Anda di halaman 1dari 66

Sop farmasi

Standar Pelayanan Apotek


Alur Pelayanan Resep

'%#P$' P%N*!#P$N$N "B$'


Disimpan dalam +adah tertutup rapat untuk obat yang
mudahmenguap

Disimpan
terlindung dari cahaya
tablet, kaplet, sirup
Disimpan dengan .at pengering/penyerap lembab kapsul
Disimpan
pada suhu 15-30C
tablet, kaplet, sirup
Disimpan
pada suhu 5-15C
salep mata, krim, ovula, suppositoria,insulin
Disimpan
di tempat dingin suhu 0-5C
vaina

SOP Pelayanan apotek

Prosedur SOP Lemari Pendingin


1.
2.

Matikan lemari pendingin sebelum mulai proses pembersihan.


Pindahkan semua produk dari lemari pendingin dengan cepat ke
dalam dos kosong (atau kotak tahan panas jika
tersedia). Jaga agar jangan sampai ada obat yang

3.

kontak langsung denganlantai.


Jika lemari pendingin cadangan tersedia, maka pindahkan obat
ke lemari pendingin cadangantersebut, hingga prosedur

4.

pembersihan selesai.
. !etelah lemari pendingin kosong, bersihkan mulai dari bagian
dalam dan luar dengan kain basah untuk menghilangkan
kotoran ataupun noda. "unakan sabun#deterjen jika

5.

dibutuhkan.
Tutup pintu lemari pendingin dan nyalakan lemari pendingin
tersebut.&. !etelah sekitar setengah jam, periksa bah'a
temperatur lemari pendingin berada dalam batasdengan

6.

menggunakan termometer.
. Pindahkan kembali dengan segera semua produk ke dalam
lemari pendingin, pada tempatyang sudah diatur

7.

(ditetapkan) dan dilakukan dengan rapi.


. %utup segera pintu lemari pendingin dan isi slip pada lemari
pendingin, disertakan 'aktu,tanggal, dan para*#tanda
tangan sta* yang membersihkan, serta tanda tangan

8.

super+isor.
. -ilakukan pencatatan pada lembar pencatatan khusus untuk
pemeliharaan sebagai bukti

9.

bah'a telah dilakukan pembersihan oleh sta*.1


. -ilakukan pemeriksaan lemari pendingin yang telah
dibersihkan dan ditandatangani oleh*armasis#super+isor
sebagai bukti bah'a telah dilakukan pemeriksaan

Prosedur SOP Alat Kesehatan


1. Pahami apa yang pasien butuhkan

2. 2. Pahami hal/hal non teknis yg pasien butuhkan mengenai


alat yang digunakan
3. 3. Persilahkan pasien memasuki ruangan khusus pelayanan (
0uangan armasis )
4. . Persilahkan pasien memasuki ruangan khusus pelayanan
( 0uangan armasis )$.
5. Jika sisten poteker yg menangani pasien ia harus
merujuk ke poteker untuk ditunjukkancara
penggunaannya&. mbillah dan tunjukkan alat tsb pada
pasien. Jika pasien baru pertama kali menggunakannya,
maka ia memerlukan arahan u# cara pakainya. Pemastian
cara penggunaan alat oleh pasien. Jelaskan dengan rinci
mengenai harga, keamanan penggunaan, garansi alat,dll1.
ila ada kepastian pembelian, maka buatlah nota
penjualan11. 4emasi dengan baik alat yang dibeli12.
Mena'arkan bantuan#in*ormasi apabila suatu saat pasien
menemui kesulitan dlm penggunaan alat tsb

Prosedur SOP Dispensing


1. Menerima resep. a. Menyapa pelanggan sambil tersenyum. b.
Membuat kontak mata dan menerima
resep dalam cara bermartabat.
2. Memeriksa resep. a. 0esep diperiksa legalitasnya 5 mudah
dibaca. b. Membaca resep dengan benar meliputi
nama, indikasi, dosis,kuantitas obat. 4on*irmasikandengan
senior ahli *armasi atau apoteker ,untuk menghindari
keraguan. c. Jika resep ini meragukan , kon*irmasikan dengan
dokter melalui telepon.3. Periksa ketersedian stok semua
obat/obatan yang akan diberikan. Menyimpan obat 6 obatan
dalam 'adah di depan pelanggan$. Memberikan in*ormasi yang
rele+an ke pelanggan, dan menjelaskan instruksi

tentang pemakaian obatnya, penyimpanannya dll&. -ilanjutkan


dengan penagihan setelah kon*irmasi dengan pasien atau
pelanggan.. !ebelum penagihan ,periksalah resep untuk
memastikan bah'a obat/obatan yang diserahkanadalah
benar . !etelah penagihan petugas mengumpulkan tagihan
dan berdasarkan peraturan harus ditandatangani oleh seorang
apoteker . Memberikan tagihan asli kepada pelanggan dan
menyimpan copiannya1. 4emasan obat dimasukan dalam
bingkisan disimpan bersama dengan tagihan11. !etelah
pembayaran tagihan,memastikan penyampaian yang benar dan
memberikan bingkisannya ke pelanggan

Prosedur SOP Pelayanan Resep


1. !aat melayani resep, berikan perhatian pada pasien, jangan
mencoba melayani 2 resepsekaligus dalam satu 'aktu2. !aat
menerima resep, periksa baik/baik kelengkapannya,
ketepatannya dan kelegalannya3. Melangkah menuju rak obat
yang dibutuhkan. 7ek nama, dosis, bentuk dan kekuatan obat
yang diresepkan$. !aat mengambil obat, ambil obat dengan
'aktu stok barang yang lebih dulu masuk (irst 8nirst 9ut)&.
7ek kadaluarsanya. :etakkan semua obat yang telah diambil
pada konter didepan pasien. !etelah menerima persetujuan
pasien, proses penagihan dilakukan. !aat penagihan,
tempatkanlah obat di kotak yang telah disediakan untuk
penagihan1. uat tanda terima untuk pasien yang berisi nama
obat, nomor batch, tanggal kadaluarsa danharga obatnya11. !
etelah penagihan, letakkan obat di kotak yang tersedia, siap
untuk dikemas12. Pastikan bah'a keduanya,orang yang
melayani resep tidak sama dengan orang yangmenyiapkan
tagihan serta menandai tagihan (salah satu diantara mereka

adalah seorang ahli*armasi)13. 4irim obat ke kasir dan


serahkan pada pasien setelah mereka membayar
tagihannya1. !etelah selesai melayani resep, stempel resep
dengan stempel ;9% %<:=-8!<0=4>; untuk mencegah
penyalahgunaan obat1$. !ebelum pasien meninggalkan apotek,
jelaskanlah pada pasien mengenai aturan dosisnya, jenis diet,
tindakan pencegahan khusus, dan sampaikan harapan anda
akan kesembuhannya.1&. !etelah melayani resep, pastikan
tidak ada kotak kosong atau potonan strep yang
tertinggaldiatas konter. 4embalikan obat/obat ke raknya
masing/masing

Prosedur SOP Pengemasan


1. !etelah obat siap untuk diberikan kepada pasien, berikan
bukti pembayaran yang asli kepada pasien, dan simpan salinan
pembayaran obat dari pasien pada suatu kotak yang terpisah.2.
!ementara pengemasan obat dilakukan apoteker
memastikan#mem+eri*ikasi bah'a obat yangakan dikemas
terdapat pada etalase apotik. lalu obat dimasukkan dalam kotak
bersama dengan bukti pembayaran.3. !etelah dilakukan
+eri*ikasi, kotak obat ditempatkan dalam paper bags atau carry
bags.. erhati/hati dalam memba'a kotak obat dalam paper
bags#caryy bags.%utup dan segel tas tersebut.$. 4otak obat
diberikan kepada pasien setelah melihat bukti pembayaran
yang asli.&. Pada tahap berikutnya, cek bah'a kotak obat telah
diberikan kepada pasien,dan simpan!alinan bukti
pembayaran.. !ementara obat diberikan kepada
pasien,di'ajibkan memberikan penjelasan
mengenai pemeliharaan dan tempat pemyimpanan yang
sesuai.. -alam pengemasan bahan yang harus berada pada

lemari pendingin, dapat disediakankemasan khusus, sebagai


alternati* dalam kemasan diberi potongan es atau
kantong plastik#tasyang berisi kotak obat dibungkus kembali
dengan plastik yang telah diisi dengan potongan es.=al ini
dimaksudkan untuk menjaga atau mempertahankan
temperatur.. erhati/hati dalam mengemasi botol/botol obat
untuk mencegah kerusakan.1. 4etika mengemas satu ampul,
ampul harus dibungkus dengan kapas lalu dimasukkan
dalamamplop kecil,kemudian ditempatkan dalam kotak obat
lalu kotak dimasukkan dalam paper bags#carry bags untuk
mencegah kerusakan.11. pabila mendapatkan resep obat/obat
dari dokter he'an, kemasan atau kantung/kantungobat
sebaiknya dipisahkan dengan kantung obat untuk penggunaan
manusia.

Prosedur SOP Personal Hygiene


1. 4etika memasuki apotek, cucilah tangan dengan sabun atau
larutan desin*ektan. 7uci keduatangan setiap saat karena
tangan dapat dengan mudah terkena kotoran seperti debu, dll2.
!etelah makan siang dan masuk kamar kecil, cuci tangan hingga
bersih dengan sabun ataudesin*ektan.3. %idak makan di
tempat penyerahan obat atau mengunyah permen karet selama
bekerja.. %idak menyeka tangan # 'ajah pada pakaian.&.
Memelihara kebersihan personal setiap saat (Jaga agar kuku
tetap rapi dan bersih) %ambahan ?@ Pria ? ercukur rapi dan
menjaga rambut tetap pendek.erpakaian bersih dan rapi@
Aanita? =indari memanjangkan kuku dan mengecat kuku
tangan. 0ambut panjang diikatdan harus bersih. erpakaian
bersih dan rapi.

Prosedur SOP Pemeriksaan Kadaluarsa


1. Pemeriksaan %anggal 4adaluarsa dilakukan secara berkala
(1#2#3 bulan)2. !elain ketentuan diatas, lakukan pemeriksaan
tanggal kadaluarsa saat dispensing(Penyerahan
9bat)4etentuana. Menunjuk personil yang bertanggung/ja'ab b.
Pemeriksaan terpusat pada 1 rak c. 7ek masing/masing tgl
kadaluarsa dari tiap obatd. Memeriksa obat yg tanggal
kadaluarsanya dekat (1atau 2 bulan)e. 4eluarkan obat
yang telah kadaluarsa dan tempatkan terpisah pada rak#lemari
(beri label0>" 4-:D0! 6 %8-4 D>%D4 -8JD: )3.
Pastikan prosedur ini dilakukan. Pindahkan 9bat yang hampir
kadaluarsa pada rak terpisah untuk mempercepat
penggunaannya pada proses dipensing$. Membuat da*tar dan
mencatat tanggal kadaluarsa obat untuk kepentingan
pengembalian kedistributor atau untuk dibuang

4etentuan Pada !aat -ispensing1. Pada saat mengerjakan resep,


keluarkan obat dari rak sesuai yang diresepkan2. Periksa
dengan benar tanggal kadaluarsanya3. Periksa kembali tanggal
kadaluarsa obat pada saat penagihan. Membuat da*tar dan
mencatat semua tanggal kadaluarsa obat !istem
4omputerisasi a. !istem ini dilengkapi program yang dapat
mengecek
tanggal kadaluarsa b %empatkan personel untuk mengecek kad
aluarsa obat c. 7ek da*tar obat/obat yang mendekati kadaluarsa
d. 8kuti prosedur sebelumnyae. !elain sistem komputer, perlu
pengecekan tanggal kadaluarsa obat secara *isik dan acak.

Prosedur SOP Penerimaan Swamedikasi


1. Menyambut pasien dengan senyuman2. Mendengarkan
permintaan pasien dengan hati/hati? nama, dosis, bentuk
sediaan,dll. 3. Jikaobat yang diminta pasien harus dengan resep
dokter, J>"> -8<084>. Jika nama atau dosis kurang tepat
atau tidak *amiliar atau jika *armasis ragu makadikonsultasikan
dengan senior *armasis#kepala *armasis atau J>">
-8<084>$. Jika nama dan keterangan lengkap lainnya
tentang obat telah diberitahukan, tanya pasienkondisi apa yang
dirasakan pasien karena penyakitnya itu&. %anyakan pada
pasien apakah obat itu diresepkan oleh dokter atau saran oleh
seseorang atau pasien sendiri telah membaca tentang e*ek
obat tersebut. 8n*ormasikan pada pasien tentang keterangan
e*ek samping dari obat, obat lain yang dapat berinteraksi atau
kondisi yang dapat menyebabkannya menjadi lebih buruk..
armasis sebaiknya memberikan obat hanya setelah pasien
disadarkan pada semua hasil#e*ekobat.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALPELAYANAN RESEP NARKOTIKA


Prosedur
Skrining Resep
1.Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan admin
istrasi.2.Melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian
farmaseutik yaitu: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas,cara dan lama pemberian obat.3.Mengkaji
pertimbangan klinis yaitu : adanya alergi, efek samping,
interaksi, kesesuaian dalam dosis , durasi, jumlahobat,
dll.4.Mengkonsultasikan ke dokter
apabila terdapat masalah dalamresep.
Penyiapan Resep
1.Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada
resep.2.ntuk obat racikan apoteker dan atau

asisten apotekermenyiapakan obat jadi yang mengandung


narkotika.3.Mendokumentasikan pengeluaran obat narko
tika pada kartu stok.4.Menutup dan mengembalikan !
adah obat pada tempatnya yaitu pada lemari dua pintu
dan menguncinya kembali.".Menulis nama dan
cara pemakaian obat pada etiket sesuai permintaan
dalam resep.#.$bat diberi !adah yang sesuai
dan diperiksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai
permintaan dalam resep
PELAYANAN RESEPNARKOTIKA

STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN DIAPOTEK


Cara Pemesanan obat
Sebelum pemesanan obat, terlebih dahulu cek stock
obat gudang pada kartu
stock.J i k a s t o c k o b a t t e r s i s a 1 b o x u n t u k o b a t
y a n g j a r a n g d i p a k a i d a p a t d i l a k u k a n pemesana
n dan jika stock obat sisa
5 box untuk obat yang sering dipakai dapat jugadilakukan
pemesanan. Pemesanan obat dilakukan seminggu
sekali. Oleh karena itu obat yang dipesan cukup untuk
penggunaan 1 minggu.
Obat- obatan yang dipesan ditulis dalam ormulir
p e m e s a n a n u n t u k s e l a n j u t n y a diberikan ke bagian
pemesanan. Pemesanan obat dapat dilakukan langsung
ke P!"melalui telepon ataupun pesan melalui salesman yang
dating ke apotek
Cara Penerimaan Obat
#emastikan obat yang diterima sesuai aktur, nama
obat, harga obat, diskon
dan jumlah yang dipesan, dan memastikan$aktu kadaluarsa ob
at yang diterima masih jauh.
-

Obat yang sudah sesuai dengan yang dipesan, aktur


akan ditanda tangani, diberi tanggal dan nama penerima
lalu distempel dan diberikan surat pesanan.
"aktur tersebutkemudian disimpan sebagai arsip saat akan mau
dilunasi

Cara Penyimpanan Obat


#
enyimpan obat-obatan pada rak% etalase yang sesuai secara
alabetis menurut bentuk sediaan. &ntuk kemasan obat
sirup dan yang tidak memerlukan suhu diba$ah '5
(
disimpan dalam lemari yang terpisah dengan obat dalam
kemasan kapsul dan tablet.S e d a n g k a n o b a t y a n g
memerlukan suhu diba$ah '5
(
seperti suppositoria, injeksidisimpan dalam lemari
pendingin dengan memperhatikan system ")"O *"irst )n
"irstOut+ maupun ""O *"irst xpired "irst Out+.
Obat yang masuk duluan ataupun obat yang mempunyai $aktu
kadaluarsa lebih
jauhd i l e t a k k a n d i b a g i a n b e l a k a n g . O b a t - o b a t a n
yang mempunyai $aktu kadaluarsad e k a t . d i l e t a k
kan dibagian depan. Obat-obatan yang
h a m p e r k a d a l u a r s a d a p a t diberikan sekurang
kurangnya bulan sebelum kadaluarsa.
Obat-obatan dalam kemasan pot dapat dipindahkan ke dalam
$adah yang lebih
kecilu n t u k m e m u d a h k a n p e n g a m b i l a n d a n p e n
g h i t u n g a n o b a t s e r t a p e r h i t u n g a n pengeluaran
obat ke dalam kartu stock.

Pengadministrasian Obat
-

s is t e n p ot e ke r m e n ga m p ra h ob a t y a n g d ib u t u
h k a n u n t u k p e m a k a i a n p e r h a r i , dicatat ke dalam
ormulir amprahan.
!agian administrasi mempersiapkan amprhan obat yang
diperlukan.
/emudian poteker mengecek obat-obatan yang telah
diambil dan menyesuaikannyadengan ormulir amprahan.
Jika pengecekan sudah selesai, poteker menandatangani
ormulir amprahan.
0icatat pengeluaran obat ke dalam kartu stock.
Pelayanan Resep Obat (Status Pasien)
1.Skrinning Resep (Status Pasien)
Status pasien masuk lalu diperiksa poteker dan
sisten poteker meliputi bentuk sediaan, stabilitas,
jumlah obat, cara dan lama pemberian obat.
0ikaji pertimbangan klinis yaitu apakah ada
e e k s a m p i n g s e p e r t i a l e r g i a t a u gangguan
lambung. !ila ditemukan ada e ek samping seperti
alergi atau gangguan lambung maka perlu dilakukan langkahlangkah2 #elaporkan segera pada dokter 2 #eminta saran
dokter untuk memilih obat anti alergi atau obat
gangguan lambungyang tepat2 #emberi obat anti alergi atau
obat gangguan lambung kepada pasien
#engkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep bila
diperlukan

2. Pe ny ia pa n Oba t
#enyiapkan obat sesuai dengan permintaan dalam status
pasien.
#engambil obat dari $adahnya dalam keadaan bersih
#enutup kembali $adah obat setelah pengambilan dan
mengembalikan ke tempat semula.
-

#eracik obat *khusus obat campuran+.


#enyiapkan etiket%label pada kemasan obat. /husus untuk
sedian sirup kering diberit a n d a 3 t a m b a h k a n a i r s a m p a i
g a ris b a t as 4 da n t a n d a 3koc ok d a h u lu 4 * ju g a
untuk sediaan sirup suspensi+. &ntuk sediaan su
p p o s i t o r i a i n j e k s i y a n g m e m b u t u h k a n penyimpanan
'5
(
diberi tanda 3simpan dalam kulkas4.
#enulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai
dengan permintaan dalamstatus pasien.

Obat yang sudah disiapkan dalam $adah yang sesuai


kemudian diperiksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai
permintaan dalam status
3.Penyerahan Obat Kepada Pasien
#elakuakn pemeriksaan akhir sebelum dilakukan
penyerahan obat kepada pasien*kesesuaian antara
penulisan etiket dan permintaan dalam status pasien+
Setelah pemeriksaan selesai, nama pasien dipanggil sesuai
status pasien yang masuk terlebih dahulu.
#emeriksa ulang identitas status pasien yang berhak menerima
obat.
#enyerahkan obat ke pasien disertai pemberian inormasi obat
yang meliputi2 !entuk obat2 6aktu
pemakaian obat2 7ara pemakaian obat2 Jumlah
pemakaian obat dalam sehari2 7ara penyimpanan obat
#embuat salinan resep sesuai resep asli jika diperlukan
Setelah selesai, pasien diarahkan kepada kasir untuk proses
pembayaran.
#entimpan status pasien pada tempatnya.
-

#endokumentasikan obat-obatan yang


keluar ke dalam !uku Obat
s e t i a p harinyasesuai no. kartu pasien
Pemesanan Narkotika Dan Psikotropika
&ntuk mengetahui persediaan obat narkotika dan psikotropika
dapat dilihat langsungdi lemari khusus penyimpanan
narkotika dan psikotropika atau pada kartu
stock narkotik dan psikotropika sehingga jika obat habis dapat
dilakukan pemesanan.
Pemesanan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data
obat-obatan yang akandipesan dari buku stock obat narkotika
dan psikotropika.
Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan.
&ntuk obat narkotika dalam kemasan pot, apabila persediaan
obat yang tersisa hanyatinggal setengah isi pot, maka obat
sudah dapat dibeli langsung pada P8. /imia"armaoleh poteker.
&ntuk obat psikotropika dalam kemasan box, apabila
persediaan masing-masing
obat psikotropik yang tersisa hanya tinggal 1 box, maka obat su
dah dapat dipesan.Pemesanan obat dapat dilakukan
langsung ke P!" melalui telepon ataupun pesan melalui
salesman yang dating ke apotek.
Pemesanan obat narkotika dilakukan dengan menggunakan
Surat Pesanan 9arkotika5 rangkap. :embaran 1,',; dan
diberikan untuk P8. /imia "arma untuk
selanjutnyad i k i r i m k e / i m i a " a r m a k o t a , 0 i n a s /
esehatan /ota, dan !PO#. Sedangkan

le m b a ra n ke 5 * le m b a ra n h ija u + d is im p a n se b a ga
i a r s i p a p o t e k . S u r a t P e s a n a n narkotika harus sudah
ditandatangani langsung oleh poteker dan di stempel apotek.
Pemesanan obat psikotropika dilakukan den
g a n m e n g g u n a k a n S u r a t P e s a n a n Psikotropik '
rangkap yang telah ditandatangani oleh poteker dan
distempel.
-

&ntuk obat psikotropika, sebagian P!" meminta Surat


Pesanan psikotropik terlebihdahulu baru mengirimkan
obat psikotropik ke apotek. 0an ada beberapa P!"
yangm e n g a m b i l S u r a t P e s a n a n p s i k o t r o p i k a p a d a
s a a t m e n g i r i m k a n o b a t k e a p o t e k . Pemilihan P!"
sesuai dengan pertimbangan diskon dan jangka $aktu
pembayaran, pelayanan dan tepat $aktu, serta kualitas
barang
Penerimaan Obat Narkotika dan Psikotropika
&ntuk obat narkotika, dilakukan pembelian langsung secara
7O0 *7ah On 0eli<ery+oleh poteker dengan menyerahkan
Surat Pesanan narkotika 5 rangkap.
Obat narkotika yang sudah diterima, kemudian
dicocokkan dengan aktur dan SuratPesanan narkotika
mengenai jumlah, nama obat, tanggal kadaluarsa,
harga satuan = perhitungan harga.
&ntuk obat psikotropika, obat yang telah diterima, diperiksa
kesesuaian antara namadan jumlah obat, apakah sudah sesuai
dengan aktur dan Surat Pesanan psikotropika.Juga diperiksa
kondisi isik serta tanggal kadaluarsanya.
#enandatangani dan stempel apotek pada aktur penerimaan
obat psikotropik

2. Tujuan
Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek disusun:

2.1.
Sebagai pedoman praktik apoteker dalam menjalankan
profesi.
2.2.
Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak
profesional

2.3.

Melindungi profesi dalam menjalankan praktik kefarmasian

3. Pengertian
3.1.

Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian

dan

penyaluran

sediaan

farmasi,

perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat.


3.2.

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan

profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan


perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.

3.3.

Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan

kosmetika
3.4.Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

3.5.

Alat kesehatan adalah bahan, instrumen aparatus, mesin, implan

yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,


mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau
untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

3.6.

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,

dokter

hewan

kepada

apoteker

untuk

menyediakan

dan

menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan


yang berlaku.
3.7.

Perlengkapan

dipergunakan

apotek

untuk

adalah

semua

melaksanakan

peralatan

kegiatan

yang

pelayanan

kefarmasian di apotek.
3.8.

Pharmaceutical care adalah bentuk pelayanan dan tanggung

jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian


untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

3.9. Medication record adalah catatan pengobatan setiap pasien.


3.10.

Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien

akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga


kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah.
3.11.

Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang

sistematik antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan


memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan.

3.12.

Pelayanan residensial (Home Care) adalah pelayanan

apoteker sebagai care giver dalam pelayanan kefarmasian di


rumah-rumah khususnya untuk kelompok lansia dan pasien
dengan pengobatan terapi kronis lainnya.

BAB II

PENGELOLAAN SUMBER DAYA

1. Sumber Daya Manusia


Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh
seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek,
apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan
memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat,
mampu berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai
pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM
secara efektif, selalu belajar sepanjang karier dan membantu memberi
pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.

2. Sarana dan Prasarana


Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh
masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas
tertulis kata apotek. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh
anggota masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada
tempat yang terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk
lainnya, hal ini berguna untuk menunjukkan integritas dan kualitas
produk serta mengurangi resiko kesalahan penyerahan.

Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh


apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.

Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek harus bebas


dari hewan pengerat, serangga. Apotek memiliki suplai listrik yang
konstan, terutama untuk lemari pendingin.

Apotek harus memiliki:

1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.


2. Tempat

untuk

mendisplai

informasi

bagi

pasien,

termasuk

penempatan brosur/materi informasi.


3. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan
meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.
4

4. Ruang racikan.
5. Tempat pencucian alat.
Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan
obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi, terlindung dari
debu,kelembaban dan cahaya yang berlebihan serta diletakkan pada
kondisi ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan.

3. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya.


Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
dilakukan

sesuai

ketentuan

perundangan

yang

berlaku

meliputi:

perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obat


memakai sistim FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire first out)

3.1 Perencanaan.
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan :

a. Pola penyakit.
b. Kemampuan masyarakat.
c. Budaya masyarakat.
3.2 Pengadaan.
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan
sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3.3 Penyimpanan.

1. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.


Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan
pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi
dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah
sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan
tanggal kadaluarsa.
2. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai,
layak dan menjamin kestabilan bahan.
5

4. Administrasi.
Dalam

menjalankan

pelayanan

kefarmasian

di

apotek,

perlu

dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi:

4.1.

Administrasi Umum.

Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan


dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4.2.

Administrasi Pelayanan.
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien,
pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.

BAB II
PELAYANAN

1. Pelayanan Resep
1.1 Skrining Resep
Apoteker melakukan skrining resep meliputi :

1.1.1

Persyaratan Administratif :

Nama, SIP dan alamat dokter

Tanggal penulisan resep

Tanda tangan/paraf dokter penulis resep

Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien

Cara pemakaian yang jelas

Informasi lainnya

1.1.2

Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis,

potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama


pemberian
1.1.3

Pertimbangan

klinis

adanya

alergi,

efek

samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah


obat dan lain lain). Jika ada keraguan terhadap resep
hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep
dengan

memberikan

pertimbangan

dan

alternatif

seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah


pemberitahuan.
1.2.

Penyiapan obat.
1.2.1.

Peracikan.

Merupakan

kegiatan

menyiapkan

menimbang,

mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada


wadah.

Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu


prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan
jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

1.2.2.

Etiket.

Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

1.2.3.

Kemasan Obat yang Diserahkan

Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan


yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.

1.2.4.

Penyerahan Obat.

Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan


pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan
resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai
pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

1.2.5.

Informasi Obat.

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan


mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan
terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya
meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan
minuman yang harus dihindari selama terapi.

1.2.6.

Konseling.

Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan


farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya,
sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau
yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan
atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita
penyakit

tertentu

seperti

kardiovaskular,

diabetes,

TBC,asma dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus


memberikan konseling secara berkelanjutan.

1.2.7.

Monitoring Penggunaan Obat.

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus


melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama
untuk pasien tertentu seperti kardiovasku-lar, diabetes,
TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.

2. Promosi dan Edukasi.


Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus memberikan
edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi)
untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker
harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker
ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran
leaflet / brosur, poster, penyuluhan, dan lain lainnya.

3. Pelayanan Residensial (Home Care).


Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok
lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk
aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan

(medication record).

BAB IV

EVALUASI MUTU PELAYANAN

Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan adalah:

1. Tingkat kepuasan konsumen

dilakukan dengan

survei berupa

angket atau wawancara langsung.


2. Dimensi waktu

lama pelayanan diukur dengan waktu


( yang telah ditetapkan).

3. Prosedur Tetap ( Protap )

Untuk menjamin

mutu pelayanan

sesuai standar yang telah ditetapkan.

Disamping itu prosedur tetap bermanfaat untuk:

Memastikan bahwa praktik yang baik dapat tercapai setiap saat;


Adanya pembagian tugas dan wewenang;
Memberikan pertimbangan dan panduan untuk tenaga kesehatan lain
yang bekerja di apotek;
Dapat digunakan sebagai alat untuk melatih staf baru;
Membantu proses audit.

Prosedur tetap disusun dengan format sebagai berikut:

Tujuan

: merupakan tujuan protap.

Ruang lingkup

: berisi pernyataan tentang pelayanan yang dilakukan


dengan kompetensi yang diharapkan.

Hasil

: hal yang dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan


dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur.

Persyaratan

: hal hal yang diperlukan untuk menunjang pelayanan.

Proses

: berisi langkah-langkah pokok yang perlu dilkuti


untuk penerapan standar.

Sifat protap adalah spesifik mengenai kefarmasian.

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM TIPE C


STRUKTUR ORGANISASI, JOB DESCRIPTION, DAN SUMBER
DAYA
MANUSIA (REVISED)

3.9. INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


Yang dimaksud dengan instalasi farmasi adalah bagian dari
Rumah Sakit
yang

bertugas

menyelenggarakan,

mengkoordinasikan,

mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi


serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di Rumah
Sakit. Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) merupakan suatu
unit

di

rumah

kefarmasian

di

sakit
bawah

dengan

fasilitas

pimpinan

penyelenggaraan

seorang

farmasis

dan

memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan,


menyediakan,

dan

mengelola

seluruh

aspek

penyediaan

perbekalan kesehatan di rumah sakit yang berintikan pelayanan

produk yang lengkap dan pelayanan farmasi klinik yang sifat


pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita.
Dalam struktur organisasi Rumah Sakit Umum Tipe C ini, IFRS
berada di bawah Wakil Direktur Pelayanan Penunjang Medis.
Untuk ke depannya, akan lebih baik jika IFRS dimasukkan di
bawah Wakil Direktur Pelayanan Medis. 60 % pemasukan RS kan
dari farmasi, masak farmasi Cuma masuk di penunjang??
enggak terima yaaa
Visi, Misi dan Tujuan penyelenggaraan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
1.Visi
terselenggaranya

pelaksanaan dan pengelolaan

dalam

pelayanan, pekerjaan kefarmasian di rumah sakit termasuk


pelayanan farmasi klinik . outputnya apaan nih? Harus jelas
donk!!

Kualitasnya

harus

gimana,

parameternya

apa

aja..jangan teoritis kayak gini!!


2.Misi

mengadakan

terapi

obat

yang

optimal

bagi

semua

penderita, menjamin mutu tertinggi dan pelayanan dengan


biaya yang paling efektif serta memberikan pendidikan dan
pengetahuan baru di bidang kefarmasian melalui penelitian
bagi staf medik, mahasiswa, dan masyarakat. Jabarkan lagi
dari visi yg di atas tadi. Misalnya, pelayanan apa aja yg mau
dikasih, kualitasnya seperti apa, obatnya, dkk
2 Tujuan

Menurut The American Society of Hospital Pharmacist


(ASHP:1994) adalah:

Turut berpartisipasi aktif dalam penyembuhan penderita


dan memupuk tanggung jawab dalam profesi dengan
landasan filosofi dan etika.

Mengembangkan ilmu dan profesi dengan konsultasi


pendidikan dan penelitian.

Mengembangkan

kemampuan

administrasi

dan

manajemen, penyediaan obat dan alat kesehatan di rumah


sakit.

Meningkatkan keterampilan tenaga farmasi yang bekerja


di instalasi farmasi rumah sakit.

Memperhatikan kesejahteraan staf dan pegawai yang


bekerja di lingkungan instalasi farmasi rumah sakit.

Mengembangkan pengetahuan tentang farmasi rumah


sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Lebih spesifik lagi. Penjabaran dari misi

3.13. STANDAR PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT


3. Falsafah dan Tujuan
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah
sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Kriteria yang harus dipenuhi
adalah:
a. Tercantumnya falsafah dan tujuan tertulis
mencerminkan peranan pelayanan farmasis dan kegiatan
lain, maksudnya:

Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik


dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan darurat,
sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia.
Menyelenggarakan

kegiatan

pelayanan

profesional

berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.


Melaksanakan komunikasi,
mengenai obat.

informasi,

dan

edukasi

Menjalankan pengawasan obat berdasarkan peraturan


yang berlaku.
Melakukan dan memberi pelayanan yang bermutu
melalui analisa, telaah, dan evaluasi pelayanan.
Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui
analisa, telaah, dan evaluasi pelayanan.
2

Mengadakan penelitian
peningkatan metode.

di

bidang

farmasi

dan

b. Pelayanan farmasi meliputi penyediaan dan distribusi


perbekalan

farmasi,

pelayanan

farmasi

klinik

serta

membuat informasi dan menjamin kualitas pelayanan


yang berhubungan dengan penggunaan obat. Hal ini
mencakup beberapa hal, antara lain:
Perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi.
Pembuatan obat termasuk pengemasan kembali.
Penyimpanan perbekalan farmasi.
Distribusi dan penyerahan untuk pasien rawat jalan dan
rawat inap.
Penyelenggaraan

pelayanan

farmasi

klinik

yang

meliputi penyiapan, pencampuran, penyampaian dosis,


indikasi efek samping, penghitungan kadar, dan harga.
Penyediaan informasi dan edukasi bagi staf medik,
tenaga kesehatan, dan pasien.
Pemantau terapi
penggunaan obat.

Pelayanan

obat

bahan/alat

(TDM)

steril

dan

untuk

mengkaji

keperluan

pembedahan, kegiatan medis, dan perawatan tertentu


di dalam ruangan dan di dalam rumah sakit.
4. Administrasi dan Pengelolaan
Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya
pelayanan farmasi yang efisien dan bermutu, berdasarkan
fasilitas yang ada dan standar pelayanan keprofesian yang
universal. Kriteria yang diharapkan antara lain:
2. Adanya bagan organisasi yang menggambarkan tugas,
fungsi, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan

koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan farmasi


yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
3. Bagan organisasi dapat direvisi setiap 3 tahun dan diubah
bila

terdapat

perubahan

seperti

pelayanan,

pola

kepegawaian, standar pelayanan farmasi, dan peran


rumah sakit.
4. Kepala

instansi

harus

terlibat

dalam

perencanaan

managemen dan penentuan anggaran serta penggunaan


sumber daya.
5. Instalasi

farmasi

harus

menyelenggarakan

rapat

pertemuan untuk membicarakan masalah-masalah dalam


meningkatkan

pelayanan

farmasi.

Hasil

pertemuan

tersebut disebarluaskan dan dicatat untuk disimpan.

4.3.

Adanya PFT di rumah sakit dan Apoteker IFRS untuk

menjadi sekretaris komite.


4.4.

Adanya komunikasi yang tetap terjaga dengan dokter

dan paramedis, serta selalu berpartisipasi dalam rapat


yang membahas masalah perawatan atau rapat antar
bagian

atau

konferensi

dengan

pihak

lain

yang

mempunyai relevansi dengan farmasi.


4.5.

Hasil penilaian atau pencatatan konduite terhadap staf

didokumentasikan secara rahasia dan hanya digunakan


oleh atasan yang mempunyai wewenang untuk itu.
4.6.

Dokumentasi yang rapi dan rinci dari pelayanan farmasi

dan dilakukan evaluasi terhadap pelayanan farmasi setiap


3 tahun.
4.7.

Kepala instalasi farmasi harus terlibat langsung dalam

perumusan segala keputusan yang berhubungan dengan


pelayanan farmasi dan penggunaan obat.
2. Staf dan Pimpinan
Pelayanan farmasi diatur dan dikelola demi tercapainya
tujuan pelayanan. Kriterianya antara lain:
1.1. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang
apoteker.
1.2.

Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola

oleh apoteker yang mempunyai pengalaman minimal 2


tahun di bagian rumah sakit.
1.3. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai
surat ijin kerja.
1.4.

Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga

ahli madya farmasi dan tenaga menengah farmasi.


1.5.

Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab

terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan


baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi
barang.
1.6.

Setipa saat harus ada apoteker di tempat pelayanan

untuk

melangsungkan

dan

mengawasi

pelayanan

kefarmasian dan harus ada pendelegasian wewenang


yang bertanggung-jawab jika kepala farmasi berhalangan
hadir.
Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan
pimpinan farmasi.

1.7.

1.8.

Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya

disesuaikan dengan kebutuhan.


1.9.

Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa

fakultas farmasi atau tenaga farmasi lainnya, harus


ditunjuk apoteker yang memiliki

kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya


pelatihan tersebut.
j. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan
tugas yang terkait dengan pekerjaan fungsional yang
diberikan dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan
dalam meningkatkan mutu pelayanan.

C. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH


SAKIT
Sekarang ngetrennya bikin struktur organisasi tuh pake sistem
matriks. Jadi, yg ada hubungan bukan Cuma antar kepala atau
wakil kepala aja, tapi tiap bidang juga punya link sendiri, biar
lebih enak BIROKRASI nya. Gak ruwet gitu. Tapi tetep ada plus
minus nya donk. Kalo struktur yg biasa aja kan, brarti setiap
bidang LPJ nya Cuma 1, ke kepala doank. Nah, kalo pake
matriks, LPJ nya bisa lebih dari 1, tergantung dari kerjasama yg
udah dia lakukan, ma bidang yg mana aja.
Mudeng ra??
Ki tak contohin struktur matriks.

Ini yg biasa
(konvensional)

Ini yg matriks. Terserah sih mau bikin matriksnya kayak apa.


Sesuai kebutuhan aja. Misal nih, bidang pelayanan rawat jalan lagi
kehabisan stok obat. Kalo di struktur konvensional kan,
birokrasinya kudu ke wakil kepala pelayanan farmasi klinik dulu,
terus koordinasi dg wakil kepala pengelolaan perbekalan farmasi,
nah baru deh, si wakil kepala ini nyuruh bawahannya, si bidang
perencanaan & pengadaan buat pengadaan obat lagi. Rempong
kan??
Kalo pake sistem matriks, si bidang pelayanan rawat jalan ni bisa
langsung kontak ke bidang perencanaan & pengelolaan obat buat
pengadaan obatnya. Jadi gak perlu lapor ke wakil kepala-wakil
kepala nya itu dulu. Nah, kalo gini kan lebih simpel..

Koreksi untuk struktur organisasinya:


Ada bidang produksi gak nih?? Kalo mau diadain juga nggak apa2
kok. Buat ngurusin perbekalan farmasi, kalo emang kegiatan
produksinya sendiri terbatas

Gimana dg handling sitotoksik?? Hmmmini kan RS tipe C


ya..kayaknya kok mustahil ada peralatan2 buat handling sitotoksik
nya. Mending dirujuk aja deh.. hahaha

Jangan lupa taruh bidang distribusi di farmasi klinik. Tau kan


fungsinya buat apa?

Apa hub antara IFRS dg PFT??


Sama2 dibawah komite medik

Berdasarkan PP 51, farmasi tu ada 2: apoteker dan tenaga teknis


kefarmasian (sarjana farmasi, analis farmasi, ahli madya farmasi,
asisten apoteker)

Analis farmasi cocoknya di bagian logistik. Tanya kenapa??

Untuk pasien rawat inap, idealnya 1 Apt dibantu 2 AA


(bener gak ya?) Kalo pasien rawat inap, 1 Apt dibantu 4
AA

O iya, di RS rancangan kita ini, Apt nya ada 20 orang lho. Gaul to?
Padahal, kata Papih, di Sarjito yg tipe A aja Apt nya Cuma 14.
Hahaha. Idealistis boleh donk yaaa

Pokoknya, harus ada Apt yg standby 24 jam di RS!!

Katanya sih, dulu di PKU udah ada komitmen kayak gitu, tapi akhir2
ini udah enggak lagi. Entah karena faktor dari apotekernya atau
dari kebijakan RS nya sendiri..

KATA PAPIH, UNTUK ORGANISASI KAYAK GINI, ENGGAK ADA


YANG
BENAR ATAU

SALAH. YANG

PENTING HARUS SESUAI DG

KEBUTUHAN, KEADAAN, SITUASI, DAN KONDISI RUMAH


SAKITNYA SENDIRI. GITU..

D. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. (MEKANISME

SDM

HARUS JELAS MAKSUDNYA??)


Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan,
pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya

mengurusi SDM adalah departemen sumber daya manusia atau


dalam bahasa Inggris disebut HRD atau human resource
department.
Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia
adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk
memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orangorang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan
yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan
sebagai sumber daya belaka tetapi merupakan suatu sumber daya
terpenting dalam organisasi dan menjadi modal atau aset bagi
institusi atau organisasi. Selain dari itu manajemen SDM didasari
oleh prinsip keterlibatan dan pengembangan individual menjadi
kepedulian pokok organisasi. Manajemen departemen operasi
memainkan

peran

pokok

dalam

manusia.ketepaduan,kebijakan

dan

manajemen
prosuder

sumber
MSDM

daya
adalah

merupakan salah satu faktor keberhasilan.

Departemen sumber daya manusia memiliki peran, fungsi,


tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga
kerja/Preparation and selection a. Persiapan
Dalam

proses

kebutuhan

akan

persiapan
sumber

dilakukan
daya

perencanaan

manusia

dengan

menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul.


Yang

dapat

dilakukan

perkiraan/forecast

akan

adalah

dengan

pekerjaan

yang

melakukan
lowong,

jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor


yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan,
yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan
baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lainlain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan,
kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.

b. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment


Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau
kandidat

pegawai,

karyawan,

buruh,

manajer,

atau

tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM


oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka
analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi
pekerjaan

job

description

pekerjaan / job specification.


c. Seleksi tenaga kerja/Selection

dan

juga

spesifikasi

Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan


tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau
calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah
menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat
hidup/CV/ curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari
CV pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang
akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar
suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis,
wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya
1.2.8. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and
evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan
harus

menguasai

pekerjaan

yang

menjadi

tugas

dan

tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan


agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di
bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang
ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi
karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada
tingkat rendah maupun yang tinggi.
1.2.9.

Memberikan

kompensasi

dan

proteksi

pada

pegawai/Compensation and protection


Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai
secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi
yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi
pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal.
Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat
menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari
atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau
perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja
agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang
sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap
maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau imbalan

yang

diberikan

bermacam-macam

jenisnya

yang

telah

diterangkan pada artikel lain pada situs organisasi ini.

4. PERSONALIA IFRS
Personalia IFRS merupakan salah satu peran, fungsi, tugas
dan tanggung
jawab departemen sumber daya manusia dalam mengelola
bagiannya.

Personalia

IFRS

haruslah

terdiri

dari

tenaga

kefarmasian sebagai penanggung jawab dan tenaga nonkefarmasian sebagai tenaga administrasi dan tenaga pembantu
lain.
Analisis kebutuhan tenaga kerja meliputi

10

Ruang lingkup pekerjaan


(logistic,distribusi, dll)

kerjanya

di

bagian

apa?

Beban kerja (banyak atau sedikit pekerjaannya)


Kewenangan untuk melakukan pekerjaan tersebut (right
man on the right place)
Cara menghitung kebutuhan tenaga kerja.
Buat daftar fungsi yang dijalankan oleh instalasi
Terapkan sistem kerja untuk tiap fungsi yang dijalankan
Hitung beban kerja tiap unit, missal berapa banyak resep
yang masuk tiap harinya
Ukur waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan beban
kerja
Jumlahkan seluruh waktu yang dibutuhkan semua beban
kerja untuk jangka waktu tertentu misal per minggu, per
bulan.
Hitung jam kerja efektif untuk jangka waktu tertentu misal
cuti, libur, sakit.
Hitung jumlah tenaga yang dibutuhkan dengan cara
membagi hasil no.5 dan no.6
Misal: sehari 10 resep, 1 resep butuh 15 menit untuk
disiapkan. Jadi, 1 hari butuh 150 menit. Jam kerja efektif
adalah 5 jam per hari sehingga dalam 1
hari dibutuhkan 1 pekerja saja.
PENILAIAN KERJA
Dilakukan sebagai fungsi pengawasan dan diharapkan dapat
memotivasi SDM. Penilaian kerja dilakukan secara :

Periodic, pada jangka waktu tertentu

Terbuka

Ada tindak lanjut sesuai hasil kinerja.

Kalau kinerja tidak memuaskan, perlu dievalusi dan dicari


penyebabnya baik dari SDM-nya, sistemnya, maupun load
perkerjaannya.

Pendidikan

meningkatkan

kemampuan

berkelanjutan
SDM

dibutuhkan

untuk

dengan

bidang

sesuai

pelayanannya masing-masing.
KUALIFIKASI TENAGA KERJA
1. Kepala Instalasi Farmasi
Kualifikasi: Master Farmasi Rumah Sakit / Farmasi Klinik
2. Wakil Kepala Pengelolaan Perbekalan
Farmasi Kualifikasi: Apoteker
3. Wakil Kepala Pelayanan Farmasi
Klinik Kualifikasi: Master Farmasi
Klinik

11

4. Wakil

Kepala

Pendidikan

Penelitian

dan

Penjaminan Mutu Kualifikasi: Apoteker


5. Bidang-Bidang di bawah Koordinasi Wk. PPF
a. Apoteker, jumlah 1 orang untuk bidang perbekalan

steril
b. Tenaga teknis kefarmasian, jumlah 5 orang
c. Pembantu Pelaksana, jumlah 2 orang
6. Bidang-Bidang di bawah Koordinasi Wk. PFK
a. Master Farmasi Klinik, jumlah 2 orang untuk pusat
informasi obat
b. Apoteker, jumlah 20 orang untuk pelayanan farmasi
klinik
c. Tenaga

teknis

kefarmasian,

jumlah

orang

untuk

pelayanan farmasi klinik


7. Bidang-Bidang di bawah Koordinasi Wk. P3M
Apoteker, jumlah 2 orang untuk bidang pendidikan,
penelitian, pengendalian mutu
8. Administrasi
Tenaga administrasi, jumlah 5 orang

F. JOB DESCRIPTION
1. Kepala Instalasi Farmasi
a. Orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja
satu orang atau lebih dari suatu organisasi
b. Penentu kebijakan
c. Motivator farmasis guna mendapatkan hasil kinerja
yang baik
d. Memonitor perkembangan farmasis

e. Membuat

plan

kerja

untuk

menegmbangkan

farmasi di Rumah Sakit untuk menjamin kualitas


pelayanan yang baik
2. Bidang-Bidang di bawah Wk. PPF
Subinstalasi Perencanaan dan Pengadaan
a. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara
optimal
b. Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan
untuk triwulan
c. Mengadakan perbekalan farmasi
d. Menerima perbekalam farmasi sesuai spesifikasi yang
berlaku
e. Menyimpan perbekalan farmasi
f. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit
pelayanan
Penyimpanan

12

Subinstalasi

Penerimaan

dan

a. Melaksanakan penerimaan perbelkalan farmasi yang


diadakan di RS
b. Melaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi yang
dimiliki RS
c. Melaksanakan pengiriman perbekalan farmasi
dari gudang ke distribusi
d. Penerimaan pengeluaran dari persediaan perbekalan
farmasi yang ada di gudang perbekalan
Sub Instalasi CSSD (Central Sterile Supply Department)
a. Melaksanakan proses steril alat kesehatan.
b. Menyiapkan dan menyalurkan alat kesehatan steril.
c. Melaksanakan

proses

peminjaman

dan

penerimaan

kembali alat kesehatan steril di lingkuangan rumah sakit.


d. Berperan serta secara aktif dalam tim pengendali
infeksi.
e. Menyelenggarakan bantuan pendidikan atau pelatihan
tenaga kesehatan.
3. Bidang-Bidang di bawah Wk. PFK
a. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik
b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan
obat dan alat kesehatan
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan
dengan obat dan alat kesehatan
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan
obat dan alat kesehatan
e. Memberikan informasi obat kepada dokter, perawat,
apoteker,
maupun pasien/keluarga.
Subinstalasi Rawat jalan

a. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi,

dan Konseling kepada pasien


b. Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawt
jalan
c. Melakukan

indent

(pemesanan

ke

sub

farmasi

distribusi) untuk stock di IFRS (sub rawat jalan)


d. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawat jalan
dan delegasi tugas
e. Menerima

arahan

dan

melaporkan

kepala IFRS segala pelaksanaan tugas


f. Melakukan keep book d IFRS rawat jalan

13

kepada

Subinstalasi Rawat Inap


a. Melakukan medication molley pasien di rawat inap
b. Melakukan dan memonitor ward stock
c. Melakukan

indent

pemesanan

ke

sub

farmasi

distribusi) untuk stock oabat di IFRS rawat inap dan


delegasi tugas
d. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawati inap
dan delegasi tugas
e. Melaporkan kepaa IFRS segala pelaksanaan tugasan
f. Melakukan rekam meik di IFRS rawat inap
4. Bidang-bidang di bawah Wk. P3M
a. Memberikan pendidikan / pengetahuan kepada tenaga
kefarmasian
b. Mengawasi / membimbing calon apoteker

c. Melakukan
penelitian
kefarmasian

yang

berkaitan

dengan

d. Melakukan pemantauan, penilaian, tindakan, evaluasi


dan umpan balik dalam pengendalian mutu
Sub Instalasi Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan
a. Mengkoordinir program pendidikan dan pelatihan.
b. Bekerjasama dengan institusi lain untuk melakukan
penelitian.
c. Mengembangkan

dan

memperbaiki

pelayanan instalasi farmasi.


d. Mengkoordinir sistem informasi obat.

G. AKREDITASI DAN EVALUASI

sistem/

metode

Akreditasi RS adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh


pemerintah pada rumah sakit karena telah memenuhi standar
yang

ditentukan.

Sedangklan

tujuan

utamanya

adalah

meningkatkan mutu layanan RS. Definisi dari Federasi Akreditasi


Intrernasional (ISQua):
Akreditasi adalah suatu pengakuan publik melalui suatu
badan nasional akreditasi rumah sakit atas prestasi RS dalam
memenuhi standar akreditasi yang dibuktikan melalui suatu
asesmen pakar serta (peer) eksternal yang independen.
Bagi Rumah Sakit semakin bagus akreditasinya berarti
semakin bagus pelayanan. Tim KARS di Rumah Sakit harus
selalu ada perbaikan dari masa ke masa. Selain itu Self
assessment akan peningkatan pelayanan. Masyarakat akan lebih
percaya pada RS yang terakreditasi Bagi pemerintah pula harus
melakukan cara pendekatan seperti konsep mutu pelayanan
Rumah Sakit dan gambaran RS

14

tersebut untuk Pengembangan Pembangunan Kesehatan. Bagi


masayarakat, meraka dapat memilih dengan tepat Rumah Sakit
yang berkualitas. Masyarakat akan merasa lebih aman dengan
pelayanan RS yang terakreditasi.
Bagi pegawai dengan adanya akreditasi akan lebih senang dan
aman. Apabila memenuhi standar pelayanan akan pegawai akan
mendapat

reward

dan

reward

tersebut

akanmeningkatkan

motivasi kerja.
Berdasarkan literatur luar negeri dan juga pengalaman KARS
di Indonesia, manfaat yang diperoleh RS karena akreditasi
adalah sbb:

Peningkatan pelayanan (diukur dengan clinical indicator),

Peningkatan administrasi & perencanaan,

Peningkatan koordinasi asuhan pasien,

Peningkatan koordinasi pelayanan

Peningkatan komunikasi antara staf,

Peningkatan sistem & prosedur,

Lingkungan yang lebih aman,

Minimalisasi risiko,

Penggunaan sumber daya yang efisien,

Kerjasama yang lebih kuat dari semua bagian dari organisasi,

Penurunan keluhan pasien & staf,

Meningkatkan kesadaran staf akan tanggung jawabnya,

Peningkatan moril dan motivasi,

Re-energized organization,

Kepuasan pemangku kepentingan (stakeholder). Keputusan


Akreditasi.

Akreditasi pelayanan farmasi Rumah Sakit dimulai tahun


1999 yang dilakukan oleh Surveyor yang ditujukkan oleh KARS.
Instrumen akreditasi Rumah Sakit, terdiri dari Standarddan
Kriteria masing masing yang mana diberi skor 0 5
Adanya bagan organisasi yang lengkap menggambarkan
garis tanggungjawab dan koordinasi di dalam maupun di luar
pelayanan

farmasi.

Berikut

adalah

skor

bagi

menggambarkan garis tanggungjawab dan koordinasi.


Skor :
0 = tidak ada bagan organisasi dan uraian tugas
1 = ada bagan organisasi,tidak ada uraian tugas.
2 =ada bagan organisasi, ada uraian tugas, ditetapkan oleh
pimpinan farmasi.

15

bagi

3= ada bagan organisasi dan uraian tugas lengkap, ditetapkan


oleh pimpinan Rumah Sakit. Belum diketahui oleh seluruh
petugas farmasi.
4 = ada bagan organisasi dan utaian tugas, lengkap, ditetapkan
pleh pimpinan Rumah Sakit.sudah diketahui oleh seluruh
petugas farmasi.
5= Idem, ada evaluasi sekurang kurangnya setiap 3 tahun
sekali.

16

Anda mungkin juga menyukai