REFLEKSI KASUS
OLEH :
BADRUL ISLAMY
H1A014009
PEMBIMBING :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dan juga terimakasih
kepada dr. Irawanto Rochadi Bima Sakti, Sp. F, M. MHKes selaku pembimbing dalam
laporan kasus ini.
Laporan kasus yang berjudul “Kasus Kecelakaan Lalu Lintas” ini disusun dalam
rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF Forensik dan Medikolegal
Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat, Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan khussunya kepada penulis
dan kepada pembaca dalam menjalankan praktik sehari-hari. Semoga Tuhan selalu
memberikan petunjukNya kepada kita semua di dalam melaksanakan tugas dan menerima
segala amal ibadah kita.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................13
BAB V PENUTUP..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16
BAB 1
PENDAHLUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
2.3 Dokumentasi
604639
Gambar 1. 1). Luka Lecet pada perut, 2). Luka terbuka pada perut kiri
2.4 Hasil Pemeriksaan
Kesadaran pasien menurut Skala Koma Glasgow (GCS) adalah 15, yaitu pasien
mampu membuka mata dengan spontan, pasien berbicara dengan sangat jelas, dan pasien
dapat mengikuti perintah. Tanda vital pasien : tekanan darah adalah seratus empat belas per
lima puluh sembilan milimeter air raksa, frekuensi nafas pasien adalah dua puluh dua kali per
menit, frekuensi nadipasien adalah tujuh puluh delapan kali per menit, suhu tubuh pasien
adalh tiga puluh enam koma delapan derajat celcius. Dari pakaian, pasien menggunakan baju
berwarna hitam dan memakai celana berwarna biru.
Hasil pemeriksaan perlukaan di temukan beberapa luka pada perut :
2
2.4.1 Regio : Perut
Koordinat :
Luka 1 : Sembilan sentimeter dari garis tengah tubuh, lima belas
sentimeter dari puting susu
Luka 2 : Lima belas senti meter dari garis tengah tubuh, dua puluh
lima senti meter dari ketiak
Jenis Luka :
Luka 1 : Luka lecet
Luka 2 : Luka terbuka
Karateristik luka :
Luka 1 : luka berbentuk tidak teratur, kulit intak, tepi luka tidak
rata, sudut luka tumpul, tidak tampak perdarahan, tampak jempatan
jaringan, tidak tampak tulang, warna dasar luka kemerahan, dan
tidak ada kerusakan organ dalam.
Luka 2 : luka berbentuk tidak teratur, kulit tidak intak, tepi luka
rata, sudut luka tumpul, tampak perdarahan, tidak tampak jembatan
jaringan, tidak tampak tulang, warna dasar luka kemerahan, dan
tidak ada kerusakan organ dalam.
Ukuran Luka :
2.5 TATALAKSANA
a. Tindakan Diagnostik
Pemeriksaan Lab
Ro. Torakoabdominal
b. Tindakan Terapeutik
Infus Ringer Laktat
Ringer Laktat guyur
Oksigen nasal kanul
Inj. Ceftriaxone 1 gr/hari
Inj. Ranitidin 1 ampul/hari
Pasang lingkar abdomen
BAB III
REFLEKSI KASUS
Pada korban kecelakaan lalu lintas, biasanya ditemukan trauma atau tanda
kekerasan yang dapat dibagi menjadi beberapa kelompok: 8
a. Luka lecet (abrasi). Luka lecet adalah suatu kerusakan yang mengenai lapisan atas
dari epidermis akibat kekerasan dengan benda yang mempunyai permukaan yang
kasar, sehingga epidermis menjadi tipis, sebagian atau seluruh lapisannya hilang.
Kadang-kadang luka lecet dapat memberi petunjuk tentang jenis benda yang
menyebabkannya, misalnya luka tersebut terbentuk ban mobil. Ciri-ciri luka lecet
adalah :
Bentuk luka tidak terartur
Batas luka tidak teratur
Tepi luka tidak rata
Warna coklat kemerahaan
Permukaan ditutupi oleh krusta ( serum yang telah mongering)
b. Luka Memar. Luka memar adalah kerusakan jaringan subkutan sehingga pembuluh-
pembuluh darah kapiler rusak dan pecah sehingga darah meresap ke jaringan
sekitarnya. Disini permukaan kulit tidak selalu mengalami kerusakan. Bagian tubuh
yang mudah mengalami luka memar adalah bagian yang mempunya jaringan lemak
dibawahnya dan berkulit tipis. Luka memar tidak bisa dengan pasti menunjukkan
berat ringannya kekerasan, juga tidak bisa menunjukkan jenis benda penyebabnya.
c. Luka robek. Pada luka robek seluruh tebal kulit mengalami kerusakan dan juga
jarugan bawah kulit. Luka robek adalah luka yang disebabkan karena bersentuhan
dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan kulit
dan jaringan dibawahnya, yang ciri-cirinya sebagai berikut:
bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tidak rata
bila ditautkan tidak dapat rapat (karena sebagian jaringan hancur)
tebing luka tidak rata serta terdapat jembatan jaringan
disekitar garis batas luka ditemukan memar
lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang (misalnya
dalam daerah kepala)
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada peristiwa in merupakan, kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat pengendara
yang baru belajar menggunakan mobil sehingga pasien menjadi korban dan mengalami
perlukaan, seperti yang tercantum menurut Pasal 229 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009
kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban
manusia dan/atau kerugian harta benda. Perlukaan yang dialami pasien terjadi di bagian perut
bagian kiri.
Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 229 No.1-5 maka dapat
digolongkan ke dalam kecelakaan sedang, Kecelakaan lalu lintas sedang merupakan
kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang, hal
ini didukung dengan kondisi korban saat tiba di rumah sakit dengan kesadaran komposmentis
namun merasakan kesakitan di bagian perut tetapi tidak didapatkan tanda bahaya yang dapat
mengancam kehidupan.
Apabila pasien merupakan korban maka ia berhak mendapatkan ganti rugi maupun
santunan dari pelaku sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam :
a. Pasal 234 ayat (1) dan (2).
Ayat (1) Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau Perusahaan
Angkutan Umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh
Penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga karena
kelalaian Pengemudi.
Ayat (2) Setiap Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau
Perusahaan Angkutan Umum bertanggung jawab atas kerusakan jalan
dan/atau perlengkapan jalan karena kelalaian atau kesalahan Pengemudi.
b. Pasal 235 ayat (2).
Ayat (2) Jika terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan korban akibat
Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (1)
huruf b dan huruf c, pengemudi, pemilik, dan/atau Perusahaan Angkutan
Umum wajib memberikan bantuan kepada korban berupa biaya
pengobatan dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana.
c. Pasal 236.
Ayat (1) Pihak yang menyebabkan terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 wajib mengganti kerugian yang
besarannya ditentukan berdasarkan putusan pengadilan.
Ayat (2) Kewajiban mengganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pada Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229
ayat (2) dapat dilakukan di luar pengadilan jika terjadi kesepakatan damai
di antara para pihak yang terlibat.
d. Pasal 237
Ayat (1) Perusahaan Angkutan Umum wajib mengikuti program asuransi
kecelakaan sebagai wujud tanggung jawabnya atas jaminan asuransi bagi
korban kecelakaan.
Ayat (2) Perusahaan Angkutan Umum wajib mengasuransikan orang yang
dipekerjakan sebagai awak kendaraan.
Setiap pengemudi yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas
wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita korban, akan tetapi tanggung jawab ini
tidak berlaku apabila Pasal 234 ayat [3] UU LLAJ : (a) Adanya keadaan memaksa yang tidak
dapat dielakkan atau di luar kemampuan pengemudi; (b) Disebabkan oleh perilaku korban
sendiri atau pihak ketiga; dan/ atau; (c) Disebabkan gerakan orang dan/ atau hewan walaupun
telah diambil tindakan pencegahan.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari fakta-fakta yang ditemukan, telah diperiksa seorang pasien laki-laki, perkiraan
usia tiga puluh delapan tahun berat badan sekitar delapan puluh kilogram, dan status gizi
cukup. Dari pemeriksaan pasien, maka saya simpulkan bahwa:
1. Terdapat luka lecet dan luka terbuka pada bagian perut. Luka lecet dan luka terbuka
bisa diakibatkan oleh persentuhan dengan benda tumpul. Hal ini dapat terjadi pada
kecelakaan lalu lintas
2. Luka tersebut telah dirawat sesuai dengan standar pelayanan di Rumah Sakit
1. Oktavianti p. H., Prevalensi dan Gambaran Pola Luka Korban Kecelakaan Sepeda Motor
di Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2016. DOAJ. 2013. 7(1) Pp: 33-41
available at : https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/8/43
2. Akbar M. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Lalu Lintas Akibat Kelalaian
Hilangnya Nyawa Orang Lain. Jurnal Universitas Hasanudin Makasar. 2016. Available at
: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/18156/SKRIPSI
%20LENGKAP-PIDANA-MUHAMMAD%20AKBAR.pdf?sequence=1.
3. Putri CE. Analisis Karakteristik Kecelakaan dan Faktor Penyebab Kecelakaan dan Faktor
Kecelakaan pada Lokasi Blackspot di Kota Kayu Agung. Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan. 2014;2(1):154-161.
4. Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2009
5. Hidayati A., Yovita L., Analisis Risiko Kecelakaan Lalu Lintas Berdasar Pengetahuan,
Penggunaan Jalur, Dan Kecepatan Berkendara. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2016 4
(2),Pp: 275–287 available at: file:///C:/Users/User/Downloads/2152-9461-2-PB.pdf
6. Marsaid, Dkk., Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas
Pada Pengendara Sepeda Motor Di Wilayah Polres Kabupaten Malang. JIK. 2013.1(2)
available at: https://media.neliti.com/media/publications/99488-ID-faktor-yang-
berhubungan-dengan-kejadian.pdf
7. Azizirrahman, M., Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas pada Daerah
Rawan Kecelakaan di Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.JPG.2015.2(3)
Pp:20-37. Available at:
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg/article/viewFile/1421/1224
8. Erfan Kusuma S., Solichin S., Mutahal, dkk, 2007. Buku Ajar Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya : Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga