Anda di halaman 1dari 53

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

BAB I
PENGANTAR GAS TURBINE GE MS-9001E
Gas turbine MODEL SERIES (MS) 9001E buatan General Electric adalah jenis poros
tunggal (single shaft turbine), siklus sederhana (simple cycle), dual fuel system (sistembahan bakar ganda). Single shaft turbine artinya kompresor dan turbin disambung
sehingga terbentuk satu poros yang didukung oleh tiga bantalan (bearing), sedangkan
simple cycle adalah siklus dimana udara biasa di hisap, dikompresikan oleh kompresor,
kemudian digunakan untuk udara pembakaran pada ruang bakar. Gas panas hasil
pembakaran selanjutnya untuk memutar turbin. Jadi lebih sederhana bila dibandingkan
dengan proses kerja dari instalasi tenaga uap. Gas turbine dapat beroperasi
menggunakan dua jenis bahan bakar (dual fuel system) yaitu natural gas dan minyak,
juga dapat dioperasikan dengan mode Mix (campuran gas dan minyak). Untuk bahan
bakar minyak menggunakan distillate oil (solar) atau biasa disebut HSD (high speed
diesel). Putaran operasi (putaran nominal) turbin sama dengan putaran generator yaitu
3000 rpm karena poros turbin dikopel langsung dengan poros generator. Kapasitas gas
turbine pada kondisi Base Load adalah 107,86 MW dengan bahan bakar natural gas, dan
105,76 MW dengan bahan bakar minyak (solar). Pendingin stator dan rotor generator
menggunakan gas hydrogen. Sistem kontrol gas turbine menggunakan Speedtronic
Mark IV, yaitu berbasis microprocessor dan electro-hydraulic control system.
Kompresor dari unit gas turbine ini adalah jenis Axial Flow, yang terdiri dari 17 tingkat,
sedang turbine terdiri dari 3 tingkat, dengan 14 ruang bakar. Untuk alat start mula dari
gas turbine adalah menggunakan motor listrik (Cranking motor).
1

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

BAB II
PENGERTIAN DASAR GAS TURBINE
2.1. BAGIAN-BAGIAN GAS TURBINE
Secara garis besar komponen-komponen Gas Turbine terdiri dari : Compressor,
Combustion Chamber (Ruang bakar) dan Turbine. Compressor dan Turbine
disambung satu poros yang didukung oleh tiga bantalan (bearing). Ujung poros
pada sisi udara masuk disambung dengan Accessory gear, yang dipakai untuk
memutar Main Liquid Fuel Pump, Main Lube Oil Pump, Main Hydraulic Oil
Supply Pump, Main Atomizing Air Compressor. Ujung poros pada sisi Exhaust
dikopel dengan poros Generator yang didukung oleh dua bantalan generator
(bearing). Jadi generator,turbin, kompresor,dan motor untuk start mula (cranking
motor) semuanya berada dalam satu poros.
Compressor :
Compressor dari unit gas turbine ini adalah jenis Axial Flow, yang terdiri dari 17
tingkat dengan pressure ratio 10:1.Sudu-sudu putar compressor umumnya disebut
Blades. Udara sebelum masuk sisi hisap compressor melalui Air Inlet Filter, dan
Inlet Guide Vane (IGV). Fungsi dari IGV atau ada yang menyebut CSGV
(Compressor Source Guide Vane) adalah untuk mengarahkan dan

mengatur

aliran udara ke first stage compressor. Posisi Vanes akan mempengaruhi jumlah
aliran udara kompresor. Pada compressor tingkat 11 terdapat 4 buah valve
ekstraksi atau biasa disebut compressor blade valve, sebelah kiri 2 buah atas-

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

bawah, sebelah kanan 2 buah atas-bawah juga. Ke-empat buah compressor blade
valves tersebut kerjanya serempak karena dikomando dari satu solenoid valve
yang diparallel. Pada saat startup dan shutdown (accelerating dan decelerating
cycle)

ke-empat compressor blade valve tersebut membuka sehingga udara

extraction compressor tingkat 11 dibuang ke exhaust plenum, dan pada saat full
speed no load akan menutup. Compressor blade valve digunakan untuk proteksi
denyutan atau getaran (pulsation protection) compressor selama turbine startup
dan shutdown. Jika pada saat startup dan shutdown semua valve ektraksi
(compressor bleed valve) tidak membuka maka dapat menimbulkan kerusakan
yang serius pada gas turbine. Untuk itu semua compressor blade valve dilengkapi
dengan limit switch 33CB-1,-2,-3,-4 yang berfungsi sebagai indikasi posisi valve.
Untuk startup , variable inlet guide vanes posisinya close 34 DGA (degree angle)
membatasi aliran udara ke compreesor agar tidak terjadi denyutan atau getaran
(pulsation) selama startup. Fungsi compressor adalah menghisap udara dari luar,
kemudian udara tersebut ditekan (dikompresikan) sehingga menjadi udara
bertekanan tinggi yang digunakan untuk udara pembakaran pada ruang bakar.
Udara bertekanan tinggi tersebut juga digunakan untuk udara pendingin turbine
nozzles, turbine wheels, transition pieces, first stage dan second stage bucket
turbine dll.

Combustion Chamber (Ruang Bakar) :


3

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Sistem pembakaran adalah Reverse Flow Multiple Combustion System, dengan


jumlah ruang bakar ada 14 buah dan susunan ruang bakar melingkar disekeliling
compressor discharge casing. Semua 14 ruang bakar saling berhubungan melalui
cross fire tubes, agar api dari ruang bakar yang ada apinya dapat merambat atau
menyebar keruang bakar lainnya yang tidak ada apinya. Busi (spark plug) ada 2
buah dipasang pada ruang bakar nomor 12 dan 13. Didalam piston busi ada spring
(pegas) yang gunanya mendorong busi masuk kedalam ruang bakar, sehingga
loncatan api (busur api) pada electroda busi berada dalam ruang bakar. Bila
putaran turbine naik maka tekanan ruang bakar akan mendorong spring piston busi
naik sehingga electroda busi keluar dari ruang bakar. Pada saat startup gas turbine,
bila salah satu busi tidak berfungsi maka masih bisa ada penyalaan dari busi yang
satunya. Api akan merambat ke-ruang bakar lainnya melalui cross fire tube. Untuk
mendeteksi api dalam ruang bakar digunakan flame detector, jumlahnya ada 4
buah, dipasang pada ruang bakar nomor 4,5,10,11. Ruang bakar tidak
menggunakan water injection system, dan tidak dipasang combustion pressure
fluctuation monitor ( CPFM ) dan Casing Acceleration Sensor untuk memonitor
dan proteksi terhadap tekanan ruang bakar yang fluktuasi ( turun naik ) seperti
yang ada pada gas turbine Mitsubishi model M701F.

Turbine :

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Sudu putar turbin disebut Buckets, jumlahnya ada 3 tingkat yaitu First,
Second, dan

Third-Stage Turbine Buckets. Ukurannya bertambah besar dari

sudu tingkat pertama sampai ketiga, karena tekanan gas panas berkurang setelah
melewati setiap tingkat sudu turbin. Nozzles turbin ada 3 tingkat (three stages of
stationary nozzles) yaitu First,Second, dan Third-Stage Turbine Nozzles. Nozzles
turbine gunanya untuk mengarahkan aliran gas panas kecepatan tinggi terhadap
sudu putar turbin, sehingga rotor turbin berputar.Sudu putar turbin tingkat 1 dan 2
didinginkan dengan udara yang diambilkan dari compressor tingkat 16,
disalurkan kedalam lobang rotor turbin dan keluar melalui lobang-lobang kecil
pada pangkal-pangkal buckets turbin tingkat 1 dan 2. Untuk sudu putar turbin
tingkat 3 tidak didinginkan dengan udara.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1,2,3,4 dan 5.
.

Tempat
pengambilan udara
pendingin 1st and
2nd stage bucket
turbine pada sudu
compressor antara

Gambar 1 Rotor Compressor

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Lobang rotor turbine tempat masuknya udara pendingin dari sudu compressor antara tingkat 16 dan 17 m

Gamba

First Stage Bucket Cooling Holes

Gambar 3 lobang pendingin sudu turbine tingkat 1

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Second
Stage
Bucket
Cooling

Gambar 4 lobang pendingin sudu


turbine tingkat 2

5.Ruang Dalam Turbine


2.2. PRINSIP KERJA Gambar
GAS TURBINE
7

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Exhaust G

Turbine

Gambar 6. Simple-cycle, single-shaft gas turbine

Inlet A

Udara sebelum

masuk kedalam kompresor melalui Air Inlet Filter, yang

berfungsi untuk menyaring kotoran, debu atau partikel yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor. Ada 1152 buah filter elements pada air inlet
filter. Metode pembersihan filternya adalah Self Cleaning Air Filter System
artinya

element

filternya

dibersihkan

secara

otomatis

dan

berurutan

menggunakan udara dari compressor discharge pressure selama turbin operasi.


Pada air inlet filter dipasang pressure switch untuk mengetahui kekotoran
filternya, alarm pada 6 inchH2O vacuum, dan Shutdown pada 8 inch H2O
vacuum. Udara dari air inlet filter selanjutnya melewati inlet guide vane yang
fungsinya mengatur besarnya aliran udara yang masuk ke kompresor. Pada saat
startup atau shutdown , posisi inlet guide vane (IGV) harus pada posisi tertutup
(minimum position) yaitu 34 DGA, dan compressor bleed valve harus membuka
untuk mencegah compressor surge (pulsation). Udara kemudian dimampatkan
8

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

oleh kompresor sehingga tekanannya naik. Didalam ruang bakar dilakukan


proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan
bakar.Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan
sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperature. Gas
hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin melalui nozzle yang berfungsi
untuk mengarahkan aliran gas panas ke sudu-sudu putar turbin. Daya yang
dihasilkan turbin sebagian digunakan untuk menggerakkan kompresor, dan
sebagian lagi untuk

menggerakkan generator. Berbeda dengan Pembangkit

Listrik Tenaga Uap (PLTU), turbinnya hanya menggerakkan generator sehingga


daya yang dihasilkan turbin adalah sama besarnya dengan daya generator.
Setelah melewati sudu turbin tingkat 3, gas panas tersebut dibuang keluar
melalui saluran buang (exhaust). Untuk startup awal gas turbine, diperlukan alat
penggerak awal untuk memutar kompresor dan turbine, yaitu menggunakan
motor listrik (cranking motor). Data cranking motornya adalah : 2975 rpm,
6000Volt AC. Dari cranking motor dihubungkan ke toque converter dan
selanjutnya ke Accesory gear. Setelah putaran turbin mencapai 60% speed,
cranking motor akan lepas koplingnya, ditandai dengan solenoid 20TU-1 pada
torque converter (Voith) de-enerqize, dan gas turbine sudah mampu memutar
dirinya sendiri (self sustaining speed). Kemudian bahan bakar sedikit demi
sedikit ditambah untuk menaikkan putaran hingga mencapai 100% speed, dan
generator siap sinkron kejaringan.

BAB III

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

PENGENALAN SPEEDTRONIC MARK IV

Sistem kontrol gas turbine menggunakan Speedtronic Mark IV , yaitu berbasis


microprocessor dan electro-hydraulic control system. Speedtronic Mark IV ini pada
dasarnya adalah merupakan Programmable Logic Controller ( PLC ) dimana
pemrograman untuk sequencing instruction atau logic instructions nya menggunakan
instruksi-instruksi bahasa level rendah (Mnemonic), seperti LD,AN,OR,ORS,STO,
dan lain sebagainya. Microprocessor melakukan perhitungan control digital
berdasarkan signal input dari sensor turbine dan control program. Sistem control
Speedtronic Mark IV merupakan pengembangan dari Mark I dan Mark II yang
dilakukan oleh laboratorium pengembangan Electronic Gas Turbine Department,
General Electric Company, dan hingga saat ini terus berkembang ke Speedtronic
Mark V, dan terakhir Mark VI. Untuk Gas Turbine PLTGU Muara Karang Blok I
system kontrolnya sekarang sedang dalam proses akan di Retrofit dari Mark IV
menjadi Mark VIe.
3.1. Controller <RST>
Speedtronic Mark IV menggunakan 3 buah modul Controller, yaitu Controller <R>,
Controller <S>, dan Controller <T>, dan 1 buah modul Communicator <C>. Masingmasing Controller <RST> adalah identik yang fungsinya melakukan critical turbine
control, proteksi, proses sekuensial, terhadap operasi gas turbine, dan melakukan
pertukaran data dengan Communicator <C>. Jika terjadi salah satu Controller <RST>

10

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

ada yang rusak atau ada perbaikan (penggantian card modul misalnya, maka
2 Controllers yang lain akan mengambil alih dan gas turbine tetap dapat beroperasi
( fault tolerance ), jadi tingkat keandalannya lebih tinggi. Apabila kerusakan Controller
telah selesai diperbaiki maka controller dapat diaktifkan kembali tanpa shutdown
turbine. Jadi dengan menggunakan hanya 2 dari 3 Controller yang beroperasi system
masih aman dan masih dapat mengontrol. Konfigurasi Controller semacam ini disebut
triple redundant and two-out-of-three voting (2dari3 ). Controller <RST> menggunakan
Mikroprosesor Intel 8086 CPU 16 bit pada modul card HMPJ, hardware dan software
setiap Controller adalah sama. Masing-masing Controller memiliki sensor sendirisendiri sehingga apabila salah satu sensor rusak, maka 2 sensor yang lain yang akan
mengontrol gas turbine. Sebagai contoh speed sensor turbine yang dipasang jumlahnya
ada 3 buah, speed signal dari sensor pertama masuk ke Controller <R>, signal dari
sensor kedua ke Controller <S>, dan dari ketiga ke Controller<T>. Demikian juga pada
exhaust turbine dipasang 24 buah thermocouple, 8 buah signal output thermocouple ke
Controller <R>, 8 ke Controller <S>, 8 ke Controller <T>. Untuk critical analog
outputs, setiap Controller menggerakkan satu coil dari tiga coil yang terpisah pada servo
valve. Jadi critical input dimasukkan ke masing-masing Controller dan untuk non
critical input dimasukkan ke Communicator <C>.

Setiap Controller <RST>

mempunyai power supply sendiri sendiri yaitu power supply <R>, <S>,dan <T>.
Tegangan input power supply <RST> adalah 125 VDC yang diambilkan dari tegangan
battery, sedangkan tegangan outputnya adalah : +5 VDC,

+15 VDC, -15 VDC.

11

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Power Supply Controller <R>


Controller <R>

Controller <S>

Controller <T>

Power Supply Controller <S>

Power Supply Controller <T>

Gambar 7. Controller <RST> dan Power Supply

3.2. Communicator <C>


Speedtronic Mark IV mempunyai satu buah modul Communicator <C>, yang fungsi
utamanya adalah:
- Melakukan non-critical turbine control, proteksi, dan proses sekuensial
(sequencing functions).
- Memonitor kondisi dari Controller <RST>.
- Menghubungkan ke- monitor ( CRT display ) dan printer.
- Melakukan Diagnostic Test
- Menyediakan serial data link RS422 dan RS232 untuk remote interface.

12

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Communicator <C> menggunakan Mikroprosesor Intel 80286 CPU 16 bit pada modul
card HMPK. Gas turbine tidak akan bisa start up bila Communicator <C> rusak
(fault) karena monitor dan membrane switches yang merupakan operator interface
module tidak berfungsi. Tetapi apabila gas turbine sudah normal operasi, maka jika
Communicator <C> gangguan maka gas turbine tetap beroperasi normal karena
system kontrol dikendalikan oleh Controller <RST> . Dalam kondisi operasi darurat
tersebut layar monitor gelap dan printer tidak berfungsi, operator hanya dibimbing
dari Auxiliary Display yang tampilannya sangat terbatas ( seven digit, hexadecimal
display). Maintenance instrument harus segera memperbaiki atau mengganti
Communicator <C> yang rusak tersebut, tetapi jika tidak bisa diatasi dan operator
ingin men shut down gas turbine dapat dilakukan dari membrane switches STOP
dan jangan dilakukan dari Emergency Stop. Menu membrane switches yang masih
berfungsi apabila Communicator <C> rusak adalah : STOP, ALARM RESET,
ALARM SILENCE karena dihubungkan dari software controller <RST>.
Communicator <C> mempunyai power supply sendiri seperti pada Controller <RST>.
Power supply <RST> dan <C> adalah sama, tegangan inputnya adalah 125 VDC, dan
tegangan outputnya adalah : +5 VDC, +15 VDC, -15 VDC.

13

PS = Power Supply
Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

3.3. Block Diagram Mark IV

PS

PS

PS

PS

PS

Three Redundant Controllers for Control & Protectio

PS

14

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Pada gambar 8 menunjukkan sebuah block diagram Speedtronic Mark IV. Ada 3
Controller <R>, <S>, <T> masing-masing memiliki input dan output, dan masingmasing memiliki power supply sendiri. Bagian keempat disebut Communicator <C>,
yang memiliki power supply sendiri juga. Communicator <C> berkomunikasi dengan
Controller <RST> melalui RS232 serial data link. Communicator <C> juga
dihubungkan dengan CRT display, dan operator interface melalui membrane switches.
Dalam hal sistem kontrol menggunakan atau dihubungkan dengan remote control
( DCS misalnya ), maka <C> dapat melakukan komunikasi dengan remote komputer
atau DCS (Distributed control system). Relay output modules memiliki power supply
dua buah yaitu Power Supply Relay 1 <PS.Rel1> dan Power Supply Relay 2
<PS.REL2>. Power supply ini inputnya adalah 125 VDC, dan outputnya 28 VDC,
yang digunakan untuk meng-energize relay 28 VDC. Apabila salah satu Power supply
relay tersebut rusak pada saat gas turbine sedang operasi maka unit tetap aman karena
Power supply relay yang satu masih berfungsi (redundant power supply). Critical
sensor dimasukkan kesetiap Controller <RST>, sehingga setiap controller memiliki
penilaian independen terhadap kondisi turbine. Sebagai contoh, 3 sensor speed signals
dikirim ke masing-masing Controller <RST>, dan output dari Controller <RST>
menggerakkan servo valve untuk mengatur aliran bahan bakar yang masuk ke turbine.
Contoh yang lain, pada exhaust turbine dipasang 24 buah thermocouple untuk
memonitor temperature exhaust yang digunakan untuk feedback Temperature Control,
8 buah thermocouple exhaust ke Controller <R>, 8 ke Controller <S>, dan 8 ke
Controller <T>. Setiap Controller <RST> selanjutnya mengirimkan nilainya ke
Communicator <C>, dan akan dihitung nilai mediannya (median value) dan
15

Gambar 8

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Kabel UTP

mengirimkan bias koreksi kembali ke Controller <RST>. Apabila salah satu sensor
speed atau salah satu Controller <RST> ada yang rusak misalnya, maka system control
tetap aman karena 2 Controller masih aktif. Pada servo valve terdapat 3 buah coil yang
digunakan untuk menggerakkan mekanisme servo valve. Masing-masing coil servo
valve dihubungkan ke Controller <RST>, sehingga apabila salah satu Controller
<RST>
mengirim
USB to
Serialtidak
Converter

signal output ke salah satu coil, servo valve masih tetap

berfungsi karena 2 coil servo valve masih aktif (coil servo valvenya juga redundant).
3.4. Menghubungkan Komputer atau Laptop dengan Mark IV

Port Parallel DB-25 pada card HMPK

Controller <R>

Gambar 9. Cara menghubungkan Laptop ke Mark IV


Communicator <C>

Controller <S>

Controller <T>

Kita dapat menghubungkan komputer atau laptop dengan Mark IV untuk keperluan
modifikasi <C> dan <RST> Sequencing Function (Ladder Diagram) dengan cara,
Port USB

Port Parallel DB-25 pada card HMPK kita hubungkan ke Laptop, melalui USB to

16

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Serial Converter, bisa dilihat pada gambar 9. Untuk software Laptop bisa
menggunakan operating system Microsoft Windows 2000 atau Windows XP, dengan
cara sebagai berikut : Click Start; Programs; Accessories; Communications; Hyper
Terminal. Selanjutnya kita bisa melakukan komunikasi data dengan Communicator
<C>. Sequencing data dan Control Constants data pada Mark IV disimpan pada 2 set
memori EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) yaitu
Primary EEPROM dan Backup EEPROM. Control Constants data adalah parameter
yang diperlukan bila kita ingin fine-tune turbine control, protection, dan sequencing
functions, dan dapat dirubah nilainya secara langsung dari Mark IV tanpa
menggunakan Laptop. Untuk modifikasi atau menambah Sequencing Function kita
perlu menggunakan komputer atau laptop, Sebagai contoh pada gambar 10, kita akan
membuat Sequencing Function sebagai berikut :

L14HSXL63QA2L

L1Z

L52QA1A

L4QA

L14HSZ

Gambar 10. Sequencing Function (Rung L4QA)

17

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Kita tulis Sequencing Instructions nya pada Laptop sebagai berikut :


LD

L14HSX

LD = Load Logic Variable

ANF

L63QA2L

ANF= AND Logic Variable False

OR

L1Z

OR = OR Logic Variable

LDF

L52QA1A

LDF = Load Logic Variable False

ORF

L14HSZ

ORF = OR Logic Variable False

ANS
STO

ANS = AND Stack Variable


L4QA

STO = Store Logic Variable

Setelah kita buat Sequencing Instructionnya pada Laptop, dan kita download ke
Primary EEPROM pada Communicator <C> maka sequencing function yang kita
buat telah tersimpan di Primary EEPROM <C>. Selanjutnya kita lakukan download
sequencing function dari Communicator <C> ke Controller <RST>, dengan cara
mematikan, kemudian

menghidupkan Controller <R><S><T>. Setelah selesai

melakukan modifikasi atau penambahan sequencing function, maka akan muncul


alarm : Primary EEPROM changed, not Backed up, artinya kita perlu meng-update
perubahan sequencing function pada Primary EEPROM agar sama dengan pada
Backup EEPROM melalui Mark IV panel pada menu : EEPROM Maintenance
Display.

18

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

BAB IV
PRINSIP KERJA SISTEM KONTROL MARK IV

Gas Turbine dikendalikan atau dikontrol dengan cara mengatur aliran bahan bakar ke
ruang bakar turbine (combustion chambers). Sebuah signal control, yang dinamakan
Fuel Stroke Reference atau disingkat FSR, menentukan aliran bahan bakar.
FSR yang rangenya 0 sampai 100 % adalah signal perintah untuk pembukaan valve
bahan bakar. FSR secara independen dihitung di masing masing 3 Controllers <R>,
<S>, <T>. 3 FSR dari masing masing Controllers ini adalah hardware-voted,
artinya setiap FSR menggerakkan 1 coil dari 3 coil servo valve. Jumlah arus dari 3
coils menginduksi medan magnet di torque motor servo valve. Posisi servo valve akan
menentukan pembukaan valve bahan bakar yang akan mengontrol aliran bahan bakar
keruang pembakaran. Dua arus dalam coil servo akan mengkompensasi arus ketiga
yang rusak (fault). Ini adalah konsep sistem kontrol Mark IV two-out-of-three
voting. Untuk lebih jelasnya mengenai servo valve dapat dilihat pada gambar 11
dan gambar 12.

19

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

3-Coil Torque Motor masing-masing ke Controller <R>,<S>,<T>

Gambar 11. Servo-Valve Schematic

20

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Gambar 12. Servo Positioning Loops

Keterangan gambar 12.


LVDT = Linear Variable Differential Transformer, adalah sensor posisi pembukaan
untuk control valve bahan bakar, atau untuk Inlet Guide Vane dan sebagainya. Signal
output LVDT adalah tegangan AC, yang sebanding dengan posisi pembukaan
valvenya. Aktual yang terpasang LVDT nya hanya ada 2 buah, sedangkan
Controllernya ada 3 yaitu <R>,<S>,<T>. LVDT nya dihubungkan ke Card HSAA

21

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

pada Controller <RST> seperti terlihat pada gambar, sehingga apabila 1 buah LVDT
rusak tidak akan men shutdown gas turbine. Akan lebih handal kalau sensor LVDT
nya ada 3 buah sehingga masing masing masuk ke Controller <R>,<S>,<T>.
REF = adalah Reference atau signal perintah aliran bahan bakar ( FSR )
4.1. FSR Minimum Value Gate
Sistem kontrol gas turbine dibagi menjadi beberapa fungsi yaitu : Start Up Control,
Acceleration Control, Speed Control, Temperature Control, Shut down Control, dan
Manual Control. Tetapi control loop utamanya hanya 3 yaitu : Start UP Control,
Speed Control, dan Temperature Control. Gas turbine GE mengendalikan atau
mengontrol aliran bahan bakar ke ruang bakar menggunakan

metode

FSR

Minimum Value Gate. Input dari FSR Minimum Value Gate adalah signal FSR dari
masing-masing fungsi kontrol yaitu : FSRSU, FSRACC, FSRN, FSRST, FSRSD,
FSRMAN, seperti terlihat pada gambar 13, dan gambar 14.

22

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Gambar 13. Control Algorithm FSR

FSRSU

= FSR Startup Control

FSRACC = FSR Acceleration Control


FSRN

= FSR Speed Control

FSRT

= FSR Temperature Control

FSRSD

= Shutdown FSR Signal

FSRMAN = FSR Manual Control


Output dari Minimum Value Gate adalah harga FSR dari 6 loop control yang
terendah, yang digunakan untuk mengatur jumlah aliran bahan bakar.

23

Gambar 13. FSR Control Schematic

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Gambar 14. Control Algorithm FSR

24

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Sebagai contoh dapat kami tampilkan data dari Gas Turbine GT1.2 yang kami ambil
pada tgl 16 Februari 2010 : Unit beroperasi pada mode Base Load Combined Cycle
dengan bahan bakar 100% Oil, IGV Full Open 85 DGA. Harga FSRSU=100%,
FSRACC=75,2%, FSRMAN=100%, FSRSD=100%, FSRN=74,6%, FSRT=68,4%,
maka output Minimum Value Gate yang terendah adalah FSRT =68,4%. Jadi sistem
kontrol

gas

turbine

pada

saat

Base

Load

dikendalikan

oleh

FSRT

(FSR=FSRT=68,4%). Hanya satu fungsi kontrol yang dapat mengontrol aliran bahan
bakar ke gas turbine pada suatu waktu.
4.2. Speed Signal & Speed Relay
Bagian penting dari proses start-up / shutdown sequence control gas turbine adalah
penggunaan Speed Relay, dimana speed relay tersebut bukan berbentuk hardware
melainkan speed relay software. Speed sensor atau magnetic pickup yang dipasang
pada gas turbine jumlahnya ada 3 buah, masing masing masuk ke Controller <R>,
<S>, dan <T>. Signal output dari speed sensor adalah frequency (Hertz) yang identik
dengan putaran turbine (rpm) , selanjutnya oleh Controller <RST> dirubah menjadi
signal speed yang dinamakan TNH, yang digunakan sebagai signal feedback untuk
Speed Control selama turbine normal operasi, dan mengetrip turbine pada keadaan
overspeed. Signal speed TNH juga dirubah melalui software comparator pada
Controller <RST> menjadi Speed Relay, yang akan digunakan untuk proses
start-up / shutdown sequence gas turbine. Ada 7 Speed Relay yang digunakan untuk
proses start-up / shutdown sequence gas turbine. Sebagai contoh dapat dilihat pada
gambar 15, software comparator untuk Speed Relay 14 HM, untuk Speed Relay yang
25

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

lain prinsip kerjanya sama, hanya harga Control Constantnya yang berbeda.
TNK14HM1 dan TNK14HM2 adalah harga Control Constant yang telah di SET di
Mark IV.

<R><S><T> SOFTWARE
SPEED LEVEL DETECTORS

TNH
10% SPEED
TNK14HM1

A
A>B

SET AND LATCH


L14HM

B
A

9,5% SPEED
TNK14HM2

LOGIC 1 ABOVE SETPOINT


RESET

A<B
B

SAMPLING RATE : 0,25 SEC

Gambar 15. SPEED RELAY L14HM

26

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Daftar setting Speed Relay ( Speed Level Detectors )

L14HR HP Zero Speed Signal


L14HT Cooldown Slow Roll Start Speed Relay
L14HM Minimum Speed Signal
L14HA Accelerating Full Speed Signal
L14HC Auxiliary Cranking Speed Relay
L14HF Field Flashing Speed Relay
L14HS HP Operating Speed Signal

Pickup
(ON)
0,06 %
8,4 %
10 %
50 %
60 %
85 %
95 %

Dropout(O
FF)
0,31 %
2,8 %
9,5%
40 %
50 %
84,5 %
94,5 %

4.3. Start Up Control - FSRSU


Start Up control fungsinya memutar gas turbine dari putaran nol sampai putaran
operasi dengan aman dan membatasi jumlah aliran bahan bakar yang dibutuhkan agar
diperoleh penyalaan atau pengapian yang optimal dan untuk mencegah Excessive
Thermal Shock atau Low Cycle Fatique pada komponen Hot Gas Path Turbine.
System controlnya adalah open loop control, artinya tidak membutuhkan signal
feed back, hanya berdasarkan sequence dan harga batasan FSR yang telah di-SET atau
yang telah ditetapkan. Harga batasan FSR yang telah di SET untuk startup adalah
untuk : FIRE, WARM-UP, dan ACCELERATE LIMIT. Harga batasan FSR
tersebut disimpan pada Control Constant dan kita tidak diijinkan untuk merubah
karena akan berpengaruh pada karakteristik start-up / shutdown gas turbine.
Jadi pada waktu Fire FSR di-SET = 21%,

WARM-UP di-SET = 12%,

ACCELERATE LIMIT di-SET = 25,2%. Signal FSR startup control (FSRSU)

27

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

beroperasi melalui Minimum Value Gate (lihat gambar 13 dan 14), untuk memastikan
bahwa Speed Control dan Temperature Control dapat membatasi FSR jika diperlukan.
Selama proses startup, tingkat kenaikan putaran turbine dan temperature exhaust
dibatasi untuk melindungi bagian-bagian turbine dari excessive mechanical dan
thermal stresses. Untuk proses start-upnya dimulai dengan Cranking motor running,
2 second kemudian starting clutch engaged (solenoid 20TU-1 Torque converter
energize), putaran turbine 0 rpm naik sampai 10% speed ditandai dengan L14HM on,
dan akan mengaktifkan system purging. Purging digunakan untuk membersihkan
ruang bakar dan exhaust duct agar tidak ada campuran gas yang mudah terbakar.
Setting Purge Timer atau Turbine Vent Timer L2TV adalah 60 second. Setelah purge
timer selesai, putaran turbine menjadi 24% Speed, starting clutch disengaged
(solenoid 20TU-1 Torque converter de-energize) dan putaran menuju turun (coasting
down). Pada putaran 9,5% Speed L14HM off, starting clutch engaged kembali,
putaran menuju naik, dan pada 10% Speed L14HM on, dimulai firing dengan
menetapkan FSR Firing = 21% (Control Constant FSKSU_FI=21%). Apabila dalam
60 second tidak terjadi penyalaan dalam ruang bakar (Flame detector tidak
mendeteksi api) maka gas turbine akan trip, dan muncul alarm Failure to Ignite
(Firing timer L2F=60 second). Tetapi jika terjadi penyalaan dalam ruang bakar maka
akan dilanjutkan dengan proses Warm-UP selama 60 second ( warm-up timer L2W
di set = 60 second ). Pada proses Warm-UP aliran bahan bakar FSR diturunkan dari
21% menjadi 12% (Control Constant FSKSU_WU Warm-up FSR di SET= 12%).
Dilakukan proses warm-up time atau waktu pemanasan untuk meminimalkan
thermal stresses selama proses awal start-up. Setelah menyelesaikan periode
28

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

pemanasan (warm-up periode), torque converter akan keposisi maksimum torsi dan
startup control akan menaikkan harga FSR, untuk dimulai fase Acceleration dari
proses startup. Speed Relay L14HA akan on dan menunjukkan turbine sedang proses
akselerasi atau percepatan.Setelah putaran naik menjadi 60% speed, Speed Relay
L14HC akan on, yang mengakibatkan solenoid 20TU-1 deenegize ( starting clutch
disengaged ), dan pada posisi ini turbine sudah dianggap mampu memutar dirinya
sendiri dan tidak dibantu lagi dari Cranking motor (self sustaining speed). Setelah
putaran naik sampai 95%, Speed Relay L14HS on, fase startup berakhir, dan FSR
dikendalikan oleh SPEED CONTROL. Pada fase ini semua peralatan bantu telah dishutdown. Misalnya Auxiliary lube oil Pump akan shutdown dan diambil alih oleh
Main lube oil Pump, Auxiliary Hydraulic oil Pump akan shutdown dan diambil alih
Main Hydraulic Oil Pump dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 16, Mark IV Start-up Curve. Dari pengamatan dilapangan, proses dari
start-up sampai Full speed no load ( 3000 rpm ) gas turbine membutuhkan
waktu 15 menit.

29

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Full Speed no Load (3000 rpm)

Dari Start-up sampai Full Speed no Load 15 menit

Starting Clutch Disengaged


L14HC on = 60% Speed
FSR Firing 21%

FSR Warm up 12%

Gambar 16. Mark IV Start-up Curve

BAB V
30

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

SPEED CONTROL

Speed Control atau Speed Governors digunakan untuk mengatur putaran dan beban
(load) gas turbine generator agar frekuensi generator tetap stabil terhadap adanya
variasi beban atau gangguan pada system. Penyimpangan frekuensi dari nilai nominal
harus selalu dalam batas toleransi yang diperbolehkan. Speed Control merupakan
system control closed loop, dimana signal feedback aktual putaran turbine (TNH)
dibandingkan dengan set point putaran (TNR). Selisih antara TNR dan TNH ini,
menghasilkan sebuah error, yang digunakan untuk mengontrol putaran turbine. TNH
singkatan dari Turbine Speed High Pressure, sedangkan TNR adalah Turbine Speed
Reference. TNR pada display Mark IV dinamakan TNH SET. Ada dua jenis sistem
Speed Control turbine yaitu, Droop Speed Control dan Isochronous Control.
V.1 Droop Speed Control
Untuk menerangkan mengenai Droop speed Control dan Isochronous Control di
banyak buku-buku referensi speed control memang masih agak membingungkan,
untuk itu akan kami coba menerangkan dari gas turbine generator sebelum dan
sesudah masuk jaringan. Dimisalkan turbine sudah mencapai rated speed (3000 rpm)
dan generator breaker masih open, putaran turbine (TNH) dapat diubah naik atau
turun dengan mengubah set point putaran (TNR). Menaikkan TNR dapat dilakukan
dari Governor Control Switch Raise/Lower pada panel generator. Apabila TNR kita
set = 104% (3120 rpm), maka putaran turbine (TNH) akan menyamakan

31

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

104% (3120 rpm). Jadi Set point putaran turbine (TNR) mengatur putaran turbine
bila unit belum parallel dengan jaringan. Ketika generator breaker closed, berarti
generator sudah terhubung ke jaringan maka akan terjadi Load Sharing (berbagi
beban) dengan generator lain, sehingga putaran turbine generator ditentukan oleh
frekuensi system (frekuensi jaringan). Putaran turbine (TNH) tidak dapat lagi diubah
dengan mengubah set point putaran turbine (TNR), karena mereka semua terhubung
bersama dalam jaringan dan rotor generator mereka terkunci (terikat) pada
sinkronisme atau synchronous speed. Sekarang frekuensi generator ditentukan oleh
frekuensi jaringan, sehingga tidak ada generator dapat berputar lebih cepat atau lebih
lambat dibandingkan dengan generator lainnya. Jadi TNR berfungsi untuk mengatur
beban bila unit sudah paralel ( masuk jaringan ), dan Speed Control loop berpindah
sebagai Load Control loop. TNR bisa dinaikkan atau diturunkan secara manual
menggunakan Governor Switch Raise / Lower pada Generator control panel, atau
secara Auto melalui Speedtronic Mark IV. Pada kondisi ideal (ambient temperature
sesuai desain ) rated load (base load) gas turbine MS9001E adalah 107,86 MW bila
beroperasi menggunakan natural gas, dan 105,76 MW bila menggunakan Distillate
oil. Ketika mode operasi Base Load tersebut, TNR akan berada pada = 104%, dan
TNH akan tetap pada 100% bila frekuensi jaringan stabil. Jadi pada kondisi generator
sudah masuk jaringan atau sudah berbeban, TNH tidak bisa menyamakan dengan
TNR. Error signal yang merupakan selisih antara TNR dikurangi TNH pada rated load
(base load), itulah yang dinamakan Droop Speed Control atau biasa disebut Speed
Droop. Untuk Gas turbine MS9001E Muara Karang, TNR pada kondisi Base Load
=104%, TNH = 100%, jadi Speed Droopnya = 104% - 100% = 4%. Jika Speed Droop
32

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

diSet 4%, maka perubahan 1% Speed akan menghasilkan perubahan dalam aliran
bahan bakar yang setara dengan 25% rated load. Gas turbine dengan speed droop
lebih kecil akan merespon perubahan beban lebih cepat dibandingkan dengann speed
droop yang lebih besar, tetapi bila speed droopnya terlalu kecil bisa mengakibatkan
frekuensi generator berosilasi. Speed Droop adalah Proportional Control, yang tidak
memiliki integral control, outputnya adalah proportional / sebanding dengan besarnya
error yang terjadi. Berikut definisi Speed Droop yang kami himpun dari berbagai
sumber :
Speed Droop adalah karakteristik governor yaitu besarnya perubahan putaran
turbin terhadap putaran nominal untuk perubahan beban 100%. Speed Droop
4% artinya putaran turbine akan turun 4% dari putaran nominal, bila turbine
dari beban 0% langsung dibebani 100%, atau sebaliknya putaran turbine akan
naik 4% jika beban turbine dilepas (dihilangkan dari 100% menjadi 0%).
Speed Droop adalah sensifitas unit terhadap perubahan frekuensi jaringan,
yang memiliki speed droop kecil akan menanggung prosentase perubahan
beban lebih banyak.

Speed Droop = ( frekuensi beban kosong ) ( frekuensi beban penuh )


frekuensi beban penuh

33

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Gambar 17. Droop Speed Control Curve


Pada gambar 17, Droop Speed Control Curve dapat dilihat bahwa pada garis tegak
lurus menunjukkan harga TNR yang rangenya dari 95% sampai 107%. TNR ini
berfungsi sebagai load changer, karena bila TNR berubah naik atau turun maka beban
(load) generator juga berubah naik / turun juga. Garis mendatar menunjukan
harga FSR yang identik dengan beban (load) generator. Pada gambar tertulis rated
FSR = 73,8%, FSNL FSR = 19,1% , FSR Min = 10,6% adalah data dari gas turbine
control specification.

34

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

TNR = TNH + MW
100% TNH = 3000 RPM
104% TNR = 100% TNH + 115 MW ( dimisalkan Base Loadnya = 115 MW )
103% TNR = 100% TNH + 86,25 MW
102% TNR = 100% TNH + 57,5 MW
101% TNR = 100% TNH +28,75 MW
1% Droop = 25% Base Load

V.2 Isochronous Control


Ketika gas turbine digunakan dalam system dimana putaran atau frekuensi generator
tidak ditentukan oleh System, maka digunakan Isochronous Speed Control. Dalam
mode operasi ini, speed signal dibandingkan dengan speed reference dan errornya
dimasukkan melalui integrator. System

control ini akan merubah FSR bila

diperlukan, untuk menyamakan actual turbine speed signal dengan set point signal
pada summing junction. Selama perbedaan antara signal TNR dan TNH ada,
integrator akan terus menaikkan atau menurunkan FSR sampai tidak ada error signal.
Ini adalah system yang bekerja cepat yang akan mempertahankan putaran turbine
stabil atau konstan meskipun terjadi perubahan beban. Isochronous control adalah

35

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Proportional Integral Control. Untuk gas turbine MS9001E di Muara Karang tidak
menggunakan Isochronous Control.

V.3 Daerah kerja Speed Control


Speed Control mulai bekerja setelah putaran turbine mencapai rated speed atau Full
Speed No Load (3000 rpm), sampai mendekati Base Load atau beban maximum.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah :

Base Load

= Exhaust Temp Control

Part Load

= Speed Control

Zero Load / FSNL

= ----------------- ( Full Speed No Load)

Daerah kerja Speed Control

Dengan Zero Load atau Full Speed no Load pada bagian bawah dan Base Load pada
bagian atas, Part Load (partial load) adalah beban diantara Zero Load dan Base Load
(mendekati Base Load). Jika Gas Turbine beroperasi pada Part Load maka system
control yang bekerja adalah Speed Control. Ketika unit beroperasi pada Base Load

36

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

maka system control yang bekerja adalah Exhaust Temperature Control.


Pre-Selected Load adalah pembebanan unit dengan beban yang besarnya sesuai
dengan harga setpoint yang telah ditentukan pada Speedtronic turbine control system .
Untuk Gas Turbine Generator Muara Karang, di set pada harga 25 MW
(Control Constant LK90PSEL). Pre-Select Load Control secara otomatis mengatur
turbine speed reference (TNR) untuk mempertahankan load setpoint. Spinning
Reserve

adalah pembebanan unit pada saat generator baru masuk jaringan

( Generator Breaker Close ) dengan beban yang besarnya sesuai dengan harga setpoint
yang telah ditentukan pada Speedtronic turbine control system.Untuk Gas Turbine
Generator Muara Karang diset pada harga 5MW (Control Constant LK90SPIN).

V.4. Software Speed Control

37

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

100%

Max Limit

FSR Max
FSR Min

Min Limit
FSRN

17%

Full Speed No Load

MEDIAN SELECT

FSKRN1

15.05% / %N

Speed FSR

Droop Gain

FSKRN2

TNR

TNH

Reference

Error Signal

+
+
+

Feed Back

L83ISOK

L83ISOK

FSRNI

Gambar 18. Control Algorithm FSRN


FSR Max = Fuel Stroke Reference Maximum, settingnya = 100%
FSR Min

= Fuel Stroke Reference minimum

FSKRN1

= Full Speed No Load FSR Constant, settingnya = 17%

FSKRN2

= Droop Speed Control Proportional Gain,settingnya = 15.05% / %N

TNR

= Turbine Speed Reference ( Set Point putaran turbine ) %

TNH

= Turbine Speed High Pressure (Actual putaran turbine) %


38

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

FSRN

= Fuel Stroke Reference Speed Control (%)

FSRNI

= Isochronous FSR Speed Control

L83ISOK = Isochronous Speed Control Selected, karena tidak menggunakan


mode Isochronous maka L83ISOK logicnya = 0, sehingga FSRNI tidak ikut
dijumlahkan.
Control Algorithm FSRN pada gambar 18 menghitung harga FSRN. Ketika turbine
sudah mencapai Full Speed No Load ( 3000 rpm ) dan generator breaker masih open,
putaran turbine (TNH) dapat diubah dengan mengubah Turbine Speed Reference
(TNR). Idealnya, TNH akan selalu sama dengan TNR, sehingga error signal
dari summing junction akan nol dan FSRN akan sama dengan FSKRN1.
FSKRN1 adalah control constant yang settingnya disesuaikan sehingga ketika TNR
100% maka TNH akan sama 100%. FSKRN1 menetapkan besarnya Full Speed No
Load FSRN. Pengertian Full Speed No Load artinya turbine pada putaran rated speed
(3000 rpm) tanpa beban eksternal dari generator, namun turbine memiliki beban dari
axial flow compressor. Pada kenyataanya pada saat turbine mulai distart sampai
dengan steady state (Full Speed No Load) TNR diset pada harga 100.3% lebih tinggi
sedikit untuk persiapan sinkron ke jaringan. Alasan TNR dibuat 100,3% pada waktu
Full Speed no Load adalah agar putaran turbine generator naik 0,3% diatas frekuensi
sinkron (frekuensi jaringan), sehingga proses sinkron generator dengan jaringan bisa
lebih cepat.
Persamaan linear untuk FSRN adalah sebagai berikut :

39

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

FSRN = ((TNR - TNH) * FSKRN2) + FSKRN1


Atau dapat kita rubah persamaan linear tsb sebagai berikut :
FSRN = (FSKRN2 * (TNR TNH)) + FSKRN1
Sekarang, lebih seperti f(x) = mx + b, yaitu m (FSKRN2) adalah gain dan b
(FSKRN1) adalah offset. Dan variable dari x (TNR TNH) adalah dua variable
yaitu : Turbine Speed Reference (TNR) dan Actual Turbine Speed (TNH). Jadi error
signal dapat berubah untuk salah satu dari dua alasan : perubahan dalam speed
reference (TNR) atau perubahan pada actual speed (TNH). Ketika frekuensi jaringan
berubah, putaran turbine generator (TNH) akan ikut berubah, maka speed control
secara otomatis bereaksi dengan adanya perubahan error signal (TNR TNH) dan
akan mengatur bahan bakar untuk mengimbangi perubahan actual putaran turbine
terhadap speed reference (set point putaran).

BAB VI
TEMPERATURE CONTROL
Temperature control pada gas turbine bekerja pada beban maximum atau base load,
dan digunakan untuk mengontrol atau membatasi aliran bahan bakar agar turbine

40

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

firing temperature tidak melebihi design temperature yang diijinkan sehingga tidak
akan merusak atau memperpendek umur dari komponen hot gas path turbine.
Komponen hot gas path turbine tersebut adalah combustion liner, transition piece,
turbine nozzle, buckets turbine, stator shrouds, dan lain sebagainya. Firing
temperature adalah temperature gas panas pada first stage nozzle turbine, yang
temperaturenya sangat tinggi yaitu mencapai 1124 deg C. Karena temperaturenya
sangat tinggi maka sulit untuk mengukur secara langsung menggunakan temperature
sensor seperti thermocouple. Dari hubungan thermodinamika dan gas turbine
performance calculations, maka firing temperature Tf dapat dihitung secara empiris
menggunakan fungsi dari exhaust temperature dan compressor discharge pressure
(CPD). Firing temperature juga dapat ditentukan sebagai fungsi dari exhaust
temperature dan konsumsi bahan bakar atau perintah aliran bahan bakar (FSR).
Hubungan ini diperlihatkan pada gambar 19. Lines Constant Firing Temperature
digunakan untuk membatasi exhaust temperature gas turbine. Dipilihnya exhaust
temperature untuk menentukan firing temperature karena temperaturnya lebih rendah
sehingga memungkinkan untuk memasang temperature sensor seperti thermocouple.
Exhaust temperature tersebut temperaturenya 549 deg C untuk operasi base load
simple cycle, dan 554 deg C untuk operasi base load combined cycle.
Exhaust temperature sensornya menggunakan thermocouple type K, jumlahnya ada
24 buah dipasang pada exhaust plenum.

41

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

ISOTHERMAL

EXHAUST TEMPERATURE (Tx)

CONSTANT
FIRING TE
MP (LINEA
RIZED)
COMPRESSOR DISCHARGE PRESSURE (CPD)

42

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

ISOTHERMAL
CONSTANT

EXHAUST TEMPERATURE (Tx)

FIRING TE
MP (LINEA
RIZED)
FUEL STROKE REFERENCE (FSR)

43

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Gambar 19. Exhaust Temperature Control Curve.


VI.1. Temperature Control Bias Program
Exhaust temperature control dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Primary exhaust temperature control atau biasa disebut CPD bias exhaust
temperature control, yaitu perhitungan firing temperaturenya ditentukan oleh
parameter exhaust temperature dan compressor discharge pressure ( CPD ).
2. Secondary exhaust temperature control atau biasa disebut FSR bias exhaust
temperature control, perhitungan firing temperaturenya ditentukan oleh parameter
exhaust temperature dan fuel consumption (FSR).
Pada Speedtronic Mark IV, firing temperature dibatasi oleh fungsi linear exhaust
temperature dan compressor discharge pressure (CPD), dan di-back up oleh fungsi
linear exhaust temperature dan FSR (lihat gambar 19). Pada kondisi normal unit
didesign beroperasi menggunakan primary exhaust temperature control. Secondary
exhaust temperature control hanya digunakan apabila compressor discharge pressure
(CPD) tidak tersedia sebagai bias (misalnya karena transmitter CPD rusak).
Temperature control bias program menghitung setpoint exhaust temperature control
berdasarkan CPD dan control constant dari tabel referensi temperature yang dipilih.
Program juga menghitung setpoint exhaust temperature yang lain berdasarkan FSR
dan control constant dari tabel referensi temperature yang diplih.
Control constant TTKn_C (CPD bias corner) dan TTKn_S (CPD bias slope) dengan
data CPD menentukan setpoint CPD bias exhaust temperature ( TTRXP ).
44

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Control constant TTKn_K (FSR bias corner) dan TTKn_M (FSR bias slope) dengan
data FSR menentukan setpoint FSR bias exhaust temperature ( TTRXS ). Besarnya
nilai control constant telah di SET pada Mark IV. Temperature control bias program
juga memilih setpoint isothermal TTKn_I. Selanjutnya program akan memilih harga
minimum dari 3 setpoint melalui Min Sel, yaitu setpoint CPD bias, setpoint FSR
bias, dan setpoint isothermal. Output dari Min Sel akan digunakan sebagai setpoint
exhaust temperature control (TTRXB). Selama normal operasi dengan bahan bakar
gas atau minyak, yang dipilih adalah CPD bias control dengan isothermal limit.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 20, Software Temperature Control Reference.
Logic sequence L83JTn (Temperature Control Curve Select), dimana n adalah 0
sampai 3 yaitu :
L83JT0 = Simple Cycle Base Temperature Control Curve
L83JT1 = Simple Cycle Peak Temperature Control Curve
L83JT2 = Combined Cycle Base Temperature Control Curve
L83JT3 = Combined Cycle Peak Temperature Control Curve
Untuk Gas turbine MS9001E di Muara Karang tidak ada mode operasi Peak Load,
yang ada hanya Base Load, sehingga yang digunakan hanya L83JT0 dan L83JT2.
TTKn_K (FSR bias corner) adalah harga control constant yang telah diSET, dimana
n adalah 0 sampai 3 dengan harga setting nya sebagai berikut :

45

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

TTK0_K = 76,6%, TTK1_K = 76,6%, TTK2_K = 79,4%, TTK3_K = 79,4%.


TTKn_M (FSR bias slope) adalah harga control constant yang telah di SET, dimana
n adalah 0 sampai 3 dengan harga setting nya sebagai berikut :
TTK0_M =1,62 C/%,TTK1_M =1,62 C/%,TTK2_M =1,77 C/%,TTK3_M =1,77 C/%
TTKn_I (Isothermal setpoint), adalah harga control constant yang telah di SET,
dimana n adalah 0 sampai 3 dengan harga setting nya sebagai berikut :
TTK0_I = 549 deg C,TTK1_I = 549 deg C,TTK2_I = 554 deg C,TTK3_I = 554 deg C
TTKn_C (CPD bias corner), adalah harga control constant yang telah di SET,
dimana n adalah 0 sampai 3 dengan harga setting nya sebagai berikut :
TTK0_C =10,05 bar, TTK1_C =10,05 bar, TTK2_C =10,17 bar, TTK3_C =10,17 bar
TTKn_S (CPD bias slope), adalah harga control constant yang telah di SET, dimana
n adalah 0 sampai 3 dengan harga setting nya sebagai berikut :
TTK0_S=14,9C/bar,TTK1_S=14,9C/bar,TTK2_S =16,2 C/bar,TTK3_S = 16,2 C/bar
Sebagai contoh unit beroperasi dengan mode Base Load Combined Cycle, maka logic
sequence L83JTn yang aktif atau logic 1 adalah L83JT2, dan Control Constant yang
digunakan dalam perhitungan adalah : TTK2_K, TTK2_M, TTK2_I, TTK2_C,
TTK2_S.
TTRXP = Turbine Temperature Reference Exhaust Primary
TTRXS = Turbine Temperature Reference Exhaust Secondary
46

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Apabila TTRXP lebih kecil dari TTRXS maka Temperature Control yang bekerja
adalah CPD bias, dan bila TTRXP lebih besar dari TTRXS maka Temperature Control
yang bekerja adalah FSR bias ( TTRXP dan TTRXS melewati Min Sel ).
Rumusnya adalah sbb:
TTRXP = TTKn_I (( CPD - TTKn_C ) * TTKn_S )
TTRXS = TTKn_I (( FSR - TTKn_K ) * TTKn_M )
Kita tidak boleh merubah harga Control Constant Temperature Control karena akan
merubah bentuk curvenya yang dapat menimbulkan kerusakan atau memperpendek
umur dari komponen Hot Gas Path Turbine.

47

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

EXHAUST TEMPERATURE CONTROL


CURVE
BASE LOAD SIMPLE CYCLE

549 deg C

TTRX
(TTXM)
Deg C

10.05 bar
TTK0_I

TTK0_C

14.9 deg C/bar

TTK0_S

CPD ( BAR )
Primary Exhaust Temperature Control

76,6 %

549 deg C
TTK0_I

TTRX
(TTXM)
Deg C

TTK0_K

1,62 deg C/%

TTK0_M

FSR %
Back Up Exhaust Temperature Control

48

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

EXHAUST TEMPERATURE CONTROL


CURVE
BASE LOAD COMBINED CYCLE

10.17 bar

554 deg C
TTK2_I

TTRX
(TTXM)
Deg C

TTK2_C

16,2 deg C/bar

TTK2_S

CPD ( BAR )
Primary Exhaust Temperature Control

79,4 %

554 deg C
TTK2_I

TTRX
(TTXM)
Deg C

TTK2_K

1,77 deg C/%

TTK2_M

FSR %
Back Up Exhaust Temperature Control

49

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

50

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

Gambar 20, Software Temperature Control Reference

51

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

VI.2. Temperature Control Command Program


Temperature

control

command

program

membandingkan

setpoint

exhaust

temperature control (TTRXB) dengan exhaust temperature yang diperoleh dari


thermocouple yang terpasang di exhaust plenum (TTXM). Output dari Median
Select adalah FSRT yang akan digunakan untuk mengatur aliran bahan bakar pada
kondisi Base Load. (lihat gambar 21).

Gambar 21 FSR Temperature Control

52

Sistem Kontrol Gas Turbine GE MS9001E

DAFTAR PUSTAKA

1. MS9001E GAS TURBINE-GENERATOR FUNDAMENTALS TRAINING,


GENERAL ELECTRIC, USA
2. SPEEDTRONIC
MARK

IV

CONTROL-DESCRIPTION

AND

APPLICATION VOLUME I DAN II, GENERAL ELECTRIC, USA


3. SPEEDTRONIC
MARK
IV
CONTROL-SPECIFICATION

AND

ELEMENTARY DRAWINGS VOLUME I DAN II, GENERAL ELECTRIC,


USA
4. GENERAL ELECTRIC GAS TURBINE DESIGN PHILOSOPHY : D.E
BRANDT
5. OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK : Ir.DJITENG MARSUDI
6. http://www.control.com/thread/1026217689
7. http://www.control.com/thread/1253097292
8. WECC TUTORIAL ON SPEED GOVERNORS : HOA D.VU & J.C.AGEE

53

Anda mungkin juga menyukai