dalam laporan. Data tersebut adalah data dari literature berhubungan dengan kegiatan
Praktek Kerja Lapang.
3.3 Materi Praktek Kerja Lapangan
Selama pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang, materi kegiatan yang dipelajari
meliputi :
1. Gambaran umum perusahaan (sejarah perusahaan, visi, dan misi perusahaan,
ruang lingkup bidang usaha, logo perusahaan).
2. Lokasi Perusahaan (alamat perusahaan, dasar pemilihan lokasi perusahaan,
kondisi sekitar pabrik).
3. Struktur Organisasi (Bagan struktur organisasi, tipe struktur organisasi, job
description masing-masing jabatan).
4. Ketenagakerjaan (klasifikasi tenaga kerja, waktu kerja, penerimaan tenaga kerja,
penggajian, pengembangan tenaga kerja.
5. Tata Letak Fasilitas (tipe tata letak perusahaan dann bagian produksi, tipe aliran
material, denah tata letak).
6. Mesin dan peralatan (gambar mesin dan peralatan beserta spesifikasi dan
fungsinya).
7. Manajemen pemotongan ayam atau proses produksi (tahapan-tahapan pengelolaan
ayam hidup sampai dalam bentuk karkas).
8. Pengendalian mutu (pengendalian mutu dan standar karkas).
9. Sanitasi dan pengolahan limbah (sanitasi bahanbauk, sanitasi mesin dan peralatan,
sanitasi gudang, limbah yang dihasilkan).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Sejarah Perusahaan
PT. Phalosari Unggul Jaya merupakan salah satu unit usaha yang didirikan pada Juli
2008 oleh Hj. Yuliati Nugrahani di bidang Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Pada awal
pendiriannya masih dalam bentuk badan UD dengan nama UD. Phalosari Unggul Jaya.
Investasi awal digunakan sbesar 7,6 Miliar yang dialokasikan untuk mesin dan peralatan
sebesar 4,6 Miliar dan 3 Miliar modal kerja dengan kapasitas produksi 1000 ekor/jam. RPA
PT. Phalosari Unggul Jaya memproduksi karkas ayam sebagai produk utama dengan merek
puspita, Diva dan Permata. PT. Phalosari Unggul Jaya juga memproduksi produk lanjutan
yaitu karkas cutting, boneless, HFC (Hisana dan Hasana Fried Chicken), MDM
(Mechanically Deboning Meat).
Pada 26 November 2013 UD. Phalosari Unggul Jaya resmi berubah dan dijalankan
dalam bentuk Badan Usaha menjadi Perseroan Terbatas (PT) Phalsari Unggul Jaya dengan
nomor akta AHU-0112263;01.09 Tahun 2013. Pemegang saham PT. Phalosari Unggul Jaya
terdiri dari tiga nama, yaitu saham tersebar dimiliki oleh Bapak H. Warsubi, Sh, MSi
sebanyak 70 %, Hj. Yuliati Nugrahani sebanyak 28% dan Octadella Billyta Permatasi
sebanyak 2%.
PT. Pholasri Unggul Jaya meningkatkan kapasitas produksi menjadi 1500 ekor per
jam pada tahun 2013. Peningkatan kapasitas produksi didukung oleh perubahan bentuk badan
usaha dan setelah renovasi gedung serta penambahan fasilitas produksi. Perbaikan system
produksi hingga kini memiliki dampak positif yakni RPA PT. Phalosari Unggul Jaya dapat
memproduksi 2500 ekor ayam per jam atau 43 ton per hari.
Simbol perusahaan terdiri dari warna biru, merah hati dan merah yang membentuk
huruf PUJ yang merupakan singkatan dari Phalosari Unggul Jaya. Nama PT. Phalosari
Unggul Jaya memiliki arti bahwa orang yang jujur akan unggul dan jaya. Jadi dari nama
tersebut perusahaan berharap agar perusahaan akan unggul dan jaya dengan melaksanakan
kegiatan perdagangan yang jujur.
RPA PT. Phalosari Unggul Jaya memiliki visi dan misi untuk mendukung jalannya
perusahaan dan untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun visi perusahaan yaitu sebagai
berikut.
Visi : Menjadi perusahaan terdepan dalam penyediaan bahan makanan yang ASUH
(Aman Sehat Utuh Halal) dan bermutu tinggi.
Misi :
1. PT. Phalosari Unggul Jaya selalu berupaya menjadi asset yang bermanfaat bagi semua
stakeholder (pemegang saham, karyawan masyarakat).
2. PT. Phalosari Unggul Jaya berkomitmen untuk selalu berupaya memperbaiki mutu
melalui kegiatan melalui kegiatan Sumberda Daya Manusia (SDM).
4.2
Pra Pemotongan
4.2.1
hidup. Ayam hidup adalah ayam yang masih bernafas, bergerak dan sehat. Jenis
ayam yang dipotong di RPA PT Phalosari Unggul Jaya adalah ayam broiler dan
ayam petelur. Namun pemotongan ayam petelur hanya berdasarkan pemesanan
saja.
Menurut Fadilah 92004), ciri-ciri ayam dewasa yang sehat sebagai berikut:
Bojonegoro
PML (Prospek Mitra Lestari) Lumajang, Jember (Situbondo-Bondowoso),
banyuwangi
PT Japfa Comfeed
Comfeed juga salah satu pemasok yang selalu berlangganan dengan PT
Phalosari Unggul Jaya. Comfeed termasuk dalam mitra comfeed sebagai
berikut :
PT Malindo
Malindo termasuk pemasok yang hubungan dagangnya adalah kemitraan.
Daerah yang termasuk dalam mitra Malindo adalah Madiun (Ponorogo,
Magetan, Ngawi) Kediri, Malang (Pasuruan, Blitar), Lamongan ( Gresik,
Tuban, Bojonegoro)
Kelompok Wayangan
Kelompok Wayangan adalah pemasok yang hubungan dagangnya adalah
kemitaan. Daerah yang termasuk dalam mitra kelompok Wayangan sebagai
berikut :
Satria ( Madiun)
Brahma (Lumajang )
Nakula (Jember)
Krisna (Kediri)
Bima (Malang)
PT SMF (Surya Mitra Farm)
SMF adalah pemasok yang hubungan dagangnya adalah kemitraan. Daerah
yang termasuk dalam mitra SMF adalah Madiun (Pasuruan- Blitar), Lamongan
(Gresik, Tuban, Bojonegoro)
PT PF (Puspita Farm )
PF adalah pemasok yang hubungan dagangnya adalah kemitraan. Daerah yang
termasuk dalam mitra PF adalah Madiun (Ponorogo, Magetan, Ngawi) Kediri,
Malang (Pasuruan- Blitar), Lamongan (Gresik, Tuban, Bojonegoro)
PT MB (Mulya Broiler)
MB adalah pemasok yang hubungan dagangnya adalah kemitraan. Daerah
yang termasuk dalam mitra MB adalah madiun (Ponorogo, Magetan, Ngawi )
Kediri, Malang ( Pasuruan-Blitar), Lamongan (Gresik, Tuban, Bojonegoro)
Ukuran (Kg)
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
Karkas
Spesial
40 Ekor
41 Ekor
42 Ekor
30 Ekor
25 Ekor
25 Ekor
20 Ekor
20 Ekor
20 Ekor
15 Ekor
15 Ekor
15 Ekor
Ayam hidup sampai di RPA harus sesuai dengan pesanan baik kapasitas maupun
ukuran. Toleransi ayam mati selain dari daerah Nganjuk, Jombang, Kediri dan Mojokerto
adalah 1,5% ayam hidup. Toleransi ayam mati selain dari Nganjuk, Jombang, Kediri dan
Mojokerto adalah 2% dari jumlah ayam hidup. Komplain yang akan diberikan ke mitra harus
di analisa terlebih dahulu faktor kesalahannya, salah satunya adalah perjalanan dan proses
pemanenan ayam hidup. Selain itu timbangan ayam di kandang harus sama dengan
penerimaan ayam hidup sebagai berikut:
4.2.2. Peristirahatan
Setelah ayam disortasi selanjutnya ayam diistirahatkan atau biasa disebut sebagai
prosedur antemortem. Tujuan dari pengistirahatkan adalah untuk menurunkan tingkat stres
pada ayam. Idealnya waktu istirahat untuk ayam adalah 2 jam, namun di RPA PT Phalosari
Unggul jaya ini ayam diistirahatkan selamakurang lebih 15 menit karena keterbatasan waktu.
Menurut Collins dan Robert (2015), tujuan dari antemortem adalah untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan pada hewan yang akan disembelih dan memastikan hewan bebas dari
stres. Warna daging berpengaruh terhadap pertimbangan untuk membeli oleh konsumen
karena identik dengan kualitas dan citarasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi warna daging
seperti pakan, spesies, umur, jenis kelamin, stres, pH, oksigen dan konsentrasi pigmen daging
mioglobin. (Nurdjanah dan Sumarlin, 2010). Energi yang dibutuhkan untuk aktivitas otot
dalam hewan hidup adalah didapat dari gula (glikogen) dalam otot. Di dalam hewan yang
sehat dan diistirahatkan dengan baik, kandungan glikogen dari otot adalah tinggi. Setelah
hewan dipotong, glikogen dalam otot dikonversimenjadi asam laktat, dan otot atau karkas
menjadi kaku (rigormortis). Asam laktat ini diperlukan untuk prodik daging, yang akan
mempengaruhi kelezatan dan keempukan, menjaga dengan baik warna dan kualtitas.
4.2.3. Penimbangan
Sebelum dilakukan penggantungan pada ayam, terlebih dahulu ayam digantung bobot
hidup nya dengan cara meninmbang 1 keranjang ayam yang berisi beberapa ekor ayam yang
telah disesuaikan dengan rata rata bobot ayam hidup yang akan disembelih. Hal ini bertujuan
untuk menganstispasi jumlah ayam yang kurang atau untuk mengetahui susut ayam selama
diperjalanan.
4.2.4. Penggantungan
Penggantungan ayam dilakukan oleh 3 orang pekerja karena secepatnya konveyor
mencapai 16,5 meter/menit atau setara dengan 50 ekor ayam per menit. Konveyor yang
berjalan dilengkapi dengan sakel yang berfungsi unuk tempat menggangtungkan ayam.
Urutan kerjannya yang pertama yaitu menghidupkan konveyor dan mengatur kecepatannya.
Lalu ayam diambil dari dalam keranjang dan dipegang kakinya selanjutnya ayam
digantungkan pada sakel dengan pola kepala kebawah. Ayam yang telah digantung pada sakel
kemudian dicatat dalam tally penggantungan untuk mengetahui jumlah ekor ayam dalam satu
truk (rit).
4.2.5. Stunning
Stunning adalah proses pemingsanan ayam hidup yang elah digantung pada sakel
selanjutnya akan melewati proses pemingsanan. Stunning dilakukan dengan sistemkejut
listrik dengan aliran listrik sebesar 40-50 volt selama 3-4 detik. Tujuan dari pemingsanan
adalah agar ayam tenang dan tidak bergerak pada saat disembelih. Voltase dalam proses
stunning merupakan hal yang penting karena jika voltase terlalu kecil maka ayam tidak
pingsan sedangkan jika voltase terlalu tinggi maka ayam akan mati. Oleh karena itu, perlu
dilakukan sampling pemingsanan sebelum proses produksi karena besar kecilnya voltase juga
ditentukan oleh ukuran ayamakan dimulai. Cara untuk mengetahui apakah pemingsanan
berjalan dengan normal atau tidakyaitu dengan mengambil (menurunkan)satu atau dua ekor
ayamyang telah melewati proses pemingsanan lalu ayam tersebutdiletakkan dilantai dengan
posisi terdudukdan ayam tersebut diamati selama 1-3 menit. Jika ayam kembali pulih, maka
pemingsanan berjalan dengan normal dan jika ayam tidak pulih maka voltase harus
dikecilkan.
Voltase dalam proses stunning merupakan hal yang penting karena jika voltase terlalu
kecil maka ayam tidak pingsan sedangkan voltase yang terlalu tinggi akan menyebabkan
ayam mati. Menurut Kerry (2012), stunningadalah proses yang melumpuhkan hewan tanpa
menghentikan kerja jantung sebelum proses penyembelihan serta penirisan darah dan
stunning tergantung pada variabel listk, seperti arus,tegangan, gelombang, frekuensi,
durasi,dan impedansi listrikyang diberikan pada unggas. Oleh karena itu perlu dilakukan
sampling pemingsanan sebelum proses produksi akan dimulai, karena besar kecilnya voltase
juga ditentukan oleh ukuran ayam.
4.3.
Pemotongan
4.3.1. Penyembelihan Halal
Penyembelihan dilakukan dengan prosedur penyembelihan agama islam
diperoleh produk yang halal. Karyawan yang menyembelih telah memiliki sertifikat
dari MUI dengan serangkaian tes (tulis dan praktek). Sebelum proses penyembelihan
dimulai karyawan bagian penyembelihan harus melaksanakan beberapa persyaratan,
yaitu:
setiap penyembelihan.
Alat yang digunakan harus tajam
Hewan yang sehat
Terpotong 3 saluran
Hal yang paling utama dari proses penyembelihan adalah penyembelihan
harus memotong tiga saluran, yaitu esophagus,trakea dan vena jugularis. Seseorang
karyawan bagian penyembelihan harus memeriksa hasil penyembelihan untuk
memastikan tiga saluran telah terputus dan mencatat hasil pemeriksaan di checklist
penerapan jaminan halal.
Pencucian
Eviserasi
Pemisahan
Kepala + leher
Kepala
Leher
Kepala +
Penimbangan
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pemotongan Leher
4.3.6. Eviserasi (Pengeluaran Jeroan)
Pada tahapan ini, ayam yang sudah tanpa kepala dan leher kemudian diberi
perlakuan eviserasi. Eviserasi adalah proses pengeluaran organ dalam. Organ dalam
tersebut antara lain: usus, hati, jantung, ampela, empedu, dan tembelok. Eviserasi
dilakukan secara manual dengan posisi ayam masih menggantung pada sakel. Organ
pertama yang dikeluarkan, yaitu usus ayam, usus tersebut tidak boleh sampai
terpotong dan tertinggal di dalam karkas ayam. Lalu organ kedua yang dikeluarkan
adalah hati, jantung, ampela, dan empedu. Pengeluaran empat organ tersebut tidak
boleh terpisah karena organ dalam tersebut dijual dalam keadaan masih menyatu atau
biasa disebut HJA (Hati, Jantung, dan Ampela). Organ empedu tidak dapat dijual
sehingga dibuang sebagai limbah. Organ dalam yang terakhir dikeluarkan, yaitu
tembelok. Selanjutnya dilakukan pencucian dan inspeksi. Pencucian dilakukan dengan
jet pom yang cara kerjanya, yaitu menyemprotkan air dengan kekuatan besar. Inspeksi
yang dilakukan untuk mengecek kebersihan karkas dan juga apakah masih ada organ
dalam yang belum terambil.
Ayam tanpa bulu + Kepala + Leher
Penyobekan anus
Pengambilan usus
Pengambilan HJA
Pengambilan tembelok
Usus
Tembelok
Karkas
Gambar 2. Diagram Alir Proses Eviserasi
4.3.7. Pemotongan Kaki
Pemotongan kaki dilakukan setelah proses eviserasi. Pemotongan kaki juga
dilakukan secara manual oleh dua pekerja memotong kaki kanan dan yang lain
memotong kaki kiri. Memotong kaki dengan menggunakan pisau yang tajam, kaki
ayam yang telah dipotong masih menggantung pada sakel dan diturunkan dari sakel
oleh karyawan yang bertugas menangani produk sampingan. Karkas yang telah
dipotong kakinya akan masuk ke mesin Screw Chiller. Kaki yang telah dipotong
kemudian dikumpulkan dalam bak dan diserahkan ke produksi sampingan untuk
ditimbang dan dikemas.
4.3 Pasca Pemotongan
4.3.1
Pencucian Karkas
Proses pencucian karkas bertujuan untuk mendapatkan karkas
yang bersih, tersanitasi dan higienis. Proses ini dilakukan didalam
drume screw chiller dengan air bersuhu 10 15 0C selama 10 20
menit. Drume screw chiller adalah mesin yang dapat menghilangkan
panas dari cairan uap kompresi atau refrigerasi absorbsi siklus dan
prosesnya secara over flow. Drume screw chiller diisi dengan es balok
dan air diawal pemakaian dengan perbandingan 1 : 3 dan ditambahkan
chlorin sebanyak 1,5 2 ppm, lalu setiap 1 jam sekali ditambahkan es
balok untuk menstabilkan suhu dan memaksimalkan pencucian.
4.3.2
Penurunan Suhu
Penurunan suhu bertujuan untuk menjaga kesegaran karkas
agar tidak mudah mengalami cacat saat penyimpanan hingga
pengiriman produk, cacat tersebut seperti warna, tekstur dan bau.
Penurunan suhu dilakukan saat ayam masuk didalam srew chiller
hingga masuk didalam gudang penyimpanan, penurunan suhu tersebut
dapat dilakukan dengan penambahan balok es untuk didalam screw
chiller dan butiran es didalam keranjang yang sudah terdapat produk
setiap 30 menit hingga 1 jam sekali.
4.4 Grading
Grading yaitu pemisahan karkas sesuai dengan ukuran dan kualitas atau
spesifikasi, ukuran yang dibedakan mulai dari berat per ekor 0,5 1,6 kg. Proses
grading awalnya penimbangan karkas per ekor dan diletakkan dikeranjang yang
sudah ditentukan sesuai dengan ukuran yang dilihat dari berat karkas tersebut,
selanjutnya ditimbang per keranjang. Pada proses ini dilakukan pula pemisahan
sesuai dengan spesifikasi yang meliputi karkas kosong grade 1, karkas kosong
spesial, karkas leher panjang dan karkas utuh. Untuk mengetahui rincian standar
jumlah karkas per keranjang ada pada Tabel 1.
Tabel 1. Standar Jumlah Karkas Per
Keranjang
Ukuran
Jenis
(Kg)
0,5
0,6
Karkas
Spesial
40 Ekor
41 Ekor
0,7
0,8
0,9
1
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
42 Ekor
30 Ekor
25 Ekor
25 Ekor
20 Ekor
20 Ekor
20 Ekor
15 Ekor
15 Ekor
15 Ekor
4.4.1
25,5 - 27,2 kg
25 - 26,9 kg
23 - 24,9 kg
25 - 27,2 kg
23 - 23,9 kg
24 - 25,9 kg
26 - 26,9 kg
21 - 22,4 kg
22,5 - 23,9 kg
4.4.2
permintaan.
Karkas Kosong Spesial
Karkas kosong spesial yaitu bagian ayam yang sudah disembelih,
dibului, dikeluarkan isi jeroan, dipotong kepala dan leher serta kedua
4.4.3
Berat karkas leher panjang ini berkisar antara 0,9 1,4 kg per ekor
dengan total karkas per keranjang 15 25 ekor tergantung permintaan
4.4.4
pelanggan.
Karkas Utuh
Karkas utuh yaitu bagian ayam yang sudah disembelih, dibului dan
pelanggan.
4.5 Proses Lanjutan
Proses lanjutan yaitu dimana proses yang akan dilakukan untuk mendapatkan
produk setelah ayam dibersihkan dari jeroan, kaki dan kepala leher ataupun dari
karkas yang tidak dipacking secara untuh, hal ini baisanya dilakukan jika ada
permintaan dari pelanggan. Proses lanjutan yang dilakukan di PT. Phalosari
Unggul Jaya dilakukan didalam ruang produksi, ruang produksi bersih merupakan
ruang dimana karkas yang sudah dicuci bersih mendapatkan perlakuan mulai
greding hingga pengemasan dan tentunya proses lanjutanpun dilakukan didalam
ruangan tersebut agar tidak terjadi kontaminasi dan menjaga sanitasi karkas,
didalam proses lanjutan ini tedapat beberapa prose yaitu parting, marinasi,
skinless dan boneless.
4.5.1 Parting
Parting merupakan proses dimana karkas utuh akan dibagi menjadi
beberapa bagian melalui proses pemotongan. Di PT. Phalosari Unggul
Jaya proses parting menggunakan alat otomatis yang disebut cutter
untuk memudahkan pemotongan, menghemat waktu dan menjaga
kualitas daging agar tidak mengalami kerusakan fisik. Parting pada
umumnya terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya 2 sayap, 2 paha
bawah, 2 paha atas, 2 rib dan 1 dada, namun hal tersebut disesuaikan
dengan permintaan pelanggan dan juga ukuran karkas. Kebanyakan
permintaan pelanggan di PT. Phalosari Unggul Jaya meminta parting
4.5.2
bahan baku setelah karkas di parting atau dipotong menjadi beberapa bagian.
Skineless
4.5.5
paha.
MDM (Mechanically Deboned Meat)
MDM merupakan proses penggilingan daging dengan mengharapkan produk
yang halus dan siap di olah menjadi produk yang lain dengan menggunakan
mesin penggiling yang umum digunakan dalam menggiling daging dan
sebagainya, dimana bahan baku yang biasanya digunakan adalah daging utuh,
tulang dada maupun ayam utuh. Untuk bahan baku ayam utuh biasanya ayam
Bahan
4.7 Pengemasan
Pengemasan primer atau pengemasan setelah produk diolah dilakukan sesuai jenis dan
berat karkas. Pengemasan dilakukan menggunakan bahan plastik PE dengan ketebalan
0,05 mm, memiliki ciri terdapat lubang dan logo merah dipojok bawah dan pojok bawah
plastik berbentung melengkung. Ukuran plastik mengikuti dari berat dan jenis karkas itu
sendiri, semakin besar ukuran karkas maka akan semakin besar pula ukuran plastik yang
akan digunakan untuk mengemas. Pengemasan bermanfaat untuk melindungi produk dari
kontaminasi melalui udara maupun sentuhan yang dapat merusak kualitas karkas.
Berikut merupakan jenis bahan pengemas yang digunakan untuk mengemas produk,
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar grade karkas dan ukuran kemasan
Jenis
Karkas
Grade 1
Spesial
Leher
Panjang
Ukuran
Karkas
0,5 - 1,1
1,1 - 1,2
1,2 - 1,4
1,4 - 1,5
1,5 - 1,6
0,5 - 1,1
1,1 - 1,2
1,2 - 1,4
1,4 - 1,5
1,5 - 1,6
0,5 - 1,1
1,1 - 1,2
1,2 - 1,4
1,4 - 1,5
1,5 - 1,6
Jenis
Packing
Plastik PE
label
"Permata"
Warna
Logo
Hijau
Plastik PE
label
"Diva"
Merah
Plastik PE
label
"Puspita"
Biru
Bahan
Ukuran
Packing
15x36 cm
17x36 cm
18x36 cm
19x36 cm
20x36 cm
15x36 cm
17x36 cm
18x36 cm
19x36 cm
20x36 cm
15x36 cm
17x36 cm
18x36 cm
19x36 cm
20x36 cm
4.4. Penyimpanan
4.4.1. GPB (Gudang Produk Beku)
Sistem yang digunakan dalam gudang produk beku pada PT. Phalosari Unggul
Jaya adalah Sistem FIFO / First In First Out yang berarti bahwa barang yang pertama
kali masuk, harus pertama kali yang dikeluarkan. Dan berikut ini adalah ruang
pembekuan yang ada di PT. Phalosari Unggul Jaya.
a. Pembekuan dengan Blast Freezer
Karkas yang telah dikemas dan ditata dalam loyang kemudian diserahkan
kepada karyawan yang bertanggung jawab diruang pembekuan. Serah terima karkas
harus dicatat dalam Tally Sheet sebagai bukti penerimaan produk dari produksi bersih
kepada bagian gudang. Kemudian rak dimasukkan ke dalam Air Blast Freezer atau
ruang pembekuan dengan suhu minimal -30oC selama 15-20 jam. Semakin cepat
proses pembekuan maka semakin baik karena kristal es yang terbentuk semakin kecil
sehingga pada saat dicairkan produk tidak banyak mengalami perubahan tekstur.
Selama proses pembekuan pintu ruang pembekuan tidak boleh dibuka oeleh karena
itu pintu disegel sebagai tanda. Hal ini sesuai dengan Afrianto dan Evi (1989) yang
mengatakan bahwa proses pembekuan secara cepat akan menghasilkan kristal es
berukuran relatif kecil dan seragam, sedangkan pada proses pembekuan secara lambat
akan dihasilkan kristal es berukuran relatif besar dan tidak seragam. Pembentukan
kristal es berukuran besar dianggap kurang menguntungkan karena akan
terbentuknya rongga-rongga di dalam daging sehingga merusak jaringan (keropos).
Selama pembekuan pintu ruang pembekuantidak boleh dibuka oleh karena itu pintu
disegel sebagai tanda.
b. Penyimpanan di Cold Storage
Karkas yang berada di Blast Frezeer akan dipindahkan ke penyimpanan Cold
Storoge dengan syarat karkas yang telah beku, yaitu suhu karkas minimal -18oC
karena jika suhu lebih tinggi maka proses pembekuan dikatakan belum sempurna dan
harus dibekukan lagi. Menurut Arisma (2009), daging ayam utuh (karkas utuh) yang
telah dibekukan pada suhu -17,77oC dapat disimpan selama 12 bulan. Oleh karena
itu, proses pembongkaran diawasi oleh staff bagian Quality Control yang bertugas
mengecek suhu karkas. Karkas yang sudah beku dikeluarkan dari ruang pembekuan
untuk dikemas dengan alat pengangkut. Produk yang telah dibekukan tidak boleh
berada di antara lebih dari 2 jam untuk mencegah produk mengalami kerusakan. Oleh
karena itu, karung yang telah diberikan identitas kemudian dijahit lalu segera
dimasukkan kedalam cold storage. Penataan didalam ruang penyimpanan diatur
berdasarkan tanggal produksi produk. Suhu ruang penyimpanan beku (Cold Storage)
yaitu 15oC sampai 20oC. Menurut Gunarsa dkk (2008) bahwa makanan seperti
daging beku, ayam beku, bakso dan lain-lain yang disimpan pada suhu freezer (-18oC
sampai dengan -20oC) memiliki masa simpan satu tahun dalam keadaan kemasan
tertutup.
4.5.
maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannnya pada saat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena menurunkan kualitas lingkungan. Limbah dibedakan menjadi tiga bentuk,
yakni limbah cair, limbah gas, dan limbah padat (Abdurrahman, 2008).
4.5.1. Sistem Pengolahan Limbah
Pada PT. Phalosari Unggul Jaya, sistem pengolahan limbah dilakukan dalam
bak-bak penampung dengan keadaan anaerob. Beberapa tahapan proses pengolahan
limbah pada PT. Phalosari Unggul Jaya adalah sebagai berikut:
Kolam I :
Tempat pengumpulan air limbah yang dihasilkan dari hasil prduksi.
Kolam II :
Pengendapan Fisik
Untuk membedakan partikel air yang bersifat lebih berat dan lebih ringan, bagi
air yang beban partikelnya lebih berat otomatis tenggelam dengan sendirinnya
(lumpur) dan beban air yang partikelnya lebih ringan otomatis akan ke permukaan.
Kolam III :
Pengendapan Fisik
Untuk membantu mengurangi beban organic air limbah (pencemar),
mekanismenya dengan air limbah yang sifatnya lebih ringan akan jatuh ke kolam
yang punya ketinggian lebih rendah dalam perjalanan itu air limbah kontak dengan
udara (oksigen) sehingga beban organiknya akan berkurang meskipun sedikit.
Kolam IV & V
Aerasi