Anda di halaman 1dari 29

3. 3.

KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA MAGANG


3.3.1 Kondisi Umum Perikanan Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten paling ujung di Provinsi
Jawa Timur yang memiliki luas wilayah 5.782,50 km dengan panjang garis
pantai 291,5 km. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi berjumlah
1.735.845 dengan kepadatan penduduk sebesar 300.19 jiwa/km2. Kabupaten
Banyuwangi Provinsi Jawa Timur termasuk penghasil produksi perikanan
terbesar dari penangkapan laut di Indonesia dengan hasil tangkapan yang
didominasi oleh Ikan Lemuru. Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar yang berada
di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi
Jawa Timur merupakan pelabuhan perikanan yang berbatasan langsung
dengan selat bali yang menyebabkan PPP Muncar menjadi salah satu fishing
base dari produksi ikan khusunya ikan Lemuru di Banyuwangi Jawa Timur.
3.2 Letak Geografi Wilayah
Wilayah Kalipuro adalah bagian dari wilayah Desa Bulusan Kecamatan
Kalipuro Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Dari kota sekitar 7 km
kearah utara. Wilayah ini terletak pada paling timur dan berbatasan langsung
dengan Kecamatan Wongsorejo di sebelah utara, dengan Kecamatan Giri di
sebelah selatan, sebelah timurnya Selat Bali dan wilayah barat merupakan
Kecamatan Licin. Jika melihat pada peta letak astronomis Klatak ialah 008 013’LS
Dan 114023’ BT”.
3.3 Keadaan Topografi Wilayah
Berdasarkan keadaan topografinya, Desa Bulusan memiliki luas wilayah
673.399 Ha (7,6 km2), jumlah penduduk 6.984 jiwa (2015) dan kemiringan tanah
sebesar 10⁰ dengan tekstur tanah pasiran dan debuan. Curah hujan pada
kawasan tersebut berkisar 556-767 Mm/bulan dan 1467 Mm/tahun dengan
jumlah hujan tiap bulannya yaitu 6 bulan. Serta kelembapan yang terdapat pada
kawasan tersebut yaitu 72% dan suhu rata-rata harian 28⁰C.C.
4.4. HASIL PRAKTEK KERJA MAGANG
4.1 Profil Umum Perusahaan
PT. Suri Tani Pemuka (STP) Banyuwangi adalah salah satu anak
perusahaan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk, adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan ternak dan
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.Berawal dari tanggal 18 Januari 1971,
perseroan ini didirikan oleh Ferry Teguh Santosa, dengan nama PT. Java
Pelletizing Factory LTD (PT. Japfa),berdasarkan Akta No.59 yang dibuat di
hadapan Notaris Djojo Muljadi, SH. Perseroan memulai produksi komersial pada
tahun 1971 dengan produk utama kopra pellet. Pada awal berdirinya perusahaan
hanya menempati satu gudang pada tanah seluas 3.000 meter persegi, di
Surabaya. Yang kemudian diresmikan bersama gubernur Jawa Timur saat itu
(bapak dan ibu Mochammad Noer) pada tahun 1973.
Seiring dengan berjalannya waktu, PT. Japfa mengalami berbagai
perkembangan, dimulai dari pindahnya lokasi perusahaan ke Sidoarjo pada tahun
1980. Kemudian pada bulan Oktober 1989, PT. Japfa tercantum sebagai salah
satu perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sekaligus Bursa Efek
Surabaya (BES), keberhasilannya tersebut meningkatkan kekuatan finansial
perusahaan dalam mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia pakan ternak.
Kemudian PT. Japfa pun melakukan perluasan dengan mengakuisisi 4
(empat) perusahaan, yang diantaranya adalah:
1. PT. Comfeed Indonesia (pakan ternak).
2. PT. Ometraco Satwafeed (pakan ternak).
3. PT. Indopell Raya (pelletizing)
4. PT. Suri Tani Pemuka (pakan udang).
Pengakuisisian yang kedua dilakukan pada tahun 1992, pada saat
PT.Japfa membeli:
1. PT. Multibreeder Adirama Indonesia (untuk pengembangan unggas).
2. PT. Clomas Adisatwa (untuk pemrosesan unggas lebih lanjut).
3. PT. Suri Tani Pemuka (tambak udang, cold storage dan pabrik pakan udang di
Banyuwangi serta rumah potong ayam di Tangerang).
Perluasan usaha dilakukan terus menerus, hingga pada tahun 1997, PT
Japfa merubah namanya menjadi “PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk”(gabungan
dari PT. Japfa Pelletezing Company yang bergerak eksport-import bahan baku
pakan ternak dan PT. Comfeed Indonesia Ltd, yang bergerak pada industry pakan
ternak). Tujuan umum pendirian PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, adalah
membantu pemerintah dalam hal ketenagakerjaan, alih teknologi dalam bidang
pakan ternak dan pemenuhan gizi kebutuhan masyarakat. Hasil dari produksi
dipasarkan ke seluruh Indonesia (98%) dan dieksport ke Jepang.
PT. Suri Tani Pemuka, yang merupakan anak perusahaan dari PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk, bergerak dalam bidang produksi pakan udang dan pakan
ikan. Awal dibangunnya PT. Suri Tani Pemuka di Banyuwangi pada tahun 1990,
tepatnya dengan alamat Jl. Gatot Subroto 100, Bulusan Klatak, Banyuwangi 68421
Jawa Timur Tel: (0333) 423 256 Fax: (0333) 413 311. Sedangkan peresmian PT.
Suri Tani Pemuka Banyuwangi pada tanggal 19 Desember 1990, dengan kegiatan
operasionalnya adalah produksi pakan udang.
Produksi pakan udang yang dilakukan oleh PT. Suri Tani Pemuka
Banyuwangi dimulai pada tahun 1990 hingga sekarang. Sedangkan untuk produk
kedua yaitu pakan ikan, PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi memulainya pada
tahun 2008, kegiatan tersebut didasari oleh permintaan pakan ikan yang cukup
tinggi di Indonesia dan permintaan luar negeri. Sehingga untuk sekarang PT. Suri
Tani Pemuka Banyuwangi memproduksi pakan udang dan pakan ikan dalam
kegiatan perusahaannya.
Dalam kegiatannya, setiap perusahaan pasti memiliki konsumen,
begitupun dengan PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi. Sebagai perusahaan yang
memiliki kapasitas produksi yang cukup besar, PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi
dapat memenuhi permintaan produk di berbagai daerah. Dan untuk PT. Suri Tani
Pemuka Banyuwangi sendiri memiliki area pemasaran sebagai berikut:
Kabupaten Pasuruan

Probolinggo

Lumajang

Jember

Situbondo

Banyuwangi

Bali

Lombok

Sumbawa

Dan Sulawesi Secara Keseluruhan


Sebagai anak perusahaan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Suri Tani
Pemuka Banyuwangi memiliki keterikatan secara hokum dan surat keputusan
direksi, dan hal-hal yang menyangkut dengan kebutuhan dari perusahaan induk
atau pusat. Akan tetapi dalam kegiatan operasionalnya PT. Suri Tani Pemuka
Banyuwangi memiliki kewenangan untuk menyusun dan menentukan Sisdur
(Sistem dan Prosedur) sendiri sesuai dengan karakteristik dari perusahaan,
lingkungan dan sumberdaya yang ada. Sedangkan untuk masalah modal usaha
PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi sudah menggunakan dan atau
memberdayakan modal sendiri (mandiri).
4.1.1 .1 Lokasi Perusahaan
Dalam dunia bisnis, fasilitas dalam suatu perusahaan memiliki andil yang
sangat besar dalam aktivitas operasinya, posisi yang strategis akan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, dan memudahkan arus kegiatan yang ada di
dalam perusahaan. Dalam bagian produksi, fasilitas, tata letak mesin dan alat- alat
produksi memiliki andil dalam proses produksi dan akhirnya berkaitan dengan:
Ekonomisasi:
Ekonomisasi dalam masalah fasilitas, letak dan posisi perusahaan dimana apakah
fasilitas, posisi dan tata letak meminimalisir pengeluaran (pengiriman, akses
dengan dunia luar, letak pabrik dengan amdal dalam hubungannya proses
pelestarian lingkungan dan terkait dengan transportasi yang digunakan).
Efisiensi:
Efesiensi terkait fasilitas, tata letak dan posisi apakah telah mempermudah proses
produksi (jarak antar bagian, jarak pabrik dengan gudang dan jarak pabrik dengan
kantor/ pengawas).
Efektivitas:
Efektivitas dalam hal ini (fasilitas, tata letak dan posisi) apakah tiga hal tersebut
sudah meningkatkan kegiatan produksi (jarak pabrik dengan gudang
penyimpanan produk jadi) dalam proses produksi. Dilihat dari posisi pabrik, tata
letak mesin, dan bagian-bagian atau ruang-ruang yang mendukung kelancaran
kegiatan produksi. Denah dan tata letak pabrik dan aset yang milik PT. Suri Tani
Pemuka Banyuwangi akan
menggambarkan bagaimana proses produksi dan bagaimana perusahaan dalam
melakukan pengiriman hasil produk, dan bagaimana perusahaan dalam
mendapatkan bahan baku produksi yang akan dilakukan dalam kegiatan
operasionalnya.
Gambar 1. Denah dan Tata Letak Ruang PT Suri Tani Pemuka
Gambar 2. Tampak Depan PT. Suri Tani Pemuka
Adapun batas – batas PT Suri Tani Pemuka dengan daerah sekitarnya adalah
sebagai berikut :
1. 1. Sebelah Utara : PT. Sea Food
2. 2. Sebelah Timur : Jalan Raya Kalimati
3. Sebelah Selatan : PT. Blambangan raya
4. 4. Sebelah Barat : PT. Sumber Yala Samudra
4.1.2 .2 Visi dan Misi Perusahaan
Sebagai anak perusahaan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk,
PT.Suri Tani Pemuka Banyuwangi memiliki Visi dan Misi yang sama dengan
perusahaan induknya (PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk).
Visi Perseroan
“Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama” Kesuksesan utama PT Japfa
Comfeed Indonesia Tbk (“Perseroan”), dibangun atas dasar keyakinan dalam
membina hubungan yang saling menguntungkan, berdasarkan kepercayaan dan
integritas. Bersama seluruh pihak-pihak terkait, Perseroan selalu mengambil posisi
pro-aktif dalam mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan.
Bersama seluruh pemegang sahamnya, Perseroan senantiasa bertujuan

meraih imbal hasil investasi yang lebih baik. Bersama rekan bisnis,
Perseroan bekerja sama dalam menekan persaingan yang tidak sehat.
Bersama pelanggan, Perseroan memfokuskan diri untuk memberikan atau

menghasilkan produk unggulan dan pelayanan yang sangat bersaing dan


membina hubungan yang saling menguntungkan.
Bersama pemasok, menawarkan dan mengeksplorasi si kesepakatan dalam

bekerja sama.
Bersama karyawan, Perseroan terus mencari dan mengembangkan

program-program yang dapat memberikan hasil dan nilai tambah terbaik


bagi setiap karyawan.
•Bersama masyarakat, Perseroan melakukan upaya untuk menjadi warga
dunia usaha yang bertanggung jawab terhadap masyarakat di sekitarnya.
Mengikuti motto “Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama” menjadi
titik tolak kesuksesan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Misi Perseroan
Pada tahun 2020 menjadi penyedia terkemuka dan terpercaya di
bidang produk pangan berprotein terjangkau di kawasan berkembang
Asia, berlandaskan kerjasama dan pengalaman teruji, dalam upayaya
memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait.
Penjelasan:
•Terkemuka
oMenjadi yang utama dan selalu diingat

oMenjadi panutan bagi industri sejenis

oBerkembang melalui proses berkesinambungan

oSelangkah lebih maju dalam persaingan

•Terpercaya
oDapat diandalkan oleh segenap pemasok, pelanggan dan

karyawan
oKonsisten, dapat dipercaya, aman, berkualitas baik, produk higienis

oBertanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan sekitar

•Terjangkau
oMengutamakan masyarakat luas

oKualitas baik dengan harga terjangkau

oBerperan aktif dalam menanggulangi keterbatasan pangan

oPenyedia protein yang efisien; mengarah pada tingkat keuntungan

jangka panjang yang mendukung kelangsungan usaha


•Produk Pangan Berprotein
oMengembangkan usaha di bidang protein dari hewan ternak

termasuk unggas dan hewan laut


oTermasuk usaha utama di bidang pakan, pembiakan &

pemeliharaan ternak, vaksin dan lain-lain


oBerujung pada produksi makanan olahan untuk konsumsi manusia

Kawasan Berkembang Asia Meliputi :


1. 1. Asia Tenggara
2. 2. Indo China
3. Cina
4. India
5. 5. Timur Tengah
•Kerjasama
oBekerjasama dan saling membantu satu sama lain tanpa diminta
oKoordinasi yang sempurna
oBeroperasi sebagai satu kesatuan

oBerbeda pendapat tetapi tetap bergerak sebagai satu tim

•Pengalaman Teruji
Memiliki pengalaman teruji di bidang peternakan dan dikawasan
berkembang Asia meliputi :
oKaryawan

oPelanggan

oPemasok

oPeternak mitra

oPemegang Saham

o Masyarakat
4.1.3 Wewenang Perusahaan
PT Suri Tani Pemukamerupakan unit cabang produksi dari PT Suri Tani
Pemuka Surabaya. Ada beberapa pembagian wewenang dalam kegiatan usaha
pengalengan ikan sarden yang melibatkan kedua perusahaan tersebut mulai dari
sumber modal. Keuangan usaha, ketenagakerjaan, pemasaran usaha,
administrasi usaha, proses produksi, jaminan mutu sampai dengan pengadaan
bahan baku. Untuk mempermudah pemahaman terkait wewenang kedua
perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Pembagian Wewenang Perusahaan
Jenis Wewenang Pengelola
Keuangan Usaha PT. Suri Tani Pemuka Product Klatak
Sumber Modal Usaha PT. Suri Tani Pemuka Product Klatak
Ketenagakerjaan PT. Suri Tani Pemuka Product Klatak
Pemasaran Usaha PT. Suri Tani Pemuka Product Surabaya
Administrasi Usaha PT. Suri Tani Pemuka Product Klatak
Proses Produksi PT. Suri Tani Pemuka Product Klatak
Jaminan Mutu PT. Suri Tani Pemuka Product Klatak
Sumber : PT. Suri Tani Pemuka, 2019
4.1.4 .4 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi pada PT Sari Laut Jaya Food Products merupakan tipe
struktur garis dan staf. Menurut Umar (2003), tipe organisasi garis dan staf sangat
membantu jika suatu organisasi berkembang semakin besar, mungkin sekali akan
timbul berbagai kesulitan bagi pemimpin untuk mengambil keputusan, sehingga
ia merasa perlu meminta bantuan orang, yang dirasanya lebih mampu. Karena
itu dibentuklah staf penasihat yang merupakan kumpulan ahli dibidang – bidang
tertentu. Di dalam organisasi yang begitu kompleks pimpinan biasanya
mendelegasikan wewenang kepada staf, sesuai bidang masing – masing untuk
memberikan perintah atau instruksi kepada bawahan atas nama pimpinan.
PT Suri Tani Pemuka di pimpin oleh seorang direktur. Manajer pabrik
merupakan posisi dibawah tugas direktur yang memiliki kewenangan untuk
membantu tugas dari direktur dan mengatur seluruh alur proses di dalam pabrik.
Dalam pelaksanaan tugasnya seorang manajer dibantu oleh manajer pengadaan,
HRD supervisor, manajer Finance and Administration (FA), Manajer Quality
Control, dan kepala bagian Produksi.
Setiap manajer dibawah manajer pabrik memiliki tugas dan fungsi masing –
masing. Kepala bagian produksi bertugas dalam menjaga kelancaran dalam
menyediakan bahan baku produksi dan bertangung jawab untuk membina
hubungan dengan para supplier bahan baku. HRD supervisor bertugas dalam
perekrutan dan pelatihan tenaga kerja serta bertangung jawab memberikan upah
kepada pekerja pabrik. Manajer QC bertugas untuk memastikan kualitas produk
agar sesuai dengan standart ekspor yang diminta oleh konsumen. Marketing
manager bertugas untuk memimpin dan mengatur adiministrasi, urusan audit dan
keuangan biaya pabrik. Manajer produksi bertugas untuk memimpin dan
mengatur seluruh kegiatan operasional produksi. Untuk membantu kelancaran
tugas dilapangan manajer produksi dibantu oleh operator produksi. Operator
produksi dibantu oleh pengawas (QC) dan kepala bagian. Untuk struktur
organisasi perusahaan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.
4.1.5 Ketenagakerjaan
PT Suri Tani Pemuka memiliki karyawan sebanyak 336 orang dengan
presentase terbesar adalah karyawan perempuan. Sedangkan menurut jenis
karyawan, staf sebanyak 6,25%, karyawan harian tetap sebanyak 0,6% karyawan
harian kontrak sebanyak 5,95% karyawan harian lepas sebanyak 5,65% dan
borongan sebanyak 81,55% dengan tingkat Pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA
dan Sarjana. Adapun komposisi tenaga kerja dapat dilihat pada lampiran 4.
Berdasarkan jenis tenaga kerja, tenaga kerja di PT Suri Tani Pemukadibedakan
sebagai berikut :
1.1. Staff yaitu karyawan yang mendapatkan fasilitas berupa gaji dan
tunjangan hari raya. Sistem penggajian diberikan setiap bulan dan jumlahnya
sebanyak 21 orang.
2.2. Karyawan harian tetap yaitu karyawan yang bekerja tetap setiap
harinya.diberikan setiap bulan. Jumlahnya sebanyak 2 orang.
3.3. Karyawan harian kontrak yaitu karyawan yang bekerja dalam batas
waktu yang telah ditentukan (kontrak). Jumlahnya sebanyak 20 orang.
4.4. Karyawan harian lepas, yaitu karyawan yang tidak terikat jam kerja
karyawan ini tidak ditentukan secara rutin. Jumlahnya mencapai 19 orang
karyawan.
5.5. Tenaga kerja borongan adalah karyawan yang umumnya bekerja
dibagian produksi. Karyawan ini memperoleh gaji berdasarkan jumlah hasil yang
dikerjakan dan jumlah jam kerjanya. Jumlahnya mencapai 274 orang karyawan.
Hari kerja efektif di PT Suri Tani Pemuka yaitu hari senin sampai sabtu.
Apabila stok bahan baku masih banyak dan mengejar ekspor maka jam kerja
dimulai lebih awal dan diakhiri lebih lama, kelebihan jam kerja dianggap sebagai
jam lembur. Lembur dilakukan oleh semua karyawan borongan serta staf yang
terlibat secara langsung dengan prose produksi seperti Quality Control dan
manajer produksi. Jam kerja PT Suri Tani Pemuka di mulai pukul 08.00 sampai
pukul 16.00 WIB. Agar lebih jelas jam kerja dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Jam Kerja di PT Suri Tani Pemuka
Hari Jam Keterangan
Senin - Kamis 08.00 – 12.00 Jam kerja awal
12.00 – 13.00 Jam istirahat
13.00 – 16.00 Jam kerja akhir
Jumat 08.00 – 11.00 Jam kerja awal
11.00 – 13.00 Jam istirahat
13.00 – 16.00 Jam kerja akhir
Sabtu 08.00 – 12.00 Jam kerja awal
12.00 – 13.00 Jam istirahat
13.00 – 16.00 Jam kerja akhir
Sumber : PT. Suri Tani Pemuka, 2019
4.2 Aspek Teknis Usaha
4.2.1 Sarana Usaha
Sarana usaha terdiri dari mesin dan peralatan yang digunakan pada proses
produksi produksi pakan udang. Secara umum, alat yang digunakan adalah forklip,
timbangan, pallet, bak penampung dan karung sak. Untuk lebih jelasnya dapat
melihat Tabel 3.
Tabel 6. Sarana Produksi Pakan Udang
No Nama Peralatan Gambar Fungsi
1 Forklip Untuk mengangkut
karung atau sak dari
hasil produksi pakan
2 Timbangan Untuk mengetahui
berat pakan setelah
produksi
3 Pallet Truk
Untuk mengangkut box
pakan dari ruang
produksi
4 Bak
Penampung Untuk menampung
sisa produksi pakan
5 Karung Sak
Untuk Menampung
hasil produksi pakan
ikan dan udang..
Sumber : PT. Suri Tani Pemuka, 2019
4.2.2 Prasarana Usaha
Prasarana yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang menjadi
pendukung utama terselenggaranya suatu proses produksi. PT. Suri Tani Pemuka
memiliki prasarana sebagai berikut :
Kantor

Digunakan oleh staff perusahaan mulai dari factory manager, manager


bidang, asisten manager, penanggungjawab, dan supervisor dalam menjalankan
pekerjaannya agar kegiatan perusahaan berjalan baik.
Ruang Ganti

Ruang Ganti terletak di bagian belakang ruang produksi bertepatan


dengan pintu keluar masuk seluruh karyawan dan staff. Ruangan ini digunakan
untuk tempat pemakaian baju pelindung kerja (Protective Cloth). Setiap karyawan
atau staff memiliki tempat gantungan Protective Cloth masing-masing. Selain
Protective Cloth, karyawan dan staff bisa menaruh sepatu boot dan celemek
masing-masing tempat yang telah disediakan. Di dalam ruang ganti tercantum
informasi Standard Operational Prosedur (SOP) sebelum memasuki ruang
produksi harus benar-benar dipatuhi dan dijalankan dengan benar.
Ruang Istirahat Karyawan

Terletak di atas bagian belakang rung proses produksi. Ruangan ini dapat
digunakan oleh para karyawan untuk beristirahat pada jam istirahat. Di dalam
ruangan ini terdapat lemari-lemari yang berguna untuk menyimpan barang pribadi
milik karyawan atau staff selama bekerja di ruang produksi.
Musholla

Ruangan ini terletak di bagian depan bangunan produksi lama. Ruangan


ini digunakan untuk tempat beribadah karyawan atau staff PT. Suri Tani Pemuka
yang muslim.
Gudang

Terletak di bagunan produksi yang lama gunanya untuk menyimpan


bahan baku dan bahan penunjang yang dipakai dalam menunjang kelancaran
proses
produksi.
Toliet

Toilet terletak di bagian luar ruang proses produksi. Jika pegawai ada
yang izin ke toilet harus mengisi form izin dan dicatat oleh administrasi sanitasi
ruang ganti.
Tempat parkir

Tempat parkir pada PT. Suri Tani Pemuka terletak menjadi 2 bagian
dengan penggunaan berbeda. Tempat parkir bagian timur untuk kendaraan para
karyawan sedangkan bagian barat untuk kendaraan staff perusahaan ataupun
tamu.
Sistem Keamanan

Berdasarkan hasil observasi selama magang, keamanan yang ada di PT.


Suri Tani Pemuka terdiri dari kemanan internal dan eksternal. Keamanan internal
dengan pemasangan CCTV di seluruh sudut ruang perusahaan. Sedangkan
keamanan eksternal dengan penjagaan security sebanyak 4 orang dengan sistem
dua sift selama 24 jam.
Kondisi Jalan

Kondisi jalan depan PT. Suri Tani Pemuka berupa jalan aspal dua arah
terpisah dan sudah dapat dilewati mobil, kendaraan bermotor bahkan truk
kontainer sehingga mampu menunjang kelancaran usaha.
Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi pada PT. Suri Tani Pemuka sangat berperan penting
dalam keberlanjutan proses produksi karena merupakan sumber penghubung
antara produsen dan konsumen. Sistem komunikasi pada perusahaan ini
menggunakan telepon internal perusahaan yang terhubung ke 10 saluran yaitu
bagian-bagian penting yang meliputi :
1. 1. Ruang Manager
2. 2. Ruang Supervisor
3. 3. Ruang Operator
4. 4. Ruang Administrasi
5. 5. Ruang Keuangan
6. 6. Ruang Istirahat Karyawan
7. 7. Ruang Proses Reguler
8. 8. Ruang Packing Reguler
9. Gudang
10. Ruang Security
4.2.3 .3 Kegiatan Produksi
Kegiatan Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah
nilai suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi seperti
tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar mendapatkan nilai tambah yang
lebih atas suatu brang atau jasa (Reksohadiprojo, 2010). Setiap perusahaan harus
menjalankan fungsi produksi dengan baik agar setiap permintaan konsumen dapat
terpenuhi sepenuhnya. Banyak hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam
menjalankan kegiatan produksinya diantaranya adalah bahan baku yang
digunakan, jenis produk yang dihasilkan dan proses produksi.
Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam proses produksi sangatlah penting, bahan baku
tersebut selanjutnya dilakukan proses produksi untuk menjadi produk akhir yang
diinginkan bahan yang digunakan oleh PT. Suri Tani Pemuka dalam menghasilkan
produk – produknya dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu bahan baku
dan bahan pendukung.
Bahan Baku
Merupakan bahan yang digunakan sebagai komponen dominan dalam bagian
produksi pakan udang di PT. Suri Tani Pemuka. Bahan baku yang digunakan pada
proses produksi pakan ada 2 macam yaitu tepung ikan dan jagung giling. Secara
lebih detailnya akan dibahas di bagian jenis – jenis persediaan pada bahasan
berikutnya.
Bahan Pendukung
Merupakan bahan yang berfungsi dalam menunjang setiap proses produksi untuk
menghasilkan produk akhir yang diinginkan. Bahan pendukung yang digunakan
oleh PT. Suri Tani Pemuka dalam proses produksi paka ikan dan udang yaitu
dedek halus dan bungkil kedelai.
1. Proses Produksisi
Sebelum masuk ke dalam proses produksi, hal pertama yaitu harus disiapkan
adalah bahan baku dan bahan pendukung yang diperlukan. Bahan baku yang
digunakan adalah tepung ikan serta bahan pendukung adalah dedak halus,
jagung giling halus, bungkil kedelai dan tepung kanji sebagai perekat. Untuk
diagram proses produksi dapat dilihat pada diagram proses berikut :
Sumber : PT. Suri Tani Pemuka, 2019
Adapun mesin dan peralatan yang digunakan PT. Suri Tani Pemuka dalam
kegiatan produksi pakan pelet yaitu:
1. Nama alat : Mesin Penuangan (Intake)
Intake yang digunakan terbagi atas 2 macam, yaitu :
a.a. Intake I, untuk bahan yang halus
b.b. Intake II, untuk bahan yang kasar
Merk : TECO AWV – BEV
Daya : 7.5 Hp
Putaran : 1460 rpm
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 12 A
Penimbangan
Bahan Baku
Penuangan
Bahan Baku
Pengeringan
Bahan Baku
Penggilingan
Bahan Baku
Pencetakan
Pelet hasil
dari
Penggilingan
Pengepakan
Pelet Hasil
Produksi
Kapasitas (ton/jam) : 14
Fungsi : Sebagai tempat penuangan bahan baku ke bin penampungan bahan
baku, yang terlebih dahulu mengalami pembersihan dari kotoran-kotoran yang ikut
didalamnya.
Jumlah : 2 unit
2. Nama alat : Chain in Conveyor
Merk/Type : Van Aarsen 280.330.70
Daya : 5.5 Hp
Putaran : 27 rpm
Kapasitas : 80 m3/jam
Fungsi : Membawa bahan baku ke elevator dan produk jadi ke gudang
3. Nama alat : Bucket Elevator
Merk/Type : Van Aarsen 260 x 260
Daya : 5.5 Hp
Putaran : 92 rpm
Kapasitas : 70 m3/jam
Fungsi : Membawa material yang diangkut oleh chain ke setiap mesin maupun
tong dalam proses produksi
4. Nama alat : Screw Conveyor
Merk/Type : Van Aarsen
Daya : 4.5 Hp
Putaran : 25 rpm
Kapasitas : 50 m3/jam
5. Nama alat : Mesin pengering (Driyer Machine)
Merk/Type : Berico/1570 Ceo
Kapasitas (ton/jam) : 73
Daya : 25 Hp
Tegangan : 380 Volt
Putaran : 1445 rpm
Kuat arus : 16.2 A
Fungsi : Menurunkan kadar air jagung dengan menggunakan steam atau uap
Jumlah : 1 unit
6. Nama alat : Mesin penggiling (Hammer Mill Machine)
Merk/Type : Van Aarsen 1400-2D
Daya : 270 Hp
Putaran : 3000 rpm
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 209.8 A
Kapasitas (ton/jam) : 15
Fungsi : Menghancurkan atau menggiling bahan baku yang masih kasar
Jumlah : 1 unit
7. Nama alat : Mesin pencampur (Mixer Machine)
Merk/Type : Van Aarsen Horizontal
Daya : 40 Hp
Putaran : 1500 rpm
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 23.6 A
Kapasitas (ton/jam) : 5
Fungsi : Mencampur bahan-bahan menjadi homogen
Jumlah : 2 unit
8. Nama alat : Mesin pembutirtiran (Pellet Mill Machine)
Merk/Type : Van Aarsen Compact 900
Daya : 340 Hp
Putaran : 1450 rpm
Kuat arus : 168.6 A
Kapasitas (ton/jam) : 18 – 20
Fungsi : Membentuk pellet dari adonan campuran bahan.
Jumlah : 1 unit
9. Nama alat : Mesin pendingin (Cooler Mill Machine)
Merk/Type : Van Aarsen
Kapasitas (ton/jam) : 20
Jumlah : 1 unit
Daya : 75 Hp
Putaran : 1450 rpm
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 168.6 A
Fungsi : Mendinginkan bahan hasil mesin pellet
1010. Nama alat : Ayakan (Sieve)
Merk/Type : Mogensen Invica/E 1534
Daya : 5 Hp
Putaran : 1490 rpm
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 2.9 A
Kapasitas (ton/jam) : 20
Fungsi : Memisahkan kotoran
Jumlah : 15 unit
1111. Nama alat : Mesin pengemasan (bagging scale)
Merk/Type : Chronos Richardson/UK 38686/95
Daya : 3 Hp
Putaran : 1400 rpm
Tegangan : 380 Volt
Kuat arus : 0.6 A
Kapasitas (ton/jam) : 50 Kg/Bags
Fungsi : Sebagai timbangan sekaligus penuangan produk hasil
berbentuk pellet ke dalam karung.
Jumlah : 5 unit
12. Nama alat : Fill Bags Clossing Machine
Merk/Type : New long D– 52, super line SF - E
Daya : 5 Hp
Tegangan : 220 Volt
Kuat arus : 1 A
Fungsi : Menjahit bags (pengepakan)
Jumlah : 5 unit
4.3 Aspek Manajemen Persediaan
4.3.1 Jenis – jenis Persediaan
Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan secara terus menerus diperoleh diubah yang kemudian dijual
persediaan harus dicatat, digolong – golongkan menurut jenisnya yang kemudian
dibuat perincian masing – masing barangnya dalam suatu periode yang
bersangkutan. Dengan demikian maka persediaan yang terdapat dalam
perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara tergantung dengan
seberapa kompleks persediaan yang ada di perusahaan (Rangkuti,1998). Jenis
persediaan yang ada di PT. Suri Tani Pemuka dapat dikelompokan menjadi tiga
jenis yaitu Bahan mentah dan Bahan Jadi dari kedua jenis persedian tersebut akan
dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Bahan Mentah (Raw Material)
Bahan mentah merupakan bahan yang menjadi bagian paling dominan dalam
suatu produk jadi. Jenis persediaan bahan mentah terbagi menjadi dua kelompok
lagi yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Kedua jenis bahan mentah ini terdiri
dari bahan – bahan yang akan diolah didalam proses produksi.
a)a) Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah tepung ikan yakni tepung hasil dari olahan
ikan yang digiling dan dihaluskan.
Gambar 3. Tepung Ikan
b)b) Bahan Pendukung
Bahan pendukung merupakan kumpulan bahan – bahan yang bukan bahan baku
pellet dan secara langsung terlibat dalam berjalanya proses produksi pelet di PT.
Suri Tani Pemuka.
Adapun kelompok barang persediaan bahan pendukung di PT. Suri Tani Pemuka
terdiri dari barang – barang berikut ini :
1. Jagung Giling sebagai pelengkap kandungan protein pada pellet.
2. Tepung Kanji sebagai perekat
3. Dedak Halus sebagai bahan pelengkap agar tekstur pellet lebih baik
2. Barang Jadi (finished good)
Adapun persediaan yang termasuk kedalam barang jadi di PT. Suri Tani Pemuka
adalah jenis produk akhir dari produksi pakan ikan dan udang adalah pellet.
Gambar 4. Produk Pelet Pakan Ikan dan Udang
Sumber : Google Image, 2019
Semua barang jadi disimpan ke dalam gudang yang dimiliki PT. Suri Tani Pemuka
sampai sebelum dikirim dan dipasarkan.
4.3.2 .2 Pengorganisasian di di Bidang Persediaan
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya
manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan
rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan (Saefullah dan
Sule, 2005). Pengorganisasian di bidang persediaan dapat tercapai dengan baik.
Struktur organisasi di PT. Suri Tani Pemuka cukup kompleks. Seperti yang telah
dijelaskan di bagian sebelumnya bahwa terdapat 5 Manajemen yang terlibat dalam
kelangsungan perusahaan marketing manager, Manajemen HRD, Manajemen
Produksi, Manajemen Quality Control, Manajemen Pengadaan. Di setiap bagian
mempunyai tugas dan wewenang sendiri. Adapun bagian yang terkait dengan
kegiaatan persediaan berikut penjelasannya :
a.Marketing Manager
Bertanggung jawab kepada seluruh aktivitasyang terkait dengan
administrasi dan keuangan. Dalam Marketing manager terdapat 2 bagian khusus
yang berkaitan dengan kegiatan persediaan yaitu Administrasi Inventory yang
gunanya untuk menyelenggarakan administrasi stock FG (Finished Good), barang
setengah jadi (work in process) dan bahan pendukung (NBB) dan Administrasi
Procurement gunanya untuk menyelenggarakan data-data bahan
baku,pembuatan nota bahan baku dan penyelenggaraan data-data Procurement.
Dibawah ini adalah struktur organisasi Marketing Manager yang terlibat
dalam kegiatan persediaan :
Gambar 5 . Alur Manajemen FA yang terlibat dalam kegiatan persediaan (Data Primer,
2019).
b. b. Manajemen HRD
HRD adalah singkatan dari Human Resources Development. Dalam ilmu
terapannya, HRD biasa disebut sebagai “Personalia” atau “Kepegawaian”. HRD
dalam manajemen juga biasa disebut dengan “Human Capitol” atau “Human
Resources Management”. Arti lain dari Human Resources Development (Sumber
Daya Manusia/SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada
ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk
dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah
departemen sumber daya manusia. HRD memiliki tugas mulai dari melakukan
persiapan rekruitmen tenaga kerja, pelaksanaan rekruitmen tenaga kerja, seleksi
tenaga kerja, pengembangan atau evaluasi karyawan, pemberian kompensasi
dan proteksi pada karyawan.
c. c. Manajemen Produksisi
Manajemen produksi mempunyai seorang manajer produksi yang
mempunyai tugas mengkoordinir seluruh kegiatan pada Processing dimulai dari
masuknya Raw Material hingga penyimpanan barang yang sudah jadi (Finishing
Good) sesuai dengan standard operasional proses yang telah ditetapkan. Dalam
kaitannya dengan kegiatan persediaan, manajer produksi dibantu oleh asisten
manajer regular dan asisten manajer PPIC. Asisten manajer regular bertugas
melaporkan data Raw Material masuk, data timbunan Raw Material dan hasil
produksi ke manajer produksi. Sedangkan asisten manajer PPIC bertugas
membuat permintaan dan pemesanan bahan pendukung (NBB) berdasarkan
spesifikasi Contract dan menganalisa stok Finishing Good terhadap kekurangan
dan stok yang tidak ada kontraknya.
Asisten manajer PPIC mempunyai 2 bagian khusus yang bertugas
dibagian penyimpanan stok persediaan yaitu Penanggung jawab CSR (Cold
Storage) dan Penanggung jawab Gudang NBB. Penanggung jawab CSR
bertanggung jawab terhadap finished good di dalam penyimpanan cold storage.
Sedangkan penanggung jawab gudang NBB bertanggung jawab terhadap barang
kategori non bahan baku yang disimpan di dalam gudang. Berikut struktur
organisasi manajemen produksi dalam kegiatan persediaan:
Gambar 6. Alur Manajemen Produksi yang terlibat dalam kegiatan persediaan
(Data Primer, 2019).
d. d. Manajemen Quality Controlol
Manajemen Quality Control mempunyai seorang manajer QC yang salah
satu tugasnya berkaitan dengan kondisi persediaan adalah memastikan proses
berjalan sesuai Quality Guide termasuk keadaan persediaan bahan baku,non
bahan baku dan barang jadi. Dalam pelaksanaan tugasnya terkait monitoring dan
verifikasi persediaan, manajer QC dibantu oleh analist laboratorium yang bertugas
dalam controlling dan verifikasi kualitas persediaan dan melaporkan hasilnya
kepada pimpinan. Adapun struktur organisasi manajemen QC sebagai berikut :
Gambar 7. Alur Manajemen QC yang terlibat dalam kegiatan
persediaan (Data Primer, 2019).
e. e. Manajemen Pengadaan / Procurement
Manajemen pengadaan bertugas dalam menjaga kelancaran dalam
penyediaan bahan baku produksi dan bertanggung jawab untuk membina
hubungan dengan para supplier bahan baku. Bahan baku adalah hal yang sangat
penting dan dijunjung tinggi kualitasnya oleh PT. Suri Tani Pemuka. Dalam hal
pengadaan bahan baku manajer pabrik menyerahkan kepada seorang manajer
pengadaan. Pada PT. Suri Tani Pemuka manajer pengadaan dibantu oleh
Analist Laboratorium
QC Manajer
PJ QC Produksi
seorang asisten manajer pengadaan yang tugasnya untuk berkoordinasi dengan
tim pengadaan dan tim penerimaan guna memenuhi kebutuhan supply bahan
baku produksi. Manajer pengadaan juga dibantu oleh seorang penanggung jawab
atau PJ penerimaan yang bertanggung jawab dalam semua proses penerimaan
bahan baku dan bongkar sampai proses timbang.
Berikut struktur organisasi manajemen pengadaan yang terlibat dalam
kegiatan persediaan :
Gambar 8. Alur Manajemen Pengadaan yang terlibat dalam kegiatan persediaan (Data
Primer, 2019)
4.3.3 Penentuan Sumber Pasokan Persediaan Bahan Mentah (Raw
Material)
Persediaan didalam suatu perusahaan harus terpenuhi dengan baik
berdasarkan kebutuhannya. Perusahaan haruslah menjaga persediaan yang
cukup agar kegiatan operasi produksinya dapat lancar dan efisien. Selain
memikirkan berapa jumlah persediaan yang harus dipesan, perusahaan harus
memikirkan bagaimana cara mendapatkannya.
Manajer
Pengadaan
Asst. Manajer
PJPJ Tim Pengadaan
Penerimaan
Tim
Penerimaan
4.3.4 .4 Prosedur Pengadaan dan Penanganan Persediaan
1. Prosedur Pemesanan
a. Persediaan bahan baku
Secara umum untuk mendapatkan bahan baku produksi pakan ikan dan
udang di PT Suri Tani Pemuka dapat dijelaskan dalam flow chart dibawah ini :
Gambar 9. Alur pemesanan bahan baku
Alur perolehan bahan baku yang pertama adalah perusahaa harus
mengetahui beberapa jumlah finished good yang dipesan oleh Buyer. Buyer juga
berhak untuk menentukan spesifikasi produk yang diinginkan kepada marketing
perusahaan. Setelah mendapatkan informasi order produksi dari buyer, marketing
menyampaikan kepada pimpinan pabrik (factory manager) mengenai permintaan
yang diperoleh. Kemudian pimpinan pabrik berdiskusi dengan manajer pengadaan
(procurement manager) untuk mengetahui seberapa besar stok yang tersedia.
Buyer Marketing Factory
Manager
Tim Procurement
Supplier Pengadaan
Jika stok persediaan bahan baku masih ada maka manajer pengadaan akan
memberikan instruksi kepada tim pengadaan untuk mencari informasi mengenai
kondisi musim udang kepada seluruh supplyer udang setelah melakukan
kesepakatan mengenai jumlah bahan baku yang dipesan maka supplyer akan
mengirim bahan baku kepada perusahaan.
b. Persediaan bahan pendukung
Secara umum untuk prosedur perolehan kebutuhan persediaan bahan
pendukung di PT. Suri Tani Pemuka dapat dijelaskan dalam flow chart di bawah
ini:
Gambar 10. Alur Pemesanan Persediaan Bahan Pendukung
Adapun tahapan pertama dalam pengadaan persediaan bahan pendukung
sama halnya dengan tahapan perolehan bahan baku dibahasan sebelumnya,
tahapan tersebut dimulai dari buyer yang mengajukan demand (permintaan)
produksi kepada marketing perusahaan. Selanjutnya informasi permintaan
tersebut disampaikan kepada factory manager (pimpinan pabrik) terkait
sepesifikasi produk yang diinginkan melalui form memo marketing. Kemudian
pimpinan pabrik membuat surat order produksi yang diajukan kepada bagian
manajer produksi yang berisi jumlah target produksi, tanggal pemberangkatan dan
jumlah kemasan. Setelah manajer produksi menerima order produksi dari
pimpinan pabrik, maka manajer produksi menginstruksikan kepada bagian PPIC
untuk membuat form permintaan pembeliaan NBB non rutin yang ditujukan ke
Buyer Marketing PPIC Factory Pembelian Production Supplier
bagian pembeliaan. Selanjutnya adalah pengajuan Purchase Order (PO) untuk
memulai memesan barang Non Bahan Baku yang diinginkan kepada Supliyer.
2. Pengangkutan Persediaan
a) Bahan Baku
Bahan baku Tepung Ikan diangkut mengunakan truk tertutup yang
mengangkut sampai di PT Suri Tani Pemuka.
b). Bahan Pendukung
Pengangkutan persediaan bahan pendukung tidak memerlukan perlakuan
khusus. Bahan – bahan tersebut diangkut mengunakan mobil dengan bak tertutup.
Pengunaan mobil dengan bak tertutup bertujuan hanya sekedar melindungi bahan
yang diangkut agar tidak mengalami kerusakan fisik akibat kondisi lingkungan
selama perjalanan menuju PT Suri Tani Pemuka.
3. Penerimaan Persediaan
a) Bahan baku
Mobil/truk pengangkut bahan baku biasanya datang di PT. Suri Tani
Pemuka pada pagi hari. Sebelum bahan baku yang diangkut dapat dibongkar
sebelum dilakukan kegiatan pengecekan suhu bahan baku terlebih dahulu.
Standart suhu yang ditetapkan adalah sebesar 25-31oc tidak boleh lebih karena
menyebabkan pengurangan kualitas dari tepung ikan yang menjadi bahan baku
produksi pellet ini.
4.3.5 Biaya – biaya dalam Persediaan Bahan Baku
Perusahaan Pengalengan Ikan sarden PT. Suri Tani Pemuka dalam
mengelola persediaanya membutuhkan biaya yang perlu dikorbankan.
Penggunaan biaya yang dapat mendukung terciptanya pengelolaan persediaan
yang baik pula. Hal ini karena jika biaya yang ditimbulkan terlalu besar dapat
mengurangi keuntungan perusahaan. Sedangkan bila biaya bisa ditekan atau
diminimalkan maka dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut Heizer
dan Rander (2010), pada umumnya pengunaan model persediaan bertujuan
unyuk meminumkan biaya total persediaan. Dengan asumsi bahwa biaya yang
paling signifikan adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika upaya
meminimalkan jumlah biaya pemesanan dan penyimpanan dapat dilakukan maka
biaya total persediaan dapat diminimalkan. Dengan berdasarkan teori tersebut
maka selama pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang didapatkan hasil biaya
persediaan berupa biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Adapun biaya
pemesanan yang dikeluarkan setiap kali pemesanan dipengaruhi oleh biaya
tenaga kerja, biaya komunikasi dalam memesan, biaya pengiriman dan biaya
inspeksi. Sedangkan biaya penyimpanan dipengaruhi oleh biaya listrik, biaya
perawatan fasilitas, biaya penyusutan, biaya tenaga gudang dan biaya tenaga
mekanik.
a) Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan bahan baku terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya
komunikasi dalam memesan biaya pengiriman dan biaya inspeksi, biaya tenaga
kerja yang dikeluarkan dalam sekali memesan adalah sebesar Rp 91.000. biaya
komunikasi yang digunakan untuk telefon dalam kegiatan pemesanan
diasumsikan Rp. 10.000, Biaya Pengiriman dalam setiap kali memesan adalah
sebesar Rp. 0 karena biaya pengiriman ditanggung oleh pihak supplyer. Biaya
inspeksi terkait dengan pengecekan kualitas ikan yang datang sebesar
Rp.119.000. dengan demikian maka didapatkan biaya pemesanan bahan baku
secara keseluruhan sebesar Rp.220.000.
b) Biaya penyimpanan
Adapun biaya penyimpanan persediaan bahan baku terdiri biaya listrik,
biaya perawatan fasilitas, biaya penyusutan, biaya tenaga gudang, biaya tenaga
mekanik dan biaya kerusakan bahan. Biaya listrik selama satu tahun sebesar Rp
28.880.000. Biaya perawatan fasilitas setiap tahun diestimasikan Rp 24.000,000.
Untuk biaya penyusutan bangunan gudang per tahun sebesar Rp.37.153.333,33.
Biaya tenaga kerja gudang setiap tahun sebesar Rp.36.480,000. Biaya tenaga
kerja mekanik selama satu tahun sebesar Rp. 72.960.000. Biaya kerusakan
diasumsika perusahaan sebesar 5% dari harga beli bahan tersebut, dengan
dikalikan jumlah keseluruhan harga beli bahan selama satu tahun yaitu sebesar
Rp. 8.744.000,000 maka didapatkan biaya kerusakan sebesar Rp. 437.200.000.
Dari rincian tersebut biaya penyimpanan secara keseluruhan selama satu tahun
sejumlah Rp.636.593.333,33. Dengan pengunaan gudang untuk menyimpan
persediaan dalam setahun yang sebanyak 218.600 kg maka biaya penyimpanan
setiap satuan unit (kg) sebesar Rp. 2.912,14 per tahun. Rincian perhitungan biaya
penyimpanan dapat dilihat di lampiran 6.
4.3.6 Pengendalian Persediaan
Menurut Rangkuti (1998), pengawasan ataupun pengendalian persediaan
merupakan salah satu fungsi manajemen yang dapat dipecahkan dengan
menerapkan metode kuantitatif. Konsep ini didapatkan baik untuk industry skala
kecil maupun skala besar. Dengan menganalisis secara kuantitatif, proses
pengambilan keputusan dapat dipilih secara tepat, sekalipun di dalam perusahaan
yang telah di kelola dengan baik.
Pengendaliaan persediaan secara kuantitatif dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Dalam praktek kerja magang ini yang dipelajari dalam konsep
pengendalian persediaan meliputi jumlah pemesanan ekonomis dengan model
economic order quantity (EOQ), Titik pemesanan ulang (Reorder point) dan
persediaan pengamanan (Safety stock). Ketiga ukuran yang dipakai dalam
persediaan di PT Suri Tani Pemuka adalah sebagai berikut :
a. a. Pemesanan Ekonomis dengan Model EOQ
Penerapan metode economic order quantity (EOQ) untuk menentukan
jumlah pemesanan paling ekonomis dapat membantu PT Sari Laut Jaya Food
Products dalam meminimalkan biaya persediaan, metode ini akan menentukan
berapa kualitas bahan baku yang harus dipesan setiap kali pemesanan. Nilai EOQ
dipengaruhi oleh biaya pemesanan, biaya penyimpanan per unit (kg) dalam satu
tahun dan jumlah kebutuhan bahan baku dalam satu tahun.
Perusahaan produksi pakan udang dan ikan PT. Suri Tani Pemuka dalam
upaya memenuhi kebutuhan persediaan membutuhkan biaya pemesanan sebesar
Rp. 220.000. Untuk biaya penyimpanan per unit (Kg) dalam satu tahun adalah
sebesar Rp. 2.912,14. Sedangkan jumlah kebutuhan bahan baku dalam satu
tahun sekitar 218.600 kg. Rincian penggunaan bahan baku dalam satu tahun
penuh (pada tahun 2018) dapat dilihat pada lampiran 5.
Didapatkan nilai Economic Order Quantity (EOQ) untuk pemesanan bahan
baku sebesar 5.747 kg untuk setiap kali pemesanan. Dengan jumlah pemesanan
tersebut maka untuk memenuhi kebutuhan persediaan dilakukan pemesanan 38
kali dalam setahun. Dengan demikian maka sebagai akibat didapat total biaya
persediaan sebesar Rp. 16.736.220,20 per tahun model EOQ. Rincian
Perhitungan economic order quantity (EOQ) dapat dilihat di lampiran 6.
b. b. Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Nilai dari persediaan pengaman penting bertujuan untuk menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Sedangkan kekurangan
bahan dipengaruhi juga akibat kemungkinan keterlambatan pengiriman barang.
Perhitungan nilai persedian pengaman dipengaruhi oleh penggunaan maksimal
bahan baku, taksiran pengunaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu
pesanan datang ke perusahaan. Diketahui PT Suka Tani Pemuka dalam
pengunaan maksimal bahan baku yang pernah ditangani 1.750 kg dalam satu hari.
Sedangkan pengunaan bahan baku rata – rata dalam satu hari kurang lebih 700
kg. waktu yang dibutuhkan untuk menunggu pesanan sekitar tiga hari. Dengan
informasi tersebut, nilai persediaan pengaman didapatkan sejumlah 3.148 kg.
Sehingga perusahaan harus melakukan pengadaan persediaan pengaman
sejumlah 3.148 kg bahan baku dalam gudang untuk meminimalisir adanya
kemungkinan kehabisan persediaan bahan baku.
c. Titik Pemesanan Ulang (Reoder Point)
Reorder Point atau yang biasa disebut ROP sangat penting diketahui
karena pada tingkat ROP perusahaan harus melakukan pemesanan kembali agar
persediaan datang tepat waktu pada saat dibutuhkan. Selain itu juga agar
perusahaan terhindar dari kemungkinan kehabisan persediaan bahan baku untuk
diproses. Tingkat pemesanan kembali (ROP) nilainya dipengaruhi oleh tingkatan
pengunaan bahan persatuaan waktu, waktu tunggu dan jumlah persediaan
pengaman (safety stock). Diketahui kebutuhan bahan baku untuk diproses setiap
harinya yaitu sebesar 700 kg. waktu tunggu bahan baku yang dipsan sampai
diterima perusahaan sekitar dua hari. Jumlah persediaan pengaman yang
didapatkan dari perhitungan sebelum berjumlah 3.148 kg. Dengan informasi
tersebut tingkat pemesanan kembali bahan baku oleh PT. Suri Tani Pemuka yaitu
sebesar 5.250 kg. sehingga pada saat persediaan yang tersisa mencapai nilai
5.250 kg. perusahaan harus melakukan pemesanan ulang agar tidak terjadi
kehabisan barang yang dapat menggangu kelancaran proses produksi.
Perhitungan tingkat pemesanan kembali (ROP) dapat dilihat pada lampiran 10.
d. Pengendalian Persediaan Bahan Pendukung
Persediaan yang perlu dikendalikan bukan sekedar persediaan bahan
baku semata. Persediaan lain seperti seperti bahan penunjang juga membutuhkan
pengendalian persediaan. Adapun pengendalian persediaan bahan baku juga
tidak terlepas dari pengendalian bahan baku seperti yang telah dibahas di bagian
sebelumnya. Jumlah persediaan bahan penunjang yang dipesan menyesuaikan
dengan jumlah persediaan bahan baku yang akan diproses menjadi bahan jadi.
Tabel Fungsi Manajamen Persediaan di PT Suri Tani Pemuka
No Fungsi Keterangan
1 Perencanaan Sudah dilakukan dengan
merencanakan bahan baku
Ikan Lemuru di PT Suri Tani
Pemuka
2 Organisasi Sudah dilakukan
Pengorganisasian di dalam
Manajemen Persediaan di PT
Suri Tani Pemuka
3 Pergerakan Belum diterapkan didi
manajemen persediaan
karena masih adanya
keterlambatan di dalam
kegiatan persediaan di PT
Suri Tani Pemuka
4 Controling Sudah dilakukan
pengontrolan terhadap
perencanaan persediaan.
4.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Persediaan
Setiap usaha mempunyai faktor pendukung dan penghambat dalam setiap
kegiatanya. Dalam aspek manajemen persediaan PT. Suri Tani Pemuka Products
juga mempunyai beberapa faktor pendukung dan penghambat. t. Adapun faktor
pendukung dan penghambat dalam manajemen persediaan adalah sebagai
berikut ini:
4.4.1 .1 Faktor Pendukung
Faktor – faktor yang dapat mendukung kelancaran manejemen persediaan
di PT Suri Tani Pemuka sebagai berikut :
a. Bahan baku yang didapatkan memenuhi kriteria perusahaan baik dari
segi kuantitas maupun kualitas.
b.b. Kemampuan sumberdaya manusia yang professional dari tim
pengadaan bahan baku dalam menjaga hubungan harmonis dan
pendekatan kekeluargaan untuk menjaga kepercayaan supplyer.
c.c. Tim penerimaan bahan baku yang mempunyai pengalaman tinggi
sehingga mampu memberikan penanganan yang tepat dan cepat
terhadap bahan baku yang datang.
4.4.2 .2 Faktor Penghambat
Faktor – faktor yang dapat menghambat kelancaran manajemen
persediaan di PT. Suri Tani Pemuka adalah sebagai berikut :
a.a. Kemampuan modal usaha perusahaan yang masih tergantung pada
induk perusahaan sehingga apabila ada keterlambatan dana
pengadaan bahan baku dapat menyebabkan tergangunya kelancara
proses produksi.
b.b. Keterbatasan sumberdaya manusia dari tim pengadaan bahan baku
dalam segi kuantitas, sehingga pelaksanaan pengadaan bahan baku
diwilayah
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Magang pada PT Suri Tani
Pemuka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.1. PT. Suri Tani Pemuka (STP) Banyuwangi adalah salah satu anak
perusahaan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk, adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan ternak dan
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.Berawal dari tanggal 18 Januari 1971,
perseroan ini didirikan oleh Ferry Teguh Santosa, dengan nama PT. Java
Pelletizing Factory LTD (PT. Japfa), berdasarkan Akta No.59 yang dibuat di
hadapan Notaris Djojo Muljadi, SH. Perseroan memulai produksi komersial pada
tahun 1971 dengan produk utama Pakan Ikan dan Udang
2.2. Aspek teknis yang dipelajari pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Magang
di PT Suri Tani Pemukaberkaitan dengan aktivitas produksi meliputi sarana usaha,
prasarana usaha, dan kegiatan produksi, sarana usaha terdiri dari mesin dan
peralatan yang digunakan pada proses produksi pengolahan ikan sarden lemuru
seperti timbangan, confeyor, gunting, mesin hexsos, dep counting,mesin seamer
forklip, tabung sterlisasi, keranjang, fiber box. Prasarana usaha terdiri dari segala
sesuatu yang menunjang terselengaranya proses produksi sepertu bangunan
kantor, ruang ganti, ruang mushola, gudang, ruang cuci, tempat cuci tangan,
tempat cuci kaki, tolilet, saluran pembuangan, instalasi pengolahan air limbah,
tempat parkir, sistem keamanan,kondisi jalan, sistem komunikasi dan tandon air.
Kegiatan produksi pakan pelet dimulai dari penimbangan, penimbunan,
penuangan, pengeringan, penggilingan, penimbangan dan penuangan obat,
mixing, dan pelletizing, dan packing.
3.3. Aspek manajemen persediaan yang dipelajari dimulai dari jenis – jenis
persedian yang ada di PT Suri Tani Pemuka dapat dikelompokan menjadi tiga
jenis yaitu bahan baku, bahan pendukung dan bahan jadi. Di setiap bagian
organisasi mempunyai tugas dan wewenang tersendiri mengenai bagaimana
mengelola persediaan di dalam perusahaan. Penentuan sumber pasokan
persediaan bahan baku didasarkan padan kualitas tepung ikan. Sedangkan untuk
penentuan sumber pasokan barang pendukung diperoleh dari relasi PT Suri Tani
Pemuka dengan memperhatikan kualitas barang yang didapatkan sebelum
memutuskan untuk mengganti Supplyer baru. Prosedur kegiatan penanganan
persediaan yang dipelajari terdiri dari prosedur pemesanan, pengangkutan
persediaan dan persediaan. Biaya dalam persedian terdiri dari biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan. Untuk biaya pemesanan bahan baku tepung ikan yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 220,000 dalam sekali
memesan. Sedangkan biaya penyimpanan setiap satuan unit (kg) selama satu
tahun adalah sebesar Rp. 912,14. Jumlah pesanan yang didapatkan dari
pengolahan data yang diterima didapatkan nilai EOQ sebesar 10.268,84 kg.
Persediaan pengamanan di dapatkan nilai 3.148 kg dan titik pemesanan ulang
bahan baku terjadi ketika jumlah persediaan yang ada berjumlah 5.250 kg.
sedangkan persediaan bahan pendukung menyesuaikan dengan keperluan bahan
baku yang akan di proses.
4.4. Faktor yang mendukung manajemen persediaan pada PT Suri Tani
Pemuka adalah bahan baku yang didapatkan memenuhi standar, sumberdaya
manusia yang professional, perencanaan persediaan yang akurat. Faktor yang
menghambat manajemen persediaan pada PT Suri Tani Pemuka adalah
keterbatasan sumberdaya tim pegadaan secara kuantitas dan kemampuan modal
usaha yang masih bergantung pada induk perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Magang yang telah dilakukan
terdapat beberapa hal yang dipertimbangan sebagai saran kepada PT Suri Tani
Pemuka yaitu:
a. Dilakukan penambahan tenaga kerja di bagian Tim pengadaan dengan
mempertimbangkan pembagian wilayah kerja yang sudah ada.
b. Menambah jaringan supllyer tepung ikan untuk memenuhi permintaan pasar
terhadap produk pakan ikan dan udang yang semakin meningkat.
c. Mengadakan pembayaran pasca produksi (biaya bahan baku dibayarkan
setelah menerima uang hasil penjualan) kepada supplyer bahan baku untuk
mengatasi dampak dari keterlambatan dana anggaran pengadaan bahan dari
induk perusahaan.
Adapun saran yang bisa diberikan kepada PT Japfa Comfeed Indonesia
selaku induk perusahaan PT Suri Tani Pemuka yaitu:
a. Melakukan penjadwalan pemberian modal usaha yang sesuai dengan
kebutuhan di unit produksi PT Suri Tani Pemuka agar proses produksi dapat
terlaksanaan dengan lancar.
b. Melakukan penambahan SDM untuk ditempatkan di dalam manajemen
persediaan guna mengatasi keterlambatan pengadaan bahan baku.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu bebek. PT Penebar
Swadaya. Jakarta.
Assauri, Sofjan, 2009. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi revisi 2008,
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Bayhaqi, Rahmat. 2016. Analisis Pengendalian Manajemen Operasi Industri
Perikanan Melalui Pendekatan Kuantitatif pada Usaha Pembekuan Ikan
di PT. Inti Luhu Fuji Abadi. Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya, Malang
Hadiguna, R.A. 2009. Manajemen Pabrik. Bumi Aksara. Jakarta. 300 hlm
Handoko, Hani. 1984. Dasar – dasar Manajemen Produksi dan Operasi: edisi I
cetakan pertama. BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Hasan, M Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mardalis. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Pamela. 2011. Manajemen Persediaan Usaha Adenium (Studi Kasus PT.
Godong Ijo Asri, Depok Jawa Barat). Skripsi Fakultas Ekonomi Dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Primyastanto M, dan Nunik Istikharoh. 2015. Ekonomi Perikanan. Intelegensia
Media. Malang.
Pujiyanto. 2003. Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan. Nirwana.
5 (1)
Radiani, Dian. 2004. Peranan Pengendalian Internal Persediaan Barang
Dagangan Dalam Menunjang Efektifitas Pengelolaan Persediaan
Barang Dagangan (Studi Kasus pada Toserba Garut). Skripsi Fakultas
Ekonomi. Universitas Widyatama : Bandung.
Rangkuti, Freddy. 1998. Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis. Raja
Grafindo Perkasa. Jakarta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitiaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta: Jakarta.
Wirartha, I Made 2006. Metodologi Penetilian Sosial Ekonomi. Andi Offiset
Yogyarta.
Zaki, Baridwan. 2004. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE : Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengunaan Bahan Baku Tepung Ikan di PT Suri Tani Pemuka
pada Tahun 2018.
Bulan Jumlah (kg)
Januari 16.900
Februari 29,012
Maret 18,788
April 7,8
Mei 7,434
Juni 11,666
Juli 14,023
Agustus 12,577
September 26,042
Oktober 7,858
November 21,5
Desember 45,5
Total 218,600
Sumber : PT Suri Tani Pemuka, 2019
Lampiran 2. Perhitungan Biaya Pemesanan
No Keperluan biaya Keterangan Jumlah biaya
1 Biaya tenaga kerja Tenaga kerja yang terlibat dalam
penerimaan 7 orang.
1 orang pengawas, 1 orang pencatat,
1 orang Quality Control dan 4 orang
pembongkar.
Asumsi bekerja dalam penerimaan
bahan baku selama 1 jam kerja UMK =
13.000/jam
(7 x Rp.13.000 = Rp 91.000)
Rp. 91.000
2 Biaya komunikasi Asumsi telepon yang digunakan selama
kegiatan pemesanan bahan baku
Rp. 10.000
3 Biaya pengirim Ditanggung oleh supplyer Rp. 0
4 Biaya Inspeksi Terkait dengan penguji kualitas bahan
baku yang dilakukan oleh bagian
Quality Control
Rp. 119.000
Total biaya yang dikeluarkan dalam sekali pemesanan Rp 220.000
Sumber : Data diterima dan diolah, 2019
Lampiran 3. Perhitungan Biaya Penyimpanan
No Keperluan biaya Keterangan Jumlah
biaya
(Rp/tahun)
1 Biaya listrik Digunakan untuk penerangan
dan tenaga mesin intake dan
conveyor (setahun)
28.800.000
2 Biaya pemeliharaan Digunakan untuk perawatan
mesin dan perbaikan (setahun)
24.000.000
3 Biaya penyusutan cold
storage
Pembelian bangunan gudang
atau storage dengan umur teknis
15 tahun (Rp 557.300 / 15)
37.153.333
4 Biaya tenaga
kerja bagian
gudang
Tenaga kerja bagian gudang
berjumlah 1 orang,
UMR = Rp3.040.000/ bulan
Setahun= Rp.3.040.000 x 12
= Rp. 36.480.000
36.480.000
5 Biaya tenaga
kerja mekanik
Bertugas dalam memastikan
kinerja mesin produksi,
berjumlah 2 orang
UMR = Rp. 3.040.000 x 12 x 2
= 72.960.000
72.960.000
6 Biaya Asuransi Sebesar 5% dari harga beli bahan
(Rp. 40.000) selama satu tahun
(218.600 kg) Biaya kerusakan
= 0,05x40.000x218.600
= 0,05x8.744.000.000
= 437.200.000
437.200.000
Total biaya penyimpanan selama satu tahun 636.593.333,33
Persediaan bahan baku dalam setahun = 218.600 kg
Total biaya penyimpanan per kg dalam setahun
(Rp.636.593.333,33/218.600 kg = Rp. 2.912,14 kg
2.912,14
Sumber : Data diterima dan diolah, 2019
Lampiran 4. Perhitungan Jumlah Pesanan Ekonomis dengan
Model Economic ic Order Quantity (EOQ)Q)
Nilai Economic Order Quantity EOQ pada pemesanan ikan lemuru
Biaya pemesanan setiap kali pesan(S) Rp. 220.000
Biaya penyimpanan per kg kg tahun (H) Rp. 2.912,14
Pengunaan bahan baku (D) 218.600 kgkg
EOQ (Q) =2525 

= 5.747 kg
Frekuensi pemesanan dalam setahun
= 218.600 kg / 5.747 kg
= 38 kali memesan
Total biaya dengan EOQ
Sumber : Data diterima dan diolah, 2019
Lampiran 5. Perhirhitungan Persediaan Pengaman (Safety stockck)
Persediaan pengaman (safety stock) bahan baku Ikan Lemuru
Penggunaan Maksimal 45.500 kg/bulan = 1.750 kg/hari
Penggunaan rata – rata 218.600 kg/tahun = 700,64 kg/hari
Waktu menunggu (lead time) + 3 hari
Safety stock = (penggunaan maksimal – penggunaan rata –
rata) x waktu menunggu = (1.750 – 700,64) x 3
= 3.148 kg
Sumber. Data diterima dan diolah, 2019
Lampiran 6. Perhitungan Titik Pemesanan Kembali (Roeder pointnt)
Titik pemesanan (Reorder point) bahan baku Ikan Lemuru
Safety stock 3.148 kg
Penggunaan rata – rata 218.600 kg/tahun = 700,64 kg/hari
Waktu menunggu (lead time) + 3 hari
Reorder Point (ROP) = (penggunaan bahan per satuan waktu x waktu
tunggu) + safety stock
= (700,64 kg/hari x 3 hari) + 3.148 kg
= 5.250 kg
Sumber. Data diterima dan diolah, 2019

Anda mungkin juga menyukai