Anda di halaman 1dari 16

BAB I

RASIONAL

Pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting yang dianggap sebagai suatu
kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kebutuhan merupakan
sesuatu hal yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya sudah harus
terpenuhi oleh setiap manusia, tidak terkecuali siapa pun itu. Pendidikan adalah sebuah usaha
sadar dan terencana yang dilakukan secara terus-menerus untuk mewujudkan suasana belajar
dan pembelajaran, agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagaman, kecerdasa,
pengendalian diri, akhlak mulia, kepribadian, serta keterampilan yang diperlukan untuk diri
peserta didik itu sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, dalam melaksanakan
penyelenggaraan pendidikan haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demoratis serta bertanggung jawab.
Di dalam pendidikan ini sendiri terdapat berbagai elemen penting yang mempunyai
keterkaitan satu sama lain, diantaranya adalah kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat atau
sistem rencana dan pengaturan mengenai isi, dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam
aktivitas belajar mengajar. Dalam rancangan pendidikan kurikulum mempunyai kedudukan yang
bisa dikatakan cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, terutama dalam hal
menentukan proses pelaksanaan pendidikan dan hasil dari pendidikan tersebut. Agar dapat
menunjang keberhasilan sebuah pendidikan dalam rangka menghasilkan Sumber Daya
Manusia atau output yang berkualitas, maka dibutuhkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan zaman, dimana setiap individu di era globalisasi ini dituntut untuk mampu
berkompetensi dan bersaing.
Sekolah Menengah Kejuruan Desain Komunikasi Visual ini menitikberatkan pada
program-program

ilmu

teknologi

dan

desain

komunikasi

visual

pembelajaran

tanpa

mengesampingkan IMTAQ serta IPTEK dengan tetap memperhatikan dan mempertahankan


kelestarian budaya Indonesia agar tidak terkikis oleh zaman, sehingga mampu menghasilkan
peserta didik yang tidak hanya profesional dalam penggunaan, pengelolaan, dan penciptaan
produk desain media komunikasi visual komersil maupun sosial yang berkualitas serta mampu
bersaing dengan para kompetitor pada level dunia.

Pembelajaran yang dilaksanakan oleh SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia ini
akan mampu merubah peserta didik tidak hanya sebatas ilmu pengetahuan dan keterampilan,
namun juga mengacu pada perubahan tingkah laku, nilai, dan sikap peserta didik sebagai bekal
menyongsong hari esok dalam kehidupan bermasyarakat terutama saat mereka terjun langsung
dalam dunia kerja.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Visi, Misi, Kompetensi dan Output


1. Visi
Menjadi SMK di Indonesia yang bertaraf International di bidang Desain Komunikasi
Visual yang menciptakan lulusan profesional, penguasa IPTEK yang mampu bersaing
di dunia usahaatau industri yang santun serta berperilaku berlandaskan iman dan
takwa.
2. Misi
a. Meningkatkan sarana praktek yang menunjang pembelajaran
b. Membudayakan pelaksanaan kegiatan spiritual keagamaan di sekolah
c. Menjalin kerja sama yang baik antar stakeholder pendidikan
d. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
e. Mengembangkan kompetensi dalam bidang desain komunikasi visual dan IPTEK
f. Menjadikan Bahasa Asing terutama Bahasa Inggris sebagai budaya di SMK
g. Menumbuhkan budaya disiplin,dan semangat berkompetensi peserta didik
h. Menjalin kerja samadan hubungan baik dengan lembaga, dunia usaha/dunia
i.

industri
Menyiapkan lulusan yang profesional dan siap bekerja/ berwirausaha serta
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

3. Kompetensi
Kompetensi yang diberikan dari bidang Keahlian Desain Komunikasi Visual Indonesia
meliputi :
a. Komputer grafis
b. Fotografi
c. Videografi
d. Desain Media Indoor dan Outdoor
e. Iklan Televisi
f. Post Design
g. Pameran
4. Output
Kurikulum SMK Desain Visual Komunikasi Indonesia nantinya akan menghasilkan
lulusan :
a. Peserta didik menjadi manusia yang produktif, mampu bekerja mandiri, dapat
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha/dunia industri
b. Peserta didik memiliki iman dan taqwa yang baik
c. Peserta didik mampu memilih karir, tekun, dan gigih dalam berkompetensi,
beradaptsi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang
Desain Komunikasi Visual
3

d. Peserta didik mempu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri,
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

B. Desain Program/ Struktur Kurikulum


1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk Sekolah Desain Komunikasi Visual Indonesia
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 : Kompetensi Inti Sekolah


KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI INTI

KELAS X
1. Menghayati dan

KELAS XI
1. Menghayati dan

KELAS XII
1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran

mengamalkan ajaran

mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya.


2. Menghayati dan

agama yang dianutnya.


2. Menghayati dan

agama yang dianutnya.


2. Menghayati dan

Mengamalkan perilaku

Mengamalkan perilaku

Mengamalkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung-

jujur, disiplin, tanggung-

jujur, disiplin, tanggung-

jawab, peduli (gotong

jawab, peduli (gotong

jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran,

royong, kerjasama, toleran,

royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif

damai), santun, responsif

damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan

dan pro-aktif dan

dan pro-aktif dan

menunjukan sikap sebagai

menunjukan sikap sebagai

menunjukan sikap sebagai

bagian dari solusi atas

bagian dari solusi atas

bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan

berbagai permasalahan

berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara

dalam berinteraksi secara

dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan

efektif dengan lingkungan

efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam

sosial dan alam serta dalam

sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai

menempatkan diri sebagai

menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam

cerminan bangsa dalam

cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan

pergaulan dunia.
3. Memahami,

pergaulan dunia.
3. Memahami,

dan menganalisis

menerapkan, dan

menerapkan,

pengetahuan faktual,

menganalisis

menganalisis, dan

konseptual, dan

pengetahuan faktual,

mengevaluasi

prosedural berdasarkan

konseptual, prosedural,

pengetahuan faktual,

rasa ingin tahunya

dan metakognitif

konseptual, prosedural,

tentang ilmu

berdasarkan rasa ingin

dan metakognitif dalam

pengetahuan,

tahunya tentang ilmu

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya,

pengetahuan,

teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dalam

teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

dan humaniora dalam

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan,

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban

kebangsaan,

kenegaraan, dan

terkait

kenegaraan, dan peradaban peradaban terkait penyebab

penyebab fenomena

terkait

fenomena

dan kejadian dalam

penyebab fenomena

dan kejadian dalam

bidang kerja yang

dan kejadian dalam

bidang kerja yang

spesifik untuk

bidang kerja yang

spesifik untuk

memecahkan masalah.

spesifik untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar,

memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar,

4. Mengolah, menalar,

dan menyaji dalam

dan menyaji dalam

menyaji, dan mencipta

ranah konkret dan

ranah konkret dan

dalam ranah konkret

ranah abstrak terkait

ranah abstrak terkait

dan ranah abstrak

dengan pengembangan

dengan pengembangan

terkait dengan

dari yang dipelajarinya

dari yang dipelajarinya

pengembangan dari

di sekolah secara

di sekolah secara

yang dipelajarinya di

mandiri, dan mampu

mandiri, bertindak

sekolah secara mandiri,

melaksanakan tugas

secara efektif dan

dan mampu

spesifik di bawah

kreatif, dan mampu

melaksanakan tugas

pengawasan langsung.

melaksanakan tugas

spesifik di bawah

spesifik di bawah

pengawasan langsung.

pengawasan langsung.

2. Mata Pelajaran dan Beban Belajar


a. Mata pelajaran di SMK Desain Visual Komunikasi Indonesia terdiri dari 2 jenis mata
pelajaran yaitu mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan/kejuruan. Mata
pelajaran wajib mencakup 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24
jam per minggu dan mata pelajaran peminatan/kejuruan dengan beban belajar 24
jam per minggu.
b. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
c. Beban belajar untuk SMK Desain Visual Komunikasi Indonesia adalah 48 jam
pelajaran per minggu. Beban belajar dapat dinyatakan dalam satuan kredit
semester (sks) yang diatur lebih lanjut dalam aturan tersendiri.
d. Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah
kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
e. Kegiatan Ekstrakurikuler SMK Desain Visual Komunikasi Indonesia terdiri dari :
Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, Olahraga (Basket, Futsal, Bulu Tangkis, dan
Sepakbola), Bela Diri (Pencak Silat, dan Taekwondo), Paskibra, Rohis, Seni (Tari,
Teater, dan Musik), Pecinta Alam dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler diadakan
f.

pada setiap hari Sabtu.


Minggu efektif dalam satu semester adalah 18 - 20 minggu dan satu tahun ( dua

semester) adalah 36 - 40 minggu.


g. Hari belajar efektif lima hari (senin-jumat) sedangkan hari sabtu diisi dengan
kegiatan ekstrakurikuler.
h. Rasio peserta didik per kelas adalah 36 siswa.
i. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian
dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK
dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog. Pada SMK Desain
Visual Komunikasi Indonesia Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1); b. Kelompok Mata

Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2); c. Kelompok Mata Pelajaran Paket


Keahlian (C3).

Struktur Kurikulum SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia

KELAS
MATA PELAJARAN

XI

XII

3
2

3
2

3
2

3
2

3
2

3
2

4
4
2

4
4
2

4
4
2

4
4
2

4
4
2

4
4
2

6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya

8
9

2
3

2
3

2
3

2
3

2
3

2
3

4
2

4
2

2
13
3

2
13
3

Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
4
5

Bahasa Indonesia
Matematika
Sejarah Indonesia

Prakarya dan Kewirausahaan


Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan

Kelompok C (Peminatan)
1 Dasar Bidang Kejuruan (Wajib)
1.1 Dasar dasar desain
1.2 Pengetahuan bahan
2 Dasar Kompetensi Kejuruan

2.1 Wawasan Seni dan Desain


2.2 Sketsa dan Gambar
2.3 Simulasi Digital
Kompetensi Kejuruan DKV
3.1 Komputer Grafis
7

KELAS
MATA PELAJARAN

XII

1
-

2
-

1
4
2
4
4
4

2
4
2
4
4
4

1
12
4

2
12
4

48

48

48

48

48

48

3.2 Fotografi
3.3 Sablon (Screen Printing)
3.4 Videografi
3.5 Karya Desain Komunikasi Visual
3.6 Desain Media Indoor dan Outdoor
TOTAL

XI

C. Implementasi Kurikulum
1. Sistem belajar
a. Jadwal KBM dan Daftar Ekstrakulikuler di SMK Desain Komunikasi Visual
Indonesia

Jadwal Kegiatan Belajar dan Mengajar di SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia
Ja

Waktu (WIB)

m
1

07.00 s.d 07.45

Senin
Upacara

Selasa

Rabu

KBM

KBM

Kamis
KBM

Jumat
KBM

Bendera

Sabtu
Ekstra
Kurikule
r

2
3
4

9
10

07.45 s.d 08.30


08.30 s.d 09.15
09.15 s.d 10.00
10.00 s.d 10.15
10.15 s.d 11.00
11.00 s.d 11.45
11.45 s.d 12.30
12.30 s.d 13.15
13.15 s.d 14.00
14.00 s.d 14.45
14.45 s.d 15.30

KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM
KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM

KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM

KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM

KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM

KBM
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM
Istirahat
KBM
KBM
-

11

15.30 s.d 16.15

KBM

5
6
7
8

Daftar Ekstrakurikuler di SMK Desin Visual Komunikasi Indonesia


8

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Pramuka (wajib)
OSIS
Unit Kesenian Sekolah (Tari, Teater, Musik)
PMR
Olahraga (Basket, Futsal, Bulu Tangkis, dan Sepakbola),
Bela Diri (Pencak Silat, dan Taekwondo)
Rohis
Paskibra
Pecinta Alam

b. Pendekatan
Di SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia ini menggunakan empat jenis
pendekatan dalam proses pembelajaran yaitu Pembelajaran E- Learning,
Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning), PAIKEM
(Pembelajaran

Aktif,

Inovatif,

Kreatif,

Efektif,

dan

Menyenangkan)

dan

Pembelajaran Remedial.
Pembelajaran E-learning merupakan sebuah konsep pembelajaran dimana
dalam proses pembelajaran tersebut menggunakan media elektronik dengan
didukung oleh jaringan Internet. Dimana pada pembelajaran E-learning tersebut
peserta didik dapat menggali sumber pengetahuan yang lebih luas dari mana saja,
dan memudahkan siswa dalam proses penyimpanan materi pembelajaran.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL) yaitu konsep
belajar yang mana membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota masyarakat. Proses pembelajaran berlangsung secara alami
dimana siswa tersebut diletakan pada posisi mengalami, bukan menerima
pengetahuan dari guru ke siswa. Jadi, melalui pendekatan kontekstual ini, siswa
diajak untuk mengaitkan suatu kejadian yang pernah ia alami, atau ia temukan
dimasyarakat, lalu ia menghubungkan atau mengaitkannya dengan materi
pembelajaran yang ia sedang pelajari di kelas, kemudian mencari tahu seperti apa
solusinya. Dengan begitu, siswa dapat berpikir secara kritis, aktif dan kreatif.
Pendekatan kontekstual dapat membuat kegiatan belajar mengajar yang ada di
sekolah menjadi lebih menggairahkan dan tidak membosankan.
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
PAIKEM merupakan strategi pembelajaran terpadu yang melibatkan variasi
metode, teknik, media/sumber belajar dan evaluasi hasil belajar. Pembelajaran
aktif adalah pembelajaran yang menuntut guru dapat menciptakan suasana
9

sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan


mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
fikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan
tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja
rasa bosan. Pembelajaran kreatif adalah menekankan kepada bagaimana guru
memfasilitasi kegiatan belajar siswa sehingga suasana belajar siswa kondusif, hal
ini menuntut kreatifitas guru dalam mengemas bahan pelajaran. Dengan
pengemasan pembelajaran yang kreatif siswa juga dapat terangsang untuk
melakukan kegiatan-kegiatan kreatif. Pembelajaran efektif adalah situasi dan
kondisi belajar yang dirancang dan dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efesien, baik tujuan pembelajaran (instruksional effect) maupun
dampak pengiring (nurturrant effect). Pembelajaran menyenangkan adalah
penataan situasi dan kondisi belajar yang mendorong peserta didik untuk belajar
secara optimal serta nyaman.
Pembelajaran remedial merupakan suatu sistem belajar yang dilakukan
untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang dialami siswa dalam belajar,
sehingga dapat mengoptimalisasikan prestasi belajar. Dengan kata lain, kegiatan
perbaikan yang dilakukan merupakan segala usaha yang dilaksanakan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis dan sifat-sifat kesulitan belajar, menemukan faktorfaktor penyebabnya, dan kemudian mengupayakan alternatif-alternatif pemecahan
masalah

kesulitan

belajar

ini,

baik

dengan

cara

pencegahan

maupun

penyembuhan, berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan objektif.


2. Jenis dan Kualifikasi Sumber Daya Manusia
a. Kepala Sekolah
Pendidikan minimal S2 kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi.
Berstatus sebagai guru SMK/MAK dan memiliki sertifikat pendidik sebagai guru
SMK/MAK.
Memiliki sertifikat Kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan pemerintah bagi PNS.

b. Guru / Pendidik.

10

Pendidikan minimal D-IV/S1 program studi yang

sesuai

dengan mata

pelajaran yang diajarkan/diampu dan diperoleh dari program studi yang


terakreditasi.
c. Tenaga Administrasi
1) Kepala Administrasi
Pendidikan minimal S1 program studi yang relevan dengan pengalaman
kerja 4 tahun/D3 dengan pengalaman kerja 8 tahun.
Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah bagi PNS.
2) Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
Pendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK ( Bagi sekolah yang jumlah
pendidik dan tenaga kependidikannya minimal 50 orang).
3) Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan
Pendidikan minimal lulusan SMK/MAK program studi yang relevan atau
SMA/MA dan memiliki sertifikat yang relevan.
4) Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana
Pendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.
5) Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Pendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan
dapat diangkat bila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 rombel.
6) Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan
Pendidikan minimal lulusan SMK/MAK program studi yang relevan.
7) Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
Pendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan
dapat diangkat bila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 rombel.
8) Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Pendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan
dapat diangkat bila sekolah/madrasah memiliki minimal 12 rombel.
d. Petugas Layanan Khusus
1) Penjaga Sekolah : Pendidikan minimal lulusan SMP/MTs.
2) Tukang Kebun : Pendidikan minimal SMP/MTs dan diangkat apabila luas lahan
kebun sekolah/madrasah minimal 500 m.
3) Tenaga Kebersihan : Pendidikan minimal lulusan SMP/MTs.
4) Pengemudi : Pendidikan minimal SMP/MTs dan memiliki SIM yang sesuai dan
diangkat bila sekolah memiliki kendaraan roda empat.
5) Pesuruh : Pendidikan minimal SMP/MTs.
e. Tenaga Perpustakaan
1) Kepala Perpustakaan
Harus ada di sekolah/madrasah yang mempunyai tenaga perpustakaan
lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari 6 rombel serta memiliki koleksi
minimal 1000 judul materi perpustakaan.
Kepala Perpustakaan yang melalui jalur Pendidik harus memenuhi syarat:
Pendidikan minimal D4/S1, memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan
11

perpustakaan dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah, masa kerja


minimal 3 tahun.
Kepala Perpustakaan yang melalui jalur Tenaga Kependidikan harus
memenuhi salah satu syarat berikut : Pendidikan minimal D2 Ilmu
Perpustakaan dan informasi bagi pustakawan dengan masa kerja minimal
4 tahun, Pendidikan minimal D2 non-Ilmu Perpustakaan dan Informasi
dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan dari lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja minimal 4 tahun.
2) Tenaga Perpustakaan
Setiap sekolah/madrasah memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga
perpustakaan yang berpendidikan minimal SMA atau yang sederajat dan
f.

bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan.


Tenaga Konselor
Penyelenggara pendidikan apabila memperkerjakan

konselor

wajib

menerapkan standar kualifikasi : Pendidikan minimal S1 program studi


Bimbingan dan Konseling dan program Pendidikan Profesi Konselor.
g. Tenaga Laboratorium
1) Kepala Laboratorium
Jalur Guru
Pendidikan minimal S1, Berpengalaman 3 tahun sebagai pengelola
Praktikum.
Memiliki sertifikat sebagai kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi/lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
Jalur Laboran/teknisi
Pendidikan minimal D3,
berpengalaman minimal 5 tahun sebagai
laboran/teknisi.
Memiliki sertifikat kepala laboratorium Sekolah/Madrasah dari perguruan
tinggi/lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2) Teknisi Laboratorium Sekolah
Pendidikan minimal D2 yang relevan dengan peralatan Laboratorium, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Memiliki sertifikat teknisi Laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan
3)

tinggi/lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.


Laboran Sekolah
Pendidikan minimal D1 yang relevan dengan jenis laboratorium yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Memiliki sertifikat Laboran sekolah dari perguruan tinggi yang ditetapkan
oleh pemerintah.

3. Sarana dan Prasarana


a. Prasarana
12

18 ruang kelas
1 ruang kepala sekolah
1 ruang wakil kepsek
1 ruang guru
1 ruang tata usaha
1 ruang BK
1 ruang OSIS
1 ruang UKS
3 ruang ekstrakurikuler
1 ruang aula
1 ruang Lab Bahasa
1 ruang gudang
Kantin dan Koperasi
1 Masjid
Lahan Parkir
Lapangan Olahraga
2 Lab Komputer
Pos Keamanan
4 toilet siswa
2 toilet guru
Ruang Praktik
3 Ruang laboratorium
Ruang Perpustakaan
b. Sarana
25 LCD dan Proyektor
Komputer 36 unit
Peralatan Olahraga
ATK
Meja dan Kursi Siswa
Meja dan Kursi Guru
Whiteboard 25 buah
Sound system
Peralatan Lab Bahasa
Peralatan Praktikum
Peralatan Laboratorium
D. Sistem Evaluasi
1. Tes Tertulis : Penilaian melalui pemberian soal untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik menguasai materi yang telah diberikan selama setengah semester, satu semester,
dan selama 3 tahun. Soal tes tertulis dapat berupa essay, pilihan ganda, menjodohkan,
atau memilih benar atau salah.
2. Tes Lisan : Pengujian terhadap penguasaan materi dari peserta didik dengan cara
menjelaskan, mendemonstrasikan, atau mempresentasikan materi yang telah mereka
pelajari dihadapan guru, teman sekelas, atau keduanya.

13

3. Non Tes : Penilaian yang mencakup aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik


(keterampilan), dan afektif (nilai dan sikap) peserta didik. Bentuk dari penilaian non tes
yaitu penilaian kelas. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilakukan secara terpadu
dengan

proses

pembelajaran

yang

menggunakan

multimetode,

menyeluruh,

berkesinambungan sehingga mampu mendorong peserta didik untuk lebih berprestasi.


Penilaian kelas disebut juga penilaian otentik, penilaian alternatif, atau penilaian kinerja
yang dilakukan secara menyeluruh yakni menyangkut seluruh ranah kemampuan dan
berkesinambungan sehingga mampu mendorong peserta didik untuk lebih berprestasi.
4. Ujian Praktik : Pengujian keterampilan yang telah dimiliki peserta didik setelah
menempuh rangkaian kegiatan praktikum dan pembelajaran selama setengah semester
atau satu semester.
5. Portofolio : Kumpulan hasil kerja dari peserta didik selama di sekolah dalam kurun
waktu satu semester untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengisian rapor.
6. Penilaian Diri : Pengamatan yang dilakukan oleh guru terhadap perilaku peserta didik
selama di sekolah. Penilaian ini dapat digunakan oleh guru sebagai acuan dalam
pengisian nilai afektif bagi seorang peserta didik dalam buku rapor.

BAB III
PENUTUP
14

A. Kesimpulan
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Desain Komunikasi Visual Indonesia ini
menitikberatkan pada program-program ilmu teknologi dan desain komunikasi visual
pembelajaran tanpa mengesampingkan IMTAQ serta IPTEK dengan tetap memperhatikan
dan mempertahankan kelestarian budaya Indonesia agar tidak terkikis oleh zaman,
sehingga mampu menghasilkan peserta didik yang tidak hanya profesional dalam
penggunaan, pengelolaan, dan penciptaan produk desain media komunikasi visual komersil
maupun sosial yang berkualitas serta mampu bersaing dengan para kompetitor pada level
dunia.
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia ini
akan mampu merubah peserta didik tidak hanya sebatas ilmu pengetahuan dan
keterampilan, namun juga mengacu pada perubahan tingkah laku, nilai, dan sikap peserta
didik sebagai bekal menyongsong hari esok dalam kehidupan bermasyarakat terutama saat
mereka terjun langsung dalam dunia kerja. SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia
menggunakan 4 jenis pendekatan dalam proses pembelajaran yaitu Pembelajaran
Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning), PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Pembelajaran Remedial, dan Pembelajaran ELearning.
Keberhasilan implementasi dari kurikulum SMK Desain Komunikasi Visula Indonesia
sangat bergantung kepada seluruh stakeholder yang terlibat khususnya seorang guru yang
dituntut dapat menggunakan media dan metode yang bervariasi dalam proses
pembelajaran untuk menghasilkan output-output yang berkompeten dan beretika dalam
bidang teknologi kesehatan. Ketersediaan sarana dan prasarana yang up to date, relevan
dan faktual dengan materi pembelajaran juga sangat mempengaruhi pencapaian tujuan dari
sekolah SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia ini, karena apabila sarana dan
prasarananya memadai maka akan mempermudah dan meningkatkan kinerja dari para
pendidik dan tenaga pendidik dalam menghasilkan output-output sekolah yang berkualitas.
Penggunaan sistem evaluasi yang relevan dan bervariatif dapat menjadi alat tolak
ukur bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas output dari pendidikan kesehatan
serta sebagai alat introspeksi yang digunakan oleh para guru untuk menilai aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif dari peserta didik selama mereka bersekolah.
B. Saran
Implementasi dari kurikulum SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia ini
membutuhkan para SDM yang berkualitas dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana
yang memadai untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, serta penentuan sistem
15

evaluasi yang relevan dengan program pembelajaran yang dilaksanakan oleh pihak
sekolah.
Kurikulum SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia ini menuntut peserta didiknya
agar dapat menggambar, merancang, membuat dan menghasilkan produk media
komunikasi visual yang komersil maupun sosial melalui media dan metode pembelajaran
yang relevan, kreatif, dan inovatif sehingga peserta didik dapat dengan mudah menyerap
dan menguasai materi yang diberikan. Kurikulum SMK Desain Komunikasi Visual Indonesia
ini takkan berhasil tanpa adanya kerjasama dan komunikasi yang baik diantara para
stakeholder yang terlibat dalam penerapan kurikulum ini. Penerapan Kurikulum ini
diharapkan mampu menjalin kemitraan antara sekolah dengan dunia industri.

16

Anda mungkin juga menyukai