Anda di halaman 1dari 8

CHAPTER 11 :

GLOBAL/INTERNATIONAL ISSUES
International Operation Procter & Gamble
Dalam operasi globalnya, P&G kini telah beroperasi di sekitar 80 negara di dunia dan
produk-produk P&G telah tersebar di 180 negara. Dengan adanya operasi skala global ini,
P&G mampu memiliki competitive advantage melalui knowledge sharing, common system &
processes dan best-practice application. P&G melihat bahwa operasi skala global ini menjadi
salah satu kekuatan inti dari P&G sendiri karena P&G percaya bahwa besarnya skala tersebut
dapat menambah efisiensi dan consumer value.
Hingga kini, operasi skala global P&G tersebar di 5 region, yaitu Asia, North America, Latin
America, Western Europe, dan Central & Eastern Europe, Middle East and Africa
(CEEMEA). Pembagian region ini bertujuan agar P&G dapat cepat dalam merespon
kebutuhan konsumen lokal dan merespon perubahan permintaan pasar yang dinamis.
-

Asia

Asia merupakan salah satu region yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat di
dunia. P&G Asia telah tersebar di beberapa negara, yaitu China, Japan, Korea, Hong Kong,
India, Australia, New Zealand, Indonesia, Philippines, Singapore, Taiwan, Vietnam,
Thailand, Sri Lanka, Malaysia, Bangladesh. DI Asia, P&G berfokus pada inovasi yang
didukung oleh adanya 800 ilmuwan yang tersebar di empat technical center P&G yaitu di
Bangalore, India; Beijing, China; Kobe, Japan; and Singapore. Headquarter dari P&G Asia
terletak di Singapore.
-

North America

P&G North America beroperasi di Canada, Puerto Rico, dan United States. Hampir setiap
keluarga di U.S. paling tidak memiliki satu produk P&G dalam rumah mereka. Di North
America sendiri terdapat 35 manufacturing plants untuk memenuhi kebutuhan penduduk
dunia akan produk P&G. Headquarter dari P&G North America terletak di Cincinnati, Ohio,
USA.
-

Latin America

P&G beroperasi di Latin America sudah lebih dari 60 tahun, lebih tepatnya pada tahun 1948
P&G membuka Mexican subsidiary. Di Latin America sendiri, P&G mempekerjakan pekerja
dari 14 negara di Latin America yang termasuk dalam manufacturing site, distribution center,
dan service center. Headquarter dari P&G Latin America terletak di Panama City.
-

Western Europe

P&G telah beroperasi di Eropa sejak tahun 1930 dimana ketika itu P&G membuka cabang di
Eropa. Kini, P&G telah hadir di hampir setiap negara di Western Europe. Region ini juga
merepresentasikan 20% dari total bisnis P&G. DI Western Europe sendiri, P&G memiliki 35
manufacturing plants yang bertujuan untuk menangani produksi dai produk untuk
didistribusikan ke seluruh dunia. Di Western Europe, P&G memasarkan lebih dari 100 brand
dan sudah berhasil mengembangkan deep connection dengan konsumen yang beragam serta
bersama retail partner yang sudah memiliki tingkat kolaborasi yang tinggi. P&G Western
Europe mempekerjakan 3000 ilmuwan yang bekerja di sembilan innovation center di UK
(London, Newcastle, Reading), Belgium (Brussels), Germany (Kronberg, Schwalbach,
Darmstadt), dan di combined innovation center in Italy (Pescara and Pomezia). Headquarter
dari P&G Western Europe terletak di Geneva, Switzerland.
-

Central & Eastern Europe, Middle East and Africa (CEEMEA)

CEEMEA menjadi region terbesar yang dimiliki oleh P&G karena tersebar dari barat Turki
hingga ke timur Rusia dan juga seluruh Afrika. P&G CEEMEA tersebar di The Balkans,
Central Europe North, Central Europe South, Eastern Europe, Middle East, Sub Sahara,
Turkey/Caucasia & the Central Asian Republics. Headquarter dari P&G CEEMEA terletak di
Geneva, Switzerland.

The Global Challenge


Menjadi multi national company yang beroperasi global membuat P&G tidak luput dalam
menghadapi global challenge. Dalam perjalanannya, strategi-strategi yang diambil P&G
selalu strategi berskala global yang dapat diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi di
masing-masing negara yang menjadi tujuan operasi dari P&G, tidak hanya berdasarkan
negara asal P&G saja. Global strategy ini memiliki fungsi salah satunya adalah menjawab
global challenge yang dihadapi oleh P&G.

Challenge yang dihadapi oleh P&G antara lain:


1. Inovasi
Operasi global dari P&G menuntut adanya inovasi-inovasi yang terus menerus untuk
menjawab permintaan pasar. Dengan adanya inovasi, P&G dapat memberikan produk
baru, brand baru, dan kategori baru ke pasar dunia.
2. Konsumen yang berubah-ubah
Konsumen yang berbeda karakteristiknya di setiap negara dan perubahan permintaan
dari konsumen ini menjadi salah satu permasalahan yang cukup besar dihadapi oleh
P&G. P&G dituntut untuk dapat menjawab permasalahan konsumen ini dengan
adanya produk baru maupun adanya pengembangan-pengembangan terhadap produk
yang ada.
3. Berkompetisi dengan local brand atau brand lain di local market
Adanya perbedaan harga dan customer loyalty terhadap brand tertentu dapat membuat
persaingan P&G dengan brand lain maupun local brand menjadi tinggi. Contohnya
saja Pantene yang bersaing dengan Sunsilk yang merupakan produk dari brand
Unileverdi Indonesia. Hal ini membuat P&G harus mencari cara untuk dapat
memenangkan kompetisi antar brand ini, seperti memberikan promosi, mengeluarkan
varian baru, dan lain sebagainya

Business Cultures Across Countries


P&G termasuk ke dalam jenis perusahaan multidomestik dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Memiliki cabang-cabang di setiap negara masing-masing berdiri sendiri dan masingmasing melakukan aktivitasnya untuk memaksimumkan pendapatannya yang
diperoleh dari areal masing-masing (contoh: di Meksiko, Jepang, China, India,

Nigeria, Mesir, dll)


Memiliki kantor pusat untuk koordinasi manajemen global (di Amerika)
Memiliki tingkat otonomi yang tinggi
Memiliki pengaruh yang kuat dalam politik global karena memiliki dana yang besar
sehingga negara mau berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas

mereka di wilayah negara tersebut


Penyesuaian (termasuk penyesuaian budaya) dilakukan di tiap areal agar dapat
memenuhi kebutuhan spesifik setiap pasar luar negeri yang dimasukinya (polysentris)

Meksiko
Pasta gigi Crest Procter & Gamble pada mulanya gagal di Meksiko ketika menggunakan
kampanye AS. Orang Meksiko tidak terlalu memperhatikan manfaat pencegahan gigi
berlubang, dan juga tidak mengorientasikan iklan yang menarik mereka secara ilmiah.

Jepang
Sebelum Perang Dunia II, Jepang mempunyai citra kualitas rendah. Namun saat ini sikap
Jepang justru mulai berubah. Pejabat kota di Kobe, Jepang, dapat menarik perusahaan
multinasioanl Procter&Gamble, Nestle, dan Eli Lilly untuk meletakkan kantor pusat Jepang
mereka di kota tersebut melalui teknik pemasaran tradisional, dengan penentuan target dan
positioning yang cermat.
P&G pernah mengalami masalah dalam meluncurkan iklan salah satu prduknya di Jepang.
P&G membuat iklan sabun Camay di Jepang yang menggambarkan seorang wanita
membandingkan kulitnya dengan boneka berkulit putih bak pualam kepada seorang pria. Di
Jepang, perilaku wanita di iklan ini dianggap kasar.
Selain itu, iklan pertama P&G untuk popok merek Pampers gagal karena perbedaan budaya
antara Amerika Serikat dan Jepang. Sebuah iklan di AS menampilkan animasi burung bangau
mengantarkan Pampers ke rumah-rumah mengalami penyulihan suara (dubbing) ke dalam
bahasa Jepang dengan kemasan AS yang digantikan oleh kemasan Jepang, lalu iklan tersebut
pun disiarkan. P&G harus kecewa karena iklan tersebut gagal membangun pasar. Hasil
penelitian konsumen yang terlambat diterima menyatakan bahwa konsumen bingung
mengapa bangau tersebut mengantarkan popok sekali pakai. Menurut legenda Jepang, yang
mengantarkan bayi kepada orangtua yang layak memelihara anak adalah buah persik raksasa
yang mengapung di sungai, bukan bangau.
Namun meskipun untuk memperoleh pengetahuan mengenai budaya Jepang memakan waktu
mahal, ternyata P&G adalah perusahaan yang belajar dengan baik. Hanya dalam waktu 2
tahun P&G telah memegang 20 persen pangsa pasar.

Iklim Bisnis Antar Negara dan Benua

Dalam hal penentuan perencanaan strategis di pasar global, tingkat direksi tertinggi harus
mempertimbangkan iklim bisnis tiap negara yang menjadi target pasarnya. Iklim bisnis tiap
negara memiliki karakteristik situasi dan kondisi yang berbeda, dimana akan mempengaruhi
pemilihan strategi yang tepat untuk memasuki pasar tersebut.
Untuk pembahasan dalam chapter ini kami menggunakan lima variabel yang memperlihatkan
iklim bisnis sebuah negara yakni tingkat inflasi dan harga, tingkat pajak untuk kepentingan
komersial, Produk Domestik Bruto per kapita, dan pertumbuhan populasi.
Pemilihan komparasi negara, kami menganalisis negara Meksiko, China, dan Jerman untuk
mencakup negara di benua yang berbeda dengan perpaduan negara berkembang dan negara
maju. Berdasarkan data tahun 2013 yang diperoleh melalui situs World Bank, berikut hasil
komparasi tiap negara berdasarkan variabel penentu iklim bisnisnya.

Meksiko
Merupakan negara republik federal yang dikepalai oleh presiden, Meksiko
memiliki kebebasan ekonomi pasar dalam penentuan harga produk dan servis.
Negara ini adalah anggota dari Asia Pacific Economic Cooperation (APEC),
Latin American Integration Association (LAIA), dan North American Free
Trade Agreement (NAFTA).
Situasi iklim bisnis di Meksiko cukup menjanjikan dengan tingkat inflasi 3,8%
yang memperlihatkan laju ekonomi yang segar. Sebagai negara berkembang,
tingkat pajak cukup besar dimana P&G menghabiskan kira-kira 1M USD
untuk pajak pendapatan dan 3M USD untuk pajak ekspor, namun PDB per
kapita masyarakat cukup tinggi ditunjang pertumbuhan populasi cukup tinggi
di titik 1,2 di tahun 2013. Saat ini Meksiko memegang 10% dari keseluruhan
pekerja manufaktur P&G.
Iklim bisnis yang kondusif membuat negara ini menjadi salah satu alokasi
terbesar P&G dalam berinvestasi sejak tahun 1948. Perusahaan ini telah

memiliki 8 pabrik manufaktur dan 2 pusat distribusi di Meksiko, dan


memperkerjakan 7.000 karyawan. Pada tahun 2011 P&G menghabiskan 250
juta USD untuk membangun pabrik manufaktur di pusat Meksiko untuik
memproduksi merek Gillette yang telah menambah 2.500 lapangan kerja bagi
masyarakat.

China
Sistem pemerintahan yang digunakan di negara ini adalah komunis. Berkepala
negara seorang presiden, serta Premier sebagai kepala pemerintahan. China
memiliki sistem berbasis pasar, merupakan perubahan dari tahun 1970 dimana
pada saat itu masih menggunakan sistem perencanaan sentral. China
merupakan salah satu anggota dari Asian Pacific Economic Cooperation
(APEC).
Inflasi yang tergolong rendah yakni pada titik 2.6% membuat support pada
kebijakan moneter yang netral. Titik inflasi di bawah 3% merupakan kabar
baik bagi pasar karena kebijakan ketat mengenai moneter tidak diberlakukan,
membuat ruang lebih untuk memudahkan situasi likuiditas dan tingkat bunga.
Meskipun angka pertumbuhan populasi di China tergolong rendah, yakni 0.5%
dan memiliki tingkat pajak yang tinggi, pasar P&G di negara ini menempati
posisi terbesar nomor dua di dunia pada tahun 2013. Posisi ini merupakan 6%
dari penjualan perusahaan secara global membuat posisi China masih menjadi
target potensial.
Sebagai perusahaan pengiklan terbesar dengan budget 1,8 juta USD dua kali
dari peringkat nomor dua yakni Loreal dan merupakan kateori penghasil
produk

kemasan

terbesar

di

China,

P&G

terbukti

telah

berhasil

mengembangkan produk yang disesuaikan dengan konsumen lokal. Hal ini


didukung juga dengan keberhasilan membentuk struktur organisasi yang

memberdaakan kemampuan asli masyarakat China.


Jerman
Jerman memiliki lokasi yang strategis di wilayah dataran Eropa Utara dan
sepanjang gerbang untuk melewati lautan Baltic. Negara ini merupakan negara
maju yang menggunakan sistem tatanegara republik federal. Kepala negara
adalah Presiden dan Chancellor mengepalai pemerintahan. Sistem ekonomi
yang digunakan adalah campuran dimana memiliki kebebasan kepemilikan

swasta dan dikombinasikan denngan perencanaan ekonomi sentralisasi dan


regulasi pemerintah. Jerman anggota dari European Union.
P&G telah memasuki pasar Jerman sejak tahun 1945 karena sejak adanya
perang dunia ke dua negara ini telah menjadi pilihan terpotensial di Eropa
untuk investasi langsung dari perusahaan asal US. Hal ini dikarenakan pada
masa itu situasi pasar masih underdeveloped dibandingkan dengan negara
barat lainnya.
Dari segi penjualan, Jerman merupakan pasar terpenting di negara Eropa.
Negara maju ini telah memiliki tingkat inflasi rendah dan cenderung stabil
yakni di posisi 1,5% di tahun 2013. Namun yang membuat kondisi semakin
menarik adalah tingkat pajak yang moderat dibanding negara maju lainnya,
sebesar 49,4%. Meskipun tingkat posulasi sangat rendah, namun Jerman
memiliki tingkat PDB sangat tinggi membuatnya sangat strategis untuk target
pemasaran yang potensial dan berani untuk menghadapi risiko.
Meski perusahaan yang memiliki first moversadvantages, P&G menyadari
pentingnya untuk menyesaikan beradaptasi dengan kepentingan lokal, sebagai
contohnya pengembangan merek detergen Dash sebagai produk utama di
Jerman mengalahkan Tide (keduanya produk P&G) karena menyesuaikan
kebutuhan detergen untuk mesin cuci yang berkonsentrasi tinggi. Hingga saat
ini produk tersebut merupakan produk andalan P&G yang dipasarkan di
Jerman.
Kesimpulan
Populasi dunia yang menginjak titik 7 Milyar pada tahun 2011 membuat P&G
sebagai perusahaan global berupaya menentukan strategi penentuan pasar nya.
Selain itu, P&G juga memiliki tantangan lain dalam menghadapi
perkembangan bisnis yakni menentukan wilayah manufaktur dengan wilayah
pemasarannya. Beberapa hal yang mempengaruhi adalah budaya dan iklim
bisnis yang memiliki karakteristik masing - masing tiap negara. Untuk itu
penting untuk tingkat dereksi dalam hal perencanaan strategis yang efektif
dalam menghadapi sifat pasar global yang fluktuatif.

Anda mungkin juga menyukai