Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOSMETOLOGI DAN TEKNOLOGI

KOSMETIK
BEDAK TABUR WAJAH

Dosen :
Rachmi Hutabarat, S.si, M.si, Apt.

Di Susun Oleh :
Putri Pratiwi

(12330071)

Rebbeca Theovanni Sirait

(12330077)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA SELATAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai
dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di
sekitar tempat tinggal (Wasitaatmadja, 1997).

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke- 19, pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Bahkan
sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat
(pharmaceutical) atau yang disebut kosmetik medik (cosmeceuticals) (Tranggono dan Latifah,
2007).

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan
dan kehidupan. Kulit sehat berarti kulit yang tidak menderita penyakit, baik penyakit yang
mengenai kulit secara langsung ataupun penyakit dalam tubuh secara tidak langsung
mempengaruhi kesehatan kulit. Penampilan kulit sehat dapat dilihat dari struktur fisik kulit
berupa warna, konsistensi kelembaban, kelenturan, tebal dan tekstur kulit (Wasitaatmadja, 1997).

Bedak adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk memoles kulit wajah dengan
sentuhan artistik untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit dan meningkatkan penampilan
wajah, dengan menutupi kulit yang mengkilap akibat sekresi kelenjar sebaseus dan kelenjar
keringat. Hal yang diinginkan dari bedak adalah tidak membuat kulit wajah tampak berminyak,
kulit tampak lembut untuk waktu yang lama. Sehingga bahan-bahannya harus dapat menempel
dengan waktu yang lama. Oleh karena itu tidak dibutuhkan pembedakan berulang kali (Ditjen
POM, 1985).

Bedak padat adalah bedak kering yang telah diberi tekanan menjadi padatan dan biasanya
digunakan dengan spons bedak. Komposisinya mirip dengan bedak tabur, tetapi efeknya pada
kulit berbeda. Pengikat yang terkandung dalam bedak padat memberikan adhesi yang besar.
Sebagai hasil dari proses pengepresan, ukuran partikel pada umumnya lebih kecil dari pada

bedak tabur. Bedak padat harus dapat menempel dengan mudah pada spons bedak, dan padatan
bedaknya harus cukup kompak, tidak pecah atau patah dengan penggunaan normal (Tandiarang,
2011).

Warna merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap
suatu produk kosmetik. Oleh karena itu pemilihan warna yang baik dan aman sangatlah penting.
Sampai saat ini penggunaan pewarna sintetis begitu pesat digunakan dan sering kali
disalahgunakan. Beberapa pewarna sintetik ternyata tidak aman digunakan karena sifatnya yang
toksik, bahkan diantaranya bersifat karsinogenik (Andersen dan Bernard, 2001).

Dalam daftar lampiran Peringatan No. HM.03.03.1.43.14.12.8256 tanggal 27 Desember


2012 tentang kosmetika mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang dilarang tercantum
bahwa bahan pewarna methanil yellow merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan
sebagai zat pewarna tekstil dan cat. Zat warna ini dapat menimbulkan tumor dalam berbagai
jaringan hati dan jaringan kulit (Ditjen POM, 2012).

Untuk menghindari efek samping yang cukup berbahaya, maka telah banyak digunakan
pewarna alami yang lebih sehat dan aman sebagai pengganti pewarna sintetik. Hal ini didukung
juga oleh gaya hidup back to nature yang di usung oleh masyarakat modern.

Indonesia kaya akan akan sumber flora dan banyak diantaranya dapat digunakan sebagai
bahan pewarna alami. Pewarna alami yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai
pewarna dalam sediaan kosmetik adalah zat warna dari kesumba keling (Bixa orellana L.) yang
bewarna merah oranye. Biji kesumba keling mengandung tanin, steroid/terpenoid, flavonoid, zat
warna bixin/norbixin dan karotenoid. Zat warna merah dan kuning yang dihasilkan dari biji
kesumba keling digunakan untuk mewarnai margarin, kornet, sosis, keju, minuman, cat kuku,
lipstik. Selain itu serbuk dari biji kesumba keling juga bisa digunakan untuk pengobatan antidote
pada keracunan singkong dan jarak pagar, dan untuk cacingan (Dalimartha, 2009; Anonim,
2010). (1)
1.2 Perumusan Masalah
1. Mengetahui Pengertian dan jenis-jenis Bedak
2. Mengetahui Syarat-syarat Bedak
3. Mengetahui Kosmetik dan komposisi Bedak

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui jenis-jenis, persyaratan, formulasi dan mutu fisik sediaan lipstik.
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui mutu fisik sediaan bedak tabur yang baik sesuai dengan kriteria.
Dapat mengetahui berbagai formulasi dari sediaan bedak tabur.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bedak tabur wajah
Bedak adalah jenis kosmetik yang telah digunakan sejak lama untuk tujuan membuat wajah
agar lebih menarik dan menutupi bintik-bintik dan noda. Namun, seiring perkembangan zaman,
tujuan utama bedak kini dapat menghapus kilau minyak karena keringat dan sebum dan menjaga
riasan dapat bertahan lebih lama. Dengan penambahan warna seperti warna merah muda, bedak
juga dapat digunakan untuk memberikan kesan halus untuk warna kulit atau efek yang sama
seperti pewarna pipi (Mitsui,1997).(3)

Suatu bedak harus mencapai efek cukup buram untuk dapat menutupi atau menyamarkan
kekurangan pada kulit wajah, tapi hal ini tidak harus memberikan efek seperti topeng. Selain itu,
bedak harus bersifat cukup tahan lama sehingga tidak dibutuhkan pembedakan berulang kali.
Hal-hal yang harus diperhatikan seperti warna dari kulit yang juga menggambarkan aktivitas
biologis dari jaringan epidermis dan dapat merupakan indikasi bagi seorang wanita yang normal
pada umumnya. Hidung yang merah, mungkin merupakan gambaran dari pembuluh darah. Titik
merah pada pipi yang sangat merah, pancaran wajah yang pucat kekuningan, bintik-bintik hitam
di bawah mata menunjukkan tanda-tanda tak bercahaya dan juga menunjukkan jalan hidup atau
pola hidup dari orang tersebut (Balsam dan Sagarin, 1972). (3)

Hampir semua orang memiliki kerutan dan garis-garis yang menunjukkan perubahan pada
usia, tanda lahir yang kecil, pembesaran poripori, bekas jerawat, luka akibat lesi kulit dan
sebagainya. Kekurangankekurangan inilah yang ingin ditutupi oleh seorang wanita agar
penampilannya lebih menarik. Efek penutupan ini dapat dicapai dengan penggunaan bedak
wajah, make-up cair (seperti foundation, blush on, eye shadow) dan tambahan lainnya (Balsam
dan Sagarin, 1972).
Ada dua bentuk bedak wajah, yaitu:
a. Bedak tabur (Loose powder)
Bedak tabur merupakan produk bedak berupa bubuk di mana hampir semua bahan
baku serbuk dan tidak ada minyak digunakan. Bedak tabur dapat mengurangi kilau
pada wajah akibat kulit wajah yang berminyak dan juga mengurangi rasa lengket
pada wajah serta menjaga riasan terlihat tetap baik dalam waktu lama dengan
mengontrol pengeluaran keringat dan sebum di wajah. Pemakaian bedak tabur
menggunakan puff agar bedak dapat tersebar merata pada wajah. Bahan baku dasar
bedak tabur adalah talkum. Selain itu ditambahkan bahan-bahan lainnya seperti

kaolin dan titanium oksida mempunyai kemampuan menutupi yang baik, zink stearat
dan zink miristat untuk adhesi yang baik, serta kalsium karbonat dan magnesium
karbonat untuk menyerap keringat dan sebum. Pigmen pewarna dan pigmen mutiara
biasanya digunakan untuk meningkatkan warna kulit (Mitsui, 1997). (3)
b. Bedak kompak (Compact powder)
Bedak kompak yang perkenalkan di Amerika pada tahun 1930 telah mencapai
popularitasnya dikarenakan penggunaannya yang sangat mudah dan penyimpanan
yang nyaman. Bedak kompak adalah bubuk yang dikompres menjadi padatan.
Penggunaan bedak kompak biasanya dengan memakai spons bedak. Bedak kompak
harus dapat menempel dengan mudah pada spons bedak dan padatan bedaknya harus
cukup kompak, tidak mudah pecah atau patah dengan penggunaan normal (Butler,
2000).
Bahan baku dasar bedak kompak sama seperti bahan dasar bedak tabur namun, pada
bedak kompak menggunakan pengikat agar bedak dapat dipress membentuk sebuah
cake. Sifat dari pengikat yaitu, membantu dalam kompresi, adhesi dan
mengembangkan pewarna. Jika tingkat pengikat yang terlalu besar, bedak akan
semakin mengeras sehingga menyebabkan bedak menjadi sukar untuk dipoleskan
pada wajah. Tingkat pengikat yang baik digunakan antara 3 hingga 10%, tergantung
pada variabel formulasi. Pigmen pewarna dapat ditambahkan pada bedak kompak
(Barel, et al., 2001).Bentuknya sangat padat, digunakan setelah pemakaian alas
bedak. Bahan-bahan yang terkandung di dalamnya membuat bedak jenis padat ini
cepat menyerap sekaligus mengurangi minyak. Bentuknya beragam, tidak mudah
tumpah hingga praktis dibawa kemanapun. Sebaiknya dioleskan tipistipis saja
(Anonim, 2010). (3)
2.2 Tujuan Bedak
Bedak wajah digunakan untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit(minor
imperfections) dan mengurangi kilauan yang muncul akibat produksi minyak pada kulit atau
keringat. Hal yang diinginkan dari bedak adalah tidak membuat wajah tampak berminyak,
lembut pada kulit untuk waktu yang lama. Sehingga bahan-bahannya harus dapat menempel
dengan baik pada kulit. Pada zaman sekarang, tren fashion telah berubah dari painted clown
atau putih seperti badut menjadi terlihat alami seperti warna kulit, namun dapat menutupi noda.

2.3 Komponen umum bedak tabur


Bahan utama pada bedak wajah adalah bedak talk. Bedak talk ini terbuat dari magnesium
silikat hidrous yang terkadang mengandung sedikit alumunium silikat. Bahan-bahan tersebut

merupakan mineral yang diproduksi dari penambangan batuan talk melalui proses pemecahan,
pengeringan, pelembutan, dan pemurnian.
Di samping bahan-bahan diatas, pada pembuatan bedak wajah juga bias ditambahkan
berbagai macam zat lain, seperti titanium dioksida dan seng dioksida (yang merupakan tabir
surya); magnesium stearat; besi oksida (yang merupakan pewarna); minyak jojoba; minyak
vitamin E; minyak esensial (yang merupakan pewangi); bismuth oksiklorida; zat antri jerawat;
dll (4)

2.4 Cara Pembuatan Bedak


Proses pembuatan pada umumnya
Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan adalah sama,
namun pada jenis kedua diperlukan penambahan zat pengikat pada tahap awal maupun akhir,
ataupun dengan parfume.
(a) pembuatan dasar bedak
Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-type.
Waktu pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung jenis mixer,
kapasitas, dan ukuran batch. Selanjutnya, penambahan warna dan pencampuran dengan
dasar putih. Campuran ini kemudian diaduk hingga homogen. Pada bedak tabur,
penambahan parfum ditambahkan pada saat terakhir. Penambahan parfum dilakukan
dengan penyemprotan pada pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat pengikat
juga ditambahkan pada tahap ini. Akhirnya, warna diuji kembali sesuai standard an
dilakukan perbaikan, jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka
diperlukan kehati-hatian agar platelet yang mudah pecah tidak rusak saat proses
pembuatan. Pemeriksaan warna dilakukan dengan memindahkan sejumlah kecil dari
massa tersebut dan mencampur kembali dengan warna yang sesuai. Kemudian
ditambahkan kembali dan dicampr kembali dan dilakukan uji warna kembali.
Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada kantung polyethylene
untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk bedak yang halus, diserbukkan. Serbuk
telah siap dan memasuki tahap selanjutnya, untuk bedak tabur dimasukkan pada
kemasan.(5)
(b) penambahan warna
Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna adalah disperse
pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada efisiensi alat
pencampur dan karakter fisik bahan dalam campuran bedak. Homogenitas dispersi

pigmen diperoleh dengan melewatkan pigmen dan talk melalui hammer mill. Alat ini
akan memecah gumpalan pigmen, yang kemudian distabilkan dengan pelapisan oleh
partikel talk. Sekarang terdapat beberapa jenis peralatan yang mengganti keberadaan
hammer mill. Yang pertama, vertical vortex mixer, yang mengurangi ukuran partikel
dengan tumbukan antar partikel. Selain itu, high spee mixer, yang dikenal dengan ploughshear device.

2.5 Karakteristik Bedak


Adapun demikian bedak (Face powder) harus memiliki ciri cirri sebagai berikut:
1. Covering powder; kemampuan menutupi cacat pada kulit seperti kulit berkilau, poripori yang membesar, dan cacat kulit yang kecil yang dapat membuat kulit tidak sempurnah.
2. Slip; kemampuan dari penyebarannya diatas kulit tanpa memaksa dan memberikan
sensasi halus yang dapat menggunakan tiupan atau sikat.
3. Adhesiveness; kemampuan untuk dapat melekat pada kulit dan tidak menghilang
dalam waktu yang singkat untuk menghindari pemakaian kembali.
4. Absorbansy; kemampuan mengabsorbsi hasil sekresi kulit (keringat dan minyak) tanpa
menunjukan tanda tanda adanya penyerapan.
5. Bloom; kemampuan memberikan hasil akhir berupa sensasi beludru dan menyerupai
buah persik.
6. konsistensi dari bedak yang memberikan efek seperti badut haruslah tidak terjadi.
Penampilannya harus transparan. (5)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Formulasi sediaan


BAHAN

FUNGSI

F1

Zn Stearat

Lubricant

7g

ZnO
CaCo3 endap

Talkum

10 g
Buffering
agent,
coating
agent,
colorant,
opacifier
Absorben,
Anticaking
agent,
glidant

Parfum (Ol.
Rosae)
pewarna

F3

20 g

F4

F RX

20 g

20 g

63 g

20 g

60

Qs

qs

Ad 100

qs

Gliserin
Acid Salicyl

F2

15 g
Anti jamur

4g

Bals. Peruvlan

2g

Adeps lanae

2g

Magn. Oxyd

Anticaking
agent,
emulsifying
agent,
glidant

10 g

Alumunium
Sulfat
Kaolin

5
10

Acid Boric

Benzoic acid

Triclosan

Baking soda

Magensium
karbonat

bahan untuk digunakan dalam pembuatan Bedak tabur, yaitu:


1.

Talc

Ukuran partikel dari talc adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling tidak
98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak lebih besar dari 74 mikro ) talk
termikronisasi sekarang sudah tersedia di mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi
beberapa mikron. Penggunaan dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa
besar yang diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi
sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir.
2.

Kaolin

Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar harus dimurnikan secara
baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak murni dan partikel kasar. Tidak semua
aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara
khusus memiliki formula yang sama ( Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite,
dickite, dan kaolinite. Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah umumnya
tidak melebihi 25%.
3.

Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talc dan memiliki kekuatan melapisi
yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum dan juga tahan lemak. Dan menyerap keringat.
Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau, tidak mengkilap, dan memiliki
rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara berlebihan, bedak dapat memberikan rasa
kering, tapi penggunaan yang layak adalah sangat membantu dalam formula bedak.
4.

Zink Stearat

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering digunakan dari
logam stearat. Untuk bedak, stearat harus memiliki kualitas yang tinggi untuk mencegah
timbulnya keasaman, bau yang tidak diinginkan.

Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat adhesif dan anti air. Zink
stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki efek menenangkan. Penggunaan yang
berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang
cukup (4-15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak.
5.

Zink Oksida

Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak wajah : zink oksida
dan titanium dioksida. Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan
membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan kulit kering.

3.2 Penimbangan Bahan


Acid Salicyl

=4g

Bals. Peruvlan

=2g

Adeps lanae

=2g

Magn. Oxyd

= 10 g

Zno

= 20 g

Talk

ad 100

3.3 Prosedur Kerja Pembuatan Bedak Tabur Wajah


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Disetarakan timbangan.
3. Ditimbang talk venet 15, 84 gram, acid salicyl 0,44 gr, magn. Oxyd 2,2 gr, zinc oxyd
2,2 gr, bals. peruvlan digelas arloji 0,44 gr, adeps lanae 0,88 gr.
4. Acid salicyl dilarutkan dengan etanol 95%, dikeringkan dengan talk dikeluarkan dari
mortir, sisihkan.
5. Diambil bals. peruvlan dilarutkan dengan etanol 95% dikeringkan dengan talk
dikeluarkan dari mortir, diletakkan di perkamen.
6. Diambil adeps lanae dilarutkan dengan etanol 90%, dikeringkan dengan talk.
7. Nomor 4 dan 5 digerus di mortir hingga homogen.
8. Ditambahkan zinc oxyd yang sebelum ditimbang diayak terlebih dahulu, digerus
hingga homogen.
9. Ditambahkan magn. oxyd digerus hingga homogen.
10. Ditimbang sebanyak 20 gr.
11. Dimasukkan ke dalam pot dan beri etiket biru.

3.4 Evaluasi
Pengawasan Mutu dan Praktik Laboratory
Suatu formula dimulai dari riset dan pengembangan laboratorium, dan setelahnya di
evaluasi di alam laboratorium pengawasan mutu. Tiap rumusan yang akan dikembangkan
harus dilakukan uji intensive laboratorium untuk mengatasi masalah yang mungkin
terjadi ketika akan diperkenalkan pada konsumen. Yang paling sering di lakukan pada uji
pengawasan mutu ini yaitu pengujian panel. Selain itu, dilakukan uji pengujian stabilitas
untuk produk yang disimpan dalam waktu yang lama.
Waktu penyimpanan merupakan salah satu factor yang menentukan dalam laboratorium
modern. Namun, mutu produk adalah factor yang utama, dan terlalu cepat (buru-buru)
akan menimbulkan masalah. Terkadang diperlukan juga kecepatan dengan ketelitian
untuk detil menyeluruh.
Shade control dan Lighting
Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam dalam pengendalian mutu
bedak. Variasi antar batch yang sama terjadi, dan titik yang tepat dimana untuk
mempertimbangkan suatu batch baru dapat menjadi pilihan komersil walau kadangkadang sukar untuk ditentukan. Pengendalian produksi harus sedemikan rupa sehingga
shade-nya tidak berbeda dari yang baku.
Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapi pada dasarnya melibatkan dua
prosedur. Pertama adalah perbandingan penampilan bedak suatu baku ketika diratakan
pada suatu latar belakang (warna kulit wajah); Cara kedua yaitu mengevaluasi warna
adalah dengan membandingkan pada warna standard warna kulit wajah. Harus
ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade control, dan juga cara
pemakaian dan evaluasi konsumen.
Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari warna bedak
memudar.

Dispersi Warna
Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar bedak.
Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada dispersi
bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna keseragaman
pada bedak dapat dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya pada kertas putih dan
diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang terdeteksi, proses
selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna maksimal harus diperoleh dalam
homogenitas.
Pay Off

Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar,
bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi
yang tidak cukup dari bahan terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah, cake akan
menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan pecah.
Uji Tekanan
Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan adanya kantungkantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah. Keseragaman dan kekerasan
dari cake sebaiknya diperiksa dengan penetrometer. Pemeriksaan pada table sebaiknya
diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan bahwa produk cukup keras dan tekanan
yang diberikan seragam.
Tes Keretakan
Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah adalah dengan
menjatuhkan bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. Jika
cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan
dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan. (5)

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Cara Pemakaian Bedak Tabur Wajah
Bedak tabur digunakan secara topikal dengan ditaburkan pada kulit. Untuk wajah, bedak
di tabur pada bagian wajah, hindarkan area mata, dan bibir.
Saran pemakaian yang diberikan oleh beberapa produk komersial biasanya adalah
sebagai berikut:

1. Ditaburkan secara merata pada tubuh dalam keadaan kering setelah mandi. Bedak
ditaburkan pada area tubuh yang sudah kering agar tidak menggumpal.
2. Penggunaannya juga tidak boleh berlebih, cukup tipis saja namun merata. Penggunaan
yang berlebih justru meningkatkan gesekan pada kulit dan dapat memicu iritasi.
3. Mengusapkan tipis dan merata terutama pada daerah wajah yang telah kering dan
bersih.
Selain cara penggunaan yang harus baik dan benar, adapula larangan dalam penggunaan
bedak tabur wajah, diantaranya:
1.
Tidak boleh digunakan pada luka terbuka.
2.
Jika kulit tampak merah dan hangat saat disentuh, jangan berikan bedak tabur
karena bisa membuatnya tambah iritasi.
4.2 Kestabilan Bedak tabur
Berdasarkan Material Safety Data Sheet (MSDS) sifat fisiko kimia dari Bedak tabur
wajah adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tampilan
: berupa bubuk berwarna putih
Aroma
: memiliki aroma yang tidak terlalu kuat atau menyengat
Boiling point
: tidak ditentukan
Vapor pressure: tidak ditentukan
Vapor density
: tidak ditentukan
Laju evaporasi
: tidak ditentukan
Densitas
: 2,7 g/m3 pada suhu 200C
Kelarutan dalam air : tidak larut
pH
: tidak ditentukan

Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka stabilitas dan kereaktifannya adalah sebagai


berikut:
1.
Stabilitas
: materilnya stabil. Hazard (bahaya)
polimerisasi tidak ada.
2.
Material yang harus dijauhi
: tidak ditentukan
3.
Bahaya dekomposisi produk
: tidak ditentukan
4.
Indikator hazard polimerisasi
: tidak ada
5.
Kondisi untuk menghindari polimerisasi
: tidak ada
4.3 Cara penanganan dan penyimpanannya
1.
2.

Pemisahan storage berdasarkan potensi bahaya: tidak ada


Tindakan khusus di dalam storage: penyimpanan di tempat yang kering.
Memperbaiki kardus yang rusak dengan segera. Mencegah ruang penyimpanan

3.

4.

berdebu. Dilakukan pelatihan untuk housekeeping agar dapat bekerja dengan


baik.
Kontrol untuk lingkungan kerja khusus: pemasangan ventilasi pada posisi yang
tepat. Memasang alat pembuangan udara untuk menjaga jumlah debu dibawah
level PEL
Lain-lain: Mengikuti peraturan regulasi daerah masing-masing.

Berdasarkan MSDS tersebut maka dapat disimpulkan bahwa material di dalam bedak
tabur ini cukup stabil. Penyimpanannya tidak terlalu rumit, hanya perlu disimpan pada
tempat yang kering, tidak berdebu, dan dipastikan bahwa pengemas dari produk tidak
rusak sehingga tidak ada kontaminasi debu ke dalam produk. Di dalam MSDS ini juga
tidak dijelaskan mengenai suhu penyimpanan, oleh karena itu produk dapat disimpan
pada suhu ruang.

4.4 Pengemasan Bedak Tabur


Terdapat beberapa jenis kemasan yang biasa digunakan untuk mengemas produk bedak
tabur. Dibawah ini adalah beberapa contoh gambar kemasan yang sudah banyak
digunakan.

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa kemasan untuk bedak tabur adalah kemasan
pot dengan tutup yang rapat, pot dengan tutup berlubang ada juga yang tidak berlubang. Karena
produk ini berbentuk serbuk dan digunakan secara topikal maka pada umumnya kemasan yang
digunakan pot berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Ada juga pot yang tidak berlubang tetapi kelemahannya adalah mudah tumpah, dan bedak yang
keluar jumlahnya banyak.

4.5

Kerusakan Bedak Tabur

Kerusakan bedak tabur dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor utama yang
menjai pemicu biasanya adalah faktor fisika seperti, kontaminasi debu, disimpan pada ruang
dengan udara yang terlalu lembab sehingga bedak menjadi menggumpal, dan lain-lain. Hal ini
biasanya terjadi karena produk yang sudah dibuka tidak ditutup kembali dengan sempurna.
Sehingga udara luar yang membawa debu, uap air dan zat lainnya masuk ke dalam kemasan dan
mengkontaminasi produk.
Batas kadaluarsa untuk produk jenis ini sendiri umumnya cukup panjang yaitu sekitar dua
tahun seperti ditunjukkan oleh salah satu sumber berikut.

Tabel 2. 7 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik


(Sumber: Pipin FPTK UPI. 2009)
Saat produk ini sudah dibuka kemasannya maka sebaiknya dihabiskan dalam beberapa
bulan saja. Penyimpanan yang terlalu lama setelah kemasan dibuka memungkinkan kontaminasi
yang masuk semakin banyak sehingga kualitas produk sudah tidak aman lagi untuk digunakan.

Untuk mencegah kerusakan pada produk ini maka dapat dilakukan beberapa tindakan
seperti:
Menyimpan produk pada tempat yang kering
Selalu menutup kemasan dengan rapat
Segera menutup kemasan setelah digunakan
Menambahkan pengawet pada produk
Penambahan pengawet menjadi hal penting untuk menjaga produk tetap baik dalam
kurun waktu yang lebih lama. Tujuan utama penggunaan pengawet adalah untuk menjaga
kontaminsi produk selama pembuatan dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana
mikroorganisme dapat mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya
atau dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas dari
mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat susah terkontaminasi mikroba tapi
penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini
harus sedapat mungkin dihindari (ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga
harus dikontrol penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di sekitar daerah
mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang digunakan dalam
produk ini.
Selain pengawet dapat ditambahakan pula antioksidan. Penggunaan antioksidan
dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah
kecil butylatedhydroxy anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus
digunakan ketika diperlukan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan ulasan diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Bedak adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk memoles kulit wajah dengan
sentuhan artistik untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit dan meningkatkan penampilan
wajah, dengan menutupi kulit yang mengkilap akibat sekresi kelenjar sebaseus dan kelenjar
keringat.
2. Bedak tabur (Loose powder)
Bedak tabur merupakan produk bedak berupa bubuk di mana hampir semua bahan baku
serbuk dan tidak ada minyak digunakan.
3. Bedak wajah digunakan untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit(minor
imperfections) dan mengurangi kilauan yang muncul akibat produksi minyak pada kulit atau
keringat.
4. Terdapat sejumlah bahan farmasi yang biasa digunakan untuk membuat bedak tabur
seperti talc, asam salisilat, kaolin, kalium karbonat, zink oxide, dan lain sebagainya.
5. Kestabilan bedak tabur berdasarkan MSDS menunjukkan bahwa bahan yang
terkandung cukup stabil, tidak perlu penanganan khusus, hanya membutuhkan penyimpanan
pada tempat kering dan bebas dari debu.

6. Jenis kemasan yang biasa digunakan cukup beragam umumnya kemasan yang
digunakan pot berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Faktor-faktor utama yang menjai pemicu biasanya adalah faktor fisika seperti,
kontaminasi debu, disimpan pada ruang dengan udara yang terlalu lembab sehingga
bedak menjadi menggumpal, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://siapbelajar.com/wp-content/uploads/2013/09/118_201Tata-Kecantikan-KulitJilid-1.pdf
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40479/5/Chapter%20I.pdf
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41125/4/Chapter%20II.pdf
4. file:///C:/Users/sirait/Downloads/fileA6933C6762534BE946566D8068399E76.pdf
5. http://pharmacyaurel.blogspot.co.id/2010/06/teknologi-kosmetik-bedak.html
http://www.kalbemed.com/Portals/6/08_194Berbagai%20Bentuk%20Sediaan%20Topikal
%20dalam%20Dermatologi.pdf (formulasi 3)
https://loraetta.wordpress.com/2011/04/19/bedak-tabur/ (formulasi 1)
http://selfiamona.blogspot.co.id/2013/10/fts-kosmetik-bedak-purol.html (f rx)

Anda mungkin juga menyukai