Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak
di dunia. Banyaknya jumlah penduduk yang ada di Indonesia menyebabkan
kurangnya lapagan pekerjaan yang tersedia, sehingga banyak masyarakat yang
menjadi pengangguran. Pengangguran disebabkan oleh berbagai macam hal,
salah satunya ialah kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh satu individu
untuk bersaing dengan individu lainnya. Untuk itu dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas, terampil dan inovatif. Untuk dapat meningkatkan
sumber daya manusia dibutuhkan empat hal, yaitu ilmu pengetahuan
(Knowladge), keterampilan (Skill), sikap (Attitude), dan kebiasaan (Habbit).
Dengan adanya ke empat hal tersebut, maka akan dapat menciptakan sumber
daya manusia yang mempunyai ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi
salah satunya adalah melalui jalur pendidikan vokasi.
Politeknik Negeri Lhokseumawe merupakan salah satu perguruan tinggi
vokasi di Indonesia yang bertujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas di bidangnya. Politeknik Negeri Lhokseumawe dalam hal ini
memberikan apresiasi sepenuhnya terhadap dunia pendidikan dengan membuat
Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan untuk mahasiswa/i Tata Niaga agar dapat
menghasilkan mahasiswa/i yang siap bersaing didunia kerja. Disamping itu
Praktik Kerja Lapangan mendorong mahasiswa/i untuk menjadi individual dari
berbagai pengalaman baik pekerjaan maupun masyarakat serta dapat langsung
mempraktikkan beberapa ilmu yang telah dipelajari selama ini.
Penulis mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada semester lima.
Dimulai sejak tanggal 02 September 2021 sampai dengan tanggal 17 Agustus
2021 pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kota Lhokseumawe
yang berlokasi di Jalan Merdeka Kp. Jawa Lama, Banda Sakti, Kota
Lhokseumawe, Aceh.

1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Tujuan umum pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah untuk memberikan
bekal pengalaman bekerja bagi mahasiswa yang sesuai dengan kompentensi
keilmuan yang dimilikinya. Secara khusus, tujuan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan ialah:
1. Mengembankan wawasan dan keterampilan mahasiswa/i dalam melakukan
pekerjaan dengan keahlian yang mereka miliki.
2. Memperkenalkan mahasiswa/i pada dunia kerja yang sesungguhnya dan
dapat membandingkan antara ilmu yang telah dipelajari pada perguruan
tinggi dengan yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Menanbahkan rasa percaya diri dalam melakukan komunikasi dan
kerjasama dengan rekan sekantor.
4. Melatih mental dan kepribadian, inisiatif dalam menghadapi segala
keadaan yang ada dalam masyarakat dan dunai kerja.
5. Mendapatkan masukan guna umpan balik dalam usaha penyempurnaan
kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan masyarakat.
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa
Politeknik Negeri Lhokseumawe memiliki beberapa manfaat. Adapun manfaat
yang akan dicapai dalam melaksanakan praktik kerja lapangan sebagai berikut:

1.3.1 Bagi Mahasiswa


Memberikan manfaat dalam penerapan teori-teori yang diperoleh di
bangku kuliah dengan praktik yang nyata di dunia kerja dan masyarakat serta
melatih diri dan menambah pengalaman untuk beradaptasi dengan dunia kerja
yang sesungguhnya. Mahasiswa mendapat keterampilan untuk melaksanakan
program kerja pada perusahaan maupun instansi pemerintahan yang di gunakan
sebagai tempat praktek. Melalui praktek inilah mahasiswa mendapatkan bentuk
pengalaman nyata serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dunia kerja.
Selain itu mahasiswa juga akan mempunyai rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan dan menjaga profesinya.

2
1.3.2 Bagi Tempat PKL
Mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa – mahasiswa yang melakukan
praktek, memberikan masukan dan pertimbangan untuk lebih meningkatkan
kualitas dan kuantitas Kantor serta ikut memajukan pembangunan dalam bidang
pendidikan. Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia Kantor.
1.3.3 Bagi Kampus
Sebagai sarana untuk melatih dan mendidik mahasiswa agar dapat menjadi
pribadi yang tangguh dan dapat bersaing di dunia kerja.
1. Untuk meningkatkan kerjasama dengan perusahaan
2. Sebagai bahan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana program atau
kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pengguna jasa.
3. Meningkatkan populaaritas Kampus di mata masyarakat.
4. Meningkatkan hubungan Kampus dengan masyarakat.
1.4 Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan
Agar Laporan Praktik Kerja Lapangan ini sesuai dengan maksud dan
tujuan, penulis menata secara sistematis guna memperlancar dan mempermudah
penyelesaian penulisan isi dari laporan ini. Adapun Sistematika Penulisan isi dari
laporan ini dapat diuraikan dalam 3 (tiga) bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini merupakan awal dari laporan praktik kerja lapangan,
penulis menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang
praktik kerja lapangan, tujuan praktik kerja lapangan, manfaat praktik
kerja lapangan dan sistematika penulisan laporan praktik kerja lapangan.

BAB II PENGALAMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Pada bab ini, penulis menguraikan tentang Sejarah Singkat Berdirinya
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan dan terbentuknya
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, Visi dan Misi Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan dan Struktur organisasi serta
Fungsinya, Kegiatan Selama praktik kerja lapangan, Hambatan-

3
hambatan Selama praktik kerja lapangan.
BAB III PENUTUP DAN SARAN
Bab ini penulis menyampaikan ringkasan pengalaman selama Praktik
Kerja Lapangan dan saran saran tentang mekanisme Praktik Kerja
Lapangan (PKL).

4
BAB II
PENGALAMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
2.1 Gambaran Umum Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
2.1.1 Sejarah Singkat Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Tahun 1945-1960 Pelabuhan Indonesia dikelola oleh Direksi Pelabuhan
pada zaman Belanda (Haven Direksi). Pada tahun 1960-1963 Pelabuhan
Indonesia dalam pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan Negara (PN) yang
dibagi I-VII pelabuhan yang didasarkan Undang-Undang Pemerintah No. 19
PR/1950, sedangkan tahun 1963- 1969 Aspek Komersil dari pengelolaan
pelabuhan dilakukan oleh Perusahaan Negara (PN) dengan melaksanakan
kegiatan operasional dan koordinasi yang dilakukan lembaga pemerintah.
Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1969 dan PP No.18 tahun 1969 pengelolaan
pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusaha Pelabuhan (BPP) yang
dilakukan hingga tahun 1983. Sedangkan tahun 1983 mengatur tentang
pengelolaan umum yang diusahakan, Peraturan Pemerintah No.15 tahun 1983-
1992 pengelolaan pelabuhan perusahaan umum (Perum Pelabuhan
I,II,III,IV,V,VI).
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan
keamanan pelayaran. koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan serta
pengaturan pengendalian dan pengawasan kegiatan pelabuhan pada pelabuhan
yang diusahakan secara komersial. Pembentukan kantor otoritas Pelabuhan dan
Syahbandar tahap awal di tempat pelabuhan utama yang berada di Jakarta,
Surabaya, Medan, Makassar. Peraturan menteri perhubungan dengan adanya
Kantor Otoritas pelabuhan maka posisi pemerintah sebagai regulator di pelabuhan
dan pengelolaan pelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia I-IV sebagai operator.
Pendirian Otoritas Pelabuhan ini ditegaskan dalam undang-undang nomor
17 tahun 2010 tentang pelayaran dan peraturan pemerintah nomor 61/2009
kepelabuhan. Otoritas pelabuhan adalah lembaga pemerintahan di pelabuhan
sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi pengaturan pengendalian dan
pengawasan kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan secara komputer sebagai

5
otoritas yang melaksanakan fungsi pengaturan pengendalian, pengawasan,
kegiatan kepelabuhanan dan pemberian pelayanan jasa ke pelabuhanan untuk
pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial. Syahbandar adalah pejabat
pemerintahan di pelabuhan dan diangkat oleh menteri dan memiliki kewenangan
tertinggi untuk menjalankan danmelakukan pengawasan terhadap dipenuhinya
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan dan
keamanan pelayaran penetapan kantor otoritas pelabuhan dan dan kantor.
Syahbandar. sekaligus akan memisah fungsi dari kantor Syahbandar yang yang
selama ini ini berada ada di dalam lingkungan kantor administrator pelabuhan.
Usulan pembentukan organisasi Badan Otoritas Pelabuhan (Port
Authority) atau OP, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Pelayaran No. 17
tahun 2008, telah disetujui. Pemerintah melalui Kementerian Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, merespons positif
usulan tersebut dengan menerbitkan surat persetujuan bernomor B/2237 tertanggal
7 Oktober 2010.
Pada prinsipnya pemerintah menyetujui usulan sistem organisasi dan tata
kerja tiga Unit Pelaksana Teknis yang terdiri dari Kantor Otoritas Pelabuhan (OP),
Kantor Syahbandar, serta Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan. Surat tersebut
merupakan jawaban atas surat yang disampaikan Menteri Perhubungan pada 6
Januari dan 27 September 2010, tentang permohonan persetujuan pembentukan
organisasi dan tata kerja Kantor Otoritas Pelabuhan, Kantor Syahbandar danersial.
unit penyelenggara pelabuhan adalah lembaga pemerintah di pelabuhan.

2.1.2 Pengertian Pelabuhan


Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang
Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

6
Menurut Triatmodjo (1992) pelabuhan (port) merupakan suatu daerah
perairan yang terlindung dari gelombang dan digunakan sebagai tempat
berlabuhnya kapal maupun kendaraan air lainnya yang berfungsi untuk
menaikkan atau menurunkan penumpang, barang maupun hewan, reparasi,
pengisian bahan bakar dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan dermaga
tempat menambatkan kapal, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang
transito, serta tempat penyimpanan barang dalam waktu yang lebih lama,
sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan atau pengapalan selanjutnya.
Selain itu, Pelabuhan merupakan pintu gerbang serta pemelancar hubungan antar
daerah, pulau bahkan benua maupun antar bangsa yang dapat memajukan daerah
belakangnya atau juga dikenal dengan daerah pengaruh. Daerah belakang ini
merupakan daerah yang mempunyai hubungan kepentingan ekonomi, sosial,
maupun untuk kepentingan pertahanan yang dikenal dengan pangkalan militer
angkatan laut.

2.1.3 Pengertian Kapal

Menurut Undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran,


definisi kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, dan energi lainnya, ditarik
atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan
dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang dapat
berpindah-pindah.Oleh karena itu kapal yang digunakan untuk keperluan
transportasi antara pulau maupun untuk keperluan ekploitasi hasil laut, harus
memenuhi persyaratan kelayakan laut. Adapun kelayakan laut kapal adalah
kendaraan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal pencegahan
pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,
kesejahteraan awak kapal, dan kesehatan penumpang, status hukum kapal.
Maka kapal merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting,
terutama bagi negara maritim, terutama negara Indonesia.

7
2.1.4 Jenis-jenis Kapal
Berikut ini beberapa jenis kapal yang terdapat di Kantor Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan
1. Kapal yang digerakan dengan tenaga mekanik adalah kapal yang mempunyai
alat penggerak misalnya :
1) Kapal Motor.
2) Kapal Uap
3) Kapal tenaga matahari
4) Kapal tenaga nuklir
2. Kapal yang digerakan oleh angin adalah kapal layar
3. Kapal tunda adalah kapal yang bergerak dengan menggunakan alat penggerak
atau kapal lain
4. Kendaraan yang berdaya dukung dinamis adalah jenis kapal yang dapat
dioperasikan di atas air dengan penggerak daya dukung dinamis adalahjenis
kapal yang dioperasi kan dengan penggerak daya dukung dinamis atau
rancangan kapal itu sendiri
5. Kendaraan di bawah permukaan air adalah jenis kapal yang bergerak dibawah
permukaan air
6. Alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah adalah alat
apung dan bangunan terapung yang tidak memiliki alat sendiri, serta
ditempatkan suatu lokasi perairan tertentu dan tidak berpindah-pindah untuk
waktu yang lama, misalnya hotel terapung, tongkang akomodasi untuk
menunjang kegiatan lepas pantai.
Sedangkan ditinjau dari segi niaganya, terdapat berbagai jenis kapal menurut
F.C.D.Sudjatmiko (1994:73) membagi kapal menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Kapal barang (Cargo Vessel)
Adalah kapal yang dibangun khusus untuk tujuan pengangkutan barang
menurut jenis barang masing-masing.
2. Kapal barang penumpang
Adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut barang dan
penumpang secara bersama-sama, kapal semacam ini umumnya digunakan

8
untuk pelayaran antar pulau dimana jarak
3. Kapal penumpang (Passenger Vessel)
Adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut penumpang dari satu
pelabuhan kepelabuhan lainnya/ tujuan kapal penumpang yang beroperasi di
pelabuhan Bau-Bau Wilker Wanci.

2.2 Struktur Organisasi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan


Organisasi adalah suatu proses penempatan dan pembagian pekerjaan
yang akan dilakukan, pembatasan tugas dan tanggung jawab serta wewenang dan
penempatan hubungan antara unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang
dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan
keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan serta
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada
pelabuhan yang diusahakan secara komersial.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan
menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan pengawasan dan pemenuhan kelautan kapal, sertifikasi kapal,
pencegahan pencemaran dari kapal dan penetapan status hokum kapal.
2. Pelaksaanaan pemeriksaan manajemen keselamatan kapal.
3. Pelaksanaan pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran terkait
dengan kegiatan bongkar muat berbahaya, barang khusus, limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3), pengisian bahan bakar, ketertiban embarkasi,
dan debarkasi penumpang pembangunan fasilitas pelabuhan, pengerukan, dan
reklamasi laik layar kepelautan, tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan
dan alur pelayaran, pemanduan dan pemanduan kapal serta penerbitan surat
persetujuan berlayar.
4. Pelaksanaan pemeriksaan kecelakaan kapal, pengawasan dan pencegahan
kebakaran di perairan pelabuhan, penanganan musibah di laut, pelaksanaan

9
perlindungan lingkungan maritim, dan penegakan hukum di bidang
keselamatan dan keamanan pelayaran.
5. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan yang terkait
dengan pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di bidang
keselamatan dan keamanan pelayaran.
6. Pelaksanaan penyusunan rencana induk pelabuhan, daerah lingkungan kerja
dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan, serta pengawasan
penggunaannya, pengusulan tarif untuk di tetapkan mentri.
7. Pelaksanaan, penyediaan, pengaturan dan pengawasan penggunaan lahan
daratan dan perairan pelabuhan, pemeliharaan penahanan gelombang, kolam
pelabuhan, alur pelayaran dan jaringan serta sarana bantu navigasi pelayaran.
8. Melaksanakan penjamin dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di
pelabuhan, keamanan dan ketertiban, kelancaran arus barang di pelabuhan.
9. Pelaksanaan pengaturan lalu lintas kapal keluar masuk pelabuhan melalui
pemanduan kapal, penyediaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan serta
pemberian konsensi atau bentuk lainnya kepada badan usaha kepelabuhanan.
10. Menyiapkan bahan penetapan dan evaluasi standar kinerja operasional
pelayaran pada pelabuhan, dan pelaksanaan urusan keuangan,
kepegawaiandan umum, hukum dan hubungan masyarakat serta pelaporan.
Adapun uraian tugas staf, sebagai berikut:
1. KBPP (Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli)
a. Melakukan penilikan pemenuhan persyaratan pengawakan kapal,
penyiapan bahan penerbitan dokumen kepelautan, perjanjian kerja laut dan
penyajian awak kapal serta perlindungan awak kapal.
b. Pelaksanaan pengawasan tertib bandar, pergerakan kapal, lalu lintas keluar
masuk kapal, pemanduan dan penundaan kapal di perairan pelabuhan dan
tertib berlayar.
c. Port State Control (PSC)/ Kapal asing dan pemenuhan persyaratan
kelautan kapal dan penertiban surat persetujuan berlayar (SPB).

10
d. Penjagaan, pengamanan dan penertiban Embarkasi dan Debarkasi
penumpang di pelabuhan.
e. Pengawasan kegiatan bongkar muat barang, barang khusus, barang
berbahaya, pengisian bahan bakar minyak serta limbah B3.
f. Pengawasan pembangunan fasilitas pelabuhan, pengerukan, dan reklamasi.
g. Patroli di perairan pelabuhan, pengawasan dan pengamanan terhadap
keselamatan kapal yang keluar masuk pelabuhan kapal sandar dan
berlabuh.
h. Penyiapan bahan koordinasi dan pemberian bantuan (SAR),
Penanggulangan pencemaran, pencegahan dan pemadahaman kebakaran
di perairan pelabuhan.
i. Pengawasan alih muat di perairan pelabuhan dan pekerjaan bawah air.
j. ISPS code.
k. Berita acara pemeriksaan pendahuluan (BAPP) kecelakaan kapal dan
pelaksanaan penyidikan tindak pidana di bidang pelayaran.
2. SHSK (Status Hukum dan Sertifikasi Kapal)
a. Penyiapan bahan pengukuran
b. Pendaftaran kapal
c. Balik nama kapal
d. Hipotek
e. Surat tanda kebangsaan kapal
f. Penggantian bendera kapal
g. Pemasangan tanda selar
h. Pemeriksaan, penilikan rancang kapal
i. Pengawasan pembangunan
j. Perombakan dan docking kapal
k. Pemeriksaan dan pegujiran Nautis, Teknis,Radio, Elektronika kapal
Penghitungan dan pengujian stabilitas kapal
l. Percobaan berlayar
m. Verifikasi dan penyiapan bahan penerbit sertifikat keselamatan kapal

11
n. Sertifikat manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran darikapal
o. Pembersihan tangki
p. Perlindungan ganti rugi pencemaran
3. Lalu Lintas Angkutan laut dan Usaha Kepelabuhan (LALA
a. Melaksanakan pengawasan terhadap kelancaran lalu lintas angkutan
lautuntuk kapal berbendera nasional dan asing dengan trayek linier
dantramper.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan keagenan dan perwakilan
kapal asing serta dispensasi syarat bendera.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan penunjang angkutan laut,
bongkar muat barang dan hewan serta naik turun penumpang.
d. Melakukan pembinaan terhadap organisasi dan tenaga kerja bongkar muat.
e. Melakukan pemantauan terhadap pemberlakuan tarif.
f. Melakukan penilikan terhadap kelayakan dan keselamatan fasilitas
danperalatan, alur pelayaran, kolam pelabuhan dan kinerja operasional
pelabuhan.
g. Melakukan pengawasan kelancaran lalu lintas kapal yang berbendara
nasional dan asing dengan trayek berjadwal tetap dan teratur.
h. Melakukan pengawasan kegiatan keagenan dan perwakilan kapal
asing(owner representatif ) serta dispensasi syarat bendera.
i. Pengawasan kegiatan penunjang angkutan laut dan bongkar muat barang,
hawan, dan naik turun penumpang, dan pembinaan tenaga kerja bongkar
muat, serta pemantauan pelaksanaan tarif.
j. Pengawasan kelaikan dan keselamatan pelabuhan fasilitas dan alur
pelayaran dan kolam pelabuhan dan mempunyai kegiatan kumfu,
mengadakan pengawasan dan penelitian disaat kapal mengadakan
pengeringan atau perbaikan, dan melakukan penelitian terhadap
perlengkapan kapal dan alat-alat penolong lainnya.
4. TU (Tata Usaha)
a. Melaksanakan tugas kepengawasan.

12
b. Surat-menyurat.
c. Kearsipan.
d. Menginput data kepegawaian
e. Hubungan keuangan.
f. Keuangan dan pengolahan.
g. Penyusunan Ssatistik dan laporan.
h. Menyusun program tata usaha
i. Pelayanan umum administrasi kepegawaian
j. Membuat rekapitulasi kehadiran karyawan

2.3 Visi dan Misi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan


“Terwujudnya Pelayanan Transportasi Laut Serta Penyelenggaraan,
Kepelabuhan Di Wilayah Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
yang Aman, Nyaman dan Selamat”.
Penjelasan VISI Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan adalah:
1. AMAN : Situasi yang tidak menimbulkan rasa takut bagi para pengguna jasa
pada saat menggunakan jasa transportasi laut, baik itu di kapal maupun di
area sekitar pelabuhan dengan menaati seluruh ketentuan yang berlaku di
pelabuhan.
2. NYAMAN : Keraadaan yang yang terjadi di kapal dan wilayah pelabuhan
dimana pengguna jasa dapat menikmati hak-haknya secara baik dan benar
tanpam terusik oleh oleh kepentingan pihak-pihak lain.
3. SELAMAT : Suatu keadaan terpenuhinya persyaratan yang menyebabkan
pengguna jasa terhindar dari berbagai resiko yang dapat mengancam nyawa
atau barangdi kapal maupun di pelabuhan.
Adapun Misi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kota
Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelaksanaan pengamanan dan pengawasan di dserah
lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan

13
2. Meningkatkan pengawasan terhadap keselamatan kapal dan lalu lintas
angkutan laut pada DPLK dan DLKR pelabuhan
3. Menjamin arus penumpang dan barang
4. Menciptakan disiplin pegawai melalui sistem evaluasi dan pengawasanserta
berjenjang di lingkungan kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Lhokseumawe
5. Menciptakan sistem layanan terpadu dan transparan bebas dari praktek KKN
6. Mneningkatkan koordinasi dan konsolidasi dengan instansi terkait
7. Mendorong terpenuhinya fasilitas pelabuhan dan fasilitas keselamatan
pelayaran.

2.4 Tugas dan Fungsi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan


Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan mempunyai tugas
melaksanakan pemberian pelayanan lalu lintas dan angkatan laut, keamanan dan
keselamatan pelayaran di perairan pelabuhan untuk memperlancar angkutan laut
serta melaksanakan pengawasan dan penegakan hokum dibidang keselamatan dan
keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan yang
diusahakan secara komersial.
A. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Menyediakan lahan daratan dan perairan pelabuhan
2. Menyediakan dan memelihara penahanan gelombang, kolam Pelabuhan,
atau pelayaran dan jaringan jalan
3. Menyediakan dan memelihara sarana bantu navigasi pelayaran
4. Menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah kepelabuhanan
5. Menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan di sekitar
Kepelabuhanan
6. Menyusun rencana induk pelabuhan (RIP) serta DLKr dan DLKp,
7. Mengusulkan tarif untuk di tetapkan Mentri
8. Menjamin kelancaran arus barang

14
9. Melaksanakan kegiatan penyediaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan
Yang diperlukan oleh pengguna jasa yang belum di sediakan oleh BUP

B. Wewenang
1. Mengatur dan mengawasi penggunaan lahan daratan dan perairan
Pelabuhan
2. Mengawasi penggunaan DLKr dan DLKp
3. Mengatur lalu lintas kapal keluar masuk melalui pemanduan kapal
4. Menetapkan standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan
C. Peran
Instansi OP tersebut berdiri sebagai lembaga independen atau setingkat
tersendiri yang bertanggung jawab langsung kepada Kementerian tehnis terkait
dalam hal ini Menteri Perhubungan maupun kepada Presiden. Dengan
menjadikannya Badan Otoritas Pelabuhan diharapkan bisa sebagai lembaga yang
independen dalam mengawal dan mengawasi seluruh regulasi yang berkaitan
dengan aktivitas kepelabuhanan dan angkutan laut di Indonesia.Otoritas
pelabuhan juga sebagai wakil pemerintah untuk memberikan konsekuensi atau
bentuk lainnya kepada BUP untuk melakukan kegiatan pengusahaan di pelabuhan
yang telah dituangkan dalam perjanjian.
D. Fungsi
1. Penyusunan rencana kerja, program dan desain, analisa dan evaluasi
penyediaan lahan daratan dan perairan pelabuhan serta penyediaan dan
pemeliharan fasilitas pelabuhan, penahan gelombang, pengerukan kolam
pelabuhan dan alur pelayaran, reklamasi serta jaringan jalan dan Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran, sarana dan prasarana jasa kepelabuhanan;

15
2. Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP), Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan;
3. Penyusunan dan pengusulan tarif untuk ditetapkan oleh Menteri atas
penggunaan perairan dan / atau daratan, fasilitas pelabuhan serta jasa
kepelabuhanan yang disediakan oleh Kantor Otoritas Pelabuhan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatan lalu lintas
dan angkutan laut serta penjaminan kelancaran arus barang di pelabuhan;
5. Pelaksanaan pengaturan dan pengawasan penggunaan lahan daratan dan
perairan, fasilitas dan pengoperasian pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan serta
keamanan dan ketertiban di pelabuhan;
6. Pelaksanaan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan pelabuhan;
7. Pelaksanaan peran sebagai wakil pemerintah dalam pembrian konsensi atau
bentuk lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan untuk melakukan kegiatan
pengusahaan di pelabuhan;
8. Pelaksanaan pembinaan usaha dan penyediaan dan/atau pelayanan jasa
kepelabuhanan yang disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan; dan
9. Pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, hukum dan hubungan
masyarakat.
2.5 Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) diikuti dalam waktu 30 hari
sangat bermanfaat bagi mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe. Dalam
proses magang mahasiswa secara langsung dibimbing oleh pembimbing dari
kantor tersebut dan dari sana mahasiswa belajar tentang pekerjaan yang dijalani
dari sudut pandang yang baru hingga suasana yang belum pernah dirasakan.
Adapun Pengalaman yang pernah penulis rasakan selama masa Praktik Kerja
Lapangan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kota Lhokseumawe
yaitu sebagai berikut :
a. Mengisi Form AP2KP

16
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 tahun 2017 tentang
cara perhitungan dan Pemberian Tunjangan Kinerja, maka dari itu AP2KP
merupakan sebuah aplikasi yang bertujuan mendukung proses pemberian
tunjangan kinerja di lingkungan Kementerian Perhubungan.
b. Mengisi Form Penomoran Surat
Setiap surat yang masuk di bagian Tata Usaha sebelum dikirim ke ruangan
pelayanan pemrosesan penerbitan surat izin untuk berlayar terlebih dahulu
harus di agendakan ke bagian masing-masing buku. Hal tersebut bisa kita lihat
dari perihal yang ingin ditunjukkan oleh si pengirim surat, kemudian baru
surat-surat tersebut dikirimkan ke dalam ruangan pelayanan pemrosesan surat
izin berlayar agar dapat di proses secepatnya oleh pihak karyawan kantor
kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan, pada lagkah awal mengisi form
penomoran surat kita dapat mengisi nomor agenda, tanggal di terima nya surat
tersebut, menuliskan nama penerima surat, mencantumkan asal surat, mengusi
no surat serta tanggal surat, lalu piih opsi kepada bagian mana surat tersebut
ditujukan, contoh form penomoran surat dapat dilihat pada lampiran 3.
c. Pengarsipan Data
Pengarsipan merupakan suatu kegiatan yang penting bagi setiap instansi masih
menjalankan aktivitas operasionalnya. Arsip memiliki fungsi dan peranan
penting dalam proses penyajian informasi pada saat proses pengambilan
keputusan dan merumuskan suatu kebijakan.
d. Merekap Nota Tagihan Jasa Perkapalan
Nota juga merupakan dokumen tertulis yang di rekap di bagian Tata Usaha,
digunakan untuk pihak yang membutuhkan jasa atau pemberi jasa dalam
sebuah kegiatan bisnis, Sebagai bahan notifikasi agar pihak yang
membutuhkan jasa membayarkan tagihan tepat waktu.Tanda terima jika ada
transaksi di antara .Bukti transaksi pihak yang membutuhkan jasa atau
pemberi jasa untuk dimasukkan dalam laporan keuangan. Dalam nota tersebt
harus di isi kepada siapa nota itu ditunjukkan, asal nya darimana kemudian
perihal nya juga harus di isi dengan jelas, untuk contoh nota tersebut dapat
dilihat pada lampiran 5.

17
e. Mengetik Surat
Di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) di bagian Tata
Usaha sebagai tugas dari Tata Usaha yaitu melakukan pengetikan surat,
contohnya surat izin cuti,surat permohonan personil maupun surat surat lainnya
yang dibutuhkan oleh karyawan Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan.
Agar dapat dikirim atau dapat terpenuhinya surat surat tersebut harus di
tandatangani oleh kepala kantor kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan, dan
sebelum di tandatangani surat-surat tersebut harus di agendakan terlebih
dahulu sebagai arsip kantor.contoh surat yang di ketik dapa dilihat pda
lampiran 6 dan lampiran 7.
2.6 Hambatan Selama Praktik Kerja Lapangan
Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah
Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan tidak sesuai dengan bidang yang
ditekuni oleh penulis, sehuingga kurang sesuai teori dan praktik yang diterima
dikampus dengan praktik sesungguhnya di lapangan. Banyak waktu yang tidak
dapat dipergunakan, dikarenakan banyaknya waktu kosong yang tidak ada
kegiatan yang bisa penulis lakukan. Akan tetapi semua kendala yang dihadapi
oleh penulis bisa teratasi berkat pembimbing dan karyawan yang ada di tempat
Praktik Kerja Lapangan.

18
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan di kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Lhokseumawe,
penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan yang dapat diberikan kepada
pembaca dari beberapa bab yg telah di uraikan sebelumnya, Maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan
dan keamanan pelayaran. koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan
serta pengaturan pengendalian dan pengawasan kegiatan pelabuhan pada
pelabuhan yang diusahakan secara komersial.
2. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Lhokseumawe terdapat
empat struktur operasional yang menjalankan tugas di kantor tersebut,
adapun bagian-bagian yang berada dalam kantor tersebut ialah Petugas Tata
Usaha, Petugas Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Petugas Keselamatan
Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Petugas Angkutan Laut dan Usaha
Kepelabuhanan.
3. Pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan penulis mengalami hambatan, akan

19
tetapi semua kendala yang dihadapi oleh penulis bisa teratasi berkat
pembimbing dan karyawan yang ada di tempat Praktik Kerja Lapangan.

3.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan berhubungan dengan
Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Kepada para mahasiswa agar mempersiapkan diri dengan menguasai
pelajaran yang akan diterapkan dalam industry, agar memudahkan dalam
pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
2. Sebaiknya dalam melakukan praktek Kerja Lapangan ini pada suatu
lembaga pemerintah focus pada satu topic yang akan menjadi pengetahuan
serta pengalaman, meminta ditempatkan pada satu ruangan yang fokus
pada satu kegiatan atau tugas yang dilakukan.
3. Penulis berharap kepada kantor Kepala Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan kedepannya dapat menerima mahasiswa Politeknik
untuk memberikan kesempatan Praktik Kerja Lapangan dengan tujuan
untuk membantu mahasiwa dalam meningkatkan gambaran mengenai
dunia kerja.
4. Waktu untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan seharusnya lebih
panjang, agar mahasiswa dapat lebih mengerti tentang dunia kerja dan
demi tercapainya hasil yang lebih optimal dalam memperoleh pengalaman
kerja yang sesungguhnya.

20
21

Anda mungkin juga menyukai