Anda di halaman 1dari 18

STATUS KEDOKTERAN KELUARGA

DIARE
PUSKESMAS KAPASA

DISUSUN OLEH :

Muhammad Arif Amri - C11111820


Riffatiyani Arsyad - C11111113
Widuri Wulandari - C11111024

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN
ILMU KEDOKTERAN KELURGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :
1. Nama : Muhammad Arif Amri
NIM

: C11111820

2. Nama : Riffatiyani Arsyad


NIM

: C11111113

3. Nama : Widuri Wulandari


NIM

: C11111024

Dengan judul laporan kasus Diare, telah menyelesaikan tugas dalam rangka
Kepaniteraan Klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kedokteran Keluarga)
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Mei 2016

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kapasa
Kota Makassar

dr. Gusman, M.Kes

BAB I
PENDAHULUAN
Wabah penyakit menular adalah kejadiaan berjangkitnya suatu penyakit menular
tertentu dipopulasi masyarakat, yang sebelumnya kasus penyakit ini tidak dijumpai didaerah
tersebut, namun dalam waktu singkat dijumpai dalam frekuensi yang meningkat. Dalam hal
ini dijumpai jumlah penderita yang meningkatkan secara nyata melebihi keadaan yang
lazimnya. Sumber kejadian wabah ini bisa terjadi dengan adanya agent penyebab penyakit
dan yang sering menjadi perantara agent ini adalah manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya.
Salah satu penyakit menular yang sering terjadi wabah adalah muntah berak atau
sering disebut dengan muntaber (diare), penyakit ini adalah penyakit menular yang ditandai
dengan gejala-gejala seperti: perubahan bentuk dan kosistensi tinja menjadi lembek dari
biasanya, disertai muntah-muntah, sehingga penderita akan mengalami kekurangan cairan
tubuhnya (dehidrasi) yang pada akhirnya apabila tidak mendapat pengobatan segera dapat
menyebabkan kematian.
Penyakit diare ini penularannya dapat melalui kontaminasi agent (penyebab penyakit)
seperti virus, bakteri dan sebagainya dengan makanan, minuman yang kemudian dimakan
oleh orang sehat. Penyakit ini biasanya juga termasuk dalam penyakit yang sumber
penularannya melalui perantaraan air atau sering disebut sebagai water borne diseases. Agent
penyebab penyakit diare sering dijumpai pada sumber-sumber air yang sudah terkontaminasi
denag agent penyebab penyakit, air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat
bisa membuat orang tersebut terpapar dengan agent penyebab penyakit diare.
Kasus penyakit diare ini sangat berkaitan dengan perilaku manusia, sarana air bersih,
sarana pembuangan air limbah dan kesehatan lingkungan pada musim kemarau. Penyebab
diare adalah terjadinya peradangan usus yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau agent
penyebab penyakit diare lainnya. Penyebab lain yang dapat menimbulkan penyakit diare
adalah keracunan makanan, kurang gizi, alergi makanan tertentu, kurang penyediaan air
bersih serta faktor musim dan geografi tertentu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari) yang dapat
dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa
terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal.
Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat
membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua.
Diare terbagi menjadi diare Akut dan Kronik.Diare akut berdurasi 2 minggu atau
kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2 minggu.
2.2 ETIOLOGI
Berikut ini adalah penyebab diare secara umum:
1. Penyebab tersering diare adalah motilitas usus yang berlebihan, baik akibat iritasi
lokal pada dinding usus karena infeksi bakteri atau virus atau karena stres emosi.
Berlalunya isi usus dengan cepat menyebabkan waktu untuk penyerapan cairan
berkurang.
2. Diare juga terjadi apabila terdapat partikel-partikel osmotis-aktif dalam jumlah
berlebihan di lumen saluran pencernaan. Partikel-partikel ini menyebabkan cairan
masuk ke dan tertahan di dalam lumen, sehingga feses menjadi lebih encer.
3. Toksin bakteri Vibrio cholerae (penyebab kolera) dan mikro-organisme tertentu
meningkatkan sekresi cairan dalam jumlah berlebihan oleh mukosa usus halus,
sehingga terjadi diare hebat.
Sedangkan pada ada anak, diare dapat disebabkan oleh :
1. Infeksi :
a.

Primer : infeksi enteral

b.

Sekunder : infeksi parenteral/sistemik (pneumonia)


2. Non infeksi : defisiensi enzim laktase (intoleransi laktosa)
2.3 EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan laporan WHO 2003, kematian akibat diare di negara berkembang telah
turun dari 4,6 juta tahun 1982 menjadi 2,5 juta kematian pada tahun 2003. Di Indonesia
angka kematian diare juga telah turun tajam dari 40% tahun 1972 menjadi 24,9 pada tahun
1980, 10% tahun 1985 hingga 7,4 % tahun 1996 dari semua kasus kematian. Walaupun angka

kematian karena diare telah turun, angka kesakitan karena diare tetap tinggi baik di negara
maju maupun di negara berkembang.
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB
(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.

2.4 PATOFISIOLOGI
Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare
osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus.
-

Diare osmotik terjadi karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh
usus akan difermentasi oleh bakteri usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus
meningkat yang akan menarik cairan.

Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi cAMP dan
cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit.

Diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada
kontrol otonomik, misal pada diabetik neuropati, postvagotomi, post reseksi usus
serta hipertiroid.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui
makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi
usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang,
villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan
meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul
diare.
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan
pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis
terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh
virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel
mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat
masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri
ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.

2.5 MANIFESTASI KLINIK


Bentuk klinis diare berdasarkan penyebabnya :

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperlukan,
hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak
diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi
berat. Contoh : pemeriksaan darah lengkap, kultur urine dan tinja pada sepsis atau infeksi
saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada saat diare
akut :
1. Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur
dan kepekaan terhadap antibiotika.
2. Feses :
PH asam diare osmotic.
Leukosit > 5 / LPB disentri
Hal yang dinilai pada pemeriksaan feses:
-

Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau.

Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri.


2.7 PENATALAKSANAAN

Pengobatan diare terhadap penyakit yang mendasari. Sejumlah agen anti diare dapat
digunakan pada diare . Opiat mungkin dapat digunakan dengan aman pada keadaan gejala
stabil.
1. Loperamid : 4 mg dosis awal, kemudian 2 mg setiap mencret. Dosis maksimum 16
mg/hari.
2. Dhypenoxylat dengan atropin : diberikan 3-4 kali per hari.
3. Kodein, paregoric : Disebabkan memiliki potensi additif, obat ini sebaiknya dihindari.
Kecuali pada keadaan diare yang intractable. Kodein dapat diberikan dengan dosis 1560 mg setiap 4 jam. Paregoric diberikan 4-8 ml.

4. Klonidin : 2 adrenergic agonis yang menghambat sekresi elektrolit intestinal.


Diberikan 0,1-0,2 mg/hariselama 7 hari. Bermanfaat pada pasien dengan diare
sekretori, kriptospdidiosis dan diabetes.
5. Octreotide : Suatu analog somatostatin yang menstimulasi cairan instestinal dan
absorbsi elektrolit dan menghambat sekresi melalui pelepasan peptide gastrointestinal.
Berguna pada pengobatan diare sekretori yang disebabkan oleh VIPoma dan tumor
carcinoid berkaitan dengan AIDS. Dosis efektif 50mg 250mg sub kutan tiga kali
sehari.
6. Cholestiramin : Garam empedu yang mengikat resin, berguna pada pasien diare
sekunder karena garam empedu akibat reseksi intestinal atau penyakit ileum. Dosis 4
gr 1 s/d 3 kali sehari.

BAB III
KASUS DAN ANALISIS KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny.Malatuang

JenisKelamin

: Perempuan

Usia

: 60 tahun

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Biring Romang

Tanggal Berobat : 19 April 2016

B. ANAMNESIS
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 19 April 2016 pukul 10.00 WITA
1. KeluhanUtama: buang air besar berupa air
2. KeluhanTambahan: demam
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien dengan keluhan BAB encer sebanyak 5 kali perhari sejak 2 hari yang
lalu. BAB encer berupa cairan berwarna kuning kehijauan, tanpa disertai lendir dan
darah. Keluhan BAB disertai panas badan yang tidak begitu tinggi, hilang timbul.
Keluhan tidak disertai mual, muntah, batuk, dan pilek,. BAK tidak ada keluhan.
Sehari-hari pasien dan keluarga mengkonsumsi makanan dengan lauk
seadanya dan biasa meminum air yang berasal dari PAM dan di masak sampai
matang.
4. Riwayat Penyakit dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat asma, penyakit jantung, diabetes melitus dan
hipertensi.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada kelurga yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.
6. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien tinggal bersama suami, dan anak perempuannya yang sekarang sudah
menikah dan mempunyai 2 orang anak. Pasien tidak bekerja, dan untuk sehari-harinya
pasien mendapatkan bantuan uang dari anak-anaknya sekitar Rp. 500.000/bulan.
Sosial ekonomi keluarga ini termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
7. Riwayat Kebiasaan:
Sehari-hari pasien dan keluarga mengkonsumsi makanan dengan lauk
seadanya dan biasa meminum air yang berasal dari PAM dan di masak sampai
matang.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. KeadaanUmum :Baik

2. Vital sign

Kesadaran

: Compos Mentis

Tek.Darah

: 170/90 mmHg

Frek.Nadi

: 76 x/menit

FrekPernapasan

: 20 x/menit

Suhu

: 37,8 C

BB

: 50 Kg

TB

: 155 cm

3. Status Generalis:
a.

Kepala

b.

Bentuk kepala : normocephal, simetris

Rambut : warna putih lebih dominan dari pada warna hitam

Mata
-

Palpebra : tidak ada udem

Konjungtiva : tidak anemis

Sklera : tidak ikterik

Pupil : reflek cahaya (+/+), isokor dengan diameter 3 mm

c.

Telinga : tidak ada sekret

d.

Hidung : tidak ada nafas cuping hidung

e.

Mulut : bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis

f. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tekanan vena jugularis tidak
meningkat
g. Thorax
-

Inspeksi

: Kedua hemithoraks simetris

Palpasi

: Vokal fremitus kesan normal, ictus cordis tidak teraba.

Perkusi

: Sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I dan II


regular.

h. Pemeriksaan Abdomen
-

Inspeksi

Auskultasi : bising usus (+) meningkat

Palpasi

: hepar dan lien tidak membesar

Perkusi

: timpani

i. Ekstremitas

: perut datar, simetris

: akral hangat, edema (-), sianosis (-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin

Feses

E. GENOGRAM

Keterangan :
: laki laki
: perempuan
: pasien
: tinggalserumah
: meninggal

F. FAMILY CIRCLE

Tn. Suleng Ali

Ny. Malatuang
Masati
Sugi
A.Ardiansyah
Nur
Hidayah

G. FAMILY STRUKTUR
Menurut Sussman, bentuk keluarga ini ialah traditional family yaitu keluarga yang
pembentukannya sesuai atau tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang
secara tradisional dihormati bersama. Sedangkan menurut GoldenBerg keluarga ini
merupakan keluarga besar yang terdiri dari ibu, ayah, anak kandung, kakek dan nenek

Nama

Kedudukan
dlm
Keluarga

L/P

Sugi

Suami

42

SMA

Masati

Istri

39

SMA

A.
Ardiansyah
Nur Aisyah

Anak

16

SMA

Anak

12

SD

Umur Pendidikan

Pekerjaan
Wiraswasta

Pasien
KDK
-

Ibu rumah
tangga

Suleng Ali

Kakek

65

SMP

Malatuang

Nenek

60

SD

Diare

H. SIKLUS KELUARGA
Menurut Duvall, siklus keluarga ini berada pada tahap ketujuh yaitu keluarga dengan
Orang tua usia menggah. Dimana Ny. Malatuang dan suami sekarang tinggal bersama
anak pertamanya yang sekarang sudah menikah dan mempunyai dua orang anak.

I.

FAMILY PROSES
Dari 4 tahapan family proses yakni prasejahtra, sejahtera1, sejahtera2 dan sejahtera3
plus, pada saat ini keluarga pasien berada dalam tahap sejahtera 2, dimana keluarga telah
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, dan memenuhi kebutuhan social psikologisnya
seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan
tempat tinggal dan transportasi.

J.

APGAR KELUARGA

No

Komponen
Penilaian
Adaptasi

Penilaian
Kadang Hampir
Pernyataan

Saya puas dengan bantuan yang


diberikan oleh keluarga saya jika

Kemitraan

Selalu
(2)

saya berada dalam kesulitan?


Saya puas dengan cara-cara
yang dilakukan oleh keluarga
saya dalam memberikan atau
menyelesaikan masalah-

tidak

kadang
(1)

pernah
(0)

masalah, membagi kesenangan


3

Pertumbuha

terhadap sesuatu dengan saya


Saya menemukan bahwa

keluarga saya menerima


keinginan saya untuk bertumbuh

dan berkembang atau melakukan


4

Kasih saying

perubahan pada diri saya


Saya puas dengan cara keluarga

saya menyatakan kasih sayang


kepada saya dan cara keluarga
merespon perasaan
(kegembiraan,kesedihan, dan
5

kebersamaan

kemarahan) saya
Saya merasa puas dengan
jumlah waktu yang kami
habiskan bersama-sama dengan
keluarga

Hasil penilaian: Skor 10 (keluarga sehat)

K. THE MANDALA OF HEALTH

FAMILY

Gaya hidup
Kurang

Perilaku kesehatan :
hygiene pribadi dan lingkungan kurang
berobat hanya jika ada keluhan

Ling. Psiko-sosio-Ekonomi
- Penghasilan keluarga cukup
- Kehidupan sosial dengan lingkungan Baik

Pasien dengan keluhan BAB encer sebanyak 5 kali sejak 2 hari, tanpa lendir dan darah.
Pemfis abdomen peristaltik (+) meningkat

an kesehatan : jarak rumah dengan puskesmas dekat

Faktor biologi:
Tidak ada

Lingkunga kerja : tidak ada

Lingkungan fisik:
ventilasi dan penerangan dalam rumah baik,
lingkungan cukup bersih.

Komunitas : Pemukiman padat, sanitasi baik

L. DIANOSIS HOLISTIK
1. Aspek personal
Alasan kedatangan pasien adalah adanya keluhan BAB encer sebanyak 5 kali
perhari sejak 2 hari yang lalu. BAB encer berupa cairan berwarna kuning kehijauan,
KK

tanpa disertai lendir dan darah. Keluhan BAB disertai panas badan yang tidak begitu

tinggi, hilang timbul. Keluhan tidak disertai mual, muntah, batuk, dan pilek. Pada
pemeriksaan fisik abdomen didapatkan peristaltik (+) kesan meningkat.

2.

Aspek klinik
Diagnosis kerja yang ditegakkan adalah Diare akut dehidrasi ringan.

3.

Aspek risiko internal


Pasien kurang memperhatikan kebersihan makanan seperti tidak mencuci tangan

sebelum makan dengan sabun


Pasien tidak pernah berolahraga
4. Aspek faktor eksternal

Kondisi lingkungan di dalam dan di luar rumah cukup baik


Pemenuhan kebutuhan ekonomi pasien bergantung pada penghasilan anakanaknya

5.

Aspek derajat fungsional


Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana

pasien dapat hidup

mandiri.
M. PEMBAHASAN DAN PENATALAKSANAAN
Studi kasus dilakukan pada Ny. Masati usia 60 tahun, dengan keluhan BAB
encer sebanyak 5 kali perhari sejak 2 hari yang lalu. BAB encer berupa cairan berwarna
kuning kehijauan, tanpa disertai lendir dan darah. Keluhan BAB disertai panas badan
yang tidak begitu tinggi, hilang timbul. Penyebab keadaan ini adalah dikarenakan pasien
kurang memperhatikan kebersihan makanan seperti tidak mencuci tangan sebelum
makan dengan sabun.
Diagnosis diare akut dehidrasi ringan pada pasien ditegakkan atas dasar
keluhan BAB encer sebanyak 5 kali sejak 2 hari yang lalu tanpa disertai lendir dan darah
dan adanya keluhan lemas. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan peristaltik (+)
kesan meningkat.
Penatalaksanaan pasien diare dengan diagnosis holistic ditegakkan.
Axis 1:
o Menjelaskan kepada pasien dan kelurga tentang penyakit diare
o Menginformasikan kelurga pasien untuk memberikan obat sesuai anjuran dokter

Axis 2:
1. Non Farmakologis
- Menjaga kebersihan makanan seperti mencucui tangan sebelum makan
- Istirahat yang cukup
2. Farmakologis
- Oralit tiap BAB
- Metocloperamid 3x1 tab

Axis 3
o Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan makanan
o Edukasi dan motivasi untuk pemeriksaan kesehatan berkala
o Edukasi dan motivasi untuk beolahraga

Axis 4
o Menganjurkan keluarga memberi dukungan kepada pasien agar selalu menjaga
kesehatannya dan selalu mengingatkan pasien untuk kontrol berobat

Axis 5
Menyarankan pasien untuk latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki

N. PROGNOSIS
1. Advitam: dubia ad bonam
2. Ad sanationam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA
1. Soeparman, 1996. Ilmu Penyakit Dalam, Balai penerbit FKUI, Jakarta.
2. Andreoli Thomas et al Diarrhea Cecil Essentials Of Medicine 3th Ed W.B Saunders
Company, 1993 : 271
3. Daldiyono. Diare.Gastroenterologi-Hepatologi.Infomedika Jakarta,1990 : 14-41
4. Anonim, Fakultas Kedokteran UI,1999,Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid
1,Media Aesculapius FKUI,Jakarta.
5. Notoatmodjo,S.,1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Renika Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai