Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Syahri Romadhoni
Nim
: 03031181520023
Shift/Kelompok
: A/ 2 ( dua )
Fakultas Teknik/ Jurusan Teknik Kimia

Percobaan 1 : Model Molekul


Pada percobaan ini, dilakukan penggambaran model molekul. Model
molekul yang digambar adalah propana,metana, butena, etuna, hydrogen sulfida,
karbon tetraklorida, etanol, dan benzena. Penggambaran dilakukan dengan cara
membuat senyawa tersebut dengan bentuk replikanya. Untuk hydrogen,ditandai
dengan warna putih, karbon ditandai dengan warna hitam, sulfur ditandai dengan
warna kuning, dan oksigen ditandai dengan warna merah. Sebelum membuat
replika suatu senyawa,terlebih dahulu dibuat rumus molekul dan rumus struktur
dari senyawa tersebut untuk mempermudah proses penggambaran. Senyawa
metana memiliki rumus molekul CH4 yang berarti memiliki satu senyawa karbon
dan empat senyawa hydrogen. Untuk mempermudah penggambaran, yang
pertama kali harus dibuat adalah atom pusatnya. Penggambaran senyawa ini
biasanya dibuat dengan mistar mal. Setelah membuat atom pusat,selanjutnya
membuat sisanya sesuai dengan rumus struktur senyawa tersebut. Semakin
jauh,maka semakin kecil atom tersebut lingkarannya. Selanjutnya yaitu senyawa
propana, senyawa propane memiliki rumus molekul C3H8 yang berarti senyawa
propana ini memiliki tiga atom karbon dan delapan atom hidrogen.
Hal ini menyebabkan jika kita ingin menggambar senyawa propana,yang
harus kita lakukan ada membuat atom pusat dari senyawa propana tersebut yaitu
membuat tiga atom karbon terlebih dahulu,baru kemudian membuat atom
hidrogennya. Pada senyawa butane memiliki rumus molekul C4H8,ini berarti
pada rumus strukturnya senyawa butane terdapat empat atom karbon dan delapan
atom hidrogen. Pada senyawa etuna memiliki rumus strukur C2H2, itu berarti
senyawa ini memiliki dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Selanjutnya yaitu
senyawa benzene. Senyawa ini memiliki rumus molekul C6H6 yang berarti
memiliki enam atom karbon dan enam atom hidrogen,begitupulah dengan
senyawa lainnya. Untuk penggambaran ikatan tunggal diberikan warna hijau.

Percobaan 2 : Analisa Unsur dalam Senyawa Organik

Pada percobaan analisa unsur dalam senyawa organik, dilakukan analisa


unsur. Analisa unsur sendiri bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang
terdapat pada suatu senyawa. Pada percobaan pertama,yaitu uji karbon,yang
digunakan sebagai sampel ada 3 macam yaitu C1 atau sampel senyawa glukosa,
C2 atau senyawa garam, dan C3 atau senyawa tepung. Wujud fisik masing-masing
senyawa ini hampir sama yaitu bubuk putih, Namun kepadatan bubuknya tampak
jelas berbeda. Ketiga sampel ini diambil secukupnya menggunakan spatula yang
ada dan diletakkan diatas porselen. Setelah itu porselen dipanaskan beberapa saat
hingga sampel-sampel tersebut mengalami perubahan. Perubahan yang dapat
dilihat pada sampel tersebut karena mengalami reaksi. Terjadi beberapa perubahan
warna pada sampe C1 dan C3. Pada sampe C1, senyawa yang tadinya berwarna
putih berubah menjadi hitam arang. Pada senyawa C2 senyawa tidak terjadi
perubahan warna,dan pada C3 terjadi perubahan yaitu warna sampel berubah
menjadi kekuningan. Pada ketiga reaksi ini dapat diambil kesimpulan bahwa pada
senyawa glukosa terbukti mengandung karbon dan pada senyawa garam tidak
terdapat karbon,serta pada senyawa tepung terdapat senyawa turunan karbon.
Pengujian selanjutnya yaitu pengujian zat yang digunakan yaitu Beilsten.
Pada tes dengan memanaskan terlebih dahulu kawat tembag diatas api
dengan spiritus. Pmenasan ini berfungsi untuk mensterilkan kawat tembaga dari
kontaminasi zat sebelumnya. Setelah dingin kemudian kawat tersebut dicelupkan
kedalam larutan karbon tetra klorida. Setelah dicelupkan, kawat ini dipanaskan
lagi hingga terjadi nyala api berwarna hijau. Nyala api berwarna hijau ini
disebabkan karena adanya kandungan gas klor. Pada pengujian selanjutnya
dilakukan uji Cao. Pada uji CaO ini larutan CaO ditambah dengan larutan karbon
tetra klorida dan asam nitrat. Diakhir percobaan larutan berubah menjadi keruh.
Ini disebabkan adanya endapan putih AgCl. AgCl sendiri terbentuk dari reaksi
penambahan AgNO3. Setelah dilakukan uji halogen, pengujian selanjutnya yaitu
analisa Iod. Untuk analisa Iod sendiri digunakan senyawa kalium iodida 0,5M
yang kemudian ditambahkan larutan CuSO4. Alat ujinya yaitu digunakan kertas
saring yang dibasahi dengan larutan amilum menghasilkan warna coklat.

Percobaan 3: Kelarutan dan Rekristalisasi

Pada percobaan kelarutan dan rekristalisasi, sampel yang digunakan


pertama kali adalah naftalena,kedua sampel natrium benzoate dan ketiga adalah
sukrosa. Untuk pelarutnya,digunakan empat macam pelarut yaitu n-heksana, etil
asetat, methanol, dan juga air. Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan
setiap sampel dengan empat jenis pelarut berbeda tadi. Yang pertama dilakukan
adalah memasukkan sampel kedalam empat tabung reaksi yang berbeda,kemudian
pada tiap tabung reaksi dilarutkan 1mL pelarut yang berbeda pula. Pada percobaan
dengan sampel naftalena,pada tabung reaksi pertama yang menggunakan sampel
n-heksana sampel tersebut larut sebelum dipanaskan. Kemudian tabung kedua
dengan pelarut etil asetat menyebabkan sampel dapat larut tanpa harus dipanaskan
terlebih

dahulu.

Selanjutnya

pada

sampel

yang

menggunakan

pelarut

methanol,sampel naftalena tidak larut sempurna sehingga dilakukan pemanasan


tabung reaksi kedalam waterbath selama beberapa menit hingga pelarut dapat
larut sempurna. Dan pada sampel naftalena yang menggunakan pelarut air, sampel
tersebut juga tidak terjadi kelarutan yang sempurna sehingga sampel tersebut
harus dipanaskan agar dapat larut sempurna. Hal ini dilakukan terhadap tiga
sampel yang lain dengan menggunakan empat pelarut yang berbeda tadi. Pada
saat menggunakan sampel natrium benzoat dan menggunakan pelarut nheksana,yang terjadi adalah penguapan pelarut tersebut.
Saat menggunakan pelarut etil asetat,sampel natrium benzoate tidak larut
dalam etil asetat, sehingga dilanjutkan dengan memanaskan sampel tersebut ke
dalam waterbath. Namun, sampel tetap tidak pada pelarut tersebut. Saat
menggunakan pelarut methanol, pelarut tidak dapat melarutkan sampel
tersebut,dan ketika dipanaskan,pelarut malah menguap. Saat menggunakan pelarut
air, sampel tersebut baru larut setelah dipanaskan. Dan terakhir digunakan sampel
sukrosa yang dilarutkan pada empat pelarut berbeda tersebut. Saat menggunakan
pelarut n-heksana dan pelarut etil asetat,sampel sukrosa tetap tidak larut walaupun
sudah dipanaskan. Saat menggunakan pelarut methanol,sampel tersebut tidak larut
sempurna walaupun sudah dipanaskan. Dan saat menggunakan pelarut air, sampel
tersebut tidak larut sempurna,sehingga diperlukan pemanasan lagi.

Percobaan 4: Analisa Gugus Fungsi:


Sifat Fisik dan Reaksi Kimia

Pada percobaan ini,terdapat beberapa pengujian yaitu uji Lucas, Uji FeCl3,
Uji Keasaman, Uji Tollens, Uji legal rothera, uji bikarbonat, uji korek api, dan uji
pelepasan NH3. Pada uji lucas, digunakan zat uji yaitu etanol,fenol, 2-butanol,
dan t-butil alcohol. Pada uji lucas saat menggunakan sampel etanol dan t-butil
alkohol, tidak terjadi perubahan pada sampel tersebut yang berarti tidak terjadi
reaksi pada sampel tersebut. Saat menggunakan sampel fenol, terjadi reaksi yang
menyebabkan adanya lapisan berwarna pink pada tabung reaksi. Hal yang sama
terjadi pada sampel t-butil alcohol yang tidak terjadi reaksi serta perubahan
apapun pada tabung reaksinya.
Pada uji FeCl3 tidak dilakukan pengujian,dan langsung dilanjutkan dengan
pengujian keasaman. Pada pengujian ini,dihasilkan kesimpulan bahwa etanol
memiliki pH 3,Fenol memiliki pH 1, Formaldehid memiliki pH 6, dan t-butil
alcohol memiliki pH 2. Dari pengujian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa fenol
merupakan senyawa yang memiliki keasamaan paling tinggi. Pada uji tollens,pada
sampel formaldehid terjadi reaksi yang menyebabkan timbulnya lapisan perak saat
diamati. Pada sampel benzofenon terjadi reaksi yang menyebabkan timbulnya
lapisan saat pegujian dilakukan. Pada sampel benzaldehid,dihasilkan endapan
yang berarti terjadi reaksi pada pengujian tersebut. Dan pada aseton terjadi reaksi
yang menyebabkan terjadinya senyawa berwarna kuning. Pada uji legal rothera,
saat menggunakan sampel aseton terjadi reaksi yang menyebabkan sampel
berwarna ungu. Pada sampel formaldehid dan benzofenon tidak terjadi reaksi
yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan pada sampel tersebut. Namun
pada sampel benzaldehid terjadi reaksi yang menyebabkan larutan tersebut keruh.
Pada uji bikarbonat,hanya asam asetat dan asam benzoate saja yang bereaksi,hal
ini ditandai dengan munculnya sedikit gelembung pada saat pengujian sampel
asam asetat dan banyak gelembung pada saat pengujian sampel asam benzoat.
Sedangkan pada uji pelepasan NH3, hanya asetanilida yang tidak bereaksi yang
ditandai dengan tidak terjadinya perubahan pada sampel tersebut yang berarti
sampel tersebut tidak mengandung amina.

Anda mungkin juga menyukai