Anda di halaman 1dari 7

No. ID dan Nama Peserta : 2015.04.03.63.UHS/ dr. A.

Alifia Ayu Delima Amiruddin


No. ID dan Nama Wahana : 2015.04.03.63.UHS/ RSUD Lanto Dg. Pasewang, Jeneponto
Topik : Diare Akut Dehidrasi Sedang
Tanggal (kasus) : 19 Oktober 2015
Nama Pasien :An. M. E.
No. RM :088272
Tanggal presentasi : 17 Februari 2016
Pendamping: dr. Sri Mulya
Tempat presentasi:Ruang Pertemuan RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto
Obyek presentasi : Anggota Komite Medik & Dokter Intersip RSUD Lanto Dg. Pasewang
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi:
Tujuan: menegakkan diagnosis diare akut dan pengobatannya.
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
bahasan:
Cara
membahas:

pustaka
Diskusi

Presentasi dan

E-mail

Pos

diskusi

Data Pasien:
Nama: An. M. E.
No.Registrasi: 088272
Nama klinik
UGD RSUD Lanto Dg. Pasewang
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Seorang anak laki-laki 1 tahun 10 bulan dibawa oleh orang tuanya ke
ruang IRD dengan keluhan berak encer dialami sejak 3 hari minggu sebelum masuk RS, frek.
>10x, ampas ada, lendir tidak ada, darah tidak ada. Muntah dialami tiap kali ada
makanan/minuman yang masuk, isi sisa makanan, menyemprot. Demam ada terus-menerus,
menggigil tidak ada, kejang tidak ada. Batuk ada, lendir tidak ada, sesak tidak ada. BAK : lancar,
kuning. Riwayat berak encer sebelumnya (-)
2. Pemeriksaan fisis: TD: 80/40 mmHg, N: 120 x/mnt, P: 30 x/mnt, S: 38,1 C.
3. Riwayat pengobatan: Pasien berobat di rumah dengan paracetamol dari apotik.
4. Riwayat kesehatan/penyakit sebelumnya: Pasien tidak pernah mengalami BAB berlendir dan
berdarah sebelumnya, dan tidak pernah mengalami BAB seperti cucian beras sebelumnya.
5. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Tidak
ada keluarga yang menderita diare beberapa minggu terakhir.
6. Riwayat pekerjaan: 7. Lain-lain: Daftar Pustaka:
SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unhas. Protokol diare dalam: Standar pelayanan medis kesehatan
anak FK Unhas. Makassar: 2009: 1-3, 35-8, 103-8.
Hasil pembelajaran:
1. Kriteria Diagnosis Diare dehidrasi pada anak.
2. Penanganan Diare dehidrasi pada anak.

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:


1

1. Subyektif:
Seorang anak laki-laki 1 tahun 10 bulan dibawa oleh orang tuanya ke ruang IRD dengan keluhan
berak encer dialami sejak 3 hari minggu sebelum masuk RS, frek. >10x, ampas ada, lendir tidak
ada, darah tidak ada. Muntah dialami tiap kali ada makanan/minuman yang masuk, isi sisa
makanan, menyemprot. Demam ada terus-menerus, menggigil tidak ada, kejang tidak ada. Batuk
ada, lendir tidak ada, sesak tidak ada. BAK : lancar, kuning. Riwayat berak encer sebelumnya (-)
2. Obyektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan di IRD diperoleh:
Status Vitalis:
TD: 80/40, N: 120 x/mnt, P: 30 x/mnt, S: 38,1 C.
BB : 12 kg
Status Neurologis:
GCS 15 : E4 M6 V5
FKL : kesan dbn.
RM
: Kaku kuduk (-), Kernick Sign (-)/(-)
N. Cr : kedua pupil bulat isokor ki=ka, uk 0,25 cm/0,25 cm. RCL (+)/(+).
RCTL (+)/(+)
Motorik:
K = N/N
N/N

T = N/N
N/N

Rf = N/N
N/N

Rp = -/-/-

Sensorik: kesan dbn


SSO : kesan dbn
Status Internus:
Kepala
: Mata cekung (+)/(+) ringan, Anemis (-)/(-), Ikterus (-)/(-)
Leher
: Deviasi trachea (-)
Dada
:
Inpeksi : Simetris Ka=Ki, retraksi (-)/(-)
Palpasi : VF Ka=Ki, NT (-), MT (-)
Perkusi : Sonor Ka=Ki
Auskultasi : BP: vesikuler, Wh (-)/(-), Rh (-)/(-).
Jantung
: dalam Batas normal
Abdomen :
Inspeksi : Kesan kembung ikut gerak napas.
Auskultasi: Peristaltik (+) kesan meningkat
Palpasi : NT (-), Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Tympani
Ekstremitas : dalam batas normal
Genitalia : dalam batas normal
Skore Dehidrasi:
KU
: lemas (2)
Mata : cekung (2)
Bibir : kering (1)
RR : 30 (2)
Turgor : baik (1)
2

HR
: (2)
Total skore: 10 (Dehidrasi Sedang)
3. Assesment:
Diare Dehidrasi
Definisi
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut mencret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah
sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya
terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam . Di negara berkembang, diare adalah penyebab
kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap
tahunnya.
Penyebab
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut
dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua
gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per
hari.
Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat
menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai
bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah
besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus
besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang
setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah
kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat
dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air
tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan
paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat
menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau
botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun
penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang
usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam
seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan
terlebih dahulu.
Gejala
3

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan
rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang
dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut sering berbunyi.
Beberapa cara penggulangan diare antara lain:
1. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di kebanyakan
kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan
elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya
dan dalam beberapa kasus yang langka dapat berakibat fatal (keracunan air).
2. Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan jangan
makan atau minum terlalu cepat.
3. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam jiwa dan
cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
4. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh.
5. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam membatasi
penyebaran penyakit.
Diagnosis Sementara/Diagnosis Kerja
- Diare akut dehidrasi sedang
1

Plan:
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, feses rutin, urin rutin (jika perlu)
Penatalaksanaan
Diare Dehidrasi:
Pada pasien dengan diare dehidrasi berat atau intake yang tidak terjamin.
<= 2 tahun: Asering sistem 24 jam
4 jam I : 5 tts/kgBB/menit
20 jam II : 3 tts/kgBB/menit
> 2 tahun: Ringer Laktat sistem 8 jam
1 jam I : 10 tts/kgBB/menit
7 jam II : 3 tts/kgBB/menit.
Diare hipertonik dan PEM: KaEN 3B sistem 24 jam
1 jam I : 7 tts/kgBB/menit
23 jam II : 1 tts/kgBB/menit
Antibiotik diterapi bila ada indikasi

Pemberian obat sebaiknya dilakukan setelah pemeriksaan feses.


Disentri basiler : leukosit 10/lpb
Disentri amuba : bakteri (+), leukosit (-), amuba (+)
Usia< 6 bulan.
o Pemeriksaan feses lekosit > 10/lpb, maka diberi kolistin 100.000-150.000
IU/kgBB/hari (3x pemberian) selama 2 hari.
o Bila idak ada perbaikan dan pemeriksaan feses masih memberikan hasil positif
diganti dengan kanamisin 50-100 mg/kgBB/hari.
Usia > 6 bulan
o Pemeriksaan feses leukosit > 10/lpb, maka diberi kotrimoxazole (dosis
trimethoprim 6-10 mg/kgBB/hari) 2x pemberian, 2 hari.
o Bila tidak ada perbaikan dan leukosit tetap >10 LPB, maka diganti dengan asam
nalidiksat dosis 55 mg/kgBB/hari selama 5 hari.
Usia > 6 tahun
Tetrasiklin 30-50 mg/kgBB/hari (4 kali pemberian)
Bakteri (++), leukosit (++)
Metronidazole 30 mg/kgBB/hari (3x), bila terjadi abses hati diberikan dosis
maksimal yaitu 50 mg/kgBB/hr.
Anak yang diare dengan suhu > 38 oC, nilai pemeriksaan feses belum dilakukan maka
langsung diberikan PP dosis 50.000-100.000 IU/kgBB/hr/IM selama 3 hari, bila tidak
ada perbaikan sebaiknya konsul THT.
Terapi Zinc
Usia < 6 bulan = 10 mg/hari
Usia> 6 bulan = 20 mg/hari selama 10 hari.
2

Implementation
Pengobatan:

Tgl/Jam
19/10/15
13.35

20/10/15
09.00

Perjalanan Penyakit
A/
Assesment di IRD dengan Ds/
Diare akut dehidrasi sedang

Terapi
R/
IVFD Asering Cor 100 cc lanjut

R/

A/
Ds/
Diare akut dehidrasi sedang

28 tetes (mikrodrips)
Sanprima syr 2x2 cth/hr
Zincare 1x20 mg/hr
Lacto B 1x1 scht/hr
Sanmol syr 3x1/2 cth/pc
Elkana syr. 1x1 cth/hr
Domperidon syr. 3x1/2 cth/hr
IVFD

Asering

28

(mikrodrips)
Sanprima syr 2x2 cth/hr
5

tetes

21/10/15
09.00

22/10/15
09.00

Zincare 1x20 mg/hr


Lacto B 1x1 scht/hr
Sanmol syr 3x1/2 cth/pc
Elkana syr. 1x1 cth/hr
Domperidon syr. 3x1/2 cth/hr
R/
IVFD Asering Cor 100 cc lanjut

A/
Ds/
Diare akut dehidrasi sedang

R/

A/
Ds/
Diare akut dehidrasi sedang

28 tetes (mikrodrips)
Sanprima syr 2x2 cth/hr
Zincare 1x20 mg/hr
Lacto B 1x1 scht/hr
Sanmol syr 3x1/2 cth/pc/prn
Elkana syr. 1x1 cth/hr
Domperidon syr. 3x1/2 cth/hr/prn
IVFD Asering Cor 100 cc lanjut
28 tetes (mikrodrips)
Sanprima syr 2x2 cth/hr
Zincare 1x20 mg/hr
Lacto B 1x1 scht/hr
Sanmol syr 3x1/2 cth/pc/prn
Elkana syr. 1x1 cth/hr
Domperidon syr. 3x1/2 cth/hr/prn

Evaluation
Prognosis
Prognosis diare akut baik dan tidak menyebabkan kematian jika penanggulangan dilakukan
dengan tepat dan cepat.
Pendidikan:
Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
Dijelaskan adanya konsultasi dengan spesialis anak untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Jeneponto, 17 Februari 2016


Peserta,

Pendamping,

dr. A. Alifia Ayu Delima A

dr. Sri Mulya


NIP. 196706202006042009
6

Anda mungkin juga menyukai