Anda di halaman 1dari 17

1.

Pengertian Pendidikan Agama Islam


Dalam peraktek sehari-hari orang sering kali
mencampur adukan antara pengertian pengajaran dan
pendidikan atau mengajar dan mendidik agama.
Sebenarnya keduanya memiliki pengertian yang berbeda,
walaupun terdapat hubungan yang erat. Menurut
Sardiman (1987:52) kalau dilihat dari asal katanya,
antara mengajar dan mendidik memiliki arti yang sedikit
berbeda. Mengajar itu cenderung kepada penanaman atau
penyampaian pengetahuan kepada anak didik, sedangkan
mendidik cenderung sebagai upaya pembinaan pribadi,
sikap mental dan akhlak anak didik.
Dengan demikian pengajaran agama hanya
berorientasi pada penanaman ilmu pengertian agama,
bukan jadi orang yang taat beragama. Sedangkan kalau
pendidikan agama, orientasinya adalah pembentukan
pribadi muslim yang taat, berilmu pengetahuan dan
beramal shalih (Zuhaerini, 1987:27). Adapun rumusan
pengerian Pendidikan Agama Islam menurut Zuhaerini
(1987:27) adalah usaha-usaha secara sistematis dan
pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka
hidup sesuai dengan ajaran Islam. Kemudian Zakiah
Daradjat (1992:86) mengemukakan tiga pengertian
tentang Pendidikan Agama Islam, yaitu:
a.
Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak
setelah selesai pendidikan dapat memahami, dan
mengamalkan
ajaran
agama
Islam
serta
menjadikannya sebagai padangan hidup (way of life).
b.
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang
dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

c.

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan


dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik
agar nantinya selesai dari pendidikannya dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaranajaran agama Islam yang telah diyakini secara
menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu
sebagai suatu pandangan hidup demi keselamatan dan
kesejahteraan di dunia dan di akhirat nanti.
Sedangkan menurut rumusan Dirjen
Kelembagaan Agama Islam (Depag, 1994:1)
Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar
untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan
antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional. Jadi kesimpulannya
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dari
pendidikan terhadap perkembangan fisik dan psikis
anak didik sesuai dengan ajaran Islam menuju
terbentuknya kepribadian muslim yang utuh.

2. Landasan Pendidikan Agama Islam


1.

Landasan Yuridis/ Perundang-Undangan

Semangat keagamaan setelah bangsa Indonesia merdeka


dari penjajahan, tercermin dalam batang tubuh UUD 1945,
dalam alinea ketiga dan keempat. Dan sila pertama falsafah
Negara Republik Indonesia (Pancasila), yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa. Berdasarkan konstitusional terdapat dalam UUD
1945 Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2. Sedangkan berdasarkan
operasionalnya terdapat dalam Tap MPR No.IV/MPR/1973
yang diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap.
MPR No. II/MPR 1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara yang pada intinya bahwa pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam secara langsung masuk dalam kurikulum
sekolah-sekolah formal, mulai dari Sekolah Dasar hingga
perguruan tinggi.
Landasan perundang-undangan sebagai landasan hukum
positif keberadaan PAI pada kurikulum sekolah sangat kuat
karena tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas Bab V Pasal 12 ayat 1 point bahwasannya setiap
peserta didik dalam setiap satuan pendidikan berhak:
mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.

Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dalam


UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional,
Bab X Pasal 36 ayat 3 bahwasannya kurikulum disusun sesuai
dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan
iman dan taqwa. Dan pasal 37 ayat 1, bahwasannya kurikulum
pendidikan

dasar

dan

menengah

wajib

memuat:

(a)

pendidikan agama. Dengan merujuk beberapa pasal dalam


UUSPN No. 20/2003, maka semakin jelaslah bahwa
kedudukan PAI pada kurikulum sekolah dari semua jenjang
dan jenis sekolah dalam perundang-undangan yang berlaku
sangat kuat.
Dalam PP No 19 Thn 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada Pasal 6 ayat 1 dijelaskan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok
mata pelajaran estetika; kelompok mata pelajaran jasmani,
olah raga, dan kesehatan.

Selanjutnya pada pasal 7 ayat 1 dijelaskan bahwa


kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada
SD/MI/SDLB/Paket

A,

SMP/MTs/SMPLB/Paket

B,

SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain


yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan
teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Dari beberapa landasan perundang-undangan di atas
sangat jelas bahwa pendidikan agama merupakan salah satu
mata pelajaran yang wajib ada di semua jenjang dan jalur
pendidikan. Dengan demikian, eksistensinya sangat strategis
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional secara
umum.
2.

Landasan Filosofis

Dalam aspek filosofis pendidikan agama Islam telah


memberikan

landasan

filosofis

antara

lain

secara

epistimologis dan aksilogis.


Pendidikan Agama Islam pada taran filosofis adalah
kajian filosofis terhadap hakekat pendidikan agama Islam
yang dibahas dalam bidang ilmu filsafat pendidikan Islam,
yang dibahas secara mendalam, mendasar, sistematis, terpadu,
logis, menyeluruh serta universal yang tertuang atau tersusun

ke dalam suatu bentuk pemikiran atau konsepsi sebagai suatu


sistem.
Pendidikan Agama Islam pada tataran epistimologis ialah
kajian ilmiah terhadap konsep dan teori Pendidikan Islam
yang dibahas dalam bidang ilmu pendidikan Islam yang
membahas tentang seluk-beluk pendidikan Islam
Pendidikan Agama Islam pada tataran aksiologis
sebagaimana Muhaimin mengutip dari Tafsir (2004), ialah
pendidikan agama Islam (PAI) yang dibakukan sebagai nama
kegiatan mendidik agama Islam. PAI sebagai mata pelajaran
seharusnya dinamakan Agama Islam, karena yang diajarkan
adalah agama Islam, bukan pendidikan agama Islam. Namun
kegiatannya atau usaha-usaha dalam mendidikan agama Islam
disebut sebagai PAI. Karena pendidikan ini ada pada dan
mengikuti setiap mata pelajaran. Karena pada tataran
aksiologis, realitas keberadaan pendidikan agama Islam di
sekolah umum di Indonesia dilaksanakan di bawah kontrol
kebijakan politik pemerintah, maka tujuan pendidikan agama
Islam dirancang oleh pemerintah untuk mencapai tujuan dan
cita-cita

bangsa

perkembangan

Indonesia

kebutuhan

yang

disesuaikan

sosio-politik

dan

dengan
dinamika

perkembangan

budaya

dan

keberagamaan

masyarakat

Indonesia.
3. Pendidikan PAI di Perguruan Tinggi
Kedudukan pendidikan agama, secara kurikuler,
mungkin terdapat perbedaan pendapat atau nuansa,
meskipun pada dasarnya hampir di seluruh perguruan
tinggi, agama merupakan mata kuliah yang tergabung
dalam rumpun mata kuliah umum atau stadium general.
Pengelompokan mata kuliah agama dalam rumpun
tersebut dipandang sebagai salah satu mata kuliah yang
memberikan pembinaan dasar kepada mahasiswa sebagai
manusia. Dengan perkataan lain, mata kuliah tersebut
merupakan salah satu mata kuliah yang dipersiapkan
untuk peembinaan aspek manusiawinya. Sebagai lulusan
perguruan tinggi, seseorang diharapkan menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab, terutama dalam
memanfaatkan ilmunya demi kesejahteraan manusia atas
dasar keyakinannya terhadap suatu kebenaran, dan yang
dibuktikannya dengan menggunakan akal dan rasa yang
kemudian dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam bentuk karsa, sikap, dan karya sebagai
pancaran iman, akhlaqul karimah, dan amal saleh.

Idealnya, PAI, juga agama-agama lain, menempati


posisi kunci, terintegrasikan secara fungsional dengan
berbagai disiplin ilmu atau bidang studi dan berperan
menentukan kelulusan. Namun dalam kenyataanya, PAI
masih menempati posisi pinggiran, teralienasi, dan tidak
menentukan kelulusan. Selain itu, mata kuliah PAI
bukanlah mata

kuliah keahlian, tetapi ia hanya

merupakan mata kuliah umum yang bersifat melayani


dan tidak berpengaruh dalam menentukan kelulusan
kesarjanaan.

4. Visi Misi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Visi Pendidikan Agama Islam adalah Terwujudnya


Keagamaan dan Terbinanya Keberagamaan Peserta didik yang
Sempurna (Kaffah).
Misi Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
1.
Membentuk peserta didik yang memiliki iman yang
fungsional dan berkesinambungan dalam beribadah kepada
Allah SWT
2.
Membekali peserta didik yang mempunyai etos kerja yang
Islami dan membentuk kepribadian yang berakhlakul karimah
3.
Menumbuhkan suasana keagamaan di sekolah yang Islami,
dilandasi toleransi dan kedamaian yang hakiki
Pembentukan karakter melalui PAI yang berlandaskan
pada akhlak mulia menjadi core sebagai seorang yang Islam
dan warga negara yang bertanggung jawab terhadap bangsa
kaena tujuan utama pembelajaran PAI adalah membentuk
peserta didik yang beragama secara kaffah dalam seluruh
sendi kehidupan.
Namun pada kenyataannya, dalam masa yang cukup
panjang, pendidikan Islam di Indonesia berada di
persimpangan jalan antara mempertahankan tradisi lama dan
mengadopsi perkembangan baru. Upaya mempertahankan
sepenuhnya tradisi lama berarti status quo yang
menjadikannya terbelakang meskipun memuaskan secara
emosional dan romantisme dengan identitas pendidikan Islam
masa lalu. Sementara itu, mengadopsi perkembangan baru
begitu saja berarti mengesampingkan akar sejati dan nilai
autentik dari sejarah pendidikan Islam, walaupun berhasil
memenuhi keperluan pragmatis untuk menjawab tantangan
sesaat dari lingkungan sekitarnya. Situasi ini tercermin dalam
kebingungan, maju mundur dan ketidak jelasan arah dan
tujuan modernisasi pendidikan Islam selama ini (Husni
Rahim: 2001).

Jalan keluar dari situasi di atas menuntut adanya


penegasan visi Pendidikan Agama Islam sehingga tidak
tergoda oleh tarikan-tarikan ekstrim, tetapi mampu mengelola
berbagai kecenderungan yang tersedia secara responsif dan
tuntas. Visi itu ditempatkan sebagai pemandu yang menjamin
konsistensi pendidikan Agama Islam dalam konteks
perubahan dan dinamika yang terjadi dalam dirinya secara
terus menerus. Kerangka visi pendidikan Agama Islam itu
harus dibangun dengan mempertimbangkan sumber
nilai/ajaran Islam, karakter esensial dari sejarah pendidikan
Islam, dan rumusan tantangan masa depan. Dengan kata lain,
visi pendidikan Islam masa depan adalah terciptanya sistem
pendidikan yang Islami, populis, berorientasi mutu, dan
kebhinekaan (Husni Rahim: 2001).
Pendidikan Islam mempunyai tujuan untuk membentuk
manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap dan percaya
pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat. Sedangkan
manusia muslim yang dimaksud adalah pribadi-pribadi
muslim yang mempunyai keseimbangan yang dapat
mengintegrasikan kesejahteraan kehidupan di dunia maupun
kebahagiaan kehidupan di akhirat, dapat menjalin hubungan
kemasyarakatan yang baik dengan jiwa sosial yang tinggi,
mengembangkan etos taawun dalam kebaikan dan taqwa.
Keberhasilan dari suatu sasaran yang diinginkan, sangat
ditentukan oleh arah atau pedoman yang harus ditempuh,
tahapan, sasaran, serta sifat dan mutu kegiatan yang
dilakukan. Oleh karena itu kegiatan tanpa disertai tujuan,
menyebabkan sasaran menjadi kabur dan tidak jelas,
akibatnya program dan kegiatan menjadi acak-acakan.
Sepanjang sejarah manusia, agama mempunyai fungsi
tertentu dalam kehidupannya. Agama bukan suatu keyakinan
yang intelektual semata, melainkan lebih dari suatu cara
hidup. Cara yang terkandung norma-norma moral dan

keseluruhan aturan hidup manusia. Agama bukan hanya


mengenai kebenaran, namun juga mengenai perasaan dan
seluruh suasana hidup manusia.
Agama adalah suatu
kebutuhan dasar manusia.
Dengan demikian, dalam menanamkan nilai-nilai agama
perlu adanya pendidikan agama kepada manusia sejak masa
kanak-kanak karena akan memberi ketahanan batin dalam
menempuh kehidupannya. Di seluruh dunia, sebagian besar
pendidikan agama secara umum bisa dikatakan, membantu
individu memahami banyak pelajaran yang mungkin pada
mulanya tampak seperti seperangkat aturan dan larangan yang
tideak berarti apa-apa. Misalnya, dalam mencapai tujuan
agama, yakni kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.
Dalam hal ini manusia dianjurkan untuk melaksanakan ajaran
agama seperti melaksanakan Ibadan, membaca kitab suci,
berdoa, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih
muda, menahan diri dari perbuatan jahat dansebagainya. Juga
untuk menjauhi larangannya seperti tidak berbuat kejahatan
yang merugikan orang lain, tidak mengkonsumsi barang yang
merusak fisik, tidak berbohong, dan sebagainya. Jika hal
tersebut dilakukan oleh manusia, maka perkembangan
sosialnya bukan hanya terarah secara psti tetapi juga konsisten
dengan suara hatinya (Elizabeth K. Nottingham: 1985).
Namun demikian perlu kiranya dikemukakan, bahwa
pendidikan agama Islam harus dilakukan secara kritis,
sehingga agama tidak hanya sebagai pegangan hidup, namun
juga sebagai pemacu hidup. Selain itu pemaknaan agama
hendaknya tidak dilakukan dalam kaitan perspektif waktu
yang sempit, akan tetapi menjangkau kurun waktu mendatang.
Di samping itu juga agama tidak hanya ditempatkan dalam
posisi over protective terhadap umatnya, dalam arti terlalu
menonjol larangan-larangan semata. Dengan demikan agama
juga diharapkan berfungsi untuk mendewasakan manusia

dalam kehidupan beragamanya. Artinya dalamnmenjalankan


kewajiban agama dan menjauhi laranagannya dilakukan
secara sadar, tulus dan semata-mata karena cinta pada Allah
sebagai khaliqnya. Dengan demikian agama akan berfungsi
sebagai jalan dan panduan hidup manusia yang akan selalu
dijadikan acuan secara konsisten dalam keadaan apapun dan
di manapun.

5. Tujuan Tridarma Pendidikan Agama Islam


Tujuan dari tridarma pendidikan agama islam yaitu:

(1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat


yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan agama Islam, IPTEK dan seni
yang bernafaskan Islam.
(2)

Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan


agama Islam, IPTEK dan seni yang bernafaskan Islam, serta
mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

(3)

PAI di PTU bertujuan membantu terbinanya sarjana yang


beragama, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur berpikir filosofis, bersikap
rasional dan dinamis, berpandangan luas, dan menghargai
antara umat beragama dalam mengabdikan ilmu teknologi
serta seni untuk kepentingan nasional.

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. INES LEORIESGO (1511121002)
2. MEYLINDRI PRATIWI PUTRI (1511121004)
3. SRI YUNI DEWI (1511121006)
4. MUHAMMAD FIKRI (1511121008)
DOSEN PEMBIMBING : MURSAL SAH.Drs.H..M.Ag
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN AJARAN :2015/2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis
ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya

dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul


Pendidikan Agama Islam. Makalah ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini
belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan
saran sangat penulis harapkan dari pembaca agar
mencapai kesempurnaan. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Padang, 20 Agustus 2015

Penulis

DAFTAR PUSTAKA
Albone,Abd Azis,2009,Multikulturalisme,Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama,Jakarta.
Anonimus,Pedoman Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggu Umum.Jakarta:Departemen
Agama RI.

Feisal,Jusuf A,1995,Reorientasi Pendidikan


Islam,Buku Andalan,Jakarta.
Feisal,Jusuf A,1978,Peranan dan Tugas
Perguruan Tinggi,Bandung,Pikiran Rakyat.
Matubu,2002,Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi Umum,Perpustakaan
Nasional,Jakarta.
Ahmad,Rais,2002,Visi Misi dan Strategi
Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum,Perputakaan Nasional,Jakarta.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi

ii

Pengertian Pendidikan Agama Islam.

Landasan Pendidikan Agama Islam...

Pendidikan PAI di Perguruan Tinggi.

Visi Misi dan Tujuan PAI..

Tujuan Tridarma PAI.

13

Daftar Pustaka

17

Anda mungkin juga menyukai