ii
ABSTRAK .....................................................................................................
iii
ABSTRACT .................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................4
1.4.1. Manfaat Teoritis...........................................................................................4
1.4.2. Manfaat Praktis............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diplomasi............................................................................................................4
2.1.1. Diplomasi Publik..........................................................................................4
2.3. Kerangka Pemikiran........................................................................................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian...............................................................................................4
3.2. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................4
3.3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.................................................................4
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Data Set Peneliti........ 4
Tabel 3. 2 Pedoman Wawancara................................................................................... 4
Tabel 3. 3 Jadwal Kegiatan Penelitian........................................................................ 34
Tabel 4. 1 General Informaton................................................................................... 54
Tabel 4. 2 List Of Bilateral Treaties To Which Indonesia Is A Party........................ 58
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.... 23
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MoFA.................................................................. 39
Gambar 4.2 Organisasi Departemen Diplomasi Publik, MoFA Japan................... 41
Gambar 4.3 Logo JICE........................................................................................... 46
Gambar 4.4 Logo Japan Foundation....................................................................... 47
Gambar 4.5 Pencapaian Japan Foundation............................................................. 52
Gambar 4.6 Map of Japan...................................................................................... 53
Gambar 4.7 Jumlah Mahasiswa Indonesia di Jepang............................................. 60
Gambar 4.8 Jakarta-Japan Matsuri......................................................................... 63
Gambar 4.9 Kunjungan ke Daerah Semboku dan Bertemu Walikota.................... 69
Gambar 4.10 Host Family Salah Satu Peserta JENESYS Asal Indonesia............. 71
Gambar 4.11 Peserta Asal Indonesia Mencoba Kereta Shinkansen....................... 72
Gambar 5.1 Press Release JENESYS Kedubes Jepang di Indonesia..................... 81
Gambar 5.2 Blog Alumni JENESYS...................................................................... 84
Gambar 5.3 Salah Satu Contoh Action Plan Peserta JENESYS............................. 85
Gambar 5.4 Delegasi Peserta Jepang di Sulawesi Utara......................................... 88
ix
DAFTAR SINGKATAN
EAS
JASSO
JENESYS
JICE
MEXT
MoFA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
xi
BAB I
PENDAHULUAN
kebijakan luar negeri suatu Pemerintah dalam mempengaruhi kebijakan dan sikap
Pemerintah negara lain.2
Diplomasi sebenarnya sudah lama terjadi diantara negara-negara dunia dan
terus berkembang sampai saat ini seiring dengan perkembangan zaman. Thucydides
salah seorang tokoh asal Yunani mengatakan bahwa diplomasi sebenarnya sudah lama
ada. Yunani merupakan salah satu aktor awal dari diplomasi itu sendiri. Di era
romawi telah dikenal kebiasaan memberikan penyambutan dalam penerimaan misimisi dari negara tetangga. Selain itu ada pula perjanjian yang mengatur pola
hubungan diplomatik yang terjadi.3
Seiring perkembangan yang ada, proses diplomasi tidak hanya menyangkut
G R Berridge, Diplomacy : Theory and Practice, (London : Prentice Hall Harvester Wheatsheaf,
1995), hal 1
2
Sumaryo Suryokusumo, Praktik Diplomasi, (Jakarta: STIH IBLAM, 2004), hal.1
3
Sanwani Nasution, Pengantar ke Hukum Internasional Dalam Hubungan Diplomatik, (Medan :
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 1980), hal 1
kegiatan politik yang terfokus pada negara saja namun sudah berkembang merambah
berbagai aspek atau bisa dikatakan sudah bersifat multi-dimensional. Isu-isu yang
berfokus pada negara itu bukannya tidak ada lagi saat ini, tapi kemunculan isu-isu
lain seperti budaya, lingkungan, pariwisata, terorisme, kesehatan, dan hak asasi
manusia juga menjadi fokus dan perhatian dari diplomasi itu sendiri4
Salah satu faktor yang berperan penting dalam memicu evolusi dari diplomasi
tradisional menjadi seperti saat ini yang bersifat multi dimensional adalah
Globalisasi.5 Globalisasi telah membuat dunia menjadi tanpa batas dan telah
menumbuhkan iklim ketergantungan yang kental dalam hubungan internasional.
Dalam pola hubungan seperti ini, aktor yang berperan tidak hanya pemerintah, tetapi
juga berbagai organisasi internasional, perusahaan multinasional (MNC), dan
individu.
Selain bervariasinya aktor, negara sebagai aktor utama juga menggunakan
cara-cara lain selain diplomasi resmi dengan pengiriman utusan atau kunjungan
kepala negara. Beragam cara ini dihasilkan sebagai alternarif dari diplomasi
tradisional yang dipengaruhi oleh perubahan zaman . Cara-cara tidak konvensional
ini, dalam ranah hubungan internasional terus berkembang dan memegang peranan
penting.
Diplomasi publik merupakan salah satu bentuk baru dari diplomasi.
Diplomasi publik secara langsung mengarah pada individu tanpa harus melalui
negara. Melalui diplomasi publik ini masyarakat secara langsung menjadi target
4
T May Rudy, Hubungan Internasional Kontemporer & Masalah - Masalah Global, (Bandung ; PT
Refika Aditama, 2003) hal 1
5
Globalisasi merupakan proses peningkatan interaksi atau hubungan antar masyarakat ke dalam satu
bagian besar dunia global yang menimbulkan efek terhadap orang-orang yang jauh sekalipun.
sekaligus aktor yang memegang peranan penting. Dengan terlibat secara langsung,
maka tujuan yang terkandung dalam proses diplomasi tersebut akan menjadi lebih
efektif.
Dalam penerapannya, menurut Joseph Nye diplomasi publik memiliki tiga
dimensi yaitu Komunikasi sehari-hari, Komunikasi strategis, dan Komunikasi Jangka
panjang.6 Ketiga dimensi ini mewakili apa yang menjadi tujuan dan proses dari
diplomasi publik itu sendiri. Melalui tiga dimensi ini maka pelaksanaan sebuah
diplomasi publik dapat dikaji. Tiga dimensi publik Joseph Nye mengkaji suatu
kegiatan diplomasi publik dilihat dari kerangka waktu dan tujuan yang ingin dicapai.
Dewasa ini, Jepang merupakan salah satu negara paling maju di Asia dengan
beragam kelebihan di berbagai bidang. Jepang dikenal sebagai Negara industri yang
memiliki ekonomi kuat7. Dengan penguasaan teknologi yang canggih, Jepang mampu
mengembangkan industri otomotif dan manufaktur lainnya yang mampu menguasai
pasar dunia.8 Kekuatan ekonomi Jepang tersebut telah menjadikan Jepang sebagai
negara yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia.9
Walau sudah dikenal memiliki kekuatan ekonomi yang kuat, Jepang merasa
perlu untuk memperkenalkan diri kepada dunia internasional lebih dalam lagi. Hal ini
6
Joseph S Nye, Soft power: The Means to Succes In World Politics, (New York:Public Affairs, 2004)
hal.107-110
7
"Ekonomi Dan Industri." Kedutaan Besar Jepang Di Indonesia. Diakses pada September 16, 2015.
http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_15.html.
8
Louis Ross. "Japan's Successful High-Tech Industrial Policy." Japan Inc, Business-PeopleTechnology. Diakses pada September 16, 2015.
http://www.japaninc.com/cpj/magazine/issues/1997/mar97/hightech.html.
9
"Japan: Economy." GlobalEDGE: Your Source for Global Business Knowledge. Diakses pada
September 16, 2015. http://globaledge.msu.edu/countries/japan/economy.
berguna sebagai cara untuk menunjukan pada dunia internasional bahwa Jepang
adalah negara yang bersahabat. Dengan citra Jepang yang baik di kancah
internasional maka hal itu akan menjadi manfaat dalam hubungannya dengan negaranegara lain di dunia.
Salah satu cara yang dipilih Jepang untuk memperkenalkan dirinya kepada
dunia internasional adalah melalui program pertukaran pelajar, dari pendidikan
formal sampai program pendidikan singkat berupa summer course. Program
pertukaran pelajar muncul sebagai salah satu cara yang dipandang efektif untuk
mewujudkan tujuan dua negara yang ingin meningkatkan hubungan bilateralnya
menjadi lebih dekat lagi. Dengan hubungan yang semakin dekat diharapkan dapat
mendatangkan keuntungan lebih lanjut di masa depan nanti.
Adapun program pertukaran pelajar yang paling terkenal adalah monbusho.
Monbusho merupakan sebuah program beasiswa dibawah naungan Ministry of
Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) dengan bekerja sama
dengan Ministry of Foreign Affairs (MoFA). 10 Program ini sangat popular karena
menawarkan kesempatan untuk tinggal minimal selama setahun di Jepang.
Kelemahan dari program ini adalah sulitnya untuk mendapat beasiswa lewat program
ini dikarenakan tingkat kompetisi yang sangat berat. Program yang dimulai tahun
1954 ini juga memiliki persyaratan yang cukup sulit ditembus: tingkat penguasaan
bahasa Jepang yang cukup tinggi.
Dibalik semua kelebihan dan kekurangan yang ada tidak membuat pemerintah
Jepang memberikan perhatian penuh terhadap program Monbusho. Program yang
10
"JENESYS Programme." The Japan Foundation -. Diakses pada September 16, 2015.
http://www.jpf.go.jp/e/project/intel/archive/JENESYS/.
12
"Start of the Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS)
Programme" MOFA. Diakses pada September 16, 2015.
http://www.mofa.go.jp/announce/announce/2007/5/1173651_826.html.
kelanjutan dari program JENESYS sebelumnya yang diadakan pada tahun 20072012.13 Diharapkan program pertukaran pemuda ini dapat dijalankan sebagai salah
satu kebijakan penting dalam hubungan diplomatik kepada negara tetangga. Program
ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu mengundang pelajar asing, mengirimkan pelajar
Jepang ke luar negeri, dan program pertukaran pelajar.
Penelitian ini difokuskan untuk meneliti program tipe pertama. Dalam tipe ini,
pelajar-pelajar undangan akan berkunjung ke Jepang selama sekitar 10 hari, dan
mendapat kuliah tentang kebudayaan Jepang, serta kesempatan untuk tinggal di
keluarga Jepang selama dua hari. Di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang
telah disiapkan untuk para peserta sehingga mereka dapat menangkap informasi yang
ingin disampaikan melalui program diplomasi publik ini.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut secara rinci teridiri dari14 :
a) Kunjungan kehormatan ke pemerintah daerah, kunjungan industri
lokal, warisan dunia dan obyek wisata
b) Kunjungan ke perusahaan Jepang yang bertujuan pula sebagai
c)
d)
e)
f)
"JENESYS 2.0." Ministry of Foreign Affairs of Japan. Diakses pada July 9, 2015. <
http://www.mofa.go.jp/region/page24e_000001.html >
14
"Garis Besar Dan Tujuan JENESYS 2.0." Storify. October 30, 2014. Diakses pada November 15,
2015. https://storify.com/JENESYSGroupA/mengenal-program-JENESYS-2-0.
M Iokibem, The Diplomatic History of Postwar Japan, (Tokyo : Yuuhikaku Arma, 2010), hal. 218.
"Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang 2008." Diakses pada September 16, 2015.
http://www.id.emb-japan.go.jp/ijff_apa_id.html.
16
itikad baik dari Jepang untuk mengganti kerugian yang diakibatkan oleh Jepang di
Indonesia semasa perang dahulu. Sejak tahun 1958 kedua negara terus meningkatkan
intensitas kerjasama yang dilakukan lewat penandatanganan persetujuan yang
mengatur kerjasama dibidang ekonomi, pertanian, kehutanan, sosial, serta budaya.
Hubungan yang sudah berlangsung lama dan dalam berbagai bidang ini menjadikan
hubungan keduanya begitu kompleks. Hubungan kedua negara ini dipandang
mendatangkan keuntungan bagi kedua pihak sehingga upaya untuk menambah
kedekatan kedua negara ini juga selalu meningkat intensitasnya dari waktu ke waktu.
Indonesia merupakan salah satu negara yang dipandang strategis dan cukup
memiliki nilai penting dalam hubungan diplomatiknya dengan Jepang. Hubungan
Indonesia-Jepang telah memposisikan Indonesia sebagai mitra strategis Jepang dalam
menunjang berbagai aspek perekonomiannya. Indonesia merupakan tujuan investasi
dan sumber bahan baku bagi industri Jepang. Disisi lain, Jepang merupakan salah
satu pasar tujuan ekspor Indonesia dengan nilai yang signifikan. Saat ini lebih dari
1.200 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia dan menyediakan lebih dari 300.000
lapangan pekerjaan. Lebih dari 14.000 orang warga negara Jepang tinggal di
Indonesia. 17
Keberadaan program JENESYS ini akan meningkatkan interaksi yang terjadi
antara masyarakat kedua negara. Seiring dengan peningkatan interaksi ini maka akan
terjadi peningkatan perekonomian melalui investasi antar kedua negara yang semakin
17
"55 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia Dan Jepang." Badan Pengkajian Dan Penerapan
Teknologi. Diakses pada September 16, 2015. http://www.bppt.go.id/index.php/opini/daftaropini/1843-55-tahun-hubungan-diplomatik-indonesia-dan-Jepang-what-i-have-learned-from-japan.
tinggi juga. Tingkat migrasi satu sama lain antar penduduk kedua negara juga akan
meningkat, baik itu sekedar menjadi wisatawan maupun untuk kepentingan lainnya
seperti bekerja dan belajar
Dalam penulisan ini penulis mengambil tiga penelitian sebagai studi
terdahulu. Tulisan pertama yang menjadi studi terdahulu penulis adalah penelitian
milik Carol Atkinson, seorang professor di Vanderbild University. Penelitian beliau
berjudul Does Soft power Matter? A Comparative Analysis of Student Exchange
Programs 19802006 dimuat dalam jurnal Foreign Policy Analysis pada tahun 2010.
Adapun penelitian tersebut ditujukan untuk menganalisa efek dari program
pertukaran pelajar internasional dalam penegakan HAM secara langsung. Analisis
yang dilakukan Atkinson mengambil kasus pertukaran pelajar di Amerika yang
kemudian dikaitkan dengan penegakan HAM di negara asal pelajar yang ikut dalam
program tersebut. Kesimpulan yang di dapat ternyata menunjukan relevansi antara
program pertukaran tersebut dan penegakan HAM di Negara asal peserta. Asumsi
awal Atkinson terbukti tepat dengan menyebarnya nilai-nilai dari Negara
penyelenggara program pertukaran pelajar tersebut ( Amerika Serikat ) ke Negara
Negara asal peserta yang mana hal ini membuat Negara Negara tersebut mengubah
pandangannya terhadap penegakan HAM. Hal ini menjadi fokus utama dari penelitian
Atkinson ini.
Penelitian kedua yang diambil oleh penulis adalah sebuah penelitian dengan
judul Soft power Jepang: Studi Kasus JENESYS karya Stella Edwina Mangowal dari
Universitas Indonesia. Tesis ini membahas pengaruh dari program pertukaran pelajar
Jepang yang disebarkan program pertukaran pelajar JENESYS (Japan-East Asia
Network of Exchange for Students and Youths). Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa JENESYS tersebut berhasil meningkatkan citra Jepang di
Indonesia. Hasil dari penelitian adalah JENESYS benar telah berhasil meningkatkan
citra Jepang di Indonesia dan adanya kepentingan ekonomi Jepang dibalik
meningkatnya citra positif tersebut.
Penelitian ketiga yang diambil oleh penulis adalah sebuah tulisan yang
berjudul Soft power and Public Diplomacy: How Cool Japan Will Be dimana tulisan
ini dipresentasikan di International Studies Association Asia Pacific Regional
Section Inaugural Conference 2011 Brisbane, pada 29-30 September 2011 oleh
Toshiya Nakamura, Ph.D seorang Professor lulusan dari School of Languages and
Cultures, Nagoya University Nagoya, Japan.
Dalam tulisannya, Nakamura menyorot mengenai konsep power menurut
Joseph S Nye yang telah beredar luas. Seiring dengan hal ini, negara negara di
dunia mendefinisikan ulang pula program diplomasi publik mereka. Jepang juga
sejalan dengan tren yang ada mulai memanfaatkan diplomasi publik mereka sejak
tahun 2004. Nakamura menyoroti berbagai pertanyaan yang muncul seiring
penerapan hal ini, seperti seberapa baik kah program-program yang ada menunjang
tujuan diplomasi dari Jepang ? dalam karyanya tersebut Nakamura mempelajari
secara seksama lewat berbagai dokumen resmi, pidato pidato pemimpin politik,
wawancara perwakilan diplomat yang sudah di terbitkan juga wawancara yang
dilakukan dengan pegawai pemerintah terkait. Penelitian ini mengidentifikasikan juga
kekurangan serta hambatan pelaksanaan diplomasi publik Jepang, yaitu permasalahan
sejarah buruk yang dimiliki Jepang dengan Negara Negara lain di masa lalu
10
terutama negara negara yang pernah diduduki oleh Jepang semasa perang dunia 2
seperti Cina dan Korea.
Melalui ketiga studi terdahulu tersebut, penulis bermaksud memberikan
gambaran penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan.
Studi terdahulu tersebut juga berfungsi sebagai pembanding yang menunjukkan
perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Dalam penelitian ini, penulis
akan meneliti bagaimana implementasi JENESYS 2.0 sebagai salah satu bentuk dari
implementasi diplomasi publik Jepang kepada Indonesia
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diplomasi
Diplomasi merupakan komponen yang sangat penting bagi studi Hubungan
Internasional guna mencapai kepentingan suatu negara terhadap pihak lain.
12
Pencapaian kesepakatan antar dua negara atau lebih didasari oleh praktek diplomasi.
Kedua negara atau lebih melakukan diplomasi untuk memenuhi kepentingan masing
masing melalui proses pertukaran informasi secara terus menerus dengan negara
lain. Harold Nicholson, seorang pengkaji dan praktisi dalam hal diplomasi
mendefinisikan diplomasi sebagai sesuatu yang merujuk padabeberapa hal berbeda,
yaitu18 :
a) Negosiasi
yang
juga
mengutamakan kepentingan
nasional.
b) Mekanisme pelaksanaan negosiasi tersebut
c) Suatu cabang dinas luar negeri.
d) Suatu kualitas abstrak pemberian yang mencakup
keahlian dalam pelaksanaan negosiasi internasional
dan dalam arti yang buruk termasuk taktik kotor
Berdasarkan hal-hal tersebut maka diplomasi merupakan cara yang dilakukan
asosiasi antar negara untuk menyelesaikan permasalahan internasional melalui
negosiasi untuk mengendalikan hubungan internasional, termasuk tugas dan
teknik yang harus dilakukan oleh para diplomat untuk
mengatasi permasalahan
tersebut.19
Seiring perkembangannya diplomasi terbagi menjadi tiga bentuk. Yang
pertama adalah Track One Diplomacy, bentuk ini mengacu pada upaya mediasi oleh
satu atau banyak negara juga dilakukan oleh organisasi internasional sebagai aktor
18
19
13
utamanya20. Pada jenis ini, diplomasi berfokus terhadap diplomasi formal yang terjadi
antara pemerintah negara satu dengan lainnya, atau biasa disebut diplomasi
tradisional.
Jenis yang kedua dari diplomasi adalah Track Two Diplomacy, bentuk ini
dikenal juga sebagai citizen diplomacy yang dalam pelaksanaannya melibatkan
masyarakat sebagai aktor diplomasi. Pemerintah tetap dilibatkan dalam jenis
diplomasi ini, karena walaupun dilakukan oleh masyarakat namun pemerintah
berperan sebagai pengawas. Diplomasi bentuk ini dicetuskan oleh seorang Diplomat
Amerika Serikat yaitu Joseph Monthville pada tahun 1981. Track Two Diplomacy ini
dikenal dengan istilah Twin Track Diplomacy21
Bentuk ketiga dari diplomasi adalah Multi Track Diplomacy. Bentuk ini
diyakini sebagai sebuah kerangka konseptual merujuk pada proses penciptaan
perdamaian internasional sebagai suatu sistem kehidupan dan sebagai cerminan dari
beragam aktivitas yang dilakukan dalam proses peacemaking dan peacebuilding pada
kancah internasional. Semua komponen saling terkait, mulai dari kegiatan, individual,
institusi, dan komunitas yang lantas saling bekerjasama untuk mencapai sebuah dunia
dalam perdamaian.22 Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa dalam jangka panjang
interaksi formal antar negara dalam menyelesaikan konflik maupun menciptakan
hubungan baik akan selalu efektif.
20
Berridge dan James, A Dictionary of Diplomacy, (New York:Palgrave, 2003), hal 260
Ibid
22
Diamond dan Mc.Donald, Muti-track diplomacy: A system Approach to Peace, (New York :
Kumarian Press, 1996), hal. 1
21
14
15
16
30
Mark Leonard, Public Diplomacy, (London : The Foreign Policy Center, 2002), hal.9
17
18
intensitas yang cenderung cukup tinggi. Media merupakan sebuah instrumen yang
digunakan untuk membentuk opini publik sebagai target dari diplomasi publik.
2. Komunikasi Strategis (Strategic Communicaton)
Dimensi ini berkaitan dengan promosi melalui iklan sebagai alat pencitraan
suatu negara. Komunikasi dalam dimensi ini berjalan dengan dibentuknya badanbadan kebudayaan suatu negara. Pada dasarnya dimensi komunikasi strategis adalah
sebuah upaya pengembangan komunikasi yang digunakan sebagai alat untuk menjual
kebijakan tertentu dari sebuah pemerintahan. Komunikasi strategis ini juga dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki bad policy ataupun implementasi good policy yang
kurang baik. Dalam komunikasi strategis, komunikasi yang dilakukan bersifat
annual. Segala bentuk kegitatan yang dilakukan diharapkan dapat mewakili tujuan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap kebijakam untuk satu tahun kedepan.
3. Pembangunan Hubungan Jangka Panjang (Development of Long-Term
Relationship
Dalam dimensi ini, stabilitas hubungan baik antar masyarakat maupun
individu menjadi poin penting. Dalam berbagai kesempatan seringkali teradapat
kegiatan yang memungkinkan terjadinya pertukaran nilai-nilai yang dianut. Individuindividu yang mewakili nilai-nilai tersebut diharapkan dapat mewakili negara tempat
dia berasal. Fokus utama dari dimensi ini adalah pembangunan hubungan yang
berkesinambungan dengan aktor-aktor penting dalam program-program yang ada
seperti acara-acara kebudayaan maupun olahraga. Dalam pembangunan hubungan
19
20
Peningkatan
reputasi di mata
negara tujuan
Diplomasi
Publik
Japan-East Asia Network of
Exchange for Students 2.0
Youths
Tiga Dimensi Diplomasi Publik
Joseph Nye
Komunikasi
Sehari hari
yang berfokus
pada
pemanfaatan
media massa
Komunikasi
Strategis
berupa
interaksi
kebudayaan
Pembangunan
Hubungan Jangka
Panjang berupa
kesinambungan antara
aktor dan program
Publik
Indonesia
Gambar 2.Keterangan
1 Kerangka
: Pemikiran
: Berhubungan
: Dilakukan Terhadap
: Bertujuan
: Melalui
21
22
menyampaikan informasi tentang kegiatan JENESYS 2.0. Tujuan dari promosi ini
adalah untuk menarik minat masyarakat Indonesia agar tertarik dan akhirnya turut
serta dalam kegiatan tersebut.
Sebagai bentuk pelaksanaan dimensi komunikasi strategis, Promosi yang
dilakukan dalam komunikasi strategis berbeda dengan komunikasi sehari-hari. Dalam
dimensi komunikasi sehari-hari, promosi yang dilakukan oleh pemerintah Jepang
dilaksanakan dengan rutin melalui media sosial maupun media lainnya dengan tujuan
untuk membuat masyarakat Indonesia tahu tentang program JENESYS 2.0.
sedangkan dalam dimensi komunikasi strategis promosi yang dilakukan hanya dalam
kegiatan tertentu saja, kegiatan ini cenderung diadakan dengan maksud untuk
menunjang promosi dari kegiatan utamanya. Melalui satu kegiatan khusus ini maka
diharapkan masyarakat Indonesia dapat mengetahui lebih lanjut dan tertarik untuk
berpartisipasi dalam program JENESYS 2.0
Sedangkan bentuk dari pelaksanaan dimensi komunikasi jangka panjang,
Perwujudannya dilapangan Jepang melakukan promosi program-program jangka
panjang. JENESYS 2.0 ini merupakan salah satu program yang diyakini dapat
mewakili kepentingan tersebut. Melalui JENESYS 2.0 diharapkan tujuan utama
membangun hubungan baik yang terjalin antara Jepang dan Indonesia dapat terwujud
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Edisi Ketiga,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Hal. 20
24
33
Ibid.
25
N
o
Data yang
diperlukan
Publikasi
kegiatan,
termasuk
website dan
interaksi
langsung sebagai
wujud
komunikasi
sehari-hari
Apresiasi peserta
terhadap
program
JENEYSS melalui
laporan kegiatan
yang dipublish
lewat blog pribadi
sebagai wujud
komunikasi
strategis
Bentuk kegiatan
dan interaksi
yang dilakukan
selama mengikuti
program sebagai
wujud
komunikasi
jangka panjang
Daya tarik unggul
Jepang yang
terkandung
dalam program
Sumber Data
Website
resmi
Press
Release
Website
resmi
Press
Release
Laporan
JENESYS
Laporan
JENESYS
26
Institusi
Peserta
JENESYS
JICE
Peserta
JENESYS
Metode
Dokumenter
Wawancara
Penelusuran
Online
Dokumenter
Wawancara
Penelusuran
Online
Peserta
JENESYS
JICE
Dokumenter
Peserta
JENESYS
Dokumenter
Wawancara
Wawancara
Data Primer
Sumber Data
27
Kohei Naito
Admin Halaman Q & A Website
JENESYS
Peserta JENESYS
28
29
35
36
30
Jepang
37
Ibid.Hal 285.
31
32
No
Kegiatan
3
4
5
Agu
Sep
2015
Okt Nov
33
Des
Jan
2016
Feb Mar
Apr
BAB IV
Diplomasi Publik Jepang
"Diplomatic Blue Book". Ministry of Foreign Affairs of Japan. Diakses pada November 26, 2015.
http://www.mofa.go.jp/policy/other/bluebook/2005/ch5.pdf
34
satu instrumen terbaik dalam membentuk opini publik dari negara-negara lain. 39
Meskipun diplomasi publik tidak dapat mengatasi setiap permasalahan yang ada
antara negara-negara, diplomasi publik tetap diyakini dapat menopang dan
menstimulus pembentukan iklim hubungan internasional yang kondusif di masa
depan termasuk bagi negara Jepang itu sendiri.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MoFA
Sumber : Sumiko Mori. 2006. japans public diplomacy and regional integration in
east asia: using japans soft power. hal. 38
Dalam pelaksanaanya, kebijakan luar negeri merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi pemerintah Jepang untuk memperoleh dukungan untuk kebijakan
39
Ibid
35
negaranya dari publik. Masyarakat diberikan penjelasan secara rinci dan transparan
mengenai kebijakan luar negeri dan peran pemerintah. MoFA berupaya mencapai hal
ini dengan memanfaatkan media baik itu koran, majalah, TV, dan internet. Teknologi
informasi tersebut telah tumbuh dan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri
sehingga informasi dapat tersampaikan dengan mudah dan tepat sasaran. pemerintah
Jepang menguraikan strategi dan kerangka kerja diplomasi publiknya dimana
didalamnya terdapat secara rinci mengenai hubungan masyarakat, hubungan media,
budaya, dan pertukaran masyarakat.40
Melalui sudut pandang itulah, MoFA menjadi institusi utama tonggak
hubungan antar negara Jepang dengan dunia internasional melalui berbagai cara yang
dapat membentuk persepsi publik mengenai negara Jepang. MoFA memiliki tugas
khusus untuk memberi penjelasan kepada dunia internasional maupun masyarakat
dalam negeri mengenai kebijkan luar negeri Jepang sehingga tidak terjadi kesalah
pahaman dari pihak lain. Opini publik Jepang menjadi perhatian utama dari MoFA
sejak tahun 1994 yang mana saat itu terjadi peningkatan kritik dan kepedulian
masyarakat Jepang atas situasi dan kondisi hubungan luar negeri negaranya.
Public Diplomacy Department ini terdiri dari dua divisi utama, yaitu divisi
perencanaan diplomasi publik (Public Diplomacy Planning Division) sebagai
koordinator dan divisi hubungan budaya (Cultural Affairs Division) sebagai
koordinator antara divisi kerja sama budaya multilateral (Multilateral Cultural
40
"Diplomatic Blue Book". Ministry of Foreign Affairs of Japan. Diakses pada November 26, 2015.
http://www.mofa.go.jp/policy/other/bluebook/2012/pdfs/chapter4_p43_48.pdf
36
Public Diplomacy
Planning Division
Director General Public
Diplomacy
Departement
Exchange
Program
Division
Cultural Affairs
Divison
Sumber : MoFA
Adapun upaya dari MoFA pada bidang diplomasi publik tidak hanya
berorientasi
pada
kepentingan
ekonomi
layaknya
bidang
pariwisata
yang
mendatangkan devisa. Lebih lanjut lagi upaya tersebut digunakan sebagai alat untuk
membangun kesepahaman antar negara dan dalam penelitian ini diplomasi publik
41
Sumiko Mori. "japans public diplomacy and regional integration in east asia: using japans soft
power". Harvard. Diakses pada November 26, 2015. http://dev.wcfia.harvard.edu/usjapan/research/pdf/06-10.mori.pdf
37
pelaksanaan
tugasnya,
departemen
diplomasi
publik
MoFA
terhadap
sekolah-sekolah
di
daerah.
hal
ini
ditujukan
untuk
Ministry of Foreign Affairs of Japan, Total Activity Outline of Public Diplomacy Planning Division
(internal document) Kohobunkakoryubu Sogokeikakuka Katsudogaiyo (November 2005).
43
Ibid
38
hal merupakan bagian dari Public Relation yang bersifat kebijakan dengan tujuan
yang ingin dicapai adalah penyampaian informasi sejelas-jelasnya mengenai
kebijakan publik Jepang terhadap publik asing
Secara struktural, divisi diplomasi publik itu sendiri membagi dunia menjadi
10 kawasan yaitu Afrika, Kanada, Amerika Tengah dan Selatan, Cina, Asia Tenggara,
Eropa, Korea, Timur Tengah, Oseania, dan Amerika Serikat. 44 Enam dari 23 staff
yang bekerja dalam divisi ini menjadi penanggung jawab satu atau lebih dari
kawasan-kawasan ini.
Contoh nyata dari aktivitas yang dilaksanakan oleh divisi ini terbagi menjadi 6
kategori berbeda. yang pertama adalah untuk membantu misi diplomasi di luar negeri
yang mengadakan kegiatan seminar dan pertemuan, menerbitkan koran dan majalah,
serta mengatur perwakilannya untuk tampil di program TV dan radio 45. 34 dari 189
misi diplomatik di luar negeri memiliki pusat kebudayaan dan informasi Jepang, juga
banyak kegiatan budaya disponsori oleh pemerintah Jepang.
Kategori kedua adalah penelitian mengenai opini publik asing yang dilakukan
di negara-negara ASEAN, Australia, Kanada, Uni Eropa, dan juga Amerika Serikat.46
44
Toshiya Nakamura. " Japans New Public Diplomacy: Coolness in Foreign Policy Objectives".
Nagoya. Diakses pada December 20, 2015. https://www.lang.nagoyau.ac.jp/media/public/mediasociety/vol5/pdf/nakamura.pdf
45
46
Ibid
Ibid
39
47
Ibid
40
48
49
Ibid
Ibid
41
sumber : JICE
"about JICE" Japan International Cooperation Center. diakses pada January 5, 2016.
http://sv2.jice.org/e/organization/index.htm
51
"JENESYS 2.0 Participant's Handbook". Universiti Teknologi Mara. Diakses pada January 5, 2015.
http://masscomm.uitm.edu.my/v1/images/stories/pemaklumanaktiviti/JENESYS.pdf
42
Japan Foundation
Gambar 4.4 Logo Japan Foundation
43
52
44
berpikir, beraksi,
dan
berkomunikasi
dimana
pada
akhirnya
akan
menumbuhkan rasa saling pengertian yang melewati batasan bahasa dan norma yang
ada. Japan foundation menciptakan kesempatan bagi orang-orang di seluruh dunia
untuk merasakan kesenian dan kebudayaan Jepang melalui dukungan terhadap
seniman, penyajian karya dan penciptaan jaringan internasional.
Pada bidang pendidian bahasa Jepang di luar negeri, terdapat tujuan berupa
keinginan untuk semakin banyaknya orang-oramg yang belajar bahasa Jepang
sehingga seiring pertambahan tadi maka semakin dalam pula pemahaman mereka
terhadap negara Jepang.55 Mempelajari bahasa memberikan sebuah pemahaman lebih
jauh dan rasa familiar terhadap budaya dari bahasa tersebut. Japan foundation
mendukung pendidikan bahasa Jepang di berbagai penjuru dunia untuk memastikan
orang-orang mendapat kualitas pendidikan yang baik. Adapun kegitatan-kegiatannya
termasuk mengadakan tes keahlian bahasa Jepang, mengembangkan materi-materi
mengajar, dan menyediakan program pelatihan bagi guru bahasa Jepang disertai
pelaksanaan survey mendunia untuk memenuhi kebutuhan semua praktisi bahasa
Jepang.
54
55
Ibid
Ibid
45
56
Ibid
46
57
47
48
59
"JENESYS 2.0 Participant's Handbook". Universiti Teknologi Mara. Diakses pada November 25,
2015. http://masscomm.uitm.edu.my/v1/images/stories/pemaklumanaktiviti/JENESYS.pdf
60
Ibid
49
Gunung tertinggi adalah Gunung Fuji yang berada di perbatasan provinsi Yamanashi
dan Shizuoka.61
Tabel 4.1 General Information
Land Area
377.930km2
Population
126.927.000
Capital
Tokyo
Languange
Japanese
Currency
Yen
dilakukan
sejak April
1958 dengan
ditandatanganinya perjanjian perdamaian Jepang dan Indonesia. Selain itu pada tahun
tersebut ditandatangani perjanjian pampasan perang yang merupakan sebuah
perjanjian penggantian daripada kerusakan, kerugian dan penderitaan yang telah
61
Ibid
50
dialami oleh rakyat Indonesia selama perang dunia kedua62. Sejak saat itu hubungan
bilateral antar kedua negara tersebut berlangsung baik, akrab, dan terus berkembang.
Dekatnya kedua negara melalui hubungan bilateral yang dilakukan juga
tercermin dari banyaknya persetujuan yang ditandatangani maupun pertukaran nota
oleh kedua negara, yang mana hal ini menjadi landasan kuat bagi kerjasama di
berbagai bidang untuk kedepannya. Adapun persetujuan itu antara lain meliputi
Pertama, Treaty of Amity and Commerce yang ditandatangani 1 Juli 1961 di Tokyo,
Kedua, Perjanjian Hubungan Udara yang ditandatangani 23 Januari 1962 di Tokyo,
Ketiga, Kerja Sama di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
ditandatangani 12 Januari 1981 di Jakarta, Keempat, Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda yang ditandatangani 3 Maret 1982 di Tokyo. 63 Sejak tahun 1966 sampai
sekarang antara pemerintah Indonesia dan Jepang telah dilakukan sekitar 200
pertukaran nota yang menyangkut kerjasama di bidang perikanan pertanian,
kehutanan, peningkatan produksi pangan dan bantuan keuangan Jepang.
Adapun bidang-bidang atau aspek yang tercakup dalam kerjasama antara
Indonesia - Jepang secara umum adalah sebagai berikut :
62
"Pelaksanaan Persetujuan Pampasan Perang Antara Republik Indonesia dan Jepang" UNSRAT.
Diakses pada November 24, 2015. http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_27_1958.pdf
63
"Basis data Perjanjian Internasional" Kemlu. diakses pada November 24, 2015.
http://treaty.kemlu.go.id/index.php/treaty
51
a. Politik
Kehidupan politik Jepang seperti layaknya Indonesia, tidak dapat
dilepaskan dari peran kekuatan para aktornya yang terdiri dari partai dan para
politisi, birokrasi, media massa, dan kelompok kepentingan. 64 Hubungan Jepang dan
Indonesia terus bergerak dan tumbuh ke arah positif dari waktu ke waktu, baik itu
yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun non-pemerintah juga kalangan bisnis.
Bagi Jepang, Indonesia merupakan negara yang memiliki peranan penting sebagai
negara sahabat yang ada di kawasan Asia.65
Pemerintah Indonesia menunjukan apresiasi yang besar atas sikap dan
pengeritan yang ditunjukan oleh pemerintah Jepang terkait situasi HAM yang
dihadapi
oleh
Indonesia
termasuk
didalamnya
permasalahan
separatisme
64
Collin MacAndrews dan Mohtar Masoed, Perbandingan Sistem Politik, (Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press, 2001), hlm. 230.
65
Yumiko Nakagawa. "A Vital triangle: Indonesia and the U.S.-Japan Alliance", in pacific forum
CSIS, Issues and Insights, Vol. 3, No. 4, July 2003, p. 21.
66
"Ministry of Foreign Affari of Japan". Press Conference. Diakses pada November 25, 2015.
www.mofa.go.jp/announce/press/2003/6/0624.html
52
b. Ekonomi
Down to Earth, Factsheet No.32 Maret 2004, CGI: Jalan Pintas atau Jalan Lain ?, hal 1
53
kebudayaan antar negara indonesia dan Jepang berjalan baik dengan ditandai
dengan intensitas pengiriman misi kesenian dan kebudayaan baik dari Indonesia
ke Jepang maupun sebaliknya. Program-program untuk memperkenalkan nilainilai budaya kedua negara dilakukan melalui pembinaan hubungan, koordinasi,
upaya memfasilitasi dan memotivasi kelompok-kelompok seni budaya yang ada
baik dilandaskan atas inisiatif pihak swasta seperti sekolah dan universitas
beserta lembaga-lembaga sosial budaya. selain itu rombongan seni budaya yang
berangkat diantara dua negara ini juga memberikan peranan penting baik itu yang
dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
Berikut ini merupakan contoh perjanjian antar kedua negara terkait
kerjasama dalam bidang sosial-budaya :
Tabel 4.6 LIST OF BILATERAL TREATIES TO WHICH INDONESIA
IS A PARTY
NO.
Country
Treaty Classification
Place
Type of
Cooperation
Title
Date of
Signing
JAPAN
(JEPANG)
Agreement
Jakarta
CUL [Cultural]
5-Jan79
JAPAN
MoU
Jakarta
54
NO.
Country
Treaty Classification
Place
Type of
Cooperation
Title
Date of
Signing
13-Feb-01
(JEPANG)
CUL [Cultural]
Oyama. "Mahasiswa Indonesia di Jepang" Japan Indonesia Network. diakses pada November 25,
2015. http://jin.co.id/mahasiswa-indonesia-di-Jepang/
55
lebih terjangkau.69 semua ini ini merupakan faktor-faktor yang membuat kuliah di
Jepang sangat menarik bagi mahasiswa asing dan juga mahasiswa dari Indonesia
Gambar 4.7 Jumlah Mahasiswa Indonesia di Jepang
Sumber : JASSO
Dari data tersebut terlihat peningkatan jumlah siswa Indonesia yang belajar
di Jepang cukup signifikan. Sumber beasiswa dari para mahasiswa tersebut
berasal dari banyak sumber baik dari pemerintah Indonesia (OECF/STAID),
pemerintah Jepang (Monbukagakusho), swasta Indonesia, swasta Jepang dan
pribadi.70 Jumlah beasiswa dari pemerintah Jepang atau Indonesia sangat terbatas
dan jumlah penerimanya cenderung tidak bertambah.71 Jadi, jumlah mahasiswa
69
Ibid
Ibid
71
Ibid
70
56
57
72
"Jakarta Japan Matsuri 2015" Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. diakses pada November 26,
2015. http://www.id.emb-japan.go.jp/matsuri/jjm2015.html
58
Sumber : Beritajakarta.com
Acara serupa selain Jakarta Japan Matsuri adalah Ennichisai, yang juga rutin
di adakan setiap tahun, Acara yang menyuguhkan festival budaya Jepang, memang
selalu menarik perhatian banyak kalangan,selain orang orang Jepang yang tinggal di
Indonesia acara ini juga di hadiri kalangan komunitas pecinta Anime, Game, Musik
Jepang dan semua yang berhubungan dengan budaya pop Jepang. 74 Ada juga stand
73
Ibid
"Ennichisai 2015" Japanesia. diakses pada November 29, 2015.
https://japanesia.co.id/events/ennichisai-2015
74
59
yang berpromosi mengenai Travel ke Jepang dan produk produk budaya pop Jepang,
panggung musik, lomba cosplay dan budaya tradisional Jepang seperti tari tarian dan
arak arakan mikoshi.
Dalam 55 tahun hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia, berbagai
aktivitas diplomasi publik telah dilakukan kepada Indonesia baik secara formal antar
pemerintah maupun informal kepada masyarakat. Seluruh kegiatan tersebut ditujukan
untuk meningkatkan kualitas hubungan kedua negara. Pada akhirnya peningkatan
kualitas hubungan diplomatik tersebut akan membawa keuntungan pada kedua negara
60
4.4 JENESYS
75
"JENESYS Programme." The Japan Foundation -. Diakses pada September 16, 2015.
http://www.jpf.go.jp/e/project/intel/archive/JENESYS/.
61
Tujuan utama yang ingin dicapai oleh program JENESYS ini adalah untuk
membantu meletakan fondasi bagi solidaritas dan pertemanan diantara negara-negara
EAS dengan mendorong rasa saling pengertian dari para generasi muda di kawasan
tersebut. dalam menjalankannya, pemerintah Jepang bekerja sama dengan banyak
pihak. Tanggung jawab program ini ada dalam pengawasan MOFA, namun MOFA
tidak mengorganisasi program ini secara langsung karena dalam pelaksanaannya
mofa bekerja sama dengan organisasi-organisasi lainnya seperti JICE dan organisasi
lainnya di Jepang.
Program JENESYS 2.0 merupakan suatu program yang diumumkan oleh
Perdana Menteri Shinzo Abe dalam kunjungannya ke Jakarta pada 18 Januari 2013. 76
Program ini merupakan sebuah kelanjutan dari program JENESYS awal yang
dilaksanakan pada tahun 2007 sampai 2012 dimana program ini merupakan bagian
dari kebijakan luar negeri Jepang.77Program ini ditujukan untuk mendorong
ketertarikan terhadap Jepang pada generasi muda, untuk meningkatkan kunjungan ke
Jepang beserta memfasilitasi pemahaman menyeluruh terhadap nilai-nilai kebudayaan
Jepang beserta kekuatannya untuk mewujudkan revitalisasi ekonomi Jepang.78
Diperkirakan 35.000 pemuda baik dari tingkat smp, sma, dan mahasiswa dari
41 negara dari berbagai kawasan termasuk 10 negara ASEAN, Australia, Selandia
Baru, Timur Timor, Cina, Mongolia, Taiwan, Korea, 14 negara kawasan laut pasifik
76
"JENESYS 2.0". Ministry of Foreign Affairs of Japan. Diakses pada July 9, 2015.
http://www.mofa.go.jp/region/page24e_000001.html
77
Ibid
78
Ibid
62
selatan, 8 negara SAARC dan Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada) telah
terkualifikasi untuk mengikuti program ini.79 Pemerintah Jepang menyediakan dana
bagi organisasi internasional seperti ASEAN, SAARC, Japan-U.S Educational
Commission dll untuk mendukung jalannya program ini di negara masing-masing
sebagaimana yang dibutuhkan.
"JENESYS 2.0 Youth Exchange Program by the Government of Japan". Press release embassy of
japan. Diakses pada January 5, 2016. http://www.bd.emb-japan.go.jp/en/news/PR20150521.html
80
"JENESYS 2.0 Participant's Handbook". Universiti Teknologi Mara. Diakses pada November 25,
2015. http://masscomm.uitm.edu.my/v1/images/stories/pemaklumanaktiviti/JENESYS.pdf
81
"What is JENESYS programme". Japan International Cooperation Center. diakses pada January 5,
2016. http://sv2.jice.org/JENESYS/e/about-JENESYS/about-program/
63
64
peserta Indonesia dalam program JENESYS 2.0 4th batch mass media yang
mengunjungi daerah semboku dan bertemu secara langsung dengan walikota. 83
peserta juga merasakan bagaimana pemilu setempat berlangsung dimana pemilu
dilakukan berdasarkan sistem distrik, tetapi setiap pemilih hanya boleh memilih satu
orang calon tertentu, bukan sebuah partai. Sistem ini unik di antara beberapa negara
besar dalam pelaksanaan pemilu di Jepang. Dalam sistem distrik, biasanya setiap
distrik mempunyai wakil 1 orang, tetapi di Jepang, jumlah wakil setiap distrik dalam
majelis rendah berjumlah lima orang. Sistem itu juga membuahkan hasil yang lebih
stabil dibanding sistem lain. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta asal
Indonesia sehingga memandang Jepang sebagai negara maju yang memiliki sistem
politik baik dan demokratis
Gambar 4.9 Kunjungan Ke Daerah Semboku Dan Bertemu Walikota
Sumber : https://storify.com/JENESYSGroupA/action-plan
83
"Garis besar dan tujuan JENESYS 2.0". Storify. acessed January 5, 2016.
https://storify.com/JENESYSGroupA/mengenal-program-JENESYS-2-0
65
Ekonomi
Peserta melakukan kunjungan pada perusahaan Jepang. Kegiatan ini ditujukan
untuk mengetahui kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh produk-produk dan
teknologi yang dimiliki oleh perusahaan - perusahaan tersebut. 84 Para peserta akan
mengunjungi banyak perusahaan Jepang dan belajar teknik dan semangat dari
kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan Jepang. Program ini juga akan
mengajak peserta untuk mengamati perusahaan-perusahaan besar Jepang. Dimana
mereka sudah menjadi pemain besar dibidang masing-masing, ada pula perusahaan
keluarga yang sudah turun temurun. Semua ini dilakukan untuk dapat memahami
kekuatan dari industri Jepang termasuk proses quality control yang merupakan
fondasi dasar dari kekuatan ekonomi Jepang. Selain itu para peserta akan belajar
mengenai pengembangan produk terbaru dalam pasar global dimana didalamnya
termasuk riset teknologi tinggi yang sedang diteliti di universitas dan institusi ilmiah
lain beserta penerapannya dalam fasilitas publik.
Budaya
Para peserta akan dilibatkan dalam keseharian budaya Jepang melalui
berbagai interaksi yang ada. Peserta akan ditempatkan dalam sebuah keluarga Jepang
untuk menjadi bagian dari keluarga tersebut selama pelaksanaan rangkaian kegiatan
84
Ibid
66
Sumber : http://giantidp.blogspot.com/2015/04/juni-sedang-memberikanucapan-terima.html
Selain itu melalui kegiatan jalan-jalan di kota, pertukaran opini dengan
penduduk lokal, serta penggunaan transportasi publik. peserta akan merasakan
hiburan tradisional Jepang seperti kaligrafi, upacara teh, bela diri, dan kimono. selain
itu hiburan modern pun akan dirasakan melalui animasi dan game. 87 Melalui
rangakaian kegiatan ini para peserta akan merasakan nilai-nilai dari norma
masyarakat Jepang.
85
Ibid
"Laporan Perjalanan JENESYS Program". UMY. diakses pada Januray 6, 2016.
http://pbj.umy.ac.id/laporan-perjalanan-JENESYS-program/
87
Storyfy, Loc.cit
86
67
Sumber : http://www.bakrie.ac.id/en/news/490-mahasiswa-teknik-industriuniversitas-bakrie-mengikuti-program-pertukaran-mahasiswa-JENESYS-2-0-keJepang
Pendidikan
Persahabatan jangka panjang akan tercipta melalui program pertukaran pelajar
dalam rentang usia yang sama. Para peserta akan menyadari perbedaan diantara
mereka dan pelajar Jepang melalui pengalaman mengikuti kelas, ekstrakulikuler,
organisasi intra sekolah, juga aktivitas lain seperti kunjungan sekolah dan
universitas.88 Peserta asal Indonesia merasakan atmosfir kehidupan pelajar Jepang
sehari-hari yang sangat berbeda dengan kehidupan pelajar di Indonesia. Mereka
88
Ibid
68
melihat bagaimana para pelajar Jepang begitu cerdas dan tekun dalam proses
pembelajaran yang berlangsung. Kualitas pendidikan Jepang memang sangat maju
hingga menimbulkan daya tarik pelajar asal Indonesia untuk menuntut ilmu di Jepang
89
69
91
"The Japan Foundation JENESYS East Asia Future Leaders Programme". Japan Foundation.
diakses pada January 5, 2016. https://www.jpf.go.jp/j/project/intel/archive/JENESYS/dl/report10_h.pdf
92
Ibid
70
BAB V
Bentuk Diplomasi Publik Jepang ke Indonesia Melalui JENESYS
71
72
73
Selain data diatas terdapat juga sebuah peta interaktif yang dapat pengunjung situs
gunakan untuk mencari gambaran singkat mengenai negara-negara peserta program
JENESYS ini.
b. Testimonial
Halaman ini ditujukan untuk menyampaikan kesan-kesan yang telah ditulis
oleh para peserta JENESYS kepada publik. Selain testimonial yang ditulis secara
langsung oleh para peserta, terdapat pula laporan dari program yang telah dijalankan
serta foto-foto dari kegiatan bahkan video langsung dari apa yang dilakukan selama
mengikuti program JENESYS ini. Informasi yang tersedia dihalaman ini disusun
secara sistematis sehingga memudahkan publik untuk menyerap informasi yang ingin
disampaikan.
C. Homestay
Pada halaman ini, publik dapat mendapatkan informasi mengenai gambaran
umum dari kegiatan homestay dalam JENESYS. Kegiatan homestay ini digambarkan
secara rinci, Terdapat penjelasan mengenai prosedur kegiatan setiap langkahnya
secara jelas. Selain itu terdapat pula testimonial dari para host family yang menjadi
keluarga Jepang dimana para peserta tinggal. Terdapat pula cerita dari dari peserta
yang ingin berbagi pengalamannya menemukan banyak hal baru dalam berbagai
aspek selama tinggal bersama host family di Jepang.
74
75
dunia.
Melalui
halamannya
yang
beralamat
di
76
77
sumber : http://www.id.emb-japan.go.jp/j-pop.html
Melihat diplomasi publik yang dilakukan oleh Jepang secara empiris, dalam
dimensi pertama aktivitas diplomasi publik yang sesuai adalah public relation
abroad. Adapun public relation abroad itu sendiri bertujuan sebagai penjelas kepada
masyarakat asing mengenai Jepang, termasuk pula komunikasi khusus yang
memaksimalkan peluang dari kunjungan pengunjung internasional dan melaksanakan
berbagai upaya diplomasi publik sesuai dengan hal tersebut. Selain itu juga dilakukan
komunikasi terhadap masyarakat di negara lain secara luas, termasuk didalamnya
penggunaan internet sebagai media menyalurkan informasi pada masyarakat asing.
Hal ini sesuai dengan dimensi pertama dari diplomasi publik menurut Joseph Nye
yaitu komunikasi sehari-hari yang mengacu pada pemberian informasi rutin terhadap
masyarakat asing dalam memberikan pemahaman mengenai program JENESYS ini
78
melalui media online seperti jejaring sosial, website kedutaan besar Jepang di
Indonesia, dan juga website JICE.
Dalam dimensi pertama dari diplomasi publik menurut Joseph Nye, media
massa menjadi sebuah ajang oleh pemerintah untuk menjelaskan kebijakan dalam
maupun luar negerinya kepada khalayak umum. hal ini tercermin dalam ketiga bentuk
komunikasi sehari-hari yang dijadikan media oleh pemerintah Jepang sebagai media
penyampaian terhadap masyarakat Indonesia mengenai pelaksanaan program
JENESYS. Selain itu, melalui komunikasi sehari-hari lewat ketiga media tersebut
dapat menimbulkan ketertarikan lain disamping mengakses informasi mengenai
pelaksanaan program JENESYS. mengingat akses informasi masyarakat Indonesia
terhadap media massa sangatlah mudah maka meningkatkan kesan publik dalam
komunikasi sehari-hari mempunyai peluang yang baik karena intensitas penyampaian
informasinya bersifat rutin bahkan tanpa batas waktu karena dapat diakses kapanpun
dan dimanapun.
79
80
Sumber : http://devidevar.blogspot.com/2014/03/JENESYS-20-2014-chiba-a.html
Menurut wawancara dengan salah seorang peserta JENESYS Dimas Aryo,
Para alumni ini dalam blog nya masing-masing sering kali menulis dan berbagi
pengalaman yang mereka rasakan selaman mengikuti kegiatan JENESYS.
81
Sumber : https://storify.com/JENESYSGroupA/action-plan
Setiap alumni dari program JENESYS yang selesai mengikuti program akan
membawa sebuah laporan untuk dipublikasikan di negara asalnya dalam interval
waktu tertentu. Jika dilihat dari dimensi komunikasi strategis, bentuk - bentuk
82
teknologi, beasiswa, event pertukaran pelajar dan juga bercerita mengenai hal-hal
unik yang ada di sekitarnya. Ikatan alumni ini mempunyai peran strategis dalam
proses diplomasi publik Jepang ke Indonesia melalui JENESYS.
83
84
Sumber : JICE
Pada delegasi kunjungan ke Indonesia, para mahasiswa telah melewati harihari dengan penuh makna. Presentasi yang dilakukan sebelum kembali ke Jepang,
85
mengutarakan tentang hal-hal yang telah dicapai melalui program kali ini. Mereka
juga memberikan usulan-usulan dan rekomendasi dalam upaya memberikan
informasi untuk menarik lebih banyak lagi agar para wisatawan Jepang berkunjung ke
Indonesia. diharapkan pengalaman yang di dapat selama mengikuti program, dapat
menjadi motivasi untuk menambah dan memperluas wawasan sehingga mereka dapat
terjun langsung dalam kancah dunia internasional yang melampaui batas negara.
Selain itu, sebagai hasil akhir dari kegiatan ini akan menumbuhkan rasa percaya
bahwa kepedulian yang dimiliki para peserta delegasi Jepang akan menjadi dasar
yang kuat bagi terbentuknya persahabatan yang kokoh dimasa yang akan datang antar
negara Jepang dan Indonesia.
86
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Peneliti melihat bahwa aktivitas diplomasi publik yang dituangkan dalam
bentuk program JENESYS ini dapat dianalisis secara teoritis melalui tiga dimensi
utama sesuai dengan apa yang dikatakan Joseph Nye.
Pertama, dalam dimensi komunikasi sehari-hari, terdapat penambahan
informasi melalui website aktor-aktro yang terlibat baik itu kedutaan besar Jepang di
indonesia sebagai perwakilan resmi pemerintah Jepang maupun melalui website JICE
selau pelaksana program secara langsung. Dalam website tersebut dapat diperoleh
informasi terkait laporan kegiatan maupun perekrutan peserta program. Selain itu,
media sosial facebook dan twitter juga turut menjadi sarana komunikasi sehari-hari
untuk memberikan pemahaman mengenai keadaan Jepang dan daya tarik Jepang
sehingga menambah ketertarikan masyarakat indonesia akan segala yang berkaitan
dengan Jepang.
Kedua, untuk komunikasi strategis sendiri, peneliti melihat bahwa pasca
program JENESYS ini bergulir terdapat beberapa upaya dari pemerintah Jepang
untuk memberikan pemahaman yang strategis atas keadaan Jepang kepada
masyarakat indonesia, diantaranya yakni melalui blog-blog para alumni peserta
87
88
6.2 Saran
6.2.1 Saran Substantif
1. Diharapkan Intensitas penyajian informasi terkait jalannya program
JENESYS ini semakin ditingkatkan. Alangkah lebih baik apabila terdapat
pembaharuan liputan kegiatan secara faktual atas pelaksanaan setiap kegiatan agar
semakin mendukung dimensi komunikasi sehari-hari.
2. Diharapkan kebudayaan populer Jepang mendapat porsi yang seimbang
dengan kebuyaan tradisional dalam program JENESYS. Hal ini akan meningkatkan
rasa ketertarikan karena budaya populer Jepang memang sudah sering dirasakan
dalam kehidupan sehari-hari para peserta asal Indonesia
3.
ditujukan untuk dapat mewakili lebih banyak kebudayaan yang bisa ditunjukan
kepada peserta asal Indonesia.
89
90
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Auer, Claudia dan Srugies Alice. 2013. CPD Perspectives on Public Diplomacy;
Public Diplomacy in Germany. Berlin: CPD
Berridge, G R. 1995. Diplomacy : Theory and Practice. London: Prentice Hall
Harvester Wheatsheaf
Berridge dan James. 2003. A Dictionary of Diplomacy. New York: Palgrave
Diamond dan Donald. 1996. Multi-track diplomacy: A System Approach to Peace.
New York: Kumarian Press
Iokibem, M. 2010. The Diplomatic History of Postwar Japan. Tokyo: Yuuhikaku
Arma
Kitano, Mitsuru. 2007. Apa Diplomasi Publik ?. Tokyo: PHP
Leonard, Mark. 2002. Public Diplomacy. London: The Foreign Policy Center
MacAndrews, Collin dan Mohtar Masoed. 2001. Perbandingan Sistem Politik.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Nasution, Sanwani. 1980. Pengantar ke Hukum Internasional Dalam Hubungan
Diplomatik. Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Nicholson, Harold. 2009. Diplomacy. Tokyo: Daigaku Shuppankai
Nye, Joseph. 2011. The Future of Power. New York: Public Affairs
Nye, Joseph. 2004. Soft Power : The Means to Succes In World Politics. New York:
Public Affairs
Ogoura, Kazuo. 2009. Japans Cultural Diplomacy. Tokyo: The Japan Foundation
Rudy, T May. 2003. Hubungan Internasional Kontemporer & Masalah-Masalah
Global. Bandung: PT Refika Aditama
Sumber Jurnal :
Djelantik, Sukawarsini. 2005. Public Diplomacy and the Role of Epistemic
Community, Jurnal Pejambon 6. Department of Foreign Affairs of the
Republic of Indonesia, Vol 2, No 6, November-Desember. Jakarta:
Departemen Luar Negeri Indonesia
91
Nakagawa, Yumiko. 2003. A Vital triangle: Indonesia and the U.S.-Japan Alliance,
in pacific forum CSIS, Issues and Insights. Vol. 3. No. 4. July. Honolulu:
CSIS
Nye, Joseph. Public Diplomacy and Soft Power // The ANNALS of the
American
Academy of Political and Social Science. - 2008. - vol. 616 no. 194109.
Sumber Internet :
Anonim. "55 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia Dan Jepang." Badan Pengkajian
Dan Penerapan Teknologi. Diakses pada September 16, 2015.
http://www.bppt.go.id/index.php/opini/daftar-opini/1843-55-tahun-hubungandiplomatik-indonesia-dan-Jepang-what-i-have-learned-from-japan.
Anonim. "About". JENESYS Indonesia. acessed January 5, 2016.
https://JENESYSindonesia.com/?page_id=190
Anonim. "About JICE" Japan International Cooperation Center. diakses pada January
5, 2016. http://sv2.jice.org/e/organization/index.htm
Anonim. "About Us" Japan Foundation. diakses pada January 5, 2016.
http://www.jpf.go.jp/e/about/index.html
Anonim. "Basis data Perjanjian Internasional" Kemlu. diakses pada November 24,
2015. http://treaty.kemlu.go.id/index.php/treaty
Anonim. "Diplomatic Blue Book". Ministry of Foreign Affairs of Japan. Diakses
pada
http://www.mofa.go.jp/policy/other/bluebook/2005/ch5.pdf
Anonim. "Diplomatic Blue Book". Ministry of Foreign Affairs of Japan. Diakses
pada
http://www.mofa.go.jp/policy/other/bluebook/2012/pdfs/chapter4_p43_48.pdf
Anonim. "Ekonomi Dan Industri." Kedutaan Besar Jepang Di Indonesia. Diakses
pada September 16, 2015. http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_15.html.
Anonim. "Ennichisai 2015" Japanesia. diakses pada November 29, 2015.
https://japanesia.co.id/events/ennichisai- 2015/
Anonim. "Garis besar dan tujuan JENESYS 2.0". Storify. acessed January 5, 2016.
https://storify.com/JENESYSGroupA/mengenal-program-JENESYS-2-0
92
93
94
95
LAMPIRAN
Hasil Transkrip wawancara 1
Informan
Jabatan
Keterangan
M: Apakah benar melalui website JENESYS kita dapat berinteraksi secara langsung
dengan pihak penyelenggara ?
C: Benar melalui halaman yang disediakan kita memang bisa secara langsung
mengajukan pertanyaan apabila masih mengalami kebingungang, saya sendiri sudah
mencobanya dan mendapat respon yang baik pada akhirnya sehingga menjawab
keraguan yang saya miliki terhadap program JENESYS
M: Apakah benar setiap peserta program memiliki semacam laporan kegiatan yang
merupakan bentuk apresiasi terhadap program JENESYS ini ?
96
C: Benar setiap batch peserta memang memiliki semacam laporan kegiatan yang
dibuat ketika pulang ke Indonesia. Saya sendiri merasa senang dan tidak terbebani
oleh hal ini
97
C: Saya menikmati setiap hal yang dirasakan ketika mengikuti program ini. Ada
banyak hal baru yang dirasakan ketika berada di Jepang yang sebelumnya tidak
terbayangkan, tentu hal-hal tersebut meninggalkan kesan yang dalam pada diri saya.
98
LAMPIRAN
Hasil Transkrip Wawancara 2
Informan
Jabatan
Keterangan
: Aryo Dimas
: Alumni JENESYS 2.0
: A =Aryo Dimas, M = Peneliti (Miftah Firdaus)
M: Apakah benar melalui website JENESYS kita dapat berinteraksi secara langsung
dengan pihak penyelenggara ?
A: Memang disediakan halaman Q&A untuk bertanya secara langsung, namun saya
sendiri belum pernah mencoba langsung fitur tersebut
M: Apakah benar setiap peserta program memiliki semacam laporan kegiatan yang
merupakan bentuk apresiasi terhadap program JENESYS ini ?
A: Ya, para alumni JENESYS sangat menghargai pengalaman yang mereka dapat
selama mengikuti program tersebut dan merasa terpanggil untuk menyebarkan cerita
tentang JENESYS. Para peserta diharapkan menjalankan post-programme activity
99
masing-masing / sesuai kelompok. Juga ada feedback yang wajib peserta penuhi via
website JENESYS, tiga bulan dan 1 tahun setelah program.
100
101