Anda di halaman 1dari 18

ERITRASMA

A. PENDAHULUAN
Eritrasma adalah salah satu penyakit bakteri yang selama lebih dari 100
tahun lamanya dianggap sebagai penyakit jamur. BURCHARD melukiskan penyakit
ini sebagai penyakit kulit yang disebabkan oleh Actinomycetes, Nocardia
minutissima berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan sediaan langsung
dengan ditemukannya hifa halus pada tahun 1859. Baru pada tahun 1962 SARKANI
dkk menemukan Corynebacterium sebagai etiologi berdasarkan penelitian pada
biakan. 1
Corynebacterium minutissimum ditemukan pada tahun 1980, tetapi pada
tahun tersebut Corynebacterium minutissimum belum masuk dalam daftar nama
bakteri. Pada tahun 1983 bakteri diteliti kembali oleh Collins dan Jones.
Corynebacterium minutissimum merupakan bakteri penyebab eritrasma.2
Definisi eritrasma saat ini adalah penyakit bakteri kronik pada stratum
korneum yang disebabkan oleh satu grup bakteri coryneform aerob, yang dikenal
dengan nama Corynebacterium minutissimum.

Corynebacterium minutissimum merupakan bakteri Gram positif, aerob , tidak


bergerak, tidak tahan asam. Morfologi berbentuk irregular,dapat berbentuk batang
lurus atau bengkok. Sering ada pembengkakan menyerupai gada. Sel-sel tersusun
sebagai pagar (palisade) dengan bagian-bagian yang belang pada pewarnaan,
kadang-kadang bergranula. Spesies ini juga menghasilkan enzim katalase dan
untuk spesies pathogen menghasilkan eksotoksin, tidak mempunyai spora. 2
Corynebacterium termasuk dalam flora normal. Berkembang biak dengan
baik dalam darah pada suhu 35-37 0C, membentuk koloni berukuran 1-1,5 mm
dengan diameter melebihi 24-48 h. Bakteri ini juga bisa dikembangbiakkan dari
contoh kulit yang terinfeksi.2

B. EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi dari eritrasma belum banyak diuraikan. 6 Insidens eritrasma
dilaporkan sekitar 4% di dunia.

11

. Penyakit ini bersifat universal, namun lebih

banyak terlihat di daerah tropik.1


Usia. Lebih banyak pada dewasa muda 4. Namun penyakit ini dapat
menyerang semua usia, pasien termuda yang perna dilaporkan menderita eritrasma
adalah anak usia 1 th. 8
Jenis kelamin. Frekuensinya sama pada pria dan wanita 4. Namun,
eritrasma pada regio kruris lebih banyak ditemukan pada pria. Studi pada th 2008
menemukan bahwa eritrasma interdigitalis lebih umum terjadi pada wanita (83% dari
24 pasien)14
Bangsa/ras. Orang-orang yang banyak keringat, kegemukan, peminum
alkohol dan debilitas

lebih sering terkena penyakit

Pada ras kulit hitam lebih

banyak daripada kulit puth8


Daerah/musim. Daerah beriklim panas lebih sering terkena daripada daerah
dingin. 4
Kebersihan/hygiene. Higiene buruk berperan penting dalam menimbulkan
penyakit. 4
Lingkungan. Panas dan lembab mempermudah timbulnya penyakit. 4

C. ETIOPATOGENESIS
Corynebacterium minutissimum menginvasi tiga lapisan teratas dari stratum
korneum: kondisi panas dan lembab mempermudah proses proliferasi yang terjadi.
Stratum korneum menjadi semakin menipis. Corynebacterium minutissimum
menempati ruang-ruang interselular seperti layaknya sel, menghancurkan keratin
fibrils. Floresensi merah bata yang terlihat di bawah sinar Wood merupakan hasil
dari pembentukan porfirin oleh bakteri ini

12

Gambar 1. Terlihat gambaran hyperkeratosis, parakeratosis, akantosis, serta pelebaran ujung-ujung


pembuluh darah dan sebukan sel-sel polinuklear

Sumber: http://www.dermpathdiagnostics.com/assets/Erythrasma.pdf

Faktor predisposisi untuk erythrasma antara lain: 8


* Keringat berlebihan / hiperhidrosis
* Barrier kulit yang terlalu tipis
* Obesitas
* Diabetes mellitus
* Iklim hangat
* Higiene yang buruk
* Usia lanjut
* Status imun yang menurun

D. GEJALA KLINIS
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Dimulai
dengan daerah eritema miliar, selanjutnya meluas ke seluruh region, menjadi merah,
teraba panas seperti kena cabai.4
3

Sering ditemukan di daerah dimana kulit bersentuhan dengan kulit, misalnya


di bawah payudara dan ketiak, sela-sela jari kaki dan daerah kelamin (terutama
pada pria, dimana kantung zakar menyentuh paha).

Tempat predileksi biasanya menyerang daerah-daerah yang banyak keringat 4


dan di daerah intertriginosa, yaitu: ketiak, lipat paha, dan daerah di bawah
payudara.3 Namun demikian, tempat yang paling sering diserang organisme ini
adalah daerah sela-sela jari kaki yang memberikan penampakan seperti skuama
yang mengalami maserasi, mirip dengan yang disebabkan oleh infeksi jamur. 3 Pada
tempat-tempat yang lain organisme tersebut menimbulkan daerah-daerah dengan
tepi coklat, skuama yang tipis, dan berpermukaan seperti sekam (gambar2) 3

Gambar 2: Eritrasma pada aksila


Sumber: Graham Robin,Burns Tony.Lecture Notes Dermatologi, edisi ke-8.Jakarta:
Erlangga,2005: 22.

Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai plakat. Lesi eritroskuamosa,
berskuama halus kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklat-coklatan. Variasi ini
rupanya bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita.

Kadang-kadang berlokasi di daerah intertriginosa lain terutama pada


penderita gemuk. Perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan
serpiginosa. Lesi tidak menimbul dan tidak terlihat vesikulasi. Skuama kering yang
halus menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak. 1
Beberapa penulis beranggapan ada hubungan erat antara eritrasma dan
diabetes melitus. Penyakit ini terutama menyerang pria dewasa dan dianggap tidak
begitu menular, berdasarkan observasi pada pasangan suami isteri yang biasanya
tidak

terserang

penyakit

tersebut

secara

bersama-sama.

Eritrasma

tidak

menimbulkan keluhan subjektif, kecuali bila terjadi ekzematisasi oleh karena


penderita berkeringat banyak atau terjadi maserasi pada kulit. 1
Infeksi menyebabkan terbentuknya bercak-bercak pink dengan bentuk yang
tidak beraturan, yang kemudian akan berubah menjadi sisik-sisik halus berwarna
coklat. Bisa timbul rasa gatal yang sifatnya ringan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang terdiri atas pemeriksaan dengan lampu Wood dan
sediaan langsung.
1.

Pada pemeriksaan dengan lampu Wood, lesi terlihat berfluoresensi merah

membara (coral red).


Pemeriksaan dengan lampu Wood adalah prosedur pemeriksaan non invasive,
dilakukan dengan menyinari seluruh daerah lesi dengan sinar ultraviolet. Pada
eritrasma terlihat floresensi merah bata terang (a bright coral-red fluorescence )10
yang disebabkan adaya porfirin yang diproduksi oleh kuman. 16

Gambar 3: florosensi merah membara


Sumber: http://www.aocd.org/skin/dermatologic_diseases/erythrasma.html

2. Sediaan langsung kerokan kulit dengan pewarnaan Gram, tampak batang


Gram positif
Bahan untuk sediaan langsung dengan cara mengerok. Lesi dikerok
dengan scalpel tumpul atau pinggir gelas objek. Bahan kerokan kulit ditambah
satu tetes eter, dibiarkan menguap. Bahan tersebut yang lemaknya sudah
dilarutkan dan kering ditambah biru metilen atau biru laktofenol, ditutup dengan
gelas penutup dan dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 100.
Bila sudah ditambah biru laktofenol, susunan benang halus belum terlihat nyata,
sediaan dapat dipanaskan sebentar di atas api kecil dan gelas penutup ditekan,
sehingga preparat menjadi tipis.1
Organisme terlihat sebagai batang pendek halus, bercabang, berdiameter,
1 u atau kurang, yang mudah putus sebagai bentuk basil kecil atau difteroid.
Pemeriksaan harus teliti untuk melihat bentuk akhir ini.

Gambar 4. Corynebacterium minutissimum


Sumber: en.wikipedia.org

3.Kultur bakteri dari daerah lesi.


Kultur biasanya tidak diperlukan.1

F. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala-gejalanya, dan
didukung pemeriksaan penunjang.5
Pada anamnesis didapatkan riwayat:

[Type a quote from the

bercak merah yang meluas, teraba panas seperti kenadocument


cabai. 4
or the summary of

Gatal ringan (asimptomatik)9

an interesting point. You can


position the text box
Terbentuknya bercak-bercak pink dengan bentuk yang anywhere
tidak beraturan,
in the document.
Use the Text Box 9Tools tab to
yang kemudian akan berubah menjadi sisik-sisik halus berwarna coklat.
change the formatting of the
Pada beberapa penderita, didapatkan infeksi yang menyebar
ke batang
pull quote
text box.]

tubuh dan daerah anus.9

Pada pemeriksaan kulit ditemukan:

Lokasi: lipat paha bagian dalam sampai skrotum, aksila, dan intergluteal. 4
Eflorosensi/sifat-sifatnya: eritema luas berbatas tegas, dengan skuama
halus dan terkadang erosif 4

Gambar 5: efloresensi pada eritrasma


Sumber: http://dermis.net

G. DIAGNOSIS BANDING
Kelainan kulit kronik, non-inflamasi pada daerah intertriginosa, yang berwarna
merah kecoklatan, dilapisi skuama halus merupakan tanda eritrasma. 1. Kulit yang
terdapat lesi juga menjadi mengkerut dan terlihat gambaran likenifikasi

Pemeriksaan dengan lampu Wood dan sediaan langsung KOH dapat menentukan
diagnosis1.

Pitiriasis versikolor, tinea kruris, kandidiasis kutis intertriginosa,

dermatitis seboroik, dermatitis kontak merupakan beberapa penyakit yang dapat


dijadikan diagnosis banding untuk eritrasma

1,4,8

Gambar 6: eritrasma dengan likenifikasi


Sumber: http://0.tqn.com/d/dermatology/1/0/q/8/erythrasma.jpg

Pitiriasis versikolor adalah penyakit yang paling sering dibandingkan


dengan eritrasma2. Namun pitiriasis versikolor biasanya tidak terbatas pada daerah
intertriginosa1, umumnya menyerang tubuh bagian atas dan masing masing lesi
umumnya berukuran kecil (tidak seluas eritrasma) dan tidak terdapat eritem 2.
Gambaran klinis Pitiriasis versikolor:17
1.

Gatal bila berkeringat

2.

Lokasi lesi pada umumnya terdapat pada badan (dada, punggung),


leher, lengan atas, selangkang, bisa ditemukan di daerah lain
termasuk muka.

3.

Terdapat 3 bentuk lesi:


a.

Makular: soliter dan biasanya saling bertemu (koalesen) dan


tertutup skuama.

b.

Papuler: bulat kecil-kecil perifolikuler, sekitar folikel rambut


dan tertutup skuama

c.

Campuran lesi makular dan papular.


9

4.

Warna lesi bervariasi: putih (lesi dini), kemerahan, dan coklat (lesi
lama). Bentuk kronis sksn didapatkan bermacam warna.

5.

Selesai terapi biasanya didapatkan depigmentasi residual tanpa


skuama di atasnya yang akan menetap dalam beberapa bulan
sebelum kemudian normal.

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil sebagi berikut:


1.

Larutan KOH 20%, hasil positif bila terlihat hifa pendek, lurus,
bengkok (seperti huruf I,v,j) dan segerombolan spora budding yeast
yang berbentuk bulat mirip seperti spaghetti eith meatballs.Hasil
negative: bila tidak ada lagi hifa,maka bukan Pitiriasis versikolor
walaupun ada spora.

2.

Lampu Wood, hasilnya positif apabila terlihat fuoresensi berwarna


kuning emas pada lesi tersebut.

Gambar7 Ptitriasis versikolor


Sumber: www.health-res.com

Tinea kruris adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan
sekitarnya. Efloresensi berupa makula eritematosa nummular samai geografis,
berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustule. Bila kronik

10

macula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama di atasnya. 4. Gejala subjektif


berupa rasa gatal hebat, semakin hebat bila berkeringat.

Gambar8 . Tinea cruris


Sumber: http://dermatoblog.wordpress.com/2009/02/04/tinea-cruris-dermatofitia-inghinala/

Kandidiasis kutis intertriginosa berlokasi daerah lipatan kulit, terutama ketiak,


bagian bawah payudara, bagian pusat, lipat bokong, selangkangan, dan sela antar jari;
dapat juga mengenai daerah belakang telinga, lipatan kulit perut, dan glans penis
(balanopostitis). Pada sela jari tangan biasanya antara jari ketiga dan keempat, pada
sela jari kaki antara jari keempat dan kelima, keluhan gatal yang hebat, kadang-kadang
disertai rasa panas seperti terbakar.9

Gambar 9: Kandidiasis kutis intertriginosa


Sumber: http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/136/kandidosis

11

Lesi pada penyakit yang akut mula-mula kecil berupa bercak yang berbatas
tegas, bersisik, basah, dan kemerahan. Kemudian meluas, berupa lenting-lenting yang
dapat berisi nanah berdinding tipis, ukuran 2-4 mm, bercak kemerahan, batas tegas,
Pada bagian tepi kadang-kadang tampak papul dan skuama. Lesi tersebut dikelilingi
oleh lenting-lenting atau papul di sekitarnya berisi nanah yang bila pecah meninggalkan
daerah yang luka, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi utama. Kulit
sela jari tampak merah atau terkelupas, dan terjadi lecet. Pada bentuk yang kronik, kulit
sela jari menebal dan berwarna putih. 9
Dermatitis seboroik, Gambaran klinik yang khas untuk dermatitis seboroik ialah
skuama yang berminyak dan kekuningan dan berlokasi di daerah-daerah seboroik 1.
Floresensi berupa makula atau plakat, folikular, perifolikular atau papul, kemerahan
atau kekuningan dengan derajat ringan sampai berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis
sampai tebal yang kering, basah atau berminyak 17.

Gambar 10: dermatitis seboroik pada wajah


Sumber: Barakbah jusuf, dkk. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya: Airlangga University
Press,2008: 80, 112-4

Predileksi dermatitis seboroik antara lain di kulit kepala, supraorbital, liang


telinga luar, lipatan nasolabial, daerah sterna, areola mamae, lipatan di bawah
mamae pada wanita, interskapular, umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital 1.
12

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan terpaparnya kulit


dengan bahan dan luar yang bersifat iritan atau alergen. Kelainan yang terjadi dapat
berupa dermatitis akut, subakut, dan kronik. Lesi yang akut berupa lesi yang
polimorf yaitu tampak macula yang eritematous, batas tidak jelas dan diatas makula
yang eritematous terdapat papula, vesikula, bula yang bila pecah menjadi lesi yang
eksudatif.

Bentuk yang kronik gambarannya lebih sederhana berupa makula

hiperpigmentasi disertai likenifikasi dan ekskoriasi.

Gambar 11: dermatitis kontak


Sumber: http://sehat-enak.blogspot.com/2010/02/dermatitis-kontak.html

H. PENATALAKSANAAN
Tujuan farmakoterapi untuk eritrasma adalah untuk mengurangi morbiditas,
untuk menghilangkan infeksi dan mencegah komplikasi. 8
1. Obat topikal
a.
Salap tetrasiklin 3% juga bermanfaat. Demikian pula obat anti jamur
yang baru yang berspektrum luas. Hanya pengobatan topikal
b.

memerlukan lebih ketekunan dan kepatuhan penderita. 1


Asam fusidat 2% merupakan anti bakteri topikal yang menghambat
sintesa protein bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri. 12

13

c.

Asam benzoat 6%, asam salisilat 3% (Salap Whitfield) untuk


mengatasi infeksi dan radang yang berkaitan dengan eritrasma,
diaplikasikan pada daerah yang terinfeksi selama 1 bulan. 12

d.

Mikonazol krim 2%, sesuai untuk digunakan di daerah intertriginosa,


dioles tipis untuk mencegah efek maserasi, digunakan dalam

e.
f.

2minggu.12
Salap framicetin sulfat 1%6
Sabun anti bakteri dapat mencegah berulangnya penyakit ini 6

2. Anti infeksi
a.

Eritromisin merupakan obat pilihan utama. Satu gram sehari


(4x250mg) untuk 2-3minggu.1. Eritromisin merupakan obat pilihan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan
menghambat disosiasi peptidil t-RNA dari ribosom, menyebabkan
sintesa protein menjadi terganggu. Pada anak-anak, berat badan
umur, dan tingkat keparahan infeksi menentukan dosis yang tepat.
Untuk infeksi yang lebih berat, dosis ganda.

12

Gambar 12: struktur kimia eritromisin


Sumber: Gunawan sulistia. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2000:723-5

14

Gambar 13: Posologi eritromisin


Sumber: Gunawan sulistia. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2000:723-5

Gambar 14: Tabel penggunaan klinik eritromisin


Sumber: Gunawan sulistia. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2000:723-5

15

Klaritromisin juga digunakan untuk indikasi yang sama seperti


eritromisin. Cara kerjanya dengan menghambat pertumbuhan bakteri,
kemungkinan dengan menghambat disosiasi peptidil t-RNA dari ribosom,
menyebabkan sintesa protein yang tergantung RNA untuk menangkap 12.
Dosis dewasa: 2 kali 250-500mg sehari. Dosis anak 5-8mg/kgBB/hari
yang dibagi dalam 2dosis.8
3. Edukasi
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko
terjadinya eritrasma:7
-Menjaga kebersihan badan
- Menjaga agar kulit tetap kering
- Menggunakan pakaian yang menyerap keringat
- Menghindari panas atau kelembaban yang berlebihan.

I. PROGNOSIS
Prognosis cukup baik, bila semua lesi diobati dengan tekun dan menyeluruh 1.
Apabila tidak mendapat pengobatan, keadaan penyakitnya akan

bertahan dan

kemungkinan menjadi parah tidak terlalu besar 2. Relaps dapat terjadi bila terdapat
faktor predisposisi.6

J. KESIMPULAN
Eritrasma adalah salah satu penyakit bakteri yang selama lebih dari 100 tahun
dianggap sebagai penyakit jamur, etiologinya Corynebacterium

minutissimum.

Perjalanan penyakit dimulai dengan daerah eritema miliar, selanjutnya meluas ke


seluruh regio, menjadi merah, teraba panas seperti kena cabai. Obat pilihan utama
adalah eritromisin dan prognosanya baik.

16

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda

adhi, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke-4. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI 2006:334-5, 106-9


2. Corynebacterium. Avaible at http://www.mykunci.com/info/siklus-hidup-bakteri.html.
Accessed on October 7th,2010
3. Graham Robin, Burns Tony.Lecture Notes Dermatologi, edisi ke-8.Jakarta: Erlangga,
2005:21-22.
4.Siregar RS. Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke-3. Jakarta: EGC,1996:64-65.
5. Eritrasma. Avaible at: http://www.
mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/eritrasma4.doc. Accessed on 8th,2010.
6. Burton JL. Text book of Dermatology. Edisi ke-4. London: Black well scientific
publication. 1988:759-760
7.Eritrasma. Avaible at
http://wwww.ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/kulkel.docikextx.weebly.com/upl
oads/4/6/9/3/469349/kulkel.doc. Accessed on October 7 th,2010
8. Gunawan sulistia. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2000:723-5
9. Kandidosis. Avaible at
http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/136/kandidosis. Accessed on
October 6th,2010
10. Erythrasma. Avaible at
http://www.aocd.org/skin/dermatologic_diseases/erythrasma.html. Accessed on October
7th,2010
11. Erythrasma. Avaible at: http://www.dermpathdiagnostics.com/assets/Erythrasma.pdf.
Accessed on October 7th,2010

17

12. Erythrasma. Avaible at http://emedicine.medscape.com/article/1052532-overview.


Accessed on. October 7th,2010.

13. Morales-Trujillo ML, Arenas R, Arroyo S. [Interdigital erythrasma: clinical,


epidemiologic, and microbiologic findings]. Actas Dermosifiliogr. JulAug 2008;99(6):469-73.
14. erythrasma. Avaible at http://0.tqn.com/d/dermatology/1/0/q/8/erythrasma.jpg.
Accessed on October 7th,2010
15 Erythrasma.Avaible at
http://picasaweb.google.com/lh/photo/O35oGgWjuQgWiDuzYHfJcg. Accessed on
October 7th,2010
16. Barakbah jusuf, dkk. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya: Airlangga
University Press,2008: 80, 112-4, 104-5

18

Anda mungkin juga menyukai