11015-13-635084442138 Classified File
11015-13-635084442138 Classified File
HIROLIKA
SKS : 3
Oleh :
Acep Hidayat,ST,MT.
11
MODUL 13
HEAD LOSS
11
DAFTAR ISI
11
Pengantar
HEAD LOSS
1. Pengantar.
Penerapan pinsip-prinsip mekanika fluida dapat dijumpai pada bidang industry, transportasi
maupun bidang keteknikan lainnya. Namun dalam penggunaannya selalu terjadi kerugian
energi. Dengan mengetahui kerugian energi pada suatu sistem yang memanfaatkan fluida
mengalir sebagai media, akan menentukan tingkat efesiensi penggunaan energi.
Bentuk-bentuk kerugian energi pada aliran fluida antara lain dijumpai pada aliran dalam pipa.
Kerugian-kerugian tersebut diakibatkan oleh adanya gesekan dengan dinding, perubahan luas
penampang, sambungan, katup-katup, belokan pipa dan kerugian-kerugian khusus lainnya.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan modul ini
proses kehilangan atau kerugian energi dalam suatu sistem atau instalasi perpipaan yang
memanfaatkan fluida mengalir sebagai media, efisiensi penggunaan energi dapat ditingkatkan
sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mahasiswa menyelesaikan modul ini diharapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
a. Pengertian dari Head Loss
11
HEAD LOSS
dA
11
Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalir dalam suatu pipa.
Jumlah dari aliran fluida mungkin dinyatakan sebagai volume, berat atau massa fluida dengan
masing-masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume (m3/s), laju aliran berat (N/s)
dan laju aliran massa (kg/s).
Kapasitas aliran (Q) untuk fluida yang inkompresibel yaitu:
Q=A.v
dimana:
Q = laju aliran volume (m3/s)
A = luas penampang aliran (m2)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
Laju aliran berat fluida (W) dirumuskan sebagai:
W=.A.v
dimana:
W = laju aliran berat fluida (N/s)
= berat jenis fluida (N/m3)
Laju aliran massa (M) dinyatakan sebagai:
M=.A.v
dimana:
M = laju aliran massa fluida (kg/s)
= massa jenis fluida (kg/m3)
Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien gesekan untuk pipa silindris merupakan
fungsi dari bilangan Reynold (Re). Dalam menganalisa aliran di dalam saluran tertutup,
sangatlah penting untuk mengetahui type aliran yang mengalir dalam pipa tersebut. Untuk itu
harus dihitung besarnya bilangan Reynold dengan mengetahui parameter-parameter yang
diketahui besarnya. Bilangan Reynold (Re) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Re=
dimana:
= massa jenis fluida (kg/m3)
d = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
= viskositas dinamik fluida (Pa.s)
Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan viskositas kinematik
(v) maka bilangan Reynold dapat juga dinyatakan:
Sehingga Re =
Berdasarkan percobaan aliran didalam pipa, Reynolds menetapkan bahwa untuk angka
Reynolds dibawah 2000, gangguan aliran dapat diredam oleh kekentalan zat cair maka
disebut aliran laminar. Aliran akan menjadi turbulen apabila angka Reynolds lebih besar dari
4000. Apabila angka Reynolds berada di antara kedua nilai tersebut (2000 < Re < 4000)
disebut aliran transisi.
II. Energi dan Head
Energi biasanya didenefisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Kerja merupakan
hasil pemanfaatan tenaga yang dimiliki secara langsung pada suatu jarak tertentu. Energi dan
kerja dinyatakan dalam satuan N.m (Joule). Setiap fluida yang sedang bergerak selalu
mempunyai energi. Dalam menganalisa masalah aliran fluida yang harus dipertimbangkan
adalah mengenai energi potensial, energi kinetik dan energi tekanan.
Energi potensial menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu aliran fluida karena adanya
perbedaan ketinggian yang dimiliki fluida dengan tempat jatuhnya.
11
Ep = W . z
dimana:
W = berat fluida (N)
z = beda ketinggian (m)
Energi kinetik menunjukkan energi yang dimiliki oleh fluida karena pengaruh kecepatan yang
dimilikinya. Energi kinetik dirumuskan sebagai:
EK = . m.,v
dimana:
m = massa fluida (kg)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
Jika : m = W / g
Maka : EK = . W.v/g
Energi tekanan disebut juga dengan energi aliran yaitu jumlah kerja yang dibutuhkan untuk
memaksa elemen fluida bergerak menyilang pada jarak tertentu dan berlawanan dengan
tekanan fluida. Besarnya energi tekanan (Ef) dirumuskan sebagai:
Ef = p . A . L
dimana:
p = tekanan yang dialami oleh fluida (N/m2)
A = luas penampang aliran (m2)
L = panjang pipa (m)
Ef =
dimana:
= berat jenis fluida (N/m3)
11
Total energi yang terjadi merupakan penjumlahan dari ketiga macam energi diatas,
dirumuskan sebagai:
E = Wz + . W.v/g +
Persamaan ini dapat dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan head (H) dengan
membagi masing-masing variabel di sebelah kanan persamaan dengan W (berat fluida),
menurut dirumuskan sebagai:
H = z + v/2g +
Dengan:
z
11
Service
Keluaran pompa
8-12
4-7
Saluran pembuangan
4-7
Header
4-15
Riser
3-10
Service umum
5-10
Air minum
3-7
hf = f.
dimana:
hf = kerugian head karena gesekan (m)
11
10
f=
1
2
3
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif
sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum. Bentuk umum persamaan Hazen
Williams yaitu:
hf =
dimana:
hf = kerugian gesekan dalam pipa (m)
Q = laju aliran dalam pipa (m3/s)
L = panjang pipa (m)
C = koefisien kekasaran pipa Hazen Williams
(diperoleh dari tabel 2.2)
d = diameter pipa (m)
11
11
140
130
Wood; Concrete
120
110
100
80
Sumber: Jack B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hill.
hm = n.k
dimana:
n = jumlah kelengkapan pipa
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa
k = koefisien kerugian (dari lampiran koefisien minor losses peralatan pipa)
Untuk pipa yang panjang (L/d >>> 1000), minor losses dapat diabaikan tanpa kesalahan yang
cukup berarti tetapi menjadi penting pada pipa yang pendek.
3.2.1. Persamaan Empiris untuk Aliran di dalam Pipa
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa permasalahan aliran fluida dalam pipa dapat
diselesaikan dengan menggunakan persamaan Bernoulli, persamaan Darcy dan diagram
11
12
Moody. Penggunaan rumus empiris juga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
aliran.
Dalam hal ini digunakan dua model rumus yaitu persamaan Hazen Williams dan persamaan
Manning.
1
= 0,8492 .C.
dimana:
v = kecepatan aliran (m/s)
C = koefisien kekasaran pipa Hazen Williams
R = jari-jari hidrolik
= d/4 untuk pipa bundar
S = slope dari gradient energi (head losses/panjang pipa)
= hl / l
1
2
v=
dimana: n = koefisien kekasaran pipa Manning
Persamaan Hazen Williams umumnya digunakan untuk menghitung headloss yang terjadi
akibat gesekan. Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk liquid lain selain air dan digunakan
khusus untuk aliran yang bersifat turbulen. Persamaan Darcy Weisbach secara teoritis tepat
digunakan untuk semua rezim aliran semua jenis liquid. Persamaan Manning biasanya
digunakan untuk aliran saluran terbuka (open channel flow).
Referensi :
1. Dake, J. M. K., 1985, Hidrolika Teknik,
2. Geankoplis, J. C., 1983, Transport
edition, Allyn
11
13
and
Bacon, Inc,
Erlangga, Jakarta
Process
Massachusset.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
11
14