dan diberikan kewenangan menjalankan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-
undangan ( Sadjijono,2008:5253), kepolisian memiliki fungsi dan tujuannya sebagai
berikut:

12
1. Fungsi kepolisian
Fungsi kepolisian adalah sala satu fungsi pemerintahan Negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan dan pelayanan kepada masyrakat.
2. Tujuan kepolisian
Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi, terpeliharanya keamanan dan ketertiban, masyarakat tertib dan
tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat serta terbinanya ketenteraman masyarakat
dengan menjunjun tinggi hak asasi,manusia
.Sumber(http://a research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_053823_chaptu
re2.pdf)
2.3 Pengertian Polisi Nasional Timor Leste (PNTL)
PNTL (Polícia Nacional de Timor-Leste ) adalah Kepolisian Nasional di
Timor-Leste yang bertanggunjawab atas keamanan dalam negeri dan di bawah
Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Ministério da Defesa e \Segurança),
khususnya Sekretariat Negara urusan Keamanan (Secretaria de Estado da
Segurança). Pada pemerintah sebelumnya PNTL berada di bawah kendali
Kementerian Dalam Negeri (Ministério do Interior):
Menurut Memo Kelana bahwa objek hukum kepolisian, meliputi:
1. Tugas Polisi,
2. Organ Polisi
3. Hubungan antara organ Polisi dan tugasnya.
Artinya dari ke-tiga objek hukum kepolisian di atas menjelaskan bahwa status
sebagai seorang anggota PNTL secara personal, institusional dalam menjalankan
tugas dan wewenang adalah jelas bahwa Institusi Kepolisian merupakan salah satu
ikon fungsi pemerintahan dalam suatu negara di bidang pemeliharaan keamanan,
ketertiban, penegakan hukum, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Penjelasan ini diperkuat dengan pendapat Prof. DR. Philipus M. Hadjod, pakar HTN
dan HAN UNAIR, Surabaya yang dipaparkan oleh DR. Sadjijono SH.,Mhum, Dosen
dan Ketua Program Studi Magister Hukum Universitas Narotama Surabaya dalam

13
bukunya (Mengenal Hukum Kepolisian; Perspektif Kedudukan dan Hubungan
Hukum dan Hukum Administrasi.,hal 10) bahwa hukum kepolisian berada dalam
ruang lingkup hukum administrasi, karena dilihat dari optik hukum administrasi
makna “pemerintahan” adalah administrasi dan makna administrasi dalam konteks
“hukum administrasi” adalah pemerintahan (bestuur dan verwaltung).
Lebih jelas dan detail apabila kita menelah Pasal 147 UUD RDTL tentang
Kepolisian dan Angkatan Keamanan. Hal mana, dalam Pasal 147 Ayat (1 dan 2)
UUD secara tegas dijelaskan bahwa Polisi akan membela keabsahan demokratis dan
menjamin keamanan dalam negeri bagi semua warga negara dan akan bersifat sama
sekali tidak memihak. Pencegahan kejahatan wajib dilaksanakan dengan tetap
menghormati hak-hak asasi manusia. Selanjutnya pasal ini tentu menjadi dasar
hukum bagi negara terutama Institusi Kepolisian Timor-Leste untuk tahu dan paham
betul posisi, tugas dan hak-hak seorang penegak hukum sebagai anggota PNTL baik
secara individual maupun insititusional.
Institusi Kepolisian adalah lembaga independent yang harus menjalankan
tugasnya tanpa mengindahkan pengaruh-pengaruh politis dari dewan legislative dan
kelompok dan/atau oknum lain yang tidak bertanggung jawab. Pemahaman produk
hukum tertinggi TL (UUD) dan hukum-hukum formil dan materil adalah unsur vital
dan mutlak yang harus dipunyai oleh anggota PNTL sebagai seorang penyidik di saat
melakukan suatu penyidikan perkara pidana.
Standarisasi dan cita-cita hukum nasional kita melalui aparat penegak hukum
adalah diawali dengan penyucian wajah institusi kepolisian.Unsur-unsur realisasi dari
law enforcement seperti: struktur hukum, substansi hukum dan kultur/budaya hukum
harus menjadi tolok ukur atau barometer di dalam Institusi kepolisian dalam
mewujudkan equality before the law. Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap
sosok dan figure PNTL sebagai pengayom dan penegak hukum dapat timbul dalam
pola piker (mind set) dan perilaku (attitudes),masyarakat kita. Sumber:http://forum h
aksesuk.blogspot.com/2008/05/polisi-nasional-timor-leste-pntl.html

14
Tugas pokok PNTL Sesuai pasal 147 (Konstitusi), tugas pokok (PNTL),
adalah mempertahankan legalitas demokrasi dan menjamin keamanan dalam negeri
tetapi tidak boleh terlibat dalam (Partai Politik)

2.4. Pengertian Polisi PNTL Distrito


Polisi PNTL distrik adalah sebagai pasukan keamanan dalam negeri, tapi
tugas utamanya untuk menjaga keamanan masyarakat di suatu distrik, dan untuk
menyampaikan informasi dari distrik ke nasional
2.5 Struktur Organisasi Komando PNTL Municipio Bobonaro   

15
(Sumber :Data PNTL Municipio Bobonaro, 2015)

2.6 Daftar Jabatan


Sesuai struktur organisasi di atas, terdapat pejababat yang meduduki jabatan-
jabatan struktur dan jabatan fungsional dalam menyelengarakan kegiatan-kegiatan
Diklat. Jabatan-jabatan tersebut sebagai berikut:

Tabel 2.1 Daftar Jabatan PNTL Municipio Bobonaro

No Jabatan Pangkat
Kepala PNTL 
1
Comandante PNTL Superintendente Xefe

Wakil Kepala PNTL Superintendente Assisten 
2
(20Comandante PNTL

Kepala gab.kom.distrik Sargento
(Chefe gab.kom distrito )

Kepala Bagian OPS Inspector Xefe 
3
(Xefe Departamento OPS) 

16
Kepala Bagian administrasi  Inspector 
4
(Xefe Departamento administrasaun) 

Kepala Bagian kehakiman Inspector 
(Xefe Dep.justica)
5

Kepala Bagian logistic  Assistente Inspector 
6
(xefe departementu logistik) 

Kepala bagian Sik  Assistente Inspector 
7
(xefe Dep. Sik )

Kepala bagian Lalulinntas  Assistente Inspector 
9
(xefe Dep transzito )

Kepala bagian taksfor  Assistente Inspector 
9
(Xefe Dep.F.reserva) 

(Sumber :Data PNTL Municipio Bobonaro 2015)

17
2.7 Terminologi (Pengertian Arsitektur).
Arsitektur berassal dari bahasa yunani yaitu: Architecture yang terdiri dari dua
Kata: Arche danTectoon, arti dari kedua suku kata ini adalah sebagai berikut :
a) Arche yang artinya : Ahli, utama dan yang Awal
b) Tectoon yang artinya : sesuatu yang berdiri Kokoh kuat dan Stabil
Jadi secara umum definisi Arsitektur Menurut Para Ahli Berdasarkan kamus,
kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut
asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = tukang, maka
architecture adalah karya kepala tukang.
a) Menurut Amos Rapoport : Arsitektur adalah segala macam pembangunan
yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah lingkungan fisik dan
menyesuaikannya dengan skema-skema tata cara tertentu lebih menekankan
pada unsur social budaya.
b) Menurut Cornelis Van De Ven : Arsitektur berarti menciptakan ruang dengan
cara yang benar-benar direncanakan dan dipikirkan. Pembaharuan arsitektur
yang berlangsung terus menerus sebenarnya berakar dari pembaharuan
konsep-konsep ruang.
c) Menurut Benjamin Handler:Arsitek adalah seniman struktur yang
menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu
sendiri.
d) Menurut Djauhari Sumintardja Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun
manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan
kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll).
e) Menurut Vitruvius: ada tiga aspek yang harus disintesiskan dalam arsitektur
yaitu firmitas (kekuatan atau konstruksi), utilitas (kegunaan atau fungsi) dan
venustas (keindahan atau estetika).
f) Menurut Brinckmann : Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan
bentuk. Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk.
g) Menurut Buowkundige Encyclopedi Arsitektur adalah mendirikan bangunan
dari segi keindahan (sedangkan mendirikan bangunan dari segi konstruksi
disebut ilmu bangunan).ang yang fungsional, struktur dan penampilan stetika.

18
h) Menurut Louis khan(1975) mendefenisikan bahwa Arsitektur berarti
menciptakan ruang benar-benar di rencanakan dan di pikikirkan, sedangkan

i) Menurut fulsuf Amerika Suzanne K. Langer (broadt bent 1980) menartikan


bahwa : Arsitektur adalah jenis bangunan yang menandakan jalan kehidupan
atau ethonik domain.
2.8 Pengertian Green Architektur
Green Architecture atau sering disebut sebagai arsitektur hijau adalah arsite
ktur yang minim mengonsumsi sumber daya alam termasuk energi, air, dan material s
erta minim menimbulkan dampak negative bagi lingkungan.
(sumber http://ndyteen.blogspot.com/2012/07/green architecture .html)
Green arsitektur ialah”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan
pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat
hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan
sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep arsitektur ini
lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang
tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang
sangat baik. Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung
jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang.Dalam
jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan
sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan
kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup.
Salah satu prinsip Green Architecture adalah working with Climate
(bekerjasama dengan iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciri-ciri
udara panas-lembab, curah hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari yang
bersinar sepanjang tahun, diperlukan penanganan khusus dalam merancang bangunan
Healthy House pada daerah tropis. Perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan ini akan memperoleh hasil yang maksimal. Tidak jarang kita temui
bangunan dibuat tanpa memperhitungkan aspek iklim, misalnya dengan

19
menggunakan dinding kaca keseluruhan, padahal pantulan sinar dan panas matahari
menambah panas dalam ruangan. (Sumber :http://fhy13 candra.blogspot.com)

2.9 Prinsip – Prinsip Pada Bangunan Green Architecture


Green arsitektur ialah”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan
pengaruh buruk te rhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan
tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan
optimal."Prinsip-Prinsip Green Architecture sebagai berikut:
1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa
mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan
harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber
energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan
sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan
dapat digunakan di masa mendatang/ Penggunaan material bangunan yang
tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni
bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun,
nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti
bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak
berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam
merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan
memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara
keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita
pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

20
(Sumber http://arch07.blogspot.com/2009/11/green architecture.html)

2.10 Sifat – Sifat Pada Bangunan Berkonsep Green Architecture


Green architecture (arsitekture hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran
dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipi
s.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site
Penggunaan material material yang bisa didaur ulang juga mendukung konsep arsitek
tur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat. Green’ dapat diinterpretasika
n sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high
performance building (bangunan dengan performa sangat baik).
a. Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas
matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
b. Penggunaan material-material yang dapat di daur ulang, penggunaan
konstruksi konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut y
ang dapat mendukung konsep Green architecture.
c. Secara sederhana konsep green architecture ini bisa kita terapkan di dalam
rancangan rumah .Sederhana sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau t
idak untuk penerapanny konsep-konsep sedrehana seperti rumah hemat
listrik,hematair,dansebagainya dapat mulai diterapkan untuk mengantisipa
si berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-hari.
(sumber http://fhy13candra.blogspot.com/2010/12/sifat sifat pada bangun
an berkonsep.html)
2.11 Maslah-masalah dalam menerapkan prinsip green building
Mengaplikasikan prinsip green building adalah hal baik untuk membuat
bangunan lebih ramah lingkungan. Sayangnya, banyak developer masih enggan
menerapkan prinsip ini lebih lanjut karena adanya problem – problem yang
ditemui dalam mengimplementasikan prinsip ini, antara lain:
1. Besarnya biaya awal
Salah satu kekurangan green building adalah tingginya biaya awal untuk
membangun bangunan dengan menerapkan prinsip green building

21
seutuhnya. Bahan bangunan yang ramah lingkungan sangat sulit ditemui.
Kalaupun ada,lokasinya cukup jauh, sehingga harga bahan bangunan terse
but menjadi sangat tinggi dibandingkan bangunan standar.
2. Lokasi yang pas
Mencari lokasi yang benar – benar pas dengan prinsip green building tentu
bukan perkara mudah, mengingat keterbatasan lahan terutama di kota
besar. Selain itu, lokasi yang sesuai prinsip green building kadang
memiliki harga tanah yang selangit.Jika kita telah menentukan lokasi yang
pas untuk pembangunan, kadang kita masih harus dihadapkan pada aturan
bahwa teknik konstruksi tertentu tidak boleh diaplikasikan di lokasi
tersebut. Misalnya,untuk area yang lembab, konstruksi bangunan straw ba
le construction tidak dianjurkan untuk diterapkan.

3. Keterbatasan waktu
Prinsip green building mengharuskan pengembang atau kontraktor mengg
unakan material daur ulang. Namun, karena keterbatasan waktu dan
deadline proyek, hal ini kadang gagal diwujudkan karena mencari material
daur ulang akan membutuhkan waktu tambahan, akibatnya proses
pembangunan pun akan molor dari jadwal
2.12 Contoh Proyek Green Arsitektur

Gambar 2.3.The Interlace Residential Building di Singapore

22
(Sumber: http://www.e-architect.co.uk/wp-content/uploads/2009/09/interlace
residential-complex-1-520x273.jpg)
The Interlace terdiri dari tiga puluh satu blok apartemen. Setiap blok memiliki
enam lantai dan panjangnya identik. Blok ini ditumpuk dalam susunan heksagonal
sekitar delapan halaman terbuka dan permeable skala besar. Bangunan hunian
kontemporer ini terletak di situs delapan hektar di pegunungan hijau Selatan. OMA
Architects telah merancang bangunan tinggi mengingat fitur kesinambungan melalui
analisis mendalam dari matahari, angin, dan kondisi iklim mikro dan integrasi strategi
energy rendah dampak pasif.
Gamabar 2.4 Vertical Village –Mix use Building with Solar Panels in Dubai

(Sumber:shttp://ad009cdnb.archdaily.net/wpcontent/uploads/2009/10/1255150346-
vertical4-528x331.jpg)
Vertikal Village adalah bangunan tinggi yang dirancang untuk mengurangi
keuntungan dan memaksimalkan produksi surya surya. Untuk mengurangi penetrasi
matahari, di sisi utara dan pada arah timur-barat bangunan ini menggunakan
campuran self-teduh. Agregasi energi matahari dimaksimalkan oleh kolektor surya di
sebelah selatan. Bangunan ini memiliki bentuk sudut futuristik seperti jaring laba-
laba. Gedung ini dimaksudkan untuk mendapatkan Sertifikat Emas LEED.
Gambar2.5.Eco-Frendly Tower Design in Singapore

23
(Sumber :http://www.inhabitat.com/wp-content/uploads/editttower34.jpg)

Singapura juga akan memiliki bangunan yang indah tinggi dengan perusahaan
EDITT Tower (Ecological Design in the Tropics). Proyek ini akan dibangun dengan
dukungan finansial dari National University. Desain menara ini terdiri dari 26 lantai
dengan panel fotovoltaik. Bangunan pencakar langit akan menggunakan vegetasi
organik untuk membungkus bangunan yang juga berfungsi sebagai insulator dinding
hidup. Proyek ini diambil oleh TRHamzah & Yeang dan dirancang untuk
mengumpulkan air hujan, baik untuk irigasi tanaman dan kebutuhannya.
Gambar 2.6.The Design of Saudi Arabia Pavilion di Sanghai (World Expo 2010)

(Sumber :http://www.designboom.com/cms/images/rid09/saudi03.jpg)
Proyek ini merupakan kombinasi dari desainer Cina dan Saudi. Saudi Arabia
Pavilion untuk Shanghai World Expo 2010 ini dirancang untuk menjadi duplikasi
Arab Saudi. Desain paviliun melakukan "perahu bulan" bentuk yang dikelilingi oleh
padang pasir dan laut. Ada 150 kurma sekarang ditanam di paviliun. Sebuah layar
IMAX besar menjadi daya tarik utama dengan 1600 meter persegi dalam jumlah
besar. Layar ini akan menyajikan film pendek.
Gambar 2.7.The Design of Fake Hill Residential Building di China

24
(Sumber:http://duldule.com/wp-content/uploads/2010/03/the-design-of-fake-hill-
residential-building-3-550x857.jpg)

Perumahan. Ini di bawah proyek konstruksi merupakan salah satu solusi


inovatif arsitektur. Bukit Fake merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak
di situs tepi laut di Beihai, China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor
dan fasilitas hotel di luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs
109.203 meter persegi. Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai p
uncaknya 106-194m. Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk
pembangunan perumahan, yaitu naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama
seperti bentuk bukit, bentuk ini diwakili situs topologi dan juga untuk
memaksimalkan pemandangan. Ini akan membangun landmark telah mengubah
obsesi arsitektur tradisional Cina dengan alam dengan menciptakan sebuah struktur
yang menjadi bentuk alami buatan manusia itu sendiri. Design by MAD.
Gambar 2.8. Vertical Farm for Futuristic London Bridge Proposal by Chetwood

(Sumber :http://www.inhabitat.com/wp-content/uploads/chetwood-board2b.jpg)
Arsitek Chetwood telah memenangkan kompetisi arsitektur untuk merancang
hunian baru London Bridge. Laurie Chetwood telah merancang pertanian vertikal dan
pasar umum pada desain nya versi hunian baru dari London Bridge. Konsep ini

25
dibuat di Jembatan London sebagai tempat pertemuan pusat dan tempat untuk
berkumpul, dan juga tempat perdagangan. Jembatan yang melintasi Sungai Thames
yang berpusat pada 2 elemen utama - sebuah pertanian vertikal dan pusat komersial
untuk pasar makanan segar, kafe, restoran, dan akomodasi perumahan. Sebuah
dermaga dihubungkan dengan jembatan memungkinkan barang yang harus dikirim
dan membeli pada tingkat air dan bahkan lebih menghasilkan yang akan ditanam
melalui hidroponik. menghasilkan akan ditempatkan pada kedua sisi jembatan, satu
pasar grosir dan pasar yang lain organic publik.
Energi terbarukan juga akan diberikan dalam desain jembatan baru. Sebuah
ide cemerlang efisiensi penggunaan air dan pemanas efisien dan teknologi
pendinginan telah diluncurkan oleh pemenang. Pertanian vertikal akan melayani
menara pendingin, menggambar udara dingin di tingkat jembatan dan, sementara
udara panas terdorong keluar melalui bagian atas. Ventilasi alami ini juga kekuatan
turbin axiswind vertikal ditempatkan di puncak menara. Pemanasan surya untuk air
panas terjadi dalam gulungan konveksi, sementara EFTE atas inti dari pertanian
menyediakan kulit PV ringan surya untuk pembangkit listrik. Setiap kelebihan panas
tidak diperlukan untuk pertanian akan diberikan kepada pengecer. Koleksi Air hujan
akan pergi untuk mendukung toilet dan pertanian hidroponik, dan abu-abu-air akan
diperlakukan dan didaur ulang.
Gamabar 2.9. Songjiang Hotel, Surga Dalam Danau.

26
(sumber : http://weburbanist.com/wp-content/uploads/2009/05/songjiang-hotel-1.jpg)
Bangunan diatas merupakan ciri-ciri bahwa arsitektur masa depan akan
terwujudkan, janda akan terkesima dengan arsitektur. Sementara beberapa konsep
arsitektur ini tidak akan pernah menjadi kenyataan, yang lain sudah berlangsung atau
dijadwalkan untuk memulai pembangunan segera.Dari pertanian perkotaan yang
gemerlap diilhami oleh capung sayap ke sebuah konsep yang mencakup dystopian
rekayasa genetika, di sini adalah 12 desain yang luar biasa, mengintip ke dalam apa
yang ada di masa depan.Ini fitur desain inovatif beratap hijau, energy panas bumi dan
air daerah termasuk restoran dan kamar tamu.
Pertambangan memberikan pengaturan yang ideal untuk olahraga dan rekreasi
termasuk kolam, olahraga air, panjat tebing dan bungee jumping.
Gambar 2.10 Green Architecture dan Suistainable Design

(Sumber https://img.okezone.com//content/2012/12/24/471/736579/bDfJhFCufb.jpg)

Green architecture atau arsitektur hijau merupakan desain yang mempertanggun


gjawabkan kelestarian dari lingkungan sekitar dan mempunyai konstruksi yang ramah
lingkungan. Green Architecture tidak melulu hanya mengitegrasikan fasad bangunan
yang hijau dan banyak tanaman tetapi membangun sebuah bangunan yang berkelanjut
an maksudnya adalah bangunan hemat energy dan ramah lingkungan. Suistanable
design merupakan kunci dalam menciptakan Green Architecture dan design produk.
Sebuah desain yang berkelanjutan tidak akan merubah lingkungan dan

27
menguras sumber daya alam yang tidak dapat terbaharukan.
Dalam menciptakan desain arsitektur hijau, diperlukan bahan yang dapat
didaur ulang atau bahan organik sehingga dapat mengurangi konsumsi energi untuk
penerangan, pemanasan, dan pendinginan.Salah satu contoh produk hasil dari
Arsitektur Hijau adalah panel surya. Panel surya dapat membantu mengurangi
konsumsi daya listrik dengan bantuan pasokan sinar matahari. Sedangkan untuk air
hujan,dapa di daur ulang sehingga dapat memenuhi kebutuhan air pada bangunan.
(Sumber http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.com/2012/10/green-arsitektur.html)

2.13 Sintese Kajian Pustaka


Tabel 2.2 Sintesa Kajian Pustaka
N Teori green architektur kesimpulan
o

28
1 Material Material:
Material yang digunakan harus
Material konstruksi yang digunakan dalam
diperoleh dari alam, merupakan:
perencanaan ini adalah: Kayu,keramik,
sumber energy terbarukan dan
besi beton dan bajah sebagai material
dikelola secara berkelanjutan
stuktur dari konstruksi yang akan
(dampak lingkungan). Artinya,
direncanakan dan juga bahan lain seperti:
material itu harus di dapat secara
Batu alam sebagai pekerjaan pondasi.
lokal untuk mengurangi biaya
Batako sebagai bahan pembuatan dinding
transportasi (dampak ekonomi).D
dan keramik sebagai bahan penutup
aya tahan material harus tetap
lantai, Seng sebagai bahan penutup
teruji dan jika mungkin
atap. Bajah sebagai struktur atap
mengandung unsure sistim daur
ulang untuk mengurangi produksi
sampah (dampak social

Sumber http://ad009cdnb.archdaily.net/wp-
content/uploads/2011/06/1308944207-mg-1197-528x351.jpg

2 Energi: Penggunaan energi


Sebuah bangunan „green building Memaksimalkan fungsi dengan meminima
selayaknya dilengkapi jendela lkan penyediaan utilitas terutama pengguna
optimal untuk menghemat an AC maka dilakukan dengan cara
penggunaan energy (lampu memaksimalkan kebutuhan bukaan jendela
dan AC). Jika siang hari, lampu dan ventilasi agar dapat menghemat
tidak digunakan.Jendela tentunya penggunaan enegi listrik. Memaksimalkan
juga dapat meningkatkan tenaga energy listrik dengan bantuan

29
kesehatan dan produktifitas tenaga
penghuni.Jika memungkinkan, matahari melalui alat perantara seperti:
green building menggunakan solar panel yang sekalian menjadi penutup
lampu hemat energy peralatan atap
listrik hemat energy serta
teknologi energy terbarukan
seperti memakai panel surya.
Penggunaan energy elektronik:
Memaksimalkan fungsi dengan (Sumber:shttp://ad009cdnb.archdaily.net/wpcontent/up
loads/2009/10/1255150346-vertical4-528x331.jpg)
meminimalkan penyediaan
utilitas terutama penggunaan AC
maka dilakukan dengan caram
memaksimalkan kebutuhan
bukaan jendela dan ventilasi agar
dapat menghemat penggunaan (Sumberhttp://duldule.com/wp content/uploads/2010/
03/the-design-of-fake-hill-residential-building-
enegi listrik.Memaksimalkan 5-)550x998.jpg
tenaga energy listrik dengan
bantuan tenaga

(Sumber: http://www.e-architect.co.uk/wp-
content/uploads/2009/09/interlace-residential-complex-1-

3 Air: Penggunaan
520x273.jpg) sanitasi air:

Air hujan biasanya dipakai untuk Untuk memaksimalkan kebutuhan akan


menghemat air. Misalnya, dengan sanitasi air maka alternative yang tepat
mendaur ulang untuk menyiran untuk menghemat penggunaan air adalah
tanaman atau mencuci mobil atau dengan cara melakukan sistim daur ulang
Menyiram toilet. Jika memungkin terha melalui sistim jaringan septic tank
kan, di kamar mandi sbathtube untuk mencapai hasil yang layak untuk
dan menggunakan sistim toilet penggunaan terhadap sarana

30
flush hemat air dan memasang Lain seperti: menyiran tanaman,mencuci
pemanas air tanpa listrik (dengan mobil ataumenyiram toilet. dap air kotor
menggunakan sinar matahari. yang telah dipaka

(sumber : http://weburbanist.com/wp-

content/uploads/2009/05/songjiang-hotel-1.jpg)

(Sumber r: http//id.wikipedia.org/green-
design/).

31
4 Kesehatan: Kesehatan
Yang disebut dengan „kesehatan‟ Salah satu factor pendukung bagi para
adalah: menggunakan bahan- penghuni alami.dengan nyaman adalah:
bahan bangunan dan furniture dengan menghindari penggunaan bahan
yang tidak beracun serta produk atau sistim utilitas (AC) yang berakibat bur
yang dapat meningkatkan uk (membahayakan) maka sebaiknya dilak
kualitas udara dalam ruangan, ukan dengan cara: mengkondisikan ruang
dan untuk meminimalis ataus secara alami seperti: mengoptimalkan
mengurangi resiko asma, alergi sistim bukaan dan memanfaatkan fungsi
dan penyakit yang lain. Kualitas lansekap (tanaman pohon-pohon pada
udara dalam ruangan juga dapat sekeliling bangunan) sebagai pengatur
melalui sistim bukaan dan alat- kelembapan dan penyaringan Udasecara
alat pengatur kelembapan udara.

(Sumber: http://www.e-architect.co.uk/wp-
content/uploads/2009/09/interlace-residential-
complex-1-520x273.jpg)

32
5 Penggunaan ruang: Ruang :
Efisien dalam penggunaan ruang Program dan besaran serta hubungan ruang

dengan cara mengidentifikasikan sesuai kebutuhan dan interaksi social.


jenis kegiatan ruang yang sesuai Suatu ruang dapat difungsikan dengan baik
dengan fugsinya. menurut jenis kegiatan yang diinginkan
dan memaksimalkan fungsi ruang dengan
kegiatan yang berbeda.

http://cdn2.world,architects.com/files/projects/42835/
images/350:w/CSL9.jpg)

(Sumber :Hasil Penelitian Penulis, 2015)

33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Pada dasarnya penelitian diadakan untuk membuktikan suatu
kebenaran dengan cara tertenetu dan sesuai dengan aturan yang ada sehingga dapat
diterima. Dan pada dasarnya manusia mempunyai sifatingin tahu akan suatu hal yang
ada. Dan cara pembuktiannya dengan menggunakan metode penelitian.
Dalam pelaksanaan suatu metode penelitian dibutuhkan cara atau pelaksanaan
kegiatan yang tepat sesuai aturan yang ada. Dan yang paling penting harus paham
betul mengenai metode penelitian yang baik dan benar. Bukan hanya sekedar
melaksanakan kegiatan dalam pengujian kebenaran akan tetapi tidak paham mengenai
penelitian itu sendiri. Oleh sebab itu dalam makalah ini banyak membahas mengenai
metode penelitian yang benar yang bertujuan agar setiap orang yang melakukan
penelitian harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan dapat diterima oleh semua
kalangan.
Jadi metode penelitian terdiri dari dua kata yaitu “ metode” dan “penelitian”.
berikut ini penjelasan arti kata tersebut.
a.Metode
Kata metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos yang artinya cara
atau jalan yang ditempuh.Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Ada beberapa pendapat para ahli
mengenai pengertian metode, antara lain :
1) Sulistyo, Basuki (2010 : 92) Metode adalah setiap prosedur yang
digunakan untuk
2) mencapi tujuan akhir.
3) Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007 : 1) Metode adalah cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu.

34
4) Titus Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan
terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
5) Drs. Agus M. Hardjana Metode adalah cara yang sudah dipikirkan
masak – masak dan dilakukan dengan mengikutilangkah – langkah
tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
6) Rosdy Ruslan Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis), untuk memahami suatu subyek
atau objek penelitian sebagai upaya
b.Penelitian
Penelitian atau juga bisa disebut research yang berasal dari kata re dan to
search adalah mencari kembali karena sebelumnya sudah ada ( meneliti
kembali atau menyimpulkan kembali) yang sebelumnya ada prosenya
yang tujuan untuk mendapatkan data dengan tujuan serta kegunaan
tertentu. Pendapat beberapa ahli mengenai arti kata penelitian :
1) Suharsimi Arikunto (2010 : 1) Penelitian adalah suatu kegiatan
monopoli para ahli
2) Sulistyo dan Basuki ( 2010 : 20 ) 2 Penelitian adalah penyidikan
khusus berencana, dan berstruktur terhadap pengetahuan.
3) Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmad ( 2007 :1 ) Penelitian
merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan
menganalisis sampai menyusun laporannya.
c.Metode penelitian

Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian metode ilmiah diantaranya :


1) Nasir ( 1988 : 51) Metode penelitian merupakan cara utama yang
digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban
atasmasalah yang diajukan.
2) Sugiyono ( 2004 : 1 ) Metodepenelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

35
3) Winarno (1994) Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah
yangdilakukan dengan teknik yang teliti dan sistematik. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau cara dalam
mendapatkan suatu tujuan atau dalam membuktikan suatu kebenaran yang
lebih mengarah
3.2 Tahap-Tahap Penelitian
Beberapa pendapat dalam memperinci tahapan kegiatan kualitatif dan
kuantitatif, seperti yang di kemukakan oleh (jhon w.creswell) dalam buku “research :
(qualiaitive and quantitative approaches, 1994) menyebutkan bahwa tahapan atau
prosedur dalam pendekatan kualitatif dan kuantitatif melitupi langkah-langkah
sebagai berikut
a) Menbangun kerangka
b) Konsseptual,
c) Merumuskan permasalahan penelitian
d) Pemilihan sampel,
e) Pembatasan penelitian instrumentasi,
f) Pengumpulan data, dan

g) Analisis data.
3.3. Jenis-Jenis Penelitian
Secara umum, penelitian dapat di bagi menjadi dua jenis, yaitu peneliltian
dasar (basic research) dan penelitian terapan (appliedresearch)
1. Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu
kerena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil sesuatu aktivitas
penelitian dasar dikerjakan tampa memikirkan ujung praktis atua titik
terapan

2. Penelitian terapan (applied research) adalah penyelidikan yang hati-hati


sistematik dan terus menurus sesuatu masalah dengan tujuang untuk di
gunakan keperluan tertentu.hasil penelitian tidak perlu sebagai satu
penemuan baru dari penelitian yang telah ada.Nazir,mohamad.(1988;29-
30)
36
Berdasarkan refrensi penelitian di atas maka yang di pakai oleh penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif
Data –data yang di ambil untuk merencana dan merancang sebuah bangunan
kantor polisi adalah berasal dari sumber-sumber tertentu melalui beberapa metode
(study) antara lai;
1. Studi literature (reference) yaitu ; pengumpulan data yang sifatnya teoritis
dari berbagai literature yang berkaitan dengan permasalahann yang di
bahas baik dalam bentuk laporan, hasil penelitian statistic, majalah, media
cetak maupun media ekektronic
2. Studi lapangan (obserbation) yaitu pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung ke lapangan yang berkaitan dengan
lokasi site, ukuran site, dan kondisi lahan site.
3. Dokumentasi (documentation) yaitu melakukan pengumpulan foto-foto
untuk memperoleh data studi banding dan kondisi fisik site, untuk
memperlancar proses analisa data.
4. Survey instasional yaitu melekukan suevei pada instansi-instansi yang
berkaitan dangan perencana kantor polisi dan proyek sejenis lainya dari
penelurusan melalui internet.

3.4 Teknik pengumpulan data

1. Data kuantitatif yaitu; identifikasi terhadap variavel-variavel yang bernilai


nominal nyata, seprti dimensi ruang, jumlah pemakai serta kondisi dan
denah lokasi perencanaan
2. Data kualitatif yaitu; identifikasi ada/tidak adanya nilai nominal variabel
tertentu pada subyek penelitian; seperti pemakai program ruang dan
kebutuhan ruang.
3. Instrument surrvei yaitu; biasanya mengunakan data penelitian kualitatf
memiliki sejumlah instrunen survey yang membedakan jenis penelitian
lainya, seperti manusia sebagai sala satu instrument utama dalam penelitian
(dukumentasi) dan pengamatan wawancara.
3.5. Jadwal Penelitian

37
Jadwal penelitian menguraikan kegiatan dan waktu yang di rencanakan
dalam tahap-tahap penelitian, rancangan kegiatan pada setiap tahap, dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tiap tahap. Jadwal dapat dipresentasikan
dalam bentuk table / matriks atau urain narasi.(Amarin, 1986). Jadwal penelitian
dilakukan pada saat surat pengeluaran dari fakultas teknik jurusan architektur yang
akan merekomendasikan bahwa mahasiswa tersebut melakukan penelitian tugas ahkir
(TA) di departamen tersebut.

3.6. Data dan sumber data

Penelitian menurut strategi (opini, empiris, arsip, logika internal) arti


metodologi, strategi, dominan, teknik, sebagai berikut;
Metodologi merupakan kombinasi tertentu yang meliputi strategi, dominan,
dan teknik yang di pakai untuk mengenbangkan teori (deduksi). Strategi terkai
dengan sifat alamiah yang esensial dari data dan proses lingkunganya.secara lebih
sederhana, dapat di katakana bahwa strategi berkaitan dengan ’’cara’’ kita melakukan
pengembangan atau pengujian teori. Berkaitan dengan strategi, ragam penelitian
dapat di bedakan menjadi empat yaitu; penelitian opini, empiris, kearsipan dan
analistis
1. Penelitian opini;penelitian mencari pandangan presepsi orang-orang
terhadap suatu permasalahan, maka ia melakukan penelitian opini.orang-
orang tersebut dapat merupakan kelompok atau program (jadi dominanya)
dapat berupa kelompok atau individual. Sala-satunya yang popular dan
formal adalah;metode penelitian survey (survey research). Selai iti dapat
dilakukan dengan teknik wawancara.
2. Penelitian empiris; empiris terkait dengan observasi atau kejadian yang di
alami sendiri oleh peneliti. Teknik observasi merupakan teknik yang dapat
di pakai selain itu, untuk studi lapangan dapat di pakai teknik studi waktu
dan gerak (time and motion study).
3. Penelitian kearsipan ’’arsip’’ dalam hal ini, di artikan sebagai rekman fakta yang
di simpan, kita bedakan tiga arsip, yaitu; primer, sekunder, dan fisik.
1. Arsip primer adalah rekaman fakta langsung oleh perekamnya ; (missal;
data perkantoran).
38
2. Arsip sekunder merupakan hasil rekaman orang / pihak lain (buckly
dan kawan-kawan, 1976).

3. Instrument survey; instrument survie menggunakan data penelitian


kualitatif memiliki sejumlah instrument survey yang membedakan
jenis penelitian lainya.
Berikut ini merupakan pengkajian instrument dan sintesis penelitian antara
lain;
1. Manusia sebagai salu satu instrument utama dalam penelitian
2. fotografer(dokumentasi), pengamatan, wawamcara, teodelit.
3.7 Analisa Data
Metode analisis data dapat di bagi menjadi dua metode analisis data seperti
dilihat pada table berikut.
1. Analisis kualitatif menentukan suatu hubungan yang dapat memberikan
suasana yang nyaman dan efisien yang seleras berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan
2. Analisis kuantutatif ; merupakan kualitas yang ada pada axsisting site
dengan membuat suatu analisa atau perhitungan tertentu berdasarkan
standar untuk penetuan kebutuhan dengan persamaan fungsi dan relasi
kegiatan(brotowidjoyo, 1991)
1. Cara penelitian
Secara umum dalam cara penelitian yakni ; ragam penelitian yang di anut,
menyebutkanya sebagai ’’corak’’ ragam penelitian.
1. Variabel-variabel yang di teliti
2. Sumber data (tempat variabel berada; populasi dan sampelnya)
3. Instrument atau alat yang di pakai dalam pengumpulan data / survey
(termasuk antara lain kuesioner)

3.8 Jadwal Penelitian Tugas Akhir

Table 3.1 Jadwal Penelitian 2014-2015

No Uraian Desember Januari Februari Oktober


I II III IV I II III IV I II III IV

39
1 Persiapan
2 Penelitian
3 Pengumpulan

Data
4 Pengolahan

data
5 Pengujian

sistem
6 Laporang

akhir
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2015)

BAB IV

ANALISA

4.1 Aspek Lingkungan


4.1.1 Analisa Pemilihan Lokasi

Dalam merencanakan sebuah bangunan gedun Kepolisian disuatu daerah,


pemilihan lokasi dan aspek tata kota sangatlah penting, karena aspek tata kota
merupakan aspek penentu dala suatu perencanaan gedun Kepolisian. Oleh karena itu

40
dalam proses perencanaan suatu gedun kepolisian perlu memperhatikan beberapa hal
penting antara lain:
1. Lokasi strategis
2. Berada di pusat kota
3. Komunikasi dan pencapaian mudah, dan
4. Kesediaan prasarana utilitas kota

Gambar 4.1 Peta Kondisi Lokasi Perencanaan


(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2015)

41
Gambar 4.2 Batas-Batas Lokasi Perncanaan

(Sumber : Hasil Penelitian Penulis, 2015)

1. Batasan –batasan lokasi perencanaan antara lain.

a) Sebelah Timur berbatasan dengan kantor stae


b) Sebelah Barat berbatasan dengan perumahan polisi
c) Sebelah Utara berbatasan dengan Rumah sakit referal Maliana
d) Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun dan Pemukiman masyrakat
2. Keungulan dari lokasi:
a) Lokasi yang berstrategis karena di dalam kota
b) Pencapaian mudah sebab tersedianya jalan raya
c) Ketersediaan prasarana utilitas
d) Mempunyai hubungan relasi dan fungsi dengan masyarakat
setempat.

42
4.1.2 Analisa Akses Pencapaian ke Lokasi
Lokasi perencanaan yang dipilih untuk perencanaan dan perancangan kantor
polisi yang terletak di desa Holsa , jalan umum antara Maliana-Dili, sehinggah
mudah di jangkau, baik pejalan kaki maupun menggunakan kendaraan, karena sudah
terdapat jalan raya umum untuk kendaran berroda dua dan berroda empat. Dan
mempunyai lebar badan jalan ± 9 m, termasuk bahu jalan ± 2 m pada sisi kiri dan
kanan jalan .Entrance dan exit akan di buka kearah ini karena akses langsung dengan
jalan raya umum dan tidak terjadi kemacetan. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada
gambar 4. 3 di bawah

Gambar 4.3 Analisa Pencapaian Ke Lokasi

(Sumber Hasil Analisa Penulis, 2015)

4.1.3 Analisa Lebar Jalan Pada Lokasi Perencanaan


Lebar jalan yang akan di rencanakan pada lokasi perencanaan yaitu ;
dangan lebar jalan untuk kendaraan 6 m dan pendestrian 0.2m x0.3m . Untuk
lebih jelas dapat di lihat pada gambar 4.4 di bawah ini.

43
Gambar 4.4 Analisa Lebar Jalan pada Lokasi Perencanaan

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

4.1.4 Analisa Topografi


Gambar 4.5 Lokasi perencanaan kantor Polisi Nasional Timor – Leste (PNTL) di
desa Holsa, Postu Maliana kota madya Bobonaro

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

Analisa topotgrafi dilakukan dengan mengetahuinya: kecuraman, kedataran,


dan keseragaman yang ada pada lokasi sehingga dapat dimanfaatkan atau tidak dalam

44
proses perencanaan. Lokasi perencanaan cukup datar, maka dari hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Bentuk dan kondisi tapak
b. Fungsi bangunan yang akan direncanakan
c. Hubungan spasi antara activitas yang akan direncanakan dengan kodisi
site
d. Menpertimbangkan drainase dalam tapak
e. Mempertimbangkan factor biaya
Beberapa alternatif yang digunakan dalam menyelesaikan kontur yaitu :
Alternatif I. membiarkan kotur yang ada dalam tampak alami.
Gambar 4.6 Topografi I

(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2015)

Keuntungan : Kerugian:

1. Terkesan tapak Nampak lebi 1. Membutkan perhatian


alami. pengontrolan khusus.
2. Tidak membutukan biaya 2. Susah menempatka karena harus
perawatan. disesuaikan dengan keadaan
3. Tidak membutkan tenaga konturnya.
ekstra dalam pengawasan. 3. Penempatan bangunan harus
4. Mudah dalam menguasai lebih memperhatikan banyak
bentuk / keadaan kon faktor
5. tur yang ada. \

45
Alternatif II Fill and Cut
Gambar 4.7 Topografi II

(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2015)

Keuntungan : Kerugian:

1. Tapak mudah di tata 1. Butuh biaya


2. Butu penataan ulang terhadap
berdasarkan perencanaan yang
kontur tanah yang ada
ada.
3. Butu tenaga
2. Tapak muda di control
3. Kemunkinan hanya
penyusuaian dalam
merencanakandan
menempatkan bangunan.

46
4.1.5 Analisa Eksisting Vegetasi Pada Lokasi
Berdasarkan data penelitian penulis, pada lokasi perencanaan, bahwa ; saat
ini terdapat beberapa pohon yang eksisting dalam lokasi, yaitu; terdapat pohon
“ketapan, mangga dan pohon beringing” yang dominan,Untuk lebih jelas lagi, dapat
di lihat pada gamabar 4.8 berikut ini.

Gambar 4.8 Analisa Eksisting Vegetasi Pada Lokasi

(Sumber : Hasil Analisa Penulis ,2015 )

4.1.6 Analisa Penataan Vegetasi


Vegetasi merupakan faktor penting dalam proses perencanaan, maka perlu
penataan yang baik, agar menciptakan suasana keseragaman antara bangunan dengan
lansekap.Berikut adalah jenis vegetasi yang digunakan sesuai dengan fungsinya
masing-masing dan penataannya dengan baik dalam lokasi perencanaan.

a. Vegetasi Sebagai Penutup Tanah


Jenis rumput ; rumput jepan, rumput pakistan dan rumput gajah
mempunyai fungsi :

- Sebagai penutup / penyejuk bagi tanaman penghias lainnya


- Mengurangi hawa panas
- Memberikan kesan tampak lebih sejuk.

47
Gambar 4.9 Analisa Rumput Jepan Sebagai Penutup Tanah

(Sumbe : Hasil Analisa Penulis, 2015)

b. Vegetasi sebagai Penyaring Udara ke dalam Bangunan


Udara dari luar bangunan dapat diarahkan masuk dalam bangunan,
guna mengdinginkan udara dalam ruang dengan penempatan vegetasi
pada daerah sekitar bangunan.

Gambar 4.10 Analisa Vegetasi Sebagai Pelindung Dan Penyarin Udara

(Sumber ; Hasil Analisa Penulis, 2015)


c. Vegetasi Sebagai Penahan dan Pengarah Angin
Vegetasi harus tegak lurus terhadap arah angin serta mengarahkan
angin, namun bisa juga digunakan dinding sebagai penahan angin.
Gambar 4.11 Vegetasi Sebagai Penahan Angin

48
(Sumber ; Hasil Analisa Penulis, 2015)
d. Vegetasi Sebagai Pengarah Jalan, berfungsi ;
a) Sebagai pengarah jalan dalam tapak.
b) Sebagai filter lingkungan

c) Menciptakan tapak dengan orientasi lebih jelas


d) Akses ke bangunan lebih terarah.
Gambar 4.12 Analisa Vegetasi Sebagai Pengarah Jalan

(Sumber ; Hasil Penelitian Penulis, 2015)


4.1.7 Analisa Kebisingan
Di dalam suatu perencanaan kebisingan merupakan salah satu faktor yang
sangat perlu diperhatikan di dalam perencanaan, karena dapat menggangu aktivitas
dan kenyamanan di dalam gedung, kebisingan yang ditimbulkan oleh transportasi
pada lokasi perencanaan perlu di atasi dengan baik.
Kebisingan dapat diatasi dengan menggunakan berapa alternatif yang bisa
dipakai untuk mengendalikan masalah kebisingan. Pengendaliaan suara atau bunyi-
bunyian dapat didukung dengan pemilihan jenis tanaman yang tepat agar bisa dapat
menhalan dan merendakan suara dan bunyi-bunyian.
Beberapa alternatif dalam mengatasi masalah kebisingan pada lokasi
perencanaan sebagai berikut ;
a) Massa bangunan di bangun agak menjorok kebelakang untuk
mengurangi tingkat kebisingan pada site.

49
Gambar 4.13 Analisa Jarak Menghindari Kebisingan

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015 )


b. Menggunakan pagar pertamanan dan perpohonan sebagai perendam kebisingan.
Gambar 4.14 Analisa Penggunaan Pagar, Taman Dan Perpohonan

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015 )

4.1.8 Analisa Orientasi

1.Analisa Orientasi Matahari


Dalam peletakan sebuah massa bangunan salah satu masalah yang perlu
diperhatikan adalah orientasi matahari yang dapat memberikan dampak negative pada
bangunan tersebut.
Gambar 4.15 Analisa Orientasi Matahari

50
(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015 )
Penggunaan acrylic untuk meminimalisir cahaya yang masuk kedalam
ruangan.matahari beredar dari arah timur ke barat, sehingga bukaan-bukaan pada arah
timur yang merupakan teras dari bagian timur yang kemungkinan untuk memasukan
sinar matahari langsung kedalam ruang perlu dihindari dan usaha untuk
meminimalkan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat dengan cara
mengunakan acrylic.
2 . Analisa Orentasi Arah Mata Angin
Orentasi arah mata angin. Angin pun perlu diantisipasi karena selain memberi
nilai positif, angin pun dapat memberi dampak negative pula. Arah mata angin di
lokasi perencanaan berasal dari dua kutub yaitu : kutub Timur, dan Kutup Barat yang
sering terjadi di lokasi perencanaa maka perencana harus waspada pada perencanaan
suatu gedun.
Gambar 5.16 Orientasi Arah Mata Angin

(Sumber : Hasil AnalisaPenulis, 2015)

4.1.9 Analisa Penataan Parkiran


Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan sistem parkir adalah
sebagai berikut:

51
a) Parkiran harus mudah dicapai,
b) Tidak mengganggu sirkulasi di dalam tapak,
c) Mempunyai jarak yang sedekat mungkin dengan areah pelayanan,
d) Kapasitas parkiran harus di kaitkan dengan lokasi tapak,
e) Keamanan parkiran kendaraan harus dipenuhi dengan maksimal
f) Sistem parkir di rencanakan agar memudakan ruang gerak keluar masuk
kendaraan
g) Arus kendaraan keluar masuk kedalam tapak dibantu dengan rambu-
rambu lalulintas yang jelas.
Demi menjawab beberapa hal tersebut diatas maka perlu dilakukan
analisa terhadap pencapaian dibawah ini:

1. Analisa Letak Parkiran


Letak parkiran di pertimbangkan terhadap kemudahan dan
kelancaran pelayanan kegiatan yang ada dalam tapak, maka sistem
dan letak parkiran dapat ditentukan oleh keadaan tapak dan
pembiayaan.
Ada pun beberapa kemungkinan / alternatif peletakan parkiran
antara lain sebagai berikut :

 Parkiran terpisah pada suatu tempat tertentu.


- Sirkulasi lancar dan jelas,
- Pencapaian ke bangunan dan distribusi parkiran lebih jelas.
 Parkiran diletakan menyebar di sekeliling bagunan dalam
kantong-kantong parkiran yang ada.
2. Analisa Penataan Parkiran
Penataan parkiran dalam hal ini penentuan posisi kendaraan pada
saat melakukan pemarkiran, agar dapat memberikan kesan yang
baik demi kelancaran keluar dan masuknya kendaraan maka
dilakukan beberapa alternative dibawah ini:

a. Parkiran Berbentuk 90°

52
1. Membutuhkan akan lahan tidak terlalu luas (hemat lahan)
2. Kendaraan mengalami kesulitan pada saat masuk dan keluar dari kantong
parkiran
3. Membutuhkan sistem pengontrolan yang maksimal

Gambar 4.17 Analisa parkiran 90°

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015 )

b. Parkiran Berbentuk Miring 45°


1. Kebutuhan akan luasan untuk tempat parkir yang lebih luas
2. Kendaraan mudah keluar dan masuk dalam kantong parkiran
yang ada
3. Tidak perlu adanya pengontrolan
4. Mudah menempatkan diri pada posisi yang jelas.
Gambar .4.18 Parkiran 45°

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015 )


4.1.10 Analisa Penataan Bangunan
Sistem penataan masa bangunan yang akan direncanakan dalam perencanaan
ini akan ditempuh dengan beberapa alternative seperti : terpusat, melingkar dan
memanjang atau menyebar.
Gambar 4.19 Analisa penataan bangunan

53
(Sumber : Hasil Analisa penulis, 2015 )
4.1.11 Analisa zoning
Penzoningan atau pendaerhan dalam sebuah tapak perlu di analisis untuk
mendapatkan suatu urutan yang jelas sesuai dengan fungsi bangunan dan aktivitas
masing-masing
1. . Zona penerima: sifat zona ini adalah daerah sibuk dengan tingkat
kebisingan yang di timbulkan oleh kendaraan cukup tinggi, namun
memberikan kesan mengundan apalagi diberi penekanan pada beberapa
elemen arsitektur. Pada zona ini terdapat.
a) Pintu masuk utama dan pintu keluar
b) Piket atau post jaga
c) Area parkir roda dua dan roda empat untuk tamu atau kunjungan dan
bagian pelayanan dan informasi.
2. Zona kegiatan : daerah ini adalah pusat dari aktifitas, bagian dalam
tapak.Area ini juga mempunyai tingkat kebisingan cukup rendah yang
timbul dari suara-suara aktivitas kendaraan.
3. Zona srvis : zona ini membagi unit-unit servis sebagai fasilitas penunjang
yang menunjukan aktivitas yang di lakukan.
Adapun alasan pemilih zoning diatas :
1. Dapat kita tinjau bahwa dengan penbagian posisi zoning diatas terlihat
kesan relatif karena zona ini lebih cenderun pada pola kegiatan aktifitas
2. Kegiatan dalam setiap kelompok dapat di control dan mudah dicapai
hubungan tiap zoning lebih erat dan ada kesan relative.
Gambar 4.20 Pembagian Zoning

54
(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015 )

4.2 Analisa Aspek Manusia


4.2.1 Analisa Struktur Organisasi gedun kepolisia kota madya Bobonaro
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan gedun kepolisian
adalah faktor organisasi. Setiap gedung perkantoran kepolisian sebaiknya
mempunyai struktur organisasi yang mencerminkan tugas dan fungsi kepolisian .
Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki gedun kepolisia kota madya
Bobonaro antara lain sebagai berikut.

55
56

(Sumber : Data polisia Dep. De planeamento )


4.2.1 Analisa Pengelompokan Kegiatan
Table 4.1 Pengelompokan Kegiatan
N Jabatan Fungsi dan Tugas Utama
o
1 Kepala/komandan polisi 1. Sebagai pemimping di kantor polisi
2. Membuat rencana strategis bagi pen
gembangan di kantor polisi
3. Mengusahakan dana bagi
pelaksanaan kerja tim.Membuat
langkah-langkah kebijakan atau
policy untuk mewujudkan rencana
pengembangan kepolisian
4. Mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
5. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
6. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

2 Wakil komandan 1. Membuat langkah-langkah


kebijakan atau policy untuk
(20 comandante da polisia )
mewujudkan rencana pengemban
gan kepolisian
2. Membuat laporan kepada kepala
umum
3. Mengidentifikasi permasalahan
dan membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan

57
3 Kabinet komandan Kabinet komandan hendaknya
(Gabinete do Comandante) berwewenang untuk memanggil
petugas-petugas yang kompeten untuk
memberikan informasi yang perlu dan
relevan, sementara dan
jika diperlukan untuk menjalankan
tugasnya..
4 Pemeriksaan pelayanan umum 1. Memastikan bahwa tugas di
(Infecsao Geral) pelayanan umum berjalan lancar
2. Mengevaluasi kinerja staf di
bidangnya
3. Mempertanggung jawabkan
pelayanan umum kepada kepala
polisi (PNTL)

5 Etika Nasehat & Disiplin Tugasnya untuk menyesuaikan dengan


(Conselho de Deontologia e Displin tujuan dari panduan ini, istilah ‘kantor
polisi’ merujuk pada suatu bangunan
ar)
atau sejumlah bangunan di mana
petugas polisi beroperasi. Ini termasuk
area apa pun (tidak hanya satu sel atau
lebih, dalam arti tradisional) di mana
hak kebebasan tiap individu tidak akan
dilihat untuk jangka waktu tertentu.
6 Polisi Dewan Tinggi Memberikan arahan, pengawasan dan
(Conselho Superior de Polisia) pengendalian dalam penyelenggaraan
koordinasi pelaksanaan teknis
pengkajian dan dukungan penerapan
hukum bagi pengemban fungsi
penegakan disiplin dan Kode Etik
Profesi Kepolisian .
7 Kabinet Urusan Hukum Menyelenggarakan fungsi pengkajian,
bantuan dan nasehat hukum,
(Gabinete de Assunto Juridicus)
pengembangan hukum, pembinaan
hukum dan Hak Asasi
Manusia (HAM) di lingkungan Polisi
8 Memberikan bantuan pengamanan
Departement Kehakiman dalam sidang dan pelaksanaan putusan
(Departemento Justica) pengadilan, kegiatan instansi lain, serta

58
kegiatan masyarakat;
9 Kebinet Study kasus dan perencana Dapat mengajukan pertanyaan atau
an penjelasan serta memberikan saran
pendapat terkait pelaksanaan dan
(Gabinete de estudo e planemento)
permasalahan
10 kabinet informasi kantor Memberikan arahan, pengawasan dan
(Gabinete de Sistemas de pengendalian
kepada angota polisi dalam
informacoes)
penyelenggaraan koordinasi
Pelaksanaan teknis penyiapan,
penyusunan, dan pemberian saran
dan masukan

11 Keagamaan Sebuah polisi agama adalah polisi


(Asistensia Religiosa) bertanggung jawab untuk memastikan
penegakan hukum agama dari negara,
khususnya yang berkaitan dengan
penggunaan dan adat istiadat. Polisi
jenis ini biasanya hanya ada di alam
negara theocratical..
12 Komandan polisi Dep. Operasional Memberikan arahan, pengawasan dan
(Chefe Dep. De operacao) pengendalian di bidang operasional
fungsi hukum mengenai kajian
penerapan hukum di bidang pidana,
perdata, tata usaha negara, agama,
disiplin dan kode etik
13 Divisi Polisi dan Peraturan Pemberian pendapat dan saran hukum
kepada institusi, anggota Polisi dan
(Divsao Polisiamento e Orden)
maupun kepada masyarakat;

59
14 Divisi polisi Lalulintas Polisi lalu lintas atau polisi lalu lintas
(Divisao de Tranzito e Seguranca adalah perusahaan atau unit polisi
Rodavearreia) khusus dalam kontrol lalu lintas dan
mengawasi jalan-jalan. Di antara fungsi
khusus yang biasanya dikaitkan dengan
mereka termasuk penyelidikan
kecelakaan, pengawasan kondisi lalu
lintas kendaraan bermotor, tanggap
darurat, penegakan hukum di jalan-
jalan, laporan kerusakan teknis di jalan
dan penggunaan lahan lalu lintas jalan.

15 Divisao de Estudos Doutrina Polisia


Memberikan arahan, pengawasan dan
pengendalian kepada anggota polisia
dalam penyelenggaraan kerja sama dan
koordinasi mengenai nota
kesepahaman yang berkaitan dengan
tugas polisi
16 Kepala Dep. Polisi Informasi 1. Sebagai pemimping di dan
(Chefe Dep. De Informacoes mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
Polisiais)
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

17 Divisao Gestao da Informacao Dalam melaksanakan tugas wajib


melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya
kepada komandan dan menbagikan
informasi kepada anggota polisi
lainnya.
28 Kepala Dep. Polisi Investigasi 1. Sebagai pemimping di dan
kriminal mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil

60
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

29 Divisi Kordinator Investigasi Tanggung jawab dari investigasi


Criminal kriminal adalah bahwa membantu
kekuasaan kehakiman dalam administr
(Divisao de Cordenacao de
asi peradilan sesuai dengan hukum,
Investigacao Criminal) melakukan instruksi persiapan lainnya
dalam proses pidana di semua
penyebab dalam kewenangannya,
mengendalikan potensi delitivo,
menurut tingkat risiko sosial ,
menyelidiki dan menemukan pelaku.

20 Divisao de Polisia Tecnica e Seksi polisi teknik untuk mengatasi


Analice Criminal masalah-masalah serta analisis criminal
dan sesuai dengan perintah atasan.
21 Chefe Dep. De Armas E Explosivos 1. Sebagai pemimping di dan
mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

22 Divisao de Armas e Municoes Seksi bagian mengatasi masalah-


masalah persenjataan dan sesuai
dengan perintah atasan.
23 Divisao de explosivos Seksi bagian mengatasi masalah-
masalah bahan peledak dan sesuai
dengan perintah atasan.
24 Chefe dep.de comonicacoes e 1. Sebagai pemimping di dan
mempertanggung jawabkan kebijak
61
eletronica an yang telah diambil
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

25 Divisao comonicacoes es Seksi bagian mengatasi masalah-


eletronica masalah eletronik kepolisian dan
sesuai dengan perintah atasan.
26 Chefe Dep.Recursu Humanus 1. Sebagai pemimping di dan
mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

27 Divisao De Gestao E Consultoria


umum – harus mempunyai peran
De Recursus
penting dalam melindungi hak asasi
manusia. Mereka
bertanggung jawab untuk memastikan
keselamatan dan keamanan tiap
individu melalui
penegakkan hukum; di bawah naungan
hukum internasional, polisi diwajibkan
untuk
sepenuhnya menghormati hak asasi
manusia,
28 Divisao De Gestao E Seksi bagian mengatasi masalah-
Administrativa masalah keuangan dan sesuai dengan
perintah atasan.
29 Divisao De assesoris Recurs Seksi bagian mengatasi masalah-
Humanus masalah sumberdaya manusia dan
sesuai dengan perintah atasan.

62
30 Chefe dep. De formacao 1. Sebagai pemimping di dan
mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

32 Chefe Dep. De Saude E Assistencia 1. Sebagai pemimping di dan


Na Doenca mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

33 Divisao De Assistensia Na Doensa e Polisi forensik dan teknis biasanya


Forensic adalah departemen polisi terkait dengan
polisi peradilan, khusus dalam
memperoleh bukti ahli, melalui analisis
teknis dan ilmiah dari jejak diproduksi
dan kiri selama melakukan penyimpang
an. Biasanya terdiri dari ilmuwan atau
orang-orang dengan keahlian teknis
yang tinggi.
34 Kepala Dep. Logistik. 1. Sebagai pemimping di dan
(Chefe Dep.De Logistica ) mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

63
35 Sek. Bag. Infrastruktur Seksi bagian mengatasi masalah-
(Divisao de Obras e Infrastruturan) masalah Infrastruktur kepolisian dan
sesuai dengan perinta atasan.
36 Sek.bag. Seragam Kepolisian Seksi bagian mengatasi masalah-
(Divisao De Fardamentos) masalah seragam kepolisian dan sesuai
dengan perintah atasan.
47 Sek bag. Peralatan Transportasi Seksi bagian mengatasi masalah-
(Divisao De Material Auto) masalah peralatan transportasi
kepolisian dan sesuai dengan perintah
atasan.
48 Departementu de gestao e 1. Sebagai pemimping di dan
financeiros mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
2. Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

49 Divisao de Orcamentu Polisi administrasi, termasuk


pelaksanaan tindakan administratif
yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang dan beberapa hal perizinan
administrasi;

40 Police De Intelegente 1. Tugas, fungsi dan kewenangan


polisi intelegen melakukan aktivitas
intelijen dalam rangka
pencegahan, penangkalan
dan atau penanggulangan ancaman
terhadap keamanan nasional.
2. Mengingat sifat kerahasiaan
dalam aktivitas intelijen, maka
dalam hal apapun personil intelijen
wajib memegang teguh rahasia
intelijen.

64
2.2.2 Analisa Hubungan Kegiatan.
Skema 4.2 Analisa Hubungan Kegiatan

Datang

Komandan PNTL

Wakil komandan
PNTL

Seluruh anggota
PNTL

Menerima para
pengunjung
Mengawasi seluruh aktivitas
dalam kantor polisi
Mengadakan meeting Makan /minum

Buang air kecil/besar Istrihat

Pulang

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2015 )

4.2.3 Analisa Pembagian Ruangan Dalam Gedun Kepolisian


No Program Ruang Lantai Perlengkapan Atau Meterial
Dasar
1 Teras -
2 Ruang Informasi Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

65
3 Hall -
4 Ruang tunggu Kursi
5 Ruan Lobby Meja, Kursi,dan TV
6 Ruang Kepala Operasional Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
7 Ruang Bag.Peraturan Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Kepolisian
8 Ruang Bag.Polisi Lalulintas Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
9 Ruang Bag. Pembelajaran Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Peraturan Kepolisian
10 Ruang Kep.dep.infiormasi Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
kepolisian
11 Ruang Bag.Analisis Coperativ Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
os
12 Ruang Bag. Gestao Informasi Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
13 Ruang Bag. Kepala Dep. Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Investigasi Kriminal
14 Ruang Bag. Cooperacao Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Investigasi Kriminal
15 Ruang Bag. Polisi Teknik dan Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Analisi Kriminal
16 Ruang Kep. dep. Armas e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
exploixivos
17 Ruang Bag. Armas e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Municoes
Ruang Bag. Exploixivos Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
18 Departemento de sistemas de Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Informacoes e comunicacoes
19 Divisi Komunikasi Dan Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Eletronik
20 Depatement sumber daya Ma Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
nusia
21 Divisao De Gestao e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Consultoria De Recursus
22 Divisao de Gestao e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Administrative
23 Divisao de Assessorial de Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

66
Recursus Humanusss
24 Ruang bahan Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
peledak/Armazen
25 Ruang Pelayanan Masyarakat Meja, kursi, dan lemari.
26 Ruang Tahanan Meja, Kursi,
27 Ruang Tahanan Staft kasur

28 Ruang Tamu tahanan kasur

29 Koridor Lantai Dasar -

30 Km/ wc Klosed duduk, dan kain pembersi

31 Jnitor Mesing pemotong rumput, dan seragam

32 Kliner room Ember,kain pel, dan sokling lantai

4.2. 4 Analisa Pola Hubungan Ruang

a. Pola Hubungan Ruang Lantai Dasar

Skema 4. 3 Pola hubungan ruang lantai dasar

67
(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

2 Program Ruang Lantai Satu Perlengkapan Atau Material


1 Hall -
2 Ruang lobby Meja, Kursi, dan TV
3 Operator room Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
4 Teras -
5 Departemen de formasao Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
6 Divisi de Formasao e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Aperfeicoamento
7 Divisi de Psiscologia Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Humanus
8 Departementu de Saude e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Assistensia Na Doenca
9 Divisao de assistensia na Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
doensa e forensic
10 Department de Logistica Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
11 Divisao de Obras e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Infrastrutura
12 Divisao de Equipamentus Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
13 Divisao de Fardamentos Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
14 Divisao De Material Auto Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
15 Departemento de Gestao e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Finansas
16 Divisao de Gestao Orcamento Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
17 Ruang Polisi Keagamaan Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

68
18 Gabinete de Estudo e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Planemento
19 Gabinete de Deongtologia e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Displinar
20 Gabinete de sistemas de Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Informacao
21 Gabinete de Assunto Juridicus Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
22 Departemento de Apoio Geral Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
23 Departemento Justice Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
24 Inpecao geral Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
25 Conselho de Deontologia e Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
disiplinar
26 Conselho Superior de Polisia Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
27 Gabinete do kom.PNTL Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
28 2oKomandante PNTL Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Municipio Bobonaro
29 Komandante PNTL municipio Meja, Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
30 Koridor lantai satu -
31 Km/wc Klosed duduk, dan kain pembersi
32 Kliner room Ember,kain pel, dan sokling lantai

b .Pola hubungan ruang lantai satu


Skema 4. 4 Pola hubungan ruang lantai satu

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

69
3 Program Ruang Lantai 2 Perlengkapan Atau Meterial
1 Hall

2 Ruang meeting Meja,dan kursi


3 Ruang arsip Meja, kursi, dan lemari
4 Ruang fitnest untuk laki-laki Alat-alat perlengkapan olahraga
5 Ruang fitnest untuk perempuan Alat-alat perlengkapan olahraga
6 Pantry Meja, kursi dan lemari
7 Koridor lantai dua -
8 Km/wc 8 unit Klosed duduk, dan kain bersi
9 Kliner room Kain pel, ember dan soklin lantai

C .Pola Hubungan Ruang Lantai Dua


Skema 4. 5 Pola Hubungan Ruang Lantai Dua

(Sumber : Hasil Analisa Penulis,2015)


4.2.5 Analisa Luasan Ruang (Neufert)
A. Luasan Ruang Untuk Lantai Dasar
A. Luasan Ruang Untuk Lantai Dasar
1. Ruang informasi
Diketahui:

70
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 4 orang: (Bag. informsi 2 orang staf dan 2 orang
pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.5 x 0.5 cm = 0.25 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.25 + 0.6375 = 1.6075 m2
1.6075 + 1.8 = 3.4075 m2
3.4075 x 4 = 10225 m2
10225 x 0.2 = 2.0445 m
10225+ 2.0445= 12.267 m2
Jadi luasan ruang: Bag.Recepsionist adalah: 12.267m2 = 12m2
2.Hall dan ruang tunggu
Diketahui:
Luasan total Hall dan ruang tunggu adalah sebagai berikut:
Panjang =12 m
Lebar 9 m
Jadiluasan total = 12m x9m = 108m2
3. Ruang lobby

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 4 orang (2 orang staft dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2

71
3.8875 x 3 = 11.6325 m2
11.6325x 0.2 = 2.3325
11.6325+2.3325= 13.995
Jadi luasan ruang: lobby adalah= 13.995=14m2
4..Ruang Chefe Dep.de Operasao
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang (direktur dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang Chefe Departemento de Operasao adalah: 23.6919m2 = 24 m2.
5 .Ruang Polisiamentu e Orden
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 10 orang (pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2

Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2


0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
3.8775 + 1.8 = 3.8775 m2
22.965 x 10 = 38.775 m2

72
38.775 x 0.2 = 7.775 m2
38.775 + 7.775 = 46.53. m2
Jadi luasan ruang polisiamento e orden adalah: 46.53 m2 = 47m2.
6.Ruang Polisi Lalulintas.

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 24 orang: (Bag. Adm, 22 orang staf dan 2 orang
pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72+ 0.72 + 0.6375 = 2.0075 m2
2.0075 + 1.8 = 3.8775 m2
3.875 x 25= 96.875 m2
96.875 x 0.2 = 19.375 m2
96.875 + 19.375 = 116.25 m2
Jadi luasan ruang: Polisi Lalulintas adalah: 116.25 m2 = 117 m2.

7..Ruang Estudo doutrina e polisiais.


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m20.72
Diasumsikan untuk pelaku 15 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2

73
3.875 x 15 = 58.1625 m2
58.1625 x 0.2 = 11.6325 m2
58.1625 + 11.6325 = 69.795 m2
Jadi luasan ruang: Estudo de outrina e polisiais adalah: 69.795 m2 = 70 m2.
8.Ruang Kep.Bag Informasi kepolisia
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang (direktur dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang Kep.Bag Informasi kepolisian adalah: 23.6919m2 = 24 m2.
9. Ruang Bag. Analisis coperativos
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 6 orang ( 4 orang dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2


Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 6 = 23.325 m2

74
23.325 x 0.2 = 4.665 m2
3.8875+ 23.325= 27.2125 m2
Jadi luasan ruang Prebensaun Public e Proximidade.adalah: 27.2125 m2 = 27 m2.
10.Ruang Gestao da Informacoes
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 11 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625 m2
38.875 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625 + 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan ruang: Gestao da informacoes adalah: 51.315 m2 = 51 m2.
11.Ruang Kep.Bag investigasi criminal
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 8 = 31.1 m2

75
31.1 x 0.2 = 6.22m2
31.1+6.22 = 37.32
Jadi luasan Ruang Kep.Bag investigasi kriminal adalah: 37.32 m2 = 37 m2.
12. Ruang Bag. Kordinasi Investigasi Kriminal
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 11 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2


2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625 m2

42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2


42.7625 + 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang Bag. Kordinasi Investigasi Kriminal adalah: 51.315 m2 = 51 m2.
13 .Ruang Kep.Bag armas e esploixivos
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang (direktur dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
76
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang Kep.Bag armas e esploixivos adalah: 23.6919m2 = 24 m2.
14.Ruang Bag. Armas e Municoes
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 8 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 8 = 31.1 m2
31.1 x 0.2 = 6.22 m2
31.1 + 6.22 = 37.32 m2
Jadi luasan Ruang Bag. Armas e Municoes adalah: 37.32 m2 = 37 m2
15. Ruang Bag. Exploixivos
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 9 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72+ 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 13 = 50.375 m2
50.375 x 0.2 = 10.075 m2

77
50.375 + 10.075 = 60.45 m2
Jadi luasan Ruang Bag. Exploixivos adalah: 60.45m2 = 60 m2
16.Ruang Divisi Komunikasi Dan Eletronik
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 15orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 15 = 58.3125
58.3125 x 0.2 = 11.6625 m2
34.9875 + 6.9975= 69.975 m2
Jadi luasan Ruang Divisi Komunikasi Dan Eletronik adalah: 69.975 m2 = 70 m2
17.Ruang Kep.Bag sumber daya manusia

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
78
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang: Kep.Bag sumber daya manusia adalah: 23.69190m2 = 24 m2.

18. Ruang Divisao de Assessorial de Recursus Humanuss


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 14 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 15 = 58.3125
58.3125x 0.2 = 11.6625 m2
58.3125x + 11.6625 = 69.97 m2
Jadi luasan Ruang de Assessorial de Recursus Humanuss adalah: 69.97 m2 = 70 m2
19. Ruang pelayanan masyarakat

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 38 orang: (8 orang staf dan 30 orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2


2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 26 = 101.075 m2
101.075 x 0.2 = 2..215 m2

79
101.075 + 2..215 = 121.29 m2
Jadi luasan ruang: pelayanan masyarakat adalah: 121.29 m2 = 122 m2.
20. Ruang polisi intelegente

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 6 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 5
orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2


Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 7 = 27.2125 m2
27.2125 x 0.2 = 5.4427 m2
27.2125 + 5.4427 = 32.655 m2
Jadi luasan ruang polisi intelegente adalah: 32.655 m2 = 33. m2.
2. Konsep Luasan Ruang Untuk Lantai satu
1.Ruang Kep.Dep.formacao
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
80
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang: Kep.Dep formacao adalah: 23.69190 m2 = 24 m2.
2. Ruang divisi de formacao aperfeicoamento
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 8 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 8 = 31.1 m2
31.1 x 0.2 = 6.22 m2
31.1+ 6.22 = 37.32 m2
Jadi luasan Ruang divisi de formacao aperfeicoamento adalah: 37.32m2 = 37m2
3 Ruang Divisi de Psiscologia Humanus
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 6 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2

81
3.8875 x 12 = 46.65m2
46.65 x 0.2 = 9.33 m2
46.65 + 9.33= 55.98 m2
Jadi luasan Ruang Divisi de Psiscologia Humanus adalah: 5 5.98 m2 = 56 m2
4 .Ruang kep.Dep. de Saude e Assistensia Na Doenca

Diketahui:

Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2


Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang: kep.Dep. de Saude e Na Doenca adalah: 23.69190 m2 =24m2.
5.Ruang Divisao de assistensia na doensa e forensic
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 10 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2


Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

82
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625m2
42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625+ 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang divisao de assistensia na doensa e forensic adalah: 51.315 m2 =
51m2
6.Ruang Kep.Dep.t de Logistica

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2


4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang: kep. kep.Dep.t de Logistica adalah: 23.69 m2 = 24 m2.

7 .Ruang Divisao de Obras e Infrastrutura


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 15orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:

83
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 15 = 58.3125

58.3125 x 0.2 = 11.6625 m2


34.9875 + 6.9975= 69.975 m2
Jadi luasan Ruang Divisao de Obras e Infrastrutura adalah: 69.975 m2 = 70 m2
8.Ruang Divisao de Fardamentos

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 12 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 12 = 46.65
46.65 x 0.2 = 9.33 m2
34.9875 + 6.9975= 55.98 m2
Jadi luasan Ruang Divisao de Fardamentos adalah: 55.98 m2 = 56 m2
8.Ruang Divisao De Material Auto

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 10 orang
Sirkulasi manusia 20 %

84
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 9 = 34.9875 m2
34.9875 x 0.2 = 76.9975 m2
34.9875 +6.9975 = 41.985 m2
Jadi luasan Ruang Divisao De Material Auto adalah: 41.985 m2 = 41m2
9.Ruang Kep.Dep.de Gestao e Finansas dan Ruang Divisao de Gestao Orcamento

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 15 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf 12
orang dan 2 orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 15 = 58.3125m2
58.3125x 0.2 = 11.6625 m2
58.3125+ 11.6625 = 69.997m2
Jadi luasan ruang: Kep.Dep.de Gestao e Finansas adalah: 69.997 m2 = 69 m2

10.Ruang Polisi Keagamaan

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 8 orang

85
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 8 = 31.1 m2
31.1 x 0.2 = 6.22 m2
31.1 + 6.22 = 139.95 m2
Jadi luasan Ruang Polisi Keagamaan: 37.32 m2 = 37 m2

11.Ruang .Gabinete de Assunto Juridicus


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 7 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 +0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 7 = 27.2125 m2
27.2125 x 0.2 = 54.4425 m2
27.2125 + 54.4425 = 32.655 m2
Jadi luasan Ruang Gabinete de Assunto Juridicus adalah: 32.655 m2 = 33 m2
12.Ruang Dep.,Justice

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2

86
Diasumsikan untuk pelaku 11 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2

Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2


0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625m2
42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625+ 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang Dep.,Justice adalah: 51.315 m2 = 51. m2
13. Ruang Inpecao geral

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 11orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625m2
42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625+ 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang Inpecao geral adalah: 51.315 m2 = 51 m2
14.Ruang Gabinete do komando.PNTL

Diketahui:

87
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 9 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2


2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625m2
42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625+ 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang Gabinete do kom.PNTL adalah: 51.315 m2m2=51 m2
15. Ruang 2oKomandante PNTL
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.wakil komn 1 orang staf dan 2 orang
pengunjung), maka luasan total ruang Ruang 2oKomandante PNTL adalah 34 m2
16. Ruang Komandante PNTL
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.kom 1 orang staf dan 2 orang
pengunjung) maka luasan total ruang Ruang 2oKomandante PNTL adalah 39 m
3.Program Ruang Lantai Dua
1.Ruang Meeting
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 96 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:

88
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
1.3575 + 1.8 = 2.4435 m2
2.4435 x 96= 234.576 m2
234.576 x 0.2 = 46.9152 m2
234.576 + 46.9152 = 281.4912m2
Jadi luasan ruang: Komandante PNTL municipio adalah: 281.4912 m2 =282m2
2.Ruang Arsip

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 36 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
22.95 + 1944+4.32 = 46.71 m2
46.71 + 1.8 = 48.51 m2
48.51 x36 = 1746.36 m2
1746.36 x 0.2 = 349.272m2
1746.36 + 349.272 = 208.632m2
Jadi luasan ruang: arsip adalah: 208.632 m2 = 209 m2
3.Fitnest room untuk laki-laki

Jadi Luasan total ruang fitnest room untuk laki-laki adalah 246 m2
4. Fitnest room untuk wanita
Jadi luasan total ruang fitnest room untuk wanita adalah 167 m2
5.Pantry
Jadi luasan total ruang pantry adalah: 36 m2
4.Program ruang servis
2.km/wc.

89
Luasan total km/ wc adalah 2 m2, dengan berbagai peralatan km/ wc seperti:
Klosed duduk, wastafel, dan cermin.
4.gudan
Luasan gudan total adalah 1.122 m2. dengan berbagai peralatan seperti alat-
alat kepolisian, seragam kepolisian, alat transportasi,dan material servis bangunan.
5.genset.
Luasan total Genset adalah 276 m2 Peratannya seperti mesin listrik,dan tank
minyak.
6.post jaga

Luasan total post jaga adalah 15 m2 pelaku 4 orang dengan peralatan , meja,
kursi, dan lemari.\

4.2.6 Analisa Ukuran Site Untuk (KDB) Koefiesien Dasar Bangunan (KLB)
Koefisien luasan bangunan 30% untuk masa bangunan dan 70 % untuk ruang
terbuka yang berupa fasilitas penunjang dengan ukuran site (area : 1.6035 ha )
4.3 Analisa Aspek Bangunan
5.3.1 Analisa Bangunan
Menurut teori Hammid Shirfani bahwa : Bentuk dan Massa Bangunan
(Building Form and Massing) tidak semata-mata ditentukan oleh: ketinggian
atau besarnya bangunan, penampilan bentuk maupun konfigurasi dari massa
bangunannya, akan tetapi ditentukan juga oleh :
- Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Garis sempadang bangunan adalah 34 m, dan jarak belakang 22 m
dan samping kiri 25 m dan sampin kanan 16 m
- Koefisen Dasar Bangunan (KDB)
Koefisen dasar bangunan

- Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Koefisien lantai bangunan adalah 2 lantai

- Ketinggian Bangunan (Skyline)


Ketinggian banguanan adalah 4 m untuk banguanan sederhana dan
3.89 m untuk banguanan berlantai.

90
- Luas total lahan adalah 1,6035 m2
- Garis Sempadan Bangunan (GSB) yang di tempuh adalah 34 m dan
jarak antara belakang 22 m dan sampan kiri 25 samping kanan 16 m,
m jadi luas total lahan yang di gunakan untuk perancanagan adalah
1,6035 m2
- Koefisen Dasar Banguanan utama adalah 32668,m², bangunan pos
jaga 15 m² (2 pos jaga), dan bangunan gudang pengelola area parker
1122 m² dan gensat 276 m².
- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang di tempuh adalah 2 lantai
- Ketinggian Bangunan (Skyline) yang di tempuh adalah 3.890 m
4.3.2 Analisa Bentuk Dasar Bangunan
Bentuk dasar massa bangunan akan timbul berdasarkan pada aliran yang
digunakan yaitu Green architectur. Yang menimbulkan bentuk dasar suatu bangunan
berasal dari keadaan atau kondisi lokasi existing, yang kemudian disesuaikan dengan
bangunan yang akan direncanakan.
Akan tetapi bentuk dasar massa bangunan berasal dari tiga bentuk dasar yaitu ;
bentuk persegi, bentuk segitiga dan bentuk lingkaran. Maka dari itu, dalam
pengolahan bentuk dasar bangunan pada lokasi perencanaan di temukan dua
bentuk dasar, yaitu ; bentuk persegi, bentuk segitiga dan lingkaran.
Gambar 4.21 . Analisa Bentuk Dasar Bangunan

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

4.3.3 Analisa Sistem Modulasi (Grid)

91
Modulasi ruang dalam bangunan dirancang dengan berdasarkan pada fungsi,
bentuk dan sirkulasi ruang yang berkaitan dengan kebutuhan luasan ruang agar
dapat menciptakan modul bangunan yang serasi maka ditempuh dengan dua arah
modul antara lain : modul vertical dan horizontal dengan ukuran 6 m x 6 m.
(dimensi kolom 50 cm x 50 cm dan dimensi balok 30 cm x 20 cm).
Gambar 4.22 Sistem Modulasi ( Grid )

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

4.3.4 Analisa Sistem Dilatasi


Berdasarkan penelitian bahwa dilatasi merupakan sistem yang sangat
penting dalam mendirikan sebuah banguanan dengan bentangan yang luas. Sistem
dilatasi berfungsi sebagai pemisah anatara bangunan yang satu dengan yang lainnya,
jika terjadi keruntuhan maka tidak akan mempengaruhi yang lainnya. Untuk
mengatasi masalah keruntuhan, maka dapat di temukan tiga sistem di latasi di
bawah ini :

1. Sistem dilatasi dua kolom


2. Sistem dilatasi kanti level
3. Sistem dilatasi konsul
4.3.4 Analisa Tampilan Banguanan

92
Tampilan bangunan yang digunakan pada perencanaan ini akan disesuaikan
dengan kesenambungan antara pendekatan aliran arsitektur yang digunankan dalam
perencanaan perancangan yang akan dirancang. Karena dari kedua aspek tersebut
memeliki ikatan yang sangat erat, misalnya dalam aliran green arsitektur berbicara
tentang bagaimana memaksimalkan vegetasi yang ada serta panambahan
penanaman pohon yang banyak untuk memperoleh angin secara langsung, maka
dalam perencanan gedun kepolisian ini juga sangat memerlukan penghawaan secara
alami yakni angin segar yang maksimal dan sinar matahari yang cukup, guna
memberikan kesegaran dan kesejukan pada stap bangunan.
Gambar 4.23 Analisa Tampilan Bangunan

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)


4.4 Analisa Struktur Bangunan
4.4.1 Analisa Sub- struktur (kaki banguanan)
1. Sub-struktur adalah struktur yang menompang bangunan dan menyalurkan
gaya dari super struktur ketanah,sub-struktur biasanya di sebut pondasi,
berikut ini jenis-jenis sub-struktur.
a. Pondasi Jalur (batu Kali)
Gambar 4.24 Pondasi Jalur

93
(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

Jenis pondasi ini umumnya digunakan pada bangunan satu lantai, dan juga
menpunyai fungsi sebagai penyalur gaya atau pemikul beban dari tembok (Dindig )
b. Pondasi Foot Plate
Gambar 4.25 Pondasi Foot Plate

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

Pondasi foot plat adalah pondasi setempat yang menyalurkan beban ketanah,
tetapi jika kondisi tanah merupakan tanah rawa, atau kedalaman tanah keras lebih dari
3 m, maka harus dikombinasikan dengan jenis pondasi lain.
c. Pondasi tiang pancang
Gambar 4.26 Pondasi Tiang Pancang

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

94
Pondasi tiang pancang umumnya digunakan pada bangunan berlantai 2 atau
lebih, pondasi ini mempunyai fungsi sebagai penyalur gaya atau pemikul beban dari
kolom - kolom bangunan (kolom struktur), tiang pancang umumnya terbuat dari pipa
baja atau beton yang dipancang sampai kedalaman tanah keras.
4.4.2 Analisa Supper Struktur (badang bangunan)
Supper struktur adalah struktur yang menyalurkan gaya dari atas (upper
struktur) ke pondasi, struktur ini dapat berupa kolom, balok struktur dan juga dinding,
berikut ini adalah sistem jenis-jenis supper struktur :
- Rigid Frame (Struktur kaku)
Rigid frame adalah struktur rangka kaku yang memunyai sistem joint
yang kokoh (rigid) dan dapat terbuat dari beton, baja, kombinasi
beton dan baja.
Gambar 4.27 Analisa Struktur Rigid Frame

(Sumber :Hasil Analisa Penulis, 2015)

- Shear Wall

Shear wall adalah struktur dinding pemikul, struktur dinding ini


keseluruhannya terbuat dari bahan beton, dan umumnya digunakan
pada core dari sebuah gedung, atau pun pada sisi-sisi bangunan
dengan maksud untuk menghindari sinar matahari langsung masuk
kedalam bangunan atau juga sebagai tembok pengarah angin.
Gambar 4.28 Analisa struktur shear wall

95
(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

4.4.3 Upper Structure (atap /. Kepala bangunan)


Upper structure adalah struktur yang berfungsi sebagai penedung bangunan
dari panas dan hujan, struktur ini juga biasanya disebut struktur atap, berikut
jenis-jenis upper structure:
Jenis-jenis atap
a) Struktruktur Atap coran beton (atap Datar)
Atap yang memiliki kemiringan yang kurang dari 10o terhadap garis
horisontal, dimana pengaliran air hujan diperlukan minimal 2 o kemiringan dari garis
horisontal. Bahan-bahan yang biasa digunakan berupa beton cor, balok anak dan
balok induk dari beton merupakan rangkanya.
Gambar 4. 29 .Struktruktur Atap coran beton (atap Datar)

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)


Keuntungan:
Atap dapat diperuntukkan bagi aktifitas lain, tidak ada pemborosan ruang
dibawah atap, memudahkan pengembangan ke arah vertikal, dan tampak yang
dihasilkan lebih simpel dan tidak terlalu tinggi.
Kerugian:
Rawan terhadap bahaya angin kencang, mahal dalam konstruksi karena bahan
dasar beton bertulang, mudah sekali menjadi panas, mudah retak bahkan bocor karena
perubahan suhu besar, hawa panas dibawah atap tidak dapat dibuang keluar dengan
cepat. Untuk mengantisipasi bahaya keretakan dan kebocoran, dapat ditambahkan

96
lapisan lagi pada beton cor dengan kerikil yang padat, kolam air, atau dicat
waterpriifing, ditanami rumput atau dengan pengapuran atap beton. Khusus
penanaman rumput diatas atap beton perlu suatu rancangan khusus untuk
pembuangan air dan lapisan penghalang agar akar rumput tidak merusak konstruksi
beton, sebenarnya lumut-lumut yang tumbuh pada beton merupakan isolasi panas
alami yang baik, selain beton cor, atap datar dapat dibuat dari lapisan-lapisan papan
c. Taman Atap (Roof Garden ) dan solar sel
Gambar 4.30 Roof Garden

( Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2015 )


Apa saja yang diperlakukan di atas atap untuk mengisi ruang terbuka luar di
bagian atap / balkon, seperti kolam renang, jogging track, taman ruang makan, ruang
istirahatdan lain-lain. Roof garden tidak terbatas pada bangunan perkantoran/komersil
akan tetapi dapat juga dibuat untuk rumah.
Hampir semua jenis tanaman dapat digunakan untuk roof garden, hanya saja
angin yang bertiup di atas atap sangat kencang untuk itu perlu hati-hati dalam
memilih jenis tanaman, angin yang kencang dapat merobek daun (misalnya tanaman
pisang-pisangan yang berdaun lebar) sehingga menghilangkan estetis. Untuk itu
perlu diperhatikan arah angin dan kecepatannya. Pohon besar tetap dapat digunakan
dalam roof garden, tetapi percabangannya harus dikendalikan dengan membuang
cabang-cabang yang terlalu melebar, agar percabangan tidak menahan angin.
Gunakan steger agar pohon tidak roboh.
Keuntungan:

97
a. Memperbaiki kualitas udara dan meningkatkan karbondioksida.
b. Memperbaiki kondisi iklim mikro yang dapat membatu kehidupan
alam,seprti burung.
c. Membantu dalam keestabilan suhu pada bangunanan sehingga mengurangi
AC dengan kata lain mengurangi pemakaian energy pada bangunanan.
d. Dapat digunakan sebagai penganti ruang public yang hilang akibat
sempitnya lahan.
e. Dapat memperlambat jalannya penyebaran api saat kebakaran karena
terdapat tanah yang membantu memadamkan api.
Kerugian:
a. Kerusakan yang terjadi dapat menyebabkan perembesan air ke dalam
lapisan beton.
b. Membutukan biaya yang cukup mahal
c. Membutukan tenaga
d. Pengaruh angin yang lebih kencang bisa mengakibatkan kerusakan
tanaman di atas bangunan.
e. Selalu merawat pepohonan yang dapat tumbuh diatas bangunan
Dalam analisa perencanaan dan perancangan akan menggunakan solar sel
yaitu untuk bangunan utama dan Gudang, karena Solar cell mampu mengkonversi
sinar matahari menjadi arus listrik yang di gunakan untuk mendistribusi energy
listrik ke lampu taman dan bangunan utama .

Gambar 4.31 Solar sel

(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2015 )


98
4.5 Analisa Utilitas Bangunan
4.5.1 Analisa Pecahayaan
a. Pencahayaan alami
Penyelesaian sistem pencahayaan yang baik kedalam bangunan demi
kenyamanan dalam beraktifitas agar sinar matahari langsung tidak
mengganggu aktivitas didalam suatu ruangan maka pencapaian yang
harus ditempuh adalah ;

Gambar 4.32 Analisa Pencahayaan Alami

(Sumber :Hasil Analisa Penulis, 2015 )


Memaksimalkan bukaan jendela dan ventilasi agar pencahayaan dapat
mengakses kedalam bangunan dapat dijangkau dengan baik.Agar menghindari
masuknya sinar matahari langsung kedalam bangunan maka perlu mengadakan sistem
penghalang buatan berupa acrylic dan pohon-pohon.
a. Pencahayaan buatan
Gambar 4.33 Pencahayaan buatan

(Sumber ; Hasil Analisa Penulis, 2015)

99
Untuk ruang-ruang yang mempunyai tingkat keamanan yang tinggi dapat
menggunakan penerangan buatan yang energinya diperoleh dari pengunaan solar sel
sebagai penhasil energy listrik dan juga energy listrik yang diperoleh dari PLN, yang
dikontrol melalui sebuah gardu yang terdapat dalam lokasi perencanaan, dan aliran
listrik disalurkan melalui panel dan distribusikan melalui kabel menuju lampu pijar
maupun TL.
4.5.2 Analisa Penghawaan
a. Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami, pemanfaatan udara dan cahaya dari alam, seperti
udara dan cahaya matahari ke dalam ruang malalui bukaan-bukaan yang
banyak, penanaman pohon di sekelilingi bangunan, penanaman vegetasi pada
atap dan air mancur.
Gambar 4.34 Analisa Penhawaan Alami

(Sumber :Hasil Analisa Penulis, 2015)


b. Penghawaan buatan
Gambar 4. 35 Penghawaan buatan

(Sumber :Hasil Analisa Penulis, 2015)

100
Penghawaan buatan yaitu penggunaan AC Split (air conditioner) pada
ruangan yang membutuhkan penghawaan khusus. Sistem AC yang digunakan pada
bangunan adalah Sistem AC individu, yaitu masing-masing individu memakai serta
mengontrol unit AC sendiri.
4.5.3 Analisa Elektrikal
Skema 4.6 Analisa Elitrikal

EDTL

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)


Berdasarkan penelitian bahwa, di sekitarny lokasi perencanaan telah
tersedianya jaringan listrik yang bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)
dan lembaga penerangan lainnya seperti cabang sumber listrik (Olipezadu). Oleh
sebab itu perlu di dukung dengan gensat untuk keadaan darurat.
4.5.4 Analisa Komunikasi dan Analisa Pengunaan kamera IP dan CCTV
a.Analisa komunikasi
Berdasarkan penelitian bahwa, lokasi perencanaan telah tersedianya
beberapa sistem utilitas kota termasuk didalamnya yakni sistem komunikasi, oleh
sebab itu dalam perencanaan ini perlu disedia kannya sistem komunikasi seperti
telepon. Jenis telepon yang akan di gunakan dalam perencanaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Telepon umum Telepon umum digunakan secara umum bagi pemakai
bangunan dan pengunjung dengan mengunakan koin untuk melakukan
pangilan. Telepun umum diletakan pada bagian dinding bangunan sehingga
mudah dikontrol.
Gambar 4.36 Analisa Telepon Umum

101
( Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)
2.Telepon dengan sistem PABX
Telepon dengan sistem PABX digunakan untuk berkomunikasi dalam
ruangan yang hubungan pangilan masuk dan keluar bangunan harus
melalui operator, sistem PABX dapat dikontrol oleh operator.
Gambar 4.37Analisa Telepon Dengan Sistem PABX

(Sumber : Hasil analisa penulis, 2015)


b. Analisa Pengunaan kamera IP dan kamera CCTV
Camera IP Dapat Diakses Dari Mana Saja (Remoote Viewing).Sebuah IP
camera mempunyai keunggulan utama yaitu mampu di akses dari lokasi dimana saja
di seluruh dunia asalkan tersedia koneksi internet di kedua sisi.Sebuah kamera CCTV
juga bisa diakses dari mana saja namun perlu menambahkan sebuah alat khusus
berupa hardware maupun software, sedangkan IP camera tidak perlu menambahkan
alat dan langsung bisa memantau kamera melalui browser desktop maupun aplikasi
mobile smartphone
Gambar 4.38 Analisa Pengunaan Kamera IP Dan CCTV

Camera.CCTV
Camera.IP

102
(Sumber :Hasil Analisa Penulis, 2015)
4.5.5 Analisa Penangkal Petir

Batang yang runcing dari bahan copper spit dipasang paling atas dan
dihubungkan dengan batang tembaga menuju ke elektroda yang ditanahkan, batang
elektroda pentanahan dibuat bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan
pengetesan
Ekema 4. 7 Analisa penangkal petir

(Sumber :Hasil Analisa Penulis, 2015)

4.5.6 Analisa Pemadam Kebakaran


Sistem pencegahan kebakaran merupakan elemen penting dalam perencanaan
suatu bangunan, karena dapat berfungsi untuk mendeteksi dan mengatasi bahaya
kebakaran yang bisa terjadi. Kebakaran pada bangunan dapat dideteksi dengan
penggunaan detektor yang telah dilengkapi dengan Fire Alarm dengan pengotrol yang
dipasang pada setiap ruangan.
Beberapa sistem pencegahan kebakaran ialah sebagai berikut:
Menyediakan fire hidrant disekeliling bangunan.Berupa tabung
karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia.
Tempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang
memiliki resiko kebakaran yang tinggidilihat pada gambar di bawha ini.

103
Gambar 4.39Analisa Pemadam Kebakaran

(Sumber :Hasil analisa penulis, 2015)

Gambar 4.40 Analisa System Pemadam Kebakaran


(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015 )
Special Fire Protection System.Sistem ini menggunakan sprinkler otomatis
yang menyemburkan kabut air, dapat dilengkapi dengan alarm system.
4.5.7 Analisa Drainasse
Berdasakan penelitian bahwa lokasi perencanaan juga telah tersedianya
drainasse umum oleh pemerintah di sekitarnya, maka yang perluh di perhatikan
adalah bagaimana menciptakan dan mengalirkannya. Terdapat dua alternatif yang di
tawarkan dalam analisa pada lokasi perencanaan yaitu sebagai berikut :
a) Drainasse di ciptakan di keliling bangunan, untuk menerima air
hujan sehingga di alirkan ke drainasse tapak.
Gambar 4.41 Analisa Drainase Keliling Bangunan

104
( Sumber ; Hasil Analisa Penulis, 2015)
b) Drainasse dalam tapak di ciptakan di di bawah jalan setapak,
menerima air dari saluran keliling bangunan dan taman, kemudian di
buang ke saluran kota.
Gambar 4.42 Drainasse Dalam Tapak

( Sumber ; Hasil Analisa Penulis, 2015)


4.5.8 Analisa Distribusi Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PDAM dan
Sumur Bor untuk kebutuhan cadangan. Jenis pendistribusian air bersih adalah sebagai
berikut :
a) Air Sumur Bor tampung di tengki bawah, yang kemudian dipompakan ke
tengki atas, kemudian di alirkan keseluruh ruangan. Sistem ini
menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa air listrik.
b) Air dari sax dipompakan ke atas, baru kemudian dialirkan turun
keseluruh ruangan.
Skema 4.8 Sistem Disrtibusi Air Bersih Ke Atas

105
(Sumber : Hasil Analis Apenulis, 2015)

2. Down feed system


Down feed system (sistem distribusi ke bawah) merupakan system distribusi
air bersih di aliran air diarakan ke bahwa biasanya mengunakan gaya gravitasi. Pada
system air diambil dari sumur / atau sumber air yang biasanya terletak di bahwa dan
ditampun terlebih dahulu di bak penampun air kemudian mendistribusikan ke
tandong atas yang terletak di atas bangunan ataupun dengan menorah yang terpusat
baru kemudian didistribusikan ke lubang-lubang distribusi yang letaknya lebih rendah
sehingga dapat mengunakan bantuan gaya gravitasi bumi.
Operasionalisasi sistem pengeliran kebawah ini dalam jangka panjang
membutuhkan asupan energi listrik yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan
sistem pengaliran keatas.
Energi listrik diperlukan hanya pada saat pengisian tangki atas saja. Pada
bangunan dengan bentuk tower/menarah yang memiliki jumlah lantai yang sangat
banyak jaringan system distribusi air bersih dapat di rencanakan
Skema 4.9 Sistem Disrtibusi Air Bersih Ke Bawah

(Sumber :Hasil Analisa Penulis, 2015 )


Keuntungan:
Tidak ada perubahan tekanan, pompa bekerja secara otomatis dan perawatan
sederhana.
Kerugian:

106
a. Membutuhkan ruangan tambahan untuk tangki atas dan tangki bawah
b. Tekanan air terbatas
4.5.9 Analisa Sistem Pembuanagan Air Kotor.(Air limpah)
Untuk pendistribusian air kotor pada bangunan kantor Polisi Nasional Timor
–Leste (PNTL) yaitu dari tiap lantai dialirkan terlebih dahulu menuju shaft kemudian
septiktangk dan berakhir ke sumur peresepan.
Skema 4.5 Perecepan Air Kotor

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)


4.5.10 Analisa Pembuangan Air Hujan
Sedangkan untuk air hujan dialirkan terlebih dahulu melalui talang-talang horizontal
dan diteruskan kepipa vertical. Selanjutnya dialirkan ke saluran tapak kemudian di buang ke
saluran kota.
Sekema 4.6 Pembuangan Air Hujan

(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2015)

107
4.5.11 Analisa Persampahan
Sistem persampahan yang akan di gunakan dalam perencanaan ini adalah
sampah di buang pada kotak sampah, lalu manampung di bak pembuangan sampah
sementara, kemudian di angkut oleh pihak kerja kebersihan dan air bersih ke tempat
pembuangan akhi.

Skema .4.7.Analisa Persampahan

Kotak Bak pembuangan Diangkat truk T.P.A


sampah sampah semntara sampah
(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2015.)
4.5.12 Analisa Alat Transportasi Pada Bangunan

 Sirkulasi Vertikal
Transportasi vertical, adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut
sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe
transportasi vertikal di antaranya lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe
pengangkut vertikal ini masing-masing mempunyai fungsi angkut yang berbeda. Lift
sering dijumpai di gedung perkantoran, travalator lebih banyak di bandar udara,
sedangkan eskalator lebih banyak di pusat pertokoan besar atau mall sedangkan
dumbwaiter lebih banyak digunakan di rumah sakit dan hotel.

Skema 4.8 Analisa Alat Tranportasi Dalam Bangunan

108
(Sumber : Hasil Analisa penulis, 2015 )

Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau


memberi fasilitas sirkulasi dalam bangunan gedung bertingkat, serta merupakan
sarana prasarana yang memperlancarn pergerakan manusia di dalamn bangunan
sebagai beriku :
1. Lift

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut


orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi;
biasanya lebih dari dua atau tiga lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya
hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai
tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka,
Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau
katrol ganda.

Gamba 4.43 Analisa Alat Transportasi Lift

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

3. Eskalator.
Eskalator lurus dan melengkung Dalam perkembangannya, perusahaan
Mitsubishi Electric Corporation telah berhasil mengembangkan eskalator spiral
(kenyataannya lebih cenderung melengkung /curve daripada melingkar/spiral) dan

109
secara eksklusif dijual sejak pertengahan tahun 1980. Eskalator ini dipasang di Osaka,
Jepang pada tahun 1985.
Cara Kerja Eskalator
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan
untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga
bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada
di antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate
berada dibawah permukaan cleat.
Gmabar 4.44. Analisa Eskalator

(Sumber :Hasil Analisa Penulis, 2015)

4. Tangga

Gambar 4.45 Analisa Tangga Manual

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015 )

Syarat tangga umum:

a. Kemiringan sudutnya tidak lebih dari 38 derajat.• Jika jumlah anak tangga
lebih dari dua belas anak tangga, maka harus memakai

110
bordes.
b. Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untuk dua
orang 110-120cm.

BAB V
KONSEP
5.1 Konsep Aspek Lingkungan
5.1.1 Konsep Pemilihan Lokasi
Dalam merencanakan sebuah bangunan gedun Kepolisian disuatu daerah,
pemilihan lokasi dan aspek tata kota sangatlah penting, karena aspek tata kota
merupakan aspek penentu dala suatu perencanaan gedun Kepolisian. Oleh karena itu
dalam proses perencanaan suatu gedun kepolisian perlu memperhatikan beberapa hal
penting antara lain:
1. Lokasi strategis
2. Berada di pusat kota
3. Komunikasi dan pencapaian mudah, dan
4. Kesediaan prasarana utilitas kota

111
Gambar 5.1 Konsep Luasan Lokasi Perencanaan

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.1.2 Konsep akses pencapaian ke lokasi


Berdasarkan hasil analisa akses pencapaian ke lokasi di bab iv , maka akan di
gunakan dalam konsep perancangan ini.
Lokasi perencanaan yang dipilih untuk perencanaan dan perancangan kantor
polisi yang terletak di desa Holsa , jalan umum antara Maliana-Dili, sehingga mudah
di jangkau, baik pejalan kaki maupun menggunakan kendaraan, karena sudah
terdapat jalan raya umum untuk kendaran berroda dua dan berroda empat. Dan
mempunyai lebar badan jalan ± 12 m, termasuk bahu jalan ± 2 m pada sisi kiri dan
kanan jalan .Entrance dan exit akan di buka kearah ini karena akses langsung dengan
jalan raya umum dan tidak terjadi kemacetan. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada
gambar di bawha ini.
Gambar 5.2 Konsep Akses Pencapaian ke Lokasi

112 B
T B
B
(Sumbe r: Hasil Olahan Penulis, 2015 )
5.1.3 Konsep Lebar Jalan pada Lokasi Perencanaan
Lebar jalan yang akan di rencanakan pada lokasi perencanaan yaitu:yang telah
di analisis Bab sebelumnya, maka dangan lebar jalan untuk kendaraan 6 m dan
pendestrian 0.2 m x0.3m .Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar 5.3 di bawah
ini.
Gambar 5.3 Konsep Lebar Jalan Pada Lokasi Perencanaan

113
( Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )

5.1.4 Konsep Topografi


Konsep topografi dilakukan untuk mengetahui: kecuraman, kedataran, dan
keseragaman yang ada pada lokasi sehingga dapat dimanfaatkan atau tidak dalam
proses perencanaan.lokasi perencanaan cukup datar, maka dari itulah hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
Gambar 5.4 Konsep Lokasi Perencanaan Gedun Kepolisian

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


1) Bentuk Dan Kondisi Tapak
2) Fungsi bangunan yang akan di rencanakan
3) Hubungan spasi antara aktivitas yang akan di rencanakan dengan kondisi
site
4) Mepertimbangkan drainase dalam tapak
5) Mepertimbangkan factor biaya
6) Membiarkan kontur tanah yang ada tampak alami.
Gambar 5.5 Konsep Topografi

114
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

Keuntungan : Kerugian:

a) Terkesan tapak Nampak lebi a) Membutkan perhatian


alami. pengontrolan khusus.
b) Tidak membutukan biaya b) Susah menempatka karena
perawatan. harus disesuaikan dengan
c) Tidak membutkan tenaga
keadaan konturnya.
ekstra dalam pengawasan. c) Penempatan bangunan harus
d) Mudah dalam menguasai
lebih memperhatikan banyak
bentuk / keadaan kontur
faktor
yang ada.

5.1 5 Konsep Vegetasi Eksisting Pada Lokasi


Vegetasi merupakan factor penting dalam proses perencanaan. Potensi
vegetasi yang ada pada lokasi perencanaan hanya terdapat rumput gaja dan tumbuh-
tumbuhan lainnya, yang ada disekitar lokasi perencanaan seperti pohon ketapan,
pohon mangga, dan pohon beringing, maka berdasarkan keadaan existing dalam
lokasi perencanaan, vegetasi tersebut dipertahankan dapat dilihat pada gambar 5.6 di
bawah ini

115
Gambar 5.6 Konsep Vegetasi Eksisting Pada Lokasi

(Sumber : Hasil olahan penulis, 2015)

.5.1.6 Konsep Penataan Vegetasi


Vegetasi merupakan faktor penting dalam proses perencanaan, maka perlu
penataan yang baik, agar menciptakan suasana keseragaman antara bangunan dengan
langsekap.Berikut adalah jenis vegetasi yang digunakan sesuai dengan fungsinya
masing-masing dan penataannya dengan baik dalam lokasi perencanaan.

a.Vegetasi Sebagai Penutup Tanah


Rumput jepan mempunyai fungsi :

- Sebagai penutup / penyejuk bagi tanaman penghias lainnya


- Mengurangi hawa panas
- Memberikan kesan tampak lebih sejuk.

Gambar 5.7 Konsep Rumput Jepan Sebagai Penutup Tanah

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

b.Vegetasi sebagai Penyaring Udara ke dalam Bangunan


Udara dari luar bangunan dapat diarahkan masuk dalam bngunan,
guna mengdinginkan udara dalam ruang dengan penempatan vegetasi
pada daerah sekitar bangunan.

116
Gambar 5.8 Konsep Vegetasi Sebagai Pelindung Dan Penyarin Udara

( Sumber ; Hasil Olahan penulis, 2015)

c. Vegetasi Sebagai Penahan dan Pengarah Angin


Vegetasi harus tegak lurus terhadap arah angin serta mengarahkan
angin, namun bisa juga digunakan dinding sebagai penahan angin.

Gambar 5.9 Konsep Vegetasi Sebagai Penahan Angin

( Sumber ; Hasil Olahan Penulis, 2015)

d. Vegetasi Sebagai Pengarah Jalan, berfungsi ;


1. Sebagai pengarah jalan dalam tapak.
2. Sebagai filter lingkungan
3. Menciptakan tapak dengan orientasi lebih jelas

117
4. Akses ke bangunan lebih terarah.

Gambar 5.10 Konsep Vegetasi Sebagai Pengarah Jalan.

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


5.1.7 Konsep Kebisingan
Di dalam suatu perencanaan kebisingan merupakan salah satu faktor yang
sangat perlu diperhatikan di dalam perencanaan, karena dapat menggangu aktivitas
dan kenyamanan di dalam gedung, kebisingan yang ditimbulkan oleh transportasi
pada lokasi perencanaan perlu di atasi dengan baik.
Maka alternatif yang di gunakan dalam mengatasi masalah kebisingan pada
lokasi perencanaan sebagai berikut ;
Massa bangunan di bangun agak menjorok kebelakang untuk mengurangi
tingkat kebisingan pada site.
Gambar 5.11 Konsep Kebisingan

118
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.1.8 Konsep Orientasi

1.Konsep Orientasi Matahari


Dalam peletakan sebuah massa bangunan salah satu masalah yang perlu
diperhatikan adalah orientasi matahari yang dapat memberikan dampak
34 m negative pada
bangunan tersebut.
Gambar 5.12 Konssep Orientasi Matahari

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Penggunaan acrylic untuk meminimalisir cahaya yang masuk kedalam
ruangan.matahari beredar dari arah timur ke barat, sehingga bukaan-bukaan pada arah
timur yang merupakan teras dari bagian timur yang kemungkinan untuk memasukan
sinar matahari langsung kedalam ruang perlu dihindari dan usaha untuk
meminimalkan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan
Fasaddapat dengan cara
Sisi Timur
mengunakan acrylic bentuk horizontal dan vertical di sisi bagian timur.
2 . Konsep Orentasi Arah Mata Angin
Orentasi arah mata angin. Angin pun perlu diantisipasi karena selain memberi
nilai positif, angin pun dapat memberi dampak negative pula. Arah mata angin di
lokasi perencanaan berasal dari dua kutub yaitu : kutub Timur, dan Kutup Barat yang
sering terjadi di lokasi perencanaa maka perencana harus waspada pada perencanaan
suatu gedun.

119
Gambar 5.13 Orientasi Arah Mata Angin

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.1.9 Konsep Penataan Parkiran


Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan sistem parkir adalah
sebagai berikut:

a) Parkiran harus mudah dicapai,


b) Tidak mengganggu sirkulasi di dalam tapak,
c) Mempunyai jarak yang sedekat mungkin dengan area pelayanan,
d) Kapasitas parkiran harus di kaitkan dengan lokasi tapak,
e) Keamanan parkiran kendaraan harus dipenuhi dengan maksimal
f) Sistem parkir di rencanakan agar memudakan ruang gerak keluar masuk
kendaraan
g) Arus kendaraan keluar masuk kedalam tapak dibantu dengan rambu-
rambu lalulintas yang jelas.
1. Konsep Letak Parkiran
Letak parkiran di pertimbangkan terhadap kemudahan dan kelancaran
pelayanan kegiatan yang ada dalam tapak, maka sistem dan letak parkiran dapat
Ditentukan oleh keadaan tapak dan pembiayaan.

120
Alternatif peletakan parkiran yang digunakan dalamp konsep perancangan
sebagai berikut :
Parkiran diletakan menyebar di sekeliling bagunan dalam kantong-kantong
parkiran yang ada.
Dalam hal ini kedua parkiran yang telah di analisis sebelumnya akan
digunakan pada proses perancangan ini yaitu parkiran 900 dan parkiran 450

Parkiran Berbentuk 90°


a. Membutuhkan akan lahan tidak terlalu luas (hemat lahan)
b. Kendaraan mengalami kesulitan pada saat masuk dan keluar dari
kantong parkiran
c. Membutuhkan sistem pengontrolan yang maksimal
Gambar 5.14 Konsep Parkiran 900

( Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )

Parkiran Berbentuk Miring 45°


a. Kebutuhan akan luasan untuk tempat parkir yang lebih luas
b. Kendaraan mudah keluar dan masuk dalam kantong parkiran yang ada
c. Tidak perlu adanya pengontrolan
d. Mudah menempatkan diri pada posisi yang jelas.
Gambar .5.15 Parkiran 45°

121
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.1.10 Konsep Penataan Bangunan


Sistem penataan masa bangunan yang akan direncanakan dalam perencanaan
ini akan ditempuh dengan akan dipilih beberapa alternative yaitu alternative yang
sifatnya menyebar agar tidak menciptakan suasanan yang monoton.

Gambar 5.16 Konsep Penataan Bangunan

(Sumber : Hasil Olahan penulis, 2015 )

5.1.11 Konsep Zoning


Penzoningan atau pendaerahan dalam sebuah tapak perlu di konsep untuk
mendapatkan suatu urutan yang jelas sesuai dengan fungsi bangunan dan aktivitas
masing-masing.

122
Gambar 5.17 Konsep Pembagian Zoning

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


4. Zona penerima: sifat zona ini adalah daerah sibuk dengan tingkat
kebisingan yang di timbulkan oleh kendaraan cukup tinggi, namun

123
memberikan kesan mengundan apalagi diberi penekanan pada beberapa
elemen arsitektur. Pada zona ini terdapat.
d) Pintu masuk utama pntu keluar
e) Piket atau post jaga
f) Area parkir roda dua dan roda empat untuk tamu atau kunjungan dan
bagian pelayanan dan informasi.
5. Zona kegiatan : daerah ini adalah pusat dari aktifitas, bagian dalam
tapak.Area ini juga mempunyai tingkat kebisingan cukup rendah yang
timbul dari suara-suara aktivitas kendaraan.
6. Zona srvis : zona ini membagi unit-unit servis sebagai fasilitas penunjang
yang menunjukan aktivitas yang di lakukan.
Adapun alasan pemilih zoning diatas :
Dapat kita tinjau bahwa dengan penbagian posisi zoning diatas terlihat kesan
relatif karena zona ini lebih cenderun pada pola kegiatan aktifitas.
Kegiatan dalam setiap kelompok dapat di control dan mudah dicapai
hubungan tiap zoning lebih erat. Ada kesan relative.

5.2 Konsep Aspek Manusia


5.2.1 pemakai ruang
Ruangan yang akan direncanakan di kawasan ini dimana akan didirikan
sebuah gedun kepolisian yang khususnya bagi para anggota PNTL di kota madya
Bobonaro berikut ini skema pemakai ruang yang di bawah ini.

124
125
Skema 5.1 Struktur Organisasi

(Sumber : Data Polisia Dep. De Planeamento)

126
5.2.2 Konsep Pengelompokan Kegiatan
Table 5.1 Pengelompokan Kegiatan
N Jabatan Fungsi dan Tugas Utama
o

1 Kepala/komandan polisi  Sebagai pemimping di kantor


polisi
 Membuat rencana strategis bagi
pengembangan di kantor polisi
 Mempertanggung jawabkan keb
ijakan yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan
dan membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

2 Wakil komandan  Membuat langkah-langkah


(20 comandante da polisia ) kebijakan atau policy untuk
mewujudkan rencana pengemban
gan kepolisian
 Membuat laporan kepada kepala
umum
 Mengidentifikasi permasalahan
dan membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan
3 Kabinet komandan Kabinet komandan hendaknya
(Gabinete do Comandante) berwewenang untuk memanggil
petugas-petugas yang kompeten untuk
memberikan informasi yang perlu dan
relevan, sementara dan jika diperlukan
untuk menjalankan tugasnya..
4 Pemeriksaan pelayanan umum  Memastikan bahwa tugas di
(Infecsao Geral) pelayanan umum berjalan lancar
 Mengevaluasi kinerja staf di
bidangnya

127
 Mempertanggung jawabkan
pelayanan umum kepada kepala
polisi (PNTL)

5 Etika Nasehat & Disiplin Tugasnya untuk menyesuaikan dengan


(Conselho de Deontologia e Displin tujuan dari panduan ini, istilah ‘kantor
ar) polisi’ merujuk pada suatu bangunan
atau sejumlah bangunan di mana
petugas polisi beroperasi. Ini termasuk
area apa pun (tidak hanya satu sel atau
lebih, dalam arti tradisional) di mana
hak kebebasan tiap individu tidak akan
dilihat untuk jangka waktu tertentu.
6 Polisi Dewan Tinggi Memberikan arahan, pengawasan dan
(Conselho Superior de Polisia) pengendalian dalam penyelenggaraan
koordinasi pelaksanaan teknis
pengkajian dan dukungan penerapan
hukum bagi pengemban fungsi
penegakan disiplin dan Kode Etik
Profesi Kepolisian .
7 Kabinet Urusan Hukum  Menyelenggarakan fungsi
(Gabinete de Assunto Juridicus) pengkajian, bantuan dan nasehat
hukum, pengembangan hukum,
pembinaan hukum dan Hak Asasi
 Manusia (HAM) di lingkungan
Polisi

8 Tugas utama Memberikan bantuan


Departement Kehakiman
pengamanan dalam sidang dan
(Departemento Justica)
pelaksanaan putusan pengadilan,
kegiatan instansi lain, serta kegiatan
masyarakat.

9 Kebinet Study kasus dan perencana Dapat mengajukan pertanyaan atau


an penjelasan serta memberikan saran
pendapat terkait pelaksanaan dan
(Gabinete de estudo e planemento)
permasalahan
10 kabinet informasi kantor Memberikan arahan, pengawasan dan

128
pengendalian kepada angota polisi
(Gabinete de Sistemas de dalam penyelenggaraan koordinasi
informacoes) Pelaksanaan teknis penyiapan,
penyusunan, dan pemberian saran dan
masukan

11 Keagamaan Sebuah polisi agama adalah polisi


(Asistensia Religiosa)
bertanggung jawab untuk memastikan
penegakan hukum agama dari negara,
khususnya yang berkaitan dengan
penggunaan dan adat istiadat. Polisi
jenis ini biasanya hanya ada di alam
negara theocratical.

12 Komandan polisi Dep. Operasional Memberikan arahan, pengawasan dan


(Chefe Dep. De operacao) pengendalian di bidang operasional
fungsi hukum mengenai kajian
penerapan hukum di bidang pidana,
perdata, tata usaha negara, agama,
disiplin dan kode etik
13 Divisi Polisi dan Peraturan Pemberian pendapat dan saran hukum
(Divsao Polisiamento e Orden)
kepada institusi, anggota Polisi dan
maupun kepada masyarakat;

129
14 Divisi polisi Lalulintas Polisi lalu lintas atau polisi lalu
(Divisao de Tranzito e Seguranca
lintas adalah perusahaan atau unit
Rodavearreia)
polisi khusus dalam kontrol lalu lintas
dan mengawasi jalan-jalan. Di antara
fungsi khusus yang biasanya dikaitkan
dengan mereka termasuk penyelidikan
kecelakaan, pengawasan kondisi lalu
lintas kendaraan bermotor, tanggap
darurat, penegakan hukum di jalan-
jalan, laporan kerusakan teknis di jalan
dan penggunaan lahan lalu lintas jalan.

15 Divisao de Estudos Doutrina Polisia


Memberikan arahan, pengawasan dan
pengendalian kepada anggota polisia
dalam penyelenggaraan kerja sama dan
koordinasi mengenai nota
kesepahaman yang berkaitan dengan
tugas polisi
16 Kepala Dep. Polisi Informasi  Sebagai pemimping di dan
mempertanggung jawabkan kebijak
(Chefe Dep. De Informacoes an yang telah diambil
Polisiais)  Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

17 Divisao Gestao da Informacao Dalam melaksanakan tugas wajib


melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya
kepada komandan dan menbagikan
informasi kepda anggota polisi lainnya.
28 Kepala Dep. Polisi Investigasi  Sebagai pemimping di dan
kriminal mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan dan

130
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

29 Divisi Kordinator Investigasi Tanggung jawab dari investigasi


Criminal kriminal adalah bahwa membantu
(Divisao de Cordenacao de
kekuasaan kehakiman dalam
Investigacao Criminal)
administrasi peradilan sesuai dengan
hukum, melakukan instruksi persiapan
lainnya dalam proses pidana di semua
penyebab dalam kewenangannya,
mengendalikan potensi delitivo,
menurut tingkat risiko sosial ,
menyelidiki dan menemukan pelaku.

20 Divisao de Polisia Tecnica e Seksi polisi teknik untuk mengatasi


Analice Criminal masalah-masalah serta analisis criminal
dan sesuai dengan perintah atasan.

21 Chefe Dep. De Armas E Explosivos  Sebagai pemimping di dan


mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan

22 Divisao de Armas e Municoes Seksi bagian mengatasi masalah-


masalah persenjataan dan sesuai
dengan perintah atasan.

23 Divisao de explosivos Seksi bagian mengatasi masalah-

131
masalah bahan peledak dan sesuai
dengan perintah atasan.

24 Chefe dep.de comonicacoes e  Sebagai pemimping di dan


eletronica mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

25 Divisao comonicacoes es Seksi bagian mengatasi masalah-


eletronica masalah eletronik kepolisian dan
sesuai dengan perintah atasan.

26 Chefe Dep.Recursu Humanus  Sebagai pemimping di dan


mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

27 Divisao De Gestao E Consultoria


Umum – harus mempunyai peran
De Recursus
penting dalam melindungi hak asasi
manusia. Mereka
bertanggung jawab untuk memastikan
keselamatan dan keamanan tiap
individu melalui
penegakkan hukum; di bawah naungan
hukum internasional, polisi diwajibkan
untuk
sepenuhnya menghormati hak asasi
manusia,

28 Divisao De Gestao E Seksi bagian mengatasi masalah-

132
Administrativa masalah keuangan dan sesuai dengan
perintah atasan.

29 Divisao De assesoris Recurs Seksi bagian mengatasi masalah-


Humanus masalah sumberdaya manusia dan
sesuai dengan perintah atasan.

30 Chefe dep. De formacao  Sebagai pemimping di dan


mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

31 Divisao de psicologia humanus

32 Chefe Dep. De Saude E Assistencia  Sebagai pemimping di dan


Na Doenca mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

33 Divisao De Assistensia Na Doensa e Polisi forensik dan teknis biasanya


Forensic adalah departemen polisi terkait dengan
polisi peradilan, khusus dalam
memperoleh bukti ahli, melalui analisis
teknis dan ilmiah dari jejak diproduksi
dan kiri selama melakukan penyimpang
an. Biasanya terdiri dari ilmuwan atau
orang-orang dengan keahlian teknis
yang tinggi.

133
34 Kepala Dep. Logistik.  Sebagai pemimping di dan
(Chefe Dep.De Logistica ) mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

35 Sek. Bag. Infrastruktur Seksi bagian mengatasi masalah-


(Divisao de Obras e Infrastruturan)
masalah Infrastruktur kepolisian dan
sesuai dengan perinta atasan.

36 Sek.bag. Seragam Kepolisian Seksi bagian mengatasi masalah-


(Divisao De Fardamentos)
masalah seragam kepolisian dan sesuai
dengan perintah atasan.

37 Sek bag. Peralatan Transportasi Seksi bagian mengatasi masalah-


(Divisao De Material Auto)
masalah peralatan transportasi
kepolisian dan sesuai dengan perintah
atasan.

38 Departementu de gestao e  Sebagai pemimping di dan


financeiros mempertanggung jawabkan kebijak
an yang telah diambil
 Mengidentifikasi permasalahan dan
membuat langkah-langkah
pemecahan masalah
 Melaksanakan pekerjaan sesuai
perintah atasan.

40 Divisao de Orcamentu Polisi administrasi, termasuk


pelaksanaan tindakan administratif
yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang dan beberapa hal perizinan
administrasi;

134
41 Police De Intelegente  Tugas, fungsi dan kewenangan
polisi intelegen melakukan aktivitas
intelijen dalam rangka
pencegahan, penangkalan
dan atau penanggulangan ancaman
terhadap keamanan nasional.
 Mengingat sifat kerahasiaan
dalam aktivitas intelijen, maka
dalam hal apapun personil intelijen
wajib memegang teguh rahasia
intelijen.

5.2.3 Konsep Hubungan Kegiatan.

Skema 5.2 Konsep Hubungan Kegiatan

Datang

Komandan PNTL

Wakil komandan
PNTL

Seluruh anggota
PNTL

Menerima para
pengunjung
Mengawasi seluruh aktivitas
135 dalam kantor polisi
Mengadakan meeting Makan /minum

Buang air kecil/besar Istrihat

Pulang

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2015 )


5.2.4 konsep Pembagian Ruangan Dalam Gedun Kepolisian
No Program Ruang Lantai Perlengkapan Atau Meterial
Dasar

1 Teras -

2 Ruang Informasi Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

3 Hall -

4 Ruang tunggu Kursi

5 Ruan Lobby Meja, Kursi,dan TV

6 Ruang Kepala Operasional Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

7 Ruang Bag.Peraturan Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Kepolisian

8 Ruang Bag.Polisi Lalulintas Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

9 Ruang Bag. Pembelajaran Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Peraturan Kepolisian

10 Ruang Kep.dep.infiormasi Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


kepolisian

11 Ruang Bag.Analisis Coperati Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


vos

12 Ruang Bag. Gestao Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

136
Informasi

13 Ruang Bag. Kepala Dep. Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Investigasi Kriminal

14 Ruang Bag. Cooperacao Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Investigasi Kriminal

15 Ruang Bag. Polisi Teknik Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


dan Analisi Kriminal

16 Ruang Kep. dep. Armas e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


exploixivos

17 Ruang Bag. Armas e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Municoes

Ruang Bag. Exploixivos Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

18 Departemento de sistemas de Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Informacoes e comunicacoes

19 Divisi Komunikasi Dan Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Eletronik

20 Depatement sumber daya Ma Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


nusia

21 Divisao De Gestao e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Consultoria De Recursus

22 Divisao de Gestao e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Administrative

23 Divisao de Assessorial de Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Recursus Humanusss

24 Ruang bahan Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


peledak/Armazen

25 Ruang Pelayanan Meja, kursi, dan lemari.

137
Masyarakat

26 Ruang Tahanan Meja, Kursi,

27 Ruang Tahanan Staft kasur

28 Ruang Tamu tahanan kasur

29 Koridor Lantai Dasar -

30 Km/ wc Klosed duduk, dan kain pembersi

31 Jnitor Mesing pemotong umput, dan seragam

32 Kliner room Ember,kain pel, dan sokling lantai

5.2.5 konsep Pola Hubungan Ruang


b. Pola Hubungan Ruang Lantai Dasar
Skema 5. 3 Pola Hubungan Ruang Lantai Dasar
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

Gambar 5.18 Akso plan lantai dasar

138
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

2 Program Ruang Lantai I Perlengkapan Atau Material

1 Hall -

2 Ruang lobby Meja, Kursi, dan TV

3 Operator room Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

4 Teras -

5 Departemen de formasao Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

6 Divisi de Formasao e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Aperfeicoamento

7 Divisi de Psiscologia Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Humanus

8 Departementu de Saude e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Assistensia Na Doenca

9 Divisao de assistensia na Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


doensa e forensic

10 Department de Logistica Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

11 Divisao de Obras e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Infrastrutura

12 Divisao de Equipamentus Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

13 Divisao de Fardamentos Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

14 Divisao De Material Auto Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

139
15 Departemento de Gestao e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer
Finansas

16 Divisao de Gestao Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Orcamento

17 Ruang Polisi Keagamaan Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

18 Gabinete de Estudo e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Planemento

19 Gabinete de Deongtologia e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Displinar

20 Gabinete de sistemas de Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Informacao

21 Gabinete de Assunto Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Juridicus

22 Departemento de Apoio Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Geral

23 Departemento Justice Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

24 Inpecao geral Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

25 Conselho de Deontologia e Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


disiplinar

26 Conselho Superior de Polisia Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

27 Gabinete do kom.PNTL Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

28 2oKomandante PNTL Meja,


Municipio Bobonaro Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer

29 Komandante PNTL Meja,Kursi, Lemari,Printer,TV dan Komputer


Municipio

30 Koridor lantai satu -

31 Km/wc Klosed duduk, dan kain pembersi

140
32 Kliner room Ember,kain pel, dan sokling lantai

b .Pola hubungan ruang lantai satu


Skema 5. 4 Pola hubungan ruang lantai satu

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Gambar 5.19 Akso plani lantai satu

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

141
3 Program Ruang Lantai 2 Perlengkapan Atau Meterial
1 Hall -

2 Ruang meeting Meja,dan kursi


3 Ruang arsip Meja, kursi, dan lemari
4 Ruang fitnest untuk laki-laki Alat-alat perlengkapan olahraga
5 Ruang fitnest untuk perempuan Alat-alat perlengkapan olahraga
6 Pantry Meja, kursi dan lemari
7 Koridor lantai dua -
8 Km/wc unit 8 Klosed duduk, dan kain bersi
9 Kliner room Kain pel, ember dan soklin lantai

C .Pola hubungan ruang lantai dua


Skema 5. 5 Pola Hubungan Ruang Lantai Satu

(Sumber : Hasil Olahan Penulis,2015)


b .Aksonometri lantai dua

142
Gambar 5.20 Akso plan lantai dua

(Sumber :Hasil Olahan Penulis, 2015)


5.2.6 Konsep Luasan Ruang (Neufert)
A. Luasan Ruang Untuk Lantai Dasar
1. Ruang informasi
Gambar 5. 21 Denah dan Interior ruang informsi

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2

143
Diasumsikan untuk pelaku 4 orang: (Bag. informsi 2 orang staf dan 2 orang
pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.5 x 0.5 cm = 0.25 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.25 + 0.6375 = 1.6075 m2
1.6075 + 1.8 = 3.4075 m2
3.4075 x 4 = 10225 m2
10225 x 0.2 = 2.0445 m
10225+ 2.0445= 12.267 m2
Jadi luasan ruang: Bag.Recepsionist adalah: 12.267m2 = 12m2
2.Hall Dan Ruang Tunggu
Gambar 5.22 Denah Dan Interior Hall Dan Ruang Tunngu

(Sumber: Hasil Analisa Penulis,2015)


Diketahui:
Luasan total Hall dan ruang tunggu adalah sebagai berikut:
Panjang =12 m
Lebar 9 m
Jadiluasan total = 12m x9m = 108m2
3Ruang lobby

144
Gambar .5.23 Denah Dan Interior Ruang Lobby

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 4 orang (2 orang staft dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 3 = 11.6325 m2
11.6325x 0.2 = 2.3325
11.6325+2.3325= 13.995
Jadi luasan ruang: lobby adalah= 13.995=14m2
4..Ruang Chefe Dep.de Operasao
Gambar 5.24 Denah Dan Interior Chefe Dep.de Operasao

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:

145
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang (direktur dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang Chefe Departemento de Operasao adalah: 23.6919m2 = 24 m2.
5 .Ruang Polisiamentu e Orden
Gambar 5.25 Denah Dan Interior Polisiamento E Orden

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 10 orang (pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2

146
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
3.8775 + 1.8 = 3.8775 m2
22.965 x 10 = 38.775 m2
38.775 x 0.2 = 7.775 m2
38.775 + 7.775 = 46.53. m2
Jadi luasan ruang polisiamento e orden adalah: 46.53 m2 = 47m2.
6.Ruang Polisi Lalulintas.

Gambar 5.26 Denah Dan Interior Polisi Lalulintas

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 24 orang: (Bag. Adm, 22 orang staf dan 2 orang
pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72+ 0.72 + 0.6375 = 2.0075 m2
2.0075 + 1.8 = 3.8775 m2
3.875 x 25= 96.875 m2
96.875 x 0.2 = 19.375 m2
96.875 + 19.375 = 116.25 m2
Jadi luasan ruang: Polisi Lalulintas adalah: 116.25 m2 = 117 m2.
147
7..Ruang Estudo doutrina e polisiais.
Gambar 5.27 Denah dan Interior Estudo Doutrina E Polisiais.

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m20.72
Diasumsikan untuk pelaku 15 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.875 x 15 = 58.1625 m2
58.1625 x 0.2 = 11.6325 m2
58.1625 + 11.6325 = 69.795 m2
Jadi luasan ruang: Estudo de outrina e polisiais adalah: 69.795 m2 = 70 m2.
8.Ruang Kep.Bag Informasi kepolisian
Gambar 5.28 Denah dan Interior Ruang Informasi Kepolisian

148
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang (direktur dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang Kep.Bag Informasi kepolisian adalah: 23.6919m2 = 24 m2.
9. Ruang Bag. Analisis coperativos
Gambar 5.29 Denah Dan Interior Ruang Bag Coperativos

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 6 orang ( 4 orang dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2


Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

149
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 6 = 23.325 m2
23.325 x 0.2 = 4.665 m2
3.8875+ 23.325= 27.2125 m2
Jadi luasan ruang Prebensaun Public e Proximidade.adalah: 27.2125 m2 = 27 m2.
10.Ruang Gestao da Informacoes
Gambar 5.30 Denah Dan Interior Ruang Gestao Da Informacoes

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 11 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625 m2
38.875 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625 + 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan ruang: Gestao da informacoes adalah: 51.315 m2 = 51 m2.

150
11.Ruang Kep.Bag investigasi criminal
Gambar 5.31 Denah Dan Interior Ruang Kep Bag Investigasi Criminal

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 8 = 31.1 m2
31.1 x 0.2 = 6.22m2
31.1+6.22 = 37.32
Jadi luasan Ruang Kep.Bag investigasi kriminal adalah: 37.32 m2 = 37 m2.
12. Ruang Bag. Kordinasi Investigasi Kriminal
Gambar 5.32 Denah dan Interior Ruang Bag. Kordinasi Investigasi Kriminal

151
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 11 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2


2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625 m2

42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2


42.7625 + 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang Bag. Kordinasi Investigasi Kriminal adalah: 51.315 m2 = 51 m2.
13 .Ruang Kep.Bag armas e esploixivos
Gambar 5.33 Denah Dan Interior Ruang Kep.Bag armas e Esploixivos

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang (direktur dan pengunjung 2 orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:

152
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang Kep.Bag armas e esploixivos adalah: 23.6919m2 = 24 m2.
14.Ruang Bag. Armas e Municoes
Gambar 5.34 Denah Dan Interior Ruang Bag. Armas e Municoes

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 8 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 8 = 31.1 m2
31.1 x 0.2 = 6.22 m2
31.1 + 6.22 = 37.32 m2
Jadi luasan Ruang Bag. Armas e Municoes adalah: 37.32 m2 = 37 m2

153
15. Ruang Bag. Exploixivos
Gambar 5.35 Denah Dan Interior Ruang Bag. Exploixivos

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 9 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72+ 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 13 = 50.375 m2
50.375 x 0.2 = 10.075 m2
50.375 + 10.075 = 60.45 m2
Jadi luasan Ruang Bag. Exploixivos adalah: 60.45m2 = 60 m2
16.Ruang Divisi Komunikasi Dan Eletronik
Gambar 5.36 Denah dan Interior ruang Divisi Komunikasi Dan Eletronik

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:

154
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 15orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 15 = 58.3125
58.3125 x 0.2 = 11.6625 m2
34.9875 + 6.9975= 69.975 m2
Jadi luasan Ruang Divisi Komunikasi Dan Eletronik adalah: 69.975 m2 = 70 m2
17.Ruang Kep.Bag sumber daya manusia

Gambar 5.37 Denah Dan Interior Ruang Kep.Bag Sumber Daya Manusia

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

155
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang: Kep.Bag sumber daya manusia adalah: 23.69190m2 = 24 m2.

18. Ruang Divisao de Assessorial de Recursus Humanuss


Gambar 5.38 Denah dan Interior Ruang de Assessorial de Recursus Humanus

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 14 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 15 = 58.3125
58.3125x 0.2 = 11.6625 m2
58.3125x + 11.6625 = 69.97 m2
Jadi luasan Ruang de Assessorial de Recursus Humanuss adalah: 69.97 m2 = 70 m2

156
19. Ruang pelayanan masyarakat

Gambar 5.39 Denah Dan Interior Ruang Pelayanan Masyarakat

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 38 orang: (8 orang staf dan 30 orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2


2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 26 = 101.075 m2
101.075 x 0.2 = 2..215 m2
101.075 + 2..215 = 121.29 m2
Jadi luasan ruang: pelayanan masyarakat adalah: 121.29 m2 = 122 m2.
20. Ruang polisi intelegente

Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2

157
Diasumsikan untuk pelaku 6 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 5
orang)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2


Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 7 = 27.2125 m2
27.2125 x 0.2 = 5.4427 m2
27.2125 + 5.4427 = 32.655 m2
Jadi luasan ruang polisi intelegente adalah: 32.655 m2 = 33. m2.
2. Konsep Luasan Ruang Untuk Lantai satu
1.Ruang Kep.Dep.formacao
Gambar 5.40. Denah dan Interior Kep.dep.Formacao

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:

158
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang: Kep.Dep formacao adalah: 23.69190 m2 = 24 m2.

2. Ruang divisi de formacao aperfeicoamento

Gambar 5.41. Denah Dan Interior Ruang De Formacao Aperfeicoamento

( Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 8 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 8 = 31.1 m2
159
31.1 x 0.2 = 6.22 m2
31.1+ 6.22 = 37.32 m2
Jadi luasan Ruang divisi de formacao aperfeicoamento adalah: 37.32m2 = 37m2
4. Ruang Divisi de Psiscologia Humanus

Gambar 5.42. Denah Dan Interior Ruang Divisi de Psiscologia Humanus

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 6 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 12 = 46.65m2
46.65 x 0.2 = 9.33 m2
46.65 + 9.33= 55.98 m2
Jadi luasan Ruang Divisi de Psiscologia Humanus adalah: 5 5.98 m2 = 56 m2
4 .Ruang kep.Dep. de Saude e Assistensia Na Doenca

Gambar 5.43. Denah Dan Interior ruang Kep.Dep. De Saude

160
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)
Diketahui:

Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2


Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2
4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang: kep.Dep. de Saude e Na Doenca adalah: 23.69190 m2 =24m2.
5.Ruang Divisao de assistensia na doensa e forensic

Gambar 5.44. Denah Dan interior Ruang Divisao De Assistensia na Doensa


(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 10 orang
Sirkulasi manusia 20 %

161
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2


Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625m2
42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625+ 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang divisao de assistensia na doensa e forensic adalah: 51.315 m2 =
51m2
6.Ruang Kep.Dep.t de Logistica

Gambar 5.45. Denah dan Interior Ruang Kep.Dep.de Logistica

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf dan 2
orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2

162
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

0.72 + 2.16 + 1.9011 = 4.7811 m2


4.7811 + 1.8 = 6.5811 m2
6.5811 x 3 = 19.7433 m2
19.7433 x 0.2 = 3.94866 m2
19.7433 + 3.94866 = 23.69190. m2
Jadi luasan ruang: kep. kep.Dep.t de Logistica adalah: 23.69 m2 = 24 m2.

6 .Ruang Divisao de Obras e Infrastrutura

Gambar 5.46. Denah Dan Interior Ruang Divisao de Obras e Infrastrutura

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 15orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 15 = 58.3125

58.3125 x 0.2 = 11.6625 m2


34.9875 + 6.9975= 69.975 m2

163
Jadi luasan Ruang Divisao de Obras e Infrastrutura adalah: 69.975 m2 = 70 m2

8.Ruang Divisao de Fardamentos


Gambar 5.47 Denah Dan Interior Ruang divisao de Fardamentos

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 12 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 12 = 46.65
46.65 x 0.2 = 9.33 m2
34.9875 + 6.9975= 55.98 m2
Jadi luasan Ruang Divisao de Fardamentos adalah: 55.98 m2 = 56 m2
9.Ruang Divisao De Material Auto

Gambar 5.48. Denah Dan Interior Ruang divisao De Material Auto

164
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 10 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 + 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 9 = 34.9875 m2
34.9875 x 0.2 = 76.9975 m2
34.9875 +6.9975 = 41.985 m2
Jadi luasan Ruang Divisao De Material Auto adalah: 41.985 m2 = 41m2
10.Ruang Kep.Dep.de Gestao e Finansas dan Ruang Divisao de Gestao Orcamento

Gambar 5.49 Denah Dan Interior ruang Kep.Dep.de Gestao e Finansas

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2

165
Diasumsikan untuk pelaku 15 orang: (Kep.Bag. informasi 1 orang staf 12
orang dan 2 orang pengunjung)
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 15 = 58.3125m2
58.3125x 0.2 = 11.6625 m2
58.3125+ 11.6625 = 69.997m2
Jadi luasan ruang: Kep.Dep.de Gestao e Finansas adalah: 69.997 m2 = 69 m2

11.Ruang Polisi Keagamaan

Gambar 5.50. Denah Dan Interior Ruang Polisi Keagamaan

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 8 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2

166
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 8 = 31.1 m2
31.1 x 0.2 = 6.22 m2
31.1 + 6.22 = 139.95 m2
Jadi luasan Ruang Polisi Keagamaan: 37.32 m2 = 37 m2

12.Ruang .Gabinete de Assunto Juridicus


Gambar 5.51. Denah Dan Interior Ruang Gabinete De Assunto Juridicus

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 7 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 +0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 3.8875 m2
3.8875 x 7 = 27.2125 m2
27.2125 x 0.2 = 54.4425 m2
27.2125 + 54.4425 = 32.655 m2
Jadi luasan Ruang Gabinete de Assunto Juridicus adalah: 32.655 m2 = 33 m2
13.Ruang Dep.,Justice

Gambar 5.52. Denah Dan Interior Ruang Dep. Justice

167
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 11 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2

Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2


0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625m2
42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625+ 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang Dep.,Justice adalah: 51.315 m2 = 51. m2
14. Ruang Inpecao geral

Gambar 5.53. Denah Dan Interior Ruang Inpecao Geral

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

168
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 11orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625m2
42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625+ 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang Inpecao geral adalah: 51.315 m2 = 51 m2
15.Ruang Gabinete do komando.PNTL

Gambar 55.4. Denah Dan Interior Ruang Gabinete Do Komando.PNTL

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1.8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 9 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2

169
0.72 x 0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
2.0775 + 1.8 = 38.875 m2
3.8875 x 11 = 42.7625m2
42.7625 x 0.2 = 8.5525 m2
42.7625+ 8.5525 = 51.315 m2
Jadi luasan Ruang Gabinete do kom.PNTL adalah: 51.315 m2m2=51 m2
16. Ruang 2oKomandante PNTL
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.wakil komn 1 orang staf dan 2 orang
pengunjung), maka luasan total ruang Ruang 2oKomandante PNTL adalah 34 m2
17. Ruang Komandante PNTL
Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 3 orang: (Kep.kom 1 orang staf dan 2 orang
pengunjung) maka luasan total ruang Ruang 2oKomandante PNTL adalah 39 m
3.Program Ruang Lantai Dua
1.Ruang Meeting
Gambar 5.55 Denah Dan Interior Ruang Meeting

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 96 orang
Sirkulasi manusia 20 %

170
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
0.72 + 0.6375 = 2.0775 m2
1.3575 + 1.8 = 2.4435 m2
2.4435 x 96= 234.576 m2
234.576 x 0.2 = 46.9152 m2
234.576 + 46.9152 = 281.4912m2
Jadi luasan ruang: Komandante PNTL municipio adalah: 281.4912 m2 =282m2
2.Ruang Arsip

Gambar 5.56. Denah Dan Interior Ruang Arsip

Denah Interior

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Diketahui:
Standar luasan untuk manusia: 1. 8 m2
Diasumsikan untuk pelaku 36 orang
Sirkulasi manusia 20 %
Perabot:
Meja kerja = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
Kursi sandar = 0.75 x 0.85 cm = 0.6375 m2
Lemari buku = 0.60 x 1.20 cm = 0.72 m2
22.95 + 1944+4.32 = 46.71 m2
46.71 + 1.8 = 48.51 m2
48.51 x36 = 1746.36 m2
1746.36 x 0.2 = 349.272m2
1746.36 + 349.272 = 208.632m2
Jadi luasan ruang: arsip adalah: 208.632 m2 = 209 m2

171
3.Fitnest room untuk laki-laki

Gambar 5.57. Denah Dan Interior Fitnest room Untuk Laki-Laki

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Jadi Luasan total ruang fitnest room untuk laki-laki adalah 246 m2

4. Fitnest room untuk wanita


Gambar 5.58. Denah Dan Interior Fitnest Room Untuk Wanita

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Jadi luasan total ruang fitnest room untuk wanita adalah 167 m2
5.Pantry
Gambar 5.59. Denah Dan Interior Pantry

172
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)
Jadi luasan total ruang pantry adalah: 36 m2
4.Program ruang servis
2.km/wc.
Luasan total km/ wc adalah 2 m2, dengan berbagai peralatan km/ wc seperti:
Klosed duduk, wastafel, dan cermin.
4.gudan
Luasan gudan total adalah 1.122 m2. dengan berbagai peralatan seperti alat-
alat kepolisian, seragam kepolisian, alat transportasi,dan material servis bangunan.
5.genset.
Luasan total Genset adalah 276 m2 Peratannya seperti mesin listrik,dan tank
minyak.
6.post jaga

Luasan total post jaga adalah 15 m2 pelaku 4 orang dengan peralatan , meja,
kursi, dan lemari.\

5.2.7 Konsep Ukuran Site Untuk (KDB) Koefiesien Dasar Bangunan (KLB)
Koefisien luasan bangunan 30% untuk masa bangunan dan 70 % untuk ruang
terbuka yang berupa fasilitas penunjang dengan ukuran site (area : 1.6035 ha )
5.3 Konsep Aspek Bangunan
5.3.1 Konsep Bangunan
Menurut teori Hammid Shirfani bahwa : Bentuk dan Massa Bangunan
(Building Form and Massing) tidak semata-mata ditentukan oleh: ketinggian
atau besarnya bangunan, penampilan bentuk maupun konfigurasi dari massa
bangunannya, akan tetapi ditentukan juga oleh :

- Garis Sempadan Bangunan (GSB)


Garis sempadang bangunan adalah 34 m, dan jarak belakang 22 m
dan samping kiri 25 m dan sampin kanan 16 m

- Koefisen Dasar Bangunan (KDB)


Koefisen dasar bangunan

- Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Koefisien lantai bangunan adalah 2 lantai
173
- Ketinggian Bangunan (Skyline)
Ketinggian banguanan adalah 4 m untuk banguanan sederhana dan
3.89 m untuk banguanan berlantai.
Berdasarkan analisa GSB, KDB, KLB, dan Skyline di atas, maka
konsep perancanagan dapat tempuh sebagai berikut :
- Luas total lahan adalah 1,6035 m2
- Garis Sempadan Bangunan (GSB) yang di tempuh adalah 34 m dan
jarak antara belakang 22 m dan sampan kiri 25 samping kanan 16 m,
m jadi luas total lahan yang di gunakan untuk perancanagan adalah
1,6035 m2
- Koefisen Dasar Banguanan utama adalah 32668,m², bangunan pos
jaga 15 m² (2 pos jaga), dan bangunan gudang pengelola area parker
1122 m² dan gensat 276 m².
- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang di tempuh adalah 2 lantai
- Ketinggian Bangunan (Skyline) yang di tempuh adalah 3.890 m
5.3.2 Konsep Bentuk Dasar Bangunan
Bentuk dasar massa bangunan akan timbul berdasarkan pada aliran yang
digunakan yaitu green architectur. Yang menimbulkan bentuk dasar suatu bangunan
berasal dari keadaan atau kondisi lokasi existing, yang kemudian disesuaikan dengan
bangunan yang akan direncanakan.
Akan tetapi bentuk dasar massa bangunan berasal dari tiga bentuk dasar yaitu ;
bentuk persegi, bentuk segitiga dan bentuk lingkaran. Maka dari itu, dalam
pengolahan bentuk dasar bangunan pada lokasi perencanaan di temukan dua
bentuk dasar, yaitu ; bentuk persegi, bentuk segitiga dan bentuk lingkarang.
Gambar 5.60. Konsep Bentuk Dasar Bangunan

Segitiga Lingkarang
persegi

174
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)
5.3.3 Konsep Sistem Modulasi (Grid)

Modulasi ruang dalam bangunan dirancang dengan berdasarkan pada fungsi,


bentuk dan sirkulasi ruang yang berkaitan dengan kebutuhan luasan ruang agar
dapat menciptakan modul bangunan yang serasi maka ditempuh dengan dua arah
modul antara lain : modul vertical dan horizontal dengan ukuran 6 m x 6 m.
(dimensi kolom 50 cm x 50 cm dan dimensi balok 30 cm x 20 cm).

Gambar 5.61 Konsep Sistem Modulasi ( Grid )

( Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.3.4 Konsep Sistem Dilatasi


Berdasarkan penelitian bahwa dilatasi merupakan sistem yang sangat
penting dalam mendirikan sebuah banguanan dengan bentangan yang luas. Sistem
dilatasi berfungsi sebagai pemisah anatara bangunan yang satu dengan yang lainnya,
jika terjadi keruntuhan maka tidak akan mempengaruhi yang lainnya. Untuk

175
mengatasi masalah keruntuhan, maka dapat dipili dari dari analisa yaitu: Sistem
dilatasi dua kolom dan dilihat pada gambar sebagai berikut

Gambar 5.62. Konsep Sistem Dilatasi Dua Kolom

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.3.5 Konsep Tampilan Banguanan


Tampilan bangunan yang digunakan pada perencanaan ini akan disesuaikan
dengan kesenambungan antara pendekatan aliran arsitektur yang digunankan dalam
perencanaan perancangan yang akan dirancang. Karena dari kedua aspek tersebut
memeliki ikatan yang sangat erat, misalnya arsitektur hijau berbicara tentang
bagaimana memaksimalkan vegetasi yang ada serta panambahan penanaman pohon
yang banyak untuk memperoleh angin secara langsung, maka dalam perencanan
gedun kepolisian ini juga sangat memerlukan penghawaan secara alami yakni angin
segar yang maksimal dan sinar matahari yang cukup, guna memberikan kesegaran
dan kesejukan pada stap PNTL
Gambar 5.63 Konsep Tampilan Bangunan

176
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.4 Konsep Struktur Bangunan


5..4.1 Konsep Subb struktur (kaki banguanan)
2. Sub-struktur adalah struktur yang menompang bangunan dan menyalurkan
gaya dari super struktur ketanah,sub-struktur biasanya di sebut pondasi,
berikut ini jenis-jenis sub-struktur.
d. Pondasi jalur (batu kali)
Gambar 5.64 Pondasi Jalur

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

Jenis pondasi ini umumnya digunakan pada bangunan satu lantai, dan juga
menpunyai fungsi sebagai penyalur gaya atau pemikul beban dari tembok (Dindig )
e. Pondasi foot plate
Gambar 5.65. Pondasi Foot Plate

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

Pondasi foot plat adalah pondasi setempat yang menyalurkan beban ketanah,
tetapi jika kondisi tanah merupakan tanah rawa, atau kedalaman tanah keras lebih dari
3 m, maka harus dikombinasikan dengan jenis pondasi lain.

177
5.4.2 Konsep Supper Struktur (badang bangunan)
Supper struktur adalah struktur yang menyalurkan gaya dari atas (upper
struktur) ke pondasi, struktur ini dapat berupa kolom, balok struktur dan juga dinding,
berikut ini adalah sistem jenis-jenis supper struktur :
- Rigid Frame (Struktur kaku)
Rigid frame adalah struktur rangka kaku yang memunyai sistem joint
yang kokoh (rigid) dan dapat terbuat dari beton, baja, kombinasi
beton dan baja.
Gambar 5.66 Konsep Struktur Rigid Frame

(Sumber :Hasil Olahan Penulis, 2015)


5.4.3 Upper Structure (atap /. Kepala bangunan)
Upper structure adalah struktur yang berfungsi sebagai penedung bangunan
dari panas dan hujan, struktur ini juga biasanya disebut struktur atap, berikut
jenis-jenis upper structure:
Jenis-jenis atap
b) Struktruktur Atap coran beton (atap Datar)
Atap yang memiliki kemiringan yang kurang dari 10o terhadap garis
horisontal, dimana pengaliran air hujan diperlukan minimal 2 o kemiringan dari garis
horisontal.
Bahan-bahan yang biasa digunakan berupa beton cor, balok anak dan balok
induk dari beton merupakan rangkanya.

178
Gambar 5.67.Struktruktur Atap Coran Beton (Atap Datar)

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Keuntungan:
Atap dapat diperuntukkan bagi aktifitas lain, tidak ada pemborosan ruang
dibawah atap, memudahkan pengembangan ke arah vertikal, dan tampak yang
dihasilkan lebih simpel dan tidak terlalu tinggi.
Kerugian:
Rawan terhadap bahaya angin kencang, mahal dalam konstruksi karena
bahan dasar beton bertulang, mudah sekali menjadi panas, mudah retak bahkan bocor
karena perubahan suhu besar, hawa panas dibawah atap tidak dapat dibuang keluar
dengan cepat.
Untuk mengantisipasi bahaya keretakan dan kebocoran, dapat
ditambahkan lapisan lagi pada beton cor dengan kerikil yang padat, kolam air, atau
dicat waterpriifing, ditanami rumput atau dengan pengapuran atap beton.
c) Taman Atap (Roof Garden ) dan solar sel

a. Atap roof garden

Gambar 5.68 Konsep Roof Garden

179
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2015 )
Apa saja yang diperlakukan di atas atap untuk mengisi ruang terbuka luar di
bagian atap / balkon, seperti kolam renang, jogging track, taman ruang makan, ruang
istirahat dan lain-lain. Roof garden tidak terbatas pada bangunan
perkantoran/komersil akan tetapi dapat juga dibuat untuk rumah.
Hampir semua jenis tanaman dapat digunakan untuk roof garden, hanya saja
angin yang bertiup di atas atap sangat kencang untuk itu perlu hati-hati dalam
memilih jenis tanaman, angin yang kencang dapat merobek daun (misalnya tanaman
pisang-pisangan yang berdaun lebar) sehingga menghilangkan estetis. Untuk itu
perlu diperhatikan arah angin dan kecepatannya. Pohon besar tetap dapat digunakan
dalam roof garden, tetapi percabangannya harus dikendalikan dengan membuang
cabang-cabang yang terlalu melebar, agar percabangan tidak menahan angin.
Gunakan steger agar pohon tidak roboh.
Keuntungan:
a. Memperbaiki kualitas udara dan meningkatkan karbondioksida.
b. Memperbaiki kondisi iklim mikro yang dapat membatu kehidupan
alam,seprti burung.
c. Membantu dalam keestabilan suhu pada bangunanan sehingga mengurangi
ACdengan kata lain mengurangi pemakaian energy pada bangunanan.
d. Dapat digunakan sebagai penganti ruang public yang hilang akibat
sempitnya lahan.
e. Dapat memperlambat jalannya penyebaran api saat kebakaran karena
terdapat tanah yang membantu memadamkan api.
Kerugian:
a. Kerusakan yang terjadi dapat menyebabkan perembesan air ke dalam
lapisan beton.
b. Membutukan biaya yang cukup mahal
c. Membutukan tenaga
d. Pengaruh angin yang lebih kencang bisa mengakibatkan kerusakan
tanamn di atas bangunan.
b. Atap solar sel

180
Gambar 5.69 Konsep Solar Sel

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2015)


Dalam konsep perencanaan dan perancangan akan menggunakan solar sel
yaitu untuk bangunan utama dan Gudang, karena Solar cell mampu mengkonversi
sinar matahari menjadi arus listrik yang di gunakan untuk mendistribusi energy
listrik ke lampu taman dan bangunan utama
5..5 Konsep Utilitas Bangunan
5.5.1 Konsep Pecahayaan
b. Pencahayaan alami
Penyelesaian sistem pencahayaan yang baik kedalam bangunan demi
kenyamanan dalam beraktifitas agar sinar matahari langsung tidak
mengganggu aktivitas didalam suatu ruangan maka pencapaian yang
harus ditempuh adalah ;
Gambar 5.70 Konsep Pencahayaan Alami

(Sumber :Hasil Olahan Penulis, 2015)


Memaksimalkan bukaan jendela dan ventilasi agar pencahayaan dapat
mengakses kedalam bangunan dapat dijangkau dengan baik.Agar menghindari

181
masuknya sinar matahari langsung kedalam bangunan maka perlu mengadakan sistem
penghalang buatan berupa acrylic dan pohon-pohon.
b. Pencahayaan buatan
Gambar 5.71 Pencahayaan Buatan

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Untuk ruang-ruang yang mempunyai tingkat keamanan yang tinggi dapat
menggunakan penerangan buatan yang energinya diperoleh dari pengunaan solar sel
sebagai penhasil energy listrik dan juga energy listrik yang diperoleh dari EDTL,
yang dikontrol melalui sebuah gardu yang terdapat dalam lokasi perencanaan, dan
aliran listrik disalurkan melalui panel dan distribusikan melalui kabel menuju lampu
pijar maupun TL.
5.5.2 Konsep Penghawaan
c. Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami, pemanfaatan udara dan cahaya dari alam, seperti
udara dan cahaya matahari ke dalam ruang malalui bukaan-bukaan yang
banyak, penanaman pohon di sekelilingi bangunan, penanaman vegetasi pada
atap dan air mancur.
Gambar 5. 72 Konsep Penhawaan Alami

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

182
d. Penghawaan buatan
Gambar 5.73 Penghawaan Buatan

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


Penghawaan buatan yaitu penggunaan AC Split (air conditioner) pada
ruangan yang membutuhkan penghawaan khusus. Sistem AC yang digunakan pada
bangunan adalah Sistem AC individu, yaitu masing-masing individu memakai serta
mengontrol unit AC sendiri.
5.5.3 Konsep Elektrikal
Skema 5.4 Konsep Elitrikal
EDTL

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

Berdasarkan penelitian bahwa, di sekitarny lokasi perencanaan telah


tersedianya jaringan listrik yang bersumber dari Elitrisidade Timor-Leste (EDTL) dan
lembaga penerangan lainnya seperti cabang sumber listrik (Olipezadu). Oleh sebab
itu perlu di dukung dengan genset untuk keadaan darurat.
5.5.4 Konsep Komunikasi dan Konsep Pengunaan kamera IP
a. Konsep Komunikasi
Berdasarkan penelitian bahwa, lokasi perencanaan telah tersedianya
beberapa sistem utilitas kota termasuk didalamnya yakni sistem komunikasi, oleh
sebab itu dalam perencanaan ini perlu disediakannya sistem komunikasi seperti
telepon. Jenis telepon yang akan di gunakan dalam perencanaan ini adalah telepon
dengan sistem PABX digunakan untuk berkomunikasi dalam ruangan yang hubungan

183
pangilan masuk dan keluar dalam bangunan harus melalui operator, sistem PABX
dapat dikontrol oleh operator.
Gambar .5.74 Konsep Telepon Dengan Sistem PABX

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


b.Konsep Pengunaan kamera IP
Camera IP Dapat Diakses Dari Mana Saja (Remoote Viewing).Sebuah IP
camera mempunyai keunggulan utama yaitu mampu di akses dari lokasi dimana saja
di seluruh dunia asalkan tersedia koneksi internet di kedua sisi. Sebuah kamera
CCTV juga bisa diakses dari mana saja namun perlu menambahkan sebuah alat
khusus berupa hardware maupun software, sedangkan IP camera tidak perlu
menambahkan alat dan langsung bisa memantau kamera melalui browser desktop
maupun aplikasi mobile smartphone.
Gambar .5.75 Konsep Pengunaan Kamera IP

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


IP Camera keberadaannya sangat penting sekali untuk keamanan baik untuk
rumah maupun gedung perkantoran. IP.
5.5.5 Konsep Penangkal Petir

184
Batang yang runcing dari bahan copper spit dipasang paling atas dan
dihubungkan dengan batang tembaga menuju ke elektroda yang ditanahkan, batang
elektroda pentanahan dibuat bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan
pengetesan.
Ekema 5 3 Konsep Penangkal Petir

(Sumber :Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.5.6 Konsep Pemadam Kebakaran


Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara
manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali
serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggidilihat pada gambar di
bawha ini.

Gambar5.76 . Konsep System Pemadam Kebakaran


( Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )
5.5.7 Konsep Drainasse
Berdasakan penelitian bahwa lokasi perencanaan juga telah tersedianya
drainasse umum oleh pemerintah di sekitarnya, maka yang perluh di perhatikan
adalah bagaimana menciptakan dan mengalirkannya. Terdapat dua alternatif yang di
tawarkan dalam analisa pada lokasi perencanaan yaitu sebagai berikut :

185
Gambar 5.77 Konsep Drainasse Keliling Bangunan

a.Drainasse di
ciptakan di keliling
bangunan, untuk
menerima air hujan
sehingga di alirkan
ke drainasse tapak.

(Sumber ; Hasil Olahan Penulis, 2015)


b.Drainasse dalam tapak di ciptakan di di bawah jalan setapak,
menerima air dari saluran keliling bangunan dan taman, kemudian di
buang ke saluran kota.
Gambar 5.78 Drainasse Dalam Tapak

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)

5.5.8 Konsep Distribusi Air Bersih


Pemenuhan kebutuhan akan air bersih direncanakan berasal dari SAS dan
Sumur Bor untuk kebutuhan cadangan. Jenis pendistribusian air bersih adalah sebagai
berikut :

186
c) Air Sumur Bor tampung di tengki bawah, yang kemudian dipompakan ke
tengki atas, kemudian di alirkan keseluruh ruangan. Sistem ini
menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa air listrik.
d) Air dari SAS dipompakan ke atas, baru kemudian dialirkan turun
keseluruh ruangan.
2. Down feed system
Down feed system (sistem distribusi ke bawah) merupakan system distribusi
air bersih di aliran air diarakan ke bahwa biasanya mengunakan gaya gravitasi. Pada
system air diambil dari sumur / atau sumber air yang biasanya terletak di bahwa dan
ditampun terlebih dahulu di bak penampun air kemudian mendistribusikan ke
tandong atas yang terletak di atas bangunan kemudian didistribusikan ke lubang-
lubang distribusi yang letaknya lebih rendah sehingga dapat mengunakan bantuan
gaya gravitasi bumi.
Operasionalisasi sistem pengeliran kebawah ini dalam jangka panjang
membutuhkan asupan energi listrik yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan
sistem pengaliran keatas. Energi listrik diperlukan hanya pada saat pengisian tangki
atas saja. Pada bangunan dengan bentuk tower/menarah yang memiliki jumlah lantai
yang sangat banyak jaringan system distribusi air bersih dapat di rencanakan
Skema 5.7 Sistem Disrtibusi Air Bersih Ke Bawah.

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )


Keuntungan:
Tidak ada perubahan tekanan, pompa bekerja secara otomatis dan perawatan
sederhana.

187
Kerugian:
a. Membutuhkan ruangan tambahan untuk tangki atas dan tangki bawah
b. Tekanan air terbatas .
5.5.9 Konsep Sistem Pembuanagan Air Kotor.(Air limpah)
Untuk pendistribusian air kotor pada bangunan kantor Polisi Nasional Timor
–Leste (PNTL) yaitu dari tiap lantai dialirkan terlebih dahulu menuju shaft kemudian
septiktangk dan berakhir ke sumur peresepan.

Skema 5.8 Konsep Perecepan Air Kotor

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)


5.5.10 Konsep Pembuangan Air Hujan
Sedangkan untuk air hujan dialirkan terlebih dahulu melalui talang-talang horizontal
dan diteruskan kepipa vertical. Selanjutnya dialirkan ke saluran tapak kemudian di buang ke
saluran kota.
sekema 5.9 Konsep Pembuangan Air Hujan

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2015)


5.5.11 Konsep Persampahan
Sistem persampahan yang akan di gunakan dalam perencanaan ini adalah
sampah di buang pada kotak sampah, lalu manampung di bak pembuangan sampah

188
sementara, kemudian di angkut oleh pihak kerja kebersihan dan air bersih ke tempat
pembuangan akhi.

Skema .5.10. Konsep Persampahan

Sampah Kotak Bak pembuangan Diangkat truk T.P.A


sampah sementara sampah
.
(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

5.5.12 Konsep Alat Transportasi Pada Bangunan

 Sirkulasi Vertikal
Transportasi vertical, adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut
sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe
transportasi vertikal di antaranya lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe
pengangkut vertikal ini masing-masing mempunyai fungsi angkut yang berbeda. Lift
sering dijumpai di gedung perkantoran, travalator lebih banyak di bandar udara,
sedangkan eskalator lebih banyak di pusat pertokoan besar atau mall sedangkan
dumbwaiter lebih banyak digunakan di rumah sakit dan hotel.
Skema 5.8 Konsep Alat Tranportasi Dalam Bangunan

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015 )

Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau


memberi fasilitas sirkulasi dalam bangunan gedung bertingkat, serta merupakan
sarana prasarana yang memperlancarn pergerakan manusia di dalamn bangunan
sebagai beriku :

189
1. Lift
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut
orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi;
biasanya lebih dari dua atau tiga lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya
hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai
tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka,
Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau
katrol ganda.
Gamba 5.79 Konsep Alat Transportasi Lift

(Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2015)


2. Tangga

(Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015)

Syarat tangga umum:


e. Kemiringan sudutnya tidak lebih dari 38 derajat. Jika jumlah anak tangga
lebih dari dua belas anak tangga, maka harus memakai
bordes.
190
f. Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untuk dua
orang 110-120cm.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka, dalam perencanaan
dan perancangan kantor polisi kota madya Bobonaro di simpulkan sebagai berikut .
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Kondisi eksisting kantor polisi kota
madya Bobonaro belum ada fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan kantor
tersebut misalnya minimnya ruang staff, gudang sudah tidak layak untuk
digunakan,dan minimnya fasilitas parkiran.
Karena kantor polisi kota madya Bobonaro menjadi pusat untuk melayani
dibidang kemanaan .
3.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tentang Perencanaan dan Perancangan kantor
polisi kota madya Bobonaro di sarankan bahwa :
a. Pemerintah harus membangun kantor-kantor di setiap kotamadya, salah
satunya adalah kantor polisi di Kota Maliana yang di lengkapi dengan
fasilitas-fasilitasnya
b. Merencanakan dan Merancang kantor polisi kota madya Bobonaro
dengan pendekatan Arsitektur Hijau (Green Architectur), agar bisa
menjawab terhadap keadaan iklim setempat
c. Dalam merencanakan dan merancang pusat kantor polisi di Kota Maliana
Kotamadya Bobonaro, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

191
sirkulasi antar ruang, kebutuhan ruang disesuaikan dengan jumlah
pegawai, menyediakan sebuah gudang yang dapat menampung alat, dan
kelengkapan kantor, perlu penataan taman di luar bangunan sehingga
kelihatan menarik, menata kembali parkiran sesuai dengan jumlah
pegawai, dan tamu yang berkunjung

DAFTAR SINGKATAN\
RDTL : Republik Demokratik de Timor-Leste
PNTL :Polisia Nasional de Timor Leste
UU : Undang-Undang
UUD : Undang-Undang dasar
AC :Air Contdition
EDTL :Elitrisidade de Timor Leste
Ha : Hektar
TA : Tugas Akhir
T.P.A : Tempat Pembuangan Akhir

192
DAFTAR PUSTAKA
(Lei Organic da Polisia Nasional de Timor Leste (PNTL) No.9/2009)
(http://descentralizasaun.wordprss.com/distritos-2/bobonaro/)
.(security is cebtral to effective and durable development) .
Sumber .Google Eart 2014
Sumber .Google Eart 2015
Sumber .Google Eart 2015
Sumber .Google Eart 2015
(kamus umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1985)
(Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1985).
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00017-PL%202.pdf
(fajri dan senja, 2002-420)
Menurut Rianegara (2010) pengertian polisi
Menurut Hoegeg (dalam santoso dkk, 2009), pengertian polisi
http:/thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00017-PL%202.pdf
Menurut Satjipto Raharjo pengertian polisi
( Sadjijono,2008:5253) Sumber(http://a research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_053
823_chapture2.pdf
. :http://forum haksesuk.blogspot.com/2008/05/polisi-nasional-timor-leste-pntl.html
Berdasarkan pasal 39 Dekreto Lei nomor 9/2009 tentang  Lei Organika  da PNTL 
(Data :HDR CFP 2013)
Data departemento de paneamento
Menurut Amos Rapoport : (pengertian arsitektur)
Menurut Cornelis Van De Ven (pengertian arsitektur)

193
Menurut Benjamin Handler (pengertian arsitektur)
Menurut Djauhari Sumintardja (pengertian arsitektur)
Menurut Vitruvius (pengertian arsitektur)
Menurut Brinckmann (pengertian arsitektur)
Menurut Buowkundige Encyclopedi (pengertian arsitektur)
Menurut Louis khan(1975) (pengertian arsitektur)
Menurut fulsuf Amerika Suzanne K. Langer (broadt bent 1980) (pengertian
arsitektur)
(http://ndyteen.blogspot.com/2012/07/green architecture arsitektur hijau.html)
(http://fhy13 candra.blogspot.com
(http://arch07.blogspot.com/2009/11/green architecture.html)
(http://fhy13candra.blogspot.com/2010/12/sifat sifat pada bangunan berkonsep.html
http://www.e-architect.co.uk/wp-content/uploads/2009/09/interlace-residential-
complex-1-520x273.jpg
:shttp://ad009cdnb.archdaily.net/wpcontent/uploads/2009/10/1255150346-vertical4-
528x331.jpg
:http://www.inhabitat.com/wp-content/uploads/editttower34.jpg
:http://www.designboom.com/cms/images/rid09/saudi03.jpg
:http://duldule.com/wp-content/uploads/2010/03/the-design-of-fake-hill-residential-
building-3-550x857.jpg
:http://www.inhabitat.com/wp-content/uploads/chetwood-board2b.jpg :
http://weburbanist.com/wp-content/uploads/2009/05/songjiang-hotel-1.jpg
:https://img.okezone.com//content/2012/12/24/471/736579/bDfJhFCufb.jpg
Menurut Sulistyo dan Basuki (2010 : 92) pengertian Metode
Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007 : 1) pengertian Metode
Menurut Drs. Agus M. Hardjana pengertian Metode
Menurut Rosdy Ruslan pengertian Metode
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 1) pengertian Metode
Menurut Sulistyo dan Basuki ( 2010 : 20 ) pengertian Metode
Menurut Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmad ( 2007 :1 ) pengertian
penelitian

194
Menurut Nasir ( 1988 : 51) pengertian penelitian
Menurut Sugiyono ( 2004 : 1 ) pengertian penelitian
Menurut (jhon w.creswell) dalam buku “research : (qualiaitive and quantitative
approaches, 1994) pengertian metode penelitian
Menurut Winarno (1994) pengertian metode penelitian
Sumber hasil penelitian, 2015
Sumber hasil penulis, 2015
Sumber hasil olahan penulis 2015

195

Anda mungkin juga menyukai