Anda di halaman 1dari 2

Devaluasi dan Revaluasi

ulul azmi
20:37:00
Seputar Ekonomi Serba Ilmu
Sebelumnya saya telah menjelaskan tentang kurs mata uang, dimana naik
turunnya kurs suatu negara sangat dijamin oleh permintaan dan penawaran
terhadap kurs negara tersebut. Naik turunnya kurs suatu tidak semata-mata
dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, namun juga dipengaruhi oleh
kebijakan dari pemenrintah, kebijakan tersebut bisa berupa devaluasi atau
revaluasi.
Apa sih definisinya?
Baiklah, saya akan menjawab pertanyaan di atas, supaya teman-teman sekalian
tidak kebingungan.
DEVALUASI adalah kebijakan menurunkan nilai mata uang dalam negeri atas
mata uang asing. Misalnya, semula US$ 1 = 1 Rp 4000,00 lalu menjadi US$ 1 =
1 Rp6000,00.
REVALUASI adalah kebalikan dari devaluasi, yaitu kebijakan menaikkan kurs atau
nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
Perlukah?
Sekarang mari kita melihat pentingnya pemerintah untuk mengambil kebijakan
devaluasi atau revaluasi.
Kebijakan devaluasi biasanya diambil jika pemerintah ingin menggenjot
pengusaha dalam negeri untuk meningkatkan kegiatan ekspor barang dan jasa
dan sebaliknya kebijakan ini dapat mengurangi kegiatan impor.
Logikanya seperti ini, Jika sebelumnya harga kurs rupiah terhadap dollar adalah
US$ 1,00 = Rp4000,00 maka untuk setiap eksportir mendapat keuntungan
sebesar harga kurs tersebut. Nah, ketika pemerintah ingin meningkatkan
kegiatan ekspor, dan mengurangi impor. Salah satu hal yang dapat dilakukan
adalah menetapkan kebijakan devaluasi. Setelah kebijakan devaluasi ditetapkan
maka harga kurs rupiah terhadap dollar US$ 1 = Rp6000,00. Sudah tentu ini
menjadi keuntungan bagi para eksportir, karena mereka mendapatkan
keuntungan lebih banyak dibanding ketika mereka menjual barang dan jasanya
di dalam negeri. Sebaliknya, bagi para importir dalam negeri hal ini sangat
merugikan, karena mereka harus membayar mahal untuk barang-barang impor,
jika sebelumnya mereka hanya membayar Rp4000 untuk satu dollar (US$),
sekarang mereka harus menambah Rp2000 lagi untuk satu dollar (US$).
Untuk kebijakan revaluasi sendiri ditetapkan pemerintah untuk meningkatkan
impor barang dan menurunkan kegiatan ekspor barang. Kenapa hal ini
dilakukan? Ya, karena pemerintah ingin mengurangi cadangan mata uang asing
dalam negeri. Lain daripada itu, harga barang luar negeri lebih murah
dibandingkan barang dalam negeri dikarenakan banyaknya peredaran barang
luar negeri di dalam negeri.

Dampak negatif?
Pertama: devaluasi. Dampak negatif atas ditetapkannya kebijakan devaluasi
adalah barang-barang dalam negeri menjadi naik, sudah tentu para produsen
menjual dengan harga tinggi, dikarenakan jika mereka mampu mendapatkan
keuntungan yang lebih ketika menjual ke luar negeri, sudah pasti mereka ingin
mendapatkan keuntungan yang sama ketika dijual di dalam negeri. Dampak
negatif lainnya adalah bagi mereka yang memiliki utang di luar negeri.
Dikarenakan pembengkakan utang mereka. Sebagai contoh, jika mereka
berutang US$ 1, maka mereka hanya membayar Rp4000 dengan menggunakan
rupiah. Tetapi, ketika kebijakan devaluasi ditetapkan maka utang mereka yang
semula US$1 = Rp4000, menjadi US$1 = 6000,00. sudah tentu hal ini membuat
mereka yang memiliki utang di luar negeri menjadi terpukul.
Kedua: revaluasi. Dampak negatif dari kebijakan revaluasi adalah mahalnya
barang-barang dalam negeri, sehingga membuat para produsen barang dalam
negeri susah untuk mendapat keuntungan. Dan mau atau tidak mereka harus
menurunkan harga barangnya agar dapat bersaing dengan barang impor. Dan
para produsen dalam negeri juga harus meningkatkan produktivitas, dan promosi
agar dapat bersaing baik di dalam negeri maupun internasional.

Anda mungkin juga menyukai